You are on page 1of 8

Jurnal Hospitality dan Pariwisata

Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019


Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

KAJIAN LITERATUR PENGARUH NILAI KESADARAN


LINGKUNGAN BAGI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
GREEN HOTEL PRACTICE

The Effect Of Environmental Value Toward Consumer Behavior on


Green Hotel Practice: A Literature Review
Reagan Brian
Program Studi Hospitality dan Pariwisata, Universitas Bunda Mulia

Diterima 14 Januari 2019 / Disetujui 13 Februari 2019

ABSTRACT

As one of the tourism elements hotel have the most impact toward environmental. To cater
consumer needs during their stay, hotel consumed huge amount of energy and natural resources and
generate waste both liquid and solid. As a tourism amalgam this need to be solved, or at least there is an
effort to reduce it. Green hotel pratice comes as one of solution to hotel impact toward environment that
has been widely apply. There is much study about green hotel practice that has been done, especially in
well develop countries. This study try to provide result study related to consumer behavior toward green
hotel practice as a theoretical enrichment for future study. Most of the result shows that environmental
awareness value have impact toward consumer responses toward green hotel practice. Consumer have
no issues with simplified service in regards of green practice and they also willing to pay premium
because of green practice. These result may be differ if the study held in Indonesia, since there are
environmental awareness differences and different consumer behavior characteristics. Despite all of the
results that may be differ, the hotel could do another environmental awareness act that have least impact
on consumer.
Keywords: Environmental Awareness Value, Consumer Behavior, Consumer Intention, Consumer
Preferences, Green Hotel Practice.

ABSTRAK

Hotel merupakan salah satu elemen pariwisata yang paling besar dalam memberikan dampak
lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, hotel mengkonsumsi sejumlah besar energi dan
sumber daya serta menghasilkan limbah baik padat atau cair. Sebagai elemen tak terpisahkan dari
pariwisata masalah ini harus diselesaikan, setidaknya ada upaya untuk mengurangi dampak tersebut.
Green hotel practice merupakan salah satu solusi yang telah banyak diterapkan oleh hotel di dunia. Hotel
melakukan green hotel practice untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Studi mengenai green
hotel practice telah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia, terutama di negara maju. Studi ini
mencoba menyajikan beberapa hasil studi terkait dengan perilaku konsumen terhadap green hotel
practice sebagai pengayaan literatur sebelum studi lanjutan dilakukan. Mayoritas hasil studi menunjukkan
nilai kesadaran lingkungan konsumen memiliki dampak terhadap perilaku konsumen dalam merespon
green hotel practice yang dilakukan hotel. Konsumen tidak berkeberatan mengurangi standar layanan
yang akan mereka terima dan rela membayar lebih sebagai dampak dari green hotel practice. Hasil studi
ini masih perlu dikonfirmasi apabila studi serupa dilakukan di Indonesia, mengingat perbedaan tingkat
kesadaran lingkungan dan juga karakteristik konsumen Indonesia. Namun, terlepas dari apapun respon
konsumen terhadap green hotel practice, pihak hotel tetap dapat mengurangi dampak yang dihasilkan
terhadap lingkungan melalui cara lain yang tidak mempengaruhi layanan terhadap konsumen.
Kata Kunci: Nilai Kesadaran Lingkungan, Perilaku Konsumen, Intensi Konsumen, Preferensi
Konsumen, Green hotel practice.

*Korespondensi Penulis:
E-mail: rbrian@bundamulia.ac.id

1
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

dengan baik dan konsumen tetap merasa puas


PENDAHULUAN dengan layanan yang diberikan.
Kondisi alam saat ini mulai mengalami
kerusakan dan mulai terlihat dampaknya. Saat
ini, rasa tanggung jawab terhadap lingkungan Kesadaran Lingkungan
menujukkan peningkatan yang signifikan Nilai kesadaran lingkungan mengacu kepada
(Tanford & Malek, 2015). Ada banyak nilai pribadi terhadap hubungan manusia
gerakan – gerakan individu yang dilakukan dengan alam sekitar (Stern et al., 1993).
untuk melindungi lingkungan dan mencegah Thompson dan Barton (1994)
terjadinya masalah ekologis yang serius di memperkenalkan dua nilai individu
lingkungan. (ekosentris dan antroposentris) yang menjadi
Hotel sebagai salah satu komponen pariwisata dasar pemikiran seseorang terhadap
mungkin bukan penyumbang terbesar polusi kepedulian lingkungan dan masalah –
lingkungan, namun hotel merupakan salah masalah lingkungan, dan kedua orientasi nilai
satu yang penghasil polusi yang signifikan di ini banyak digunakan oleh para ahli utnuk
dunia (Noor, Shaari, dan Kumar, 2014). Hotel mengukur sikap seseorang terhadap
terus menghasilkan emisi karbon dioksida lingkungan. Individu yang ekosentris menilai
dan mengkonsumsi sejumlah besar air bersih, lingkungan sebagaimana alam itu ada dan
energi, dan sumber daya tak terbarukan. merasa bahwa alam harus dilindungi karena
Dalam upaya untuk memenuhi segala nilai intrinsiknya, sedangkan individu yang
kebutuhan konsumen selama menggunakan antroposentris menilai alam harus dilindungi
akomodasi, hotel mengkonsumsi sejumlah karena bernilai dan alam turut membantu
besar energi dan sumber daya serta peningkatan kualitas hidup manusia. Lebih
menghasilkan sejumlah limbah. Hotel terus lanjut lagi, baik ekosentris atau antroposentris
menghasilkan emisi karbon dioksida dan peduli dengan lingkungan dan mau
mengkonsumsi sejumlah besar air bersih, melestarikan sumber daya alam, walau
energi, dan sumber daya tak terbarukan. terkadang motif mereka berbeda.
Industri perhotelan merupakan salah satu Nilai lingkungan memiliki hubungan yang
penyumbang polusi lingkungan (Chan, 2005; kuat dengan pandagan konsumen terhadap
Chen dan Tung, 2014). green hotel (Teng, Lu, dan Huang, 2018).
Data dari Badan Pusat Statistik (2018) Zeithaml (1988) merupakan salah seorang
menunjukkan tingkat hunian kamar hotel yang mengemukakan konsep perceived value
berbintang di Indonesia pada November 2018 yang paling banyak diterima secara universal.
sebesar 60,19% dari angka 48,36% di Zeitahml (1988) mendefinisikan perceived
November 2008. Persentase tingkat hunian value sebagai evaluasi personal dari
kamar mengalami kenaikan dari tahun – seseorang terhadap fungsi produk atau
tahun secara berkesinambungan. Hal ini layanan berdasarkan apa yang mereka terima
menunjukkan perkembangan industri dan apa yang diberikan.
perhotelan di Indonesia yang pasti setiap Nilai yang dimaksud disini tidak semata
tahunnya. Selain dampak positif yang hanya nilai fungsional, beberapa peneliti juga
dihasilkan, dampak negatif seperti mengidentifikasikan persepsi nilai lain seperti
penggunaan sumber daya dan menghasilkan emosi dan sosial untuk investigasi natur
limbah yang tidak sedikit merupakan masalah multidimensional dan kontekstual dari
yang harus dipecahkan. perceived value konsumen. Banyak studi
Studi ini bermaksud untuk mempelajari menyatakan bahwa green hotel memuaskan
pengaruh kesadaran lingkungan dalam diri kebutuhan sosial dan emosional dari
konsumen yang berdampak terhadap perilaku konsumen selain kebutuhan fungsional
mereka terhadap green hotel practice. mereka (Kang et al., 2012).
Dengan memahami latar belakang perilaku Rahman, Park, dan Chi (2015) mencatat
konsumen, diharapkan pihak pengelola hotel bahwa Perilaku peduli lingkungan merupakan
dapat menerapkan green hotel practice tindakan yang berkontribusi terhadap

2
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

pelestarian atau konservasi lingkungan. Studi mengedukasi konsumen dalam hal fitur dari
untuk pengkategorian konsumen yang peduli produk atau layanan yang memberikan
lingkungan kebanyakan berkisar pada manfaat untuk lingkungan (Sekretariat
variabel demografis, sosial ekonomi, ASEAN, 2016). Namun, hal ini tidak berarti
psikografis, dan pengetahuan lingkungan. bahwa seluruh fitur dari produk atau layanan
Secara umum, konsumen yang sadar yang ditawarkan adalah ramah lingkungan
lingkungan akan rela membayar lebih mahal, (Sekretariat ASEAN, 2016).
menghabiskan, sekitar rata – rata 8,5% lebih Manajemen utama dari hotel yang ramah
untuk produk dan layanan dari perusahaan lingkungan umumnya terdiri dari departemen
yang ramah lingkungan. Lebih lanjut lagi, tata graha (housekeeping), departemen kantor
studi oleh Han et al., (2011) menyatakan depan (front office), dan departemen fasilitas.
bahwa green attitude dari konsumen secara Untuk memenuhi kriteria dan berhasil dalam
signifikan berhubungan dengan keinginan manajemen ramah lingkungan, kerjasama
mereka untuk tinggal di green hotel, yang lebih baik dapat terjalin dengan
menyebarkan WoM dan membayar lebih. menyesuaikan operasional hotel ramah
Bohdanowicz (2003) menunjukkan lingkungan untuk para pemangku
bahwa 75% konsumen hotel mendukung dan kepentingan seperti manajemen hotel, staf,
lebih menyukai hotel yang peduli lingkungan, konsumen, dan komunitas (Sekretariat
serta 25% diantaranya rela untuk membayar ASEAN, 2016). Dibandingkan dengan hotel
lebih. Lebih lanjut lagi, Kang et al. (2012) konvensional, hotel ramah lingkungan secara
juga menyatakan konsumen yang peduli aktif dan cepat mengikuti panduan dan
lingkungan rela membayar harga yang lebih praktik manajemen ramah lingkungan;
mahal untuk inisiasi green hotel. Mendedikasikan hotel mereka untuk
membuat perubahan ekologis, menampilkan
Pengetahuan Konsumen Mengenai Green dedikasi hotel mereka melalui eco-label atau
Hotel logo the green globe serta mencari teknik
Pengetahuan mengenai green hotel berkaitan praktik yang terbaik untuk manajemen
dengan informasi yang dimiliki konsumen lingkungan dengan bantuan para ahli (Han, et
mengenai hotel yang mendukung praktik – al., 2011).
praktik ramah lingkungan dalam operasional Operasional hotel mengkonsumsi sejumlah
harian mereka (Suki dan Suki, 2015). besar air, energi, dan produk sekali pakai
Pengetahuan ini memiliki dampak terhadap (Erdogan dan Baris, 2007). Lebih lanjut lagi,
perilaku konsumen selama mereka tinggal Erdogan dan Baris (2007) menyatakan bahwa
dan intensi mereka untuk datang kembali ke tekanan dari para aktivis lingkungan telah
hotel. Intensi untuk kembali lagi ke green banyak diterima oleh industri perhotelan
hotel disebabkan oleh perasaan positif yang karena hotel merupakan salah satu pihak yang
mereka alami, dan bentuk gratifikasi instan memberi dampak yang besar untuk
dalam melakukan sesuatu yang baik kepada permasalahan lingkungan. Pihak pemerintah
lingkungan (Manaktola dan Jauhari, 2007). pun juga telah memberi tekanan bagi industri
Lebih jauh lagi, Suki dan Suki (2015) perhotelan dengan menerapkan persyaratan
mencatat bahwa citra green hotel secara lingkungan yang cukup banyak untuk proses
keseluruhan membawa rekomendasi positif perijinan awal dari pembangunan hotel
dan intensi konsumen untuk kembali lagi. (Erdogan dan Baris, 2007).

Hotel Ramah Lingkungan (Green Hotel) Green Hotel Practice


Sekretariat ASEAN (2016) mendefinisikan Menurut ASEAN Green Hotel Standard
Green Hotel sebagai hotel yang ramah Guideline, terdapat 11 kriteria dan
lingkungan dan menerapkan ukuran yang persyaratan utama untuk sebuah hotel ramah
jelas untuk pelestarian energi. Ramah lingkungan (Sekretariat ASEAN, 2016):
lingkungan adalah istilah yang banyak 1.) Kebijakan dan Tindakan Lingkungan
digunakan dalam pemasaran untuk untuk Operasional Hotel;

3
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

2.) Penggunaan produk ramah lingkungan; nyata (Chen, 2015). Saat ini, semakin banyak
3.) Kolaborasi dengan organisasi / industri perhotelan mencoba
komunitas lokal; menyeimbangkan operasiona, usaha ramah
4.) Pengembangan sumber daya manusia; lingkungan, dan memuaskan konsumen
5.) Manajemen limbah / sampah padat; seiring dengan semakin banyaknya konsumen
6.) Efisiensi energi; yang memiliki kesadaran lingkungan
7.) Efisiensi air dan kualitas air; (Zellman, 2011). Perusahaan hotel yang telah
8.) Manajemen kualitas udara (dalam memiliki reputasi juga memulai usaha
ruang dan luar ruang); kelestarian dengan meminimalisir sampah
9.) Pengendalian polusi suara; yang dihasilkan dan meningkatkan efisiensi
10.) Manajemen dan pengolahan limbah energi di properti mereka (Chen, 2015).
cair; Lebih lanjut lagi, hotel menciptakan iklan
11.) Manajemen limbah beracun dan yang ramah lingkungan, promosi ramah
substansi kimia. lingkungan, komunikasi ramah lingkungan,
Beberapa praktik ramah lingkungan yang teknologi inovatif, dan juga banyak layanan
banyak diterapkan di industri perhotelan konsumen lainnya yang terkait dengan
adalah konservasi air, program penggunaan pelestarian lingkungan namun tetap
kembali handuk dan sprei, penggunaan menyediakan kualitas layanan yang unggul di
bohlam hemat energi dan pengolahan limbah setiap divisi operasional dalam sektor
cair (Teng, Wu, dan Liu, 2013). Komitmen perhotelan (Chen, 2015).
hotel adalah hal wajib untuk dapat memulai
praktik ramah lingkungan (Teng, Wu, dan Dampak dari Green Hotel Practices
Liu, 2013). Namun, keterlibatan konsumen Studi menunjukkan bahwa strategi
(customer engagement juga merupakan hal perusahaan yang ramah lingkungan
penting dalam keberhasilan integrasi ramah mempengaruhi performa dari suatu hotel
lingkungan (Dimara, Manganari, dan Skuras, (Leonidou, et al., 2013; Zhang, et al., 2012).
2015). Dengan menjadi ramah lingkungan,
Operator hotel harus mengembangkan strategi umumnya hotel mengalami suatu keuntungan
mereka untuk meningkatkan citra mereka seperti menurunnya beban biaya dan hutang,
dengan mengiklankan kegiatan ramah investasi yang menguntungkan dan rendah
lingkungan yang telah dilakukan. Berbagai resiko, profit yang meningkat, dan juga arus
upaya ini akan menambahkan nilai tambah kas yang positif (Lanjewar, 2015). Dengan
untuk membangun intensi konsumen yang menyadari keuntungan dan manfaat inilah
kuat untuk memilih hotel yang ramah popularitas hotel ramah lingkungan menjadi
lingkungan. Untuk dapat memperlihatkan populer (Lanjewar, 2015).
citra ramah lingkungan, bagunan hotel juga Sebagai tambahan, menurut Johnson (2011),
harus ramah lingkungan dan menggunakan hotel yang menunjukkan dedikasi terhadap
produk – produk yang ramah lingkungan, tanggung jawab sosial akan meninggalkan
seperti bohlam LED, kantung yang dapat jejak sosial yang menghasilkan loyalitas
digunakan kembali, botol daur ulang, dan konsumen. Karenanya, praktik ramah
lainnya (Chen, 2015). lingkungan telah diintegrasikan oleh beberapa
Beberapa hotel saat ini menyadari jumlah perusahaan dalam program loyalitas mereka
yang besar untuk sampah yang dihasilkan (Johnson, 2011). Hotel perlu untuk
setiap harinya, dan usaha untuk berproses membentuk dan mengomunikasikan praktik
menuju ramah lingkungan terus dilakukan ramah lingkungan yang telah berhasil
(Zellman, 2011). Lebih lanjut lagi, semakin diterapkan dan juga turut mengikutsertakan
banyak hotel yang mengadopsi praktik ramah konsumen secara aktif dalam menghasilkan
lingkungan dan menggunakan teknologi yang nilai ramah lingkungan yang sesuai dengan
inovatif untuk mengurangi jejak karbon yang preferensi konsumen dalam green hotel
mengakibatkan pemanasan global dan practice (Han, Hsu, dan Lee, 2009).
meningkatkan citra ramah lingkungan secara

4
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

Preferensi Konsumen terhadap Hotel Intensi Konsumen


Ramah Lingkungan Suki dan Suki (2015) menyatakan dari
Dengan meningkatnya kepedulian konsumen beberapa sumber bahwa intensi berkaitan
terhadap lingkungan, studi perilaku dengan kekuatan tujuan seseorang untuk
konsumen mulai mencari tahu bagaimana menunjukkan perilaku tertentu (Kim dan Han,
kepedulian ini dapat berdampak terhadap 2010). Perilaku konsumen mengacu kepada
perilaku konsumen di pasar (Millar et al., bagaimana individu membuat keputusan
2012). Satu penelitian mengidentifikasi untuk menggunakan sumber daya (waktu,
bahwa konsumen lebih suka melakukan uang, dan usaha) yang tersedia terhadap
perilaku ramah lingkungan di rumah daripada barang konsumsi (Schiffman et al., 2010),
di hotel, namun perasaan akan pentingnya khususnya bagaimana mereka memilih,
praktik ramah lingkungan merupakan membeli, menggunakan, atau membuang
pengaruh yang besar pada intensi konsumen produk, layanan jasa, ide, atau pengalaman
untuk tinggal di hotel ramah lingkungan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
(Baker, Weawer, dan Davis, 2014). Sejumlah (solomon et al., 2012).
konsumen hotel menghargai hotel yang Intensi dalam kaitan green hotel dapat berupa
menawarkan teknologi terkini dan intensi untuk menyebarkan word of mouth
menampilkan upaya pelestarian melalui positif atau negatif, kerelaan untuk membayar
beberapa program pelestarian lingkungan lebih atas kamar hotel yang disewa, dan
(Chen, 2015). intensi untuk kembali lagi menggunakan jasa
Sebuah studi mengonfirmasi bahwa hotel (Suki dan Suki, 2015).
konsumen dengan sikap kepedulian
lingkungan yang tinggi lebih suka tinggal di PEMBAHASAN
hotel ramah lingkungan (Noor et al., 2014). Berdasarkan beberapa studi terdahulu yang
Lebih lanjut lagi, konsumen yang memiliki telah mempelajari mengenai perilaku
ketertarikan lebih terhadap hotel ramah konsumen terhadap green hotel practice di
lingkungan lebih suka mengetahui hotel mana beberapa negara seperti Amerika Serikat dan
yang menerapkan standar tinggi dari praktik Malaysia. Studi terdahulu tersebut
ramah lingkungan (Noor et al., 2014). menemukan hasil yang senada menyatakan
Menurut Teng et al. (2013) sikap, norma bahwa nilai kesadaran lingkungan
subyektif, perilaku kendali dan altruisme memberikan pengaruh yang positif terhadap
dirasakan yang mempengaruhi intensi perilaku konsumen terhadap green hotel
perilaku konsumen dalam memilih hotel practice. Bahwa konsumen yang memiliki
ramah lingkungan yang akan digunakan. kesadaran lingkungan yang baik akan
Namun, terlepas dari perilaku positif terhadap merespon positif green hotel practice yang
green hotel practice, mayoritas konsumen dilakukan oleh hotel.
tidak suka apabila mereka harus membayar Hasil dari studi terdahulu ini kemungkinan
lebih untuk praktik yang dilaksanakan oleh akan memiliki hasil yang berbeda apabila
hotel (Manaktola dan Jauhari, 2007). dilakukan di negara berkembang seperti di
Chen (2015) menyatakan bahwa atribut Indonesia. Dimana tingkat kesadaran
utama dalam memilih akomodasi ramah lingkungan masyarakat Indonesia masih
lingkungan berada pada penyesuaian program kurang.
daur ulang, pemilihan bahan makanan lokal, Indonesia secara geografis terletak
pasokan bahan pembersih ramah lingkungan, bersebelahan dengan Malaysia. Secara
pencahayaan hemat energi, keran yang hemat rumpun bangsa, Indonesia dan Malaysia
air, dan juga penggunaan material daur ulang. memiliki banyak kesamaan budaya, namun
Dari hal ini dapat disimpulkan, atribut – dalam hal kesadaran lingkungan masyarakat
atribut akomodasi yang relevan untuk usaha sangatlah berbeda. Masyarakat Indonesia
kelestarian berdampak pada preferensi masih memiliki kesadaran lingkungan yang
akomodasi konsumen. rendah.

5
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

Peringkat kesadaran lingkungan masyarakat dan manajemen limbah cair. Standar tersebut
Indonesia dapat dilihat dari peringkat 133 dari ini akan minim dampak bagi konsumen,
180 negara dengan Indeks Performansi karena kebanyakan konsumen tidak
Lingkungan atau Environmental Performance menyadari bahwa hotel telah melakukan
Index (EPI), sebuah studi yang dilakukan green hotel practice.
oleh Universitas Yale, Inggris pada tahun
2018 (https://epi.envirocenter.yale.edu,
2018). Malaysia berada pada peringkat 75
dan Amerika Serikat berada pada peringkat
27.
Perbedaan tingkat kesadaran lingkungan
masyarakat kemungkinan dapat menghasilkan
perilaku konsumen yang berbeda terhadap
green hotel practice. Ketidakpahaman akan
manfaat yang diberikan terhadap lingkungan
dapat membuat konsumen menganggap Gambar 1
bahwa green hotel practice hanya sebuah Ajuan Kerangka Pemikiran
upaya pihak hotel untuk menekan biaya Sumber: Hasil Olah Data (2018)
operasional dan mengurangi kenyamanan
konsumen. Dari ketidakpahaman ini juga SIMPULAN
dapat timbul respon yang bertolak belakang Berdasarkan studi terdahulu yang telah
dengan studi – studi sebelumnya. dilakukan di negara Malaysia dan Amerika
Lebih lanjut lagi, kurangnya nilai kesadaran Serikat ditemukan pengaruh dari nilai
lingkungan dapat mengakibatkan word of kesadaran lingkungan mempengaruhi sikap
mouth negatif dari konsumen karena konsumen terhadap green hotel practice.
konsumen dapat merasa hak mereka Pengujian ini mungkin akan memberikan
dikurangi dengan green hotel practice yang hasil yang berbeda apabila dilakukan di
dilakukan hotel. Green hotel practice yang Indonesia, yang memiliki perbedaan tingkat
umum dilakukan hotel adalah penggantian kesadaran lingkungan dari masyarakat yang
handuk dan linen yang dilakukan tidak setiap masih rendah. Tingkat kesadaran lingkungan
harinya, sensor otomatis yang akan yang rendah diprediksi akan memberikan
mematikan AC dan peralatan listrik apabila efek negatif terhadap sikap konsumen
sedang tidak digunakan. terhadap green hotel practice.
Ketika berhadapan dengan kemungkinan Efek ini muncul dikarenakan green hotel
harga yang lebih premium dengan penerapan practice yang dilakukan biasanya akan
green hotel practice, konsumen yang minim memberi dampak pengurangan standar
nilai kesadaran lingkungan akan menjadi layanan hotel terhadap tamu, tidak jarang
lebih kritis. Terutama untuk konsumen di akan berimbas pada harga yang lebih
negara berkembang seperti di Indonesia. premium karena green hotel practice
Konsumen di negara berkembang umumnya membutuhkan biaya lebih untuk
lebih sensitif terhadap harga, walau tidak dilaksanakan.
semua kelompok konsumen demikian. Studi selanjutnya dapat membuktikan asumsi
Menghadapi konsumen dengan nilai ini, melalui analisis data sehingga menjadi
kesadaran lingkungan yang rendah, bukan fakta yang valid. Studi dapat dilakukan pada
berarti hotel tidak melakukan green hotel hotel yang memiliki segmen pasar yang
practice. Dari standar green hotel ASEAN menyerupai, untuk menghindari bias respon
pihak hotel dapat melakukan diantaranya dari responden karena luasnya spektrum
kolaborasi dengan komunitas lokal, perilaku mereka. Studi dapat juga dilakukan
pengembangan sumber daya manusia, pada beberapa kota besar di Indonesia untuk
manajemen limbah padat, manajemen menghasilkan data yang lebih bermanfaat
kualitas udara, pengendalian polusi udara, bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
6
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

Baker, M. A., Weaver, P. A., & Davis, E. A. http://hotelexecutive.com/business_revi


(2014). Eco-friendly Attitudes , ew/2665/customer-loyalty-trends-
Barriers to Participation , and dominating-the-hotel-industry.
Differences in Behavior at Green Kang, K.H., Stein, L., Heo, C.Y., dan Lee, S.
Hotels Eco-friendly Attitudes , Barriers (2012). Consumer willingness to pay
to Participation , and Differences in for gree initiatives of the hotel industry,
Behavior at Green Hotels. Cornell International Journal of Hospitality
Hospitality Quarterly, 55(1), 89–99. Management, 31 (2), 564-72.
https://doi.org/10.1177/193896551350 Lanjewar, J. (2015). Green Initiative by
4483. Hotels. Sai Om Journal of Commerce
Bohdanowicz, P. (2003). A Study of & Management, 2(1), 42–48.
Environmental Impacts, Environmental Leonidou, L.C., Leonidou, C.N., Fotiadis,
Awareness and Pro-Ecological T.A., & Z. A. (2013). Resources and
Initiatives in the Hotel Industry, Royal capabilities as drivers of hotel
Institute of Technology, Stockholm. environmental marketing strategy :
Chen, R. J. C. (2015). From sustainability to Implications for competitive advantage
customer loyalty : A case of full service and performance. Tourism
hotels ’ guests. Journal of Retailing Management, 35, 94–110.
and Consumer Services, 22, 261–265. Manaktola, K., & Jauhari, V. (2007).
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.201 Exploring consumer attitude and
4.08.007 behaviour towards green practices in
Dimara, E., Manganari, E., & Skuras, D. the lodging industry in India.
(2015). Consumers ’ willingness to pay International Journal of Contemporary
premium for green hotels : Fact or Hospitality Management, 19(5), 364–
Fad ? Consumers ’ willingness to pay 377.
premium for green hotels : Fact or Millar, M., Mayer, K. J., & Baloglu, S.
Fad ? Proceedings International (2012). Importance of Green Hotel
Marketing Trends Conference. Attributes to Business and Leisure
Erdogan, N., & Baris, E. (2007). Travelers Importance of Green Hotel
Environmental protection programs Attributes to Business and Leisure
and conservation practices of hotels in Travelers. Journal of Hospitality
Ankara , Turkey. Tourism Marketing & Management, 21:4, 395-
Management, 28, 604–614. 413.
Han, H., Hsu, L.J., & Lee, J. (2009). Noor, N. A. M., Shaari, H., & Kumar, D.
Empirical investigation of the roles of (2014). Exploring Tourists Intention to
attitudes toward green behaviors , Stay at Green Hotel : The Influences Of
overall image , gender , and age in Environmental Attitudes. The Macro
hotel customers’ eco-friendly decision- Theme Review, 3(7), 22–33.
making process, 28(4), 519-528. Rahman, I., Park, J., dan Chi, C.G.-C. (2015).
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2009.02. Consequences of “Greenwashing”:
004 Consumers’ Reactions to Hotel Green
Han, H., Hsu, L.-TJ., Lee, J.-S dan Sheu, C. Initiatives. International Journal of
(2011). Are Lodging Customers Ready Contemporary Hospitality
to go green? An Examination of Management, 27(6), 1054-81.
Attitudes, Demographics, and Eco- Stern, P.C., Dietz, T., dan Kalof, L. (1993).
friendly Intentions. International Value Orientations, Gender, and
Journal of Hospitality Managemnt, Environmental Concern. Environment
30(2), 345-355. and Behavior, 25(5), 322-48.
Johnson, M. (2011). Using the loyalty Suki, N.M., dan Suki, N.M. (2015).
program to drive the customer Consumers’ Environmental Behaviour
experience. Retrieved from Towards Staying at a Green Hotel:

7
Jurnal Hospitality dan Pariwisata
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.5 (No. 1): 1 - 85. Th. 2019
Hasil Penelitian ISSN: 2442- 5222
e-ISSN : 2655-8165

Moderation of Green Hotel


Knowledge. Management of
Enviromental Quality: An International
Journal, 26(1), 103-17.
Teng, C.C., Lu, A.C.C., dan Huang T.Z.T.
(2018). Drivers of Consumers’
Behavioral Intention Toward Green
Hotels. International Journal of
Contemporary Hospitality
Management.
Teng, Y.M., Wu, K.S., Liu, H.H. (2013).
Integrating altruism and the theory of
planned behaviour to predict patronage
intention of a green hotel. Journal
Hospitality Tourism Res.
The Asean Secretariat. (2016). Asean green
hotel standard.
Thompson, Z.G., dan Barton, M.A. (1994).
Ecocentric and Anthropocentric
Attitudes Toward the Environment.
Journal of Environmental Psychology,
114, 149-57.
Zeithaml, V.A. (1988). Consumer
Perceptions of Price, Quality, and
Value: A means-end Model and
Synthesis of Evidence. The Journal of
Marketing, 2-22.
Zellman, J., (2011). Green Hotels:
Ecofriendly Hotels must Strike a
Balance. Retrieved from
〈http://www.huffingtonpost.com/joann
a-zelman/green-hotels-ecofriendly-
_b_826805.html〉 on July 25, 2017.
Zhang, J.J., Joglekar, N.R., & Verma, R.
(2012). Exploring Resource Efficiency
Benchmarks for Environmental
Sustainability. Cornell Hospitality
Quarterly, 53 (3), 229–241.
2018 EPI Result. (2019, 2 Januari). Diambil
dari
https://epi.envirocenter.yale.edu/epi-
topline

You might also like