You are on page 1of 17

Rio Jones Martahan Marpaung

Analysis of Raw Materials Bokar Procurement Planning


to Produce Pallet at PT Perkebunan Nusantara V Bukit
Selasih, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau

JAM Rio Jones Martahan Marpaung


Fakultas Ekonomi Universitas Riau
13, 4 E-mail: riomarpaung@yahoo.com
Diterima, Mei 2015
Direvisi, Agustus 2015
Oktober 2015
Disetujui, Desember 2015
Abstract: The aim of this study is to determine how much raw material requirements needed
in the future, by using several methods of forecasting time series model (time series), which
will be selected as the most effective method for forecasting the need for raw materials. In
addition, this study also discusses the factors that influence the procurement of raw materi-
als to the PT. Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih. The data were obtained by direct
observation keperusahaan as the research object, there is, PT Perkebunan nusantara V Bukit
Selasih and interviews with the parties of the company, leaders, and some of the
workers.Based on the results of the research method of time series model (time series) was
performed least squares trend and the moment trend. The prediction in using the forecasting
least squares trend results do not correspond to the reality. This is because the value of MAD
on the method of least squares trend is still too large when compared to the moment trend
method.It was concluded that the right forecasting method to predict the need for bokar raw
materials at. PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih is least squares trend and moment
trend because based on the both calculation showed the same results of forecasting and
values. However, in this study, in order to predict the raw materials in the year 2014–2020
used forecast moment trend method.

Keywords: planning, time series models (time series)

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan bahan
baku yang dibutuhkan dimasa yang akan datang, dengan menggunakan beberapa metode
peramalan dari model deret waktu (time series), yang nantinya akan dipilih satu metode yang
paling efektif untuk melakukan peramalan kebutuhan bahan baku. Selain itu dalam penelitian
ini juga membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengadaan bahan baku pada PT
Perkebunan Nusantara V Bukit selasih. Data yang diperoleh dengan cara peninjauan langsung
keperusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu, PT Perkebunan Nusantara V Bukit selsih
dan wawancara dengan pihak-pihak perusahaan yaitu dengan pimpinan dan beberapa orang
pekerja. Berdasarkan hasil penelitian Metode model deret waktu (time series) dilakukan secara
Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM)
trend kuadrat terkecil dan trend moment. Kedua metode ini memiliki hasil dan nilai MAD yang
Vol 13 No 4, 2015 sama, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa dari beberapa metode peramalan yang ada di
Terindeks dalam model deret waktu, itu memiliki hasil yang sama namun dengan cara pengerjaan yang berbeda.
Google Scholar Disimpulkan bahwa metode peramalan yang tepat untuk melakukan peramalan kebutuhan bahan
baku bokar pada PT Perkebunan Nusantara V Bukit selasih adalah metode trend kuadrat terkecil
dan metode trend moment karena dari hasil perhitungan kedua metode ini memiliki hasil
Alamat Korespondensi: peramalan dan nilai MAD yang sama. Namun didalam penulisan ini, untuk meramalakan
Rio Jones Martahan Marpaung
FE Universitas Riau, E-mail: kebutuhan bahan baku tahun 2014–2020 menggunakan metode peramalan trend moment.
riomarpaung@yahoo.com
Kata Kunci: perencanaan, model deret waktu (time series)

704
704 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Persediaan bahan baku merupakan faktor utama da- Berkaitan dengan pengadaan bahan baku karet
lam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses (bokar), PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih,
produksi. Tersedianya bahan baku yang cukup diha-
rapkan kegiatan operasional produksi dapat berjalan
lancar dan berkesinambungan.
Mengingat pentingnya peranan bahan baku maka
untuk menjaga kelancaran, keteraturan serta kesinam-
bungan kegiatan produksi di dalam perusahaan, maka
sangat dibutuhkan perencanaan pengadaan bahan
baku yang tepat untuk mendorong tercapainya aktifitas
yang efisien dalam perusahaan.
Rencana pengadaan bahan baku yang tepat akan
mengurangi resiko adanya kelebihan maupun keku-
rangan persediaan bahan baku. Persediaan bahan
baku yang melampaui kebutuhan perusahaan, akan
mengakibatkan peningkatan biaya persediaan (biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan
dan lain-lain) yang harus ditanggung perusahan. Se-
hingga prencanaan persediaan bahan baku merupakan
hal paling utama dilakukan oleh perusahaan.
Persediaan bahan baku disesuaikan dengan jum-
lah kebutuhan pemakaian sehingga tercapai penga-
daan bahan baku yang efisien. Oleh sebab itu, diperlu-
kan suatu perencanaan pengadaan bahan baku yang
efisien dan baik, di mana semua kegiatan yang akan
dilaksanakan serta bagaiman cara pelaksanaanya.
Tidak terpenuhinya atau kelebihan kebutuhan tentu
berpengaruh pada produksi yang dihasilkan atau ren-
cana yang tidak tercapai. Untuk menanggulanginya,
Persedian bahan baku ini perlu disesuaikan dengan
kebutuhan bahan baku.
Rangkuti (2007) mengemukakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pengadaan bahan baku
dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut: Har-
ga bahan baku, Perkiraan pemakaian, Biaya-biaya
persediaan, Pemakaian senyatanya, Waktu tunggu,
Kebijaksanaan pembelanjaan. Selain faktor-faktor
yang berasal dari dalam perusahaan ada juga faktor-
faktor yang berasal dari luar perusahaan.
Faktor sumber bahan baku, harga bahan baku,
dan cuaca (iklim) sangat berpengaruh terhadap ke-
mampuan perusahaan dalam pengadaan bahan baku
khususnya bahan mentah seperti karet (bokar), dan
hal ini mejadi pertimbangan yang sangat kuat bagi
perusahaan dalam kegiatan produksi.

705
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 705
705 705
705 705
Riau masih
Analysis
Rio menemui
JonesofMartahan kendala
Raw Materials Bokardalam
Marpaung perencanaan
Procurement pe-to Produce
Planning Pallet
ngadaan bahan baku di mana selama ini rencana peng-
adaan bahan baku yang ditetapkan selama lima tahun
terakhir masih belum sesuai dengan yang diharapkan
oleh perusahaan. Sehingga menjadi tujuan dari peneli-
tian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui apakah perenca-
naan pengadaan bahan baku pada PT Perkebunan
Nusantara V Bukit Selasih sudah sesuai dengan yang
diharapkan. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi pengadaan bahan baku bo-
kar pada PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih.

Persediaan
Persediaan menurut Assauri (2004) adalah suatu
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha
yang normal atau persediaan barang baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses pro-
duksi.
Fungsi persediaan menurut Rangkuty (2007)
adalah sebagai berikut: (1) Fungsi Decoupling. (2)
Fungsi Economic Lot Sizing, (3) Fungsi Antisipasi.

Peranan Perencanaan dan Pengendalian


Persediaan
Pengendalian persediaan menurut Assauri (2004)
adalah salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan
yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh ope-
rasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa
yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu,
jumlah, kualitas maupun biayanya.
Tujuan pengendalian persediaan secara terinci
menurut Assauri (2004) dinyatakan sebagai usaha
untuk: (a) Menjaga jangan sampai perusahaan keha-
bisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi. (b) Menjaga agar pem-
bentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu be-
sar atau berlebih-lebihan.

Bahan Baku
Bahan baku merupakan bagian dari faktor pro-
duksi sebagai input guna melancarkan proses produksi.
Tanpa bahan baku proses produksi akan terhenti dan
perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan
dan permintaan konsumen.

706
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 706
706 706
706 706
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Tersedianya bahan baku yang cukup akan dapat eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali
diharapkan kegiatan operasional produksi yang berke- menejemen seperti: Ekonomi, Pelanggan, Pesaing,
sinambungan. Jadi bahan baku merupakan suatu kom- Pemerintah dan lain sebagainya.
ponen yang sangat penting dalam perusahaan untuk Menurut Heizer dan Render (2009), terdapat dua
menghasilkan barang jadi. Untuk mengatasi agar ba- metode peramalan berdasarkan metode yang diguna-
han baku tidak terjadi kekurangan serta kegiatan kan, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.
produksi tidak terhenti, perusahaan perlu memiliki per-
sediaan, yaitu persedian sebagai cadangan agar proses Metode Peramalan Kualitatif
produksi tetap berjalan dengan lancar. Apabila perusa-
Yaitu metode yang menggabungkan faktor se-
haan tidak memiliki bahan baku yang cukup, maka
perti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem
proses produksi akan mengalami kemacetan.
nilai pengambil keputusan untuk meramal.
Peramalan (Forecasting) Metode Peramalan Kuantitatif
Untuk membantu tercapainya suatu keputusan Yaitu metode yang menggunakan model mate-
yang optimal diperlukan suatu cara yang tepat, siste- matis yang beragam dengan berdasarkan data masa
matis dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu lalu untuk meramalkan permintaan dimasa yang akan
alat yang diperlukan oleh manajemen dan merupakan datang.
bagian yang integral dari proses pengambilan kepu-
tusan adalah menggunakan metode peramalan (fore-
Hipotesis
casting). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
peramalan adalah suatu teori di mana dapat melihat Perencanaan pengadaan bahan baku pada PT
(menduga) keadaan yang akan terjadi. Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih sudah sesuai
Menurut Heizer dan Render (2009), peramalan dengan yang diharapkan.
(forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memper- Faktor harga dan curah hujan yang tinggi yang
kirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilaku- paling berpengaruh dalam mempengaruhi pengadaan
kan dengan melibatkan pengambilan data historis dan bahan baku bokar pada PT Perkebunan Nusantara
memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu V Bukit Selasih.
bentuk model matematis. Selain itu, bisa juga meru-
pakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau METODE PENELITIAN
dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan V
model matematis yang disesuaikan dengan pertim- Bukit Selasih, Indragiri Hulu, Riau. Metode penelitian
bangan yang baik dari seorang manajer. yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu analisis, yaitu dengan mengumpulkan menjelaskan
yang penting dalam perencanaan yang efektif dan kemudian menganalisis data yang diperoleh dari lokasi
efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan penelitian untuk ditarik kesimpulan.
mempu nya i p er ana n la ngs ung p ada p er ist iwa

H a rg a
P e r e n c a na a n
P e n g a d a a n B a ha n
C ur a h H uja n B aku

707
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 707
707 707
707 707
T ra n sofpMartahan
Analysis
Rio Jones o r t aMaterials
Raw s i Marpaung
Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Sumber: Zulian Hamid, 2010

708
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 708
708 708
708 708
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Sementar a teknik pengump ulan data yang Dari Tabel 1 dapat di lihat bahwa pengadaan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara bahan baku pada PT Perkebunan Nusantara V Bukit
mengumpulkan data-data dengan turun langsung untuk Selasih mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
meninjau dan meneliti ke perusahaan yang diteliti serta Realisasi pengadaan bahan baku tertinggi pada tahun
melakukan observasi,wawancara dan penelitian 2010 dan realisasi pengadaan bahan baku terendah
kepustakaan (Library Research). pada tahun 2009. Untuk itu metode yang sesuai digu-
Sementara itu, untuk menjawab tujuan penelitian nakan adalah metode peramalan kuantitatif dengan
dilakukan analisis data untuk merumuskan masalah model deret waktu (time series) karena model deret
yang pertama yaitu membuat peramalan kebutuhan waktu (time series) lebih cocok untuk data yang ber-
baku dengan 2 (dua) metode peramalan. Dari 2(dua) sifat acak atau random seperti data di atas.
metode peramalan, dipilih metode peramalan yang Metode model deret waktu (time series) yang
mempunyai tingkat error paling kecil yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis data adalah Metode
digunakan untuk meramalkan kebutuhan bahan baku trend kuadrat terkecil dan trend moment.
tahun 2014–2020.
Metode Trend Kuadrat Terkecil
HASIL PENELITIAN Trend kuadrat terkecil merupakan metode anali-
Perencanaan pengadaan bahan baku pada PT sis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi
Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih, Riau atau peramalan pada masa yang akan datang.
Rumus:
Berbicara mengenai perencanaan tidak kalah
penting hal dengan pengendalian karena Perencanaan
dan pengendalian merupakan bagian dari manajemen Y = a+b×, di mana a = dan
persediaan. Pengendalian adalah suatu tindakan agar
aktivitas dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai b=
dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian Keterangan:
tanpa perencanaan adalah sia-sia dan perencanaan a = Perpotongan sumbu Y
tanpa pengendalian merupakan tindakan yang tidak b = Koefisien regresi/slop
Y = Nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi (variabel
efektif. terikat)
Oleh karena itu untuk mengetahui apakah peren- X = Nilai variabel bebas yang diketahui
canaan pengadaan bahan baku pada PT Perkebunan n = Jumlah data atau pengamatan
Nusantara V Bukit Selasih sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan perlu dilakukan suatu peramalan. Apabila diterapkan dalam data pengadaan bahan
Untuk dapat melakukan peramalan diperlukan baku bokar pada PT Perkebunan nusantara v bukit
data-data periode sebelumnya. Data periode sebe- selasih tahun 2009–2013 maka diperoleh hasil sebagai-
lumnya digunakan sebagai panduan untuk melakukan mana tabel 2.
peramalan, dimana data tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1. Rencana dan Realisasi Pengadaan bahan baku bokar Pada PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih
Tahun 2009–-2013
Tahun Rencana Realisasi
Pengadaan Bahan Baku (Ton) Pengadaan Bahan Baku (t on)
2009 15.050.420 13.202.110
2010 14.455.000 15.926.065
2011 15.060.000 15.720.109

709
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 709
709 709
709 709
Analysis
Rio 2012
JonesofMartahan
Raw Materials 17.600.000
Bokar Procurement
Marpaung Planning to Produce Pallet 16.085.259
2013 18.491.100 17.301.210
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih

710
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 710
710 710
710 710
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Tabel 2. Perhitungan Trend dengan Metode Kuadrat Terkecil Pengadaan bahan baku bokar pada PT Perkebunan
Nusantara V Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Y X XY
2009 15.050.420 -2 - 30.100.840 4
2010 14.455.000 -1 - 14.455.000 1
2011 15.060.000 0 0 0
2012 17.600.000 1 17.600.000 1
2013 18.491.100 2 36.982.200 4
Jumlah 80.656.520 0 10.026.360 10
Sumber: hasil olahan penelitian, 2014
Deviasi Mutlak Rerata (Mean Absolute Devia-
a= b= tion = MAD)
= = MAD merupakan ukuran pertama kesalahan
peramalan keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini
= 16.131.304 = 1.002.636 dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari
tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah perio-
Persamaan trend de data (n).
Y = 16.131.304 + 1.002.636 (X)
Perhitungan nilai trend dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013
Y2009 = 16.131.304 + 1.002.636 (-2) = 14.126.032 MAD. 2009
Y2010 = 16.131.304 + 1.002.636 (-1) = 15.128.668 -923.922
Y2011 = 16.131.304 + 1.002.636 (0) = 16.131.304
Y2012 = 16.131.304 + 1.002.636 (1) = 17.133.940 MAD. 2010
Y2013 = 16.131.304 + 1.002.636 (2) = 18.136.576 797.397
Dari Tabel 3 juga dapat dilihat hasil ramalan tidak
sesuai dengan kenyataan masih terdapat kesalahan, MAD. 2011
maka dari itu diperlukan adanya perhitungan kesa- -411.195
lahan, dengan menggunakan perhitungan deviasi
mutlak rerata (Mean Absolute Deviation - MAD).
Berikut adalah perhitunganya:

Tabel 3. Peramalan Pengadaan Bahan Baku dengan Metode Trend Kuadrat Terkecil PT Perkebunan Nusantara V
Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Realisasi Pengadaan Bahan Baku PeramalanPengadaan Bahan Baku
Bokar (Ton) Bokar (Ton)
2009 13.202.110 14.126.032
2010 15.926.065 15.128.668
2011 15.720.109 16.131.304
2012 16.085.259 17.133.940
2013 17.301.210 18.136.576
Jumlah 78.234.753 80.656.520
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih, 2014

711
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 711
711 711
711 711
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

 y = n.a + b.  x
MAD.2012 80.656.520= 5a + 10b
-1.048.681  xy =  x.a + b.  x2
171.339.400= 10a + 30b
MAD. 2013
Dibuat persamaan menjadi:
- 80.656.520 = 5a + 10b (x 2) 161.313.040 = 10a + 20b
171.339.400 = 10a + 30b (x 1) 171.339.400 = 10a + 30b -
Karena nilai mean absolute deviation MAD tidak -10.026.360 = -10b
memperhatikan tanda positif maupun negatif, maka b = 1.002.636
dari itu hasil perhitungan MAD yang memiliki hasil 80.656.520 = 5a + 10b
negatif akan dihilangkan tanda negatifnya. 80.656.520 = 5a + 10 (1.002.636)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dianalisis bahwa 80.656.520 = 5a + 10.026.360
dengan metode trend kuadrat terkecil terdapat 70.630.160 = 5a
kesalahan sebesar 4.016.561 kesalahan terbesar pada a = 14.126.032
tahun 2012 sebesar 1.048.681 dan kesalahan terkecil Y = 14.126.032 + 1.002.636 (x)
terjadi pada tahun 2011 sebesar 411.195. untuk rata- Perhitungan nilai trend dari tahun 2009–2013
rata mean absolute deviation sebesar 803.312.2. Ini Y2009 = 14.126.032+ 1.002.636 (0) = 14.126.032
merupakan dasar pembanding dengan metode yang Y2010 = 14.126.032+ 1.002.636 (1) = 15.128.668
lain untuk dicari yang memiliki mean absolute devia- Y2011 = 14.126.032+ 1.002.636 (2) = 16.131.304
tion terkecil. Y2012 = 14.126.032+ 1.002.636 (3) = 17.133.940
Y2013 = 14.126.032+ 1.002.636 (4) = 18.136.576
Metode Tren Moment Dari Tabel 6 juga dapat dilihat hasil ramalan tidak
Trend dengan metode moment hampir sama dengan sesuai dengan kenyataan, masih terdapat kesalahan,
metode kuadrat terkecil. Bedanya pada metode ini maka dari itu diperlukan adanya perhitungan kesa-
tahun dasar ditentukan pada data yang paling awal. lahan, dengan menggunakan perhitungan deviasi mut-
Persamaan trendnya adalah: lak rerata (Mean Absolute Deviation - MAD).
Y = a+b× Berdasarkan Tabel 7 dapat dianalisis bahwa dengan
Di mana nilai a dan b dicari dari 2 persamaan berikut: metode trend moment terdapat kesalahan sebesar
 Y= n.a +  xb 4.016.561 kesalahan terbesar pada tahun 2012 sebesar
 XY =  x.b +  x2.b 1.048.681dan kesalahan terkecil terjadi pada tahun
Apabila diterapkan dalam data pengadaan bahan 2011 sebesar 411.195. untuk rata-rata mean absolute
baku bokar pada PT Perkebunan Nusantara V Bukit deviation sebesar 803.312.2. Ini merupakan dasar
Selasih Tahun 2009–2013 maka: pembanding dengan metode yang lain untuk dicari
yang memiliki mean absolute deviation terkecil.

Tabel 4. Perhitungan Mean Absolute Deviation (MAD) Peramalan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Trend
Kuadrat Terkecil PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Realisasi Kebutuhan Peramalan Error Mean A bsolut e
Bahan Baku Bokar ( Ton) Deviat ion
( Ton) ( MA D)
2009 13.202.110 14.126.032 - 923.922 923.922
2010 15.926.065 15.128.668 797.397 797.397
2011 15.720.109 16.131.304 - 411.195 411.195
2012 16.085.259 17.133.940 -1.048.681 1.048.681
2013 17.301.210 18.136. 576 - 835.366 835.366

712
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 712
712 712
712 712
Analysis
Rio Jumlah
JonesofMartahan
Raw Materials 78.234.753 Planning to Produce
Bokar Procurement
Marpaung 80.656.520
Pallet 4.016.561
Rata-rat a 15.646. 950. 6 16.131. 304 803.312.2
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih

711
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 711
711 711
711 711
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Tabel 5. Perhitungan Trend dengan Metode Moment PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Y X XY
2009 15.050.420 0 0 0
2010 14.455.000 1 14455000 1
2011 15.060.000 2 30120000 4
2012 17.600.000 3 52800000 9
2013 18.491.100 4 73964400 16
Jumlah 80.656.520 10 171.339.400 30
Sumber: data olahan penelitian, 2014

Tabel 6. Peramalan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Trend Moment PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih
Tahun 2009–2013
Tahun R ealisasi Kebut uhan Bahan Peramalan Kebut uhan Bahan
Baku Bokar Baku Bokar
(Ton) (T on)
2009 13.202.110 14.126.032
2010 15.926.065 15.128.668
2011 15.720.109 16.131.304
2012 16.085.259 17.133.940
2013 17.301.210 18.136.576
Jumlah 78.234.753 80.656.520
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih

Tabel 7. Perhitungan Mean Absolute Deviation (MAD) Peramalan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Trend
Moment PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Realisasi Kebut uhan Bahan Pera malan Erro r Mean Absolute
Baku Bokar (Ton) Deviat ion
(Ton) ( MAD )
2009 13.202.110 14.126.032 -923.922 923.922
2010 15.926.065 15.128.668 797.397 797.397
2011 15.720.109 16.131.304 -411.195 411.195
2012 16.085.259 17.133.940 -1.048.681 1.048.681
2013 17.301.210 18.136.576 -835.366 835.366
Jumlah 78.234.753 80.656.520 4.016.561
Rata-rat a 15.646.950.6 16. 131. 304 803.312.2
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih

Tabel 8. Perbandingan Mean Absolute Deviation Peramalan Permintaan Bahan Baku pada PT Perkebunan Nusantara
V Bukit Selasih Tahun 2009–2013
Tahun Re alisasi Me tode model dere t wakt u (time series)
Kebut uhan Tren d Kuadrat Terkec il Tren d M oment
Bahan Baku Peramalan MAD Pera malan MAD
(Ton)
2009 13.202. 110 14. 126.032 923. 922 14. 126.032 923.922
2010 15.926. 065 15. 128.668 797. 397 15. 128.668 797.397
2011 15.720. 109 16. 131.304 411. 195 16. 131.304 411.195
2012 16.085. 259 17. 133.940 1.048. 681 17. 133.940 1.048. 681
2013 17.301. 210
18. 136.576 835. 366 18. 136.576 835.366
Jumlah 78.234. 753 80. 656.520 4.016. 561 80. 656.520 4.016. 561

710
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 710
710 710
710 710
Analysis
Rio R ata-rata
JonesofMartahan
Raw Materials 15.646.950.6
Bokar
Marpaung 16. 131.304to Produce803.312.2
Procurement Planning Pallet 16. 131.304 803.312.2
Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih yang Diolah

711
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 711
711 711
711 711
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Berdasarkan Tabel 8 Dapat disimpulkan bahwa Pembelian bahan baku bokar dilakukan berdasar-
nilai MAD dari metode trend kuadrat terkecil dan kan kualitas bahan bahan serta besarnya kadar air
metode trend moment memiliki nilai MAD yang sama, yang terdapat dalam bokar, hal ini dilakukan untuk
maka dari itu dalam penentuan peramalan kebutuhan
bahan baku bokar tahun 2014–2020 dapat digunakan
metode yang dianggap mudah dalam perhitunganya,
karena menggunakan metode apapun tetap menghasil-
kan hasil yang sama.

Peramalan Kebutuhan Bahan Baku


Metode yang digunakan pada PT Perkebunan
Nus a nt a ra V Bu kit Selas ih u nt uk melaku ka n
peramalan kebutuhan bahan baku tahun 2014–2020
adalah dengan metode trend moment dan trend kua-
drat terkecil. Berikut adalah perhitungan peramalan
kebutuhan bahan baku tahun 2014–2020 dengan meto-
de trent moment, pada PT Perkebunan Nusantara V
Bukit Selasih:
Y2014 = 14.126.032+ 1.002.636 (5) = 19.139.212
Y2015 = 14.126.032+ 1.002.636 (6) = 20.141.848
Y2016 = 14.126.032+ 1.002.636 (7) = 21.144.484
Y2017 = 14.126.032+ 1.002.636 (8) = 22.147.120
Y2018 = 14.126.032+ 1.002.636 (9) = 23.149.756
Y2019 = 14.126.032+ 1.002.636 (10) = 24.152.392
Y2020 = 14.126.032+ 1.002.636 (11) = 24.152.392
Peramalan pengadaan bahan baku ini dapat digu-
nakan dengan asumsi faktor-faktor yang mempenga-
ruhi tetap atau tidak berubah, antara lain faktor harga
bahan baku, biaya angkut, keadaan perekonomian,
keadaan cuaca atau iklim dan sumber bahan baku.

PEMBAHASAN
Faktor-faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi
Pengadaan Bahan Baku Bokar pada PT
Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih.
Harga
Dalam suatu perusahaan harga bahan baku me-
nentukan besar kecilnya keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Sedangkan tingkat harga bahan baku
dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan produk yang
dihasilkan perusahaan selain itu persaingan dalam
bidang yang sama juga mempengaruhi harga beli
bahan baku.

712
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 712
712 712
712 712
menghindari
Analysis
Rio kerugian
JonesofMartahan
Raw pembelian
Materials bahan baku
Bokar Procurement
Marpaung sertato Produce
Planning Pallet
untuk menekan pengeluaran biaya yang dibutuhkan
untuk proses selanjutnya.
Tingkat harga bahan baku pada PT Perkebunan
Nusantara V Bukit Selasih bukanlah baik, hal ini dise-
babkan adanya perusahaan yang bergerak dibidang
yang sama di kabupaten Indragiri Hulu dan PT Per-
kebunan Nusantara V Bukit Selasih tetap berusaha
bertahan dengan harga yang tinggi tetapi juga tidak
menekan harga dari petani karet dan pedagang pe-
ngumpul itu sendiri. Dengan demikian perusahaan te-
tap dapat membeli harga bahan baku tanpa merugikan
pihak perusahaan maupun petani karet dan pedagang
pengumpul.
Dengan adanya perusahaan yang bergerak
dibidang yang sama, otomatis terjadi persaingan harga
dipasaran. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT Per-
kebunan Nusantara V Bukit Selasih berusaha netral
dan melakukan negosiasi kepada petani dengan pem-
bayaran secara kas dilapangan. Dengan demikian
petani karet lebih tertarik menjual bahan bakunya
kepada PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih,
meskipun harga jual petani agak di bawah harga jual
perusahaan lain.
Namun yang jadi masalah hanya sebagian kecil
didaerah Kabupaten Indragiri Hulu para petani karet
yang selalu menjual hasil karetnya ke PT Perkebunan
Nusantara V Bukit Selasih pada saat harga yang
diberikan rendah, bisa dikatakan para petani karet ini
yang berada dekat dengan PT Perkebunan Nusantara
V Bukit Selasih, tentunya ini akan menjadi masalah
bagi PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih kare-
na sebagian besar para petani karet dan pedagang
pengumpul di kabupaten Indragiri Hulu selalu menjual
hasil karetnya kepada perusahaan yang memberi
harga beli tinggi.
Akan tetapi pada waktu tertentu perusahaan juga
memberikan harga yang cukup mahal untuk menda-
patkan bahan baku bahkan bahan baku yang datang
keperusahaan jumlahnya hanya sedikit. Hal ini dise-
babkan karena perusahaan sudah yakin dan percaya
dengan kebiasaan para petani dan supllier untuk da-
tang menjual karetnya keperusahaan. Namun ke-
biasaan tersebut tidak selamanya terjadi sesuai dengan
yang diharapkan pihak PT Perkebunan Nusantara V
Bukit Selasih ini dikarenakan perusahaan yang sama
bersaing harga dengan PT Perkebunan Nusantara V

713
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 713
713 713
713 713
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Bukit Selasih, ketika harga beli karet dari PT Perke- petani karet jarang menyadap karet karena saat pohon
bunan Nusantara V Bukit Selasih di bawah harga karet basah sangat dilarang melakukan penyadapan
beli perusahaan pesaing, tidak jauh kemungkinan para karet karena bisa merusak tanaman karet itu sendiri
petani karet akan menjual karetnya keperusahaan dan ini tentu saja mempengaruhi hasil karet.
yang memberikan harga beli karet yang tinggi. Inilah Pada periode tertentu hal ini tidak dapat dihindari,
faktor utama yang selalu menyebabkan pengadaan walaupun ini sangat merugikan kedua pihak, perusa-
kebutuhan bahan baku PT Perkebunan Nusantara V haan akan kesulitan dalan merealisasikan rencana
Bukit Selasih tidak terealisasi dengan apa yang telah pengadaan bahan baku dan tentunya akan kesulitan
direncanakan. dalam mencapai target permintaan, begitu juga petani
Untuk lebih jelas bagaimana harga dapat mempe- karet, dengan hasil karet yang sedikit tentu saja penda-
ngaruhi pengadaan bahan baku bokar pada PT patanya juga akan berkurang.
Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih dapat dilihat
pada Tabel 9.

Tabel 9. Kemampuan Harga Beli PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih yang Diberikan Kepada Petani Karet
dan Pedagang Pengumpul
Tahun Kemam puan Harga R encana Realisasi
Beli Perusahaan Pengadaan Bahan Pengadaan (%)
Rp./Kg Baku (Ton) BahanBaku ( ton)
2009 9.200 15.050. 420 13.202.110 87,71
2010 13.000 14.455. 000 15.926.065 110, 17
2011 13.000 15.060. 000 15.720.109 104, 38
2012 15.700 17.600. 000 16.085.259 91,13

Sumber: PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih beresiko karet yang disadap akan hancur menjadi cair
atau tidak mengental. Hal ini tentu saja ini sangat
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa kemampuan
mempengaruhi ketersediaan bahan baku pada perusa-
harga beli bahan baku yang diberikan perusahaan
haan karena dengan adanya curah hujan yang tinggi,
untuk petani dan pedagang pengumpul sangat mem-
pengaruhi kemampuan perusahaan dalam merealisa-
sikan pengadaan bahan baku bokar dari rencana. Di
mana tinggi rendahnya harga beli perusahaan selalu
diikuti oleh banyak sedikitnya bahan baku. Ketika
harga beli perusahaan Rp9.200/kg perusahaan hanya
mampu mendapatkan bahan baku sebesar 13.202.110
ton, namun ketika harga beli bahan baku perusahaan
naik, sebesar Rp15.700/kg perusahaan juga mendapatkan
bahan baku yang banyak atau sebesar 16.085.259
ton.

Curah Hujan yang Tinggi


Tingginya tingkat curah hujan dapat menambah
hasil kebun khususnya pohon karet. Tetapi apabila
curah hujan terlalu tinggi petani juga mengalami
kesulitan dalam mengambil hasil karetnya, karena

714
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 714
714 714
714 714
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

Transportasi
PT Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih dalam
menjalankan aktifitas perusahaanya menggunakan sa-
rana pengangkutan atau transportasi darat yang digu-
nakan untuk pengangkutan bahan baku bokar yang
berasal dari kebun petani maupun kebun perusahaan.
Proses pengangkutan dilakukan setiap hari dari kebun
inti (kebun milik perusahaan), dan inilah bedanya
antara kebun inti dan kebun plasma (kebun milik
masyarakat), dimana kebun plasma dipanen dalam
waktu 2 minggu sekali bahkan 1 minggu sekali.
Dalam pengadaan bahan baku dari perkebunan
sampai ke pabrik sering kali terjadi keterlambatan
untuk sampai kepabrik, ini disebabkan karena jauhnya
jarak antara tempat perkebunan perusahaan dengan
pabrik, di mana diperlukan waktu tempuh sekitar 3
jam untuk sampai ketempat pabrik pengolahan, bukan
hanya itu untuk melakukan pengangkutan hasil karet
harus sudah benar-benar mengental, maka dari itu
dibutuhkan waktu tunggu untuk mengentalnya karet
yang baru dipanen, hal inilah yang menjadi hambatan
bagi perusahaan dalam pengadaan bahan bakunya.

715
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 715
715 715
715 715
Analysis
Rio JonesofMartahan
Raw Materials Bokar Procurement Planning to Produce Pallet
Marpaung

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan Berkaitan dengan perencanaan pengadaan bahan
baku tersebut sebaiknya perusahaan membuat suatu
Dalam perencanaan pengadaan bahan baku
perusahaan tidak memiliki rencana pengadaan bahan perencanaan dengan menggunakan metode trend
baku yang jelas untuk dipergunakan pada periode moment atau trend kuadrat terkecil, karena kedua
berikutnya, dimana perusahaan menetapkan rencana metode tersebut memiliki hasil peramalan yang sama.
pengadaan bahan baku terlalu tinggi dan terlalu rendah Sebaiknya untuk penetapan harga pihak perusa-
dari rencana yang diproyeksikan. haan menetapkan harga yang sesuai atau minimal
M et ode pera ma la n ya ng sesu ai u nt uk P T sama dengan yang ditetapkan oleh perusahaan pe-
Perkebunan Nusantara V Bukit Selasih adalah metode saing sehingga petani karet dan pedagang pengumpul
trend moment dan metode trend kuadrat terkecil tidak cenderung untuk menjual hasil karetnya kepada
karena kedua metode tersebut memiliki hasil dan nilai pihak lain.
MAD yang sama. Terkait curah hujan yang tinggi, hal ini memang
Tidak terealisasinya pengadaan bahan baku tidak dapat dihindari maka dari itu sebaiknya perusahaan
bokar disebabkan oleh harga bahan baku itu sendiri, tidak hanya mengandalkan sumber bahan baku dari
di mana jika harga beli bahan baku yang diberikan dalam daerah saja perusahaan harus membeli bahan
perusahaan pada petani karet dan pedagang pengum- baku dari luar daerah dengan begitu perusahaan akan
pul di atas harga beli perusahaan sejenis maka perusa- tetap bisa mencapai dari apa yang telah direncanakan
haan akan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pada saat terjadi curah hujan yang tinggi.
bokar dan sebaliknya,hal ini dikarenakan para petani
karet dan pedagang pengumpul yang ada di kabupaten DAFTAR RUJUKAN
Indragiri Hulu selalu menjual hasil karetnya kepada Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi.
perusahaan yang memberi harga beli tinggi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Keadaan cuaca juga cukup mempengaruhi, di Heizer, J., dan Render, B. 2009. Operation Management,
mana curah hujan yang tinggi akan berpengarauh pada (Manajemen Operasi edisi 9, Buku 1). Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
kurangnya hasil karet.
Rangkuti, F. 2007, Manajemen Persediaan. Jakarta: Raja
Tidak tercapainya realisasi pengadaan bahan Grafindo Persada BPFE,UGM Yogyakarta.
baku juga disebabkan oleh faktor transportasi dimana Zulian, H. 2005. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama,
jauhnya jarak antara perkebunan inti dengan pabrik Cetakan Ketiga. Yogyakarta.
serta waktu tunggu yang dibutuhkan untuk mengental-
nya karet yang baru dipanen.

716
TERAKREDITASI
JURNAL APLIKASI
SK DIRJENMANAJEMEN
DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
| VOLUME 13 | NOMOR 4 | DESEMBER 2015 ISSN: 1693-5241 716
716 716
716 716

You might also like