You are on page 1of 12

AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018.

Hlm 187-198

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-


Undang Nomor 24 Tahun 2009
Tatu Afifah
Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Serang Raya, Serang.
Email : afifah_notariat@yahoo.com

Info Artikel:
| Diterima: 10 Desember 2018 | Disetujui: 28 Desember 2018 | Dipublikasikan: 31 Desember
2018

Abstract
National identity is a characteristic possessed by a nation as an introduction and explanation of personality from one
country to another. The Indonesian national identity can be formulated in three fields as follows: First, fundamental
identity, namely the Pancasila as a nation's philosophy, basic law, life view, political ethics, development paradigm.
Second, instrumental identity, which includes the 1945 Constitution as a state constitution, Indonesian as a united
language, Garuda Pancasila as a symbol of the state, Sang Saka Merah Putih as a state flag, Bhineka Tunggal Ika as
the country's motto, and Indonesia Raya as a national anthem. Third, the natural identity that includes Indonesia as
an archipelago and the diversity of its tribe, culture, religion. The 1945 Constitution regulates national identity in
chapter 15 which has received amendments or changes twice. Chapter 15 has 5 (five) articles that govern the national
identity symbol. As for Law Number 24 of 2009 concerning Flags, Languages, and National Symbols and National
Songs. At least there are three things the purpose of the establishment of Law no. 24 of 2009 is to, among others,
strengthen the unity and integrity of the nation and the Unitary State of the Republic of Indonesia; safeguard the honor
that shows the sovereignty of the nation and the Unitary State of the Republic of Indonesia; and creating order,
certainty, and standardizing the use of flags, languages, and national symbols, as well as national anthem.
Keywords: National Identity, Constitution, State Motto.

Abstrak
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pengenalan dan penjelas kepribadian dari satu
negara ke negara lain. Adapun Identitas nasional Indonesia dapat dirumuskan pembidangannya dalam tiga bidang sebagai
berikut: Pertama, identitas fundamental, yakni pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar, pandangan hidup, etika
politik, paradigma pembangunan. Kedua, identitas instrumental, yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, Sang Saka Merah Putih sebagai
bendera negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Ketiga,
identitas alamiah yang meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan kemajemukan terhadap sukunya, budayanya,
agamanya. Undang-Undang Dasar 1945 mengatur tentang Identitas nasional dalam bab 15 yang sudah mendapat
amandemen atau perubahan sebanyak dua kali. Bab 15 ini memiliki 5 (lima) pasal yang mengatur simbol jati diri bangsa.
Adapun Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Setidaknya ada tiga hal tujuan dari dibentuknya UU no. 24 Tahun 2009 ini adalah untuk, antara lain memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menjaga kehormatan yang menunjukkan
kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menciptakan ketertiban, kepastian, dan standarisasi
penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan.
Kata Kunci : Identitas Nasional, Konstitusi, Semboyan Negara.

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 187
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

A. PENDAHULUAN atau jati diri negara, karena adanya pengakuan


Indonesia sebagai negara merdeka dan oleh negara lain dalam interaksi yang telah
berdaulat yang wilayahnya tersebar dari berlangsung. Identitas nasional pada
sabang samapai merauke, pastilah memiliki hakekatnya adalah manifestasi nilai-nilai
identitas sebagi suatu bangsa agar dapat budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
dikenal dan dibedakan dengan bangsa lain. aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas
Identitas Nasional mampu menjaga eksistensi yang berbeda dengan bangsa lain dalam
dan kelangsungan hidup suatu bangsa, kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut, dapat
sehingga memiliki kewibawaan dan disimpulkan bahwa setiap bangsa di dunia ini
kehormatan sebagai bangsa yang sejajar memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan bangsa lain. Identitas nasional sebagai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
jati diri bangsa lahir melalui proses berbangsa dari bangsa tersebut.
yang sangat panjang, yaitu semenjak masa Untuk menentukan identitas nasional
penjajahan hingga saat kemerdekaan. Namun Negara Indonesia, sangat sulit jikalau hanya
karena perubahan sosial, ekonomi, politik dan dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik.
budaya yang inheren dalam perjalanan sejarah Mengingat bahwa bangsa Indonesia itu terdiri
sebagai bangsa, yang tidak mungkin lepas dari atas berbagai macam unsur ras, kebudayaan,
konteks perubahan global dalam pergaulan agama, serta karakter yang sejak asalnya
internasional. Perubahan global ini menurut memang memiliki suatu perbedaan. Dengan
Fukuyama, akan membawa perubahan suatu demikian, untuk mengetahui identitas nasional
ideologi, yaitu ideologi partikular kearah dan kepribadian bangsa Indonesia tidak cukup
ideologi universal, dan dalam kondisi inilah hanya dipahami secara statis melainkan harus
kapitalis malah akan menguasainya1. juga dipahami dalam konteks dinamis.
Dalam menghadapi perubahan Identitas nasional bukan hanya sekedar
tersebut, sangat tergantung pada kemampuan tercantum dalam Undang-Undang Dasar
suatu negara untuk menghadapinya. Suatu (UUD) 1945 saja, tetapi juga tercantum dalam
bangsa dalam menghadapi pengaruh budaya Undang-undang nomor 24 tahun 2009, yang
asing akan lebih spesifik secara filosofis membedakan
menghadapi challenge dan response. Jika cha negara Indonesia dengan negara lain.
llence lebih besar dari response, maka bangsa Berdasarkan gambara tersebut diatas, maka
tersebut akan punah. Namun, peneliti merumuskan suatu rumusan
jika challence lebih kecil dari response, maka masalahnya mengenai pengaturan identitas
bangsa itu tidak akan berkembang menjadi nasional dalam Undang-Undang Dasar 1945.
negara yang kreatif2. Oleh karena itu, agar Selain itu, perbedaan pengaturan identitas
bangsa Indonesia tetap eksis dalam nasional ditinjau dari Undang-Undang Dasar
menghadapi globalisasi maka harus tetap 1945 dengan Undang-Undang Nomor 24
meletakkandan menjunjung tinggi identitas Tahun 2009?
nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan B. METODE PENELITIAN
kreativitas budaya globalisasi. Jenis penelitian yang akan digunakan
Suatu negara memerlukan identitas dalam penulisan ini adalah penelitian normatif.
nasional atau jati diri sebagai pengenalan dan Penelitian hukum normatif adalah penelitian
penjelas kepribadian dari satu negara ke negara hukum yang dilakukan dengan cara meneliti
lain. Suatu negara juga dapat dikatakan sebagai bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian
negara jika ia memiliki suatu identitas nasional yang dilakukan oleh penulis mempunyai sifat

1 2
H. Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm. Mahasiswa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm. 35.
42.

188 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

deskriptif. Suatu penelitian deskriptif yang cenderung terus menerus berkembang


dimaksudkan untuk memberikan data yang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
seteliti oleh masyarakat pendukungnya.
mungkin tentang manusia, keadaan atau Implikasinya adalah bahwa identitas
gejala-gejala lainnya3. nasional merupakan sesuatu yang terbuka
Dalam penelitian ini sumber data yang untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan
digunakan adalah sumber data sekunder. fungsional dalam kondisi aktual yang
Sumber data sekunder adalah data yang berkembang dalam masyarakat. Artinya,
diperoleh tidak secara langsung dari bahwa identitas nasional merupakan konsep
masyarakat melainkan dari bahan dokumen, yang terus menerus direkonstruksi atau
peraturan perundang-undangan, laporan, arsip, dekonstruksi tergantung dari jalannya sejarah.
literatur, dan hasil penelitian lainnya yang Dalam term antropologi identitas adalah sifat
mendukung sumber data primer4. Dalam khas yang menerangkan dan sesuai dengan
penelitian ini penulis mengumpulkan data kesadaran diri, golongan sendiri, kelompok
sekunder dari peraturan perundang-undangan, sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri.
buku-buku,karya ilmiah, artikel, koran, dan Mengacu pada pengertian ini identitas tidak
bahan kepustakaan lainnya yang berkaitan terbatas pada individu semata, tetapi berlaku
dengan masalah yang penulis teliti. Analisa pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata
terhadap data utama dilakukan secara kualitatif nasional merupakan identitas yang melekat
dengan menggunakan metode pendekatan pada kelompok-kelompok yang kebih besar
deduktif dan dalam pembahasannya yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik
disesuaikan dengan pokok masalah yang fisik seperti budaya, agama, dan bahasa
disajikan untuk memperoleh kesimpulan atas maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita
permasalahan yang diteliti. dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah
C. KERANGKA KONSEPTUAL yang kemudian disebut dengan istilah identitas
Kata identitas berasal dari bahasa bangsa atau identitas nasional yang pada
Inggris Identity yang memiliki pengertian akhirnya melahirkan tindakan kelompok
harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang (collective action) yang diwujudkan dalam
melekat pada seseorang atau suatu yang bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
membedakannya dengan yang lain. Menurut yang diberi atribut-atribut nasional. Kata
Kaelan, identitas nasional pada hakikatnya nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang kemunculan konsep nasionalisme.
tumbuh dan berkembang dalam aspek Hal itu terbukti di dalam sejarah
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri kelahiran faham kebangsaan (nasionalisme) di
khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu Indonesia yang berawal dari berbagai
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam pergerakan yang berwawasan parokhial seperti
kehidupannya5. Nilai-nilai budaya yang berada Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur
dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu
negara dan tercermin di dalam identitas entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan
nasional, bukanlah barang jadi yang sudah politis dan sebagainya yang melahirkan
selesai dalam kebekuan normatif dan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka nasional yang berjati diri “Indonesianess”

3 5
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian
Hukum Normatif SuatuTinjauan Singkat, PT. Raja Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Grafindo Persada: Jakarta, 2006, hlm. 13 Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm 49.
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI
Press: Jakarta, 2005, hlm. 10

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 189
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

dengan mengaktualisasikan tekad politiknya lain. Berdasarkan pengertian yang demikian


dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dari ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
suatu core culture yang kemudian menjadi dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini
nasionalisme. juga sangat ditentukan oleh proses
Identitas nasional sebagai suatu bagaimanabangsa tersebut terbentuk secara
kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai historis. Berdasarkan hakikat pengertian
keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan
yang terwujud identitas atau jati diri bangsa maka identitas nasional suatu bangsa tidak
dan biasanya menampilkan karakteristik dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
tertentu yang berbeda dengan bangsa-bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai
lain, yang pada umumnya dikenal dengan kepribadian suatu bangsa.
istilah kebangsaan atau nasionalisme. Rakyat Adapun beberapa pandangan terkait
dalam konteks kebangsaan tidak mengacu dengan pengertian identitas nasional, sebagai
sekadar kepada mereka yang berada pada berikut:
status sosial yang rendah akan tetapi mencakup 1. Menurut Muhamad Erwin, identitas
seluruh struktur sosial yang ada. Semua terikat nasional adalah sifat khas yang melekat
untuk berpikir dan merasa bahwa mereka pada suatu bangsa atau yang lebih
adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang dikenal dengan kepribadian/karakter
bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada suatu bangsa6.
realitas yang dihadapi pada suatu kondisi 2. Menurut Tim Nasional Dosen
tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, Pendidikan Kewarganegaraan,
melainkan juga mencakup mereka yang telah identitas nasional adalah kepribadian
meninggal dan yang belum lahir. Dengan nasional atau jati diri nasional yang
perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat dimiliki suatu bangsa yang
identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam membedakan bangsa satu dengan
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa yang lain7.
adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin 3. Achmad Zubaedi Identitas Nasional
dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta suatu bangsa yang secara filosofis
UUD 1945, sistem pemerintahan yang membedakan bangsa tersebut dengan
diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta bangsa lain8.
mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang 4. Menurut Koento Wibisono Identitas
secara normatif diterapkan di dalam pergaulan Nasional adalah manifestasi nilai-nilai
baik dalam tataran nasional maupun budaya yang tumbuh dan berkembang
internasional dan lain sebagainya. dalam aspek kehidupan suatu bangsa
Istilah identitas nasional secara dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
oleh suatu bangsa yang secara filosofis bangsa lain dalam kehidupannya9.
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

8
6 Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan
Republik Indonesia, PT Refika Aditama, 2013, hlm 41. Kewarganegaraan Untuk Pendidikan Tinggi,
7
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma, Yogyakarta, hlm 43.
9
Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Terbaru Koento Wibisono, sebagaimana dikutip dalam Srijanti
Untuk Mahasiswa, Alfabeta, 2011, hlm 66. dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT:
Mengembangkan Etika Berwarga Negara, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta hlm 39

190 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

Jadi pengertian identitas nasional tujuannya. Para pendiri negara kita.


adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai menyebutkan: “... maka disusunlah
idiologiai negara sehingga mempunyai Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
kedudukan paling tinggi dalam tatanan itu dalam suatu Undang Undang Dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk Negara Indonesia, yang terbentuk
disini adalah tatanan hukum yang berlaku di dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar Indonesia yang berkedaulatan rakyat
negara yang merupakan norma atau peraturan dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
yang harus di junjung tinggi oleh semua warga Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
negara tanpa terkecuali”rule of law” yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
mengatur mengenai hak dan kewajiban warga dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
negara, demokrasi serta hak asasi manusia hikmat kebijaksanaan dalam
yang berkembang semakin dinamis di Permusyawatan/Perwakilan, serta
Indonesia. dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
D. PEMBAHASAN 2. Undang-undang Dasar 1945
1. Identitas Nasional Indonesia UUD 1945 merupakan landasan
Identitas nasional Indonesia dapat konstitusional bagi bangsa Indonesia
dirumuskan pembidangannya dalam tiga dalam bersikap tindak. UUD 1945
bidang sebagai berikut10: Pertama, identitas dalam eksistensinya telah mengadakan
fundamental, yakni pancasila sebagai filsafat pembagian tugas bagi pihak-pihak
bangsa, hukum dasar, pandangan hidup, etika yang terkait dalam sistem politik di
politik, paradigma pembangunan. Kedua, Indonesia dan sekaligus pula telah
identitas instrumental, yang meliputi UUD memberikan pembatasan-pembatasan
1945 sebagai konstitusi negara, bahasa terhadap kekuasaan itu serta juga telah
Indonesia sebagai bahasa persatuan, Garuda menjamin perlindungan terhadap hak
Pancasila sebagai lambang negara, Sang Saka asasi manusia di Indonesia.
Merah Putih sebagai bendera negara, Bhineka 3. Bahasa Indonesia
Tunggal Ika sebagai semboyan negara, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. persatuan berasal dari bahasa Melayu.
Ketiga, identitas alamiah yang meliputi Mengapa bahasa Melayu yang
Indonesia sebagai negara kepulauan dan akhirnya menjadi bahasa persatuan, hal
kemajemukan terhadap sukunya, budayanya, ini memang karena bahasa Melayu jauh
agamanya. dari sebelum Indonesia merdeka telah
1. Pancasila digunakan sebagai bahasa dalam
Pancasila sebagai situasi kejiwaan dan interaksi antar suku yang tersebar di
karakter bangsa Indonesia yang seluruh kepulauan Nusantara dan telah
mengandung kesadaran, cita-cita, pula menjadi bahasa niaga yang
hukum dasar, pandangan hidup telah menghubungkan antar pedagang yang
menjadi nilai, asas, norma bagi sikap berniaga di sepanjang gugusan
tindak bagi penguasa dan Rakyat kepulauan Nusantara. Keberadaan
Indonesia. Satu-satunya falsafah serta bahasa Indonesia sebagai bahasa
ideologi bangsa dan negara yang persatuan ini bukan berarti
melandasi, membimbing, dan menenggelamkan bahasa-bahasa
mengarahkan bangsa menuju daerah di Indonesia yang jumlahnya

10
Muhamad Erwin, hlm 46-48

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 191
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

tidak kurang dari 300-an dialek bahasa dengan semangatnya yang memerah
daerah. Bahasa-bahasa daerah tetap dan dilandasi dengan hati yang putih.
dipelihara sebagai kearifan lokal dan 6. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
bahasa Indonesia berperan sebagai Lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
pemersatunya. buah karya Wage Rudolf Supratman ini
4. Lambang negara ialah Garuda begitu menggambarkan semangat cinta
Pancasila dengan semboyan Bhineka tanah air dan kegagahan serta
Tunggal Ika Garuda Pancasila sebagai kebenaran. Lagu ini pertama kali
lambang negara bangsa Indonesia diperdengarkan dalam forum resmi
melaambangkan kemegahan negara yakni pada saat sebelum Kongres
Indonesia. Adapun bentuk lambang Pemuda II (yang merumuskan Sumpah
Garuda Pancasila ini adalah buah karya Pemuda) ditutup pada tanggal 28
anak bangsa yaitu Sultan hamid II dari Oktober 1928. Pada peristiwa itu lagu
Kesultanan Pontianak. Seekor burung Indonesia Raya dimainkan dengan
Garuda yang berdiri tegak, yang biola tanpa sair. Lagu tersebut
kepalannya menghadap ke kanan disambut dengan tetesan airmata dan
dengan mengembangkan sayapnya ke semangat menggelora demi Indonesia
kanan dan ke ke kiri. Pada sayap kanan Merdeka.
dan sayap kirinya berelar 17 helai,
dengan ekor berelar 8 helai dan leher 2. Identitas Nasional Dalam Undang-
yang berelar 45 helai yang menunjuk Undang Dasar 1945
pada waktu kemerdekaan bangsa Undang-Undang Dasar 1945 mengatur
Indonesia 17-8-1945. Pada dadanya tentang Identitas nasional dalam bab 15 yang
digantung sebuah perisai yang dibagi sudah mendapat amandemen atau perubahan
menjadi lima ruang di tengah dan sebanyak dua kali. Bab 15 ini memiliki 5
empat di tepi. Bintang cemerlang atas (lima) pasal yang mengatur simbol jati diri
dasar hitam merupakan sinar bangsa. Pasal-pasal tersebut membahas
cemerlang abadi dari Ketuhanan Yang tentang Bendera, bahasa dan lambang negara,
Maha Esa. Rantai yang terdiri dari pada serta lagu kebangsaan yang terdiri dari pasal
gelang-gelang persegi dan bundar yang 35, 36, 36a, 36b, dan 36c. Adapun bunyi dari
bersambung satu sama lain dalam masing-masing pasal antara lain:
sambungan yang tiada putusnya adalah  Pasal 35 : Bendera negara Indonesia
lambang perikemanusiaan. Pohon ialah sang merah putih
beringin adalah lambang kebangsaan.  Pasal 36 : Bahasa negara ialah bahasa
Banteng merupakan lambang Indonesia
kedaulatan rakyat. Padi dan kapas  Pasal 36 a : Lambang negara ialah
adalah lambang kecukupan. Kaki garuda pancasila dengan semboyan
burung mencengkram sebuah pita yang bhineka tunggal ika.
sedikit melengkung ke atas. Pada pita  Pasal 36 b : Lagu kebangsaan ialah
itu tertulis Bhineka Tunggal Ika yang Indonesia raya
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu  Pasal 36 c : Ketentuan lebih lanjut
jua sebagai semboyan negara kita. mengenai bendera, bahasa, dan
5. Bendera negara Indonesia ialah Sang lambang negara, serta lagu kebangsaan
Merah Putih Bendera Sang Merah di atur dengan undang-undang
Putih bukan hanya sekedar simbol Adapun Penjelasan pasal 35 sampai pasal
keindahan belaka, akan tetapi lebih 36C. Berdasarkan bunyi pasal 35 bahwa
jauh dari situ Merah Putih adalah Bendera Merah Putih bukan sembarang
cerminan jiwa bangsa Indonesia Bendera, karena memiliki ukuran khusus.

192 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

Ukuran Bendera Merah Putih diatur dalam kini belum diatur secara lengkap dalam sebuah
Undang-undang nomor 24 tahun 2009 dalam Undang-Undang. Selama ini pengaturan
pasal 4 ayat 1 dan 3. Berdasarkan bunyi pasal tentang bendera, bahasa, lambang negara, serta
36 bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa lagu kebangsaan diatur dalam beragam
persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki peraturan perundang-undangan antara lain
berbagai jenis bahasa. Berdasarkan bunyi pasal 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
36A bahwa Burung Garuda sebagai simbol (KUHP) yang hanya mengatur tentang
ikatan persatuan dan menyatunya rakyat kejahatan (tindak pidana) yang
Indonesia yang heterogen. Berdasarkan bunyi menggunakan Bendera Sang Merah
pasal 36B bahwa Lagu Indonesia Raya dipilih Putih; penodaan terhadap bendera
karena sangat cocok dengan jati diri bangsa negara sahabat; penodaan terhadap
Indonesia. Bendera Sang Merah Putih dan
Lambang Negara Garuda Pancasila;
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun serta pemakaian Bendera Sang Merah
2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Putih oleh mereka yang tidak memiliki
Lambang Negara serta Lagu hak menggunakannya seperti terdapat
Kebangsaan. pada Pasal 52a; Pasal 142a; Pasal
Undang-undang nomor 24 tahun 2009 154a; dan Pasal 473.;
tentang bendera, bahasa, dan lambang negara 2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
serta lagu kebangsaan ini disahkan pada 9 Juli 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan
2009. UU 24/2009 ini secara umum memiliki dan Pengajaran di sekolah (Lembaran
9 Bab dan 74 pasal yang pada pokoknya Negara Tahun 1950 Nomor 550),
mengatur tentang praktik penetapan dan tata Undang-Undang Nomor 12 Tahun
cara penggunaan bendera, bahasa dan lambang 1954 tentang Pernyataan Berlakunya
negara, serta lagu kebangsaan berikut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950
ketentuan – ketentuan pidananya. Setidaknya dari Republik Indonesia dahulu
ada tiga hal tujuan dari dibentuknya UU no. 24 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan
Tahun 2009 ini adalah untuk : Pengajaran di Sekolah Untuk Seluruh
a) memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia (Lembaran Negara Tahun
bangsa dan Negara Kesatuan Republik 1954 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Indonesia; Negara Nomor 550), Undang-Undang
b) menjaga kehormatan yang Nomor 22 Tahun 1961 tentang
menunjukkan kedaulatan bangsa dan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia; Tahun 1961 Nomor 302, Tambahan
dan Lembaran Negara Nomor 2361),
c) menciptakan ketertiban, kepastian, Undang- Undang Nomor 14 PRPS
dan standarisasi penggunaan bendera, Tahun 1965 Nomor 80), Undang-
bahasa, dan lambang negara, serta lagu Undang Nomor 19 PNPS Tahun 1965
kebangsaan. tentang Pokok-Pokok Sistem
UUD 1945 sudah mengatur berbagai hal Pendidikan Nasional (Lembaran
yang menyangkut tentang bendera, bahasa, dan Negara Tahun 1965 Nomor 81),
lambang negara, serta lagu kebangsaan, yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
dalam Pasal 35, Pasal 36 , Pasal 36A , Pasal tentang Sistem Pendidikan Nasional
36B dan untuk implementasinya kedalam (Lembaran Negara Tahun 1989
Undang-Undang diperintahkan melalui Pasal Nomor 6, Tambahan Lembaran
36 C. Negara Nomor 3390) jo. Undang-
Namun demikian Bendera, bahasa, dan Undang Nomor 20 Tahun 2003
lambang negara serta lagu kebangsaan hingga tentang Sistem Pendidikan Nasional

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 193
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

(Lembaran Negara Kesatuan Republik melakukan perbuatan lain


Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301); dengan maksud menodai,
3) Peraturan Pemerintah Nomor 66 menghina, atau merendahkan
Tahun 1951 tentang Lambang Negara; kehormatan Bendera Negara
4) Peraturan Pemerintah Nomor 40 dipidana dengan pidana penjara
Tahun 1958 tentang Bendera paling lama 5 tahun atau denda
Kebangsaan Republik Indonesia paling banyak Rp.
(Lembaran Negara Tahun 1958 500.000.000,00.
No.68);  Pasal 24 b atau c atau d atau 3
5) Peraturan Pemerintah Nomor 41 jo Pasal 67
Tahun 1958 tentang Penggunaan Setiap orang dilarang:
Bendera Kebangsaan Asing (b) memakai Bendera Negara
(Lembaran Negara Tahun 1958 untuk reklame atau iklan
No.69); komersial;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 (c) mengibarkan Bendera
Tahun 1958 tentang Panji dan Bendera Negara yang rusak, robek,
Jabatan; luntur, kusut,
7) Peraturan Pemerintah Nomor 43 atau kusam;
Tahun 1958 tentang Penggunaan (d) mencetak, menyulam, dan
Lambang Negara; menulis huruf, angka, gambar
8) Peraturan Pemerintah Nomor 44 atau tanda lain dan memasang
Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan lencana atau benda apapun
Indonesia Raya; dan pada Bendera Negara; dan
9) Peraturan Pemerintah Nomor 62 (e) memakai Bendera Negara
Tahun 1990 tentang Ketentuan untuk langit-langit, atap,
Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, pembungkus barang, dan tutup
Tata Upacara, dan Tata Penghormatan. barang yang dapat menurunkan
Undang-Undang ini diharapkan mampu kehormatan Bendera Negara
mengatasi berbagai masalah yang terkait dipidana dengan pidana penjara
dengan praktik penetapan dan tata cara paling lama 1 (satu) tahun dan
penggunaan bendera, bahasa dan lambang denda paling banyak Rp.
negara, serta lagu kebangsaan dan mengatur 100.000.000,00
tentang berbagai hal yang terkait dengan  Bahasa
penetapan dan tata cara penggunaan bendera, Tidak ada larangan dan tidak
bahasa, dan lambang negara, serta lagu ada ancaman pidana
kebangsaan, termasuk di dalamnya diatur  Lambang Negara Pasal 57 a jo
tentang ketentuan pidana bagi siapa saja yang Pasal 68
secara sengaja melakukan pelanggaran Setiap orang dilarang :
terhadap ketentuan yang terdapat di dalam (a) mencoret, menulisi,
Undang-Undang ini. menggambari, atau
Namun ada beberapa hal yang patut membuat rusak Lambang
dicermati dalam Undang-Undang ini terutama Negara dengan maksud
dalam hal tindak pidananya antara lain : menodai, menghina, atau
 Bendera Pasal 24 a jo Pasal 66 merendahkan kehormatan
: Lambang Negara dipidana
Setiap orang dilarang: (a) dengan dengan pidana
merusak, merobek, menginjak- penjara paling lama 5 (lima)
injak, membakar, atau tahun atau denda paling

194 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

banyak Rp. (c) menggunakan Lagu


500.000.000,00. Kebangsaan untuk iklan
 Pasal 57 b atau c atau d jo Pasal dengan maksud untuk
69 tujuan komersial dipidana
Setiap orang dilarang: dengan pidana penjara
(b) menggunakan Lambang paling lama 1 tahun dan
Negara yang rusak dan denda paling banyak Rp.
tidak sesuai dengan 100.000.000,00.
bentuk, warna, dan Dalam UU ini mempunyai keanehan
perbandingan ukuran; tersendiri, misalkan pengaturan tindak pidana
(c) membuat lambang untuk dalam penggunaan bendera, ketentuan lama
perseorangan, partai politik, dalam Pasal 154 a KUHP malah tidak dicabut
perkumpulan, organisasi padahal ketentuan ini pada pokoknya
dan/atau perusahaan yang mempunyai kemiripan pada Pasal 24 a UU
sama atau menyerupai 24/2009. Hal ini dapat menyebabkan duplikasi
Lambang Negara; dan tindak pidana hanya menyangkut persoalan
(d) menggunakan Lambang perumusan norma delik yang sama.
Negara untuk keperluan Ketentuan pidana dalam UU
selain yang diatur dalam 24/2009 juga mempunyai gejala over
Undang-Undang ini kriminalisasi tanpa mempertimbangkan
dipidana dengan pidana kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan daya
penjara paling lama 1 (satu) kreativitas dari masyarakat seperti
tahun dan denda paling mengkriminalkan tindakan mengibarkan
banyak Rp. 100.000.000,00 Bendera Negara yang rusak, robek, luntur,
 Lagu Kebangsaan Pasal 64 a jo kusut, atau kusam, mengkriminalkan tindakan
Pasal 70 menggunakan Lambang Negara yang rusak
Setiap orang dilarang: dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan
(a) mengubah Lagu perbandingan ukuran dan juga
Kebangsaan dengan nada, mengkriminalkan kreativitas seperti pada
irama, kata- kata, dan tindakan mengubah Lagu Kebangsaan dengan
gubahan nada, irama, kata- kata, dan gubahan lain
lain dengan maksud untuk dengan maksud untuk menghina atau
menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan.
merendahkan kehormatan Selain itu terdapat perbedaan dalam
Lagu Kebangsaan dipidana perumusan norma ancaman pidana seperti
dengan dengan pidana dalam tindakan memakai Bendera Negara
penjara paling lama 5 (lima) untuk reklame atau iklan komersial atau dalam
tahun atau denda paling tindakan memperdengarkan, menyanyikan,
banyak Rp. 500.000.000,00 ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu
 Pasal 64 b atau c jo Pasal 71 Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan
Setiap orang dilarang: komersial; atau tindakan menggunakan Lagu
(b) memperdengarkan, Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk
menyanyikan, ataupun tujuan komersial. Tidak diperoleh keterangan
menyebarluaskan hasil kenapa terdapat perbedaan perumusan norma
ubahan Lagu Kebangsaan ancaman pidana tersebut.
dengan maksud untuk Secara umum, maksud dan tujuan
tujuan komersial; atau pengaturan penggunaan bendera, bahasa,
lambang negara, dan lagu kebangsaan

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 195
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

mempunyai maksud yang baik namun tetap a) memperkuat persatuan dan kesatuan
masih sangat kental terhadap gejala over bangsa dan Negara Kesatuan Republik
kriminalisasi dan ketiadaan landasan filosofis Indonesia;
dalam perbedaan perumusan norma ancaman b) menjaga kehormatan yang
pidana. menunjukkan kedaulatan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
E. KESIMPULAN dan
Bangsa Indonesia sebagai salah satu c) menciptakan ketertiban, kepastian,
bangsa dari mansyarakat internasional, dan standarisasi penggunaan bendera,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya bahasa, dan lambang negara, serta lagu
yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di kebangsaan.
dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang UU No. 24/2009 merupakan implementasi
menuju fase nasionalisme modern, dari pasal Pasal 36 C UUD 1945, yang
diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat bertujuan untuk saling mendukung dan
sebagai suatu asas dalam filsafat hidup melengkapi.
berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar
itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang DAFTAR PUSTAKA
diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia Erwin, Muhamad. 2013. Pendidikan
yang kemudian menjadi suatu prinsip dasar Kewarganegaraan Republik Indonesia.
filsafat negara yaitu Pancasila. Identitas Bandung : PT Refika Aditama.
Nasional merujuk pada suatu bangsa yang Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2012.
majemuk. Kemajemukan itu merupakan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
gabungan dari unsur-unsur pembentuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :
identitas nasional yaitu bendera, bahasa, Paradigma.
lambang negara dan lagu kebangsaan yang Soekanto, Soerjono. 2005. Pengantar
tercantum dalam UUD 1945 dan UU NO. 24 Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press.
Tahun 2009. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2006.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Penelitian Hukum Normatif Suatu
pengaturan tentang identitas nasional dalam Tinjauan Singkat, Jakarta : PT. Raja
bab 15 yang sudah mendapat amandemen atau Grafindo Persada.
perubahan sebanyak dua kali. Bab 15 ini Srijanti dkk. 2011. Pendidikan
memiliki 5 (lima) pasal yang mengatur simbol Kewarganegaraan Mengembangkan
jati diri bangsa. Pasal-pasal tersebut membahas Etika Berwarga Negara. Jakarta :
tentang Bendera, bahasa dan lambang negara, Salemba Empat.
serta lagu kebangsaan yang terdiri dari pasal Tim Nasional Dosen Pendidikan
35, 36, 36a, 36b, dan 36c Kewarganegaraan. 2011. Pendidikan
Sedangkan Undang-Undang Nomor 24 Kewarganegaraan Paradigma Terbaru
Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Untuk Mahasiswa. Jakarta : Alfabeta.
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ini Ubaedillah, Ahmad dan Abdul Rozak. 2003.
disahkan pada 9 Juli 2009. UU 24/2009 ini Pendidikan Kewarga(negara)an,
secara umum memiliki 9 Bab dan 74 pasal Pancasila, Demokrasi, HAM, dan
yang pada pokoknya mengatur tentang praktik Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE
penetapan dan tata cara penggunaan bendera, UIN Syarif Hidayatullah.
bahasa dan lambang negara, serta lagu Winarno. 2011. Paradigma Baru Pendidikan
kebangsaan berikut ketentuan – ketentuan Kewarganegaraan. Jakarta : PT. Bumi
pidananya. Setidaknya ada tiga hal tujuan dari Aksara.
dibentuknya UU no. 24 Tahun 2009 ini adalah
untuk : Peraturan Perundang-Undangan

196 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

Undang-Undang Dasar 1945.


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951
Tentang Lambang Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958
Tentang Bendera Kebangsaan Republik
Indonesia (Lembaran Negara Tahun
1958 No.68).
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1958
Tentang Penggunaan Bendera
Kebangsaan Asing (Lembaran Negara
Tahun 1958 No.69).
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1958
Tentang Panji dan Bendera Jabatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958
Tentang Penggunaan Lambang Negara;
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958
Tentang Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya.
Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990
Tentang Ketentuan Keprotokolan
Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara,
dan Tata Penghormatan.

Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24Tahun 2009 197
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 187-198

198 Identitas Nasional di Tinjau Dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009

You might also like