You are on page 1of 14

Business UHO: Jurnal Administrasi Bisnis

ISSN 2503-1406 (Online)


Volume … Number …, (Month), (Year)
DOI:

ANALISIS KONTRIBUSI BALAI LATIHAN KERJA (BLK) DALAM


PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KERJA PADA ANGKATAN
KERJA DI KOTA KENDARI
Nilham Avmis Jihas, Akhyar Abdullah, Makmur Kambolong
Jurusan Adminstrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo
nilhamavmisjihas@gmail.com, akhyar@uho.ac.id, makmur.kambolong@uho.ac.id
Kendari, 93232, Sulawesi Tenggara, Indonesia

Abstract
Analysis Of The Contribution Of The Balai Latihan Kerja (BLK) In Developing The Skills Of The Labor
Forces In Kendari City. This study aims to: know the Contribution Balai Latihan Kerja (BLK) in the
Development of Work Skills in the Labor Force in Kendari City. The analytical tool used in this research is
descriptive qualitative. The informants in this study were employees who worked at the Balai Latihan Kerja
(BLK) Kendari, which included one head of the sub-division of administration and the head of the
administration and the head of empowerment, and two alumni who participated in the training. Based on the
results and discussion, it can be concluded that, the contribution of Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari in
developing work skills in the workforce in Kendari City is one of the competency-based training institutions in
accordance with the implementation of its duties and functions in order to achieve the goal of establishing BLK,
namely producing qualified and competitive Indonesian workers and job seekers through training, competency
certification and competency-based workforce placement and certification so that it fits market needs or creates
new business fields (independent businesses) with their skills such as operating equipment according to the
vocational training participants take.
Keywords: Contribution of the Balai Latihan Kerja (BLK), Work Skills

Abstrak
Analisis Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari Dalam Pengembangan Keterampilan Kerja Pada
Angkatan Kerja Di Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk: Untuk mengetahui Kontribusi Balai Latihan
Kerja (BLK) Dalam Pengembangan Keterampilan Kerja Pada Angkatan Kerja Di Kota Kendari. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desktiptif Kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai
yang bekerja pada BLK Kendari, yang meliputi satu orang kasubag tata usaha dan kasi penyelenggara dan kasi
pemberdayaan, serta dua orang alumni peserta pelatihan. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa, Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari dalam pengembangan keterampilan kerja
pada angkatan kerja di Kota Kendari merupakan salah satu lembaga pelatihan berbasis kompetensi yang sesuai
dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya demi mencapai tujuan didirikanya BLK yaitu menghasilkan tenaga
kerja Indonesia dan para pencari kerja yang berkualitas dan kompetitif melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi
dan penempatan tenaga kerja berbasis kompetensi dan sertifikasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar
ataupun menciptakan lapangan usaha baru (usaha mandiri) dengan keterampilan yang dimiliki seperti
pengoperasian alat sesuai kejuruan yang peserta ikuti.
Kata Kunci : Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK), Keterampilan Kerja

1
PENDAHULUAN
Di era globalisasi sekarang ini, pasar kerja membawa pengaruh terhadap kemajuan dalam berbagai
bidang yang menerapkan berbagai keterampilan kerja yang semakin lama terus berkembang.
Keterampilan tenaga kerja pun sangat mempengaruhi kualitas kerjanya. Sehingga kualitas tenaga kerja
Indonesia dan hasil produksinya kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar
masyarakat masih banyak yang mengganggur dan mereka tidak memiliki keterampilan dan keahlian yang
kurang untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu perlunya dilakukan pelatihan kerja dan
pengembangan produktifitas agar calon tenaga kerja dan wirausaha lebih siap dalam memasuki pasar
kerja khususnya.
Di Indonesia jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2020 berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat bahwa terdapat 137,91 juta orang. Angka itu naik 1,73 juta orang dibanding Februari
2019. Pada waktu yang sama jumlah pengangguran bertambah sebanyak 60.000 orang. BPS juga
mencatat Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) Pada Februari 2019 mencapai 5,01% ,mengalami
penurunan pada Februari 2020 menjadi 4,99%. Sementara, jumlah angkatan kerja di Kota Kendari
berdasarkan data terbaru Mei 2020 pada 2019 tercatat sebanyak 182.650 orang, bertambah 14.586 orang
dibanding tahun 2018 yang berjumlah 168.064 orang. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat
pengangguran terbuka di Kota Kendari pada 2019 sebanyak 11.224 orang tidak memiliki pekerjaan.
Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1.070 orang dibanding 2018 yang berjumlah 10.154 orang.
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2018 mencapai 3,26% meningkat menjadi 3,59% pada
tahun 2019. Jumlah tersebut menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
menujukkan tingginya tingkat penggangguran disebabkan tiap tahunnya jumlah pencari kerja bertambah
dan tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Kompetensi sumber daya manusia harus sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan atau menciptakan
lapangan usaha baru (usaha mandiri), sehingga mampu mengentaskan kemiskinan dan mengurangi
pengangguran. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, inovatif, komunikatif,
dan informatif diperlukan lembaga pelatihan kerja yang kredibel, profesional mandiri dan berkinerja
unggul serta memiliki program sesuai standar pelatihan.
Oleh karena itu, diperlukan lembaga pelatihan kerja untuk mengembangkan keterampilan para
angkatan kerja agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan mampu mandiri dalam
membuka atau membangun suatu usaha mandiri berdasarkan keterampilan yang mereka miliki. Tenaga
kerja menurut Undang-Undang RI sebagai berikut “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
kebutuhan masyarakat” (Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003).
Salah satunya adalah Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari yang merupakan salah satu lembaga
pemerintah yang bernaung dibawah Kementerian Ketenagakerjaan yang berfungsi sebagai sarana dan
prasarana dalam menyediakan pelatihan. Balai Latihan Kerja merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan keterampilan angkatan kerja, khususnya bagi masyarakat yang hanya memiliki tingkat
pendidikan setingkat SMP atau SMA yang biasanya memiliki ketrampilan rendah dan tidak mampu
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Di kota Kendari, banyaknya angka pengangguran membuat pemerintah pusat dan daerah melalui
Balai Latihan Kerja Kendari untuk melaksanakan pelatihan bagi masyarakat umum usia produktif,
pencari kerja, pengangguran, maupun orang yang terkena pemutusan hubungan kerja sebagai upaya
mengurangi jumlah pengangguran agar mampu terserap kembali oleh pasar kerja atau membuka usaha
mandiri.
Balai latihan kerja berfungsi untuk mendukung suksesnya misi, tugas pokok, dan fungsi Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia atau calon tenaga
kerja yang berkualitas dan kompoten serta memenuhi permintaan kebutuhan pasar baik yang bekerja di
perusahaan maupun berwirausaha sendiri melalui penyelenggaraan pelatihan dari berbagai bidang
kejuruan dan tingkatan yang merupakan kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat atau pemerintah lintas
kabupaten atau kota. Fasilitas dan program pelatihan kerja di BLK ditujukkan untuk mempercepat
penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di daerah dengan memanfaatkan fasilitas
pelatihan tersebut, pencari kerja akan siap untuk diserap pasar kerja dan industri, (Nurhayatul Husna,
2015:17).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
 Apakah Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam Pengembangan Keterampilan Kerja Pada
Angkatan Kerja Di Kota Kendari?.
Maksud dari penelitian ini adalah
 Untuk mengetahui Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam Pengembangan Keterampilan Kerja
Pada Angkatan Kerja Di Kota Kendari.
Kontribusi berasal dari bahasa Ingris yaitu contribute, contribution yang artinya adalah menyumbang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kontribusi adalah uang iuran, sumbangan (dalam
perkumpulan, organisasi).
Menurut Peraturan Mentri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012
Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwa : Balai Latihan Kerja yang selanjutnya disingkat BLK, adalah tempat
diselenggarakannya proses pelatihan kerja bagi peserta pelatihan kerja bagi peserta pelatihan sehingga
mampu dan menguasai suatu jenis dan tingkat kompetensi kerja tertentu untuk membekali dirinya dalam
memasuki pasar kerja dan atau usaha mandiri maupun sebagai tempat pelatihan untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Menurut Burhanudin Yusuf (2015:141) Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melatih masyarakat
tenaga kerja untuk dilatih keterampilan. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan, pelatihan bersifat
spesifik praktis dan segera, spesifik berati pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang
dilakukan, praktis dan segera berati yang sudah dilatih dan diperaktikaan, umumnya pelatihan
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu yang relatif
singkat, suatu pelatihan berupaya menyiapkan peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan yang
dihadapi.
Menurut Nurhayatul Husna (2015:13) Balai Latihan Kerja (BLK) adalah sebuah wadah yang
menampung kegiatan pelatihan yang fungsinya untuk memberikan dan memperoleh, meningkatkan,
serta, mengembangkan, keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja dan etos kerja yang
pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek dari pada teori.
KEMNAKER Nomor 9 Tahun 2015, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan
tenaga pelatihan.
Dalam melaksanakan tugas Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja menyelenggarakan fungsinya
menurut KEMNAKER Nomor 9 Tahun 2015 :
1) Penyusunan rencana, program dan anggaran;
2) Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan;
3) Pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja, instruktur, tenaga pelatihan, dan lembaga pelatihan;
4) Pelaksanaan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan;
5) Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi
tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan; dan
6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003, peran BLK sesuai dengan tugas pokoknya yaitu memberikan
pelatihan dan keterampilan untuk angkatan kerja yang putus sekolah dalam menjalankan perannya
untuk memberi pelatihan. Dengan kata lain bahwa peran Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan BLK berupa pelaksanaan tugas dan fungsinya demi mencapai
tujuan didirikannya BLK yaitu menghasilkan tenaga kerja Indonesia, dan para pencari kerja yang
berkualitas dan kompetitif melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja.
Peran Balai Latihan Kerja itu sendiri tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN-SJ/VIII/2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jendral Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas, yang mengatakan bahwa Balai Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan program
pelatihan tenaga kerja, uji coba program pelatihan, uji kompetensi serta pemberdayaan lembaga
pelatihan.
Menurut Arwani Ahmad (2014:2076) peran Balai Latihan Kerja (BLK) merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan BLK berupa pelaksanaan tugas dan fungsinya demi mencapai tujuan
didirikannya BLK yaitu menghasilkan tenaga kerja Indonesia, dan para pencari kerja yang berkualitas
dan kompetitif melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja.
Menurut Henki Idris dan Mimi (2014:245) Pengembangan atau development adalah setelah
karyawan diperoleh, mereka terus dikembangkan sampai pada tingkat tertentu. Pengembangan
merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang diperlukan untuk prestasi kerja yang tepat .
Pengembangan ini merupakan sesuatu yang amat penting dan akan terus tumbuh karena perubahan-
perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen semakin rumit, jadi pengembangan terdiri
dari pelatihan, pelatihan kinerja atau prestasi kerja, dan pengembangan materi.
Menurut Singodimedjo (2000) dalam Edy Sutrisno (2014:61-62) Pengembangan SDM adalah proses
persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi didalam
organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan mengarah pada kesempatan-kesempatan belajar yang didesain
guna membantu pengembangan para pekerja.
Menurut Suwatno dan Donni Juni Priansa (2016:108-109) Program pengembangan memuat adanya
sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, peserta, kurikulum dan waktu pelaksanaan. Tujuan akhir dari
proses pengembangan itu adalah peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja masing-masing karyawan
pada jabatannya. Jenis pengembangan karyawan harus disesuaikan dengan jenis kebutuhan yang
diperlukan atau dibutuhkan oleh perusahaan, semua itu agar program pengembangan yang dilakukan
tidak berjalan dengan sia-sia tanpa hasil atau tidak ada mafaatnya bagi perusahaan.
Menurut Dunnett’s dalam Lian (2013:17) skill adalah sebagai kapasitas yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Keahlian
seseorang tercermin dengan seberapa baik seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik,
seperti mengoperasikan suatu peralatan (fasilitas ruangan berkomunikasi efektif atau
mengimplementasikan suatu strategi bisnis. Wahyudi mengartikan keterampilan kerja sebagai kecakapan
atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang hanya diperoleh oleh praktek.
Menurut Lian (2013) keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas atau pekerjaan. Keterampilan kerja sebagai kecapakan atau keahlian untuk melakukan suatu
pekerjaan yang hanya diperlukan oleh praktek.
Menurut Irianto (2010:76) keterampilan tidak hanya berkaitan dengan keahlian seseorang untuk
mengerjakan sesuatu yang bersifat tangible. Selain physical, makna skill juga mengacu pada persoalan
mental, motoric, perceptual dan bahkan social abilities seseorang.
Menurut Iverson (2011:133) selain training yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan,
keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara
mudah dan tepat.
Menurut Gibson dikutip oleh Rois et all (2017:47) keterampilan adalah kompetensi yang
berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer atau berkomunikasi dengan
jelas untuk tujuan dan misi kelompok.
Menurut Famella, dkk (2015:177) keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang
didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas keterampilan tidak
hanya dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasilkan suatu yang bernilai dengan lebih cepat.
Notoadmodjo (2007:143) mengatakan keterampilan merupakan aplikasi dari pengetahuan sehingga
tingkat keterampilan seseorang dipengaruhi oleh :
1) Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuan yang dimiliki. Sehingga, seseorang
tersebut akan lebih mudah dalam menerima dan menyerap hal-hal baru. Selain itu, dapat membantu
mereka dalam menyelesaikan hal-hal baru tersebut.
2) Umur
Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi perubahan pada fisik dan psikologi seseorang.
Semakin cukup umur seseorang, akan semakin matang dan dewasa dalam berfikir dan bekerja.
3) Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai
sumber pengetahuan untuk memperoleh suatu kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat
seseorang akan mempengaruhi kematangan seseorang dalam berpikir dalam melakukan suatu hal.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan secara langsung menurut
Widyatun (2005:96), yaitu:
1) Motivasi
Merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai
tindakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang bisa melakukan tindakan sesuai dengan
prosedur yang sudah diajarkan.
2) Keahlian
Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan keterampilan tetentu.
Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan.
Menurut Mulyadi (2011:66) Keterampilan kerja dalam konteks ini dapat diukur dengan beberapa
indikator seperti berikut:
1) Menentukan cara menyelesaikan tugas/pekerjaan
2) Menentukan prosedur terbaik dalam melaksanakan tugas/pekerjaan
3) Menyelesaikan tugas dengan baik
4) Menentukan ukuran/volume tugas terbaik yang dapat diselesaikan
5) Menentukan ukuran kualitas pekerjaan terbaik yang dapat diselesaikan
6) Memprediksi hasil pelaksanaan tugas/pekerjaan.
Menurut Sumarsono (2009) Angkatan kerja (labor force) adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia
melakukan pekerjaan. Dalam hal ini pengertian angkatan kerja “mampu” berarti mampu secara fisik, jasmani,
kemampuan mental dan juga secara yuridis mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan juga
melakukan pekerjaan yang dilakukan serta bersedia secara aktif maupun pasif dalam melakukan dan mencari
pekerjaan.
Menurut BPS (2019) Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Pendekatan mencakup angkatan kerja yang secara
aktif bekerja ataupun sedang mencari pekerjaan yang mana dalam kedua aktivitas tersebut berada dalam jangka
waktu tertentu dengan demikian dalam pendekatan ini mampu membedakan angkatan kerja yang menjadi dua
kelompok bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Menurut Mulyadi Subri (2003:58) Angkatan kerja (labor force) adalah bagian dari tenaga kerja
yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu produksi barang
dan jasa.
Menurut Sonny Sumarsono (2003:7) Angkatan kerja adalah bagian tenaga kerja yang benar-benar
mau bekerja memproduksi barang atau jasa. Di Indonesia angkatan kerja adalah penduduk usia 15
tahun ke atas yang benar-benar mau bekerja. Mereka yang mau bekerja ini terdiri dari yang
benar-benar bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.
Menurut UU No. 13 Tahun 2003, Angkatan kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat. Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali
masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki.
Menurut Suparmoko (2007:4) Angkatan kerja adalah mereka yang aktif mereka yang aktif dan
tidak aktif menyumbang tenaganya dalam kegiatan produksi. Mereka yang tidak aktif bekerja sedang
mencari pekerjaan atau yang menganggur sehingga sewaktu-waktu siap untuk bekerja. Sementara
golongan yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah dan yang tidak mencari pekerjaan,
seperti ibu rumah tangga dan lainnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2019) menyatakan angkatan kerja dikategorikan menjadi dua,
yakni:
1) Angkatan Kerja Yang Digolongkan Bekerja
Adalah angkatan kerja yang mempunyai ciri-ciri:
a) Pada satu minggu sebelum terdapat perhitungan melaksanakan pekerjaan dalam mendapatkan
atau membantu untuk memperoleh penghasilan atau dapat juga dimaknai keuntungan yang
lamanya antara satu jam dalam seminggu yang lalu.
b) Mereka yang seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari
satu jam. Dalam hal ini misalnya pekerjaan tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sama-
sama tidak masuk kerja disebabkan melakukan cuti, sakit, mogok atau juga perusahaan
melakukan penghentian aktivitasnya selama sementara.
2) Angkatan Kerja Yang Digolongkan Menganggur dan Sedang Mencari Pekerjaan.
Adalah angkatan kerja yang mempunyai ciri-ciri:
a) Sebelumnya belum memiliki pengalaman kerja, tetapi sedang dalam proses atau berusaha dalam
mencari pekerjaan.
b) Posisi bekerja, tetapi ada pencacahan menganggur dan berupaya untuk memperoleh pekerjaan.
c) Mereka yang diberi kebebasan dalam bertugas dan sedang berusaha untuk memperoleh
pekerjaan.
Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut BPS (2019) adalah sebagai berikut:
1) Jumlah dan Sebaran Usia Penduduk
Penduduk yang berusia lebih dari batas tertentu dianggap masuk kedalam usia kerja. Misalnya,
seorang anak yang berusia diatas 10 tahun aktif bekerja, dapat dikatakan sebagai bagian dari
angkatan kerja.
2) Pengaruh Keaktifan Bersekolah
Maksudnya adalah penduduk usia muda yang masih sekolah tidak dianggap sebagai angkatan kerja,
walaupun adalah penduduk usia muda itu sebagian orang yang sudah mulai bekerja.
3) Peranan Kaum Wanita Dalam Perekonomian
Wanita yang bekerja dalam urusan rumah tangga tidak dianggap sebagai bagian dari angkatan kerja.
Jika seseorang wanita mempunyai pekerjaan tertentu di luar rumah, maka dimasukkan sebagai
angkatan kerja.
4) Pertambahan Penduduk Yang Tinggi
Setiap pertambahan jumlah penduduk cenderung akan menambah bagian penduduk yang tergolong
angkatan kerja.
5) Meningkatkan Jaminan Kesehatan
Dengan meningkatnya jaminan kesehatan, umur rata-rata penduduk bertambah. Umur rata-rata akan
memperpanjang masa produktif setiap penduduk dalam melakukan pekerjaannya, sehingga otomatis
akan menambah jumlah angkatan kerja.
Balai Latihan Kerja (BLK) memiliki kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan
pengembangan keterampilan kerja pada angkatan kerja seperti pengembangan pengetahuan, keterampilan
mengoperasikan peralatan, dan keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya Balai Latihan
Kerja yang berperan dalam menghasilkan tenaga kerja, dan para pencari kerja yang berkualitas dan
kompetitif melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi kerja dan penempatan kerja, sehingga dapat
memudahkan para angkatan kerja dalam membuka usaha mereka sendiri atau mengembangkan usaha
mereka sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki dan para angkatan kerja siap dalam memasuki
pangsa pasar.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu


Relevansi Penelitiam
No Nama & Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan
Rian Nazarudin (2018), “Analisis Peran Persamaan dengan Perbedaan pada
Pelatihan Kerja Oleh Balai Latihan Kerja penelitian ini adalah penelitian ini terletak
Dalam Meningatkan Potensi Angkatan Kerja terletak pada metode pada variabel peran
1. Di Bandar Lampung Ditinjau Dari Perspektif penelitian yang pelatihan dan teknik
Islam (Studi Pada Unit Pelaksanaan Teknis menggunakan pengumpulan data
Daerah Balai Latihan Kerja Bandar pendekatan kualitatif yang menggunakan
Lampung).” kuisioner
Joko Legowo (2009), “Peran Balai Latihan Persamaan dengan Perbedaan pada
Kerja Industri Dinas Tenaga Kerja Dan penelitian ini adalah penelitian ini
2. Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Dalam terletak pada variabel terletak pada
Rangka Pelaksanaan Kebijakan Peningkatan keterampilan dan variabel peran dan
Kualitas Keterampilan Tenaga Kerja menggunakan variabel
Indonesia.” pendekatan kualitatif peningkatan
kualitas
Artha Febrina (2016), “ Peran Balai Latihan Persamaan dengan Perbedaan pada
Kerja Dan Pengembangan Produktivitas penelitian ini penelitain ini
3. (BLKPP) DIY Dalam Pemberian Pelatihan adalah terletak menggunakan
Keterampilan Kerajinan`” pada variabel variable
keterampilan pengembangan
produktivitas
Berdasarkan pemaparan diatas maka kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir

METODE
Penelitian ini dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari yang terletak di Jl. D.I Panjaitan,
No. 226, Bonggoeya Wua-Wua, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ruang lingkup ini adalah pengembangan keterampilan kerja, yang difokuskan pada Analisis
Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Dalam Pengembangan Keterampilan Kerja Pada Angkatan Kerja
Di Kota Kendari.
a. Data primer adalah data yang bersumber langsung dari informan penelitian yaitu pegawai atau
instruktur BLK dan alumni peserta pelatihan.
b. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca dan memahami melalui
media serta dokumen data sekunder dalam penelitian ini yaitu sejarah singkat, visi misi, dan
macam – macam kejuruan.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik Dokumentasi, Observasi, dan Wawancara.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu suatu
kegiatan untuk menyusun, menginterpretasikan atau menyimpulkan data sehingga memberikan suatu
gambaran tentang masalah yang dihadapi atau di teliti. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskripif kualitatif yaitu metode analisis dengan memberikan
gambaran tentang kontribusi Balai Latihan Kerja dalam pengembangan keterampilan kerja pada
angkatan kerja di Kota Kendari.

Definisi Konseptual
Adapun definisi konsep dalam penelitian ini yaitu :
1. Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) adalah lembaga yang menyediakan pelatihan bagi para
tenaga kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.
a. Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang meningkatkan kemampuan dan keterampilan
kerja selama berada di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.
b. Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja
oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.
c. Penempatan Kerja adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang
lulus dalam seleksi Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari berdasarkan pada kebutuhan jabatan
dan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan.
2. Keterampilan kerja adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu aktivitas atau kegiatan
yang didapatkan dari pelatihan atau pengalaman di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari seperti
mengoperasikan peralatan.
a. Pengembangan pengetahuan adalah proses mengembangkan informasi atau data yang belum
pernah mereka rasakan atau alami dengan melalui pengamatan langsung di Balai Latihan Kerja
(BLK) Kendari.
b. Pengoperasian peralatan adalah proses melakukan suatu pekerjaan dengan bantuan alat yang ada
di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.
c. Keahlian yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan suatu perkerjaan di Balai Latihan Kerja
(BLK) Kendari.
3. Angkatan kerja adalah orang-orang yang sedang dalam tahap mencari pekerjaan dengan mengikuti
pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Variabel
Deskripsi Variabel Kontribusi Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari
Kontribusi diartikan sebagai keikutsertaan atau kepedulian individu atau kelompok terhadap suatu
kegiatan. Dengan kata lain kontribusi tidak terbatas hanya pada pemberian bantuan berupa uang,
melainkan pemberian bantuan dalam bentuk lain seperti bantuan tenaga, pemikiran, materi, dan segala
bentuk bantuan yang mana dapat mensukseskan suau tujuan.
Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari merupakan salah satu lembaga yang ikut berkontribusi dalam
melatih masyarakat tenaga kerja untuk dilatih keterampilannya. Sehingga para tenaga kerja dapat
mengembangkan keterampilan kerja mereka untuk dapat membekali dirinya dalam memasuki pasar kerja
atau membuka usaha mandiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Deskriptif Indikator Variabel
1. Melaksanakan Pelatihan
Pelatihan adalah sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat
dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori.
Dalam pelaksanaan pelatihan, peserta pelatihan dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
baru, untuk itu diperlukan suatu program pengembangan keterampilan untuk dapat diaplikasikan dalam
pekerjaannya. Pengembangan keterampilan dapat dikembangkan dengan mengikuti pelatihan yang dapat
meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki peserta.

Namun pengembangan peserta melalui pelatihan membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, BLK Kendari hanya akan melaksanakan pelatihan bila anggaran yang akan
digunakan telah tersedia untuk tiap-tiap program kejuruan yang akan diselenggarakan.
Namun dalam pelaksanaan pelatihan terdapat beberapa masalah yang harus dihadapi oleh BLK
Kendari selama proses pelatihan seperti peserta pelatihan yang memalsukan identitas, disiplin kerja,
sikap kerja yang kurang, sedikitnya peserta yang memiliki kepercayaan diri untuk bertindak aktif saat
pelatihan, kecakapan menyelesaikan tugas dengan waktu yang tidak efisien karena kurang disiplin, tidak
terbiasa mengatur prioritas dan tidak mampu beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan pelatian
dibutuhkan metode yang dapat menunjang keterampilan peserta yang lebih menitikberatkan pada praktek
dibanding teori yang waktu pelaksanaannya akan diadakan bila anggaran APBN dan APBD telah tersedia
untuk tiap-tiap kejuruan disetiap tahunnya. Selama proses pelaksanaan pelatihan terdapat masalah-
masalah yang harus dihadapi oleh BLK Kendari selama berlangsungnya pelatihan. Oleh karena itu, BLK
Kendari harus lebih selektif dalam proses perekrutan peserta pelatihan.
2. Sertifikasi Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan kerja seseorang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi tertentu. Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian
sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional, standar internasional, dan/atau standar khusus
lainnya.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian sertifikasi kompetensi oleh BLK
Kendari kepada peserta pelatihan harus berdasarkan standar yang telah ditetapkan dengan melakukan
penilaian selama proses pelatihan oleh instruktur yang kemudian sertifikat tersebut dapat digunakan
untuk bekerja apabila memang dibutuhkan bukti bahwa pernah mengikuti pelatihan.
3. Penempatan Kerja
Penempatan kerja adalah suatu kebijakan perusahaan atau organisasi untuk menempatkan karyawan
atau pegawai pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keterampilan serta pengetahuan
pegawai/karyawan dan kebutuhan jabatan dalam perusahaan agar tercipta kepuasan kerja dan prestasi
kerja yang optimal. Prinsip penempatan kerja harus dijalankan dengan tepat dan konsekuen agar dapat
bekerja sesuai keahlian yang mereka miliki. Oleh karena itu, BLK Kendari akan melakukan seleksi
dalam merekrut peserta terlebih dahulu untuk menentukan peserta yang lolos mengikuti pelatihan.
Setelah tahap seleksi, peserta yang dinyatakan lolos akan mengikuti pelatihan dan akan dilakukan uji
kompetensi untuk menetukan apakah peserta tersebut kompeten atau tidak. Bila menurut BLK Kendari
peserta tersebut kompeten maka BLK Kendari akan merekomendasikan peserta atau menginformasikan
kepada peserta yang memiliki keterampilan dan pengalaman kerja sesuai dengan kebutuhan atau
lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah ataupun industri yang melakukan
kerjasama dengan BLK Kendari.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penempatan kerja yaitu proses
pemberian tugas dan pekerjaan pada tenaga kerja yang lulus dalam seleksi untuk dilakukan secara
berkesinambungan serta mampu mempertanggungjawabkan semua risiko dan kemungkinan yang terjadi
atas fungsi dan pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab. Proses penempatan kerja yang dilakukan oleh
BLK Kendari kepada peserta pelatihan sesuai dengan kebutuhan atau lowongan pekerjaan yang
dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi yang melakukan kerjasama dengan BLK Kendari.
Deskripsi Variabel Keterampilan Kerja

Keterampilan kerja adalah keahlian yang dimiliki individu ataupun kelompok untuk melakukan
suatu pekerjaan, dimana keahlian tersebut diperoleh dari dengan adanya pelatihan atau dikenal dengan
nama praktek.
Deskripsi Indikator Variabel
1. Mengembangkan Pengetahuan
Dalam mengembangkan pengetahuan keterampilan diperlukan lembaga pelatihan kerja yang
kredibel, profesional mandiri dan berkinerja unggul serta memiliki program sesuai standar pelatihan
yang dapat mengembangkan keterampilan kerja para angkatan kerja. Oleh karena itu, BLK Kendari
sebagai lembaga yang menyediakan pelatihan bagi para pencari kerja yang putus sekolah yang memiliki
keterampilan rendah untuk dilatih dalam mengembangkan pengetahuan mereka.
Proses pengembangan pengetahuan keterampilan yang dilakukan oleh Balai Latihan Kerja Kendari
dapat dirasakan dan tersampaikan dengan baik oleh peserta maupun alumni peserta pelatihan bahwa
metode yang digunakan sangat membantu mereka dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan keterampilan kerja
Balai Latihan Kerja Kendari yaitu dengan memberikan pengetahuan untuk mengembangkan
keterampilan peserta dengan mengikuti pelatihan sesuai dengan minat dari para peserta pelatihan
sehingga pengetahuan yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik kepa peserta.
2. Mengoperasikan Peralatan
Dalam mengoperasikan peralatan tentunya hal ini harus di perhatikan terkait peralatan yang
digunakan selama pelatihan, di BLK Kendari bermacam macam peralatan yang digunakan selama
proses pelatihan, misalnya pelatihan teknisi yang merupakan pelatihan yang tujuannya untuk mencetak
tenaga kerja di bidang listrik, las, dimana setiap lulusannya memiliki kompetensi mengoperasikan
peralatan dan mesin.
Peserta pelatihan akan diajarkan untuk mengoperasikan peralatan sesuai kejuruan yang mereka pilih
saat pelatihan, seperti peserta menjahit sebelum memulai menjahit terlebih dahulu akan diajarkan cara
mengukur kain menggunakan penggaris, lalu menggunting kain yang telah diukur menggunakan
gunting, setelah itu akan dikenalkan alat-alat yang digunakan di mesin jahit kemudian diajarkan teknik
mengoperasikan alat mesin jahir sehingga peserta bisa sampai membuat pakaian dari proses yag
diajarkan oleh instruktur pelatihan.
Peralatan yang digunakan sebelum dan setelah pelatihan akan selalu dilakukan pengecekan terlebih
dahulu untuk memastikan peralatan yang akan digunakan masih dapat digunakan dengan baik ataukah
harus melakukan perbaikan peralatan sehingga selama proses pelatihan tidak akan terjadi hal yang dapat
menghambat berlangsung pelatihan.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelatihan yang dilakukan oleh BLK
Kendari dalam mengembangkan keterampilan peserta adalah dapat mengoperasikan peralatan yang
dapat menunjang keterampilan peserta menjadi lebih baik dari sebelumnya sehingga setelah mengikuti
pelatihan para peserta sudah dapat mengoperasikan peralatan yang sangat berguna dalam pekerjaan atau
usaha yang akan mereka lakukan.
3. Keahlian Untuk Melakukan Pekerjaan
BLK Kendari merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu keahlian yang
peserta miliki yaitu dengan mengadakan pelatihan dan menempatkan peserta pelatihan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki, dan sebuah keahlian kerja harus dimiliki oleh masing – masing peserta
BLK karena di dunia kerja banyak sekali perubahan yang terjadi secara tak terduga misalnya perubahan
budaya kerja maupun perubahan teknologi dengan begitu peserta pelatihan di BLK Kendari harus
mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Dengan mengikuti pelatihan berbasis kompetensi di BLK Kendari peserta dapat meningkatkan
keahlian peserta dalam melakukan pekerjaan mereka, misalnya peserta yang mengikuti kejuruan
hidroponik yang sebelum mengikuti pelatihan masih mengandalkan tanah sebagai media bercocok
tanam dan setelah mengikuti pelatihan peserta dapat bercocok tanam dengan memanfaatkan air yang
telah berkembang di era sekarang ini yaitu bercocok tanam tanpa tanah.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pekerjaan dibutuhkan
suatu keahlian sehingga pekerjaan yang ingin dicapai dapat sesuai dengan target dan sesuai keinginan.
Keahlian tersebut terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman yang kita dapat selama pelatihan di BLK
Kendari.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan pada penelitian ini maka dihasilkan kesimpulan
sebagai berikut : Kontribusi Balai Latihan Kerja Kendari dalam pengembangan keterampilan kerja pada
angkatan kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan BLK berupa pelaksanaan tugas dan
fungsinya demi mencapai tujuan didirikanya BLK yaitu menghasilkan tenaga kerja Indonesia dan para
pencari kerja yang berkualitas dan kompetitif melalui pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan
tenaga kerja berbasis kompetensi dan sertifikasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar ataupun
menciptakan lapangan usaha baru (usaha mandiri) dengan keterampilan yang dimiliki seperti
pengoperasian alat sesuai kejuruan yang peserta ikuti.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arifin, Rois, et al. 2017. Budaya dan Perilaku organisasi. Malang : Empat dua.
Edy Sutrisno, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetak Ke Enam. Pranada Media Group, Jakarta.
Idris Issakh, Henki dan Mimi. 2014. Teori Bisnis Untuk Perusahaan Modern Edisi 2. Penerbit In Media.
Irianto, A. 2010. Panduan Pengembangan Organisasi. Andi, Yogyakarta.
Iverson, 2011. Memahami Keterampilan Pribadi. CV. Pustaka, Bandung.
Mulyadi. 2011. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Ketiga Cetakan Ketiga .
Jakarta : Rineka Cipta.
Subri, Mulyadi. Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Ed. 1,
Cet.1
Sumarsono, Sonny. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2003. Ed. 1, Cet. 1.
Suparmoko. Ekonomi 2 SMA. Jakarta: Yudhistira. 2007.
Suwatno dan Donni Juni Priansa. 2016. Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta CV.
Widayatun. 2005. Ilmu Perilaku, Edisi Lanjutan. Cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta.
Yusuf, Burhanuddin. Manajement Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2015.
JURNAL
Ahmad, Arwani. Balai Latihan Kerja Industri Studi Tentang Peran Balai Latihan Kerja Industri
Samarinda Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Pelatihan Kerja Industri, eJournal Ilmu
Pemerintahan, Vol. 2 No.1, Tahun 2014.
Famella., Setyanti, S. W. L. H., & Mufidah, A. (2015). Pengaruh Keterampilan Kerja, Pengalaman Kerja,
dan Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Rokok Gagak Hitam Kabupaten
Bondowoso. Artikel ilmiah mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) Fakultas Ekonomi. Vol. 4,
Hal. 21, (2015).
Husna, Nurhayatul. Tesis: “Evaluasi Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Latihan Kerja Payakumbuh”
Andalas : Univeritas Andalasan, 2015.
Lian. 2013. Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Bank Bukopin, Tbk.
Cabang Makassar. Jurnal Unhas.
Rian Nazarudin, Analisis peran pelatihan kerja Balai Latihan Kerja dalam meningkatkan potensi
angkatan kerja di Bandar Lampung ditinjaudari perspektif ekonomi islam. Skripsi. Lampung:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.
UNDANG-UNDANG
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja
Peraturan Mentri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Ketentuan Umum 1 Pasal 1 ayat 1.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Asesmen Kompetensi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 9.
UUD 1945 Pasal 27 ayat 2

You might also like