You are on page 1of 14

34 AGROVIGOR VOLUME 5 NO.

1 MARET 2012 ISSN 1979 5777


 

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


KANDUNGAN SAPONIN PADA DUA VARIETAS TANAMAN GENDOLA (Basella sp)

Listin Fitrianah1, Siti Fatimah2, Yunin Hidayati2


1. Alumni Jurusan Agroekoteknologi, 2. Dosen Jurusan Agroekoteknologi FP UTM
Email : listin.fitrianah@gmail.com

ABSTRACT composition 2 : 1 (2/3 parts soil : 1/3 cow


manure) and the planting composition 1 : 2
The need for raw materials increase with 1/3 part of land : 2/3 cowmanure) gives the value
increasing drug utilization of traditional medicine highest. Control treatment is growing
is increasing. Gendola is one type of potential composition 1: 0 (1part soil
medicinal plants, which have two varieties of the : cow dung manure 0) gives the lowest value on
red gendola (Basella rubra L.) and white gendola the saponin content of leaves.
(Basella alba L.). Saponin is one of the secondary
metabolites from plants gendola. Appropriate Key words: gendola, varieties, planting
planting medium is also a prerequisite of success, media, saponin.
especially crop cultivation in containers. The
purpose of this study was to investigate the effect ABSTRAK
and compare the composition of growing media
on growth and saponin content in two varieties of Kebutuhan akan bahan baku obat semakin
plants gendola. meningkat sejalan dengan pemanfaatan obat
The study was conducted in a plastic house tradisional yang semakin meningkat. Gendola
agriculture Faculty of University orchard trial adalah salah satu jenis tanaman obat potensial,
Trunojoyo Madura University Madura College of yang mempunyai dua varietas yaitu gendola
Agricultural Experiment Garden Trunojoyo merah (Basella rubra L.) dan gendola putih
Madura which lies at an altitude of ± 3 meters (Basella alba L.). Saponin merupakan salah satu
above sea level. The study began in November kandungan metabolit sekunder dari tanaman
2011 until Februari 2012. The method used was gondola. Media tanam yang tepat merupakan
a factorial experiment based Randomized Design salah satu syarat keberhasilan budidaya tanaman
(CRD) with three replicates consisting of two khususnya budidaya dalam wadah. Tujuan
treatment factors, the first factor is gendola penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh
different varieties of plants and the second factor serta membandingkan komposisi media tanam
is the combination of different growing. terhadap pertumbuhan dan kandungan saponin
The result showed that the treatment plant pada dua varietas tanaman gendola. Penelitian
varieties and combinations of place influende on dilakukan di rumah plastik kebun percobaan
plant length, leaf number, leaf area, all part plant Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
fresh weight and all part plant dry weight. Red Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
gondolas varieties yield components of growth, Trunojoyo Madura yang terletak pada ketinggian
biomass weightand content of saponins in the ± 3 meter di atas permukaan laut. Penelitian
leaves is high. Growing composition 1 : 1 dimulai bulan November 2011– Februari 2012.
(½ sections of land: ½ cow manure) gave the Metode yang digunakan adalah percobaan
highest growth component in plant fresh weight faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan
and all part plant dry weight. Treatment plant Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan yang
varieties and combination of composition of terdiri dari dua faktor perlakuan, faktor pertama
saponin in the leaves but a very real influence on adalah varietas tanaman gendola yang berbeda
each treatment factor. The highest saponin dan faktor kedua adalah kombinasi media tanam
content of the red varieties while growing yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 35

bahwa perlakuan varietas dan kombinasi media Aneka ragam jenis tanaman obat telah
tanam memberikan pengaruh terhadap panjang digunakan, baik sebagai bahan baku obat
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar modern (farmasetik) maupun obat tradisional.
total tanaman dan berat kering total tanaman. Tanaman yang mempunyai kandungan zat
Varietas gondola merah memberikan hasil
berkhasiat atau zat aktif yang tinggi sangat
komponen pertumbuhan, berat biomassa dan
diperlukan, karena kemampuan suatu tanaman
kandungan saponin pada daun yang tinggi.
Komposisi media tanam 1:1 ( ½ bagian tanah : ½ sebagai bahan obat disebabkan oleh
pupuk kotoran sapi) memberikan komponen kandungan senyawa kimianya yang memiliki
pertumbuhan tertinggi pada panjang tanaman, daya kerja pengobatan. Mutu dari tanaman
jumlah daun. Komposisi media tanam 2 : 1 ( 2/3 obat saat proses pertumbuhan tanaman dan
bagian tanah : 1/3 pupuk kotoran sapi) kualitasnya dipengaruhi selama pengumpulan
memberikan komponen tertinggi pada luas daun, bahan, pengeringan, dan penyimpanan.
bobot segar total tanaman, bobot kering total Disamping itu, tinggi rendahnya kualitas juga
tanaman. Perlakuan varietas dan kombinasi media ditentukan oleh faktor keaslian dan kemurnian
tanam memberikan pengaruh terhadapkandungan dari tanaman tersebut (Sutrisno, 1996).
saponin pada daun tetapi memberikan pengaruh Gendola adalah salah satu jenis
yang sangat nyata pada masing – masing faktor
tanaman obat potensial, yang mempunyai dua
perlakuan. Kandungan saponin tertinggi pada
varietas merah sedangkan komposisi media tanam varietas yaitu gendola merah (Basella rubra
2 : 1 ( 2/3 bagian tanah : 1/3 pupuk kotoran sapi) L.) dan gendola putih (Basella alba L.).
dan komposisi media tanam 1 : 2 ( 1/3 bagian Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanah : 2/3 pupuk kotoran sapi) memberikan nilai obat tradisional yang mempunyai banyak
tertinggi. Perlakuan kontrol yaitu komposisi khasiat diantaranya penurun panas,
media tanam 1 : 0 (1 bagian tanah : 0 pupuk menghilangkan racun dan mengeluarkan
kotoran sapi) memberikan nilai terendah pada organisme penyebab sakit dari darah.
kandungan saponin daun. Kandungan kimia pada tanaman gendola yaitu
Kata kunci: gendola, varietas, media tanam,
saponin, vitamin A, B dan C, glucan c,
saponin carotene, organic acid, dan
mucopolysacharida seperti L-arabinose, D-
PENDAHULUAN galactose, L-rhamnose dan aldonic acid.
Pertumbuhan yang optimal pada tanaman ini
Indonesia merupakan salah satu diperlukan agar diperoleh kandungan saponin
negara penghasil bahan obat dari tumbuhan yang terbaik karena saponin tersimpan pada
yang potensial. Kebutuhan akan bahan baku daun dan batang (Anonimous, 2011d).
obat semakin meningkat sejalan dengan Usaha tani tanaman obat di Indonesia
pemanfaatan obat tradisional yang semakin masih dianggap sebagai tanaman sampingan
meningkat. Tanaman obat sudah sangat dengan pengelolaan secara sederhana
populer di kalangan masyarakat Indonesia sehingga hasil panen yang didapatkan juga
sebagai bahan obat tradisional, dan mempunyai kualitas yang kurang baik. Oleh
merupakan sarana penunjang kesehatan karena itu dalam upaya meningkatkan
rakyat secara turun-temurun. Disamping itu, produktivitas, kualitas, dan kontinuitas
tanaman obat mempunyai potensi besar untuk gendola, diperlukan upaya perbaikan teknik
dijadikan komoditas ekspor nonmigas yang budidaya. Salah satu usaha tersebut adalah
penting, terutama setelah manusia cenderung dengan menggunakan bahan organik untuk
lebih senang menggunakan bahan alami media tumbuh tanaman. Media tanam yang
daripada bahan sintetis. tepat merupakan salah satu syarat
keberhasilan budidaya tanaman khususnya
36 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

budidaya dalam wadah. Penggunaan media percobaaan Fakultas Pertanian kampus


tanam yang tepat akan memberikan kondisi Universitas Trunojoyo Desa Telang
lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan Kecamatan Kamal, pupuk kotoran sapi, bibit
tanaman. Media tanam yang baik memiliki tanaman gendola merah, bibit gendola putih,
kemampuan menyediakan air dan udara yang polybag ukuran 10 x 15 untuk pembibitan,
optimum. polybag ukuran 25 x 30 untuk penanaman,
Pupuk kotoran sapi termasuk salah fungisida. Bahan yang digunakan untuk uji
satu bahan organik yang dapat digunakan kandungan saponin adalah air, 50 ml etanol,
sebagai campuran media tanam. Pupuk bahan daun gondola yang sudah dirajang.
kotoran sapi mengandung sejumlah unsur Metode penelitian yang digunakan
hara dan bahan organik yang dapat metode percobaan dalam polibag. Rancangan
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tanah (Suwahyono, 2011). Dalam budidaya Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilakukan
tanaman obat dianjurkan menggunakan pupuk tiga kali ulangan dengan komposisi media
organik karena apabila menggunakan pupuk tanam (tanah dan pupuk kotoran sapi) dan
kimia yang dikhawatirkan dapat memberikan varietas gendola. Percobaan ini dengan
efek negatif berupa residu kimia. Perlu menggunakan Rancangan faktorial dan
diketahui pengaruh komposisi media tanam dilakukan ulangan sebanyak tiga kali. Faktor
untuk mendukung pertumbuhan, produksi pertama adalah varietas tanaman gendola : V1
biomassa dan kandungan bioaktif pada kedua = Gendola varietas merah dan V2 = Gendola
varietas tanaman gendola. Tujuan dari varietas putih. Faktor yang kedua adalah
penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi media tanam : P0 = Komposisi
pengaruh komposisi media tanam terhadap media tanam 1 : 0 ( 1 bagian tanah : 0 pupuk
pertumbuhan dan kandungan saponin pada kotoran sapi ), P1 = Komposisi media tanam
dua varietas tanaman gendola (Basella sp), 1 : 1 ( ½ bagian tanah : ½ pupuk kotoran
membandingkan pertumbuhan dan kandungan sapi), P2 = Komposisi media tanam 1 : 2 ( 1/3
saponin pada kedua varietas tanaman gendola bagian tanah : 2/3 pupuk kotoran sapi), P3 =
(Basella sp). Komposisi media tanam 2 : 1 ( 2/3 bagian
tanah : 1/3 pupuk kotoran sapi).
METODE PENELITIAN Pengamatan dilakukan secara merusak
tanaman (destruktif) dan tidak merusak
Penelitian ini dilaksanakan di rumah tanaman (non destruktif) meliputi : jumlah
plastik Kebun Percobaan Fakultas Pertanian daun, panjang tanaman, banyaknya cabang,
Universitas Trunojoyo Madura yang terletak luas daun, bobot segar total tanaman, bobot
pada ketinggian ±3 meter di atas permukaan kering total tanaman dan analisa kandungan
laut. Penelitian dimulai bulan November saponin pada tanaman gendola (%), dilakukan
2011– Februari 2012. Alat yang digunakan dengan cara uji kuantitatif kandungan saponin
untuk pertumbuhan dan biomassa adalah metode spektrofotometri UV, bagian daun
cangkul, pisau, kayu ajir, timba, timbangan tanaman gendola sebagai sampel yang uji
analitik, timbangan portable, penggaris, tali kandungan saponinnya. Uji kuantitatif
dan alat tulis. Alat yang digunakan untuk uji dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian
kandungan saponin adalah Spektrofotometer dan Konsultasi Industri Surabaya.
UV, Labu ekstraktor, gelas ukur, kertas Data yang diperoleh dianalisis dengan
saring, alat Rajang daun. Bahan yang menggunakan analisis ragam dengan taraf
digunakan dalam penelitian ini adalah tanah nyata 5 %, dilanjutkan dengan Uji Jarak
jenis gumosol yang diambil dari kebun Duncan (UJD).
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 37

HASIL DAN PEMBAHASAN pada umur pengamatan 35 dan 42 HST sangat


berpengaruh nyata, sedangkan pada umur
Hasil analisis sidik ragam pengamatan 7, 14 dan 21 HST tidak terjadi
menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara interaksi. Rata – rata panjang tanaman akibat
dua varietas tanaman gendola dan media perlakuan varietas dan kombinasi media
tanam dengan komposisi yang berbeda pada tanam disajikan pada Tabel 1.
umur pengamatan 28 HST berpengaruh nyata,

Tabel 1. Rata – rata panjang tanaman (cm) akibat perlakuan varietas dan kombinasi media tanam

Rata - rata panjang tanaman (cm) pada umur HST


PERLAKUAN
28 35 42
V1P0 25.33 ab 37.00 a 71.60 c
V1P1 71.17 c 107.10 c 152.67 e
V1P2 25.57 ab 26.00 a 31.93 ab
V1P3 41.87 b 62.60 b 97.00 d
V2P0 18.67 a 24.73 a 40.67 ab
V2P1 27.77 ab 36.33 a 54.57 bc
V2P2 16.77 a 17.33 a 19.40 a
V2P3 25.80 ab 35.43 a 54.60 bc
* ** **
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5 %.

Berdasarkan pada Tabel 1 bahwa tertinggi diperoleh pada interaksi perlakuan


perlakuan V1P1 memberikan rata – rata varietas gendola merah (V1) dan komposisi
panjang tanaman yang paling banyak pada media tanam (P1) 1 : 1 (½ bagian tanah : ½
umur 28, 35 dan 42 HST, tetapi perlakuan bagian pupuk kotoran sapi). Tiap varietas
V2P2 memberikan rata – rata panjang tanaman gandola yang memiliki ciri fisiologis
tanaman paling rendah. Pada pertumbuhan yang berbeda dan berpengaruh pula terhadap
tanaman, sel-sel tanaman bertambah lebih proses metabolisme tiap varietas. Lebih lanjut
cepat (Rinsema, 1983). Pertambahan sel – sel metabolisme tanaman akan berpengaruh
tanaman ini dapat berupa memanjang atau terhadap pembesaran sel. Perbedaan
membesarnya sel. Pertambahan sel pada metabolisme tanaman selain dipengaruhi oleh
tanaman sangat dipengaruhi oleh varietas juga dipengaruhi ketersedian unsur
bertambahnya umur tanaman dan tersedianya hara (media tanam). Unsur hara yang cukup
unsur hara dalam tanah. Mengacu pada hal tersedia dalam media tanam akan
tersebut dapat menjelaskan adanya memudahkan tanaman untuk mengabsorpsi
pertambahan panjang tanaman pada tiap umur sejumlah unsur penting yang diperlukan
pengamatan. dalam pertumbuhan tanaman.
Panjang tanaman merupakan suatu Media tanam yang baik harus mampu
pencerminan dari pertumbuhan tanaman yang menjadi penunjang kehidupan bagi tanaman,
menyebabkan perpanjangan ruas – ruas terutama dalam penyediaan air dan unsur
tanaman yang disebabkan oleh memanjang hara. Untuk mampu menyediakan dua hal
dan membesarnya sel – sel. Panjang tanaman tersebut komposisi tanaman memegang
38 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

peranan penting. Pada hasil penelitian sehingga unsur hara yang ada dalam pupuk
menunjukkan bahwasanya media tanam (P1) kandang belum dapat dimanfaatkan oleh
memberikan hasil terbaik dibandingkan media tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Kadar
tanam lainnya. Media tanam (P1) memiliki N (nitrogen) yang rendah pada media tanam
komposisi tanah dan pupuk kotoran sapi (½ : sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan
½). Dibandingkan dengan media tanam (P2) fase vegetatif, yang dicirikan oleh
pupuk kotoran sapi sebagai unsur hara yang penambahan volume sel tanaman (tinggi dan
dicampurkan lebih rendah. Komposisi pupuk panjang tanaman) dan organ tanaman lainnya,
kotoran sapi yang lebih banyak akan berupa daun dan cabang baru. Saat fase
berpengaruh terhadap unsur Nitrogen yang tersebut, unsur N sangat penting, khususnya
ditambahkan. Kelebihan unsur Nitrogen pada pada saat pembelahan sel yang termasuk
media tanam menyebabkan penurunan bagian dari proses metabolisme bagi tanaman.
kapistas tukar kation (KTK). Penurunan KTK Lebih lanjut Soepardi (1983)
dalam tanah berpengaruh dalam kemampuan menjelaskan pupuk kandang merupakan
tanah dalam mengabsopsi unsur hara. Lebih campuran dari kotoran padat, kotoran cair,
lanjut dijelaskan oleh Harjadi, 1979 bahan amparan dan sisa makanan. Pemberian
bahwasanya komposisi tanah dan pupuk pupuk kandang bermanfaat untuk
kotoran sapi (½ : ½) lebih nyata dalam meningkatkan kandungan bahan organik
memperbaiki sifat fisik tanah karena tanah, memperbaiki struktur tanah, dan
mempunyai kemampuan menyerap air yang meningkatkan ketersediaan hara. Di antara
tinggi, memperbaiki drainase media serta jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi
mampu mempunyai ruang pori besar (aerasi) yang mempunyai kadar serat yang tinggi
tanah lebih baik. Media tanam yang baik akan seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat
mampu menunjang pertumbuhan tanaman memberikan beberapa manfaat yaitu
sampai kehidupan tanaman menjadi tanaman menyediakan unsur hara makro dan mikro
dewasa. bagi tanaman, menggemburkan tanah,
Pemberian pupuk kotoran sapi memperbaiki tekstur dan struktur tanah,
menunjang pertumbuhan panjang tanaman meningkatkan porositas, aerase dan komposisi
gendola, pemberian campuran komposisi mikroorganisme tanah, memudahkan
media tanam yang sesuai akan memberikan pertumbuhan akar tanaman, daya serap air
hasil panjang tanaman yang paling tinggi. yang lebih lama pada tanah
Wiroatmodjo, Sulistyono dan Hendrinova Hasil analisis sidik ragam terhadap
(1990) menyatakan bahwa penggunaan pupuk jumlah daun menunjukkan bahwa terdapat
organik akan mendorong perkembangan akar interaksi antara dua varietas tanaman gendola
dan berfungsi menyerap hara dan air untuk dan media tanam dengan komposisi yang
pertumbuhan tanaman. berbeda pada umur pengamatan 21, 28, dan
Rata – rata panjang tanaman pada 35 HST berbeda nyata , sedangkan pada umur
umur 7, 14 dan 21 HST tidak beda nyata, hal 7, 14, dan 42 HST tidak terjadi interaksi, Rata
ini disebabkan pada saat umur pertumbuhan – rata jumlah daun akibat perlakuan varietas
tersebut mikro organisme masih belum dan kombinasi media tanam disajikan pada
melakukan aktivitasnya secara penuh, Tabel 2.
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 39

Tabel 2. Rata – rata jumlah daun (helai) akibat perlakuan varietas dan kombinasi media tanam

Rata - rata jumlah daun (helai) pada umur HST


PERLAKUAN
21 28 35
V1P0 9.00 ab 14.67 b 20.33 bc
V1P1 19.00 c 26.33 d 34.33 d
V1P2 12.00 b 18.33 c 22.67 c
V1P3 17.00 c 25.00 d 33.67 d
V2P0 8.67 ab 12.00 b 16.33 bc
V2P1 12.33 b 15.67 bc 22.33 c
V2P2 4.67 a 6.00 a 7.33 a
V2P3 8.33 ab 12.00 b 14.00 ab
* * *
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5 %

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan


dijelaskan bahwa perlakuan V1P1 varietas tempat tumbuhnya.
merah dan komposisi media tanam ( ½ bagian Banyaknya daun akan berpengaruh
tanah : ½ pupuk kotoran sapi) gendola umur pada hasil fotosintesis yang akan diedarkan ke
21 HST menghasilkan rata – rata jumlah daun seluruh bagian tanaman karena berkaitan
paling tinggi (19,00 helai) sedangkan jumlah dengan intersepsi cahaya yang diterima oleh
daun paling rendah dihasilkan perlakuan daun (Islami dan Utomo, 1995). Hasil
V2P2 varietas putih dan komposisi media penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
tanam 1 : 2 ( 1/3 bagian tanah : 2/3 pupuk berdasarkan hasil analisis sidik ragam
kotoran sapi) 4,67 helai. Perlakuan V1P1 terhadap jumlah daun menunjukkan bahwa
gendola umur 28 HST menghasilkan rata – terdapat interaksi antara dua varietas tanaman
rata jumlah daun paling tinggi (26,33 helai) gendola dan media tanam yang memberikan
sedangkan jumlah daun paling rendah pengaruh nyata pada umur pengamatan 21,
dihasilkan perlakuan V2P2 (6 helai). 28, dan 35 HST.
Perlakuan V1P1 gendola umur 35 HST Unsur hara yang paling berpengaruh
menghasilkan rata – rata jumlah daun paling dalam pertumbuhan dan perkembangan daun
tinggi (34,33 helai) sedangkan jumlah daun adalah nitrogen, konsentrasi nitrogen tinggi
paling rendah dihasilkan perlakuan V2P2 umumnya menghasilkan jumlah daun yang
(7,33 helai). Perbedaan jumlah daun pada dua lebih besar (Lakitan,1996). Banyaknya daun
varietas artinya bahwa dua varietas tersebut akan berpengaruh pada hasil fotosintat yang
memiliki perbedaan pada fisiologis tanaman akan diedarkan ke seluruh bagian tanaman
yang ditunjukkan dari hasil pertumbuhan karena berkaitan dengan intersepsi cahaya
tanaman berumur 21, 28, dan 35 HST. yang diterima oleh daun. Hasil fotosintesis
Perbedaan fisiologis tanaman banyak banyak dipengaruhi oleh ketersedian hara
disebabkan oleh faktor genetik tanaman. Hal dalam tanah. Unsur paling penting pada
ini sesuai dengan pendapat Poespodarsono media tanam yang digunakan (pupuk kotoran
(1988), bahwa varietas terdiri atas sejumlah sapi) berupa nitrogen. Nitrogen merupakan
genotipe yang berbeda, dimana setiap unsure yang sangat berpengaruh pada
genotipe mempunyai kemampuan untuk pertumbuhan vegetatif. Keberadaan nitrogen
40 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

yang cukup dalam tanah (media tanam) dapat sehingga unsur tersedia bagi pertumbuhan
meningkatkan sintesis protein untuk tanaman akan lebih baik pula.
pembelahan dan pembesaran sel yang Bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan bertambahnya jumlah dan mempengaruhi terhadap pertumbuhan
peningkatan ukuran sel sehingga tanaman sebagai bahan asupan dasar dalam
pertumbuhan tanaman dan jumlah daun proses pembentukan sel – sel baru bagi
meningkat (Susilo, 1991). tanaman. Semakin baik kemampuan tanah
Rata – rata panjang tanaman pada dalam mengikat air dan menjerap hara, maka
umur 7, 14, dan 42 HST tidak terjadi tanah tersebut akan semakin baik dalam
interaksi. Hal ini menunjukkan bahwa daun memberikan tunjangan pada pertumbuhan
merupakan bagian yang sangat penting bagi tanaman. Salah satu indikator bagi
pertumbuhan tanaman. Daun dapat pertumbuhan tanaman yang baik adalah
melakukan fotosintesis yang berperan dalam perkembangan daun tanaman yang baik pula.
proses pembentukan nutrisi bagi tumbuhan. Pupuk kotoran sapi mengandung
Peubah vegetatif meningkat diduga karena unsur nitrogen, fosfor dan kalium yang
pupuk kandang sapi mengandung unsur N, P dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
dan K. Nitrogen berperan dalam perkembangan daun
Unsur nitrogen dapat memperbaiki (masa vegetatif), fosfor berperan dalam
pembelahan sel dan pembentukan bunga, metabolisme energi pada tanaman dan kalium
unsur kalium dapat mengaktifkan enzim dan berperan sebagai pengaktif dalam sejumlah
melancarkan proses penyerapan unsur hara enzim yang diperlukan untuk membentuk pati
(Haryadi, 1986). Hara yang ada dalam tanah dan protein, ketiga unsur tersebut harus
akan larut dalam air kemudian terserap oleh memiliki nilai yang seimbang, kekurangan
akar tanaman. Kemampuan atau daya hisap salah satu unsur tersebut akan menimbulkan
partikel tanah sangat jelas mempengaruhi keabnormalan dalam pertumbuhan tanaman,
jumlah air tersedia. Faktor – faktor yang misalnya kekurangan unsur nitrogen akan
mempengaruhi hal tersebut selain tekstur menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanah adalah struktur dan ketersediaan bahan organ vegetatif pada tanaman (Sutedjo, 2008).
organik tanah. Struktur tanah merupakan Hasil analisis sidik ragam terhadap
penyusunan partikel primer tanah seperti luas daun menunjukkan bahwa terdapat
pasir, debu, liat yang membentuk agegat. interaksi antara dua varietas tanaman gendola
Struktur memodifikasi pengaruh tekstur dan media tanam dengan komposisi yang
dalam hubungannya dengan kelembaban, berbeda pada umur pengamatan 28 HST
porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan berbeda nyata dan pada umur pengamatan 7
jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur dan 21 HST berbeda sangat nyata, sedangkan
tanah gumosol didominasi oleh fraksi liat. pada umur 14, 35 dan 42 HST tidak terjadi
Semakin tinggi kadar liat maka kapasitas interaksi (Lampiran 4). Rata – rata luas daun
tukar kation (KTK) akan semakin baik akibat perlakuan varietas dan kombinasi
(Hakim, 1986) KTK tanah yang semakin baik media tanam disajikan pada Tabel 3.
akan mampu menyerap hara lebih baik,
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 41

Tabel 3. Rata – rata luas daun (cm2) akibat perlakuan varietas dan kombinasi media tanam

Rata - rata luas daun (cm2) pada umur HST


Perlakuan
7 21
V1P0 462.86 D 302.70 D
V1P1 303.67 Bc 93.29 Ab
V1P2 423.52 D 157.68 C
V1P3 553.72 E 311.19 d
V2P0 321.18 C 142.17 bc
V2P1 413.91 D 86.89 ab
V2P2 265.41 Ab 59.72 a
V2P3 252.66 A 115.43 abc
** **
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5 %.

Berdasarkan pada Tabel 3 dapat sejumlah unsur penting yang diperlukan


dijelaskan bahwa perlakuan V1P3 varietas dalam pertumbuhan tanaman.
merah dan komposisi media tanam ( 2/3 Pada umur pengamatan 7, 14, 35 dan
bagian tanah : 1/3 pupuk kotoran sapi) 42 HST tidak terjadi interaksi. Pertambahan
gendola umur 7 HST menghasilkan rata – rata luas daun terjadi berturut-turut terjadi pada
luas daun paling tinggi (553,72 cm2) fase awal dari pertumbuhan suatu tanaman.
sedangkan jumlah daun paling rendah Hal ini dikuatkan pada pendapat Gardner
dihasilkan perlakuan V2P3 varietas putih dan et.al, (1991) bahwa pertambahan luas akan
komposisi media tanam ( 2/3 bagian tanah : berangsur-angsur naik ke suatu titik lalu akan
1/3 pupuk kotoran sapi) 252,66 cm2. menurun perlahan. Penurunan luas daun ini
Perlakuan V1P3 varietas merah dan disebut sebagai luas daun kritis.
komposisi media tanam ( 2/3 bagian tanah : Jumlah fotosintat yang cukup akan
1/3 pupuk kotoran sapi) gendola umur 21 menyebabkan daun tanaman tumbuh melebar
HST menghasilkan rata – rata jumlah daun sehingga luas permukaan yang dapat
paling tinggi (311,19 cm2) sedangkan jumlah melakukan fotosintesis juga meningkat
daun paling rendah dihasilkan perlakuan (Wididana, Sukartono dan Asmah, 1993).
V2P2 varietas putih dan komposisi media Unsur nitrogen banyak berperan dalam
tanam ( 1/3 bagian tanah : 2/3 pupuk kotoran pertumbuhan vegetatif tanaman seperti
sapi) 59,72 cm2. Tiap varietas tanaman pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang
gandola yang memiliki ciri fisiologis yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Proses
berbeda dan berpengaruh pula terhadap proses fotosisntesis yang meningkat dapat
metabolisme tiap varietas. Lebih lanjut menambah jumlah fotosintat, dimana
metabolisme tanaman akan berpengaruh fotosintat banyak dibutuhkan untuk
terhadap pembesaran sel. Perbedaan pertumbuhan batang, daun dan akar. Mengacu
metabolisme tanaman selain dipengaruhi oleh pada hal tersebut dapat menjelaskan adanya
varietas juga dipengaruhi ketersedian unsur pertambahan luas daun pada umur
hara (media tanam). Unsur hara yang cukup pengamatan.
tersedia dalam media tanam akan
memudahkan tanaman untuk mengabsorpsi
42 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

Hasil analisis sidik ragam terhadap pengaruh berbeda nyata. Rata – rata bobot
bobot segar total tanaman menunjukkan segar tanaman akibat perlakuan varietas dan
bahwa terdapat interaksi antara varietas kombinasi media tanam disajikan pada Tabel
tanaman gendola dan media tanam dengan 4.
komposisi yang berbeda memberikan

Tabel 4. Rata – rata bobot segar tanaman (g) akibat perlakuan varietas dan kombinasi media tanam

PERLAKUAN Rata - rata bobot segar dan bobot kering total tanaman (g)
V1P0 56.35 C 5.54 A
V1P1 100.11 c 14.44 B
V1P2 49.13 bc 4.93 a
V1P3 111.72 D 19.42 B
V2P0 31.62 B 3.19 A
V2P1 45.10 bc 4.82 A
V2P2 10.21 a 1.68 a
V2P3 41.12 bc 5.83 a
* *
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5 %.

Berdasarkan pada Tabel 4 ditunjukkan bobot segar total tanaman berupa air yang
bahwa perlakuan V1P3 varietas merah dan merupakan media penunjang untuk
komposisi media tanam ( 2/3 bagian tanah : berlangsungnya reaksi biokimia. Pada
1/3 pupuk kotoran sapi) menghasilkan rata – tanaman, air dapat masuk ke jaringan tanaman
rata bobot segar total tanaman paling tinggi berlangsung melalui proses difusi. Proses ini
(111,72 g) sedangkan jumlah daun paling dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
rendah dihasilkan perlakuan V2P2 varietas adanya faktor lingkungan yang berperan
putih dan komposisi media tanam ( 1/3 dalam proses keseimbangan air yang ada pada
bagian tanah : 2/3 pupuk kotoran sapi) sebesar sistem tanah, tanaman dan udara.
10.21 g. Hal ini dapat diduga karena interaksi Proses pembentukan dan
antara media tanam dan pupuk kandang perkembangan organ tanaman sangat
mampu memberikan N sebagai unsur hara dipengaruhi oleh ketersediaan air dan pupuk
yang dibutuhkan dalam merangsang kotoran sapi dalam tanah. Pembentukan dan
pertumbuhan vegetatif. Thompson dan Kelly perkembangan organ tanaman (daun, batang
(1957) menyatakan bahwa N mendorong dan akar) berhubungan dengan proses sel
pertumbuhan vegetatif dan merangsang tanaman untuk membesar. Sel tanaman akan
perkembangan batang dan daun. Bobot segar membesar seiring dengan menebalnya
total tanaman merupakan has il pertumbuhan dinding sel dan terbentuknya selulosa pada
suatu tanaman diperoleh dari pengubahan tanaman. Pengaruh lainnya terkait dengan
energi matahari menjadi energi kimia yang ketersediaan air bagi tanaman, berupa
berkaitan pula dengan ketersediaan hara dan transport hara dari tanah bagi tanaman. Hara
air dalam tanah. yang berada dalam tanah diangkut melalui air
Air merupakan komponen utama yang terserap oleh tanaman melalui proses
dalam kehidupan tanaman, sekitar 70-90 % difusi osmosis yang terjadi. Semakin baik
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 43

hara yang terjerap oleh tanaman, maka Proses fotosintesis adalah suatu faktor
ketersediaan bahan dasar bagi proses yang penting dalam pertumbuhan tanaman
fotosintesis akan semakin baik pula. Proses dimana banyaknya daun yang tinggi dapat
fotosintesis yang berlangsung dengan baik, menerima sinar matahari yang tinggi pula,
akan memacu penimbunan karbohidrat dan sehingga menyebabkan hasil fotosintesis
protein pada organ tubuh tanaman gendola. meningkat yang kemudian senyawa –
Penimbunan karbohidrat dan protein sebagai senyawa hasil fotosintesis diedarkan
akumulasi hasil proses fotosintesis akan keseluruh organ tanaman yang membutuhkan
berpengaruh pada berat basah tanaman. dan menyebabkan bahan kering tanaman
Hasil analisis sidik ragam terhadap menjadi tinggi. Berat kering yang dihasilkan
bobot kering total tanaman menunjukkan oleh suatu tanaman sangat bergantung pada
bahwa terdapat interaksi antara varietas perkembangan daun (Anas, 1978).
tanaman gendola dan media tanam dengan Gendola varietas merah menunjukkan
komposisi yang berbeda memberikan bobot segar total tanaman yang baik diikuti
pengaruh berbeda nyata. Rata – rata bobot dengan meningkatnya berat kering total
kering total tanaman akibat perlakuan varietas tanaman tetapi pada gendola varietas putih
dan kombinasi media tanam disajikan pada antara hasil berat basah total tanaman tidak
Tabel 5. sejalan dengan hasil bobot kering total
Berdasarkan pada Tabel 4 dapat tanaman. Adanya perbedaan pada hasil bobot
dijelaskan bahwa perlakuan V1P3 varietas kering total tanaman diduga disebabkan
merah dan komposisi media tanam ( 2/3 perbedaan Perbedaan sifat atau keunggulan
bagian tanah : 1/3 pupuk kotoran sapi) dari varietas masing – masing varietas
gendola umur 42 HST menghasilkan rata – terhadap pengamatan parameter bobot kering
rata bobot kering total tanaman paling tinggi total tanaman, diduga disebabkan oleh adanya
(19,42 g) sedangkan rata – rata bobot kering berat serat yang lebih tinggi pada bagian
total tanaman paling rendah dihasilkan tanaman, kandungan air yang cenderung lebih
perlakuan V2P2 varietas putih dan komposisi banyak dibandingkan varietas merah. Adanya
media tanam ( 1/3 bagian tanah : 2/3 pupuk faktor lingkungan pada waktu pertumbuhan
kotoran sapi) sebesar 1,68 g. Hal ini terjadi sebelum tanaman panen yaitu ketersediaan air
karena pengaruh dari bobot segar total karena laju fotosintesis paling dibatasi oleh
tanaman gendola yang tinggi akan diikuti pula ketersediaan air. Transpirasi juga berpengaruh
dengan tingginya berat kering total tanaman karena diduga pada gendola varietas putih
gendola. Dwijoseputro (1990) menyatakan banyak bahan tanaman adalah senyawa
bahwa pertumbuhan tinggi tanaman, batang kerangka karbon, dimana karbon tersebut
dan jumlah daun yang baik akan berasal dari udara dalam bentuk
menghasilkan berat kering total tanaman yang karbondioksida. Stomata daun membuka lebar
lebih baik. Berat kering total tanaman sehingga lebih cepat dan paling banyak
merupakan keseimbangan antara pengambilan kehilangan air (Lakitan, 1996).
karbondioksida dan pengeluaran oksigen Perbedaan pada hasil bobot kering
secara nyata ditunjukkan pada bobot segar total tanaman pada varietas, hal ini diperkuat
total tanaman, begitu pula dengan laju dengan kondisi tanaman setelah dipanen
fotosintesis yang berpengaruh terhadap bobot sebelum penimbangan adanya perbedaan pada
kering total tanaman dimana semakin tinggi berat air yang ada menempel pada tanaman.
laju fotosintesis semakin meningkat pula berat Kesalahan dalam proses pengambilan data
kering tanaman. untuk bobot segar total tanaman juga
dipengaruhi pada keakuratan selama proses
44 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

penimbangan dan keserasian kondisi tanaman, perlakuan, tetapi pada perlakuan varietas dan
sehingga bobot segar total tanaman yang kombinasi media tanam berpengaruh sangat
tinggi tidak sejalan dengan berat kering total nyata. Perlakuan kombinasi media tanam
tanaman yang tinggi pula. berbeda sangat nyata.Rata – rata kandungan
Hasil analisis sidik ragam terhadap saponin akibat perlakuan varietas dan
kandungan saponin menunjukkan bahwa tidak kombinasi media tanam disajikan pada Tabel
terdapat interaksi dari masing – masing 5.

Tabel 5. Rata – rata kandungan saponin (%) akibat perlakuan varietas dan kombinasi media tanam

Rata – rata kandungan saponin (%) pada umur HST


PERLAKUAN
Varietas
V1 0.18 b
V2 0.15 a
**
Media tanam
P0 0.14 a
P1 0.17 b
P2 0.18 b
P3 0.18 b
**
Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada lajur yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan 5 %.

Perlakuan V1 (varietas merah) memberikan perlakuan V2 memberikan rata – rata


rata – rata kandungan saponin yang paling kandungan saponin paling rendah (0,15 %).
tinggi (0,18 %), sedangkan perlakuan V2 Adanya perbedaan nyata antar varietas
(varietas putih) memberikan rata – rata tersebut diduga karena masing – masing
kandungan saponin paling rendah (0,15 %). varietas mempunyai potensi atau sifat genetik
Perlakuan P2 ( 1/3 bagian tanah : 2/3 pupuk yang berbeda. Potensi setiap varietas
kotoran sapi) dan P3 ( 2/3 bagian tanah : 1/3 berpengaruh terhadap kemampuan tanaman
pupuk kotoran sapi) memberikan rata – rata untuk tumbuh dan berkembang. Perbedaan
kandungan saponin yang paling tinggi (0,18 fisiologis tanaman banyak disebabkan oleh
%), sedangkan perlakuan P0 ( 1 bagian tanah : faktor genetik tanaman. Hal ini sesuai dengan
0 pupuk kotoran sapi ) memberikan rata – rata pendapat Poespodarsono (1988), bahwa
kandungan saponin paling rendah (0,14 %). varietas terdiri atas sejumlah genotipe yang
Hasil analisa kuantitatif menunjukkan bahwa berbeda, dimana setiap genotipe mempunyai
hasil kandungan saponin diatas nilai standard kemampuan untuk menyesuaikan diri
saponin yaitu diatas 0,1 % jadi termasuk terhadap lingkungan tempat tumbuhnya.
tinggi rata-rata kandungan saponin pada hasil Metabolit sekunder terakumulasi
tanaman gendola. Perlakuan varietas dalam sel tanaman dalam jumlah yang
memberikan rata – rata kandungan saponin berbeda. Metabolisme sekunder berperan
yang paling tinggi (0,18 %), sedangkan untuk kelangsungan hidup, salah satunya
Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap …. 45

adalah dalam pertahanan diri (Manito, 1992). Hasil kandungan saponin pada setiap
Kandungan saponin terdapat pada bagian perlakuan menunjukkan nilai saponin diatas
daun pada tanaman gendola. Saponin nilai standart saponin yang sejalan dengan
merupakan salah satu metabolit sekunder pertumbuhan yang semakin meningkat. Hal
golongan terpenoid yang disintesis melalui ini diperkuat dengan penelitian Dasiyem
jalur asam mevalonat dari jalur respirasi. (2008) bahwa pada media tanam yang baik
Metabolit sekunder diproduksi sebagai respon dan pemberian konsentrasi GA3 dapat
terhadap terbatasnya bahan makanan. Oleh mempengaruhi peningkatan sintesis protein
karena itu diproduksi setelah fase sebagai bahan baku penyusun enzim pada
pertumbuhan, pada akhir fase pertumbuhan proses metabolisme tanaman tersebut
logaritmik dan pada fase stasioner. Pada nantinya dapat meningkatkan biosintesis
tanaman gendola ini pengambilan sampel metabolit sekunder diantaranya saponin.
kandungan saponin dilakukan pada fase Pertumbuhan tanaman gendola ini meningkat
vegetatif. karena pada media tanam telah terjadi
Perbedaan prosentase kandungan peningkatan sintesis protein untuk
saponin juga terdapat pada komposisi media metabolism primer pada fase vegetatif yang
tanam. pada perlakuan komposisi media nantinya juga dapat meningkatkan biosintesis
tanam pada umur 42 HST berpengaruh sangat metabolit sekunder yaitu saponin.
nyata. Perlakuan P2 komposisi media tanam
1:2 (1/3 tanah dan 2/3 pupuk kotoran sapi) SIMPULAN DAN SARAN
dan P3 komposisi media tanam 2 :1 (2/3 tanah Kesimpulan
: 1/3 pupuk kotoran sapi) memberikan rata – Berdasarkan hasil penelitian dapat
rata kandungan saponin yang paling tinggi disimpulkan bahwa :
(0,18 %), sedangkan perlakuan P0 kontrol 1:0 1. Terdapat pengaruh perlakuan varietas dan
(1 bagian tanah) memberikan rata – rata kombinasi media tanam terhadap panjang
kandungan saponin paling rendah (0,14 %). tanaman pada umur 28 , 35 dan 42 HST
Pemberian pupuk kotoran sapi pada media (nilai tertinggi V1P1 =152,67), jumlah
tanam memberikan pengaruh kandungan daun pada umur 21, 28 dan 35 HST (nilai
saponin pada daun gendola. Semakin banyak tertinggi V1P1 = 45,33 helai), luas daun
pemberian komposisi media tanam maka pada umur 7 dan 21 HST (nilai tertinggi
semakin banyak pula kandungan saponin. V1P1 = 553,72 cm2), bobot segar total
Komposisi pupuk kotoran kandang yang lebih tanaman (nilai tertinggi V1P3 = 111,72 g),
banyak akan berpengaruh terhadap unsur bobot kering total tanaman (nilai tertinggi
Nitrogen yang ditambahkan. Menurut V1P3 = 19,42 g).
Widiana et al., (1993) Unsur nitrogen banyak 2. Tanaman gendola varietas merah
berperan dalam pertumbuhan vegetatif memberikan hasil tertinggi pada panjang
tanaman seperti pembentukan zat hijau daun tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot
(klorofil) yang dibutuhkan dalam fotosintesis. segar total tanaman, bobot kering total
Pertumbuhan optimum tanaman tanaman dan kandungan saponin daun.
gendola pada umur 84 HST tepat pada fase Saran
generatif sedangkan pengambilan sampel 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
saponin pada penelitian ini pada umur 42 tentang pengambilan sampel dari semua
HST tepat pada fase vegetatif, hal ini bagian tanaman gendola untuk
diperkuat dengan kandungan saponin daun mengetahui kandungan saponin pada
dan batang pada tanaman gendola lebih baik setiap bagian tanaman.
pada fase vegetatif (Anonimous, 2011b).
46 Listin Fitrianah, Siti F, Yunin H : Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap ….

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Poespodarsono. 1988. Dasar – Dasar Ilmu
tentang waktu panen tanaman gendola Pemuliaan Tanaman. Bogor : PAU
untuk mengetahui kandungan saponin IPB
yang terbaik. Rinsema, W. T. 1983. Pupuk dan
Pemupukan. Bharata Karya Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Anas, M. Didi Suari dan Haryono, 1978. Sadikin, S. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk N
Pengaruh Naungan Terhadap dan Jenis Pupuk Kandang terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Biji Kedelai. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Balitan Bogor. Nilam ( Pogostemon cablin Benth.).
Anonimous, 2011a. Ramuan Herbal Gendola. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian,
http:// ramuherbal. Wordpress Fakultas Pertanian, IPB. Bogor
com/2011/03/30/gendola/ Diakses Soepardi, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Penebar
pada tanggal 05 September 2011. Swadaya. Jakarta.
__________, 2011b. Tanaman Obat Sugito, Y. Nuraini, Y. dan Nihayati, E. 1995.
Indonesia.http://www.iptek.net.id/ Sistem Pertanian Organik. Faperta
ind/pd_tanobat/view.php?id=36. Unibraw. Malang.
Diakses pada tanggal 05 September Susilo, H. 1991. Fisiologi Tanaman
2011. Budidaya. Universitas Indonesia Press
Dasiyem, F. 2008. Pengaruh IAA dan GA3 Salemba. Jakarta
terhadap Pertumbuhan dan Sutedjo, M.M. 2008. Pupuk dan Cara
Kandungan Saponin Tanaman Pemupukan. Rineka Cipta : Jakarta.
Purwoceng (Pimpinella alpina, Sutrisno, R. B. 1996. Tanaman Obat ditinjau
Molk.). Surakarta : Universitas dari Aspek Farmasi. Prosiding Forum
Sebelas Maret. Konsultasi Strategi dan Koordinasi
Dwidjoseputro, D, 1990. Pengantar Fisiologi Pengembangan Agoindustri Tanaman
Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta. Obat.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.I. Mitchell. Suwahyono, Untung. 2011. Petunjuk Praktis
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penggunaan Pupuk Organik Secara
Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Efektif dan Efisien. Depok : Penebar
Press. Swadaya Inforamsi Dunia Pertanian
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A. M Lubis, S.G. Thompson, H.C. and W.C. Kelly. 1957.
Nugoho. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Vegetable Crops. 5 Th ed. Mc Gaw
Tanah. Universita Lampung. Hill Book Co. Inc. New York..
Harjadi, M. M. S. S. 1996. Pengantar Wididana, G.N., Sukartono I.G.S. dan
Agonomi. Gamedia Pustaka Utama. Asmah. 1993. Pengaruh Effective
Jakarta. Microorganism (EM4) Terhadap
Islami, T. dan Utomo, W.H. 1995.Hubungan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman.
Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Universitas Nasional.
Semarang Press, Semarang Wiroatmodjo, E. Sulistyono dan Hendrinova.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan 1990. Pengaruh Berbagai Pupuk
Perkembangan Tanaman. Jakarta: Organik dan Pupuk Daun terhadap
PT. Raja Gafindo Persada. Pertumbuhan dan Hasil Rimpang
Manitto, P. 1992. Biosintesis Produk Alami. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Jenis
Penerjemah Koensoemardiyah Badak. Buletin Agonomi XIX.
Semarang : IKIP Press
47

You might also like