You are on page 1of 2

Foreign journalists now 

"free" to report on
Papua, says jokowi

Cabinet Secretary Andi Widjajanto confirmed on Sunday that President Joko


“Jokowi” Widodo had made an official press statement revoking the restrictions that
prevented foreign journalists from covering Papua.
He said the President made the statement while in Kampung Wameko, Hurik,
Merauke, Papua, where he was attending a harvest ceremony, on Sunday.
“Starting from today, foreign journalists are allowed to and can visit Papua as freely
as they can any other part of Indonesia,” said Jokowi as repeated by Andi, as
reported by tempo.co.
Andi further said foreign journalists did not have to request special permission from
the Foreign Ministry to report on Papua. “This will be just the same as making news
reports in other regions,” he said.
Jokowi said that from now on, Indonesia must be able to think positively and build
trust, which he considers to have long been waning.
He refused to respond to a journalist’s question on reports that most foreign
journalists in Papua focused their work on reporting on the activities of armed groups
on the island. “Please don’t raise such questions anymore. That’s enough,” Jokowi
said.
Indonesia had long maintained a cautious approach toward foreign journalists who
aimed to cover Papua. For the past decade, journalists intending to report on Papua
were required to fill out permission request forms, which needed approvals from
various government institutions. Only a few requests were granted by the
government. Any foreign journalists caught making news reports without permits
could face criminal charges.
In 2014, two French journalists, Thomas Dandois and Valentine Bourrat, were
arrested and jailed for not having the proper permits to report in Papua. The
journalists were caught trying to make a documentary on the Papuan separatist
movement.
TRANSLATE.....

Wartawan asing sekarang " gratis " untuk


melaporkan Papua , kata jokowi

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menegaskan pada hari Minggu bahwa Presiden
Joko "Jokowi" Widodo telah membuat pernyataan pers resmi mencabut pembatasan
yang mencegah wartawan asing meliput Papua.

Dia mengatakan Presiden membuat pernyataan sementara di Kampung Wameko,


Hurik, Merauke, Papua, di mana ia menghadiri upacara panen, pada hari Minggu.

"Mulai hari ini, wartawan asing yang diizinkan untuk dan dapat mengunjungi Papua
sebebas mereka dapat bagian lain dari Indonesia," kata Jokowi sebagai diulang oleh
Andi, seperti dilansir tempo.co.

Andi lebih lanjut mengatakan wartawan asing tidak perlu meminta izin khusus dari
Kementerian Luar Negeri untuk melaporkan Papua. "Ini akan menjadi sama saja
dengan membuat laporan berita di daerah lain," katanya.

Jokowi mengatakan bahwa dari sekarang, Indonesia harus mampu berpikir positif
dan membangun kepercayaan, yang dianggapnya telah lama berkurang.

Dia menolak untuk menanggapi pertanyaan wartawan pada laporan bahwa sebagian
besar wartawan asing di Papua difokuskan pekerjaan mereka pada pelaporan
kegiatan kelompok-kelompok bersenjata di pulau. "Jangan menimbulkan pertanyaan
seperti lagi. Itu sudah cukup, "kata Jokowi.

Indonesia telah lama mempertahankan pendekatan hati-hati terhadap wartawan


asing yang bertujuan untuk menutupi Papua. Selama dekade terakhir, wartawan
berniat untuk melaporkan Papua diminta untuk mengisi formulir permintaan izin,
yang dibutuhkan persetujuan dari berbagai instansi pemerintah. Hanya beberapa
permintaan yang diberikan oleh pemerintah. Setiap wartawan asing tertangkap
membuat berita tanpa izin bisa menghadapi tuntutan pidana.

Pada tahun 2014, dua wartawan Prancis, Thomas Dandois dan Valentine Bourrat,
ditangkap dan dipenjara karena tidak memiliki izin yang tepat untuk melaporkan di
Papua. Para wartawan tertangkap mencoba untuk membuat sebuah film
dokumenter tentang gerakan separatis Papua.

You might also like