Professional Documents
Culture Documents
2) 3) 3)
Khairul Zen , Ridwan Setiamihardja , Murdaningsih H.K. ,
3)
dan Tarkus Suganda
Aktivitas Enzim Peroksidase pada Lima Genotip Cabai yang Mempunyai Ketahanan Berbeda 99
dian dimasukkan ke dalam polybag. nya dengan spektrofotometer pada pan-
Pupuk anorganik diberikan pada saat jang gelombang 420 nm. Tabung kedua
tanam sebanyak 1.2 g Urea; 3.0 g ZA, berisi campuran yang terdiri dari 5.0 ml
5.0 g TSP, dan 0.8 g KCl, serta umur ekstrak enzim, 5.0 ml larutan pyrogallol
satu dan dua BST masing-masing seba- dan 5.0 ml H2O2 dengan konsentrasi
nyak 1.2 g Urea, 3 g ZA, dan 0.8 g KCl 1%, diukur absorbansinya dengan spek-
untuk setiap polybag. Agar tanaman trofotometer pada panjang gelombang
tidak kekeringan dilakukan penyiraman 420 nm dan diamati perubahan nilai
secukupnya setiap hari. Pengamtan ha- absorbansinya sampi mencapai angka
nya dilakukan terhadap aktivitas enzim konstan. Waktu yang diperlukan untuk
peroksidase. mencapai absorbansi yang konstan dica-
tat. Perubahan nilai absorbansi menun-
Pengujian aktivitas peroksidase sebagai
jukkan adanya reaksi pembentukan
berikut: (1) sepuluh gram daun cabai di-
senyawa purpurogallin dari oksidasi py-
gerus dengan mortar dalam 100 ml
rogallol oleh peroksidase dan H2O2. Pe-
aquades pada suhu 4oC sampai homo-
nentuan aktivitas enzim peroksidase di-
gen, kemudian disaring dengan kertas
lakukan berdasarkan absorbansi dari
saring. Selanjutnya filtrat disentrifus
larutan yang diperiksa dengan formulasi
pada suhu 4oC selama 15 menit pada
sebagai berikut :
4500 putaran per menit. Supernatan
yang diperoleh dipergunakan sebagai A
V =
ekstrak enzim. Ekstrak enzim disimpan txc
dalam lemari es sebelum ditentukan ak-
tivitasnya, (2) pyrogallol sebagai donor Keterangan:
hidrogen (Mahley dan Chance, 1961), V = aktivitas enzim dinyatakan sebagai unit
dibuat dengan mencampur 10.0 ml aktivitas enzim/gram sampel daun.
larutan pyrogallol 0.5 M dengan 12.5 A = selisih absorbansi sesudah dan sebelum
penambahan hidrogen peroksida
ml buffer fosfat pH 7.0. Selanjutnya
t = waktu yang diperlukan untuk peru-
campuran tersebut diencerkan dengan
bahan absorbansi
aquades sampai volume 100.0 ml. Hi- c = konsentrasi enzim dalam g berat bahan
drogen peroksida dibuat dengan men-
campur 2.0 ml H2O2 0.01 N dengan Pengamatan terhadap intensitas penya-
10.0 ml buffer fosfat 0.05 M pH 7.0. kit Antraknos dilakukan pada umur tiga,
Dengan penambahan hidrogen per- empat, lima, enam dan tujuh minggu se-
oksida, pyrogallol akan teroksidasi oleh telah tanam pada enam tanaman sampel
enzim peroksidase dan menghasilkan yang diambil secara zigzag. Intensitas
purpurogallin yang berwarna merah serangan dihitung berdasarkan Natawi-
jingga dengan reaksi: gena (1985), yaitu:
2 C6H 6O3 + 3 H 2O 2
→ I=
∑ nxv ×100%
Pyrogallol NxZ
C11 H 8 O 5 + 5H 2 O + CO 2 Keterangan:
I = intensitas serangan
Purpurogallin
n = jumlah daun dari skala contoh
(3) aktivitas enzim peroksidase diten- v = nilai skala dari setiap individu daun
tukan dengan menggunakan dua tabung. N = jumlah seluruh daun yang diamati
Tabung satu sebagai blangko berisi Z = harga numerik dari skala serangan ter-
campuran yang terdiri dari 5.0 ml eks- tinggi.
trak enzim dan 5.0 ml larutan pyro-
gallol. Campuran ini diukur absorbansi-
Aktivitas Enzim Peroksidase pada Lima Genotip Cabai yang Mempunyai Ketahanan Berbeda 101
nyata dengan genotip uji lainnya, ke- dase, tetapi juga oleh aktivitas senyawa
cuali dengan genotip KRT-I pada lainnya, seperti fitoaleksin.
pengamatan minggu ketiga dan ke-
Galston dan Davies (1970) mengatakan
empat. Genotip KRT-I juga berbeda
bahwa mekanisme tanaman menghadapi
nyata dengan genotip KRT-Shatol, Pa-
cekaman atau pelukaan karena serangan
prika, dan RS-07 setiap kali penga-
patogen adalah dengan pembentukan
matan, kecuali pada pengamatan ming-
dinding sel baru atau lapisan gabus
gu ketiga dan keempat dengan genotip
yang tidak tembus air, dan pembentuk-
KRT-Shatol. Selanjutnya genotip KRT-
an fitoaleksin melalui aktivitas enzim
Shatol berbeda nyata dengan genotip
peroksidase. Selanjutnya, mekanisme
Paprika dan RS-07, sedangkan antara
ketahanan tanaman terhadap serangan
genotip Paprika dan RS-07 berbeda
patogen juga dapat disebabkan adanya
tidak nyata.
senyawa-senyawa yang tidak mudah
Aktivitas enzim peroksidase daun pada diuraikan oleh enzim patogen yang
semua genotip uji yang terinfeksi pe- berusaha menyerang tanaman. Senya-
nyakit Antraknos lebih tinggi dibanding wa-senyawa tersebut bersifat kompleks
genotip yang tidak terinfeksi (Tabel 2). seperti pektin, protein, dan katon poli-
Namun demikian, aktivitas peroksidase valen.
yang tinggi tidak diikuti oleh pe-
Dari Tabel 2 terlihat bahwa genotip CF-
ningkatan ketahanan tanaman terhadap
03 memperlihatkan tingkat ketahanan
penyakit Antraknos. Hal ini diduga
tertinggi dibanding dengan empat geno-
karena mekanisme tanaman mengha-
tipe lainnya, peningkatan aktivitas per-
dapi cekaman atau pelukaan karena
oksidasenya lebih rendah dibanding
Tabel 2. Aktivitas enzim peroksidase pada lima genotip cabai yang tidak
terinfeksi dan yang terinfeksi penyakit Antraknos pada penga-
matan minggu kelima. Jatinangor, Sumedang. Agustus 2001 –
Februari 2002.
Tanaman tidak terinfeksi Tanaman terinfeksi
Aktivitas
Peroksidase Aktivitas
Intensitas (unit/gram Intensitas Peroksidase
serangan sampel serangan unit/gram
No. Genotip (%) daun (%) sampel daun
1. Paprika 0.00 0.010 a 25.98 a 10.20 ac
(R)
2. KRT-I 0.00 0.005 a 5.45 c 6.50 ab
(AT)
3. KRT-Shatol 0.00 0.060 a 8.38 b 6.20 ab
(AT)
4. CF-03 0.00 0.030 a 2.52 d 2.90 bc
(T)
5. RS-07 0.00 0.000 a 25.02 a 0.50 cc
(R)
Keterangan : Angka-angka selajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda
tidak nyata pada peluang 5% menurut uji jarak berganda Duncan
Aktivitas Enzim Peroksidase pada Lima Genotip Cabai yang Mempunyai Ketahanan Berbeda 103
tinggi penyebaran mozaik tidak dapat Dalam: Agribisnis Cabai. Adhi Santika
dicegah, sehingga disimpulkan bahwa (Ed.) Penebar Swadaya. Cetakan IV,
pembatasan penyebaran virus pada daun Jakarta. 1999.
yang menunjukkan reaksi tahan tidak Galston, A.W., and D.J. Davies. 1970.
terkait erat dengan aktivitas peroksidase Control Mechanisms in Plant Deve-
(van Loon, 1986). Hal yang sama lopment. Prentice-Hall, Inc. Engliword
diduga juga terjadi antara reaksi keta- Cliffs. New Jersey. 184 pp.
hanan genotipe cabai terhadap patogen Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam
Antraknos dengan aktivitas peroksidase, Penelitian Percobaan. Jilid 2. Penerbit
artinya pembatasan kerusakan Antrak- Tarsito, Bandung. 718 hal.
nos pada daun cabai yang menunjukkan Gleason, M. 1995. Antracnose and Black
reaksi tahan tidak terkait erat dengan Rots on Grapes. Departement of Plant
aktivitas peroksidase. Pathology, Iowa State University, Ames,
Iowa. P. 120
Kesimpulan dan Saran Hadden, J.F., and L.L. Black. 1988. An-
thracnose of pepper caused by Colle-
Terdapat perbedaan aktivitas peroksida- totrichum spp. in pepper. p. 189−199. In:
se antara genotip cabai yang mempu- Tomato and Pepper Production in Tro-
nyai ketahanan berbeda terhadap penya- pics. Proceeding of The International
kit Antraknos setelah terjadi infeksi. Symposium on Integrated Management
Aktivitas enzim peroksidase pada geno- Practises. AVRDC, Taiwan. 21−26
tip yang terinfeksi lebih tinggi diban- March. 1988.
ding genotip yang tidak terinfeksi. Kadu, I.K., B.B. More, and P.G. Utikar.
1978. Field Reaction of Chilli Germ-
Tidak terdapat korelasi antara intensitas plasm to Anthracnose. Indian Phytopa-
thology (31): 378−379.
penyakit Antraknos dengan aktivitas en-
zim peroksidase. Aktivitas enzim per- Kusmenoglu, I., F.J. Muehlbauer, and K.
oksidase yang tinggi tidak berkaitan de- Kazan. 1992. Inheritance of isozyme
variation in aschochyta blight resistant
ngan intensitas penyakit yang rendah.
chickpea lines. Crop. Sci. 32: 121−127.
Aktivitas peroksidase tidak dapat dipa-
kai sebagai kriteria seleksi untuk keta- Lovrekovich, L., H. Lovrokovich, and M.A.
Stachman. 1968. The important of
hanan tanaman cabai terhadap Antrak-
peroxidase in the wild fire disease. Phy-
nos.
tophatology (58): 193−198.
Natawigena, H. 1985. Pestisida dan Kegu-
Pustaka
naannya. Armico, Bandung.
Barmawi, M. 1988. Hubungan antara Roosiana, N., A. Baihaki, R. Setiamihardja,
Ketahanan Kedelai terhadap Lalat Ka- dan M. Haeruman. 1997. Hubungan
cang (Ophiomyia phaseoli Tyron) de- antara Aktivitas Enzim peroksidase
ngan Aktivitas Peroksidase dan Penentu dengan Ketahanan Tanaman Kedelai
Pola Pewarisannya. Disertasi. Program terhadap Penyakit Karat (Phakopsora
Pascasarjana, UNPAD, Bandung (tidak pachyrhizi). Zuriat, Vol. 8, No. 1,
dipublikasi). Januari−Juli 1997.
Direktur Bina Program Tanaman Pangan. Rudarmono, 2000. Penampilan beberapa
2000. Luas Panen, Produksi, dan Rata- Genotipe Cabai Merah pada Pertanaman
rata Hasil Tanaman Pangan dan Horti- Tunggal dan Tumpangsari dengan Sing-
kultura di Indonesia. Departemen Perta- kong. Tesis S2. Program Pascasarjana,
nian, Jakarta. Universitas Padjadjaran Bandung. 90 hal.
Duriat, A.S., dan S. Sastrosiswojo. 1995. (tidak dipublikasi).
Pengendalian hama penyakit terpadu Rusli, I., A. Muchtar, E. Rusdi, dan Arya-
pada agribisnis cabai. Hal. 98−121. waita. 2000. Reaksi tanaman cabai merah
Aktivitas Enzim Peroksidase pada Lima Genotip Cabai yang Mempunyai Ketahanan Berbeda 105