You are on page 1of 13

PEMEROLEHAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA

ANAK RENTANG USIA 4;0-5;0 TAHUN

Hilma Silvia1),Marsis2), Romi Isnanda2)


1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
JurusanPendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
E-mail : hilmasilvia61@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe the children in the range age of 4;0-5;0
years old to get Indonesian vocabullary, especially on class noun, verbs, adjectives, and
numeralia with the meaning of the dominant terrain obtained by the children. Theory of this
research was used theory Abdul Chaer and Soenjono Dardjowidjojo: (1) the nature of
language acquisition, (2) development cognitive of the children, (3) development children
language, (4) vocabulary (5) the type of words. Qualitative research by using descriptive
method. The data in this research was the result of video recording of conversations between
researcher and 2 childrens as the respondents in the age range 4;0-5;0 years old who attend
childhood Aisiyah. To get the data the researcher recorded conversations and the students
activities at school. The researcher gathered the data based on the steps followed: transcribed
the recorded data into a written language, identified the data based on the meaning, and made
conclusions from the results of the description. The Results of analysis the data showed that,
vocabulary acquisition, children’s Indonesian language on lexical meaning: (1) class of nouns
were 76 words (2) class of verbs were 44 words, (3) class of adjectives were 17 words, (4)
class of numeralia was 24 words. Type of dominant word that was got and used by the
children was kind of noun. Beside that, respondents were also knew the meaning of the words
being taught and to pronounce a word that closed to the environment who are in the field of
one meaning.

Key words : vocabulary, children in the range age of 4;0-5;0 years

PENDAHULUAN tindakan dan mengubah situasi. Bahasa


Latar Belakang Masalah adalah lambang arbiter yang digunakan
dalam berkomunikasi dan memungkinkan
Bahasa memiliki peran penting
orang-orang dari latar belakang budaya
dalam kehidupan manusia. Selain alat
berbeda dapat berinteraksi.
komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai
Sebagai alat komunikasi, bahasa
cerminan budaya penuturnya. Bahasa adalah
merupakan sarana perumusan maksud,
sumber kehidupan dan kekuatan. Bahasa
melahirkan perasaan, dan memungkinkan
dapat mengontrol perilaku, merealisasikan
kita menciptakan kegiatan sesama manusia, Pemerolehan bahasa pada anak
mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, rentang usia 4;0-5;0 tahun merupakan proses
merencanakan dan mengarahkan masa depan yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisik,
kita. Bahasa diperoleh manusia sejak lahir kemampuan anak dalam memproduksi kata-
sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah
istilah pemerolehan bahasa pertama. dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada
Pemerolehan bahasa melalui beberapa tahap tahap tersebut, kemampuan mengucapkan
perkembangan yang berjalan sesuai dengan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari
jadwal biologis seseorang. kemampuan mendengarkan, melihat, dan
Bahasa yang digunakan pada masa mengartikan simbol-simbol bunyi dengan
pemerolehan berbentuk suku kata, kata, dan kematangan otaknya. Sedangkan secara
menuju ke kalimat yang sempurna. Menurut psikis, kemampuan memproduksi kata-kata
Kridalaksana (2000: 1) pemerolehan bahasa dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh
sebagai proses pemahaman dan penghasilan situasi emosional anak saat berlatih
bahasa pada manusia melalui beberapa mengucapkan kata-kata.
tahap, mulai dari meraban, sampai kefasihan Fokus Masalah
penuh. Bahasa merupakan salah satu Berdasarkan latar belakang masalah
parameter dalam perkembangan anak. tersebut, permasalahan dalam penelitian ini
Kemampuan bicara dan berbahasa difokuskan pada pemerolehan semantik anak
melibatkan perkembangan kognitif, khususnya pada pemerolehan kata pada
sensomotorik, psikologis, emosi dan kelas kata nomina, verba, adjektiva, dan
lingkungan sekitar anak. Kemampuan numeralia pada anak rentang usia 4;0-5;0
berbahasa pada umumnya dapat dibedakan tahun
atas kemampuan reseptif (mendengar dan Tujuan Penelitian
memahami), dan kemampuan ekspresif Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
(berbicara). Kemahiran dalam berbahasa dan mendeskripsikan bentuk kata nomina, verba,
berbicara dipengaruhi oleh beberapa faktor adjektiva dan numeralia yang diperoleh anak
intrinsik yaitu, kondisi pembawaan sejak rentang usia 4;0-5;0 tahun, (2)
lahir termasuk fisiologi dari organ yang mendeskripsikan jenis kelas kata yang
terlibat dalam kemampuan berbahasa. dominan diperoleh anak, (3)
Sementara itu faktor ekstrinsik yaitu, berupa mendeskripsikan kata dalam medan makna
stimulus yang ada di sekeliling anak yang dominan diperoleh anak.
terutama perkataan yang didengar atau Manfaat Penelitian
ditujukan kepada anak.
Penelitian ini diharapkan dapat hanya sadar akan kenyataan bahwa ia tengah
bermanfaat: (1) bagi mahasiswa Program menggunakan bahasa tersebut.
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Bahasa diperoleh manusia sejak lahir
Indonesia, menambah pengetahuan dalam sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan
bidang linguistik khususnya dalam bidan istilah pemerolehan bahasa pertama.
psikolonguistik, (2) bagi guru, dapat Pemerolehan bahasa melalui beberapa tahap
menambah pengetahuan dan wawasan dalam perkembangan yang berjalan sesuai dengan
bidang kebahasaan, (3) bagi peneliti lain, jadwal biologis seseorang. Pemerolehan
yaitu sebagai bahan perbandingan dalam bahasa adalah proses yang berlangsung di
meneliti aspek kebahasaan lain. dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia
KERANGKA TEORETIS memperoleh bahasa pertama atau bahasa
Penelitian ini mengkaji tentang ibunya (Chaer, 2009:167). Hal ini berarti
pemerolehan kosakata bahasa Indonesia proses pemerolehan bahasa anak pertama
pada anak rentang usia 4;0-5;0 tahun. Teori kali dia peroleh dari bahasa ibunya.
yang terkait dengan penelitian ini adalah (a) Sehingga dalam berbicara anak akan
hakikat pemerolehan bahasa, (b) menggunakan bahasa ibunya.
perkembangan kognitif anak, (c) Pemerolehan Semantik
perkembangan bahasa anak, (d) kosakata, Pada tahun pertama kehidupan
dan (e) jenis kata. seorang anak menghabiskan waktunya untuk
Pemerolehan Bahasa mengamati dan mengumpulkan sebanyak-
Hakikat Pemerolehan Bahasa banyaknya informasi yang ada di sekitar
Schutz (2006:12) mendefinisikan kehidupannya. Pengamatan ini dilakukan
pemerolehan bahasa sebagai “the product of melalui seluruh panca-inderanya.
a subconscious process very similar to the Berdasarkan pengetahuannya inilah anak
process children undergo when they acquire memperoleh semantik bahasa dunianya
their first language”. Dengan kata lain, dengan cara melekatkan “makna” yang tetap
pemerolehan bahasa adalah proses kepada urutan bunyi bahasa tertentu Chaer
bagaimana seseorang dapat berbahasa atau (2009:194).
proses anak-anak pada umumnya Pemerolehan semantik merupakan
memperoleh bahasa pertama. Pemerolehan pemerolehan aspek bahasa dalam
bahasa merupakan ambang sadar, menangkap makna terhadap lambang dan
pemerolehan bahasa biasanya tidak sadar yang dilambangkan. Pada masa pemerolehan
bahwa ia tengah memperoleh bahasa, tetapi semantik ini anak mulai mengerti dengan
apa yang diucapkan orang-orang sekitarnya.
Pada tahap pemerolehan semantik, anak- bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosa
anak lebih banyak mengekspresikan kata, perbendaharaan kata).
perasaannya melalui senyuman dan tangisan. Berdasarkan dua pendapat tersebut,
Biasanya, bentuk ekspresi ini hanya disimpulkan bahwa makna leksikal adalah
dimengerti oleh orang yang dekat makna satuan bahasa sesuai dengan
dengannya, yaitu ibunya. Pemerolehan acuannya, satuan dari leksikon adalah
semantik ini dimulai sejak anak baru lahir leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang
dan berkembang sesuai dengan bermakna. Misalnya, leksem bunga dalam
perkembangan kognitifnya. Dari satu tahap kalimat Adik suka menanam bunga
ke tahapan yang lain anak semakin bermakna leksikal karena makna bunga itu
memahami makna dari sebuah lambang dan sesuai dengan acuannya yang sejati, yaitu
yang dilambangkan. ‘tanaman hias’. Sebaliknya, kata bunga
Dengan adanya kosakata yang dilahirkan dalam kalimat bunga desa itu sudah
atau diucapkan oleh anak setiap hari dalam disunting orang tidak bermakna leksikal
kehidupannya, sehingga sebuah kata karena makna bunga itu sudah tidak sesuai
berdwimakna. Contohnya, anak mengatakan dengan acuan yang sejati. Dalam kalimat
‘Pa kue’, dari ujaran anak tersebut lapar Bunga desa itu sudah disunting orang, kata
karena belum makan. Dari contoh ini, bunga bermakna ‘gadis tercantik’.
jelaslah bahwa dengan adanya pemerolehan Makna Gramatikal
kata kita biasa memperoleh makna. Dalam Makna gramatikal adalah makna
pemerolehan semantik akan dijelaskan dua satuan bahasa yang timbul karena proses
macam makna antara lain: (1) makna gramatikal. Proses gramatikal itu dapat
leksikal, dan (2) makna gramatikal. berada dalam tataran kata atau berada dalam
Makna Leksikal tataran kalimat (Manaf, 2010:53).
Menurut Manaf (2010:53), “Makna Sedangkan Chaer
leksikal adalah makna yang berdasarkan (1995:62)”gramatikal adalah makna yang
makna leksem. Dengan kata lain, makna hadir sebagai akibat adanya proses
leksikal adalah makna satuan bahasa sesuai gramatika seperti proses afiksasi, proses
dengan acuannya atau makna satuan bahasa reduplikasi, dan proses komposisi. Proses
yang belum berubah dari acuannya karena afiksasi awalan ter- pada kata angkat dalam
proses gramatikal atau proses asosiatif”. kalimat Batu seberat itu terangkat juga oleh
Sehubungan dengan ini, Chaer (1995: 60) adik melahirkan makna ‘dapat’, dan dalam
juga mengungkapkan bahwa makna leksikal kalimat ketika balok itu ditarik, papan itu
adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari
terangkat ke atas melahirkan makna dengan kata saya, dia, mereka, kami orang
gramatikal ‘tidak sengaja’. itu, Ahmad, Ajeng. Karena kata-kata tersebut
Dari penjelasan mengenai makna dalam satu medan makna ‘orang’ dalam
tersebut, peneliti memilih makna leksikal hubungan paradigmatik.
pada pemerolehan kosakata bahasa
Indonesia pada anak rentang usia 4;0-5;0 Komponen Makna
tahun. Dari uraian tersebut, disimpulkan Manaf (2010:72) menyatakan bahwa
bahwa pemerolehan kata terkait dengan komponen makna adalah usaha memaknai
makna leksikal artinya kata-kata yang makna satuan bahasa atas dasar komponen
diucapkan seorang anak mengandung satuan makna yang membentuk makna satuan
bentuk bahasa yang bermakna. bahasa. Untuk menggambarkan hubungan
Medan Makna antarkata dalam suatu bidang tertentu dapat
Manaf, 2010: 70) mengatakan: diungkapkan melalui komponen makna yang
“Medan makna (semantik field, tercakup dalam kata-kata dalam suatu bidang
semantik domain) adalah teori yang tertentu.
menaruh perhatian kepada analisis Chaer (1995: 114-115):
makna. Hubungan bagian Komponen makna atau komponen
keseluruhan yang mengikat suatu semantik (semantic feature,
leksem yang mempunyai semantic property, atau semantic
keterkaitan atau kesamaan dalam marker) mengajarkan bahwa setiap
bidang kegiatan terikat dalam suatu kata atau unsur leksikal terdiri dari
makna”. suatu beberapa unsur yang
Dalam teori medan makna bersama-sama membentuk makna
menyatakan bahwa kosakata di setiap bahasa kata atau makna unsur leksikal
yang maknanya berhubungan atau tersebut.
berdekatan dalam satu bidang tertentu dapat Komponen makna menunjukkan
dikelompokkan dalam satu bidang kegiatan bahwa setiap kata maknanya terbentuk dari
atau bidang tertentu. Medan makna juga beberapa unsur atau komponen. Misalnya,
dapat berwujud hubungan paradigmatik, kata-kata yang menggambarkan kekerabatan,
yaitu: hubungan antara unsur yang satu seperti ‘ayah, ibu, adik, kakak’ dapat kita
dengan yang lain yang sifatnya dapat saling lihat komponen maknanya. Berdasarkan
menggantikan dalam konstruksi tertentu. uraian tersebut, komponen makna adalah
Misalnya: Ayah sedang membaca koran, makna yang dimiliki setiap kata terdiri dari
dalam konstruksi kata Ayah dapat diganti
sejumlah komponen makna yang pengalaman-pengalaman dan tindakan-
membentuk seluruh makna kata. tindakan yang sederhana.
Perkembangan Kognitif Anak Perkembangan Bahasa Anak
Anak merupakan makhluk sosial Perkembangan bahasa anak
sama halnya dengan orang dewasa. Anak merupakan penguasaan anak terhadap
juga membutuhkan orang lain untuk bisa bahasa. Setelah mengalami perkembangan
membantu mengembangkan kognitif, maka anak akan mengalami tahap-
kemampuannya, karena pada dasarnya anak tahap perkembangan bahasa. Tahap-tahap
lahir dengan segala kelemahan sehingga perkembangan bahasa merupakan refleksi
tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat dari perkembangan kognitif seorang anak.
mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Perkembangan bahasa belum sempurna
Kognitif sebagai sesuatu yang sampai akhir masa bayi, dan akan terus
berkaitan dengan pengenalan berdasarkan berkembang sepanjang kehidupan seseorang.
intelektual dan merupakan sarana Perkembangan bahasa berlangsung
pengungkapan pikiran, ide dan gagasan. sepanjang mental manusia aktif dan
Chaer, (2009: 228-229) menyatakan adanya sepanjang tersedianya lingkungan untuk
beberapa tahap pertama yang berlangsung belajar, anak terus membuat perolehan
pada sebagian dari dua tahun pertama dalam kosakata baru.
kehidupannya. Pada awal tahap ini bayi Suyanto (2005: 73-74)
belum membedakan dirinya dari isi dunia perkembangan bahasa mengikuti suatu
lainnya, dan tingkah lakunya terbatas pada urutan yang dapat diramalkan secara umum
pola-pola respon baru, dan si bayi dapat sekalipun banyak variasinya di antara anak
membuat gerakan-gerakan baru yang yang satu dengan yang lain, dengan tujuan
disengaja. Memori (daya ingat) yang belum mengembangkan kemampuan anak dalam
sempurna muncul bersamaan dengan berkomunikasi. Kebanyakan anak memulai
beberapa antisipasi akan hal-hal yang akan perkembangan bahasanya dari menangis
datang. Urutan perkembangan yang pertama untuk mengekspresikan responnya terhadap
pada tahap ini adalah penggunaan panca- bermacam-macam stimuli. Setelah itu anak
indera, kemudian pada bagian kedua tahun mulai memeram (cooing), yaitu melafalkan
pertama adalah kemampuan motorik. Lalu, bunyi yang tidak ada artinya secara
pada tahun kedua akan muncul koordinasi berulang. Setelah itu anak mulai belajar
dari kedua kemampuan awal ini. Pada akhir mengucapkan kalimat dengan satu kata.
periode sensomotorik bayi dapat berfikir Anak pada umumnya belajar nama-nama
tentang dunia, yaitu berhubungan dengan kata benda sebelum kata-kata yang lain.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat memerlukan kosakata yang luas. Dengan
disimpulkan bahwa perkembangan bahasa kata lain, kekayaan kosakata seseorang turut
pada anak dimulai dari tangisan sebagai menentukan kualitas keterampilan berbahasa
respon terhadap berbagai stimuli, celotehan- seseorang.
celotehan yang tidak memiliki arti hingga Jenis Kata
mengucapkan kalimat dengan satu kata. Dalam penelitian ini yang menjadi
Kosakata objek penelitian adalah pemerolehan jenis
Beberapa ahli mengemukakan kata nomina, verba, adjektiva dan numeralia.
pendapat tentang pengertian kosakata. Jenis kata tersebut dapat dijelaskan sebagai
Menurut Soedjito (1992: 1) menjelaskan berikut: (a) Nomina, (b) Verba, (c) Adjektiva
kosakata mengandung arti: (1) Semua kata dan (d) Numeralia.
yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) Nomina
kekayaan yang dimiliki oleh seorang Nomina atau kata benda adalah nama
pembicara atau penulis, (3) kata yang dari semua benda dan segala yang
dipakai dalam suatu bidang ilmu dibendakan. Selanjutnya, kata-kata benda
pengetahuan, (4) daftar kata yang disusun menurut wujudnya dibagi atas kata benda
seperti kamus disertai penjelasan secara konkret dan kata benda abstrak. Kata benda
singkat dan praktis. konkret adalah nama dari benda-benda yang
Sedangkan menurut Usman, dkk ditangkap dengan panca indera. Sedangkan
(1979: 2) kosakata yaitu: (1) semua kata kata benda abstrak adalah nama-nama benda
yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) kata- yang tidak dapat ditangkap dengan panca
kata yang dikuasai seseorang dari indera (Keraf, 1980: 62)
lingkungan yang sama, (3) kata yang dipakai Sehubungan dengan itu, Alwi dkk
dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, (4) (2003: 213) menyatakan bahwa nomina
daftar sejumlah kata dan frase dari suatu mempunyai tiga ciri utama sebagai berikut:
bahasa yang disusun secara alfabetis batasan (1) dalam kalimat yang predikatnya, verba,
dan keterangan. nomina cenderung menduduki fungsi subjek,
Dari pendapat di atas dapat dikatakan objek atau pelengkap, (2) nomina tidak dapat
bahwa kosakata adalah semua kata yang diingkarkan dengan kata tidak, kata
dipakai dalam berbahasa dari lingkungan pengingkarnya ialah bukan, (3) nomina pada
yang sama. Seseorang yang kuantitas umumnya dapat diikuti adjektiva, baik
kosakatanya meningkat maka akan secara langsung maupun diantar dengan kata
meningkat pula kemampuan berbahasanya yang.
karena pada dasarnya kemampuan berbahasa
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat Contoh: ajari, bernyanyi,
disimpulkan bahwa nomina atau kata benda bertaburan, bersentuhan, ditulis, jahitkan,
adalah nama dari benda atau segala sesuatu kematian, melahirkan, menari, menggeluti,
yang dibendakan. Nomina juga tidak dapat menjalani, kehilangan, berbuat, terpikirkan.
diingkarkan dengan kata tidak, kata (2) Verba bereduplikasi:
pengingkarnya adalah bukan. Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat,
a. Verba makan-makan, marah-marah, pulang-
Fungsi utama verba sebagai predikat, pulang, senyam-senyum.
mengandung makna perbuatan, proses, (3) Verba berproses gabung;
keadaan yang bukan sifat atau kualitas.Verba Contoh: tersenyum-senyum,
khususnya yang bermakna keadaan tidak bernyanyi-nyanyi, makan-makan.
dapat diberi prefik ter-yang berarti “paling”. (4) Verba majemuk:
Pada umumnya verba tidak dapat bergabung Contoh: cuci mata, campur tangan,
dengan kata-kata yang bermakna kesangatan unjuk gigi.
(Alwi, 2003: 87). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
Sebuah kata dapat dikatakan disimpulkan bahwa verba atau kata kerja
berkategori verba hanya dari perilakunya adalah kata yang mengacu pada makna
dalam frase, yakni dalam hal perbuatan.
kemungkinannya satuan itu didampingi Adjektiva
partikel tidak dalam konstruksi dan dalam Alwi (2003: 171) menyatakan bahwa
hal tidak dapat mendampinginya satuan adjektiva adalah kata yang memberikan
dengan partikel di, ke, dari atau dengan keterangan yang lebih khusus tentang suatu
partikel seperti sangat, lebih, atau agak. yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
Berdasarkan bentuknya verba Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi
dibedakan atas: verba dasar bebas dan verba sebagai predikat atau adverbial kalimat.
turunan. Verba dasar bebas adalah verba Keterangan dan fungsi itu dapat
yang berupa morfem dasar bebas. Contoh : mengungkapkan suatu sifat atau keadaan.
duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang Selain dari pada itu, adjektiva adalah
dan tidur. Sedangkan verba turunan adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya
verba yang mengalami afiksasi, reduplikasi, untuk (1) bergabung dengan partikel tidak,
gabungan proses atau berupa paduan leksem, (2) mendampingi nomina, (3) didampingi
Kridalaksana (2007:51). Sebagai bentuk partikel seperti lebih, sangat, agak, (4)
turunan dapat kita jumpai: mempunyai ciri-ciri morfologis seperti -er
(1) Verba berafiks: (dalam honorer), -if (dalam sensitif, dan -i
(dalam alami), (5) dibentuk menjadi nomina Terhadap Perkembangan Bahasa
dengan konfiks ke-an, seperti adil – dalam Anak“(Studi Kasus Terhadap Seorang Anak
keadilan, halus-kehalusan, yakin-keyakinan. Usia Dua Tahun)”. Dalam penelitian ini
Ciri terakhir ini berlaku bagi sebagian besar disimpulkan bahwa, perkembangan bahasa
adjektiva dasar dan bisa menendai verba anak sangat dipengaruhi oleh faktor
intransitif, jadi ada tumpang tindih lingkungan, baik lingkungan keluarga
diantaranya (Kridalaksana, 2007: 59). maupun lingkungan sosial anak.
Berdasarkan pendapat ini, bahwa Kiki Rizki Amelya Zubir
adjektiva atau kata sifat adalah kata yang (2006) meneliti pemerolehan bahasa yang
mengacu pada sifat atau keadaan diri suatu berjudul “pemerolehan Semantik Anak Usia
benda yang diterangkannya, dijelaskan Tiga Tahun (studi kasus terhadap seorang
keadaan. anak)”. Pada penelitian ini disimpulkan
Numeralia bahwa, anak yang berada pada tahap medan
Numeralia adalah kategori yang semantik lebih banyak menggunakan kata
dapat: (1) mendampingi nomina dalam nomina dalam ujarannya.
konstruksi sintaksis, (2) mempunyai potensi METODOLOGI PENELITIAN
untuk mendampingi numeralia lain, (3) tidak Jenis Penelitian
dapat bergabung dengan tidak atau dengan Penelitian ini merupakan penelitian
sangat. Numeralia mewakili bilangan yang kualitatif yang menghasilkan data-data
terdapat dalam alam di luar bahasa deskriptif. Moleong (2005: 6) menyatakan
(Kridalaksana, 2007: 79). bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
Contoh: yang bermaksud untuk memahami fenomena
- Dua tambah dua sama dengan empat tentang apa yang dialami oleh subjek
- Gunung Simeru lebih dari 100 kaki penelitian misalnya perilaku, persepsi,
tingginya. motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bahwa numeralia adalah kata bilangan yang bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
menunjukkan kuantitas atau jumlah deretan konteks khusus yang alamiah dan dengan
benda-benda lain. memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian yang Relevan Metode yang digunakan adalah metode
Penelitian terdahulu yang deskriptif.
berhubungan dengan masalah pemerolehan HASIL PENELITIAN
bahasa telah dilakukan oleh Yulizanierti Dalam bab ini akan diuraikan hasil
(1999) skripsinya yang berjudul “Tinjauan penelitian yaitu pemerolehan kosakata anak
rentang usia 4;0-5;0 tahun. Adapun yang Dalam situasi ini data diambil
menjadi objek dalam penelitian ini adalah peneliti waktu responden sedang melakukan
dua orang anak yaitu Rehan dan Adwa yang aktivitas belajar di sekolah pada hari Selasa,
bersekolah di Paud Aisiyah. Penelitian ini 03 Februari 2015 pukul 08.00 WIB. Adapun
dilakukan selama satu minggu di sekolah yang menjadi responden dalam situasi ini
dalam beberapa situasi. adalah Adwa dan Rehan yang mengatakan
Data penelitian ini diambil dengan bahwa mereka sudah bisa menggunakan
menggunakan alat perekam yaitu Handycam. sepeda tanpa menggunakan alat bantu
Rekaman diambil secara spontan saat anak berupa roda. Maksud ujaran tersebut adalah
sedang bercerita, sedang belajar, sedang mereka tidak menggunakan roda bantu lagi
bermain, dan sedang makan di sekolah. ketika memakai atau membawa sepeda. Pada
Rekaman digunakan untuk memperoleh saat bersamaan guru dan responden
ujaran yang diucapkan oleh anak dalam membahas tentang alat transportasi yang
bidang semantik. dikayuh, dan kegunaannya, maka lahirlah
Dalam Situasi Bercerita pemerolehan kosakata dari si anak bahwa dia
Dalam situasi ini data diambil saat sudah bisa menggunakan sepeda tanpa
peneliti sedang bercerita dengan responden menggunakan alat bantu berupa roda.
di sekolah pada hari Senin, 02 Februari 2015 Dalam Situasi Bermain
pukul 09.00 WIB. Adapun yang menjadi Dalam situasi ini data diambil
responden dalam situasi ini adalah Adwa peneliti waktu responden sedang melakukan
yang menceritakan bahwa dia melihat kereta aktivitas bermain di sekolah pada hari Rabu
api jatuh di rumahnya. Maksud ujaran jam 10.00 WIB. Adapun yang menjadi
tersebut yaitu si anak melihatnya bukan responden dalam situasi ini adalah Rehan
berarti di dalam rumahnya akan tetapi dia dan Adwa yang tengah asyik bermain
menonton di televisi yang ada di dalam dengan teman-temannya. Ketika responden
rumahnya. Pada saat bersamaan guru dan sedang asyik bermain dengan temannya
responden membicarakan tentang alat peneliti mengajak responden untuk
transportasi dan kegunaannya, maka lahirlah bergabung dalam permainan bongkar pasang
pemerolehan kosakata dari si anak bahwa dia dengan menggunakan balok kayu yang
melihat kereta api jatuh di rumahnya yang memiliki warna tersendiri, dalam situasi ini
mengakibatkan kereta api tersebut menjadi si anak lebih tertarik dan mereka juga bisa
patah dan hancur. menentukan bentuk dan warna apa dari
Dalam Situasi Belajar balok yang mereka lihat.
Pembahasan
Pemerolehan Nomina dialami oleh anak. Seperti yang
Alwi, dkk (2003: 213) menyatakan dikemukakan oleh Alwi dkk (2003:171),
bahwa kelas kata nomina disebut juga bahwa adjektiva adalah kata yang
sebagai kata benda, yaitu kata yang mengacu memberikan keterangan yang lebih khusus
pada manusia, binatang, benda, dan konsep, tentang sesuatu yang dinyatakan oleh
atau pengertian. Pemahaman anak terhadap nomina dalam kalimat.
jenis kata nomina sudah sesuai dengan Pemerolehan Numeralia
makna denotatifnya. Hal ini dapat dilihat Penggunaan jenis kata numeralia
dari kalimat yang diucapkan anak yang yang muncul dalam ucapan anak adalah
menggunakan kata nomina dalam kalimat. satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,
Pemerolehan Verba delapan, sembilan, sepuluh. Kata tersebut
Bahasa atau ujaran anak lebih banyak dikelompokkan sebagai jenis kata numeralia
menggunakan jenis kata verba. Alwi, dkk ( atau kata bilangan, karena kata-kata tersebut
2003 : 87) membagi kelas kata verba memberi keterangan khusus yang
menjadi tiga bagian, yaitu verba perbuatan, menunjukkan suatu bilangan. Seperti yang
verba proses, dan verba keadaan. Sesuai dikemukakan oleh Kridalaksana (2007:79)
dengan penelitian yang dilakukan, numeralia mewakili bilangan yang terdapat
ditemukan bahwa anak usia empat tahun dalam alam di luar bahasa.
banyak menggunakan verba perbuatan, Kelas kata yang dominan diduduki
sedangkan verba proses dan verba situasi anak pada rentang usia 4;0-5;0 tahun adalah
juga ada dalam ucapan anak tersebut. kelas kata nomina. Dimana pada usia ini
Penggunaan jenis kata verba yang diucapkan bentuk kosakata awal yang dikuasai anak
anak sudah tepat, jika dilihat dari kalimat adalah mengenal benda yang berada di
yang diucapkan anak. Anak mengucapkan lingkungan sekitarnya. Selain itu, pada anak
kata verba sesuai dengan maksud yang ingin rentang usia 4;0-5;0 tahun juga diperoleh
disampaikannya. beberapa kelas kata lainnya. Pada penelitian
Pemerolehan Adjektiva ini ditemukan 10 buah kelas kata adverbial,
Penggunaan jenis kata adjektiva yang yaitu: sudah, mau, tidak mau, iya, pernah,
muncul dalam ucapan anak adalah dekat, dimana, hampir, makin, lagi dan juga.
kecil, suka, banyak, kotor, enak, dan lain- Temuan kelas kata lain yang terdapat dalam
lain. Kata tersebut dikelompokkan sebagai penelitian ini adalah kelas kata pronominal,
jenis kata ajdektiva atau kata sifat, karena yaitu sebanyak lima buah. Kata-kata
kata-kata tersebut memberi keterangan yang pronominal tersebut seperti :sesudah, sama,
lebih khusus tentang sesuatu hal yang sini, situ, dan ini.
Jadi, berdasarkan hasil analisis data kata yang dekat dengan lingkungannya yang
ditemukan 76 kata nomina, 44 kata verba, 17 berada dalam suatu medan makna.
kata adjektiva serta 24 kata numeralia. Responden dapat dinyatakan berada pada
Dibandingkan dengan peneliti sebelumnya tahap medan semantik, artinya anak telah
dari hasil analisis data ditemukan 192 kata dapat menggolongkan satu benda dengan
nomina, 73 kata verba, 25 kata adjektiva dan apa yang dilihatnya dan memasukkannya ke
11 kata numeralia, karena peneliti dalam medan makna berdasarkan
sebelumnya mengambil objek sebanyak 8 penggolongannya masing-masing.
orang anak. Saran
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka disarankan: (1) bagi
dilakukan, peneliti memperoleh bentuk kata mahasiswa Program Studi Pendidikan
nomina, verba, adjektiva dan numeralia pada Bahasa dan Sastra Indonesia, agar
anak usia 4;0-5;0 tahun secara keseluruhan menambah pengetahuan dalam bidang
sebanyak 177 kata, 76 kata nomina, 44 kata linguistik khususnya dalam bidang
verba, 17 kata adjektiva serta 24 kata psikolinguistik. (2) guru atau pihak sekolah
numeralia berdasarkan kesesuaian medan beserta seluruh staf pengajar sebaiknya
maknanya. banyak menciptakan inovasi-inovasi
Pertama, anak pada rentang usia 4;0- kegiatan pembelajaran terbaru bagi anak
5;0 tahun telah mampu menggunakan jenis untuk merangsang otak anak dalam
kata nomina, verba, adjektiva, dan numeralia memperoleh bahasa. (3) bagi peneliti lain
dengan baik dalam berkomunikasi secara yaitu sebagai bahan perbandingan dalam
lisan. Akan tetapi, kata-kata yang diujarkan meneliti aspek kebahasaan lain. (4) dan
terbatas sesuai dengan lingkungannya dari kepada keluarga, diharapkan agar sering
benda-benda atau objek yang ada melibatkan anak dalam situasi
disekitarnya. Namun, jenis kata yang lebih berkomunikasi sehingga perbendaharaan
dominan diperoleh dan digunakan anak kosakata yamg diperoleh anak dapat lebih
adalah jenis nomina, karena pada fase ini banyak dan dapat diujarkan dengan baik.
bentuk kosakata awal yang dikuasai anak
adalah mengenal kata benda, gambar dan DAFTAR PUSTAKA
mainan yang ada di sekitarnya.
Kedua, anak usia 4;0-5;0 tahun telah Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku
mengetahui makna sebenarnya dari kata-kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
yang diujarkannya dan mengucapan suatu Pustaka.
Zubir, Kiki Rizki Amelia. 2006.
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik. Pemerolehan Semantik pada Usia
Jakarta: Rhineka Cipta. Tiga Tahun (Studi Kasus pada
Seseorang Anak) Skripsi, Padang:
_____. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. FBSS UNP.
Jakarta: Rhineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa :


Kisah Pemerolehan Bahasa Anak
Indonesia. Jakarta : Grasindo.

Maksan, Marjusman. 1995. Psikolinguistik.


Padang: IKIP Padang Press.

Manaf, Ngusman, Abdul. 2008. Semantik:


Teori dan Terapannya dalam Bahasa
Indonesia. Padang: Sukabina Offset.

Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian


Kualitatif: Bandung: Remaja
Rosdakarya

Soedjito. 1992. Kosakata Bahasa Indonesia.


Jakarta: Gramedia.

Subyakto, N. Sri Utari. 1992. Psikolinguistik


Suatu Pengantar, Jakarta: Gramedia

Yulizanierti. 1999. Tinjauan terhadap


Perkembangan Bahasa Anak (Studi
Kasus terhadap Seorang Anak Usia
Dua Tahun . Skripsi, Padang: FBSS
UNP.

You might also like