You are on page 1of 9

Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258 Vol. 4, No.

1, Juni 2020

Analisis Perpindahan Panas Pada Panas Buang Kondensor Air


Conditioning Sebagai Pengering Pakaian

Taufiqur Rokhman(1,a), Sugeng(2)


(1)
Prodi Teknik Mesin D-3, Jurusan Teknik Mesin, Jurusan: Teknik ElektroUniversitas Islam 45 Bekasi
(2)
Prodi Teknik Elektro D-3. Jurusan: Teknik ElektroUniversitas Islam 45 Bekasi

Email: (a)rokhman.taufiq@gmail.com

Abstract:The potential heat wasted from AC (Air Conditioning) condensers is currently only an energy waste that
exposed to the surrounding environment. This waste heat has the potential as an energy source that can be utilized
for the drying process. If seen from the potential heat generated by a condenser that is quite large (greater than 3
times the electric power of the compressor and hot air temperature> 40 ° C), then the wasted heat is very well used
in the drying process. The purpose of this study was to determine the difference in mass of clothes before and after
drying in front of the hot air outlet condenser. Also find out how much the rate of heat transfer that occurs from
the heat of the condenser discharged into the shirt. The method applied in this research is experiment. The object
in this case is the mass weighing before and after drying. Furthermore, from the comparison of the mass of clothes
before and after the drying process, it can be seen the water content that evaporated due to the absorption of heat
from the condenser heat. In the drying process, the same clothes drying time is set for the two air conditioners.
From several exhaust heat parameters studied, through careful calculation, it is known the difference in mass of
clothes before and after drying in each condenser (AC) and the rate of heat transfer (convection) from the
condenser heat to the wet clothes. Before and after drying, the difference in the mass of shirt A is 245.3 g, smaller
than the mass difference of shirt B which is 282.7 g. The average heat transfer rate for the three setting
temperatures in AC 2 is 16.9939 W, higher than the average heat transfer rate for the three setting temperatures
at AC 1 which is only 6.5520 W.
Keywords: Condenser, Heat Transfer, Convection

Abstrak: Potensi panas terbuang dari kondensor AC (Air Conditioning) saat ini hanya menjadi limbah energi yang
terpapar ke lingkungan sekitar. Limbah panas ini berpotensi sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk
proses pengeringan. Jika dilihat dari potensi panas yang dihasilkan kondensor yang cukup besar (lebih besar 3 kali
daya listrik kompresor dan temperatur udara panas > 40°C), maka panas terbuang itu sangat baik digunakan dalam
proses pengeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui selisih massa baju sebelum dan sesudah
pengeringan di depan lubang udara panas buang kondensor. Juga mengetahui seberapa besar laju perpindahan
panas yang terjadi dari panas buang kondensor menuju ke baju. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah
eksperimen. Objek dalam hal ini baju dilakukan penimbangan massanya sebelum dan sesudah pengeringan.
Selanjutnya dari perbandingan massa baju sebelum dan setelah proses pengeringan, dapat diketahui kadar air yang
terevaporasi akibat penyerapan panas dari panas buang kondensor. Dalam proses pengeringan tersebut, ditetapkan
waktu pengeringan baju yang sama untuk kedua AC. Dari beberapa parameter panas buang yang diteliti, melalui
perhitungan teliti diketahui selisih massa baju sebelum dan sesudah pengeringan pada masing-masing kondensor
(AC) serta laju perpindahan panas (konveksi) dari panas buang kondensor ke baju basah. Sebelum dan sesudah
pengeringan, selisih massa baju A adalah 245,3 g, lebih kecil dibandingkan selisih massa baju B yakni 282,7 g.
Nilai Laju perpindahan panas rata-rata untuk ketiga temperatur setting pada AC 2 adalah 16,9939 W, lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai laju perpindahan panas rata-rata untuk ketiga temperatur setting pada AC 1 yakni hanya
sebesar 6,5520 W.

Kata Kunci: Kondensor, Perpindahan Panas, Konveksi

15
Taufiqur Rokhman : Analisis Perpindahan Panas Pada Panas Buang Kondensor Air Conditioning Sebagai
Pengering Pakaian
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258

PENDAHULUAN benar kering dan nyaman saat dikenakan


dengan asumsi pemerasan awal maksimal
Potensi panas terbuang dari kondensor sebelum baju dibentangkan?
AC (Air Conditioning) saat ini hanya menjadi 3. Adakah pengaruh jumlah panas buang
limbah energi yang terpapar ke lingkungan kondensor yang dihasilkan terhadap
sekitar. Limbah panas ini berpotensi sebagai performa AC?
sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk
proses pengeringan. Jika dilihat dari potensi Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
panas yang dihasilkan kondensor yang cukup
besar (lebih besar 3 kali daya listrik kompresor 1. Pengaturan temperatur AC dilakukan pada
dan temperatur udara panas > 40°C)[5], maka tingkat kedinginan paling
panas terbuang itu sangat baik digunakan rendah.
dalam proses pengeringan. Panas buang dari 2. Pengurangan kadar air pada baju yang
kondensor dalam penelitian ini dimanfaatkan basah yang dilakukan dengan cara diperas
untuk mengeringkan baju basah di saat cuaca sebelum baju dibentangkan adalah
tidak memungkinkan untuk mengeringkan di memastikan dengan benar hingga tidak
bawah panas sinar matahari. Pengeringan ada air yang mengalir kecuali sedikit.
merupakan proses penurunan kadar air bahan
sampai mencapai kadar air tertentu hingga nol. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Dalam penelitian ini, pengeringan baju
dilakukan apa adanya yaitu temperatur udara 1. Mengetahui selisih massa baju sebelum
pengering tidak dikondisikan seperti pada dan sesudah pengeringan di depan lubang
pengeringan alami. Demikian juga dengan udara panas buang kondensor
aliran udara yang ditiupkan oleh fan 2. Mengetahui seberapa besar laju
kondensor dialirkan tanpa memberikan perpindahan panas yang terjadi dari panas
hambatan berarti. buang kondensor menuju ke baju.
Oleh karena itu, mengingat iklim di
Indonesia yang terdiri dari 2 musim, dan TINJAUAN PUSTAKA
temperatur udara sekitar yang semakin
meningkat meskipun pada musim penghujan Perpindahan Panas Konveksi
sehingga menjadikan banyak rumah tangga Definisi konveksi
yang memasang AC, maka peneliti sangat
tertarik untuk meneliti sejauh mana panas Konveksi untuk menunjukkan pada
buang kondensor AC dapat dimanfaatkan perpindahan panas yang akan terjadi antara
dalam pengeringan baju basah disaat cuaca permukaan dan fluida yang bergerak ketika
tidak mendukung untuk menjemur baju. mereka berada pada perbedaan temperatur.
Perpindahan panas konveksi terdiri dari dua
Perumusan masalah dari penelitian ini mekanisme yaitu perpindahan energi sebagai
adalah: akibat dari pergerakan molekular acak dan ada
juga energi yang dipindahkan oleh pergerakan
1. Seberapa besar laju perpindahan panas secara microskopis dari fluida. Perpindahan
yang terjadi dari panas buang kondensor panas konveksi yang terjadi antara fluida yang
menuju ke baju? bergerak dan batas permukaan, ketika
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan keduanya berada pada temperatur yang
dalam pengeringan baju sampai benar-

16
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258 Vol. 4, No. 1, Juni 2020

berbeda. Perhatikan pada aliran fluida di atas perpindahan panas. Adapun koefisien
permukaan yang dipanaskan ditunjukkan pada perpindahan panas tergantung pada geometri
Gambar 1 [6] permukaan, cara dari pergerakan fluida dan
sejumlah dari sifat termodinamika dan
transport dari fluida.[6]

Pengertian Konveksi Paksa

Konveksi paksa adalah perpindahan


panas yang mana dialirannya tersebut berasal
Gambar 1. Pengembangan Lapisan Batas Dalam
dari luar, seperti dari blower atau kran dan
Perpindahan Panas Konveksi[6] pompa. Konveksi paksa dalam pipa
merupakan persoalan
Menurut keadaan alirannya perpindahan konveksi untuk aliran dalam atau
perpindahan panas secara konveksi yang disebut dengan internal flow. Adapun
dikategorikan menjadi dua yaitu: aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida
yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga
1. Konveksi bebas yang mana aliran fluida lapisan batas tidak dapat berkembang secara
disebabkan oleh adanya variasi masa jenis bebas seperti halnya pada aliran luar[6]
yang selalu diikuti dengan adanya
perbedaan temperatur dalam fluida. Kalor yang dibuang di Kondensor (Q)
2. Konveksi paksa yang mana aliran
disebabkan oleh beberapa cara yang Kalor yang dibuang oleh refrigeran di
berasal dari luar. Misalnya dari fan, kondensor sama dengan kalor yang diserap
pompa, ataupun tiupan angin. oleh refrigeran di evaporator ditambah dengan
kalor yang setara dengan kerja kompresi di
Perpindahan panas konveksi sebagai kompresor. Kalor yang dibuang kondensor
perpindahan energi terjadi dalam fluida akibat equivalen dengan kalor yang digunakan untuk
dari efek kombinasi dari konduksi dan memanaskan objek (pelat) yang terkena
pergerakan kasar fluida. Adapun energi yang langsung paparan fluidanya (udara panas
dipindahkan adalah energi dalam fluida. buang kondensor) [6].
Begitu pula dengan konveksi sebagai
pertukaran panas latent yang dihubungkan 𝑄 = ℎ . 𝐴 . ∆𝑇 (1)
dengan perubahan fase antara keadaan cairan 𝑄 = ℎ . 𝐴 . (𝑇∞ − 𝑇𝑠) ) (2)
dan uap fluida. Dimana:
Dengan memperhatikan kondisi aliran 𝑄 = Laju perpindahan panas konveksi (W)
fluida tanpa melihat cara perpindahan panas A = Luas penampang perpindahan panas
konveksi persamaan laju dinyatakan dalam (m2). Dalam hal ini, luas penampang
bentuk : q’’ = h (Ts – T∞) dimana q’’, flux perpindahan panas konveksi adalah
panas konveksi (W/m2) adalah berbanding luas lingkaran pada lubang keluar
lurus dengan perbedaan temperatur antara udara buang kondensor
permukaan dan fluida untuk masing-masing ΔT = Selisih Temperatur fluida terhadap
Ts dan T∞ (temperatur). Sedangkan h adalah temperatur permukaan benda padat
koefisien konveksi lokal atau koefisien (oC)

17
Taufiqur Rokhman : Analisis Perpindahan Panas Pada Panas Buang Kondensor Air Conditioning Sebagai
Pengering Pakaian
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258

T∞ = Temperatur fluida (oC) Bahan, Variabel, dan Alat Penelitian


Ts = Temperatur permukaan baju (oC)
h = Koefisien perpindahan panas konveksi Bahan yang digunakan dalam penelitian
(W/m2 oC) ini adalah:

Perhitungan koefisien konveksi (h) 1. Dua buah baju yang sama model, ukuran,
bahan dan warnanya.
𝑘
ℎ = 0,664 𝑥 𝐿 𝑅𝑒𝐿 0,5 𝑃𝑟 0,333 (3) 2. Hanger/gantungan baju.
Dimana: 3. Dua buah Air Conditioning masing-
k = Konduktivitas termal (W/m oC) masing 1 PK
L = Panjang pelat (m)
Re = Bilangan Reynold Adapun alat-alat yang digunakan di
Pr = Bilangan Prandtl dalam penelitian tersaji pada Tabel 1.

𝑉𝐿 Tabel 1. Alat Penelitian


𝑅𝑒 = (4)
𝜇
No Alat Fungsi
Dimana: 1 Termometer Mengukur temperatur objek
Infrared
v = Kecepatan fluida (m/s), 2 Anemomeer Mengukur kecepatan hembusan
L = Panjang pelat (m) Digital udara dari fan kondensor
µ = Viskositas Kinematis (m²/s) 3 Timbangan Menimbang massa objek
digital
Nilai-nilai seperti k, 4 Timer Mencatat waktu pengeringan
5 Meteran Mengukur diameter lubang
µ dan Pr diperoleh berdasarkan temperatur kondensor
film yang merupakan rata-rata dari temperatur
pelat (objek yang didinginkan) dan temperatur Tahapan Analisis Data
udara.[4]
Langkah-langkah penelitian ini secara
METODE PENELITIAN lebih jelas dapat digambarkan dalam sebuah
diagram alir (flowchart) pada Gambar 8.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Tahapan-tahapan percobaan:
Penelitian ini diawali dengan tahapan-
tahapan desain, verifikasi dan akuisisi data, 1. Mempersiapkan alat dan bahan
serta pengujian sistem. Semua tahapan 2. Menghidupkan dua buah AC dengan
tersebut dilakukan di rumah peneliti dan di pengaturan temperatur yang sama.
wokshop di lingkungan Fakultas Teknik
UNISMA Bekasi.

Gambar 2. Pengaturan temperatur ruangan

18
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258 Vol. 4, No. 1, Juni 2020

3. Menimbang massa dua buah baju dan


mencatatnya.
4. Mencelupkan dua baju ke dalam air
dan kemudian memerasnya.
5. Menimbang massa dua baju setelah
pencelupan dan pemerasan dan
memastikan massa dua baju setelah
pencelupan dan pemerasan adalah Gambar 4. Proses pengeringan baju di depan
sama. Jika belum sama, maka lubang udara panas buang kondensor
kondisikan agar berat kedua baju 7. Menunggu selama 2 jam.
menjadi sama dengan satu diantara dua 8. Mengukur dan mencatat temperatur
cara atau dua cara sekaligus yakni dan kecepatan udara panas buang
mencelupkan dan/atau memeras kondensor pada masing-masing AC
kemudian menimbangnya hingga menggunakan termometer dan
kedua massa baju menjadi sama. anemometer digital.

Gambar 3. Penimbangan massa dua buah baju


setelah pencelupan dan pemerasan Gambar 5. Pengukuran Temperatur udara panas
(kiri = baju A, kanan = baju B buang kondensor pada masing-masing
(ditandai) AC (kiri = kondensor 1, kanan =
kondensor 2)
6. Menggantungkan dua baju tersebut di
depan lubang kondensor yang mana
AC sudah dihidupkan satu jam
sebelumnya. (Keterangan:
pengeringan ini dilakukan pada waktu
malam hari untuk memastikan proses
pengeringan dilakukan dengan
penyerapan panas buang kondensor
tanpa ada pengaruh sedikitpun dari Gambar 6. Pengukuran kecepatan udara panas
sinar atau panas matahari). buang kondensor pada masing-masing
kondensor (kiri = kondensor 1, kanan =
kondensor 2)

9. Menimbang kembali dua buah baju


setelah proses pengeringan selama 2
jam.

19
Taufiqur Rokhman : Analisis Perpindahan Panas Pada Panas Buang Kondensor Air Conditioning Sebagai
Pengering Pakaian
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Hasil Selisih Massa Dua Baju Sebelum


dan Sesudah Proses Pengeringan Oleh
Panas Buang Kondensor

Dari tiga kali percobaan dan


Gambar 7. Penimbangan kembali dua buah baju
setelah proses pengeringan setelah 2
pengukuran pada objek dua buah baju yang
jam dicelupkan ke dalam air dan diperas dan
kemudian dilakukan penimbangan sebelum
10. Menghitung selisih massa untuk dan sesudah proses pengeringan di depan
masing-masing baju sebelum dan masing-masing lubang kondensor, maka
sesudah proses pengeringan. diperoleh data teknis yang ditabulasikan pada
11. Mengulang kesepuluh tahapan- Tabel 2.
tahapan diatas pada hari yang lain pada
waktu atau jam yang sama hingga hari Tabel 2. Selisih massa baju sebelum dan sesudah proses
ketiga. pengeringan selama waktu 2 jam untuk
masing-masing baju dan masing-masing AC
Mulai
Setti Tem Massa baju A Tem Massa Baju B
ng perat (g) Se perat (g) Se
temp ur lis ur lis
Studi Perc eratu udar Sebe Sesu ih udar Sebe Sesu ih
oba r a lum dah m a lum dah m
an pend kond Peng Peng as kond Peng Peng as
ingin enso ering ering sa enso ering ering sa
an r1 an an (g) r2 an an (g)
Persiapan alat dan bahan (oC) (oC) (oC)
I 19 32 415 193 22 45 415 156 25
2 9
Pengukuran: II 18 33 434 181 25 43 434 153 28
3 1
a) Massa baju awal (basah) [kg] III 17 35 472 211 26 45 472 164 30
b) Massa baju akhir (kering) [kg] 1 8
c) Lama waktu pengeringan [s] Rata-rata 24 Rata-rata 28
d) Temperatur ruangan yang dikondisikan (oC)
e) Temperatur panas buang kondensor pada pada
masing-masing temperatur setting. [oC] Dari Tabel 2 terlihat jelas bahwa selisih
f) Kecepatan udara panas buang kondensor [m/s] massa baju A sebelum dan sesudah
pengeringan adalah 245,3 g, lebih kecil
Perhitungan dan Pengolahan Data: dibandingkan selisih massa baju B sebelum
a) Selisih massa baju (sebelum dan setelah dan sesudah pengeringan yakni sebesar 282,7
pengeringan) [kg] g.
b) Laju Perpindahan panas [W]
Data Hasil Pengukuran Variabel Laju
Analisis Perpindahan Panas

Kesimpulan Proses pengeringan baju di depan


lubang kondensor berlangsung secara
Selesai konveksi, yakni gas panas buang kondensor
yang memiliki temperatur infinity yang sering
Gambar 8. Diagram Alir Penelitian dinotasikan dengan T∞ dihembuskan
(dialirkan) melewati dan mengenai permukaan

20
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258 Vol. 4, No. 1, Juni 2020

benda padat (baju) yang memiliki temperatur Tabel 4. Nilai Laju Perpindahan Panas (Q) Untuk
permukaan yang dinotasikan dengan Ts . Ketiga Temperatur Setting dan Kedua AC

Notasi dan variabel laju perpindahan panas: Temperatur Laju Perpindahan


Setting Panas (Q) [W]
[oC]
1. Diameter lubang udara buang kondensor 1 AC 1 AC 2
= D1 19 4,7502 16,7610
2. Diameter lubang udara buang kondensor 2 18 6,0392 15,8599
= D2 17 8,8667 18,3608
3. Temperature fluida (udara buang) rata-rata 6,5520 16,9939
kendensor 1 = T∞1
4. Temperatur fluida (udara buang) kendensor Grafik Nilai Laju Perpindahan Panas Pada
Kedua Udara Panas Buang Kondensor AC 1
2 = T∞2 dan AC 2

Laju Perpindahan Panas (W)


5. Temperatur permukaan/baju A = TsA
6. Temperatur permukaan/baju B = TsB 20.0000 Laju Perpindahan Panas
15.0000 (Q) [W] AC 1
7. Kecepatan udara panas buang kondensor = 10.0000 Laju Perpindahan Panas
V 5.0000
(Q) [W] AC 2

0.0000
16 17 18 19 20
Tabel 3. Data Pengukuran Variabel Laju Perpindahan
Temperatur Setting (oC)
Panas
Gambar 9 Grafik Nilai Laju Perpindahan Panas Pada
Temperatur AC 1 AC 2 Kedua Udara Panas Buang Kondensor AC
setting
(remote)
1 dan AC 2
D1 T∞1 TsA V1 D2 T∞2 TsB V2
(m) (oC) (oC) (m/s) (m) (oC) (oC) (m/s)

19 oC 32 28 2,9 45 28 2,0
Pembahasan dan Analisis

18 oC 0,75 33 28 3,0 0,75 43 28 2,3 Berdasarkan Gambar 9 terlihat jelas


bahwa AC 2 memiliki nilai laju perpindahan
17 oC 35 28 3,3 45 28 2,4 panas yang lebih besar untuk ketiga
temperatur setting dibandingkan dengan AC 1.
Nilai laju perpindahan panas rata-rata untuk
Perhitungan Laju Perpindahan Panas ketiga temperatur setting pada AC 2 adalah
(Jumlah Panas Yang Ditransfer dari Udara 16,9939 W, lebih tinggi dibandingkan dengan
Panas Buang Kondensor ke Baju) nilai laju perpindahan panas rata-rata untuk
ketiga temperatur setting pada AC 1 yakni
Berdasarkan perhitungan dengan hanya sebesar 6,5520 W. Hal inilah yang
persamaan laju perhitungan panas (persamaan menjadikan selisih massa baju sebelum dan
(1) sampai persamaan (4)) pada masing- setelah pengeringan di depan lubang udara
masing AC dan temperatur setting, diperoleh panas buang kondensor untuk baju B (di
hasil perhitungan laju perpindahan panas kondensor 1) lebih besar dibandingkan dengan
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4. baju A. Dimana, dari hasil penimbangan
kedua baju sebelum dan setelah pengeringan
diperoleh nilai selisih rata-rata massa 282,7 g
untuk baju B (kondensor1) dan 245,3 g untuk
baju A (kondensor1). Dari penimbangan

21
Taufiqur Rokhman : Analisis Perpindahan Panas Pada Panas Buang Kondensor Air Conditioning Sebagai
Pengering Pakaian
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258

massa baju sebelum dan sesudah proses pada AC 2 adalah 16,9939 W, lebih tinggi
pengeringan dan perhitungan laju perpindahan dibandingkan dengan nilai laju
panas dari udara panas buang kondensor, perpindahan panas rata-rata untuk ketiga
maka diketahui perbedaan kualitas temperatur setting pada AC 1 yakni hanya
pendinginan dari kedua AC tersebut, karena sebesar 6,5520 W.
kualitas pendinginan ruangan dapat diketahui
dari seberapa besar panas buang kondensor SARAN
yang equivalen dengan panas di dalam
ruangan yang dikondisikan yang diserap oleh Beberapa saran yang dapat kami berikan
freon di evaporator. Adanya perbedaan untuk pengembangan penelitian ini adalah
kualitas pendinginan kedua AC tersebut dapat 1) Perlu ditambahkan perhitungan
disebabkan karena beberapa faktor, di Coefficient of Performance (COP) untuk
antaranya adalah sebagai berikut: mengetahui kepastian nilai unjuk kerja
kedua AC yang merupakan indikator
1. Perbedaan kadar freon yang mengisi kualitas pendinginan kedua AC.
sistem pendingin 2) Baju yang digunakan sebagai obyek
2. Tingkat kebersihan selubung tube penelitian ada baiknya tercover
(pipa) perpindahan panas (pipa seluruhnya dalam luas lingkaran dari
evaporator)[2] lubang udara buang kondensor.

Pada penelitian sebelumnya, objek


(kacang tanah) membutuhkan waktu 6 jam UCAPAN TERIMA KASIH
untuk pengeringannya hingga kadar air
mencapai 8,4% dari kadar air sebelumnya Kami ucapkan terima kasih kepada LPPM
40%. Adapun pada penelitian ini, objek dalam Unisma Bekasi yang telah mendukung dan
hal ini baju cukup membutuhkan waktu 2 jam mendanai penelitian ini. Demikian pula
untuk pengeringannya hingga kadar air tak kepada pengelola jurnal yang menerima jurnal
lebih dari 3%. kami.

KESIMPULAN 1 DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan uraian dan pembahasan, [1] Arora, C. P., Refrigeration and Air
maka dapat diambil kesimpulan untuk Conditioning, 2nd ed. Singapore,
penelitian ini adalah: McGraw-Hill Inc., 2001
1) Selisih massa baju A sebelum dan [2] Dincer, Ibrahim, Refrigeration System
sesudah pengeringan adalah 245,3 gram, and Applications, 2nd ed. UK , Wiley,
lebih kecil dibandingkan selisih massa 2010
baju B sebelum dan sesudah pengeringan [3] Holman, J.P and Jasfi, E., Perpindahan
yakni sebesar 282,7 gram. Kalor, Jakarta, Erlangga, , 1995
2) Air Conditioning (AC) 2 memiliki nilai [4] Kothandaraman, C.P, Fundamental of
laju perpindahan panas yang lebih besar Heat and Mass Transfer, 3th ed. New
untuk ketiga temperatur setting Delhi, New Age International
dibandingkan dengan Air Conditioning Publishers, 2006
(AC) 1. Nilai Laju perpindahan panas [5] Sonawan, H., and Yandra, N,
rata-rata untuk ketiga temperatur setting Pemanfaatan Panas Kondensor AC

22
Jurnal Migasian / e-issn: 2615-6695 , p-issn: 2580-5258 Vol. 4, No. 1, Juni 2020

untuk Proses Pengeringan Kacang


Tanah, researchgate, 2018.
[6] Waludjojati, A, Perpindahan Panas
Konveksi Panas, Semarang, Jurnal
Momentum, 2006

23

You might also like