You are on page 1of 10

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KELUARGA

DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU BERDASARKAN TUGAS


KELUARGA DIBIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

(Analysis Factors Related To Family Behavior In Preventing The Transmission Of


Pulmonary Tuberculosis On Family Duties In Health At Health Center Of Pegirian
Surabaya)

Prealisa Dwi Antopo

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga


Kampus C Unair Mulyorejo Surabaya 6011 Telp. (031)5913752, 5913754, Fax. (031)5913257
Email: prea_darmawan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Pulmonary tuberculosis is transmitted through the air from saliva, sneezing and
coughing. In this case the family plays a role in providing care in patients with pulmonary
tuberculosis in accordance with the duties of family health. Determine the factors associated
with family behavior in preventing the transmission of pulmonary tuberculosis based on the
tasks in health at health center of Pegirian Surabaya. The aim of this research is used
correlation design with the method of cross sectional. The population was families who live
with pulmonary tuberculosis patient. Total sample was 45 respondent. Taken using
consecutive sampling. Dependent variable was the prevention of pulmonary tuberculosis.
Independent variables were the five duties of family health (knowing health problems, making
decisions for the family, caring for family members who experience health problems, creating
a healthy home environment, and utilize health care facilities around). Data collected using
by questionaire. then analyzed with Spearman's Rho correlation test. Results showed that
there was a connection with the prevention of health problems identified pulmonary
tuberculosis (ρ=0.009), there was a connection to make decisions appropriate health
measures for family members who suffer from pulmonary tuberculosis to the prevention of
pulmonary tuberculosis (ρ=0.006), there was a connection of caring for family members
prevention of pulmonary tuberculosis with pulmonary tuberculosis (ρ=0.015), there was a
connection of health to create an environment that supports the prevention of pulmonary
tuberculosis (ρ=0.002), and there was a connection utilizing existing health facilities in the
community to the prevention of pulmonary tuberculosis (ρ=0.010). Recommended for health
workers at health center Pegirian to provide enough information for people who are at high
risk of pulmonary tuberculosis. Further research is needed to explain the behavior of families
towards the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis using a larger sample.

Key words: pulmonary tuberculosis prevention, family duties in health

PENDAHULUAN
Tuberkulosis Paru (Tb Paru) udara, sehingga seorang penderita Tb Paru
merupakan penyakit infeksi kronik dan merupakan sumber penyebab penularan Tb
menular yang erat kaitannya dengan Paru pada populasi di sekitarnya. Penyakit
keadaan lingkungan dan perilaku Tb Paru merupakan salah satu penyakit
masyarakat. Penyakit ini ditularkan menular, sehingga perlu adanya perilaku
melalui udara yaitu percikan ludah, bersin pencegahan penularan Tb Paru. Dalam hal
dan batuk (Aditama, 2002). Bakteri Tb ini keluarga berperan dalam memberikan
Paru ditransmisikan melalui droplet di perawatan pada penderita Tb Paru yang
sesuai dengan tugas kesehatan keluarga. berpengaruh dalam menentukan progam
Berdasarkan laporan WHO Global perawatan, karena keluarga berfungsi
Tuberculosis Control pada tahun 2010, sebagai sistem pendukung bagi anggota yang
Indonesia termasuk negara yang menderita Tb Paru. Untuk menciptakan
dikategorikan sebagai high burden suatu kondisi yang sehat dan terkontrol,
countries terhadap Tb Paru yaitu maka keluarga diharapkan mempunyai
menduduki peringkat kelima sebagai pengetahuan dan sikap tentang penyakit Tb
negara penyumbang penyakit Tb Paru Paru agar tercipta suatu perilaku perawatan
setelah India, Cina, Afrika Selatan dan yang tepat pada penderita Tb Paru, dalam
Nigeria, yaitu India (2,0 juta), Cina (1,3 hal pencegahan, penatalaksanaan yang benar
dan cepat pada penderita Tb Paru
juta), Afrika Selatan (0,53 juta), Nigeria
(Notoatmodjo, 2003).
(0,46 juta) dan Indonesia (0,46 juta).
Provinsi dengan peringkat 5 tertinggi
BAHAN DAN METODE
penderita Tb Paru adalah Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan
Desain yang digunakan dalam penelitian
Sulawesi Selatan. Perkiraan Kasus Tb Paru
ini adalah cross sectional. Sampel dalam
di Jawa Barat sebanyak 44.407, Jawa
penelitian ini adalah keluarga yang tinggal
Timur sebanyak 39.896, Jawa Tengah
bersama dengan anggota keluarga yang
sebanyak 35.165, Sumatra Utara sebanyak
menderita Tb Paru. Variabel dalam
21.197, dan Sulawesi Selatan sebanyak
penelitian ini adalah pencegahan penularan
16.608 (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).
Tb Paru (dependen) dan lima tugas
Surabaya menempati urutan kedua di Jawa
kesehatan keluarga (mengenal masalah
Timur setelah kota Jember. Daerah dengan
kesehatan, membuat keputusan tindakan
peringkat 3 tertinggi penderita Tb Paru di
kesehatan yang tepat bagi keluarga,
Surabaya adalah Perak Timur (88), Dupak
merawat anggota keluarga yang
(75), dan Pegirian (45) (Profil Kesehatan
mengalami gangguan kesehatan,
Kota Surabaya, 2008).
menciptakan suasana rumah yang sehat,
Keluarga penderita yang datang ke
dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
puskesmas tersebut juga belum paham
kesehatan disekitarnya) (independen).
mengenai penyakit Tb Paru, baik
penyebab, cara penularan, maupun
Instrument yang digunakan berupa
pencegahannya. Selain itu keluarga
kuisioner (angket) yang terdiri dari
penderita dalam menanggapi penyakit Tb
pertanyaan tentang lima tugas kesehatan
Paru belum benar, semua itu bisa dilihat
keluarga dan pencegahan penularan Tb
dari kebanyakan perilaku keluarga
Paru.
penderita yang tidak mengingatkan
penderita untuk menutup mulut pada
Data yang sudah terkumpul dianalisis
waktu batuk atau bersin, meludah pada
menggunakan uji korelasi Spearman Rho.
tempat tertentu yang sudah diberi
desinfektan, menghindari udara dingin,
HASIL PENELITIAN
tidak adanya sinar matahari yang masuk ke
tempat tidur, serta makan makanan yang
Proporsi responden yang terbanyak
tidak bergizi. Selain itu penderita berasal
berusia 31 – 40 tahun sebanyak 10
dari golongan ekonomi menengah ke
responden (54%). Proporsi hubungan
bawah dan tingkat pendidikan yang
responden dengan penderita Tb Paru yang
rendah.
paling banyak suami/istri sebanyak 8
Menurut Friedman perilaku
responden (27%). Proporsi responden yang
perawatan Tb Paru berhubungan dengan
keluarga terhadap penderita Tb Paru, dimana paling banyak memiliki pendidikan
keluarga dapat menjadi faktor yang sangat terakhir SD (Sekolah Dasar), yaitu
sebanyak 14 responden (47%). Sebagian
besar responden tidak bekerja, yaitu Paru berpendidikan terakhir SD (Sekolah
sebanyak 16 responden (54%). Sebagian Dasar), yaitu sebanyak 15 orang (50%).
besar penderita Tb Paru adalah berusia Sebagian besar penderita Tb Paru bekerja
>35 tahun, yaitu sebanyak 20 orang (67%). swasta sebanyak 19 orang (63%). Sebagian
Sebagian besar usia terdiagnosis Tb Paru besar penderita Tb Paru pernah mengikuti
sejak berusia >35 tahun, yaitu sebanyak 20 terapi keluarga, yaitu sebanyak 22 orang
orang (67%). Sebagian besar penderita Tb (73%).

Tabel 1 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Mengenal Masalah


Kesehatan Keluarga di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan Ya Tidak Total
No.
Keluarga ∑ ∑ ∑
1 Tb Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh 16 14 30
kuman Tb Paru (Mycobacterium tuberculosis) (53%) (47%) (100%)
2 Penyakit Tb Paru adalah penyakit menular 23 7 30
(77%) (23%) (100%)
3 Penyakit Tb Paru dapat disembuhkan dengan 26 4 30
pengobatan yang tepat (87%) (13%) (100%)
4 Gejala utama penyakit Tb Paru adalah batuk lebih 30 0 30
dari 2 (dua) minggu (100%) (0%) (100%)
5 Penyakit Tb Paru menular melalui menggunakan alat 21 9 30
makan bersama – sama (70%) (30%) (100%)
6 Meludah di sembarangan tempat tidak ada 12 18 30
hubungannya dengan Tb Paru (40%) (60%) (100%)
7 Lama pengobatan Tb Paru adalah 5 bulan 3 27 30
(10%) (90%) (100%)
8 Obat merah diminum bulan ke empat 12 18 30
(40%) (60%) (100%)
9 Mencegah Tb Paru sebaiknya tidak tidur sekamar 18 12 30
dengan penderita (60%) (40%) (100%)
10 Penyakit Tb Paru akan lebih parah dan lebih sulit 29 1 30
diobati jika penderita tidak teratur minum obat (97%) (3%) (100%)
Mean 19 11
Median 19.5 10.5
Minimum 3 0
Maksimum 30 27
Tabel 2 Tabel Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kemampuan Mengenal
Masalah Kesehatan Keluarga dengan Pencegahan Penularan Tb Paru di
Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Mengenal Pencegahan Penularan Tb Paru
Masalah Kesehatan Sangat Sangat
Lemah Cukup Kuat
Keluarga Lemah Kuat
0 0 0 0 0
Sangat Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 1 0 0 0
Lemah
(0%) (3%) (0%) (0%) (0%)
0 0 9 0 0
Cukup
(0%) (0%) (30%) (0%) (0%)
0 0 0 17 0
Kuat
(0%) (0%) (0%) (57%) (0%)
0 0 0 0 3
Sangat Kuat
(0%) (0%) (0%) (0%) (10%)
0 1 9 17 3
Total
(0%) (3%) (30%) (57%) (10%)
Total = 30 (100 %)
Uji Spearman’s Rho (ρ) = 0,009 (r) = 0,471
Tabel 3 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Membuat Keputusan
Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Anggota Keluarga Yang Menderita Tb Paru di
Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Membuat Sangat
Sangat Tidak
Keputusan Tindakan Kesehatan Setuju Tidak Total
Setuju Setuju
No. Yang Tepat Bagi Anggota Setuju
Keluarga Yang Menderita Tb
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Paru
11 Keluarga menjalankan semua saran 25 2 2 1 30
dari petugas kesehatan (83%) (7%) (7%) (3%) (100%)
12 Keluarga membawa pasien ke 0 2 2 26 30
dukun untuk mendapat pengobatan (0%) (7%) (7%) (87%) (100%)
13 Keluarga menghentikan pengobatan 6 5 4 15 30
jika pasien membaik (20%) (17%) (13%) (50%) (100%)
14 Keluarga melakukan kontrol rutin 23 1 4 2 30
ke puskesmas (77%) (3%) (13%) (7%) (100%)
15 Keluarga merasa stress saat 0 1 5 24 30
merawat anggota keluarga yang (0%) (3%) (17%) (80%) (100%)
sakit
Mean 10.8 2.2 3.4 13.6
Median 6 2 4 15
Minimum 0 1 2 1
Maksimum 25 5 5 26

Tabel 4 Tabel Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kemampuan Membuat


Keputusan Tindakan Kesehatan Yang Tepat Bagi Anggota Keluarga Yang
Menderita Tb Paru dengan Pencegahan Penularan Tb Paru di Puskesmas
Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Membuat Pencegahan Penularan Tb Paru
Keputusan Tindakan
Kesehatan Yang Tepat Bagi Sangat Sangat
Lemah Cukup Kuat
Anggota Keluarga Yang Lemah Kuat
Menderita Tb Paru
0 0 0 0 0
Sangat Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 0 0 0
Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 2 0 0
Cukup
(0%) (0%) (7%) (0%) (0%)
0 0 0 3 0
Kuat
(0%) (0%) (0%) (10%) (0%)
0 0 0 0 25
Sangat Kuat
(0%) (0%) (0%) (0%) (83%)
0 0 2 3 25
Total
(0%) (0%) (7%) (10%) (83%)
Total = 30 (100 %)
Uji Spearman’s Rho (ρ) = 0,006 (r) = 0,492
Tabel 5 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Merawat Anggota
Keluarga Yang Menderita Tb Paru di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Sangat
Sangat Tidak
Kemampuan Merawat Anggota Setuju Tidak Total
No. Setuju Setuju
Keluarga Yang Menderita Tb Paru Setuju
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
16 Keluarga memberikan obat sesuai dengan 23 3 3 1 30
dosis dan waktu yang dianjurkan petugas (77%) (10%) (10%) (3%) (100%)
kesehatan
17 Membantu pemenuhan kebutuhan sehari – 16 10 2 2 30
hari penderita (53%) (33%) (7%) (7%) (100%)
18 Mengajak berkomunikasi anggota keluarga 16 9 3 2 30
yang sakit (53%) (30%) (10%) (7%) (100%)
19 Keluarga berusaha mencari informasi 10 4 9 7 30
tentang perawatan Tb Paru (33%) (13%) (30%) (23%) (100%)
20 Keluarga memberikan kepercayaan pasien 22 3 4 1 30
untuk melakukan aktivitas (73%) (10%) (13%) (3%) (100%)
Mean 17.4 5.8 4.2 2.6
Median 16 4 3 2
Minimum 10 3 2 1
Maksimum 23 10 9 7

Tabel 6 Tabel Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kemampuan Merawat Anggota


Keluarga Yang Menderita Tb Paru dengan Pencegahan Penularan Tb Paru di
Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Merawat Pencegahan Penularan Tb Paru
Anggota Keluarga Yang Sangat Sangat
Lemah Cukup Kuat
Menderita Tb Paru Lemah Kuat
0 0 0 0 0
Sangat Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 0 0 0
Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 3 0 0
Cukup
(0%) (0%) (10%) (0%) (0%)
0 0 0 11 0
Kuat
(0%) (0%) (0%) (37%) (0%)
0 0 0 0 16
Sangat Kuat
(0%) (0%) (0%) (0%) (53%)
0 0 3 11 16
Total
(0%) (0%) (10%) (37%) (53%)
Total = 30 (100 %)
Uji Spearman’s Rho (ρ) = 0,015 (r) = 0,439
Tabel 7 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Menciptakan
Lingkungan Yang Menunjang Kesehatan di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni
2012
Sangat
Kemampuan Menciptakan Sangat Tidak
Setuju Tidak Total
No. Lingkungan Yang Menunjang Setuju Setuju
Setuju
Kesehatan
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
21 Keluarga bersikap membedakan pasien 2 5 6 17 30
dengan anggota keluarga yang lain (7%) (17%) (20%) (57%) (100%)
22 Keluarga mengajak pasien untuk 15 8 3 4 30
beraktivitas bersama – sama (50%) (27%) (10%) (13%) (100%)
23 Keluarga menyediakan waktu untuk 14 10 4 2 30
membersihkan rumah dan lingkungan (47%) (33%) (13%) (7%) (100%)
di sekitar rumah
24 Keluarga melarang penderita 14 4 4 8 30
melakukan kegiatan yang dapat (47%) (13%) (13%) (27%) (100%)
memperburuk penyakitnya (merokok,
udara dingin, atau memakan makanan
yang tidak bergizi)
25 Keluarga merasa malu saat pasien 2 4 1 23 30
keluar rumah dan bersosialisasi dengan (7%) (13%) (3%) (77%) (100%)
orang lain
Mean 9.4 6.2 3.6 10.8
Median 14 5 4 8
Minimum 2 4 1 2
Maksimum 15 10 6 23

Tabel 8 Tabel Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kemampuan Menciptakan


Lingkungan Yang Menunjang Kesehatan dengan Pencegahan Penularan Tb Paru
di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Menciptakan Pencegahan Penularan Tb Paru
Lingkungan Yang Menunjang Sangat Sangat
Lemah Cukup Kuat
Kesehatan Lemah Kuat
0 0 0 0 0
Sangat Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 0 0 0
Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 2 0 0
Cukup
(0%) (0%) (7%) (0%) (0%)
0 0 0 14 0
Kuat
(0%) (0%) (0%) (47%) (0%)
0 0 0 0 14
Sangat Kuat
(0%) (0%) (0%) (0%) (47%)
0 0 2 14 14
Total
(0%) (0%) (7%) (47%) (47%)
Total = 30 (100 %)
Uji Spearman’s Rho (ρ) = 0,002 (r) = 0,553
Tabel 9 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Memanfaatkan Fasilitas
Kesehatan Yang Ada Di Masyarakat di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni
2012
Sangat
Kemampuan Memanfaatkan Sangat Tidak
Setuju Tidak Total
No. Fasilitas Kesehatan Yang Ada Setuju Setuju
Setuju
Di Masyarakat
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
26 Keluarga datang ke puskesmas 19 2 7 2 30
jika terjadi masalah kesehatan (63%) (7%) (23%) (7%) (100%)
27 Keluarga terbebani dengan 1 3 1 25 30
biaya pengobatan di puskesmas (3%) (10%) (3%) (83%) (100%)
28 Pelayanan yang diberikan oleh 21 7 2 0 30
petugas kesehatan adalah yang (70%) (23%) (7%) (0%) (100%)
terbaik
29 Keluarga dapat menjangkau 19 7 1 3 30
fasilitas kesehatan dengan (63%) (23%) (3%) (10%) (100%)
mudah
30 Masalah kesehatan keluarga 22 5 3 0 30
terselesaikan setelah berobat ke (73%) (17%) (10%) (0%) (100%)
puskesmas
Mean 16.4 4.8 2.8 6
Median 19 5 2 2
Minimum 1 2 1 0
Maksimum 22 7 7 25

Tabel 10 Tabel Tabulasi Silang Responden Berdasarkan Kemampuan Memanfaatkan


Fasilitas Kesehatan Yang Ada Di Masyarakat dengan Pencegahan Penularan Tb
Paru di Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kemampuan Memanfaatkan Pencegahan Penularan Tb Paru
Fasilitas Kesehatan Yang Ada Di Sangat Sangat
Lemah Cukup Kuat
Masyarakat Lemah Kuat
0 0 0 0 0
Sangat Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 0 0 0
Lemah
(0%) (0%) (0%) (0%) (0%)
0 0 3 0 0
Cukup
(0%) (0%) (10%) (0%) (0%)
0 0 0 5 0
Kuat
(0%) (0%) (0%) (17%) (0%)
0 0 0 0 22
Sangat Kuat
(0%) (0%) (0%) (0%) (73%)
0 0 3 5 22
Total
(0%) (0%) (10%) (17%) (73%)
Total = 30 (100 %)
Uji Spearman’s Rho (ρ) = 0,010 (r) = 0,462
Tabel 11 Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pencegahan Penularan Tb Paru di
Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
No. Ya Tidak Total
Pencegahan Penularan Tb Paru
∑ ∑ ∑
1 Keluarga menyuruh penderita menutup mulut 22 8 30
pada waktu batuk dan bersin (73%) (27%) (100%)
2 Keluarga tidak menyuruh penderita meludah 8 22 30
pada tempat tertentu yang sudah diberi (27%) (73%) (100%)
desinfektan
3 Keluarga menyuruh penderita menghindari 30 0 30
udara dingin (100%) (0%) (100%)
4 Keluarga tidak mengusahakan sinar matahari 16 14 30
agar masuk ke tempat tidur (53%) (47%) (100%)
5 Keluarga memberi makan – makanan yang 30 0 30
bergizi (100%) (0%) (100%)
Mean 21.2 8.8
Median 22 8
Minimum 8 0
Maksimum 30 22

Tabel 12 Tabel Tabulasi Responden Berdasarkan Pencegahan Penularan Tb Paru di


Puskesmas Pegirian Surabaya, Juni 2012
Kategori Jumlah Prosentase
Sangat Lemah 0-20 0 0%
Lemah 21-40 8 27%
Cukup 41-60 0 0%
Kuat 61-80 8 27%
Sangat Kuat 81-100 14 47%
Total 30 100%

Berdasarkan hasil penelitian, umumnya adalah ketidakteraturan berobat,


diketahui bahwa responden yang kekambuhan umumnya disebabkan karena
menjalankan tugas kesehatan keluarga penderita berhenti berobat sebelum
mengenal masalah kesehatan keluarga waktunya. Hal ini menggambarkan bahwa
dikategori kuat yaitu mengerti terhadap mayoritas responden telah memiliki
penyakit Tb Paru yakni sebesar 57 %. pengetahuan tentang mengenal masalah
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kesehatan keluarga meskipun pengetahuan
3 % melakukan tugas dengan kategori yang dimiliki masih terbatas.
lemah, 30 % dengan kategori cukup, dan Tugas kesehatan keluarga untuk
hanya 10 % dengan kategori sangat kuat membuat keputusan tindakan kesehatan
untuk melaksanakan tugas kesehatan yang tepat bagi anggota keluarga yang
keluarga mengenal masalah kesehatan menderita Tb Paru sebagian besar sangat
keluarga. Sebesar 100 % responden kuat, yakni sebesar 83 %. Sedangkan
menjawab ya untuk pernyataan gejala sebesar 47 % responden di kategori sangat
utama penyakit Tb Paru adalah batuk lebih kuat untuk pencegahan penularan Tb Paru.
dari 2 (dua) minggu, dikarenakan semua Sebesar 20 % responden menyatakan
responden berperan serta dalam sangat setuju dan 17 % menyatakan setuju
kesembuhan anggota keluarga yang jika keluarga menghentikan pengobatan
menderita Tb Paru, sehingga responden jika penderita membaik, dikarenakan
mengetahui gejala utama Tb Paru, meminum obat dan kontrol kepada dokter
sedangkan sebanyak 90 % menjawab tidak tentang perkembangan penyakitnya hanya
untuk pernyataan lama pengobatan Tb disaat terlihat gejala saja, sedangkan
Paru adalah 5 bulan, faktor utama yang sebesar 13 % responden menyatakan tidak
menyebabkan kegagalan pengobatan setuju dan 7 % responden menyatakan
sangat tidak setuju jika keluarga menciptakan lingkungan yang menunjang
melakukan kontrol rutin ke puskesmas, kesehatan mengerti dengan baik terhadap
dikarenakan menurut responden penderita yakni sebesar 47 % dengan
kepentingan untuk kontrol hanya kategori kuat dan sangat kuat. Hasil
dilakukan oleh penderita saja. Pada tabel penelitian juga menunjukkan bahwa 7 %
5.12 menunjukkan bahwa 27 % responden melakukan tugas dengan kategori cukup
menyatakan di kategori lemah dan kuat. untuk melaksanakan tugas kesehatan
Sebanyak 100 % responden menyatakan keluarga menciptakan lingkungan yang
ya untuk pernyataan keluarga menyuruh menunjang kesehatan. Sebesar 13 %
penderita menghindari udara dingin dan responden menyatakan tidak setuju dan 27
pernyataan keluarga memberikan makan – % responden menyatakan sangat tidak
makanan yang bergizi, dikarenakan setuju jika keluarga melarang penderita
responden mengerti udara dingin dapat melakukan kegiatan yang dapat
memicu kekambuhan penyakit penderita, memperburuk penyakitnya (merokok,
sehingga harus dihindari, sedangkan udara dingin, atau memakan makanan
mengkonsumsi makan – makanan yang yang tidak bergizi), dikarenakan faktor
bergizi sudah dilakukan dengan memberi kejenuhan penderita akan penyakitnya
makanan yang mengandung bahan – bahan yang tak kunjung sembuh, sehingga
yang diperlukan oleh tubuh dan responden tidak melarang penderita untuk
menghindari makanan yang dapat melakukan kegiatan - kegiatan tersebut.
memperburuk kondisi penderita, Berdasarkan hasil penelitian,
responden juga sudah memberikan diketahui bahwa responden yang
makanan dengan frekuensi makan 3x menjalankan tugas kesehatan keluarga
dalam satu hari, dan menu makanan dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
keluarga juga sudah bervariasi. di masyarakat mengerti dengan baik yakni
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 73 %. Hasil penelitian juga
diketahui bahwa responden yang menunjukkan bahwa 10 % melakukan
menjalankan tugas kesehatan keluarga tugas dengan kategori cukup, dan 17 %
merawat anggota keluarga yang menderita dengan kategori kuat untuk melaksanakan
Tb Paru mengerti dengan baik terhadap tugas kesehatan keluarga memanfaatkan
penderita yakni sebesar 53 % dengan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
kategori sangat kuat. Hasil penelitian juga Sebesar 23 % responden menyatakan tidak
menunjukkan bahwa 10 % melakukan setuju dan 7 % responden menyatakan
tugas dengan cukup, dan 37 % dengan sangat tidak setuju apabila keluarga datang
kategori kuat untuk melaksanakan tugas ke puskesmas, jika terjadi masalah
kesehatan keluarga merawat anggota kesehatan, dikarenakan pemberian
keluarga yang menderita Tb Paru. Sebesar pelayanan kesehatan tentang Tb Paru yang
30 % responden menyatakan tidak setuju dilakukan puskesmas berupa konseling,
dan 23 % responden menyatakan sangat kurang banyak dikunjungi penderita. Hal
tidak setuju jika keluarga berusaha ini kemungkinan karena citra puskesmas
mencari informasi tentang perawatan Tb adalah sebagai tempat pengobatan bagi
Paru, dikarenakan pemahaman informasi orang yang sakit, sedangkan penderita Tb
yang didapat responden dari puskesmas Paru yang tidak bermasalah dengan hal –
dirasa sangat cukup, sehingga responden hal selain pengobatan merasa dirinya tidak
merasa tidak perlu mencari informasi lebih sakit, sehingga enggan datang ke
tentang perawatan Tb Paru. puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa responden yang
menjalankan tugas kesehatan keluarga
SIMPULAN DAN SARAN leaflet. 2) Petugas kesehatan di Puskesmas
Pegirian Surabaya dalam upaya
Simpulan menentukan strategi promosi kesehatan
yang tepat dari faktor – faktor perilaku
1) Ada hubungan antara kemampuan keluarga dalam mencegah penularan
mengenal masalah kesehatan keluarga penyakit Tb Paru dapat dengan cara lebih
dengan pencegahan penularan Tb Paru memberdayakan atau mengikutsertakan
dengan nilai koefisien korelasi dikategori keluarga dalam menjalankan tugas
cukup. 2) Ada hubungan antara kesehatan keluarga. 3) Keluarga atau orang
kemampuan membuat keputusan tindakan terdekat penderita dapat diberikan
kesehatan yang tepat bagi anggota pelatihan untuk menjalankan tugas
keluarga yang menderita Tb Paru dengan kesehatan keluarga. 4) Bagi peneliti
pencegahan penularan Tb Paru dengan selanjutnya diharapkan dapat meneliti
nilai koefisien korelasi dikategori cukup. lebih lanjut tentang faktor – faktor yang
3) Ada hubungan antara kemampuan berhubungan dengan perilaku keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita dalam mencegah penularan Tb Paru
Tb Paru dengan pencegahan penularan Tb berdasarkan pendekatan model Friedman
Paru dengan nilai koefisien korelasi dengan menggunakan sampel yang lebih
dikategori cukup. 4) Ada hubungan antara besar dan menggunakan instrumen yang
kemampuan menciptakan lingkungan yang telah divalidasi sebelumnya agar dapat
menunjang kesehatan dengan pencegahan menganalisis lebih dalam terhadap
penularan Tb Paru dengan nilai koefisien pencegahan penularan Tb Paru.
korelasi dikategori cukup. 5) Ada
hubungan antara kemampuan KEPUSTAKAAN
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat dengan pencegahan Aditama, T, 2002, Tuberkulosis:
penularan Tb Paru dengan nilai koefisien Diagnosis, Terapi Dan
korelasi dikategori cukup. Masalahnya, edisi 4, Yayasan
Penerbit Ikatan Dokter Indonesia,
Saran Jakarta.

1) Perawat komunitas atau perawat bidang Dinkes Jatim, 2010, Millennium


Tb Paru diharapkan dapat ikut serta dalam Development Goals (MDGs).
upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjalankan tugas Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan
kesehatan keluarga khususnya pada Dan Perilaku Kesehatan, Rineka
keluarga yang tinggal bersama penderita Cipta, Jakarta.
Tb Paru dengan cara membantu petugas
kesehatan di Puskesmas Pegirian Surabaya WHO, 2009, Global Tuberculosis Control
dalam memberikan penyuluhan tentang 2009, Epidemiology, Strategy,
penularan penyakit Tb Paru dengan cara Financing.
penyebaran informasi melalui poster atau

You might also like