You are on page 1of 6

GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328

JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

PEMEROLEHAN BAHASA ASING DALAM PENGAJARAN BILINGUAL


UNTUK ANAK USIA DINI
Gaya Tridinanti1)
1),
English Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Tridinanti University Palembang
Jl. Kapten Marzuki No.2446, Kamboja, Palembang
Email :gayatridinanti@gmail.com1)

ABSTRACT

The problem of this research is "how bilingual teaching in foreign language acquisition for young children?". The
purpose of this study is the bilingual teaching in foreign language acquisition of children in teaching and learning in
early childhood Happy Kids Palembang.The population in this study were all students of early childhood Happy Kids
in Palembang. Samples taken 36 people from the class LG. This research method is descriptive qualitative method.
Data obtained by observation and interviews.Based on the findings, the authors state that teachers use bilingual
teaching for teaching and learning in the classroom. And it is used almost every activity they have done. In using
bilingual teaching teachers use behavior directly and indirectly. They speak two languages (bilingual) at once in the
form of sentences or utterances. From the data obtained in the above, it was found that teachers need only Indonesian
and English as media language during the learning process. And the teachers never use their mother language or local
language during their teaching and learning processes.From research conducted by the author revealed the
importance of teaching bilingual in acquiring a foreign language in early childhood so that they have the basic foreign
language skills as early as possible, broaden their knowledge of the language through conversations using simple
sentences, mastery of vocabulary, sings a song in foreign language so that the child accustomed to a foreign language.

Keywords : Bilingual teaching, language acquisition.

1. Pendahuluan maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan.


Mereka menyadari bahwa kualitas masa anak-anak
Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang
(earlychilhood) termasuk masa prasekolah merupakan
hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas,
cermin kualitas bangsa di masayang akan datang.
pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini
Pandangannya jelas menunjukkan akan betapa
melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu
pentingnya pendidikan bagi anak yang membutuhkan
pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga
bimbingan dari guru danorangtua dalam mewarnai
usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset
hubungan anak dengan teman sebaya dan
mutakhir dibidang neuroscience dan psikologi maka
lingkungansosialnya.
fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan.
Anak merupakan pribadi yang unik dan menarik.
PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi
Mereka memiliki sisi-sisi perkembangan emosi,
kecerdasaan dan dasar-dasar perilaku seseorang
intelektual, dan linguistik yang sangat luar biasa.
terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya
Perkembangan tersebut terus tumbuh dengan pesatnya
masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age
ketika usia balita, karena pada masa-masa ini sebenarnya
(usia emas).
otak anak sudah tumbuh 80% dari otak orang dewasa.
Menurut Clifford T. Margan (1986), psikologi adalah
Simanjuntak (1987:157) menjelaskan bahwa
ilmu yangmempelajari tentang tingkah laku manusia dan
pemerolehan bahasa merupakan proses yang terjadi
hewan. Sedangkan menurut bapak psikolog Amerika
dalam otak kanak-kanak (bayi) sewaktu memperoleh
Serikat, William James (1984), psikologi merupakan
bahasa ibunya.Pemerolehan bahasa (language
ilmu yang mempelajari tentang kesadaranmanusia.
acquisition) adalah proses-proses yang berlaku di dalam
Sedangkan kesadaran manusia itu sebagai hasil adaptasi
otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya.
manusia dalam usaha melestarikan dan mempertahankan
Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasa
jenisnya. Kesadaranmanusia itu bukanlah sesuatu yang
ibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance
bersifat statis melainkan suatu proses yang mengalir
yang terdiri dari aspek-aspek pemahaman dan pelahiran ,
terus menerus. Berdasarkan pada konsepkesadaran
kedua aspek kompetensi.Jadi, pemerolehan bahasa
manusia yang lebih bersifat dinamis. Dan hakekat
melibatkan bahasa pertama, yang berbeda dengan
psikologipada manusia adalah dinamis. William James
pembelajaran bahasa yang melibatkan bahasa kedua atau
juga menegaskan,bahwa tujuan dari semua pemikiran
bahasa asing.
yang ada, hanya untukmeningkatkan taraf hidup dan
Sebenarnya istilah bilingualisme mengacu pada orang
memperkaya kehidupan, baik secarasadar maupun tidak
yang berbicara dan memahami dua bahasa.Beberapa
sadar. Jadi semua kebenaran mengandung sifat sifat
pendapat juga menyatakan bahwa orang yang bilingual
pragmatis.
adalah orang yang mampu berbicara dalam bahasa
Menurut Soemiarti (2003), pendidikan prasekolah
kedua, meskipun ia tidak memiliki kecakapan berbahasa
adalah hal yang menarik perhatian orangtua, masyarakat

1
GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328
JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

lainnya, misal, pemahaman berkomunikasi dalam dua Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam
bahasa. Namun demikian, pendapat yang pertama, yang pembentukan karakter dan kepribadian anak.
menyebutkan bahwa orang yang bilingual adalah yang
mampu berbicaradan memahami dua bahasa lebih b) Konsep Psikologi
disepakati oleh para ahli dan pakar bahasa seperti yang Menurut Bimo (2002), Psikologi berasal dari bahasa
dikemukakan oleh Steinberg (2002), yang Yunani Kuno yaitu dari kata psycheyang berarti jiwa
mendefinisikan orang yang bilingual sebagai (1) orang (ruh) dan dari kata logos yang berarti ilmu. Jadi secara
yang memiliki dua modalitas yang sama, misalnya orang etimologi psikologi sering diartikan sebagai ilmu
yang mampu berbicara dalam bahasa jerman dan bahasa pengetahuan tentang jiwa atau sering dikatakan dengan
inggris atau orang yang menguasai dua bahasa berbasis ilmu jiwa. Sedangkan Menurut Wilhelm Wundt
tanda, yaitu bahasa tanda Amerika dan bahasa tanda psikologi itu merupakan ilmu pengetahuan tentang
Jepang. (2) orang dengan dua bahasa berbasis modalitas kesadaran manusia. Wundt percaya bahwa gejala-gejala
yang berbeda, misalnya mampu berbicara dalam bahasa jiwa tersusun dari beberapa elemen. Sehingga dalam
Jerman dan bahasa tanda Amerika. Sebagai suatu hal menganalisa elemen-elemen kejiwaan para ahli psikolog
yang baru keberadaan program pengajaran bilingual mempelajari melalaui proses elementer dari kesadaran
yang tentunya mengalami banyak kendala. manusia. Dari sinilah data diketahui bahwa obyek utama
dalam psikologi menurut Wilhelm Wundt adalah
A. Rumusan Masalah kesadaran.
1. Bagaimanakah pengajaran bilingual dalam
pemerolehan bahasa asing untuk anak usia dini? c) Konsep Bilingual
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru dalam Menurut McMara dalam Cummins & Swain (1986)
pengajaran bilingual untuk anak usia dini? bahwa: “Bilingual adalah those who posses at least one
of the language skills” even to a minimal degree in the
B. Tujuan Penelitian second language. Sedangkan menurut Hamers and Blanc
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan (2002) “Pendidikan Bilingual adalah suatu sistem
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran atau pendidikan sekolah yang dalam
pemerolehan bahasa asing dalam pengajaran bilingual perencanaan dan penyajian pembelajaran.
untuk anak usia dini.
d) Hubungan Psikolinguistik Dalam Pemerolehan
C. Manfaat Penelitian Bahasa Asing
Manfaat pada penelitian ini adalah dapat menambah Whorf (1956) mengatakan bahwa keterkaitan antara
referensi bagi para peneliti, dan dapat menambah bahasa dengan pikiran terletak pada asumsi bahwa
pengetahuan bagi para pembaca terhadap pemerolehan bahasa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap
bahasa asing dalam pengajaran bilingual untuk anak usia dunia, sertamempengaruhi pemikiran individu pemakai
dini. bahasa itu. Vigotsky (1962: 55) berpendapat bahwa
adanya satu tahap perkembangan bahasa sebelum adanya
D. Landasan Teori pikiran, dan adanya satu tahap perkembangan pikiran
a) Konsep PAUD sebelum adanya bahasa. Kemudian, kedua garis bertemu,
Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan maka terjadilah secara serentak pikiran berbahasa dan
yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka bahasa berpikir. Berdasarkan pendapat di atas dapat
dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar disimpulkan bahwa kata-kata atau bahasa dan pikiran
pengetahuan, sikapdan keterampilan pada anak. memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut Keduanya saling mempengaruhi. Di satu sisi kata-kata
menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. merupakan media yangdigunakan untuk memahami
PAUD menurut Undang-Undang Republik Indonesia dunia serta digunakan dalam proses berpikir, di sisi lain
Nomor 21 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pemahaman terhadap kata-kata merupakan hasil dari
Nasional (SPN) dijelaskan bahwa PAUD adalah suatu aktifitas pikiran.
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui e) Hubungan Psikolinguistik Dengan Pengajaran
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu Bilingual
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar Psikolinguistik dan pengajaran bahasa memang tidak
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dapat dipisahkan, karena fokus atau tumpuan
lanjut. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, psikolinguistik adalah pemerolehan bahasa (language
2010), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 36 acquisition), di samping pembelajaran bahasa (language
tahun. Yuliani (2009) menjelaskan bahwa anak usia dini learning) dan pengajaran bahasa (language teaching).
adalah sekelompok anak yang berusia 0-8 tahun yang Peran Psikolinguistik dalam pembelajaran bahasa
memiliki berbagai potensi genetik dan siap untuk sangat penting karena dengan memamahami
ditumbuh kembangkan melalui pemberian berbagai psikolinguistik seorang guru memahami proses yang
rangsangan. Menurut Yuliani (2009) anak usia dini terjadi dalam diri siswa ketika siswa menyimak,
adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. berbicara, membaca, ataupun menulis sehingga manakala

2
GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328
JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

kemampuan dalam keterampilan berbahasa bermasalah, agar data yang didapat bisa lebih mendalam. Data yang
guru dapat melihat dari sudut pandang psikologi sebagai dikumpulkan dari latar yang alami (natural setting)
alternative solusinya (Lisnawati 2010). sebagai sumber data langsung. Penelitian ini diharapkan
dapat menemukan sekaligus mendeskripsikan data secara
f) Keuntungan Bilingual menyeluruh dan utuh mengenai pemerolehan bahasa
Menurut para pakar pendidikan keuntungan anak asing dalam pengajaran bilingual untuk anak usia dini,
yang Bilingual sebagai berikut: dan yang menjadi objek penelitian ini adalah PAUD
1. Banyak mengerti struktur dari dua bahasa atau lebih Happy Kids Palembang.
yang memudahkan mereka melakukan komunikasi
(Diaz,1985; Matlin,1994) B.Populasi dan Sampel
2. Lebih waspada menetapkan pengertian yang dapat Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok
berubah dalam kedua bahasa tersebut (Bialystok organisasi, kejadian, atau hal minat yang peneliti ingin
2003,1988;Hakuta,1886 dalam Matlin,1994) Lebih investigasi (Uma Sekaran, 2006). Populasi pada
peka dalam beberapa aspek pragmatis dari dua penelitian ini adalah seluruh anak didik PAUD Happy
bahasa tersebut (Genesee,et. Al.,1975 dalam Kids di Palembang. Sampel adalah sebagian dari
Matlin,1994) populasi (Uma Sekaran, 2006). Menurut Sugiyono
3. Cenderung fleksibel dan kreatif serta menunjukan (2003), sampling adalah teknik pengambilan sample.
kelebihan pada tes kecerdasan nonverbal yang Setelah ditetapkan lokasi penelitian, berikutnya dipilih
membutuhkan pengaturan ulang dari petunjuk yang informan sebagai subyek penelitian. Menurut Moleong
dapat dilihat dan pada tugas dalam konsep yang (2004), pada penelitian kualitatif tidak ada sampel asal,
membutuhkan fleksibilitas mental (Matlin,1994) tetapi sampel tujuan (purposive sampling). Penetapan
4. Memperlihatkan orientasi analisis yang lebih baik informan dalam penelitian ini menggunakan purposive
daripada anak yang monolingual (Cummins,1978, sampling yaitu peneliti menetapkan informan
Ben-Zeev,1977). berdasarkan anggapan bahwa informan dapat
5. Menggunakan hermenutik (prompt) dalam memberikan informasi yang diinginkan penelitian sesuai
menafsirkan kalimat-kalimat yang mengandung dengan permasalahan penelitian. Dengan kata lain
makna ganda (ambiguity) lebih baik daripada anak informan yang dipilih adalah informan kunci (key
yang monolingual (Cummins & Mulchahy,1978). informan) yang baik pengetahuan ataupun keterlibatan
mereka dengan permasalahan yang akan diteliti tidak
g)Kerugian Bilingual diragukan lagi. Pihak yang dijadikan sumber informasi
Kerugian anak yang bilingual adalah anak-anak yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu Kepala
memerlukan energi lebih banyak untuk menghaluskan Sekolah, Guru PAUD, anak-anak didik dan Wali Siswa.
pengucapan dan biasanya mereka agak lambat dalam
membuat keputusan tentang bahasa, meskipun hal ini Tabel 1. Populasi Penelitian
tidak menghalangi komunikasi. Namun dapat No Usia Jumlah Jumlah kelas
disimpulkan bahwa kerugian anak yang bilingual jauh 1 5-6 tahun 36 orang 2 kelas
lebih sedikit daripada keuntungan dengan menguasai Jumlah 76 orang 4 kelas
lebih dari satu bahasa seperti pendapat Taylor & Taylor
Sumber : PAUD Happy Kids Palembang
(1990):
“ Bilinguals may experience a slight disadvantage in Tabel 2. Sampel Penelitian
language processing speed over monolinguals, but this
No Usia Jumlah Jumlah kelas
advantage is far outweighed by the advantages of being
able to function in two languages ”. 1 5-6 tahun 18 orang 1 kelas
Jumlah 18 orang 1 kelas
2. Pembahasan Sumber : PAUD Happy Kids Palembang

A. Metode Penelitian C.Klasifikasi Variabel


Menurut Sugiyono (2007), variabel penelitian pada
Jenis Penelitian
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
Menurut Moloeng (2004), penelitian deskriptif
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan data
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan
ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara suatu
kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif. Selain itu,
variabel dengan variabel lainnya, variabel terbagi atas
menurut Rakhmat (2005), penelitian deskriptif
beberapa yaitu:
menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa
a. Variabel independent (independent variable) atau
menjelaskan hubungan antar variable dan tidak menguji
variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab
hipotesis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependent
kualitatif. Menurut Kriyantono (2002), pendekatan
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan (variabel tak bebas).
sedalam–dalamnya. Pendekatan ini tidak mementingkan
jumlah populasi dan sampling, bahkan sampel terbatas,

3
GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328
JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

b. Variabel dependent (dependent variable) atau behubungan dengan masalah penelitian, seperti
variabel tak bebas, yaitu variabel yang nilainya catatan, buku-buku, dokumentasi dan laporan.
dipengaruhi oleh variabel independent.
E.Teknik Analisa Data
Adapun variabel tidak bebas adalah pemerolehan Analisa data adalah proses mengatur urutan data,
bahasa asing dalam pengajaran bilingual dan variabel mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan
bebas adalah anak usia dini. situasi uraian dasar (Moleong, 2004) Analisis data adalah
proses penyederhanaan ke dalam bentuk yang lebih
D.Teknik Pengumpulan Data mudah dibaca dan disimpulkan. Dengan demikian data
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian
utama adalah terjun ke lapangan dan berusaha dianalisis yaitu proses mengubah data menjadi suatu
mengumpulkan informasi melalui observasi dan yang lebih bermakna dan berarti. Teknik analisis data
wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
terstruktur. Teknik pengumpulan data yang digunakan analisis kualitatif. Penelitian yang menggunakan teknik
dalam penelitian ini adalah : analisis kualitatif bertujuan untuk menggali atau
1. Observasi membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna
Teknik observasi merupakan teknik ketika peneliti dibalik realita, dimana penelitian berpijak pada realita
mengamati fenomena yang terjadi di lapangan pada atau peristiwa yang terjadi di lapangan. Selanjutnya
saat proses penelitian sedang berjalan. Pengamatan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan jalan mengkaitkan dua hal, yaitu adalah analisis model interaktif (interactive model of
informasi (apa yang tejadi) dengan konteks (hal-hal analisys). Tahapan yang digunakan dalam penelitian ini
yang berkaitan dengan sekitarnya) sebagai proses adalah :
pencarian makna). Menurut Sugiyono (2003), 1. Kompilasi data hasil wawancara merupakan tahap
informasi yang terlepas dari konteksnya akan awal dalam penelitian kualitatif.
kehilangan makna berarti. Observasi ini menyangkut 2. Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan
pula pengamatan aktifitas atau kondisi perilaku perhatian pada penyederhanaan
(behavioral observation) maupun pengamatan non 3. pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
perilaku (non behavioral observation). Dengan muncul dari catatan-catatan hasil penelitian di
pengamatan ini diharapkan dapat mencatat peristiwa lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
dalam situasi yang berkaitan dengan pengamatan analisis yang menajamkan, menggolongkan,
2. professional maupun pengamatan yang langsung mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
diperoleh dari data, memahami situasi yang mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
bekembang di lapangan dan sebagai recheck data sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat
yang ada. Observasi dalam penelitian ini adalah ditarik dan diverifikasi.
observasi non partisipan, peneliti melakukan 4. Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. tersusun disajikan secara tertulis berdasarkan
3. Wawancara kasuskasus faktual yang saling berkaitan. Tampilan
Teknik wawancara merupakan usaha mengumpulkan data (datadisplay) digunakan untuk memahami apa
data dan informasi dengan cara mengajukan yang sebenarnya terjadi, yang memberi kemungkinan
sejumlah pertanyaan secara lisan dan untuk dijawab adanya penarikan kesimpulan dan pengambil
secara lisan pula dengan tanya jawab yang terarah. tindakan.
Peneliti berpedoman kepada pertanyaan-pertanyaan 5. Menarik kesimpulan atau verifikasi, yang merupakan
wawancara yang telah disiapkan serta tidak menutup langkah terakhir dalam kegiatan analisis kualitatif.
kemungkinan pengembangan pertanyaan-pertanyaan Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu
baru. Validitas penelitian terletak pada pengambilan kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga
informasi yang mencakup beberapa hal, yaitu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
pertanyaan deskriptif, pertanyaan komparatif dan itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang
pertanyaan analisis. Peneliti melakukan wawancara melintas dalam pikiran, suatu tinjauan ulang pada
langsung dengan informan dan unit terkait yang catatan lapangan atau juga upaya-upaya yang luas
mengetahui dan mengenal dengan baik berbagai hal untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam
yang berkaitan dengan masalah penelitian. seperangkat data yang lain. Penarikan kesimpulan ini
4. Dokumentasi tergantung pada besarnya kumpulan mengenai data
Dokumentasi merupakan kegiatan penelitian dengan tersebut.
cara studi kepustakaan, meneliti berbagai
dokumentasi, catatan, arsip dan laporan penelitian F.Hasil Penelitian Dan Pembahasan
yang sudah ada sehingga dapat menunjang Bagian ini menjelaskan temuan dari penelitian berupa
pelaksanaan penelitian dari sumber-sumber resmi data yang diamati untuk menemukan pemerolehan
yang dapat dipertanggung jawabkan serta berkaitan bahasa asing dalam pengajaran bilingual selama kegiatan
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu belajar mengajar oleh guru dari PAUD Happy Kids
teknik pengumpulan data melalui literatur yang yang Palembang. Temuan itu diperoleh dari pengamatan

4
GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328
JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

dalam bentuk video penyadapan dari proses kegiatan perlu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai media
belajar mengajar di kelas, dan wawancara dengan guru bahasa selama proses belajar mengajar. Dan para guru
sebagai subjek penelitian. tidak pernah menggunakan bahasa ibu atau bahasa lokal
selama mengajar mereka dan proses belajar.
1) Data Deskripsi Observasi dikelas Dari penelitian yang penulis lakukan
Sebelum penulis melakukan observasi di kelas, mengungkapkan betapa pentingnya pengajaran bilingual
penulis mencoba untuk membuat suasana kelas sealami dalam pemerolehan bahasa asing pada anak usia dini
mungkin dengan menjelaskan mengapa dia harus agar mereka memiliki dasar kemampuan berbahasa asing
melakukan pengamatan. Penulis mencoba untuk sedini mungkin, menambah wawasan ilmu pengetahuan
menggambarkan pengajaran bilingual oleh guru selama mereka tentang berbahasa melalui percakapan
proses belajar mengajar. Selanjutnya, penulis berfokus menggunakan kalimat-kalimat sederhana, penguasaan
pada pemereolehan bahasa asing pada anak yang penulis kosa kata, menyanyikan lagu dalam bahasa asing
rekam dengan menggunakan kamera dan ditulis atau sehingga anak terbiasa berbahasa asing.
didokumentasikan ke dalam teks tertulis. Meskipun penggunaan bilingual dalam proses
Guru sebagai subyek adalah Ibu Putri dan Ibu Tri. kegiatan belajar mengajar membantu anak untuk belajar
yang mengajar di PAUD Happy Kids Palembang. lebih baik tetapi mereka tidak selalu membawa efek
Pengamatan di kelas berlangsung selama 60 menit/hari. positif. Sebagai contoh, jika guru selalu menggunakan
Hal itu dilakukan ketika guru mengajar anak didik. bilingual pada setiap ucapan dan tindakan mereka, maka
Temuan dari pengamatan didokumentasikan dalam anak akan bingung dan bosan. Sehingga anak akan malas
transkripsi video rekaman. Pengajaran bilingual yang memperbaiki kemampuan berbahasa asing mereka
digunakan oleh guru dicatat dan diidentifikasi oleh menjadi lebih baik. Untuk menghilangkan masalah ini,
penulis selama proses belajar mengajar. Dari data yang sebaiknya guru membiasakan anak menggunakan bahasa
penulis temukan dapat disimpulkan bahwa anak asing didalam kelas. Sehingga mereka dapat
memperoleh beberapa kosakata baru dan kalimat – meningkatkan kemampuan berbahasa asing agar menjadi
kalimat dalam bahasa asing dari materi yang diberikan lebih baik.
oleh guru selama mengajar untuk memperbanyak kosa
kata yang dimiliki anak. Dengan kata lain meningkatnya 3. Kesimpulan
pemerolehan bahasa asing pada anak secara berangsur –
angsur setiap harinya. Setelah menganalisis data pada penelitian ini, penulis
menyimpulkan bahwa guru dari PAUD Happy Kids
2) Deskripsi dan Analisis Data Wawancara Guru Palembang menggunakan pengajaran bilingual dalam
Data dari wawancara diperoleh dengan melakukan kegiatan belajar mengajar agar mereka memiliki dasar
tanya jawab antara penulis dan guru sebagai subjek kemampuan berbahasa asing sedini mungkin, menambah
penelitian ini. Data dari wawancara yang terkandung alih wawasan ilmu pengetahuan mereka tentang berbahasa
kode oleh guru selama proses belajar mengajar. Teknik melalui percakapan menggunakan kalimat-kalimat
wawancara ini diambil sebelum penulis datang untuk sederhana, penguasaan kosa kata, menyanyikan lagu
observasi dikelasnya. Dalam wawancara ini, penulis dalam bahasa asing sehingga anak terbiasa berbahasa
adalah sebagai pewawancara dan guru di PAUD Happy asing. Guru menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Kids Palembang adalah sumber data. Ini adalah tentang Inggris sebagai media bahasa selama mengajar dan
pemerolehan bahasa asing dalam pengajaran bilingual proses belajar. Guru tidak pernah menggunakan bahasa
untuk anak usia dini. ibu atau bahasa lokal selama mengajar dan proses
Dari data wawancara, penulis dapat menyimpulkan belajar.
bahwa betapa pentingnya pengajaran bilingual dalam
pemerolehan bahasa asing pada anak usia dini agar DaftarPustaka
mereka memiliki dasar kemampuan berbahasa asing
sedini mungkin, menambah wawasan ilmu pengetahuan [1] Bialystok, Ellen. 2003. Bilingualism in
mereka tentang berbahasa melalui percakapan, Development. Cambridge CB2IRP: Cambridge
penguasaan kosakata, menyanyikan lagu dalam bahasa University Press.
asing sehingga anak terbiasa berbahasa asing. [2] Bimo, W, 2002. Pengantar Psikologi Umum.
Yogya: Andi offset.
3) Interpretasi Studi [3] Cummins, J. 1978. Bilingualist and The
Berdasarkan hasil analisis data di atas, menyatakan Development Metalinguistics Awareness. Los
bahwa guru menggunakan pengajaran bilingual selama Angeles : California State University.
kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan itu digunakan [4] Cummins, J. & Swain, M. 1986. Bilingualism in
hampir setiap kegiatan yang telah mereka lakukan. Education. London : Longman.
Dalam menggunakan pengajaran bilingual guru [5] Dwi Yulianti, 2010. Bermain Sambil Belajar Sains,
menerapkan dalam perilaku langsung dan tidak langsung. Jakarta: PT Indeks.
Mereka berbicara dengan dua bahasa (bilingual) [6] Hamers and Blanc. 2002. Bilinguality and
sekaligus dalam bentuk kalimat maupun ujaran. Dari Bilingualism. Cambridge: Cambridge University
data yang diperoleh di atas, ditemukan bahwa guru hanya Press.

5
GLOBAL EXPERT ISSN PRINT : 2303-5328
JURNAL BAHASA DAN SASTRA VOLUME 5 No.1 JULI 2016 ISSN ONLINE : 2477-3794

[7] Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset


Komunikasi.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
[8] Lisnawati, Lis. 2010. Psikolinguistik dalam
Pembelajaran Bahasa. Jurnal Pendidikan dan
Budaya: EDUCARE.
[9] Matlin, M.W. 1994. Cognition (Third Edition).
New York. Harcout Brace Publishers.
[10] Moleong, Lexy. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosadakarya.
[11] Morgan, Clifford T., Richard A. King,John R.
Weisz and John Schopler (1986). Introduction to
Psychology-7th ed.New York: McGraw-Hill Book
Co.
[12] Rakhmat, Jalaluddin.2004. Metode Penelitian
Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[13] Simanjuntak, Mangantar. 1987. Pengantar
Psikolinguistik Moden. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
[14] Soemiarti, Patmonodewo.2003. Pendidikan Anak
Prasekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
[15] Steinberg, Lawrence. 2002. Adolescence. Sixth
edition, New York: McGraw Hill Inc.
[16] Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
[17] Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
[18] Taylor, L & Taylor, MM. 1990. Psyholinguistics:
Learning and Using Language. Englewood Cliffs,
New York: Prentice Hall.
[19] Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk
Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.
[20] Vygotsky, L. (1962): Thought and Language.
Cambridge, MA: Massachusetts Institute Of
Technology Press.
[21] Whorf, B. (1956). Science and linguistics. Dalam J.
Carrol (ed.), Language, thought, and reality:
Selected writings of Benjamin Lee Whorf.
Cambridge, MA: Massachusetts Institute Of
Technology Press.
[22] Wilhelm Wundt dan William, James. D. 1986.
Preparing to Teach Writing. California :
Wadsworth Publishing Company.
[23] William, James. D. 1986. Preparing to Teach
Writing. California : Wadsworth Publishing
Company.
[24] Yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks.

You might also like