Professional Documents
Culture Documents
Pharmacon Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Pt. Unggul Jaya Cipta Usaha Manado
Pharmacon Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Pt. Unggul Jaya Cipta Usaha Manado
ABSTRACT
Drug management is one of the supporters in health services, where the storage stage is very
important in the management of medicines to maintain the quality of medicines and must meet the
technical guidelines on the way of good drug distribution in accordance with the Regulation of the Head
of National Agency of Drug and Food Control of the Republic of Indonesia Year 2012 This study aims to
evaluate the storage and distribution of drugs in PT. Unggul Jaya Cipta Usaha Manado using descriptive
observational method and evaluation with prospective data collection technique by doing observation on
every activity of storage and distribution of drugs, interview and data management. The results showed
that the system of storage and distribution of drugs in PT. Unggul Jaya Cipta Usaha most have been in
accordance with the Way of Distribution of Good Drugs but must pay more attention to things that have
not fully meet the requirements in the process of storage and distribution of drugs namely the condition of
the drug reserve room, the procedure of labeling the name of the drug on the storage rack, the means of
destruction of drugs expired, As well as the distribution of drugs whether export or import, this is done in
order to improve the quality of pharmaceutical services.
ABSTRAK
Pengelolaan obat merupakan salah satu pendukung dalam pelayanan kesehatan, dimana tahap
penyimpanan merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan obat untuk memelihara mutu obat-
obatan dan harus memenuhi pedoman teknis cara distribusi obat yang baik sesuai dengan Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi penyimpanan dan pendistribusian obat di PT. Unggul Jaya Cipta Usaha Manado
dengan menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi dengan teknik
pengumpulan data secara prospektif dengan melakukan observasi pada setiap kegiatan penyimpanan dan
pendistribusian obat, wawancara dan pengelolaan data. Hasil Penelitian menunjukan bahwa sistem
penyimpanan dan pendistribusian obat di PT. Unggul Jaya Cipta Usaha sebagian besar telah sesuai dengan
Cara Distribusi Obat Yang Baik. Namun harus lebih memperhatikan hal-hal yang belum sepenuhnya
memenuhi persyaratan dalam proses penyimpanan dan pendistribusian obat yakni kondisi ruangan
penyimpana obat, tata cara pelabelan nama obat pada rak penyimpanan, sarana pemusnahan obat
kedaluarsa, serta pendistribusian obat baik ekspor atau impor, hal ini dilakukan guna untuk meningkatkan
kualitas pelayanan farmasi.
137
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
138
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
Tabel 1. Evaluasi Kondisi Ruangan dan Fasilitas pada Gudang Penyimpanan Obat serta Prosedur
Penyimpanan Obat di PT. Unggul Jaya Cipta Usaha berdasarkan Dirjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Republik Indonesia (2010).
Hasil
Variabel Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
No
Gudang penyimpanan Obat terpisah dari
1.
ruang pelayanan atau Apotek PBF.
Gudang cukup besar untuk penyimpanan
2. semua persediaan oba dan aman untuk
pergerakan petugas.
Tempat ruang penyimpanan obat yang
3.
terpisah dengan alat kesehatan
139
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
140
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
Berdasarkan hasil penelitian diatas dan pencahayaan alami pada siang hari
dapat diketahui bahwa tempat/gudang dimana cahaya dapat masuk melalui jendela
penyimpanan merupakan salah satu sarana kaca. Gudang juga memiliki jendela yang
yang mendukung kegiatan penyimpanan dan diberikan teralis besi sehingga membantu
pendistribusian obat di PT. Unggul Jaya meningkatkan sistem keamanan. Menurut
Cipta Usaha. Dari hasil observasi gudang Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
terdiri dari beberapa ruangan dengan luas Kesehatan (2010), sarana pengamanan
sebesar 9x16 m2. Luas gudang penyimpanan gedung sangat penting dimiliki oleh instalasi
obat di PT. Unggul Jaya Cipta Usaha sudah farmasi untuk menjaga obat dari pencurian
mencukupi kebutuhan untuk penyimpanan dan bahaya kebakaran. Untuk jenis dan
obat. Berdasarkan Dirjen Bina Kefarmasian jumlah teralis disesuaikan dengan bentuk
dan Alat Kesehatan (2010) menyebutkan bangunan termasuk pintu, jendela dan plafon
bahwa sarana gudang minimal berukuran dengan spesifikasi terbuat dari bahan besi
3x4 m2. dengan keterbalan 12 mm.
Berdasarkan hasil penelitian juga Lantai gudang penyimpanan ditegel
diketahui bahwa kondisi tempat/gudang dan diberikan alas papan (pallet). Menurut
penyimpanan obat dalam keadaan kering Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
atau tidak terlalu lembab. Gudang tidak Kesehatan (2010), penggunaan pallet akan
memiliki ventilasi udara karena dapat meningkatkan sirkulasi udara dan
menggunakan sistem penghawaan buatan / pemindahan obat. Penggunaan pallet
AC. Sistem pencahayaan ruangan memberikan keuntungan: (1) sirkulasi udara
menggunakan pencahayaan buatan / lampu dari bawah dan perlindungan terhadap
141
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
banjir, serangan serangga (rayap); (2) kemasan obat. Petugas gudang secara
melindungi sediaan dari kelembapan; (3) berkala memeriksa suhu ruangan memakai
memudahkan penanganan stok; (4) dapat alat termohigrometer yang sudah tersedia di
menampung obat lebih banyak; (5) pallet ruang penyimpanan, untuk mengontrol udara
lebih murah dari pada rak. yang ada diruangan agar tidak terlalu panas
Pintu gudang penyimpanan juga dan juga tidak terlalu dingin sehingga
diberikan kunci ganda, hal ini untuk stabilitas obat tetap terjaga.
meningkatkan keamanan gudang. Terdapat Sarana lain yang sudah tersedia
pula alat pengukur suhu ruangan untuk menunjang pekerjaan berupa
(termohigrometer) di dinding gudang yang komputer, printer, telepon dan faximili.
terkalibrasi dan dilakukan pencatatan dua Namun masih ada beberapa sarana yang
kali sehari. Tidak terdapat lemari masih perlu perbaiki yaitu, kurangnya
penyimpanan obat narkotika dan ketersediaan rak dan pallet obat mengingat
psikotropika karena PT. Unggul Jaya Cipta karena banyaknya jumlah obat yang akan
Usaha tidak mendistribusikan obat-obat jenis disimpan. Akibatnya penyusunan obat-
narkotika dan psikotropika. obatan yang diletakan pada tempatnya tidak
Kondisi penyimpanan obat di gudang rapi, hal ini menyulitkan petugas gudang
penyimpanan obat dilakukan dengan cara untuk mengkordinir obat-obat yang
obat diletakkan di rak penyimpanan obat dan disimpan. Dengan makin beragamnya item
disimpan di tempat yang kering. Tidak dan meningkatnya jumlah obat maka gudang
terdapat lemari pendingin (kulkas) untuk membutuhkan rak dan pallet yang lebih
obat-obatan cold chain, tidak ada tempat banyak untuk tempat penyimpanan.
penyimpanan khusus untuk obat-obat jenis Walapun sarana dan prasarana gudang sudah
supositoria, insulin dan lain-lain karena PT. memenuhi standar, tetapi masih perlu
Unggul Jaya Cipta Usaha tidak dilakukan penambahan karena mengingat
mendistribusikan obat-obat tersebut. Wadah jumlah obat yang hampir mencapai 1000
penyimpanan obat selalu tertutup rapat dan item.
terdapat pengering pada wadah Prasarana lain yang tersedia di
tablet/kapsul. Atap tempat/gudang gudang obat PT. Unggul Jaya Cipta Usaha
penyimpanan obat maupun atap gedung adalah lemari untuk obat yang sudah rusak
kantor tidak bocor. atau kadaluarsa. Hal ini dapat mencegah
Gudang penyimpanan obat obat yang sudah rusak atau obat yang
menggunakan AC sebagai pendingin kadaluarsa bercampur dengan obat yang
ruangan belum kadaluarsa dan obat yang masih
sehingga suhu didalam ruang dalam kondisi baik, hal ini juga dapat
penyimpanan memenuhi standar suhu pada mengurangi resiko penyalahgunaan obat.
142
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
Tabel 2. Tabel Prosedur Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Penyimpanan Obat PT.Unggul
Jaya Cipta Usaha berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 58
Tahun 2014.
Hasil
No Variabel Evaluasi Keterangan
Ya Tidak
Penyimpanan obat disimpan dalam
1. gudang/ ruangan khusus untuk obat,
tidak dicampur dengan peralatan lain
Obat diletakan diatas rak/ lemari
2.
penyimpanan
143
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
Dari hasil penelitian ini juga dapat walaupun barang tersebut datangnya
diketahui bahwa prosedur sistem belakangan.
penyimpanan, penyusunan obat pada Obat dalam kemasan besar disusun di
tempat/gudang penyimpanan obat pada PT. atas pallet secara rapi dan teratur, sedangkan
Unggul Jaya Cipta Usaha sudah berdasarkan obat kemasan kecil dan jumlahnya sedikit
abjad/nomor bacth dan penggolongan obat disimpan dalam rak dan dipisahkan antara
sudah berdasarkan jenis, bentuk sediaan. obat dalam dan obat untuk pemakaian luar,
Demikian juga dengan obat Look Alike dengan memperlihatkan keseragaman nomor
Sound Alike (LASA) atau penampilan dan batch. Berdasarkan Dirjen Bina Kefarmasian
penamaan mirip tidak ditempatkan dan Alat Kesehatan (2010) menyebutkan
berdekatan dan diberi penandaan khusus bahwa, penyusunan stok obat digunakan
dengan menempatkan salah satu obat yang untuk memudahkan pengendalian stok obat.
bukan LASA ditengah, diantara obat LASA. Dalam penyimpanan obat suhu
Hal ini untuk menghindari terjadinya didalam ruangan diukur dengan
kesalahan dalam pengambilan obat dan menggunakan termohigrometer dan selalu
menghindari penyalahgunaan obat. dilakukan pengecekan secara berkala, yaitu
Sistem penataan obat di gudang pada pagi hari pukul 08.00 WITA dan sore
penyimpanan obat PT. Unggul Jaya Cipta hari pada pukul 15.00 WITA. Suhu didalam
Usaha menggunakan gabungan antara ruang penyimpanan obat yaitu berkisar
metode FIFO dan FEFO. Metode FIFO antara 25º-30º C dan untuk obat injeksi
(First in First Out), yaitu obat-obatan yang 20ºC-25º C
baru masuk diletakkan di belakang obat
yang terdahulu, sedangkan metode FEFO Pendistribusian Obat
(first expired first out) dengan cara Berdasarkan peraturan Kepala Badan
menempatkan obat-obatan yang mempunyai Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor
ED (expired date) lebih lama diletakkan di HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang
belakang obat-obatan yang mempunyai ED Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang
lebih pendek. Proses penyimpanannya Baik (CDOB). Sistem pendistribusian obat
memprioritaskan metode FEFO, kemudian di PT.Unggul Jaya Cipta Usaha Manado
dilakukan metode FIFO. Barang yang ED- dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
nya paling dekat diletakkan di depan
144
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
pemusnahan Obat
5. Pengambilan
6. Pengemasan
7. Pengiriman
PT.Ungguljaya belum
8. Ekpor dan Impor
melakukan ekspor dan impor
3. Pemisahan Obat
Berdasarkan tabel hasil penelitian dapat Setelah obat yang diterima oleh kepala
diketahui bahwa proses distribusian obat di logistik, obat langsung dipisahkan sesuai
PT.Unggul Jaya Cipta Usaha sudah sesuai jenisnya dan diberi label yang jelas.
dengan CDOB, hal ini dapat dijabarkan Sedangkan obat yang sudah rusak atau
sebagai berikut : kadaluwarsa diletakkan di lemari khusus
1. Penerimaan penyimpanan obat rusak dan kadaluwarsa.
Obat yang masuk diterima langsung 4. Pemusnahan Obat
oleh apoteker penanggung jawab dengan Pemusnahan dilaksanakan terhadap
menggunakan berita acara penerimaan obat-obat yang telah kadaluwarsa dalam
barang. Faktur pemesanan obat yang kurun waktu 3-4 tahun. Sebelum dilakukan
diterima, dicocokan kembali dari segi jenis pemusnahan, obat-obat yang telah
obat, jumlah obat, nomor batch, tanggal kadaluwarsa di kumpulkan dan dibuatkan
kadaluarsa, bentuk obat dan kerusakan obat. laporannya. Dari laporan tersebut
Setelah sesuai, obat dan alat kesehatan yang dimintakan persetujuan pemusnahan kepada
diterima dimasukan kedalam gudang kepala gudang. Namun pada PT. Unggul
penyimpanan. Untuk faktur pemesanan Jaya Cipta Usaha sampai saat ini belum
ditanda tangani oleh apoterker penanggung pernah melakukan pemusnahan obat.
jawab dan di cap perusahaan. 5. Pengambilan
2. Penyimpanan Apoteker melakukan pengambilan obat
Obat yang dipesan, setelah diterima oleh sesuai dengan surat pesanan dari apotek dan
apoteker penanggung jawab, dimasukan rumah sakit . Apoteker harus memastikan
kedalam gudang obat dengan melampirkan bahwa obat yang diambil harus memiliki
berita acara dan catatan penerimaan obat masa simpan yang cukup sebelum
kebagian logistic (kepala gudang). Kepala kedaluwarsa dan berdasarkan FEFO. Nomor
logistic menerima obat kemudian dicocokan batch obat harus dicatat, kemudian
obat yang diterima dengan berita acara dan dibuatkan fakturnya.
catatan penerimaan barang. Setelah sesuai 6. Pengemasan
obat-obatan tersebut disimpan dalam PT. Unggul Jaya Cipta Usaha
gudang obat berdasarkan principal dan melakukan pengemasan obat berdasarkan
nama perusahaan. Obat tersebut diletakan bentuk/sediaan untuk obat yang jenisnya
diatas pallet/rak dan diatur berdasarkan sedikit. PT. Unggul Jaya Cipta Usaha juga
sistem FIFO dan FEFO. melakukan pengemasan untuk pengiriman
145
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493
ke apotek atau rumah sakit oleh pengantar Unggul Jaya Cipta Usaha melakukan
barang untuk menjaga keamanan barang dari pengiriman barang ke apotek dan rumah
kerusakan dan pencurian. sakit dalam kota dengan menggunakan
7. Pengiriman motor dan viar, untuk luar kota pengiriman
PT. Unggul Jaya Cipta Usaha barang menggunakan mobil box.
melakukan pengiriman Obat yang sudah 8. Ekspor dan Impor
disiapkan dikemas dan diberikan kepada PT. Unggul Jaya Cipta Usaha tidak
pengantar barang, kemudian melakukan ekspor dan impor obat.
didokumentasikan di buku ekspedisi. PT.
Anonim, 2012. Pedoman Teknis Cara
KESIMPULAN Distribusi Obat Yang Baik. Kepala
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Badan Pengawas Obat dan Makanan
disimpulkan bahwa penyimpanan obat di RI Nomor HK.03.1.34.11.12.7542.
PT. Unggul Jaya Cipta Usaha Manado 80% Jakarta
telah sesuai dengan Peraturan Menteri
Anonim, 2014. Pelayanan Kefarmasian di
Kesehatan (PERMENKES) Nomor 58
Rumah Sakit. Direktorat Jendral
Tahun 2014 dan Peraturan Dirjen Bina
Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
tahun 2010. Demikian pula pendistribusian
Pakai, Jakarta
obat di PT. Unggul Jaya Cipta Usaha 80%
sudah sesuai dengan Cara Distribusi Obat Hartini I. S., 2014. Evaluasi Pelaksanaan
yang Baik tahun 2012. Cara Distribusi Obat Yang Baik Pada
Apotek Di Kecamatan Mlati
SARAN Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Disarankan kepada PT.Unggul Jaya Yogyakarta.
Cipta Usaha agar memperhatikan hal-hal
Putra A. A. P. Dan Hartini Y. S., 2012.
yang belum sepenuhnya memenuhi
Implementasi Cara Distribusi Obat
persyaratan atau prosedur-prosedur
Yang Baik Pada Pedagang Besar
penyimpanan dan pendistribusian dalam
Farmasi Di Yogyakarta. Yogyakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Somantri A.P., 2013. Evaluasi Pengelolaan
Obat Di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Materi Pelatihan
Manajemen Kefarmasian Di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota.
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
146