You are on page 1of 11

PENGALAMAN SEKSUALITAS PADA IBU NIFAS PRIMIPARA POST

EPISIOTOMIDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WULUHAN


KABUPATEN JEMBER

Immatuzahro1, Diyan Indriyani2, Cipto Susilo 3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember
Immatuzzahra@gmail.com
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, dieindri@yahoo.com
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, Cipto.susilo@ymail.com

ABSTRACK
Introduce : Episiotomy, an incision performed to the perineum area is attempted
at easing the delivery process, becomes a routine treatment to laboring mother
since perineum elasticity is an important factor to be seriously paid attention on.
Method : A phenomenology design focuses on finding the facts of certain social
phenomenon which, in this case, is intended to find out the sexual experience of
post-episiotomy parturition primipara mothers. Six female participants have
performed delivery process through episiotomy. Data is collected through a single
interview. It is recorded and later, put into a transcript.
Result : The results of the research reveal the phenomenon regarding the sexual
experience of post-episiotomy parturition primipara mothers. Among the
phenomenons are the importance of sexual need, the communication strategy in
fulfilling the sexual need, and sexual experience of post-episiotomy parturition
primipara mothers.
Discuss : This research recommends that healthcare agents provide counseling
regarding the importance of sexual intercourse in a marriage post-episiotomy
incidence in order to fulfill the sexual need. Education is also expected to be made
available during the Ante Natal Care (ANC) period or during the Neonatal Visit
(NV), respectively.
Keywords:Sexual experience ; parturition primipara mothers; post-episiotomy

PENDAHULUAN Episiotomi merupakan salah satu


Episiotomi sebagai upaya tindakan yang harus dilakukan
penyayatan daerah perinium untuk dikarenakan kepala bayi terlalu besar
mempermudah proses persalinan dan tenaga his ibu tidak adekuat
menjadi tindakan yang sering (Sarwono, 2010).
dilakukan pada ibu bersalin.

1
2

Apabila kondisi normal, tanpa yang dilakukan episiotomi


tindakan episiotomi seorang ibu tetap mengalami trauma saat akan
mampu melahirkan spontan tanpa melakukan hubungan seksual
disertai masalah yang berarti.Namun kembali, sementara faktanya (74 %)
beberapa situasi dan kondisi memang merasakan masih nyeri saat
mengaharuskan penolong persalinan berhubungan intim kendati luka
untuk melakukan tindakan episiotomi telah kering (Wulandari,
episiotomi.Episiotomi bermanfaat 2011). Rasa sakit tersebut makin
untuk menghindari terjadinya ruptura tinggi ketika status ibu bersalin
vagina yang bisa berefek luas, primipara.Kondisi primipara
incontinensia uri atau incontinensia merupakan kondisi seorang ibu yang
alvi misalnya (Manuaba, 2010). baru melahirkan pertama kali.Hal ini
Tidak selalu seorang Primipara menjadi salah satu alasan tingginya
dilakukan episiotomi saat proses kejadian nyeri atau trauma seksual
persalinannya. Semua tergantung pasca persalinan dengan tindakan
oleh keadaan saat proses persalinan episiotomi (Sulistyawati, 2009).
berlangsung terutama elastisitas dari
perineum. Salah satu pertanyaan yang paling
sering diajukan pada akhir persiapan
Episiotomi bukanlah tindakan yang kelahiran adalah berapa lama setelah
bebas efek samping.Resiko infeksi melahirkan dapat melakukan kembali
pasca episiotomi menjadi lebih tinggi hubungan seksual yang normal
pada ibu bersalin jika perawatan luka (Wulandari, 2011). Pada masa ini ibu
epis tidak terjaga (Stoppard, menghadapi peran baru sebagai
2006).Kembali normal pasca orang tua sehingga sering melupakan
persalinan juga menjadi lebih lama perannya sebagai pasangan (Susanti,
bagi ibu bersalin.Hal ini karena 2006).Banyak kekhawatiran yang
adanya luka tambahan, munculnya biasanya melanda dan biasanya malu
rasa sakit/nyeri post episiotomi untuk ditanyakan kepada dokter
hingga menyebabkan trauma psikis maupun orang-orang terdekat.
maupun seksual akibat luka fisik Akibatnya aktivitas bercinta menjadi
tersebut. Sebagian besar ibu bersalin terganggu dan jika tidak ditangani
3

dengan benar, bisa berbuntut Tentu rasa takut, stress, nyeri


panjang.Waktu yang dibutuhkan oleh maupun gangguan seksualitas pasca
seorang perempuan untuk tindakan tersebut lebih nyata
mengembalikan gairahnya seperti daripada wanita Multipara.
semula, sangat bergantung kepada
pengalaman persalinannya (apakah METODE PENELITIAN
persalinan normal atau dengan cara Desain penelitian yang digunakan
caesar atau hanya sekedar dalam penelitian ini adalah
episiotomi) (Mansjoer, 2010). Jika Fenomenologis.
persalinan normal, maka saat masa Fenomenologisadalah jenis
puerpurium (masa nifas) selesai penelitian kualitatif yang
hubungan seksual sudah bisa memberikan deskripsi, refleksi dan
dinikmati kembali. Namun jika interpretasi dari pengalaman
terdapat luka jahitan post episiotomi, kehidupan individu yang diteliti
membutuhkan waktu lebih lama lagi. melalui sudut pandangnya.Penentuan
Biasanya dalam waktu 4 bulan luka partisipan secara Purposif, yaitu
episiotomi benar-benar sembuh dan partisipan dipilih berdasarkan serta
hubungan seksual bisa dilakukan berorientasi pada tujuan
kembali tanpa adanya nyeri (Sari, penelitian.Partisipan dipilih secara
2014). sengaja karena memiliki pengalaman
yang sesuai dengan fenomena yang
Dari latar belakang peneliti tertarik diteliti (Bungin, dalam Sugiyono,
melakukan penelitian dengan 2013). Dalam penelitian ini yang
temaPengalaman Seksualitas Pada menjadi partisipandalah ibunifas
Ibu Nifas Primipara Pos Tindakan primipara post episiotomi di wilayah
Episiotomi Di Wilayah Kerja kerja Puskesmas Wuluhan
Puskesmas Wuluhan Kabupaten Kabupaten Jember. Jumlah partisipan
Jember. Partisipan Primipara pada penelitian ini sebanyak enam
menjadi pilihan partisipan karena orang.
wanita Primipara merupakan pertama
kali mengalami persalinan, pertama Analisa Data yang di gunakan adalah
mengalami tindakan episiotomi. langkah Colaizzi , yaitu dengan cara
4

membuat transkrip data untuk pernyataan-pernyataan yang


mengidentifikasi pernyataan- bermakna dan saling berhubungan
pernyataan yang bermakna dari dan menjadi tema-temapotensial, dan
Partisipan.Membaca transkrip secara mengelompokkan tema-tema sejenis
keseluruhan dan berulang- menjadi tema-tema akhir lalu
ulang.Membuat kategorisasi membandingkan atau memeriksa
pernyataan-pernyataan.Menentukan dengan deskripsi asli yang terdapat
kategorisasi tersebut menjadi dalam masing-masing transkrip.

HASIL PENELITIAN DAN pasangan suami-isteri mencapai


PEMBAHASAN kebahagiaan. Lebih jauh Chayatin
(2008) menyatakan, seksualitas
Makna kebutuhan seksual pada ibu merupakan suatu kebutuhan, tak
nifas primipara post episiotomi terkecuali pada ibu post partum
dimana hubungan seksual merupakan dengan tindakan episiotomi maupun
pilar inti dalam sebuah rumah bagi suaminya.
tangga. Hal ini bukan hanya sekedar
kewajiban, namun juga bernilai Menurut pendapat peneliti, pada
kenikmatan dan senang-senang. Arti dasarnya wanita primipara post
demikian itu membuat mustahil episiotomi yang ditemukan dalam
pernikahan ada, tanpa adanya kontak hasil penelitian ini tetap memandang
seksual di dalamnya. Setelah penting hubungan seksual itu.
dilakukan wawancara didapatkan dua Namun cara pemaknaan mereka akan
kategori antara lain : “Kebutuhan hubungan seksual tidak selaras
seksual dalam rumah tangga itu dengan aplikasinya. Diantara mereka
penting, dan Kebutuhan seksual masih belum berani melakukan
dalam rumah tangga itu tidak hubungan seksual karena rasa takut,
penting”. rasa nyeri akibat perawatan luka
episiotomi. Kalaupun ada diantara
Mahmudi (2009) menyatakan, seks partisipan yang berani melakukan
menjadi satu elemen terpenting hubungan seksual, mereka
dalam sebuah rumah tangga agar
5

melakukannya bukan sebagai kebutuhan, melainkan hanya untuk


memuaskan suami saja sementara didapatkan tujuh belas kategori
mereka sendiri tidak meraih antara lain : “Meminta maaf kepada
orgasme. Peneliti berpendapat, Peran suami, Luka jahitan masih sakit,
perawat atau penolong persalinan Luka jahitan masih basah, Takut
amat penting dalam memberikan robek saat berhubungan, Bicara
wawasan seksual saat persalinan langsung pada suami, Ada nanahnya,
maupun pasca persalinan terutama Suami harus sabar dulu, Masih ada
bagi mereka yang dilakukan tindakan luka jahitan, Jangan sering-sering
episiotomi. minta berhubungan, Menuruti
permintaan suami, Belum ikut KB,
Strategi komunikasi yang dilakukan KB mempengaruhi ASI, Kasian adek
pasangan dalam mengoptimalkan masih kecil, Suami tahu secara
pemenuhan kebutuhan seksual pada langsung, Suami menemani proses
ibu nifas primipara post episiotomi bersalin, Bidan mengatakan langsung
dimana banyak wanita yang tidak ke suami, Proses bersalin mengalami
bergairah untuk melakukan pengguntingan”.
hubungan seks pada minggu-minggu
pertama dan bulan-bulan awal Komunikasi verbal atau komunikasi
setelah melahirkan. Kondisi ini secara lisan menempati jenis
sering disebut Apati seksual pasca komunikasi yang paling dominan
persalinan. Bagaimana jika aktivitas bagi manusia. Tujuan dari
seksual mengalami hambatan karena komunikasi dengan strategi tersebut
kondisi isteri yang baru melahirkan? pada hakikatnya telah berhasil untuk
Kondisi post episiotomi memunculkan sikap saling
memunculkan ketakutan tersendiri menyadari akan pemenuhan
untuk memulai kontak seksual, kebutuhan seksual yang masih
padahal hubungan seksual tetap terhambat pasca melahirkan dengan
sebagai kebutuhan. Bagaimana tindakan episiotomi.Setelah
strategi masing-masing pasangan dilakukan wawancara didapatkan
dalam mengkomunikasikannya? tiga kategori antara lain : “Suami
Setelah dialkukan wawancara
6

dapat mengerti, Suami memahami, dan Suami menerima”.


Menurut pendapat peneliti, hubungan
seksual yang dilakukan oleh
Periode Late Postpartum adalah sepasang suami-isteri berarti
periode dimana tetap melakukan komunikasi itu sendiri. Jadi
perawatan dan pemeriksaan sehari – meskipun strategi komunikasi dalam
hari serta konseling KB. Setelah pemenuhuan kebutuhan seksual ibu
dilakukan wawancara didapatkan dua primipara post episiotomi secara
kategori antara lain : “Suami fenomenologis nampaknya verbalis,
menyuruh untuk ikut KB, dan Suami namun peneliti memiliki asumsi dan
menyuruh berkonsultasi pada bidan”. keyakinan yang kuat bahwa bahasa
isyarat, dan bahasa tubuh (body
Komunikasi dalam keluarga antara language) pasti tetap dilakukan oleh
suami dan isteri sangat penting dan isteri pada suami maupun sebaliknya
merupakan inti dari institusi dalam pemenuhan kebutuhan
pernikahan. Bentuk komunikasi seksualitas. Oleh karena itu,
tertinggi dalam pernikahan adalah komunikasi pasangan yang baik akan
kontak seksual, karena hubungan melahirkan pemenuhan kebutuhan
seksual baik fisik maupun psikis seksual yang baik. Begitu pula
seorang suami dan isteri akan sebaliknya, hubungan seksual yang
menyatu dalam kedekatan maupun baik dan berkualitas, pasti
keintiman. Komunikasi seksual memunculkan pola komunikasi
merupakan komunikasi tingkat tinggi pasangan yang indah serta harmonis.
yang membuka semua sekat Antara komunikasi dan hubungan
penghalang antara keduanya. seksual terjalin korelasi bolak-balik
Keterbukaan, kedekatan, keintiman secara dua arah sekaligus. Inilah pula
dan saling merasakan merupakan yang membuktikan bahwa, setelah
unsur penting dalam komunikasi para partisipan mengkomunikasikan
yang terbentuk melalui hubungan secara verbal kondisi mereka, para
seksual (Nadesul, 2007). suami kemudian memahami dan
menyadari jika masih belum siap
atau belum berani melakukan
7

hubungan seksual lagi setelah persalinan di pastikan tidak ada luka


melahirkan dengan tindakan atau perobekan jaringan, hubungan
episiotomi. seks bahkan telah boteh dilakukan 3 -
4 minggu setelah proses melahirkan
itu. Beberapa keyakinan tradisi
Pada pengalaman seksualitas pada menunda hubungan seksual sampai
ibu nifas primipara post episiotomi masa waktu tertentu, misalnya
terdapat hubungan seksual sebelum setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
melahirkan : Setelah dilakukan persalinan. Setelah dilakukan
wawancara tentang pola kebiasaan wawancara didapatkan tujuh kategori
seksual ibu bersama pasangan antara lain : “Dua setengah bulan
sebelum melahirkan didapatkan sampai tiga setelah melahirkan
enam kategori antara lain : “Sebelum belum melakukan hubungan seksual,
hamil melakukan hubungan dua Setelah melahirkan sudah melakukan
sampai empat kali, Setelah hamil hubungan seksual, Tidak sering-
jarang karena muntah-muntah dan sering, Sekali dalam satu minggu,
lemah, Wajar-wajar saja, Selama Masih terasa sakit saat melakukan
hamil satu minggu sekali, Takut hubungan yang pertama, Belum
karena ada adeknya, dan Sebelum melakukan hubungan lagi sampai
melahirkan melakukan hubungan sekarang, dan Tidak memikirkan
satu kali dalam satu minggu”. untuk berhubungan intim”.

Hubungan seksual pasca melahirkan: Hubungan seksual merupakan


Ibu yang baru malahirkan boleh kebutuhan yang datangnya seringkali
melakukan hubungan seksual tiba-tiba. Saat hasrat seksual (libido)
kembali setelah 6 minggu persalinan. muncul pada seorang pria sementara
Batasan waktu 6 minggu didasarkan mengalami hambatan dalam
atas pemikiran pada masa itu semua pelampiasan karena pasangan/isteri
luka akibat persalinan, termasuk luka masih kondisi perawatan episiotomi,
episiotomi dan luka bekas Section maka inilah awal problem yang harus
Cesarean (SC) biasanya telah dicarikan solusinya. Setelah
sembuh dengan baik. Bila suatu dilakukan wawancara didapatkan
8

empat kategori antara lain : kebutuhan seksualnya selama masa


”Memilih alternatif dengan cara puerpurium (Hidayah, 2011).
mengelu-ngelus kemaluan suami,
Ikut-ikut nonton video, Memegang Meskipun tidak melakukan
kemaluan suami dan memasukkan ke hubungan seksual secara genito-
mulut (Oral Seks), Mengocok genital sex(seksual penis ke
kepunyaan suami pakai tangan. vagina)”, namun, alternatif seksual
lain masih bisa dilakukan oleh ibu
Pengalihan masalah : Setelah postpartum dengan tindakan
dilakukan wawancara didapatkan episiotomi, bahkan meraih orgasme
tiga kategori antara lain : “Menyuruh dengan mutual masturbation juga
suami mencari kesibukan, Keluar bisa dilakukan. Prinsipnya,
lihat burung di pasar, dan Asik seksualitas tidak harus diartikan
dengan anak”. secara sempit, tapi perlu melebar dan
meluas sebagaimana praktek
Persetubuhan mungkin didahului pengalaman seksual para partisipan
dengan percumbuan yang tersebut. Sehingga keluarga tetap
menyebabkan gairah pada utuh dan harmonis dengan kehadiran
pasangan,menyebabkan penis anak pasca melahirkan sebagai
mengalami ereksi dan pelumasan perekat kasih sayang antara suami-
alami pada vagina ( Nadesul,2007). isteri meskipun untuk sementara
Setiap pasangan akan merespon aktivitas seksual secara langsung
berbeda terhadap kebutuhan melalui genito-genital tertunda.
seksualnya dimasa post partum, dan
mencari alternatif solusi yang KESIMPULAN DAN SARAN
berbeda pula. Perawat atau petugas Kesimpulan :
kesehatan diharapkan dapat 1. Makna kebutuhan seksualpada Ibu
memberikan pendidikan post natal nifas primipara
yang memadai terutama bagi mereka postepisiotomisangat penting
yang dilakukan tindakan episiotomi, dalam keluarga walaupun terdapat
sehingga ibu dan suaminya dapat perasaan takut karena adanya luka
menyesuaikan diri terhadap episiotomi yang menimbulkan
9

rasa sakit, keluar nanah, dan sakit akibat bekas luka episiotomi.
kekhawatiran akan robek lagi Kedua, bentuk pemenuhan
namun tetap penting hubungan kebutuhan seksual alternatif yang
seksual itu dilakukan oleh dilakukan partisipan adalah:
pasangan suami isteri. mengusap-usap penis suami, oral
2. Strategi komunikasi pasangan seks, beronani (membantu suami
dalam mengoptimalkan onani), dan pengalihan perhatian.
pemenuhan kebutuhan seksual
pada Ibu nifas primipara post Saran :
episiotomi dilakukan dalam 1. Partisipan
bentuk verbal kepada suaminya Dengan penelitian ini partisipan
secara langsung. Suami bisa disarankan untuk lebih terbuka
memahami dan menyadarinya. dan tidak malu untuk
Namun dari komunikasi dengan mengungkapkan dan berbagi
strategi tersebut pada hakikatnya pengalaman atau sharing dengan
telah berhasil untuk memunculkan sesama wanita yang memiliki
sikap saling menyadari akan masalah mengenai hubungan
pemenuhan kebutuhan seksual seksualnya setelah melahirkan
yang masih terhambat pasca dengan episiotomi dan disarankan
melahirkan dengan tindakan juga untuk membangun strategi
episiotomi. pola komunikasi yang efektif
3. Pengalaman seksualitas pada Ibu terhadap pasangan sehingga akan
nifas primipara postepisiotomi di mendapatkan solusi yang terbaik
wilayah kerja Puskesmas dalam mengoptimalkan
Wuluhan kabupaten Jember pemenuhan kebutuhan seksual
terbagi dua. Pertama, setelah yang baik.
persalinan dengan tindakan 2. Suami
episiotomi mereka tidak Disarankan untuk lebih sabar dan
melakukan hubungan seksual mengerti dengan kondisi ibu yang
sama sekali sampai dengan tiga setelah melahirkan dengan cara
bulan meskipun masa nifas telah episiotomi sehingga suami bisa
selesai karena takut dan merasa memilih waktu yang tepat untuk
10

memulai kembali aktifitas penelitian yang lebih menarik lagi


seksualnya. seperti melakukan penelitian
3. Petugas Kesehatan (Bidan KIA) tentang pengarahan pendekatan
Disarankan untuk memberikan kesehatan terhadap adaptasi
educationmengenai perawatan seksualitas pada ibu dengan post
episiotomi guna untuk proses partum dengan episiotomi.
penyembuhan. Educationbisa
dilakukan sewaktu Ante Natal DAFTAR PUSTAKA
Care (ANC) atau sewaktu
Chayatin, Nurul. (2008). Kebutuhan
kunjungan neonatal (KN) dimana
Dasar Manusia. Jakarta :
kunjungan tersebut dilaksanakan EGC.
tiga kali yaitu pada kunjungan
Hidayah, Alif Nurul.
hari pertama, kunjungan hari (2010).Pengalaman Seksual
Ibu Hamil Primigravida.
ketiga dan kunjungan hari
Jember : FIKES UNMUH.
kesepuluh.
Indriyani, Diyan. (2014). Edukasi
4. Instansi Kesehatan
Postnatal. Jember : FIKES
Dengan kebijakan pemerintah UNMUH.
menerbitkan buku Acuhan
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan,
Persalinan Normal (APN) Penyakit
Kandungan&Keluarga
disarankan untuk petugas
Berencana Untuk Pendidikan
Puskesmas Wuluan khususnya Bidan. Jakarta : EGC.
profesi bidan untuk bekerja
Mansjoer, Arif dkk.(2010). Kapita
menolong persalinan sesuai Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius.
dengan buku Acuhan Persalinan
Normal (APN) yang diterapkan Mahmudi, Idris. (2009). Seks Islami
Ditinjau Dari Segi Al-Qur’an,
pemerintah dan disarankan juga
Hadis Dan Medis. Jogjakarta :
untuk mengikuti pelatihan Acuhan Dianloka Pustaka.
Persalinan Normal (APN) secara
Nadesul, Hendrawan. (2007).
bergantian. Seputar Seks. Yogyakarta :
Gradien Books.
5. Peneliti selanjutnya
Disarankan bagi peneliti Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
selanjutnya untuk bisa mengambil
R&D. Bandung : Alfabeta.
11

Susanti, Riska Dewi Dian. (2006).


Sarwono. (2010).Ilmu Kandungan. Hubungan Seksual Dalam
Jakarta : Bina Pustaka. Persepsi Ibu Hamil. Jember :
AKPER UNMUH.
Sarwono.(2006). Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Tim. Panduan Penulisan Skripsi,
Neonatal. Jakarta : Bina FIKES UNMUH, 2014.
Pustaka. Jember.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Wulandari, Setyo Retno. (2011).


Kebidanan Pada Ibu Nifas. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Yogyakarta : Andi. Nifas. Yogyakarta : Gosyen
Publising.

You might also like