You are on page 1of 8

ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 14

DI PERUM BULOG KANWIL BENGKULU

ANALYSIS OF APPLICATION PSAK NUMBER 14


IN PERUM BULOG KANWIL BENGKULU

Untsa Ajabaa
untsabklu@gmail.com

Abdullah
abdullah@unib.ac.id

Universitas Bengkulu

ABSTRACT

This study aims to describe the application of PSAK No. 14 at the Bureau of Logistics, Perum
BULOG Bengkulu Regional Office. Descriptive qualitative research method with a
comparative approach This study uses primary data and secondary data with 4 informants.
The analytical tool used in this study is descriptive qualitative analysis.
The results showed that in term of the definition of inventory, Perum BULOG Bengkulu
Regional as a whole has not been fully said according to standards based on PSAK 14 of
2018, inventory recording using a perpetual recording method. The measurement of
merchandise inventory at the Perum BULOG Bengkulu Regional uses assumption of cost
formula with the weighted average method and in accordance with PSAK 14, but the
conversion costs at the Perum BULOG Bengkulu Regional are not appropriate based on
PSAK 14. Recognition as an expense on the Perum BULOG Bengkulu Regional Office when a
sales is made, the carrying amount of the inventories at the weighted average cost will be
recognized as an expense in the period in which the income from the sale in made.
Presentation and disclosure of information about merchandise inventory in the Perum
BULOG Bengkulu Regional Office presented in the statement of financial position in the
current assets section for the amount of inventory, and presented through the income
statement for the recognition as costs in the calculation of the company's profit and loss, so
as a whole Perum BULOG Bengkulu Regional Office has implemented PSAK 14.

Keywords: Record, Measurement, Recognition, Presentation and Disclosure.

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuannya, perusahaan
berusaha memanfaatkan sumber daya atau aset yang dimilikinya sebaik mungkin. Salah satu
aset perusahaan dan berhubungan langsung untuk memperoleh pendapatan adalah persediaan
yang juga merupakan aktiva lancar dimana informasinya sangat dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh manajemen.
Perusahaan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan akuntansi perusahaan dengan
baik agar dapat memberikan informasi yang akurat guna kelancaran aktifitas perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan wajib mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu
tepatnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 14 dimana membahas
tentang akuntansi persediaan yang merupakan pedoman atas perlakuan akuntansi persediaan
dan memuat tentang standar pencatatan serta penilaian dan pelaporan atas persediaan.
Pada penelitian ini berfokus pada pembahasan persediaan barang dagang komoditi beras
di Perum BULOG Kanwil Bengkulu. Pertimbangan pemilihan objek di Perum BULOG
Kanwil Bengkulu sangat menarik diteliti karena perusahaan merupakan salah satu perusahaan
milik Negara yang operasional perusahaannya tergantung pada pasokan persediaan barang
dan yang mempunyai tanggung jawab dalam menangani ketahanan pangan khususnya
komoditi beras yang menjadi persediaan utama perusahaan tersebut, dalam hal ini tidaklah
mudah, karena seperti produk pertanian lainnya beras memiliki sifat yang mudah rusak dan
musiman.
Selain mencari keuntungan dan pengabdian kepada masyarakat, Perum BULOG Kanwil
Bengkulu juga harus mempertimbangkan bentuk penyajian laporan keuangan seperti apa yang
dapat mewakili kedua tugas tersebut. Umumnya hampir dapat dipastikan bahwa tidak semua
barang yang dibeli atau diproduksi dalam suatu periode akuntansi dapat dijual dalam periode
yang sama. Hal inilah yang menjadi faktor utama penyebab timbulnya masalah-masalah
akuntansi terhadap persediaan. Persediaan yang dimiliki harus dapat dipisahkan mana yang
sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam
laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah
bagaimana Penerapan PSAK Nomor 14 tentang perlakuan akuntansi persediaan, khususnya
pada persediaan komoditi beras di Perum BULOG Kanwil Bengkulu?

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk
mendiskripsikan penerapan PSAK Nomor 14 di Perum BULOG Kanwil Bengkulu.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik bagi pengembangan ilmu
dan bagi penelitian selanjutnya. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan, adapun
beberpa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis, memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan PSAK
Nomor 14 di Perum BULOG Kanwil Bengkulu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai penerapan PSAK Nomor 14 di Perum BULOG Kanwil
Bengkulu.
b. Bagi Lembaga Pendidikan, hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan
terkait penerapan PSAK Nomor 14.
c. Bagi Entitas, sebagai bahan pertimbangan bagi entitas lainnya yang sejenis atau
bergerak dalam bidang yang sama dalam hal ini panduan untuk melakukan pencatatan
persediaan sekaligus pengendalian persediaan sesuai dengan PSAK Nomor 14.
d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian tentang penerapan
PSAK Nomor 14 tentang akuntansi persediaan.

Ruang Lingkup Penelitian


Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan tidak menyimpang, maka
pembahasan hanya akan dibatasi pada masalah akuntansi persediaan untuk komoditi beras di
Perum BULOG Kanwil Bengkulu (Berdasarkan PSAK Nomor 14).
II. KAJIAN PUSTAKA
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK Nomor 14 Tahun 2018)
Persediaan menurut PSAK Nomor 14 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2018:06) dapat
diartikan bahwa persediaan adalah asset: a). Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal atau biasa, b). Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau c). Dalam bentuk
bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Pengukuran Persediaan
Menurut PSAK Nomor 14 menyatakan bahwa persediaan diukur berdasarkan nilai
mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
a. Biaya persediaan, biaya persediaan menurut PSAK Nomor 14 adalah biaya yang harus
meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai
persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present
location and condition) dan persediaan diukur mana yang lebih rendah antara biaya
perolehan dan realisasi netto.
b. Rumus asumsi biaya, formula MPKP (masuk pertama keluar pertama) mengasumsikan
unit persediaan yang pertama dibeli dan akan dijual atau akan digunakan terlebih dahulu
sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi
kemudian. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap unit ditentukan
berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya
unit yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.

Pengakuan Sebagai Beban


Menurut PSAK Nomor 14 Jika persediaan dijual, maka jumlah tercacat persediaan
tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan
seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan
atau kerugian tersebut.

Penyajian dan Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan


Menurut PSAK Nomor 14 persediaan umumnya disajikan dan diungkapkan pada
laporan keuangan yakni laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan

III. METODE PENELITIAN


Jenis dan desain penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan dalam penulisan ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan pendekatan komparatif. Data primer dalam penelitian adalah dengan
melakukan wawancara langsung kepada informan dan observasi pada Perum BULOG Kanwil
Bengkulu yang dilakukan secara langsung oleh peneliti.

Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pegawai Perum BULOG Kanwil Bengkulu pada
bagian bidang administrasi dan keuangan yang merupakan pegawai yang menangani data
persediaan dan laporan keuangan pada Perum BULOG Kanwil Bengkulu. Pengambilan data
informan dalam penelitian ini berdasarkan pada pertimbangan tupoksi dan kelayakan
informan yang diminta informasi terkait penerapan PSAK Nomor 14. Adapun informan yang
dimaksud adalah Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan, Kasi Akuntansi, Kasi Keuangan
dan Staf Akuntansi.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi, observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan
mengenai persediaan beras pada Perum BULOG Kanwil Bengkulu.
2. Dokumentasi, penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mencari data tentang
profil perusahaan dan laporan keuangan.
3. Wawancara, pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam tidak terstruktur
kepada informan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Persediaan di Perum BULOG Kanwil Bengkulu
Penerapan PSAK Nomor 14 tentang Persediaan yang dilaksanakan oleh Perum BULOG
Kanwil Bengkulu secara keseluruhan telah sesuai dengan PSAK Nomor 14 namun terdapat
beberapa yang belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 yaitu dalam hal definisi persediaan
pada PSAK Nomor 14 disebutkan bahwa Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut atau dalam
bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Sedangkan, Persediaan menurut Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG
tentang Kebijakan Akuntansi di Lingkungan Perusahaan menyatakan Persediaan adalah aset
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, barang dalam perjalanan, bahan baku dan
bahan pelengkap untuk digunakan dalam pemberian pelayanan, proses produksi atau pemberi
jasa. Maka, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa persediaan menurut PSAK Nomor 14
belum sepenuhnya sesuai dengan persediaan berdasarkan Perum BULOG Kanwil Bengkulu
hal ini karena pada Persediaan di Perum BULOG Kanwil Bengkulu adalah persediaan yang
diolah oleh perusahaan khususnya pada komoditi beras adalah barang dagangan yang dibeli
dari pihak ke 3 dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk barang/beras.
Karena, perusahaan melakukan produksi barang dagangan seperti mengolah gabah menjadi
beras. Serta, pada PSAK Nomor 14 tidak memperhitungkan barang dalam perjalanan sebagai
persediaan sedangkan pada Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG bahwa
barang dalam perjalanan dapat dikatakan sebagai persediaan.

Analisis Pengukuran Persediaan Perum BULOG Kanwil Bengkulu


Pengukuran atas persediaan yang ada pada Perum BULOG Kanwil Bengkulu yaitu
dengan mengukur harga persediaan yang tergantung dari jumlah harga pembelian ditambah
semua biaya yang terjadi sampai persediaan tersebut sampai di gudang.
a. Biaya persediaan di Perum BULOG Kanwil Bengkulu
1) Biaya pembelian, secara keseluruhan Perum BULOG Kanwil Bengkulu sudah sesuai
dengan PSAK Nomor 14 dalam melakukan pengukuran biaya persediaannya. Menurut
PSAK 14 paragraf 11 menjelaskan bahwa biaya pembelian persediaan meliputi harga
beli, bea impor dan pajak lainnya (selain yang dapat ditagih kembali setelahnya oleh
entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
2) Biaya Konversi, berdasarkan hasil penelitian di Perum BULOG Kanwil Bengkulu
dalam pernyataan ini belum sesuai standar. Hal ini terjadi, biaya konversi di Perum
BULOG Kanwil Bengkulu tidak timbul pada saat pengadaan persedian dikarenakan
pihak yang terkait dalam perusahaan tersebut tidak melakukan pengelolaan gabah
menjadi beras. Perusahaan hanya menerima beras dalam bentuk barang jadi.
3) Biaya lain, ada biaya lain di Perum BULOG Kanwil Bengkulu hanya dibebankan
sebagai biaya persediaan apabila sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi siap jual. Hal ini telah sesuai berdasarkan PSAK
Nomor 14 paragraf 15 yang menyatakan bahwa biaya lain-lain yang termasuk dalam
biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersedbut timbul agar persediaan berada
dalam kondisi dan lokasi saat kini.
b. Rumus Asumsi Biaya Perum BULOG Kanwil Bengkulu
Perum BULOG Kanwil Bengkulu melakukan perhitungan pengalokasian biaya dalam satu
tahun anggaran yang sudah ditetapkan diawal tahun, dan tidak memperhitungkan kenaikan
biaya-biaya pada saat transaksi penjualan terjadi ini dilakukan menggunakan rumus
asumsi biaya dengan metode rata-rata tertimbang (Perpetual sistem). Pengunaan metode
rata-rata tetimbang ini pada saat pencatatan digunakan, karena harga perolehan dari setiap
barang dagangan selalu terjadi perubahan sewaktu-waktu dari pemasok. Pada saat
pengeluaran barang dari gudang untuk penjualan dan pengiriman ke Kantor
Cabang/Kacab (move out) metode yang digunakan adalah metode FIFO. Rumus asumsi
biaya yang digunakan oleh Perum BULOG Kanwil Bengkulu ini telah sesuai menurut
PSAK Nomor 14 yaitu pada paragraf 25, menyatakan bahwa biaya persediaan kecuali
yang disebutkan dalam paragraf 23 dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk
keluar pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang, entitas menggunkan rumus biaya yang
sama terhadap seluruh persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.

Analisis Pengakuan Sebagai Beban Perum BULOG Kanwil Bengkulu


Berdasarkan PSAK Nomor 14 paragraf 34 mengungkapkan bahwa bila persediaan
dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui beban sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah
biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai
beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut begitupun sebaliknya.
Pernyataan ini sesuai dengan Peraturan Direksi tentang Kebijakan Akuntansi di Lingkungan
Perum BULOG yang menyatakan jika persediaan PSO (beras) dijual, maka nilai tercatat
persediaan PSO (beras) tersebut diakui sebagai beban periode diakunya pendapatan atas
penjualan tersebut.

Analisis Penyajian dan Pengungkapan Persediaan di Perum BULOG Kanwil Bengkulu


Penyajian informasi mengenai persediaan barang dagangan yang ada pada Perum
BULOG Kanwil Bengkulu disajikan dalam laporan posisi keuangan pada bagian asset lancar
untuk jumlah persediaaan, hal ini sesuai dengan PSAK Nomor 14 paragraf 36b yang
menjelaskan bahwa total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi
yang sesuai bagi entitas dan untuk pengakuan sebagai biaya disajikan melalui laporan laba
rugi dalam perhitungan laba rugi perusahaan, serta diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK), sehingga telah sesuai dengan PSAK Nomor 14 paragraf 36f bahwa jumlah
dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurangan jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sesuai dengan paragraf 34.

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN


Kesimpulan
Persediaan yang dimaksud oleh Perum BULOG Kanwil Bengkulu adalah persediaan
beras yang dibeli dari pemasok dengan tujuan dijual kembali tanpa proses pengolahan. Dalam
hal definisi persediaan ini, Perum BULOG Kanwil Bengkulu secara keseluruhan belum
sepenuhnya dikatakan sesuai standar berdasarkan PSAK Nomor 14 Tahun 2018. Metode
pencatatan persediaan pada Perum BULOG Kanwil Bengkulu menggunakan metode
pencatatan perpetual. dan hal ini telah sesuai dengan PSAK Nomor 14. Pengukuran terhadap
persediaan barang dagang pada biaya pembelian di Perum BULOG Kanwil Bengkulu telah
sesuai dengan PSAK Nomor 14 karena, biaya persediaan dalam biaya pembelian dihitung
dengan menggunakan rumus rata-rata tertimbang. Akan tetapi, pada biaya konversi di Perum
BULOG Kanwil Bengkulu belum dikatakan sesuai berdasarkan PSAK Nomor Kemudian,
pada biaya lain di Perum BULOG Kanwil Bengkulu hanya dibebankan sebagai biaya
persediaan apabila sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan
lokasi siap jual, hal ini telah sesuai menurut PSAK Nomor 14. Dalam, rumus asumsi biaya
Perum BULOG Kanwil Bengkulu telah sesuai dengan PSAK Nomor 14 karena
menggunakan metode FIFO atau Formula MPKP (masuk pertama keluar pertama).
Pengakuan sebagai beban pada Perum BULOG Kanwil Bengkulu telah sesuai dengan PSAK
Nomor 14 yang menyatakan bahwa apabila persediaan dijual, maka jumlah tercacat
persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan
tersebut. Penyajian dan pengungkapan informasi mengenai persediaan barang dagangan yang
ada di Perum BULOG Kanwil Bengkulu disajikan dalam laporan posisi keuangan pada
bagian asset lancar untuk jumlah persediaaan, dan disajikan melalui laporan laba rugi untuk
pengakuan sebagai biaya dalam perhitungan laba rugi perusahaan, serta diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang telah dikonsolidasi oleh Perum BULOG pusat, sehingga
telah sesuai dengan PSAK Nomor 14.

Implikasi penelitian
Implikasi berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam ilmu pengetahuan dan memberikan informasi berupa bagaimana Penerapan PSAK
Nomor 14 di Perum BULOG Kanwil Bengkulu yang sesuai standar dan telah ditetapkan oleh
pemerintahan tentang persediaan. Artinya, Perum BULOG Kanwil Bengkulu secara
keseluruhan telah mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia bahwa
sebagai salah satu perusahaan BUMN harus mengikuti aturan yang berlaku untuk sebuah
laporan keuangan diinstitusi pemerintah.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun
demikian masih memiliki keterbatasan dalam penelitian ini: Adapun keterbatasan terkait
dokumen-dokumen pendukung seperti dokumen selain tentang Kebijakan Akuntansi, yang
dapat memberikan penelitian ini sebagai penambahan informasi dalam menganilisis lebih
dalam bagaimana persediaan di Perum BULOG Kanwil Bengkulu, akan tetapi pihak
perusahaan meminta untuk fokus ke judul penelitian yang diteliti. Hal ini disebabkan oleh
sifat dokumen yang rahasia dan sewaktu-waktu terjadi perubahan dari Direksi Pusat.
Keterbatasan lain dalam penelitian ini hanya membahas persediaan beras saja dan
keterbatasan waktu dalam penelitian pada saat sesi wawancara yang dilakukan sangat terbatas
karena kesibukan salah satu informan. Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan
tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah ini.

Saran
Sebaiknya Perum BULOG Kanwil Bengkulu melakukan pembelian gabah bukan beras
kepada petani Bengkulu, agar dapat selalu menjaga stock beras digudang karena
ketidakpastian permintaan masyarakat Bengkulu dan juga melakukan pembinaan intensif
kepada petani Bengkulu. Perum BULOG Kanwil Bengkulu sebaiknya menempatkan
karyawan/ti sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasai, terutama yang membawahi laporan
keuangan dan melakukan pelatihan atau peningkatan kapasitas bagi pegawai agar
penyelesaian pekerjaan terutama diposisi strategis seperti pada bagian akuntansi lebih
memahami dengan detail. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini lebih luas dan mendalam terhadap Peraturan Direksi Perusahaan Nomor: PD-
08/DK300/08/2013 tentang Kebijakan Akuntansi di Lingkungan Perusahaan Umum (Perum)
BULOG yang ada di Perum BULOG Kanwil Bengkulu dan melakukan penelitian lebih lanjut
tentang informasi akuntansi persediaan secara spesifik dengan berbagai sektor selain komoditi
beras seperti komoditi minyak, gula, telur, daging beku, tepung yang ada di Perum BULOG
Kanwil Bengkulu.

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri, Moh. Benny. (2013) Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal, Bandung:
Alfabeta.
Barchelino, Rivaldo. (2016). Analisis penerapan PSAK Nomor 14 terhadap metode
pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan pada PT. Surya wenang
indah manado. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11812), Diakses tanggal
10 Oktober 2019.
Direktorat Operasional dan Pelayanan Publik. (2018). Standar Operasional Prosedur
Penyimpanan, Administrasi, dan Stock Opname Komoditas Gabah/Beras di Perum
BULOG Nomor: SOP-19/DO100/09/2018. Jakarta: Direktorat Operasional dan
Pelayanan Publik Perum BULOG.
Direktorat Pengadaan. (2018). Standar Operasional Prosedur Pengadaan Gabah/Beras
Dalam Negeri di Perum BULOG Nomor: SOP-18/DA200/09/2018. Jakarta:
Direktorat Pengadaan Perum BULOG
Hamidi. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
Harahap, Siska Prasylia Hartati. (2019). Analisis Penerapan PSAK No. 14 Tentang Akuntansi
Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Universitas Sumatra Utara. (http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/6605). Diakses
tanggal 16 Oktober 2019.
Herjanto,  Eddy. (2013). Manajemen Operasi, ed: Revisi. Jakarta: Gramedia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191203184542-4-20044/20-ribu-ton-beras-bulog-
mau-dimusnahkan-apa-pemicunya.
https://regional.kompas.com/read/2011/05/05/19502121/twitter.com.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik
Ikatan Akuntan Indonesia (2018). Standar Akuntansi Keuangan Efektif Per 1 Januari 2018.
Jakarta: Graha Akuntan.
Jusup, Al Haryono. (2015). Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi 6. Yogyakarta: .Sekolah. Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.1.
Kartikahadi, Hans dkk. (2012). Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Karundeng .(2017). Analisis perlakuan akuntansi atas persediaan barang jadi sesuai dengan
PSAK No. 14 pada PT. Fortuna Inti Alam. Universitas Lampung.
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17133). Diakses tanggal 16
Oktober 2019.
Kieso, et,al. (2014). Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Erlangga.
Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. (2011). Analisis Data Kualitatif.  Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Nur’aini. (2018). Perlakuan akuntansi Persediaan Berdasarkan PSAK 14 Pada Perum
BULOG Sub Divisi Regional Kabupaten Kediri. Universitas Jember.
(http://etheses.uin-malang.ac.id/12222/). Diakses tanggal 18 Oktober 2019.
Pangerapan, soni. (2019). Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Persediaan Pada Perum Bulog
Divre Sulut Dan Gorontalo.Universitas Sam Ratulangi, Manado.
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/23225). Diakses tanggal
18 Oktober 2019.
Perum Bulog, 2018. Sejarah Perum Bulog. www.bulog.co.id.
, 2018. Visi Misi. www.bulog.co.id.
, 2018. Berita dan Informasi. www.bulog.co.id.
Pura. (2013). Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Erlangga.
Ransun, Novita sari. (2015). Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 (Studi kasus pada PT Enseval
Putera Megatranding Tbk Cabang Manado).Politeknik Negeri Manado. Tugas
Akahir. (http://repository.polimdo.ac.id/279/7/Novita%20Ransun.pdf). Diakses
tanggal 18 Oktober 2019.
Republik Indonesia, Peraturan Direksi Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Kebijakan Akuntansi
di Lingkungan Perusahaan Umum (Perum) BULOG.
, Pendoman Pencacatan Transaksi Keuangan Perum BULOG.
, Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perusahaan Umum (Perum) BULOG.
Ristono, Agus. (2012). Manajemen persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rudianto. (2012). Akuntansi Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Sugiri dan Riyono. (2012). Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Suhayati dan Anggadini. (2014). Akuntansi Keuangan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Tony, Crane Manurung (2017), Anallisis Penerapan PSAK No.14 Atas Persediian Sparepart
Mobil Pad Pt Astra International Daihatsu Si Samarinda. Universitas Mulawarman
Samarinda. Skripsi.
(http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIAM/article/view/2786). Diakses tanggal
18 Oktober 2019.
Warren. et,al. (2016). Pengantar akuntansi (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

You might also like