You are on page 1of 10

Jurnal Pertanian Agros Vol. 21 No.

1, Januari 2019: 29 - 38

ANALISIS EKONOMI DAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI BERAS


MERAH SEGRENG DESA NGIPAK, KARANGMOJO, GUNUNGKIDUL
(Studi Kasus Petani Padi Beras Merah Segreng di Dusun Kalangan I dan Kalangan II)
ECONOMIC ANALYSIS AND INCOME LEVEL OF SEGRENG RED RICE FARMERS
IN NGIPAK VILLAGE, KARANGMOJO, GUNUNGKIDUL
(Case Study of Segreng Red Rice Farmers in Village of Kalangan I and Kalangan II)
Artita Devi Maharani1, Ari Astuti
Departement of Agribussines, Faculty of Agriculture, SarjanawiyataTamansiswa
University
Received July 27, 2018 – Accepted September 10, 2018 – Available online June 22, 2019
ABSTRACT
Agriculture is the primary income and a source of foreign exchange our state. The
agricultural sector is also a main component on strategic and goverment programs to
poverty alleviation. Gunungkidul still get category as one of highest poor area (28,90
percent) at Province of Yogyakarta. The seed sertified captivity rice programs especially
seed of red rice Segreng Handayani has been cultivated especially at Dusun Kalangan I dan
Kalangan II, Desa Ngipak, Karangmojo is expected to increase income and the welfare of
farmers. The poverty rate is can not be released of income which was started from farming
income. This study aims to analyze farming activities, income rate and factors affect the
income of red rice Segreng farmers at Dusun Kalangan I dan Kalangan II. Collection
method of primary data done by means of the sample in all of red rice farmers, observation
and direct interview with farmers. Secondary data was collected from related parties such as
agriculture departement and central statistic agency at Gunungkidul Regency.
Key-words : economic analysis, income rate, red rice Segreng
INTISARI
Pertanian merupakan pendapatan utama dan sumber devisa negara dan salah satu
komponen utama program pemerintah mengentaskan kemiskinan. Gunungkidul masih
mendapatkan kategori sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi (28,90
persen) se-DIY. Program penangkaran benih padi bersertifikat, khususnya benih padi merah
Segreng Handayani yang dibudidayakan di Dusun Kalangan I dan II Desa Ngipak,
Karangmojo diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Tingkat
kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari pendapatan yang berawal dari tingkat penghasilan
sebagai petani. Penelitian bertujuan menganalisis kegiatan usahatani, tingkat pendapatan dan
faktor yang memengaruhi tingkat pendapatan petani padi beras merah Segreng di Dusun
Kalangan I dan II, Desa Ngipak. Metode pengumpulan data primer dengan cara pengambilan
sampel seluruh petani padi merah Segreng, observasi, dan wawancara langsung petani. Data
sekunder dikumpulkan dari pihak terkait seperti Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Gunungkidul.
Kata kunci : Analisis ekonomi, tingkat pendapatan, padi beras merah Segreng

1
Alamat penulis untuk korespondensi: Artita Devi Maharani, Faculty of Agriculture, Sarjanawiyata
Tamansiswa University. artita.maharani@ustjogja.ac.id

e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172


30 Jurnal Pertanian Agros Vol.21 No1, Januari 2019: 29-38

PENDAHULUAN disease), sehingga memberikan kepastian


pendapatan petani.
Indonesia dikenal sebagai negara Dusun Kalangan I dan Kalangan II,
agraris yang lebih kurang 60 persen Desa Ngipak, Kecamatan Karangmojo,
penduduknya bekerja dalam bidang Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah
pertanian (Wiralaksana dan Soeriatatmadja Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah
1983). Pertanian mempunyai peran penting dengan sumber air yang cukup baik,
dalam perekonomian bangsa Indonesia. sehingga memiliki potensi sebagai daerah
Pertanian merupakan pendapatan utama dan penangkaran benih padi bersertifikat. Arti
sumber devisa negara. Sektor pertanian penting penangkaran benih padi
merupakan sektor yang mampu bertahan bersertifikat, khususnya benih padi merah
dalam kondisi apapun, termasuk saat krisis Segreng Handayani yang telah
ekonomi melanda berbagai negara di dunia, dibudidayakan melalui program IbM
termasuk Indonesia. Sektor pertanian ikut kelompok tani diharapkan dapat
berperan penting dalam pemulihan ekonomi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
di Indonesia dan menjadi salah satu petani Dusun Kalangan khususnya, serta
komponen utama dalam program dan tujuan akhirnya petani Desa Ngipak dan
strategi pemerintah untuk mengentaskan desa-desa lainnya di Kecamatan
kemiskinan. Sebagi contoh, Kabupaten Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul,
Gunung Kidul masih mendapatkan kategori Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
sebagai salah satu kabupaten yang umumnya yang memiliki potensi alam yang
mempunyai jumlah penduduk miskin sama dengan kedua dusun tersebut.
tertinggi (28,90 persen) se-Provinsi Daerah Padi Merah varietas Segreng
Istimewa Yogyakarta. merupakan bahan dasar makanan khas
Tingkat kemiskinan di Gunungkidul wilayah kabupaten Gunungkidul, yaitu Nasi
tidak bisa dilepaskan dari pendapatan yang Merah Cabai Hijau (“Sego Abang Lombok
berawal dari tingkat penghasilan dari Ijo” = bhs Jawa). Penangkaran benih padi
profesinya sebagai petani. Luasnya sebaran meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan,
lahan dengan keterbatasan air dan rendahnya panen, dan pasca panen yang pada dasarnya
kesuburan pada lahan di daerah tersebut sama dengan padi untuk konsumsi. Program
menyebabkan hasil per satuan luas tanaman perbenihan menitikberatkan pada
pangan (khususnya padi) rendah (Anonim penggunaan benih yang tepat mutu yang
2010). Faktor lain yang memengaruhi ditunjukkan pada labelnya. Benih dianggap
rendahnya pendapatan petani adalah bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh
rendahnya produksi, hal tersebut disebabkan (daya berkecambah) lebih dari 80 persen
oleh pemakaian benih yang tidak (tergantung jenis dan kelas benih) dan nilai
berkualitas. Menurut Wirawan & Wahyuni kadar air di bawah 13 persen (tergantung
(2002), penggunaan benih berkualitas akan jenis benihnya). Roguing menjamin
mengurangi risiko kegagalan budidayanya kemurnian benih menjadi keharusan dalam
karena benih bermutu akan mampu tumbuh penangkaran benih. Cara pelaksanaannya
baik pada kondisi lahan yang kurang dengan mencabut tanaman yang tidak
menguntungkan, bebas dari serangan hama dikehendaki, seperti tanaman yang
dan penyakit terbawa benih (seed born berpotensi untuk terjadinya penyerbukan
Analisis Ekonomi dan Tingkat Pendapatan (Artita Devi Maharani, Ari Astuti) 31

silang dengan varietas tanaman yang Pertanian dan Badan Pusat Statistik
diusahakan atau tanaman yang berpotensi Kabupaten Gunungkidul.
menghasilkan benih campuran varietas lain
(Soenarjo et al. 1991). Analisis Data. Analisis data menggunakan
analisis ekonomi dan analisis regresi. Model
Pembudidayaan padi merah varietas analisis ekonomi yang digunakan adalah
Segreng merupakan padi varietas lokal yang analisis ekonomi deskriptif, yaitu analisis
sudah dilepas sebagai benih Nasional dan ekonomi yang menggambarkan tentang
merupakan kekayaan hayati Kabupaten kondisi yang sebenarnya terjadi dalam suatu
Gunungkidul (Anonim 2010). Usaha perekonomian. Pendekatan analisis ekonomi
budidaya padi merah varietas Segreng yang dilakukan dengan melakukan
Handayani di wilayah Desa Ngipak maupun pengumpulan data sumber daya. Sumber
desa lainnya di Kecamatan Karangmojo daya yang dimaksud antara lain informasi
Kabupaten Gunungkidul dengan kependudukan, luas lahan, tenaga kerja dan
penggunaan varietas lokal yang bersertifikat waktu, peralatan, upah tenaga kerja,
diharapkan akan meningkatkan pendapatan pendapatan usahatani dan luar usaha tani,
petani karena harga jual benih bersertifikat pajak.
yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi Analisis regresi yang dilakukan
yang dikonsumsi. menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk mengetahui pengaruh
METODE PENELITIAN variabel bebas (X), yaitu modal, luas lahan,
jumlah tenaga kerja, jumlah tanggungan
Metode Pengambilan Data. Jenis keluarga terhadap variabel tergantung, yaitu
penelitian yang digunakan adalah penelitian pendapatan petani (Y). Bentuk persamaan
deskriptif. Metode pelaksanaan regresi linier berganda sebagai berikut
menggunakan metode studi kasus, yaitu (Ghazali 2002) :
penelitian tentang status obyek penelitian
yang berkenaan dengan suatu fase spesifik Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
atau khas dari keseluruhan personalitas
(Nazir 1988) dengan menggunakan daftar Keterangan :
pertanyaan (kuesionar) yang terstruktur. Y = Pendapatan petani
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja X1 = Modal
(purposive), yaitu penelitian dilaksanakan X2 = Luas Lahan
di Dusun Kalangan I dan Kalangan II, Desa X3 = Jumlah tenaga kerja
Ngipak, Kecamatan Karangmojo, X4 = Jumlah tanggungan keluarga
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah a = Konstanta
Istimewa Yogyakarta. Penarikan sampel b1 … b4 = Koefisien regresi
data primer penelitian ini dilakukan secara e = Error (epsilon, yang dalam
sensus pada kelompok tani di Dusun penelitian diasumsikan = 0)
Kalangan I dan II dengan melakukan
wawancara langsung kepada 30 petani Perhitungan dan pengujian hipotesis
menggunakan kuisioner. Setelah itu dicari dilakukan dengan menggunakan bantuan
data dari pihak terkait seperti Dinas komputer program statistik SPSS Windows
Release 16.00.
32 Jurnal Pertanian Agros Vol.21 No1, Januari 2019: 29-38

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa rata-


rata kepemilikan lahan yang digunakan
Pada penelitian ini sebanyak 30 untuk berusahatani padi merah Segreng
kuesioner disebarkan kepada petani. sebagian besar (60 persen) merupakan milik
Pembahasan analisis hasil penelitian dimulai petani sendiri dan 40 persen merupakan
dari profil responden, analisis deskriptif, dan lahan yang disewa. Luas lahan petani
regresi linear berganda. Perhitungan dan mencirikan rata-rata petani Indonesia yang
pengujian hipotesis dilakukan dengan memiliki lahan sempit, yaitu dengan rata-
menggunakan bantuan komputer program rata luas lahan 0,41 ha. Jumlah anggota
statistik SPSS Windows Release 16.00. keluarga petani responden rata-rata sejumlah
tiga orang yang menggambarkan tingkat
Karakteristik Petani Responden. Dari 30 pengeluaran yang dapat mengurangi
petani responden, karakteristik masing- pendapatan usahataninya.
masing petani menggambarkan perilaku
petani dalam berusahani padi merah Segreng Biaya Usahatani. Biaya usahatani yang
secara umum. Karakteristik petani yang dihitung pada penelitian ini meliputi biaya
menjadi responden pada penelitian ini tenaga kerja luar keluarga, saprodi, biaya
dibedakan berdasarkan sifat kepemilikan penyusutan alat pertanian, pajak tanah
lahan, luas lahan, dan jumlah anggota (PBB) seperti yang terlihat pada Tabel 2.
keluarga seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Petani Responden

Uraian Rata-rata Kepemilikan Lahan


Milik sendiri (%) 60
Sewa lahan (%) 40
Luas lahan (ha) 0,41
Jumlah anggota keluarga 3

Tabel 2. Rerata Biaya Usahatani Padi Beras Merah Segreng per Musim Tanam

Uraian Rata-rata per musim tanam Persentase


Tenaga kerja luar keluarga 607.500 35%
Saprodi
Bibit 94800 6%
Pupuk 198.856 12%
Sewa alat 347.929 20%
Sewa lahan 301.667 18%
Penyusutan alat 85.878 5%
Pajak 85.500 5%
Total 1.722.130 100%
Analisis Ekonomi dan Tingkat Pendapatan (Artita Devi Maharani, Ari Astuti) 33

Berdasarkan Tabel 2, biaya usahatani dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan


terbesar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga petani. Diperoleh pendapatan
keluarga, yaitu sebesar Rp 607.500 atau 35 usahatani bersih setelah dikurangi biaya
persen dari total keseluruhan biaya produksi sebesar Rp 690.709. Tambahan
usahatani. Petani melakukan usahatani pendapatan dari pekerjaan sampingan
dengan tenaga kerja luar keluarga agar memberikan kontribusi yang cukup besar
proses usahatani padi beras merah Segreng dalam pendapatan bersih petani setiap
cepat selesai dan tidak ketinggalan curah bulannya hingga diperoleh rerata
hujan untuk musim tanam selanjutnya. pendapatan bersih petani Rp1.805.209. Dari
Sedangkan biaya usahatani terkecil adalah hasil tersebut dapat diketahui bahwa
pada biaya pajak tanah, sebesar Rp 85.500 proporsi pendapatan bersih petani
atau lima persen dari total biaya. Hal ini didominasi dari pendapatan luar
dikarenakan rata-rata lahan yang dimiliki usahataninya, sedangkan pendapatan
petani hanya 0,41 ha sehingga biaya yang usahataninya masih lebih rendah.
dikeluarkan untuk membayar pajak
tanahnya sedikit. Rerata total biaya Produktivitas, Biaya, Penerimaan,
usahatani padi beras merah Segreng per Pendapatan, dan Efisiensi Usahatani Padi
musim tanam sebesar Rp 1.722.130. Beras Merah Segreng. Produktivitas
Tidak sedikit petani di Dusun Kalangan usahatani merupakan perbandingan antara
I dan II yang memiliki pekerjaan sampingan produksi dan luas lahan, rata-rata produksi
sebagai upaya mencari tambahan per ha yang dihasilkan petani 2.966,12 kg
pendapatan, selain sebagai petani murni. maka produktivitas usahataninya sebesar 3
Pekerjaan sampingan para petani di Dusun ton per ha. Produktivitas usahatani padi ini
Kalangan I dan II antara lain sebagai buruh tidak begitu tinggi, hal ini diduga karena
tani, berdagang/berwiraswasta, pegawai dan benih yang digunakan sebagian besar adalah
atau pensiunan pegawai. Penambahan benih dari hasil panen musim tanam
pendapatan dari pekerjaan sampingan sebelumnya yang belum sepenuhnya
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. bersertifikat, sehingga produktivitasnya
Penerimaan usahatani sebesar Rp kurang maksimal. Dari hasil panen tersebut
4.484.967 merupakan hasil penerimaan ada beberapa petani yang menjual
bersih setelah dikurangi hasil panen yang keseluruhan hasil panennya da nada pula

Tabel 3. Rerata Pendapatan Bersih Petani Padi Beras Merah Segreng

Pendapatan Usaha Tani Pendapatan Bersih Petani


Pendapatan
Pendapatan Pendapatan
Penerimaan Biaya Luar Usaha
Bersih (Per Bersih (Per Total Per bulan
Usaha Tani Produksi Tani (Per
musim) bulan)
musim)
4.484.967 1.722.130 2.762.837 690.709 4.458.000 7.220.837 1.805.209
34 Jurnal Pertanian Agros Vol.21 No1, Januari 2019: 29-38

yang menjual sebagian hasil panen serta Rp 574.043. Pendapatan bersih petani per
menyisihkan sebagian sisanya untuk bulan hanya sebesar Rp 116.666,25. Dari
dikonsumsi sendiri. hasil tersebut dapat diketahui bahwa
Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat produktivitas usahatani padi beras merah
bahwa rerata penerimaan usahatani sebesar Segreng masih sangat rendah.
Rp 10.930.945,6. Penerimaan diperoleh dari Salah satu indikator penting untuk
hasil perkalian rerata produksi dengan rerata mengetahui kondisi ekonomi di suatu
harga jual gabah kering Rp 5.007 per kg. wilayah adalah dengan melihat data rerata
Hasil analisis efisiensi usahatani pendapatan keluarga pada data sekunder,
menunjukkan nilai efisiensi sebesar 2,6 yang yaitu melalui data monografi Desa Ngipak.
berarti setiap rupiah yang dikeluarkan akan Dalam data tersebut diketahui rerata
menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp pendapatan keluarga sebesar Rp 600.111.
2,6. Semakin besar rasio R/C dari usahatani Jika dibandingan dengan analisis data
semakin besar pula pendapatan yang primer hal ini memberikan fakta bahwa
diperoleh petani tersebut (Soekartawi 2001). hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan
Apabila diasumsikan satu musim usahatani rata-rata pada data sekunder. Data RKPD
adalah empat bulan dapat diketahui rerata Gunungkidul mencatat garis kemiskinan
pendapatan usahatani per bulan sebesar Rp sebagai data untuk menilai kondisi ekonomi
690.709,25 dan biaya usahatani per bulan dari tahun ke tahun seperti pada Tabel 5.

Tabel 4. Produktivitas,Biaya,Penerimaan,Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Beras


Merah Segreng di Dusun Kalangan I dan II

Uraian per usahatani per Ha


Produktivitas Usahatani 1.217 kg 2966,12kg (3 ton)
Penerimaan Usahatani (Rp) 4.484.967 10.930.945,6
Biaya Usahatani (Rp) 1.722.130 4.197.245,9
Pendapatan Usahatani 2.762.837 6.733.699,7
R/C Ratio 2,6 2,6

Tabel 5. Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Presentase Penduduk Miskin
Kabupaten Gunung Kidul

Garis Penduduk Miskin


Tahun Persentase
Kemiskinan(Rp/Kapita/Bln) (Jiwa)
2009 186.232 163.670 24,44
2010 203.873 148.700 22,05
2011 220.479 157.100 23,03
2012 238.438 156.500 22,72
Sumber : RKPD Gunungkidul,2015.
Analisis Ekonomi dan Tingkat Pendapatan (Artita Devi Maharani, Ari Astuti) 35

Mengacu pada data tersebut, petani hasil pengujian tabel 6 diperoleh nilai
padi beras merah Segreng masuk dalam koefisien deteminasi (Adjusted R Square)
kategori miskin, sehingga perlu adanya sebesar 0,973 yang menunjukkan bahwa
peningkatan pendapatan, baik dari segi sebesar 97 persen (modal, luas lahan, jumlah
usahatani maupun luar usahataninya. tenaga kerja, dan jumlah tanggungan
keluarga) berpengaruh terhadap tingkat
Pengujian Hipotesis. Faktor-faktor yang pendapatan petani.
Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Hasil analisis menunjukkan nilai F
Petani Padi Beras Merah Segreng. Analisis hitung sebesar 263,277 dan p value sebesar
dari model regresi berganda yang disusun 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian secara
pada penelitian ini menempatkan tingkat bersama-sama variabel independen (modal,
pendapatan petani sebagai variabel luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah
dependen dan variabel modal, luas lahan, tanggungan keluarga) berpengaruh
jumlah tenaga kerja, jumlah tanggungan signifikan terhadap variabel dependen
keluarga sebagai variabel independen. Hasil (tingkat pendapatan petani). Analisis Uji t
analisis regresi berganda mengenai (Uji Individual) dimaksudkan untuk
pengaruh variabel tersebut per musim mengetahui seberapa jauh keberartian
usahatani dan pengaruh variabel tersebut (pengaruh) masing-masing koefisien regresi
per bulannya dapat dilihat pada Tabel 6 dan secara individual variabel-variabel bebas
Tabel 7. (modal, luas lahan, jumlah tenaga kerja,
Diketahui koefisien determinasi jumlah tanggungan keluarga) terhadap
(Adjusted R Square) digunakan sebagai alat variabel terikat, yaitu tingkat pendapatan
analisis untuk menunjukkan besarnya petani. Berdasarkan hasil pengujian
kontribusi dari variabel independen (modal, diperoleh nilai t hitung dari variabel modal
luas lahan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah sebesar 4,623 dengan p value sebesar 0,000
tanggungan keluarga) terhadap variabel (p < 0,05), berarti variabel modal
dependen (tingkat pendapatan). Berdasarkan berpengaruh signifikan terhadap tingkat

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Berganda Tingkat Pendapatan Petani Padi Beras Merah
Segreng per Musim Usahatani

Koefisien Standar
Variabel t hitung p value
Regresi Error
Modal (X1) .294** .064 4.623 .000
Luas Lahan (X2) 2961.677 434.544 6.816 .000
Jumlah Tenaga Kerja (X3) -122974.111 135324.201 -.909 .372
Jumlah Tanggungan keluarga (X4) -184512.098 288816.908 -.639 .529
Konstanta -1449272.2
R 0,988
R Square 0,977
Adjusted R Square 0,973
F 263.722
P value 0,000
Keterangan: **Signifikan pada α = 0,05.
36 Jurnal Pertanian Agros Vol.21 No1, Januari 2019: 29-38

pendapatan petani. Pada variabel kedua, positif, berarti variabel modal berpengaruh
yaitu luas lahan diperoleh t hitung dengan terhadap pendapatan petani sebesar 0,294.
nilai 6,816 dengan p value sebesar 0,000 (p Koefisien regresi (X2) sebesar 2961,
< 0,05) yang artinya variabel luas lahan juga artinya apabila luas lahan bertambah, maka
berpengaruh signifikan pada tingkat pendapatan petani akan meningkat sebesar
pendapatan petani. Variabel jumlah tenaga 2961 per usahatani dengan asumsi variabel
kerja dan jumlah tanggungan keluarga lain tetap. Nilai b2 bertanda positif, berarti
diperoleh nilat t hitung masing-masing - variabel luas lahan berpengaruh terhadap
0,909 dan -0,639 dengan p value sebesar pendapatan petani sebesar 2961 per musim
0,372 dan 0,529 (p < 0,05) yang artinya usahatani.
variabel jumlah tenaga kerja dan variabel Koefisien regresi (X3) sebesar –
jumlah tanggungan keluarga merupakan 122974, artinya apabila jumlah tenaga kerja
variabel yang tidak signifikan pengaruhnya bertambah, maka pendapatan petani akan
pada tingkat pendapatan petani. menurun sebesar -122974 per musim
Pada hasil analisis regresi berganda usahatani dengan asumsi variabel lain tetap.
variabel jumlah tenaga kerja dan variabel Nilai b3 bertanda negatif, berarti variabel
jumlah tanggungan keluarga bertanda jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap
negatif yang menunjukkan bahwa adanya pendapatan petani sebesar -122974 per
penambahan jumlah tenaga kerja dan jumlah musim usahatani.
tanggungan keluarga maka akan terjadi Koefisien regresi (X4) sebesar -184512,
kecenderungan penurunan tingkat artinya apabila jumlah tanggungan keluarga
pendapatan petani. Berdasarkan hasil bertambah, maka pendapatan petani akan
pengujian regresi linear berganda per musim menurun sebesar -184512 per musim
usahatani secara matematis dapat ditulis ke usahatani dengan asumsi variabel lain tetap.
dalam persamaan sebagai berikut. Nilai b4 bertanda negatif, berarti variabel
jumlah tanggungan keluarga berpengaruh
Y = -1449272 + 0,294 X1 + 2961 X2 - terhadap pendapatan petani sebesar -184512
122974 X3 – 184512 X4 per musim usahatani.
Pada persamaan ditunjukkan pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel KESIMPULAN DAN SARAN
dependen (Y). Adapun arti dari koefisien
regresi tersebut adalah sebagai berikut. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa :
Nilai konstanta (a) sebesar -1449272,
artinya apabila variabel modal, luas lahan, 1. Analisis usahatani padi beras merah
jumlah tenaga kerja, jumlah tanggungan Segreng yang dilaksanakan oleh
keluarga tidak ada atau tidak memberikan kelompok petani di Dusun Kalangan I
kontribusi maka tingkat pendapatan petani dan II menunjukkan hasil per musim
sebesar -1449272 per musim usahatani. usahatani dengan rerata biaya produksi
Koefisien regresi (X1) sebesar 0,294, sebesar Rp 1.722.130, penerimaan
artinya apabila modal petani lebih banyak usahatani sebesar Rp. 4.484.967,
(besar nilainya) maka pendapatan petani pendapatan usahatani bersih Rp.
akan meningkat sebesar 0,294 dengan 2.762.837 dan .rata-rata pendapatan
asumsi variabel lain tetap. Nilai b1 bertanda
Analisis Ekonomi dan Tingkat Pendapatan (Artita Devi Maharani, Ari Astuti) 37

bersih usahatani per bulan sebesar Rp. DAFTAR PUSTAKA


690.709.
2. Tingkat pendapatan petani padi beras Risambessy, Agusthina; Bambang Swasto,
merah Segreng tergolong rendah dengan Armanu Thoyib, Endang Siti Astuti, 2013.
melihat hasil pendapatan bersih petani The Influence of Transformational
didominasi oleh pendapatan di luar Leadershio Style, Motivation, Burnout
usahataninya sehingga diperoleh Towards Job Satisfaction And Employee
pendapatan bersih petani per bulan baik Perfomance, Journal of Basic and Applied
dari usahatani maupun luar usahataninya Scientific Research. 2 (18): 1-9.
sebesar Rp. 1.805.209.
3. Modal dan luas lahan memberikan Champathes, M. R. 2006. Coaching For
pengaruh yang signifikan terhadap Performance Improvement: The coach
tingkat pendapatan petani dikarenakan model. Development and Learning in
besar kecilnya modal dan luas lahan Organizations, 20(2): pp: 17-18
menjadi penentu besar kecilnya
Celep, Cevat; Ozge Eler Yilmazturk. 2012.
pendapatan petani. Sedangkan jumlah
The Relationship Among Organizational
tenaga kerja dan jumlah tanggungan
Trust, Multidimensional Organizational
keluarga memberikan pengaruh pada
Commitment and Perceived Organizational
pendapatan petani yang berdampak pada
Support In Educational
penurunan pendapatan petani seiring
Organizations. Journal Social and
penambahan jumlah tenaga kerja yang
Behavioral Sciences. 4(6): pp: 5763-5776
dipakai dan penambahan jumlah
tanggungan keluarga. Cleveland, J. N., Murphy, K. R., &
Williams, R. E. (1989). Multiple uses of
Saran performance appraisals : Prevalence and
1. Perlunya keseragaman penggunaan correlates. Journal of Applied Psychology
benih bersertifikat pada proses usahatani
agar didapatkan hasil yang maksimal Firmandari, Nuraini. (2014). Pengaruh
sehingga pendapatan dari usahatani Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
dapat meningkat. dengan Motivasi kerja sebagai Variabel
2. Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan Moderasi (Studi Kasus pada Bank Syariah
mengenai manfaat penggunaan benih Mandiri Kantor Cabang Yogyakarta). Jurnal
bersertifikat serta efisiensi usahatani Ekonomi dan Bisnis Islam, IX (1): 25-34.
yang baik agar petani dapat ISSN : 1907-9109
mengendalikan pendapatan
rumahtangga. Grant, K. E. (2001). The Role of
3. Perlu adanya jaminan pasar bagi petani Satisfaction with Territory Design on The
padi beras merah Segreng agar hasil Motivation, Attitudes, and Work Outcomes
produksi usahataninya dapat diterima of Salesperson. Journal of The Academy of
oleh konsumen sehingga program Marketing Sciences. 165-178.
pelestarian benih lokal dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Haider, Z., Batool, Y., & Qurat-ul-ain.
(2013). Impact of Performance Appraisal on
Employee’s Performance Involving the
38 Jurnal Pertanian Agros Vol.21 No1, Januari 2019: 29-38

Moderating Role of Motivation. Arabian Yono S, dkk. 2004. “Analisis pengaruh


Journal of Business and Management Insentif, Motivasi, Displin kerja dan Budaya
Review (OMAN Chapter). kerja Terhadap Kinerja pegawai Pada
Badan Pengelolaan Keuangn Daerah Kab
Hakim, A. (2006). Analisis Pengaruh Banyumas”, Jurnal SMART, Vol. 1., No.2,
Motivasi, Komitmen Organisasi dan Iklim Mei, p.89-104
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Yensy, Nurul Astuty. 2010. Pengaruh
Provinsi Jawa Tengah. JBRI, 165-180. Kompensasi dan Motivasi terhadap kinerja
Guru Di SMA Negeri 2 Argamakmur
Handoko, T. Hani, 2008.Manajemen Bengkulu Utara. Jurnal Kependidikan
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Triadik, 13(1): h: 34-42
BPFE, Yogyakarta

Hodges, 1990. Interna Locus of Control,.


Singapore: Mac Graw Hill Book Company.

Kencana, Inu. 2003. Politik Kepemimpinan


di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.

Marihot, Manullang. 2001. Manajemen


Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta.

Nawawi, Hadari, 2003. Kepemimpinan


Mengefektifkan Organisasi, Buku I.
Universitas terbuka/UPI-YAI, Jakarta.

Siagian, P. Sondang. 1995. Teori Motivasi


dan Aplikasinya. Cetakan Kedua, Pt. Rineka
Cipta, Jakarta.

Simamora H. 2002. Manajemen Sumber


Daya Manusia, edisi kedua. Bagian
Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Sukmawati, Ferina. 2006. Pengaruh


Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di
PT. Pertamina (Persero) UPMS III Terminal
Transit Utama Balongan, Indramayu. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. 2(3): h:175-194.

Umar, Husein.2003. Metodologi Penelitian


: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.

You might also like