You are on page 1of 16

Biocelebes, Desember 2016, hlm.

01-16
ISSN: 1978-6417 Vol. 10 No. 2

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DAN


PEMANFAATANNYA PADA SUKU KULAWI DI DESA MATAUE
KAWASAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Suhendar Arham1), Akhmad Khumaidi2),Ramadhanil Pitopang1)

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas


1)

Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117


2)
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
E-mail: Suhendarendar@gmailcom

ABSTRACT
Ethnobotany is the study of medicinal plants of plant utilization in both everyday
and cultural mores of a nation. The objective of this research was to identified the diversity
of traditional medical plant and its utilization in kulawi local people at Mataue village Lore
Lindu National Park. The research was conducted during April to May 2014 at Kulawi
Sub-district of Sigi Regency Central Sulawesi. Identification process had been done at
Biodiversity Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tadulako
University. Methods which used on this study were survey and descriptive, consists of
field survey and semi structural interview based on questionnaire. Outcome of the
research showed that there were 49 plant species covered from 30 families which were
traditionally used as medicine. Leaves organ was the most widely applied as medicine
with 58% percentage, habitus type which highly found was herbaceous type with 51%
percentage, and the most treated disease by the traditional medicine was non-
communicable disease as much as 36%.

Key words :Ethno botany, Medical Plant, Kulawi Local People.

PENDAHULUAN pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta p


eningkatan kesehatan (promotif) (Prananin
Penggunaan bahan alam, baik grum, 2007).
sebagai obat maupun tujuan lain Kawasan Taman Nasional Lore
cenderung meningkat, terlebih dengan Lindu (TNLL) merupakan salah satu
adanya isu back to nature serta krisis Taman Nasional diantara 8 Taman
berkepanjangan yang mengakibatkan Nasional yang terdapat di wilayah
turunnya daya beli masyarakat. Obat Sulawesi Tengah. Kawasan Taman
tradisional (obat herbal) banyak Nasional Lore Lindu (TNLL) merupakan
digunakan masyarakat menengah ke kawasan hutan tropis yang memiliki
bawah terutama dalam kondisi tanah yang subur, iklim yang baik
upaya pencegahan penyakit (preventif), serta didukung oleh keanekaragaman flora
penyembuhan (kuratif), yang hanya terdapat di Taman Nasional
1

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

sehingga dapat dijadikan salah satu dalam budaya bangsa. Oleh karena itu
kawasan yang cukup potensial (Balai baik dalam ramuan maupun dalam
Besar TNLL., 2013). penggunaannya sebagai obat tradisional
Desa Mataue merupakan salah masih berdasarkan pengalaman yang
satu dari 69 Desa yang terletak di diturunkan dari generasi kegenerasi baik
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu secara lisan maupun tulisan (Rahayu,
(TNLL) yang masih memegang tradisi 2006).
Suku Kulawi. Desa ini termasuk dalam Dewasa ini pemanfaatan obat
Kecamatan Kulawi Kab. Sigi Sulawesi tradisional oleh masyarakat digunakan
Tengah terletak pada ketinggian antara sebagai pengobatan alternatif untuk diri
800 hingga 1.500 m.dpl. Suku Kulawi di sendiri. Pemanfaatan obat tradisional
Desa Mataue Kecamatan Kulawi, Kab. untuk menanggulangi penyakit pada
Sigi, Sulawesi Tengah merupakan salah masyarakat saat ini masih kurang bahkan
satu suku di Indonesia yang adat tidak digunakan dalam penanggulangan
istiadatnya masih sangat terjaga sampai kesehatan masyarakat yang ada pada
saat ini (Balai Besar TNLL., 2013). Suku pusat kesehatan masyarakat. Penggalian
Kulawi masih tetap mempertahankan informasi beserta pendataan mengenai
tradisi dengan memanfaatkan tumbuhan di pengetahuan pengobatan tradisional oleh
sekitarnya untuk pengobatan tradisional Suku Kulawi, perlu dilakukan untuk
ataupun perawatan kesehatan, meskipun mencegah hilangnya informasi yang ada.
di Desa Mataue pengobatan modern Disamping itu perlu dilakukan pendataan
seperti puskesmas sudah ada. Desa dan analisa mengenai jenis-jenis
Mataue merupakan kawasan yang sangat tumbuhan dan bagian apa saja yang
dijaga kelestariannya, sehingga kawasan digunakan oleh Masyarakat suku Kulawi di
ini masih cukup alami. Keadaan ini Desa Mataue sebagai bahan untuk
didukung oleh keanekaragaman hayati pengobatan tradisional.
yang terhimpun dalam berbagai tipe
ekosistem dimana pemanfaatannya telah BAHAN DAN METODE
mengalami sejarah panjang sebagai
bagian dari kebudayaan. Salah satu Alat dan Bahan
aktivitas tersebut adalah penggunaan Obyek penelitian meliputi: 1)
tumbuhan sebagai bahan obat oleh suku Masyarakat Suku Kulawi yang mempunyai
Kulawi khususnya masyarakat yang pengetahuan mengenai tumbuhan
tinggal di pedalaman. berkhasiat obat di Desa Mataue; dan 2)
Tradisi pengobatan suatu Tumbuhan berkhasiat obat yang terdapat
masyarakat tidak terlepas dari kaitan di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu
budaya setempat. Persepsi mengenai Desa Mataue. Alat yang digunakan Dalam
konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis penelitian ini antara lain alat tulis, GPS,
tumbuhan yang digunakan sebagai obat lembar kuisioner, gunting stek, kantongan
tradisional terbentuk melalui suatu proses plastik, koran, label gantung, kamera,
sosialisasi yang secara turun temurun karung dan parang. Sedangkan bahan
dipercaya dan diyakini kebenarannya. yang digunakan dalam penelitian ini
Pengobatan tradisional adalah semua adalah spiritus sebagai bahan pengawet
upaya pengobatan dengan cara lain di luar spesimen tumbuhan obat.
ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan
yang berakar pada tradisi tertentu. Obat
tradisional merupakan warisan turun-
temurun dari nenek moyang, berakar kuat

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Metode Penelitian difoto dan dikoleksi untuk selanjutnya


Metode penelitian yang digunakan diidentifikasi di Lab Biodiversitas dan UPT
adalah gabungan dari metode kualitatif Sumberdaya Hayati Sulawesi.
dan kuantitatif dengan melakukan
eksplorasi (penjelajahan) bersama dengan Analisa Data
informan di Desa Mataue. Metode kualitatif Analisis data dilakukan beberapa
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan cara yaitu :
masyarakat suku kulawi di Desa Metaue a. Identifikasi tumbhan
mengenai penggunaan tumbuhan obat, Tumbuhan yang dapat
sedangkan metode kuantitatif digunakan digunakan sebagai obat oleh
untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat suku Kulawi desa Mataue
dan pemanfaatan tumbuhan sebagai obat. Kab. Sigi Sulawesi Tengah kemudian
Tahap awal dari penelitian ini yaitu dimulai dibawa ke Lab. Biodiversitas MIPA
dari penentuan sampel. Sampel yang dan UPT Sumberdaya Hayati
dipilih berdasarkan teknik pengambilan Sulawesi untuk proses identifikasi
sampel yakni purposive sampling yaitu dalam mendapatkan nama ilmiah
pengambilan sampel berdasarkan sampai pada level spesies.
pertimbangan tertentu. Dalam hal ini dapat b. Presentase penyakit
melalui wawancara dengan orang yang
dianggap mengetahui tentang  tuTumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit tertentu
x
penggunaan tumbuhan obat (informan  tumbuhan yang digunakan untuk seluruh penyakit

kunci) seperti pemangu (Ketua Adat),


Bidan kampung dan Dukun (Sugiono, c. Persentase bagian tumbuhan yang
2007). Selanjutnya interview responden, digunakan
pemilihan responden pada tahap
 bagian tertentu yang digunakan
wawancara ini dilakukan dengan metoda x 100%
 seluruh tumbuhan yang dimanfaatkan
snowball sampling yaitu teknik pemilihan
responden berdasarkan rekomendasi
d. Persentase habitus
informan kunci dalam hal ini pemangu
(Ketua Adat), Bidan kampung dan Dukun.  habitus tumbuhan tertentu
Informasi tentang calon responden x 100%
 seluruh habitus
berikutnya didapat dari responden
sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan lembar angket kuesioner.
Pengumpulan data dilakukan untuk e. Analisis Persentase Pengetahuan
mengetahui secara kuantitatif atau Penggunaan Tumbuhan
pemanfaatan tumbuhan obat pada Menurut Sunarno et al. (1991),
masyarakat dengan menggunakan teknik persentase pengetahuan atau
open-ended interview. Setelah itu penggunaan setiap tumbuhan dapat
dilakukan pengumpulan data, dilakukan dihitung dengan menggunakan rumus
untuk mengetahui secara kuantitatif sebagai berikut:
pemanfaatan tumbuhan obat pada a
masyarakat dengan menggunakan teknik X = — x 100%
open-ended interview Sesudah
pengumpulan data, kemudian dilakukan n
pengumpulan spesimen tumbuhan yang
diambil langsung dari lokasi tumbuhnya Keterangan:
dengan bantuan informan. Spesimen akan X = Angka rata-rata
3

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

a= Jumlah jawaban mengenai Penulisan data persentase


pengetahuan atau penggunaan dari
tumbuhan yang diketahui atau
tumbuhan yang digunakan oleh
digunakan. masyarakat suku Kulawi di desa Mataue
sebagai obat tradisionaldalam Tabel 1
N = Jumlah responden
(Pieroni et al., 2002).

Tabel 1. Data Presentase Pengetahuan atau Penggunaan Tumbuhan


Nama Famili kegunaan Persentase
N Tumbuhan Penggunaan
o. Nama Nama Organ yang Penyakit Cara
Lokal Ilmiah digunakan Penggunaan
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
O = Informasi yang didapatkan sampai 20%
OO = Informasi yang didapatkan lebih dari 20%-50%
OOO = Informasi yang didapatkan lebih besar dari 50%.

HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat 32 jenis tumbuhan yang terbagi


dalam 24 famili yang berkhasiat sebagai
HasilPenelitian obat.
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil identifikasi
dengan 47 responden pada masyarakat spesimen di UPT. Sumber Daya Hayati
suku Kaili Ija di desa Bora yang dianggap SULTENG dan Laboratorium Biodiversitas
paling mengetahui tentang pemanfaatan Jurusan Biologi data yang diperoleh
tumbuhan dalam pengobatan alami dalam seperti pada Tabel 2 dibawah ini:
hal ini seperti ketua adat, dukun kampung
dan masyarakat biasa yang berada di
desa Bora secara keseluruhan, dimana

Tabel 2. Spesies Tumbuhan Obat Yang Digunakan Oleh Masyarakat Suku Kaili Ija di desa
BoraKecamatanSigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah
Nama Lokal
No. (Kaili Ija) Nama Latin Famili

1. Lamoa Conyza sumatraensis (Retz) E.H.Walker Asteraceae

2. Bube Hyptis capitata Jacq Lamiaceae

3. Bawang hutan/piya oma Eleutherine bulbosa (Mill). RB Iridaceae

4. Manggis Garcinia mangostana L. Clusiaceae

5. Katuk Sauropus androgynus (L.) Merr. Euphorbiaceae

6. Anti lala Asclepias curassavica L. Asclepiaceae

7. Mamata Bryophyllum pinnatum (Lamp.) Crassulaceae

8. Kumis kucing Orthosiphon aristatus (Berth.) Miq. Lamiaceae

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

9. Mayana Plectranthus scutellarioides L D. BR Lamiaceae

10. Rossela Hibiscus sabdarifa L. Malvaceae

11. Alang-alang Imperata cylindriavar. Major (Nees) C. E. Hubb Poaceae

12. Sirsak Annona muricata L. Annonaceae

13. Sambinora Euphorbia hirta L. Euphorbiaceae

14. Bomba Donax canaefomis (G.Forst) k.scum Maranthaceae

15. Panjli nana Hyptis brevipes L. Lamiaceae

16. Benalu/Konia tida Scurrula atropurpurea S L Orantaceae

17. Beras topemangu Oryza sativa L. Gramineae

18. Kayu manis Cinnamomum burmanii Blumea. Lauraceae

19. Kapuk Ceiba pentandra L. Gaertn Malvaceae

20. Gedi merah Abelmoschus manihot L. Malvaceae

21. Korondo Alpinia galanga Willd Zingiberaceae

22. Bayur/torode Pterospermum celebicum Miq. Sterculiaceae

23. Tinti ahe Cheilocostus speciosus (Koenth) J.E.Smith Costaceae

24. Jambu biji Psidium guajava L. Myrtaceae

25. Jarak pagar Jatropha curcas L. Euphorbiaceae

26. Lengaru Alstonia scholaris R. Br Apocynaceae

27. Kunyit hitam Curcuma longa L. Zingiberaceae

28. Mayana hutan Mellisa officinalis L. Lamiaceae

29. Daun sendok Plantago major L. Plantaginaceae

30. Tembelekan Lantana camara L. Verbenaceae

31. Brotawali Tinospora crispa(L.) Miers ex Hook.f. & Thomson Menispermaceae

32. Sirih Piper betle L. Varr Piperaceae

33. Kunyit putih Curcuma zedoaria (Berg.) Roscae Zingiberaceae


Strauberry hutan Rubus mullucanus L. Moraceae
34.

35. Ekor kucing Acalypha hispida Burm. Euphorbiaceae

36. Sambiloto Andrographis paniculata (Burm.f) Wall.Nees Acanthaceae

37. Cakar ayam Selaginella doederleinii Hieron Selaginellaceae

38. Ekor spgiling/lelo mahapi Crinum asiaticum L. Var. Japonicum Liliaceae

39. Alpukat Persea americana Miller Lauraceae

40. Jeruk purut Citrus hystrix DC Rutaceae

41. Ciplukan Physalis minima L. Solanaceae

42. Keiji beling Strobilanthes crispus L. Aranthaceae

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

43. Pulutan Urena lobata L. Malvaceae

44. Tomat Solanum lycopersicum L. Solanaceae

45. Sembung Blumea balsamifera ( L.) DC. Asteraceae

46. Daun lipan Pedilanthus tithymaloides L. Poit Euphorbiaceae

47. Meniran Phyranthus urinaria L. Euphorbiaceae

48. Sirih merah Piper ornatum L. Piperacea

49. Kamboja Plumeria acuminata L. Apocynaceae

Tabel 3. Jumlah Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili

No. Famili Spesies


1. 6
Euphorbiaceae
2. 5
Lamiaceae
3. 4
Malvaceae
4. 3
Zingiberaceae
5. 2
Aposynaceae
6. 2
Piperaceae
7. 2
Asteraceae
8. 2
Lauraceae
9. 2
Solanaceae
10. 1
Maranthaceae
11. 1
Costaceae
12. 1
Plantaginaceae
13. 1
Orantaceae
14. 1
Asclepiaceae
15. 1
Sterculiaceae
16. 1
Poaceae
17. 1
Graminaceae
18. 1
Liliaceae
19. 1
Clusiaceae
20. 1
Iridaceae

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

21. 1
Myrtaceae
22. 1
Annonaceae
23. 1
Aranthaceae
24. 1
Verbenaceae
25. 1
Sellaginelaceae
26. 1
Moraceae
27. 1
Menispermaceae
28. 1
Rutaceae
29. 1
Achantaceae
30. 1
Crassulaceae
Jumlah 49

Pada Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa tumbuhan yang banyak digunakan sebagai
tumbuhan obat oleh masyarakat desa Mataue tergolong dalam famili Euphorbiaceae
sebanyak 6 spesies.

Tabel 4.Data Persentase Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional
Oleh Masyarakat Suku Kaili Ija di desa Bora
Nama Tumbuhan Kegunaan
Persentase Persentase
No.
Organ (%) Pengetahuan/
Nama Lokal Nama Ilmiah yang Penyakit Penggunaan
digunakan
Conyza sumatraensis (Retz) Sesak nafas,
1. Lamoa Daun 97% OOO
E.H.Walker maag
Daun, payudara,pen
2. Bube Hyptis capitata Jacq 95% OOO
Bunga yakit long
Bawang
Eleutherine bulbosa (Mill). Sakit kepala,
3. hutan/piya Rimpang 87% OOO
RB asma
oma
4. Manggis Garcinia mangostana L. Buah Diabetes 87% OOO
Sauropus androgynus (L.)
5. Katuk Daun Pelancar ASI 80% OOO
Merr.
6. Anti lala Asclepias curassavica L. Daun Sakit gigi 77% OOO
Bryophyllum pinnatum
7. Mamata Daun Demam 75 % OOO
(Lamp.)
Orthosiphon aristatus Usus buntu,
8. Kumis kucing Daun 72% OOO
(Berth.) Miq. ginjal
Plectranthus scutellarioides Batuk, muntah
9. Mayana Daun 70% OOO
L D. BR darah
Darah tinggi,
10. Rossela Hibiscus sabdarifa L. Bunga 70% OOO
pelangsing
Imperata cylindriavar. Major
11. Alang-alang Akar Usus turun 67% OOO
(Nees) C. E. Hubb
12. Sirsak Annona muricata L. Daun Kerasukan 67% OOO

13. Sambinora Euphorbia hirta L. Daun Sakit kepala 67% OOO

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Donax canaefomis (G.Forst)


14. Bomba Daun Usus turun 62% OOO
k.scum
Sesak nafas,
15. Panjli nana Hyptis brevipes L. Daun 57% OOO
diare
Benalu/Konia Daun,
16. Scurrula atropurpurea S L Kanker 55% OOO
tida batang
Beras
17. Oryza sativa L. Buah/biji Kanker 55% OOO
topemangu
Cinnamomum burmanii
18. Kayu manis Kulit kayu Kanker 55% OOO
Blumea.
55% OOO
19. Kapuk Ceiba pentandra L. Gaertn Duri Kanker

20. Gedi merah Abelmoschus manihot L. Daun Ginjal 55% OOO

21. Korondo Batang Cacingan 52% OOO


Alpinia galanga Willd
Pterospermum celebicum
22. Bayur/torode Akar Diabetes 52% OOO
Miq.
Cheilocostus speciosus
23. Tinti ahe Daun Demam 50% OO
(Koenth) J.E.Smith
24. Jambu biji Psidium guajava L. Buah Diabetes 50% OO

25. Jarak pagar Jatropha curcas L. Daun Darah tinggi 50% OO


Penyakit
26. Lengaru Alstonia scholaris R. Br Akar 47% OO
kuning
27. Kunyit hitam Curcuma longa L. Rimpang Muntah darah 47% OO
Sakit
28. Mayana hutan Mellisa officinalis L. Daun 97% OO
pinggang
Usus
29. Daun sendok Plantago major L. Daun, akar buntu,keputih 42% OO
an
Daun,
30. Tembelekan Lantana camara L. Rematik 42% OO
bunga
Rematik,
Tinospora crispa(L.) Miers Daun, kencing
31. Brotawali 42% OO
ex Hook.f. & Thomson batang manis, gatal-
gatal, diare
32. Sirih Piper betle L. Varr Daun Keputihan 42% OO
Curcuma zedoaria (Berg.)
33. Kunyit putih Rimpang Exim 40% OO
Roscae
Strauberry
34. Rubus mullucanus L. Buah Sariawan 40% OO
hutan
35. Ekor kucing Acalypha hispida Burm. Daun Asma 35% OO
Andrographis paniculata
36. Sambiloto Daun Sakit gigi 35% OO
(Burm.f) Wall.Nees
Selaginella doederleinii Usus buntu,
37. Cakar ayam Akar 32% OO
Hieron batuk
Ekor Usus turun,
Crinum asiaticum L. Var.
38. spgiling/lelo Akar penyakit 32% OO
Japonicum
mahapi kuning
39. Alpukat Persea americana Miller Daun Ginjal 32% OO

40. Jeruk purut Citrus hystrix DC Buah Bengkak yakis 27% OO


Daun,
41. Ciplukan Physalis minima L. batang, Darah tinggi 27% OO
akar
42. Keiji beling Strobilanthes crispus L. Daun Ginjal 25% OO

43. Pulutan Urena lobata L. Daun Keputihan 25% OO

44. Tomat Solanum lycopersicum L. Tunas Bisul 25% OO


Blumea balsamifera ( L.)
45. Sembung Daun Sakit kepala 22% OO
DC.

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Pedilanthus tithymaloides L.
46. Daun lipan Getah Digigit lipan 22% OO
Poit
47. Meniran Phyranthus urinaria L. Daun Ginjal 22% OO

48. Sirih merah Piper ornatum L. Daun Diabetes 20% O

49. Kamboja Plumeria acuminata L. Getah Sakit gigi 17% O

Keterangan:
O = Informasi yang didapatkan kurang dari 20%
OO = Informasi yang didapatkan lebih dari 20%-50%
OOO = Informasi yang didapatkan lebih besar dari 50%.

Tabel 5. Cara Pengobatan Penyakit Menggunakan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat DesaPinjan
Nama Pengobatan
No.
Penyakit
Bahan yang digunakan yaitu “sirih merah” (Piper ornatum L.) sebanyak 5 lembar
daun dengan cara direbus dengan air sebanyak 3 gelas selama kurang lebih 15
menit kemudian air rebusan tersebut diminum. Selain direbus, daun Piper ornatum
dapat pula diseduh dengan air panas atau air mendidih selama 20 menit dan
kemudian diminum. Daerah lain di Sulawesi Tengah yang memanfaatkan tumbuhan
Diabetes ini sebagai obat diabetes adalah masyarakat suku Kaili Rai desa Sumari Kabupaten
1
Donggala dan Suku Mori, di desa Taliwan,Morowali. Masyarakat Desa Sumari
memanfaatkan daun Hibiscus surattensis L (nama lokal : “tamoenju”) sebagai obat
penurun kadar glukosa darah (Revina, 2015). Sedangkan di desa Taliwan,
masyarakat mengenal tumbuhan “mire” (Garcinia rostrata Hask.F.Hook)
(Nifien,2014). Adapun cara penggunaannya tidak jauh berbeda dengan yang
umumnya dilakukan oleh masyrakat desa Mataue.
Bahan yang digunakan yaitu 4 jenis Tumbuhan yang berbeda yakni “kayu manis”
(Cinnamomum burmanii Siin. C), “duri kapuk” (Ceiba pentandra L.), “benalu”
(Scurrula otropurpurea S L) seluruh bagian dari tumbuhan ini dapat digunakan
sebagai obat, dan terakhir “beras topemangu” (Oryza sativa L.) yang sudah
Kanker
2 dikeluarkan bagian kulitnya. semua bahan tersebut dikeringkan terlebih dahulu
kemudian semua bahan dimasak/ direbus, air dari rebusan semua bahan tersebut
kemudian diminum 2 kali sehari sesudah makan. Pada pengambilan semua bahan
tersebut, ada syarat-syarat tertentu yaitu pada pengambilan bahan tidak boleh
terkena kuku jari tangan.
Digunakan tumbuhan “bomba” (Donax canaefomis (G.forst) K.Scum). cara
penggunaanya yaitu pengobatan pertama daun dipanaskan di atas api sebanyak 7
lembar kemudian diurutkan pada bagian perut dari bawah keatas pagi, siang dan
Usus turun
3 sore. Pengobatan kedua daun dipanaskan diatas api sebanyak 5 lembar lalu
diurutkan pada bagian perut dari bawah keatas pagi, siang dan sore. Selanjutnya
pada pengobatan ketiga atau penghabisan daun dipanaskan di atas api sebanyak 3
lembar dan diurutkan pada bagian perut dari bawah keatas.
Tumbuhan yang digunakan yaitu daun “bube” (Hyptis capitata Jacq) dan daun
“panjili nana” (Hyptis brevipes Poir.) sebanyak masing-masing 1 genggam. Bagian
Diare
4 daun dari panjili nana dan daun bube kemudian diremas-remas menggunakan
tangan atau dapat juga ditumbuk kemudian diperas dan airnya dapat diminum
langsung.
Daun dari “tinti ahe” (Cheilocostus speciosus (Koenth) J.E.Smith) diambil sebanyak
Demam 5 lembar kemudian selanjutnya ditumbuk atau bisa juga diremas-remas
5
menggunakan tangan secara langsung kemudian airnya diperas dan diminum

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

sebanyak satu sendok makan.

Asma/sesak
“Bawang hutan” (Eleutherine bulbosa Mill. RB) dihancurkan kemudian diseduh air
6 nafas
panas dan ditambahkan dengan gula merah, diamkan selama 5 sampai 10 menit
kemudian disaring lalu airnya diminum.

Tumbuhan yang digunakan yaitu bunga dari “bube” (Hyptis capitata Jacq). Bagian
Penyakit
yang digunakan yaitu bunga yang bagian tengahnya sudah mengering atau
7 long
berwarna hitam. Bagian yang berwarna hitam tersebut kemudian direndam pada air
panas selama 5 menit dan kemudian airnya diminum. Setelah itu sisa bunga yang
direndam air panas digosokkan pada perut yang terasa sakit.

Bahan yang digunakan untuk pengobatan penyakit Ginjal yaitu daun “keiji beling”
Ginjal (Strobilanthes crispus L.), daun “alpukat” (Persea americana Miller.) dan daun
8
“kumis kucing” (Orthosipon stamineus Berth.) masing-masing sebanyak 7 lembar
kemudian direbus dengan air sebanyak 3 liter selama kurang lebih 30 menit. Setelah
itu disaring kemudian diminum. Dapat diminum 1 x 3 sehari.

Bunga “rosella” (Hibiscus sabdarifa L.) sebanyak 2 genggam kemudian direbus


dengan air sebanyak 1 liter selama kurang lebih 15 menit. Air rebusan kemudian
Darah tinggi/
disaring dan airnya diminum. Selain “rosella”(Hibiscus sabdarifa L.), “jarak pagar”
9 hipertensi
(Jatropha curcas L.) juga dimanfaatkan sebagai obat darah tinggi oleh masyarakat
suku Kulawi. Bagian yang digunakan adalah daun yang sudah berwarna kuning
sebanyak 7 lembar. Setelah itu daun direbus selama 15 menit kemudian disaring
dan airnya diminum.

Tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan pengyakit kuning adalah kulit batang
dari “lengaru” (Alstonia scholaris R.Br) sebanyak 0,5 kg yang terlebih dahulu
Penyakit
dipotong kecil-kecil dan kemudian direbus dengan air sebanyak 4 gelas selama 15
10 kuning
hingga 20 menit. Setelah itu air rebusan dari Alstonia scholaris R.Br diminum. Kulit
batang lengaru (Alstonia scholaris R.Br.) mengandung alkaloida, tanin, ekitamin
(ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen
(alfa-amyrin dan lupeol) (Galih, 2010).

Kencing Sepanjang ± 6 cm batang “brotawali” (Tinospora crispa L. Miers


11 manis ex Hook.f. & Thomson ) dicuci dan dipotong-potong, kemudian direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 2 gelas. Setelah itu, air rebusan kemudian diminum
sehabis makan, sehari 2 x 1 gelas.

Luka bakar/
Daun dari tumbuhan “bube” (Hyptis capitata Jacq) sebanyak 1 genggam kemudian
12 luka akibat
diremas-remas menggunakan tangan kemudian ditempelkan pada bagian tubuh
benda tajam
yang luka.

Tumbuhan yang digunakan adalah “mayana” (Plectranthus scutellarioides L. R. Br)


Batuk
13 sebanyak 1 genggam, ditumbuk atau diremas-remas menggunakan tangan
kemudian diperas dan diminum sebanyak 1 sendok. Dapat pula dicampurkan
dengan madu agar tidak terasa pahit.

10

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Siapkan daun “sambiloto” (Andrographis paniculata Nees.) yang masih segar


sebanyak 1 genggamn kemudian ditumbuk. Tambahkan sekitar ½ cangkir air bersih,
setelah itu saring lalu minum airnya sekaligus. Dapat juga ditambahkan dengan 1
Sakit gigi sendok makan madu agar tidak terasa pahit. Selain itu tumbuhan yang juga dapat
14
digunakan mengobati sakit gigi yaitu getah dari “kamboja” (Plumeria acuminate L.).
Cara menggunakannya sangat mudah, kapas disiapkan kemudian ambil getah dari
“kamboja” (Plumeria acuminate L.) kemudian tempelkan pada gigi yang terasa sakit.
Tanaman ini mengandung diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid (zat pahit),
neoandrografolid, 14-deoksiandrografolid, 14 deoksi-11-oksoandrografolid

Tunas dari “tomat” (Solanum lycopersicum L.) dipanaskan di atas api kemudian
Bisul
15 ditempelkan pada bagian yang terasa sakit atau bengkak. Sebelum melakukan
pengobatan, sebaiknya bisul dikompres terlebih dahulu dengan menggunakan air
hangat di area yang terasa sakit. Selama kurang lebih 15 menit.

Sariawan
16 Buah dari “strauberry hutan” (Rubus mullucanus L) dapat langsung dikonsumsi
tanpa harus diramu terlebih dahulu.

“Kunyit putih” (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscae) dipanaskan di atas bara api
kemudian dihancurkan. Setelah itu Curcuma zedoaria (Berg.) Roscae yang sudah
Gatal-gatal
17. dihancurkan tadi ditempelkan pada bagian yang terasa gatal. Selain itu dapat pula
menggunakan daun “sirsak” (Anona muricata L.) direbus sebanyak 5 lembar dengan
air sebanyak 3 gelas, setelah itu disaring kemudian diminum. Komponen utama
pada rimpang kunyit yang berkhasiat obat adalah minyak atsiri (Rukmana, 1994)

Tumbuhan yang digunakan yaitu “kunyit hitam” (Curcuma longa L.) sebanyak 3
rimpang, kemudian dihancurkan dan diseduh air panas. Setelah itu diamkan selama
15 menit dan kemudian disaring. Air dari seduhan Curcuma longa L.ditambahkan
Muntah
gula merah dan kemudian diminum. Selain Curcuma longa L., dapat juga
18. darah
menggunakan “mayana” (Plectranthus scatellarioides L. R. Br). Hal pertama yang
dilakukan adalah mencuci daun mayana sebanyak 10 lembar, selanjutnya
Plectrantus scatelanides L. R. Brditumbuk dan diperas. Air perasan dari Plectrantus
scatelanides L. R. Br ditambahkan dengan telur ayam kampung dan kemudian
diminum 1 kali sehari sebelum makan.

Akar dari “cakar ayam” (Selaginella doederleinii Hieron) dicuci hingga bersih terlebih
Usus buntu
19. dahulu, kemudian direbus sebanyak 60 gram dengan air kurang lebih 5 gelas
selama 3 - 4 jam dengan api kecil. Setelah dingin air rebusannya diminum beberapa
kali hingga habis dalam sehari.

Cacingan
20. Bagian dalam batang dari “korondo” (Alpinia galanga Willd) cukup diperas saja dan
airnya diambil kemudian dapat diminum secara langsung.

Sakit kepala Bawang hutan” (Eleutherine bulbosa Mill. RB) sebanyak 1 genggam, terlebih dahulu
21.
dicuci hingga benar-benar bersih dan kemudian dihancurkan dan ditempelkan
dibagian kepala yang terasa sakit.

Maagh Tumbuhan yang digunakan yaitu “lamoa” (Conyza sumatraensis (Retz) E.H.Walker)
22.
sebanyak 2 genggam kemudian direbus dengan air sebanyak 3 gelas selama
kurang lebih 15 hingga air rebusan menjadi 1 gelas. Air rebusan tersebut diminum

11

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

setelah makan malam.


Bahan menggunakan daun “sirih” (Piper betle L.) sebanyak 6 lembar dan kemudian
diseduh dengan air panas atau air mendidih selama 15 menit. Selanjutnya daun sirih
dikeluarkan dan air dari rendaman sirih diminum 1 x 2 sehari. Selain itu dapat pula
Keputihan menggunakan “pulutan” (Urena lobata Linn.). caranya yaitu ambil daun pulutan
23.
sebanyak 2 genggam dan cuci bersih lalu rebus dengan air secukupnya hingga
mendidih dan dinginkan (agak hangat) ,gunakan untuk membersihkan bagian
kewanitaan atau saat buang air kecil gunakan air tersebut untuk
membersihkan,rutinkan penggunaan selama 7 hari.

Mimisan Daun dari “bube” (Hyptis capitata Jacq.) sebanyak 5 lembar dicuci terlebih dahulu,
24.
kemudian diremas-remas. Setelah itu ditempelkan pada bagian hidung yang sering
mengelurkan darah.
Mencegah
pendarahan Bahan yang digunakan yaitu rumput bube (Hyptis capitata Jacq.) sebanyak 2
25. pasca genggam yang direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas.
melahirkan Setelah mendidih kemudian didinginkan, lalu disaring.

Pelancar Bagian daun dari “katuk" (Sauropus androgynus L. Merr.) sebanyak 60 gram dicuci
26. ASI bersih, ditumbuk hingga hancur kemudian diperas. Air perasan kemudian
ditambahkan dengan garam dan diminum pagi hari sebelum makan dan pada
malam hari sebelum tidur.

Bahan yang digunakan yaitu bagian bunga dari “rossela” (Hibiscus sabdarifa)
Mengurangi
sebanyak 1 genggam dan “kayu manis” (Cinnamomum burmanii Sin. C) sebanyak 3
27. berat badan
ruas. Kedua bahan tersebut terlebih dahulu dikeringkan. Setelah itu panaskan air
sebanyak 3 cangkir kemudian rebus dengan aoi kecil selama 15 menit kemudian
diminum setiap hari.

Berdasarkan hasil penelitian pada Gambar. 1 Persentase bagian tumbuhan


masyarakat Suku Kulawi desa Mataue yang dimanfaatkan
dijumpai 6 bagian tumbuhan yang
digunakan sebagai obat tradisional. Pada Berdasarkan diagram di atas
umumnya bersumber dari bagian daun, menunjukkan bahwa organ tumbuhan
akar , batang, bunga, dan buah. Seperti yang paling banyak digunakan dalam
pada diagram berikut : pengobatan yaitu Daun sebesar 59%.

60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 59%
30% 51%
20%
10% 20%
11% 14% 8% 8%
10% 18% 19%
0% 12%
Daun
BatangAkarBungaBuah 0%
Herba Perdu Pohon Liana

12

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

mataue, spesies dengan habitus herba ini PEMBAHASAN


sering digunakan dalam pengobatan Keberadaan dan kehidupan
tradisional karena spesies dari habitus manusia tidak lepas dari keanekaragaman
herba ini mudah didapat dan cara mahluk hidup (flora dan fauna) sebagai
penggunaanya dalam pengobatan berkat Tuhan Sang Pencipta Alam
sangatlah mudah dan sederhana. Semesta atau dalam bahasa To Kulawi
Berdasarkan hasil wawancara disebut “Pewai to pehoi”, demi kebutuhan
dengan responden, diketahui beberapa hidup manusia ciptaanNya. Masyarakat
cara pengobatan dengan menggunakan komunitas To Kulawi yang bermukim di
tumbuhan obat tradisional oleh sekitar alam pegunungan yang kaya
masyarakatsuku Kulawi. Beberapa cara dengan keanekaragaman hayatinya
yang dilakukan tersebut antara lain adalah kelompok masyarakat yang secara
direbus, ditumbuk, dikunyah, diperas, turun–temurun mempunyai konsep-konsep
dioles dan langsung diminum (Tabel 5). kearifan tradisional dalam memanfaatkan
Cara pengobatan tersebut diperoleh sumber daya alam secara bertanggung
langsung secara turun temurun, dari jawab. Sejalan dengan itu secara turun-
dukun, dan petujuk dari orang lain selain temurun, masyarakat Adat To Kulawi
dukun. sudah dibekali dengan satu konsep
Beberapa Penyakit yang Dapat tradisional tentang pemanfaatan sumber
Diobati Menggunakan Tumbuhan daya alam “Popahilo Longa Katuwua”
Obatoleh Masyarakat Desa Mataue yaitu : dalam konsep itu “ Katuwua” diyakini
bahwa di Bumi Persada ini “I wongko lino”
Jenis Persentase ada tiga unsur kehidupan yang
No Nama Penyakit
Penyakit
Maag, kencing
mempunyai hubungan timbal balik,
manis, tekanan tumbuh dan berkembang biak dan saling
darah tinggi, menghidupi yaitu : Manusia “Tauna”,
Penyakit kanker, 34 %
1
kronik diabetes, Hewan “Pinatuwua”, “Tumbuh-tumbuhan”
penyakit “Tinuda/hinua”.
kuning,usus
buntu, ginjal
Suku kulawi merupakan salah satu
Batuk, muntah suku yang ada di Sulawesi tengah.
Penyakit darah, diare, 16 %
2 Kekayaan adat istiadat dan budaya yang
menular cacingan,
eksim, bisul sangat beragam menjadi cirri khas
Luka bakar/luka tertentu, terutama dari segi bahasa dan
akibat benda
tajam, demam,
kebiasaan. Seperti halnya masyarakat
rematik, sakit lainnya di Indonesia, masyarakat suku
gigi, sakit 42 % kulawi juga memiliki pengetahuan tentang
Penyakit tidak
3 kepala,
menular pengelolaan keanekaragaman sumbe
sariawan,
mimisan, alergi, daya alam dan lingkungan sekitarnya.
usus turun,
sesak nafas, Salah satunya adalah pemanfaatan
keputihan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional
Mencegah
pendarahan
yang dapat digunakan sehari-hari dan
pasca dipercaya untuk menyembuhkan penyakit
melahirkan, atau dapat memberikan pengaruh lebih
Perawatan pelancar ASI, 8%
4 baik terhadap kesehatan.
kesehatan mencegah
gangguan roh Masyarakat kulawi umumnya
jahat,
mengurangi memiliki pengetahuan tentang
berat badan pemanfaatan tumbuhan obat secara turun
temurun di lingkungan keluarga maupun
13

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

dari pengalamannya sendiri. Sebagian celebicum Miq.), “panjili nana” (Hypti


diantaranya bahkan memiliki pengetahuan brevipes Poit.), “sambinora” (Euphorbia
tentang kegunaan atau khasiat tumbuhan hirta L.), “meniran” (Phyranthus urinaria
obat dalam kaitannya dengan nilai-nilai L.), “strauberry hutan” (Rubus mullucanus
riligius. Hal inilah yang menyebabkan tidak L.), “brotawali” (Tinospora crispa(L.) Miers
semua anggota masyarakat memiliki ex Hook.f. & Thomson).
pengetahuan tentang tumbuhan obat. Sedangkan Tumbuhan obat yang
Persepsi masyarakat tentang sakit juga dibudidayakan oleh Masyarakat Suku
sangat bervariasi, mulai dari sakit dalam Kulawi yaitu “jeruk purut” (Citrus hystrix
arti fisik hingga sakit yang disebabkan oleh DC), “sambiloto” (Andrographis paniculata
gangguan makhluk halus/jahat. Burm.F. Wall. Ness), “jarak pagar”
Berdasarkan hasil penelitian yang (Jatropha curcas L), “kamboja” (Plumeria
dilakukan pada Masyarakat Suku Kulawi acuminata L.),” manggis” (Garcinia
Desa Mataue, diketahui terdapat 49 mangostana L), “ekor kucing” (Acalypha
spesies dari 30 famili yang dapat hispida Burm.), “kunyit hitam” (Curcuma
dimanfaatkan sebagai oabat tradional. longa L.), “sirih” (Piper betle L. Varr),
Tumbuhan obat tersebut diperoleh “tomat” (Solanum lycopersicum L.), “sirih
masyarakat dari berbagai sumber seperti merah” (Piper ornatum L.), “kapuk” (Ceiba
dari spesies tumbuhan liar yang tumbuh di pentandra L.), “kayu manis”
sekitar desa Mataue, juga diperoleh (Cinnamomum burmanii Sin.C.), “padi”
secara budidaya atau menanam sendiri. (Oryza sativa L), “katuk” (Sauropus
Tumbuhan yang diperoleh secara liar atau androgynus L. Merr), “jambu biji” (Psidium
alami tersebut dapat dijumpai di sekitar guajava L), “alpukat” (Persea americana
kebun, hutan, semak belukar, sekitar Miller), “rossela” (Hibiscus sabdarifa),
sungai, dan di sawah. Sedangkan yang “gedi merah” (Abelmoschus manihot),
dibudidayakan, masyarakat desa mataue “kunyit putih” (Curcuma zedoaria Berg.),
menanam sendiri tumbuhan obat di sekitar “daun lipan” (Pedilanthus tithymaloides L.
pekarangan rumah mereka, di kebun dan Poit), “sirsak” (Annona Muricata L), “kumis
pematang sawah. kucing” (Orthosipon stamineus Berth.),
Beberapa jenis tumbuhan obat yang “ekor sogiling” (Crinum asiaticum L. Varr),
hidup secara liar yaitu “bomba” (Donax “bawang hutan” (Eleutherine bulbosa Mill.
canaefomis (G.Forst) K.Scum), “tinti ahe” RB), “daun sendok” (Plantago major L.),
(Cheilecostus speciosus Koent. “mayana’ (Plectranthus scutellarioides L.
J.E.Smith), “tembelekan” (Lantana camara R. Br), “mamata (Bryophillum pinnatum
L.), “alang-alang” (Imperata Lamp.).
cylindriavar.Major (Ness) C.E. Hubb), Jika dibandingkan dengan daerah
“selaginella” (Selaginella doederleinii lain yang ada di Sulawesi tengah, Desa
Hieron), “lamoa” (Conyza sumatraensis Mataue merupakan salah satu Desa yang
(Retz) E.H Walker), “mayana hutan” memiliki kekayaan alam yang cukup
(Mellisa officinalis L.), “korondo” (Alpinia potensial dengan pemanfaatan tumbuhan
galanga Willd.), “lengaru” (Alstonia obat yang jauh lebih tinggi (sebanyak 49
sholaris R.Br), “keiji beling” (Strobilanthes spesies dari 30 famili), jika dibandingkan
crispus), “bube” (Hyptis capitata jacq), dengan Masyarakat Suku Taa di Desa
“ciplukan” (Physalis minima L.), “pulutan” Mire Kabupaten Tojo Una-una dan
(Urena lobata Linn.), “benalu” (Scurrula Masyarakat Suku Toli-toli desa Pinjai.
atropurpurea S L), “sembung” (Blumea Berdasarkan hasil penelitian dan
balsamifera L. DC), “anti lala” (Asclepias pendataan pada Suku taa yang dilakukan
curassavica L.), “bayur” (Pterospermum oleh Akhsa (2015), terdapat 40 spesies

14

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

dari 25 famili yang dimanfaatkan sebagai sebanyak (17% - 20%), 24 spesies


obat tradisional. Sedangkan hasil (21% - 50%) dan lebih dari (50%)
penelitian dan pendataan pada Suku Toli- sebanyak 23 spesies.
toli yang dilakukan Nulfitriani (2013)
terdapat 42 spesies dari 23 famili. DAFTAR PUSTAKA
Pemakaian atau cara pengobatan yang
dilakukan Masyarakat desa Mataue dan Akhsa, 2015. Studi Etnobotani bahan
kedua desa tersebut cenderung sama obat-obatan pada Masyarakat Suku
seperti diseduh air panas, ditumbuk atau Taa Wana di Desa Mire Kecamatan
dikunyah, dioles dan lain sebagainya. Ulubongka Kab. Tojo Una-Una
Sulteng. Jurusan Biologi FMIPA
KESIMPULAN Universitas Tadulako, Palu.

Balai Besar TNLL, 2013. Balai Besar


Berdasarkan hasil penelitian maka
Taman Nasional Lore Lindu Wil. I
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
Saluki Resort Mataue. Palu.
berikut:
1. Terdapat sebanyak 49 (empat puluh
Balai Besar TNLL, 2014.Curah Hujan BPP
Sembilan) yang tergolong kedalam 30
Kulawi, Badan Meterologi Klimatologi
Famili dimanfaatkan sebagai obat
tradisional oleh masyarakat Suku dan Geofisika Mutiara. Palu.
Kulawi di desa Mataue. Tumbuhan
Mokuna, NY. 2014. Uji Efek Antidiabetes
yang umum digunakan yaitu dari famili
Ekstrak Akar Garcinia rostrata
Euphorbiaceae sebanyak 6 spesies.
Hask.F.HookPada Mencit Jantan
Bagian tumbuhan yang digunakan
(Mus musculus) Dengan Metode
dalam pengobatan oleh Masyarakat
Toleransi Glukosa dan Induksi
Suku Kulawi dijumpai 8 bagian yaitu
Aloksan, Jurusan Biologi FMIPA
daun, getah, akar , batang, bunga, duri,
rimpang, dan buah. Universitas Tadulako, Palu.
2. Penyakit yang dapat diobati
Nulfitriani, 2013. Pemanfaatan tumbuhan
menggunakan tumbuhan obat terbagi
sebagai obat tradisional pada suku
ke dalam 4 macam jenis penyakit yaitu
toli-toli di desa pinjan kecamatan
penyakit kronik, penyakit menular,
tolitoli utara kabupaten toli-toli
penyakit tidak menular dan untuk
sulawesi tengah., Jurusan Biologi
perawatan kesehatan.
3. Masyarakat suku kulawi desa Mataue FMIPA Universitas Tadulako, Palu.
menggunakan tumbuhan obat dengan
cara direbus/ diseduh air panas, Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., dan
Hendrich, M. 2002. Ethnopharmacy of
ditumbuk, dikunyah,diperas, dioles dan
the Ethnic , Albanians (Arbereshe) of
langsung diminum.
Northem Basilicata, Italy. Fitoterapia.
4. Ditinjau dari tipe pertumbuhannya
73(2002):217241.http://www.andreapi
dapat digolongkan beberapa tipe
eroni.eu/Pirroni at al.,2002 b.pdf.
habitus yakni herba, perdu, pohon dan
liana. Persentase habistus yang paling
banyak digunakan sebagai obat Pramuniaga, 2007. Etnobotani Tumbuhan
tradisional yaitu herba 51%. Obat Tradisional Di Kabupaten
5. Berdasarkan persentase pengetahuan/ Malang Bagian Timur. Malang,
penggunaan tumbuhan obat, diketahui Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
terdapat 2 spesies dengan persentase Teknologi-IUN Malang.
15

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Arham, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Rahayu, 2006. Pemanfaatan Tumbuhan


Obat secara Tradisional oleh
Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii,
Sulawesi Tenggara, Jurusan Biologi
FMIPA UNS Surakarta.

Revina, 2015. Uji Efek Antidiabetes


Ekstrak Daun Hibiscus surattensis L
Pada Mencit Jantan (Mus musculus)
Dengan Metode Toleransi Glukosa
dan Induksi Aloksan, Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Tadulako, Palu.

Sugiyono, 2007, Memahami Penelitian


Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

16

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417

You might also like