Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The aims of this research to find out the role of law to control the communities in terms of environmental
management, to find out the role of the traditional communities in Environmental management especially during the
economic crisis, and also find out the appropriate concept, which can be applied in the environmental management
so, it can prevent the worse environmental condition.
The used method in this research is Yuridis Normative, which was carr
ied out by observing the secondary data of
pr
imary and secondary law through literature study and interview. The data analysis was conducted by qualitative
analysis through which the results are exposed by descr iptive analysis then the conclusions are obtained by
deductive method.
The research outcome is that generally the law of the role of communities in the environmental management has
been managed in UU No. 23 of 1997 about Environmental management and the involved sectoral law. The role of
the traditional Communities in terms of the environmental management especially during the economic cr isis is very
significant that is through the traditional wisdoms, which were obtained through their empirical exper
iences.
They can create a method of the environmentally sound and the sustainable development, meanwhile the
appropriate concepts which can be applied for preventing the worse environmental conditions during the economic
cr
isis are the concept of environmentally sound and sustainable development (ESSD), the ecoefficient concept for
the natural resources exploitation, and as well as the concept ofecological responsible.
Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Fanva Rahayu)
lebih dirasakan oleh masyarakat yang rentan. 7 ayat 1 UUPLH yang memberikan kesempatan yang
Akibatnya, tiga hal yang akan terjadi, yaitu per
tama, sama dan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
dipercepat pemanfaatannya tanpa memperhitungkan Peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
keber ianjutannya. Kedua, pemotongan biaya hidup melibatkan individu, kelompok masyarakat dan
lingkungan akan meningkatkan pencemaran organisasi-organisasi lingkungan (LSM). Dalam hal ini,
lingkungan yang dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat dapat turut berperan dalam proses
masyarakat. Ketiga, pemutusan hubungan kerja yang pengambilan keputusan, seperti penilaian AMDAL,
mengakibatkan kecemburuan sosial terhadap perumusan kebijaksanaan lingkungan hidup,
masyarakat lapisan bawah, yang pada akhirnya juga mengembangkan budaya bersih lingkungan hidup,
akan meningkatkan tekanan yang lebih besar lagi penyuluhan dan bimbingan di bidang lingkungan hidup
terhadap sumberdaya alam karena harus memenuhi
serta dalam penegakan hukum.
kelangsungan hidup (survival) mereka.
Dengan telah ditegaskannya peran masyarakat
Krisis ekonomi selain dapat menimbulkan dampak dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam GBHN
negatif terhadap lingkungan seperti yang telah dan UUPLH, maka masyarakat telah mendapatkan
diuraikan di atas, juga dapat menimbulkan dampak
landasan yang kuat bagi pelaksanaan peranannya
positif karena masyarakat menjadi kreatif mencari dalam pengelolaan lingkungan hidup, karena kunci
sumber daya alternatif untuk mengantisipasi keberhasilan dalam pelestarian fungsi lingkungan ada
kelangkaan sumber daya alam akibat eksploitasi yang di tangan manusia sebagai unsur yang paling dominan
beriebihan. Oleh karena itu, peran masyarakat sangat
dalam lingkungan hidup.
menentukan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam keterkaitannya dengan peran masyarakat
Pentingnya peran masyarakat dalam pengelolaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka kita tidak
lingkungan hidup tercantum dalam GBHN yang boleh lupa dengan peran dari masyarakat adat.
merupakan arah kebijaksanaan dalam pembangunan, Kelompok masyarakat adat ini menyimpan
sebagai berikut: keterampilan yang umum dikenal sebagai kearifan
"Peran serta aktif segenap lapisan masyarakat tradisional, yang jika dikembangkan akan
dalam pembagunan harus makin meluas dan menyumbangkan peran bagi usaha pelestarian fungsi
merata, baik dalam memikul beban pembangunan lingkungan. Meskipun ciri mereka yang kosmis-magis,
maupun dalam pertanggungjawaban atas namun secara fakta membuktikan apa yang mereka
pelaksanaan pembangunan atau pun pula di lakukan melahirkan religius dalam bentuk pengelolaan
dalam menerima kembali hasil pembangunan. lingkungan yang bijak dan bertanggung jawab.
Untuk itu perlu diciptakan suasana Namun demikian, pengakuan pemerintah
kemasyarakatan yang mendukung cita-cita terhadap masyarakat adat tersebut hanya sebatas
pembangunan, serta terwujudnya kreativitas dan mengumpulkan simbol-simbol masyarakat adat dari
otoaktivitas di kalangan rakyat". berbagai penjuru Indonesia, tanpa mendalami makna
Peran masyarakat berdasarkan GBHN tersebut dan hubungan timbal balik simbol-simbol tersebut
akan selalu terkait dengan peran masyarakat untuk dengan alam sekitar mereka atau lebih menganggap
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam masyarakat adat sebagai sekelompok manusia unik
setiap kegiatan ekonomi dan sosial. atau memandang mereka sebagai masyarakat yang
terbelakang dan akhirnya"memaksa" mereka hidup
Penjabaran yang lebih kongkrit dari GBHN dengan cara-cara yang modern. Dengan kata lain,
tersebut dituangkan dalam UU No 23 Tahun 1997 pemerintah hanya melestar ikan simbol-simbol adat
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH).2' seperti tari-tar
ian dan ukir-ukiran sementara organisasi
UUPLH telah memberikan dasar hukum yang kuat masyarakat adat dibiarkan tidak berkembang.
bagi masyarakat untuk turut berperan dalam Demikian pula dengan kear ifan tradisional dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Dasar hukum tersebut pengelolaan lingkungan hidup yang dimiliki oleh
dapat ditemukan dalam Pasal 5 ayat 3 UUPLH yang masyarakat menjadi tersisihkan, akibat pemaksaan
member ikan hak kepada setip orang untuk berperan penerapan teknologi yang sebenarnya tidak
dalam pengelolaan lingkungan hidup dan dalam Pasal berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dengan
demikian ada indikasi adanya penghancuran sistem
2 UU NO. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan adat secara sistematis. Mengenai hal tersebut, kita
Hidup, dalam tulisan selanjutnya akan ditulis UUPLH.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Pengelolaan lingkungan merupakan suatu usaha
maka permasalahan diidentifikasikan sebagai berikut: secara sadar untuk memelihara, melindungi dan
memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar
1. Sejauhmanakah hukum mengatur peran
manusia dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
sehingga dapat mendukung kelangsungan hidup
2. Bagaimanakah peran masyarakat adat dalam manusia sampai pada tingkat kesejahteraan dan
pengelolaan lingkungan hidup, khususnya dalam keadilan sosial.3' Penger
tian pengelolaan berdasarkan
situasi krisis ekonomi. Kamus Umum Bahasa Indonesia 4> adalah pengurusan
Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Farma Rahayu)
atau penyelenggaraan. Sedangkan penger
tian secara secara penuh atas suatu proses dimana masalah-
yuridis adalah:5' masalah dan kebutuhan lingkungan sedang
dianalisis oleh badan yang ber
tanggung jawab".
"Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan Lebih lanjut pengertian tersebut oleh Larry W.
penataan, pemanfaatan, pengembangan, Canter disederhanakan sebagai feed-forward
pemeliharaan, pemulihan pengawasan dan information (komunikasi dari pemerintah kepada
pengendalian lingkungan hidup." masyarakat tentang suatu kebijakan) dan feedback
information (komunikasi dari masyarakat ke
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, teriihat
pemerintah atas kebijakan pemerintah).8) Sedangkan
bahwa istilah pengelolaan diartikan selain kegiatan Arimbi HP9', mengartikan peran serta masyarakat
kebijakan dalam pemanfaatan atau utilisasi sumber sebagai partisipasi masyarakat sebagai bentuk
daya alam juga tercakup kegiatan konservasi dan kekuatan dan kedaulatan rakyat, yang menempatkan
preservasinya, bahkan termasuk dibidang penegakan masyarakat sebagai kekuatan untuk melakukan
hukum berupa pengawasan dan pengendalian.6'
kontrol sosial terhadap setiap keputusan yang diambil
Dengan demikian, ruang lingkup dari pengurusan atau oleh pejabat negara. Lebih lanjut, Arimbi HP mengutip
penyelenggaraan lingkungan hidup itu sangat luas. pendapat Anstein yang menempatkan masyarakat
Pelaksanaan dar i pengelolaan lingkungan hidup setara dengan penguasa dengan menjalankan prinsip
di Indonesia didasarkan pada tiga asas yaitu : asas kemitraan, sehingga suara masyarakat mempunyai
tanggung jawab negara, asas keterianjutan, dan asas pengaruh dalam proses pengambilan keputusan.
manfaat, dengan tujuan dari pengelolaan lingkungan Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian jika
hidup adalah untuk mewujudkan pembangunan kita berbicara tentang peran serta. Pertama, peran
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
serta masyarakat mempakan hak dasar setiap warga
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia negara (hak asasi manusia) dan dijamin oleh konstitusi
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia yaitu Pasal 28 UUD 1945. Kedua, peran serta itu
seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dimaksudkan untuk melindungi kepentingan publik
Yang Maha Esa. dalam pemanfaatan sumberdaya alam. 10>
Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Farma Rahayu)
Dasar hukum pengakuan eksistensi masyarakat
@ meningkatkan kemandir
ian, keberdayaan
masyarakat dan kemitraan;
adat terdapat dalam UUD 1945. UUD 1945 sebagai
sumber hukum ter tinggi mengakui adanya
@ menumbuhkembangkan kemampuan dan kemajemukan budaya, termasuk pula pengakuan atas
kepeloporan masyarakat; adanya kemajemukan sumber-sumber hukum yang
@ menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat berlaku ditengah-tengah kehidupan masyarakat
sehari-hari. Pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa:
untuk melakukan pengawasan sosial;
Tembagian daerah Indonesia atas daerah-daerah
@ memberikan saran pendapat;
besar dan kecil, dengan bentuk susunan
@ menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-
laporan. undang, dengan memandang dan mengingati
dasar permusyawaratan dalam sistem
Keberdayaan masyarakat yang merupakan salah
pemerintahan negara dan hak asal usul dalam
satu bentuk pelaksanaan dari peran serta masyarakat
daerah-daerah yang bersifat istimewa".
dalam pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan
Pasal 7 ayat (2) UUPLH tersebut di atas, member
ikan Dasar hukum lainnya adalah Pasal 5 UU No.5
peluang yang besar bagi masyarakat adat untuk tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria. Pasal 5
mengembangkan peranannya dalam pengelolaan tersebut memberikan pengakuan bahwa hukum
lingkungan hidup mengingat mereka mempunyai agraria yang berlaku atas bumi, air, dan ruang
kearifan tradisional yang diperoleh dar i angkasa ialah hukum adat. Sedangkan Pasal 6 UU
pengalamannya bertinteraksi dengan alam secara No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan
langsung. Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, member
ikan dasar hak penduduk meliputi:
Dengan demikian, melalui pengaturan Pasal 7
UUPLH ini, pemer intah member ikan kesempatan 1. hak penduduk sebagai din pr
ibadi yang meliputi
kepada masyarakat untuk berperan serta lebih besar hak untuk membentuk keluarga, hak
termasuk kepada masyarakat adat. mengembangkan kualitas din dan kuaiitas
Aspek Hukum Reran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Farma Rahayu)
dampak potensial pada lingkungan hidup pun Dengan demikian, dasar yang paling dalam untuk
berkurang. Jadi dalam hal ini, masyarakat perlu sadar tanggung jawab melestarikan lingkungan hidup adalah
bahwa dalam pengelolaan lingkungan, efesiensi hormat tertiadap hidup. Keserakahan dan kerakusan
merupakan juga konsep sentral karena dengan manusia merusak alam dan lingkungan pada
efesiensi tidak akan teiialu memberikan tekanan gilirannya akan merusak hidup manusia sendiri dan
terhadap lingkungan, lebih murah dan member ikan seluruh kehidupan. Oleh karena itu dalam hal ini
keuntungan yang lebih besar, sementara itu dampak tanggung jawab ekologis merupakan wujud tanggung
lingkungan dan biaya sosial menjadi rendah. jawab tertiadap kehidupan sekarang maupun
kehidupan bagi generasi yang akan datang.24'
Untuk teriaksananya konsep eko-efesiensi, maka
perlu adanya pemberdayaan masyarakat, baik
masyarakat umum (tenmasuk masyarakat adat),
2.5 Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Penge-
birokrat, usahawan, pakar dan LSM. Jadi dalam hal ini
lolaan Lingkungan Hidup
perlu adanya dorongan pada masyarakat untuk
mencar i jalan yang terbaik untuk mencegah dan Dalam negara kesatuan Republik Indonesia ini,
menangani kerusakan lingkungan menurut kondisi telah hidup masyarakat dengan wujud kesatuan sosial
lingkungan mereka, karena merekalah yang lebih yang khas yang pada akhimya melembaga sehingga
mengetahui kondisi lingkungan lokal. Hal tersebut menjadi suatu kebudayaan lengkap dengan tatanan
disebabkan kualitas lingkungan tidak hanya bersifat aturan tingkah lakunya. Interaksi yang ter ns menerus
objektif, melainkan juga subjektif berdasarkan persepsi diantara mereka membuat mereka mempunyai sistem
masing-masing orang atau kelompok, dimana persepsi politik, ekonomi, dan pemerintahan sendiri, sehingga
tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial- akhimya timbul apa yang dinamakan kearifan
budaya, pendidikan dan pertimbangan untung-rugi tradisional.25) Kearifan tradisional dari masyarakat adat
yang berbeda-beda. nampaknya belum menjadi pertimbangan dalam
pembangunan di Indonesia. Padahal begitu banyak
Dengan demikian, paradigma pengelolaan
kearifan tradisional yang dapat dipertimbangkan dan
lingkungan hidup hams berubah kearah desentralisasi
dimasukkan dalam kebijakan pembangunan agar
pengelolaan lingkungan hidup, bukan lebih
masyarakat adat dapat berperan secara tradisional
memperkuat birokrasi pusat. dalam bentuk yang diakui dalam penyelenggaraan
3. Konsep Tanggung Jawab Ekologis perlindungan lingkungan, karena pengetahuan dari
masyarakat adat dalam mengelola alam terbukti
Berbicara tentang tanggung jawab ekologis, maka
menunjang pembangunan berkelanjutan (sustainable
kita tidak bisa teriepas dan masalah etika lingkungan.
development). Apalagi keberadaan masyarakat adat
Tujuan dan etika lingkungan adalah untuk membuat
telah diakui dalam Bab VI Pasal 18 UUD 1945 yang
orang menjadi lebih kritis terhadap segala macam
mengatur tentang Pemerintahan daerah dan pada
persoalan kehidupanya dalam hal ini persoalan
beberapa peraturan perundang-undangan, walaupun
lingkungan hidup. Etika membantu orang berfikir
pada perjalanannya menjadi kabur terutama ketika UU
secara rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
Pemerintahan Daerah terbentuk.
guna mecapai kesejahteraan masyarakat kapan pun
dan di mana pun dia berada. Banyak kearifan t
okal dalam bidang pertanian,
pemukiman kampung, perhutanan dan Iain-Iain yang
Jika manusia tetap menginginkan untuk dapat
sesungguhnya mempunyai nilai tinggi namun kurang
terus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka manusia
terangkat dalam pengambilan keputusan, seperti
harus mau melakukan perubahan sikap dan
perilaku budaya sawah di Pulau Bali dimana
meningkatkan kesadaran manusia terhadap alam dan
masyarakat adatnya mempunyai kearifan lingkungan
lingkungannya. Manusia harus mempunyai pandangan
untuk memanfaatkan hujan sekaligus melindungi
yang holistik.. Menurut pandangan ini, manusia dan
tanah berlereng dari ancaman erosi karena curah
lingkungan adalah subyek lingkungan yang keduanya
hujan, demikian pula kearifan masyarakat Jawa
saling membutuhkan. Jadi manusia tidak boleh lagi
Tengah yang membentuk teras sawah menurut garis
menggunakan pandangan transenden yang
kontur yang dikenal dengan nama Nyabuk Gunung,
menganggap bahwa manusia adalah subyek
kemudian di Jawa Barat disebut Ngais Gunung dan di
lingkungan sedangkan lingkungan adalah obyek yang
dapat dieksploitasi semaksimal mungkin guna
24Ibid, hal. 36.
memenuhi keinginan manusia.
25Ar
imbi HP, Loc.cit.
Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Fanva Rahayu)
kebijakannya dalam pembangunan, dengan cara 3. Konsep yang dapat diterapkan dalam pengelolaan
memasukkan dan mempertiatikan akses masyarakat lingkungan hkJup agar lingkungan tidak
adat dalam pengelolaan lingkungan hkjup. bertambah rusak dalam situasi kr
isis ekonomi
antara lain adalah konsep pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,
3. KESIMPULAN DAN SARAN konsep eko-efesiensi dalam pemanfaatan sumber
daya alam serta konsep tanggung jawab ekologis.
3.1 Kesimpulan
1. Pengaturan hukum secara umum mengenai peran
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup 3.2 Saran-Saran
telah di atur dalam UUPLH. Khusus mengenai 1. Harus adanya pengakuan hukum tertiadap
pengakuan eksistensi dan masyarakat adat telah kelembagaan masyarakat adat, budaya, teritori
tercantum dalam Bab VI Pasal 18 UUD 1945, serta hak berpar
tisipasi masyarakat adat untuk
Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok- membangun, karena akan mempengaaihi
Pokok Agraria dan Pasal 6 UU No. 10 Tahun
kehidupan dar
i masyarakat adat.
1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Selain itu 2. Periu adanya perumusan kebijakan pemer intah
Indonesia pun telah meratifikasi dua perjanjian yang memasukkan peran serta aktif dari
internasional yang mengakui hak-hak masyarakat masyarakat adat dalam pembangunan dan per iu
adat melalui UU No. 7 Tahun 1994 tentang adanya revisi atau peninjauan kembali tertiadap
Pengesahan Pembentukan World Trade peraturan perundang-undangan yang mengatur
Organization (WTO) dan UU No. 5 tahun 1994 kegiatan yang sebenarnya sangat berpengaruh
tentang Konvensi Keanekaragaman Hayati. dengan keberadaan masyarakat adat, dimana
Namun dalam perkembangannya peran serta pasal-pasalnya harus member ikan pengakuan
masyarakat adat terjegal oleh aturan yang telah tertiadap masyarakat adat dalam pengelolaan
ditetapkan oleh Pemerintah yang tidak linqkungan hidup.
memasukkan peran serta masyarakat adat dalam
pengelolaan lingkungan hidup, seperti UU No. 41
tahun 1999 tentang Kehutanan, Peraturan DAFTAR PUSTAKA
Pemer intah No. 21 Tahun 1970 tentang Hak
Buku-Buku :
Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil
Hutan, UU No. 11 Tahun 1967 tentang Badudu, Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Pertambangan. Selain itu juga, terdapat UU No. 5 Jakarta Pustaka Sinar Harapan.
Tahun 1970 tentang Pemerintahan di Desa, yang Hardjasoemantri, Koesnadi. 1999. Hukum Tata
membuat sistem pemerintahan adat tergusur dan Lingkungan. Yogyakarta, Gadjah Mada
kehilangan fungsinya, kar ena UU tersebut University Press, Edisi ketujuh, Cetakan keempat
menseragamkan struktur kepemimpinan di desa betas.
dengan menempatkan Kepala Desa sebagai
Saidi, M. Djafar, 1989. Hukum Lingkungan, Lembaga
pemimpin tertinggi.
Penerbitan Universitas Hasanuddin.
2. Peran masyarakat adat dalam pengelolaan
lingkungan hidup, khususnya dalam situasi krisis Salim, Emil. 1993. Pembangunan Berwawasan
Lingkungan, Jakarta, PT. Pustaka LP3ES
ekonomi sebenamya sangat besar, dimana
dengan kearifan tradisionalnya, masyarakat adat Indonesia.
mampu menciptakan metode pengelolaan Siahaan, NHT. 1987. Ekologi Pembangunan Dan
lingkungan hidup yang berkelanjutan dan Hukum Tata Lingkungan, , Jakarta, Er
iangga.
berwawasan lingkungan, yang mereka peroleh
dan pengalaman empir iknya. Apabila kear ifan
tradisional masyarakat adat ini dapat terus dipakai Makalah dan Jurnal:
dan ditiru dalam pengelolaan lingkungan hidup,
HP, Arimbi. 1994. Aspek Peran Ser
ta Masyarakat
maka dampak negatif dan kondisi kr isis ekonomi
Dalam Pengeblaan Limbah 63, Makalah Diskusi
pun dapat ditanqani.
Terbatas Aspek-Aspek Hukum Pengelolaan
Limbah B3. ICEL. Jakarta.
Peraturan perundang-undangan :
UUD 1945
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Adat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Mella Ismelina Fanva Rahayu) 11