Professional Documents
Culture Documents
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia, Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Pekalongan, Indonesia
Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281, Jl. Kusuma Bangsa No.9, Panjang Baru,
Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51141
Email: khoiruzzadie@gmail.com
Abstract: This study aims to determine the activities that exist in the boarding school
system, and forms of student independence at boarding school in MAN 1 Pekalongan City.
This research is included in the field research with a descriptive qualitative approach.
Data obtained from interviews with the head of the boarding house, carers of male
dormitory and 3 boarding school students, and observations related to teacher learning
and student independence. Analysis of the data used according to Miles and Huberman,
namely: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this
study that boarding school aims to form students who are independent, both emotionally,
economically, intellectually, and socially. Forms of independence of students at boarding
school such as washing clothes, washing cooking utensils, cleaning the bed as well as his
room. Student independence is formed because of the habituation of all activities in
boarding school and repetitions as reinforcement of the independent attitude that
students already have. So it is hoped that there will be special research on students' self-
awareness while at boarding school MAN 1 Pekalongan City.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang ada dalam sistem
boarding school, dan bentuk kemandirian siswa di boarding school di MAN 1 Kota
Pekalongan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif deskriptif. Data didapat dari hasil wawancara dengan kepala asrama,
pengasuh asrama putra dan 3 siswa boarding school, dan hasil observasi terkait
pembelajaran guru dan kemandirian siswa. Analisis data yang digunakakan menurut
Miles dan Huberman, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini bahwa boarding school bertujuan membentuk siswa yang
mandiri, baik secara emosional, ekonomi, intelektual, dan sosial. Bentuk kemandirian
siswa di boarding school seperti mencuci pakaian, mencuci peralatan masak,
membersihkan tempat tidur sekaligus kamarnya. Kemandirian siswa dibentuk karena
pembiasaan dari seluruh kegiatan yang ada di boarding school dan pengulangan-
pengulangan sebagai penguat dari sikap mandiri yang sudah dimiliki siswa. Sehingga
diharapkan, ada penelitian khusus kesadaran diri siswa selama di boarding school MAN
1 Kota Pekalongan.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2020
Received: 19 February 2020; Accepted 09 May 2020; Published 15 August 2020
*Corresponding Author: khoiruzzadie@gmail.com
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
2
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
reguler saja. Para siswa agar cepat Pekalongan terkait boarding school yang
beradaptasi selama di boarding school, diterapkan di sana karena untuk boarding
mereka dituntut mengikuti aturan yang school untuk siswa laki-laki. baru
ada dan berusaha meninggalkan diterapkan pada tahun 2019, berbeda
kebiasaan yang tidak baik selama tinggal dengan siswa putri yang sudah ada sejak
di rumah dengan orang tuanya tahun 2016. Sehingga penulis tertarik
(Schaverien, 2011, h. 138). Jika siswa meneliti kegiatan di boarding school siswa
sudah mampu beradaptasi, kemungkinan laki-laki yang masih baru diterapkan di
untuk depresi, cemas, emosi, dan stress MAN 1 Kota Pekalongan. Aspek yang
bisa lebih ditekan oleh siswa (Mander terpenting dalam kesiapan siswa selama
dkk., 2015, h. 131). berada di boarding school adalah aspek
Hal yang terpenting selama di kemandirian, apalagi tergolong masih
boarding school, siswa-siswi harus baru dalam pengelolaan boarding school
mampu mandiri agar tetap nyaman dan siswa laki-laki dan perlu adaptasi.
bagus untuk masa depan siswa (Keller & Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
Brown, 2014, h. 428). Selain itu, siswa mengetahui kegiatan yang ada dalam
haruslah disiplin terhadap waktu, sistem boarding school di MAN 1 Kota
menghadapi masalah sendiri dan tidak Pekalongan, dan bentuk kemandirian
bergantung kepada orang lain (Behaghel siswa selama di boarding school di MAN 1
dkk., 2017, h. 140). Perbuatan siswa yang Kota Pekalongan.
serba mandiri diharapkan mampu
membuat siswa cenderung percaya diri KONSEP TEORI
dan berani dalam menjalani kehidupan. Boarding school merupakan sebuah
Dari kemandirian tersebut dapat sistem yang meniru gaya pondok
membuat siswa membendung dan pesantren. Di Indonesia khususnya pulau
menyaring segala bentuk hal yang bisa Jawa, lebih mirip dengan pemondokan
menyebabkan siswa berperilaku dalam lingkungan padepokan, yaitu
menyimpang dari norma agama (Evans- perumahan sederhana yang di petak-
Campbell dkk., 2012, h. 422; Fathonah petak dalam bentuk kamar-kamar yang
dkk., 2017, h. 73). merupakan asrama bagi santri kamar
Kehadiran boarding school di MAN 1 yang merupakan asrama bagi santri
Kota Pekolangan ini menjawab (Nasir, 2011, h. 80). Di boarding school
problematika dari masyarakat karena juga memperhatikan aspek dan nilai yang
pada zaman sekarang siswa tidak bisa ada di masyarakat sebagai
menerapkan perilaku yang baik ketika pengembangan yang akan dibentuk pada
berada di lingkungan sosial. Seluruh diri siswa. Dari awal mula berdirinya
siswa mempunyai kesempatan untuk boarding school sangat berpatokan dan
mendaftarkan dirinya menjadi siswa di penekanan pada nilai-nilai moralitas,
boarding school MAN 1 Kota Pekalongan, menjunjung nilai kemandirian,
lebih-lebih asrama ini bisa dimanfaatkan kebersamaan, dan kesederhanaan (A’la,
oleh siswa yang rumahnya jauh. Kegiatan 2006, h. 49).
yang ada di asrama salat berjamaah, Kemandirian termasuk dalam kunci
setelah salat subuh dan setelah salat isya’ keberhasilan yang harus dimiliki individu.
siswa membaca Al-Qur’an ada juga Kemandirian merupakan kemampuan
tambahan pembelajaran ilmu umum yang dimiliki individu yang dibentuk
(mengulangi materi yang di ajarkan di melalui pengalaman dalam hidupnya
kelas). melalui proses pembelajaran agar tidak
Dari hal tersebut di atas, penulis bergantung pada orang lain, memiliki
melakukan penelitian di MAN 1 Kota sikap percaya diri, bisa mengambil
3
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
4
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
5
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
6
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
tidak hanya dengan teman sejawat akan peralatan masak. Penuturan lebih lengkap
tetapi dengan pengasuh asrama dan juga dijelaskan oleh MHM, bahwa “Di asrama
karyawan asrama pun kami selalu itu harus terbiasa apa-apa meyelesaikan
bersendau gurau”. urusan pribadi walaupun terkadang
Program Keunggulan dan Jadwal muncul rasa malas namun kalau malas itu
Kegiatan Boarding School Siswa Putra dibiarkan maka akan menumpuklah
MAN 1 Kota Pekalongan dalam urusan pribadi kita seperti mencuci
menjalankan boarding school mempunyai pakaian, mencuci peralatan masak,
beberapa program unggulan, diantaranya membersihkan tempat tidur sekaligus
program tahfidz, program bahasa (Arab kamarnya. Kalau urusan pribadi sudah
dan Inggris), dan program kajian kitab dikerjakan dan tidak menumpuk kan jadi
klasik. enak kalau mau melanjutkan belajar dan
Dalam menjalankan sistem boarding mengerjakan tugas. Berbeda jika berada
school ini terdapat beberapa program dirumah semua urusan pribadi
baik itu kegiatan sehari-hari, mingguan dikerjakan oleh ibu saya”.
maupun bulanan. Seperti yang dikatakan Sebagai hamba Allah SWT. maka
oleh AZ “Disini kami mempunyai kegiatan siswa diwajibkan menjalankan perintah
baik itu harian, mingguan maupun Tuhan seperti salat fardhu. Salat fardhu
bulanan, kegiatan harian seperti sholat ini selalu dilaksanakan secara berjamaah
berjamaah di masjid, tadarus Al-Qur’an, antara siswa dengan pengasuh asrama.
dan belajar kajian kitab klasik kalau Dalam hal ini bertujuan untuk siswa agar
kegiatan mingguan seperti berzanji, lebih disiplin terhadap waktu dan dapat
terkadang kalau malam jumat membaca menghargai waktu contohnya dengan
yasin dan tahlil yang di pimpin langsung salat fardhu tepat waktu dalam artian
oleh pengasuh asrama. Kegiatan tidak boleh menunda waktu salat. Siswa
bulanannya seperti muhadharah”. pun diajarkan untuk bangun malam lalu
Jadwal kegiatan boarding school salat tahajud. Sebagaimana penjelasan
MAN 1 Kota Pekalongan ini berlaku untuk dari AZ, beliau menerangkan bahwa
semua siswa yang mengikuti boarding “Siswa kami dituntut dapat disiplin waktu
school tanpa terkecuali. Apabila siswa dan dapat menghargainya, semisal ketika
tidak mematuhi jadwal yang sudah waktu salat tiba maka segera
ditentukan tersebut, maka siswa akan melaksanakan salat dengan berjamaah,
mendapatkan poin serta sanksi atas salah satu siswa menjadi muadzin di
pelanggarannya karena sudah tidak masjid madrasah. Siswa tidak boleh
mematuhi tata tertib yang telah menunda waktu salat kalau terbukti
ditetapkan oleh pihak madrasah. melanggar maka akan ditakzir sesuai
Kemandirian Siswa Boarding School kesepakatan, khusus untuk pelanggar
Kemandirian siswa akan didapat salat subuh akan didenda senilai Rp.
melalui proses belajar dimana setiap 10.000. Ini bertujuan supaya siswa
siswa dapat mengambil inisiatif, dengan terlatih tepat waktu. Di asrama ini juga
atau tanpa bantuan orang lain dalam hal siswa disuruh untuk bangun malam
menyelesaikan segala permasalahan- untuk salat tahajud”.
permasalahan yang ditimbulkan dari Dalam kegiatan boarding school
lingkungan. Kemandirian siswa MAN 1 siswa lebih mendalami ilmu agama
Kota Pekalongan yang dibentuk melalui karena siswa dibekali ilmu agama seperti
kegiatan sistem boarding school antara kajian kitab klasik dan terdapat
lain meliputi siswa dituntut untuk pembelajaran tahsinul Qur’an. Siswa yang
merapikan tempat tidur, membersihkan ikut boarding school tentunya dapat
kamar, mencuci pakaian, mencuci memberikan dampak positif bagi mereka
7
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
8
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
9
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
perlu digunakan sebaik mungkin, karena dengan apa yang siswa langgar di
tidak hanya untuk belajar dan boarding school. Peringatan, teguran, dan
menyelesaikan tugas di sekolah formal bahkan hukuman tidak lain adalah untuk
pagi atau di MAN 1 Kota Pekalongan. mengarahkan perilaku siswa yang kurang
Melainkan juga, siswa dituntut untuk baik untuk menjadi lebih baik dari
menghafal Al-Qur’an, dan kegiatan sebelumnya. Maka pemberian hukuman
lainnya yang perlu menguras kinerja otak merupakan unsur tambahan yang
di kegiatan boarding school. sifatnya penting dalam konsep perubahan
Keempat, Kemandirian sosial yaitu perilaku siswa (Zulhammi, 2015, h. 22).
dengan adanya boarding school, siswa Namun perlu diingat kembali, untuk
dituntut untuk cepat beradaptasi secara pemberian hukuman kepada siswa harus
sosial dengan teman-temannya yang bertahap sesuai dengan kesalahan atau
berbeda daerah, dialek bahasa, dan pelanggaran yang dilakukan siswa.
lainnya yang menjadi ciri khas dari tiap Pemberian hukuman juga harus bersifat
siswa (Desmita, 2010, h. 186). mendidik, bukan malah membuat siswa
Pembiasaan sebagai Penguat dari akan semakin memberontak pada
Kemandirian kebijakan yang sudah dibuat di boarding
Pembiasaan siswa yang rutin school.
dilakukan di boarding school akan Namun di sisi lain, menurut Skinner
membuat siswa melakukannya dengan hukuman tidak menurunkan probabilitas
terbiasa. Pembiasaan ini tidak lain dan dari siswa yang melakukan pelanggaran.
tidak bukan adalah untuk memberi Walaupun hukuman bisa menekan suatu
penguat dari kemandirian yang sudah respons selama diterapkan, namun
dimiliki siswa di boarding school. Maka hukuman tidak akan melemahkan
dari itu menurut Pavlov perlu adanya kebiasaan. Skinner juga berpendapat
penguat yang berupa pengulangan- bahwa hukuman dalam jangka waktu
pengulangan, dengan tujuan menurut panjang tidak akan efektif, tampak bahwa
Skinner adalah untuk mempertahankan hukuman hanya menekan perilaku, dan
perilaku yang sudah baik dalam diri siswa ketika ancaman dihilangkan, tingkat
(Sagala, 2003, h. 114). Hal inilah yang perilaku akan ke level semula (Sagala,
sebenarnya selalu diterapkan oleh kepala 2003, h. 122). Maka dari itu, perlunya
dan pengurus boarding school MAN 1 kesadaran diri dari dalam diri siswa
Kota Pekalongan. untuk melakukan segala kegiatan yang
Siswa dibiasakan dengan kegiatan ada di boarding school, sebagai kewajiban
yang sesuai dengan jadwal di boarding mereka dan membuat siswa semakin
school. Memang awalnya, siswa akan matang dan mandiri dalam mengurus
merasa berat dengan rutinitas yang baru dirinya sendiri.
menurut para siswa. namun, lambat laun
dengan berjalannya waktu, rutinitas dan PENUTUP
pengulangan-pengulangan dari kegiatan Boarding school di MAN 1 Kota
yang ada di boarding school akan Pekalongan bertujuan membentuk siswa
membuat siswa terbiasa dan ada rasa yang mandiri, baik secara emosional,
bersalah jika melanggar dari ketentuan ekonomi, intelektual, dan sosial. Di
yang sudah ada di boarding school. boarding school MAN 1 Kota Pekalongan
Hukuman sebagai Pengingat memiliki beberapa program unggulan
Bagi siswa yang melanggar atau yaitu program tahfidz, program bahasa
tidak melakukan kegiatan yang (Arab dan Inggris) dan program kajian
semestinya yang sudah dijadwalkan, kitab klasik. Selain itu, pengasuh asrama
siswa akan mendapatkan hukuman sesuai juga memantau seluruh kegiatan siswa
10
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
11
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4607 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
12