You are on page 1of 7

SP-009-004

Proceeding Biology Education Conference p-ISSN:2528-5742


Volume 15, Nomor 1
Halaman 471-477 Oktober2018

Pengembangan Handout Biologi Berbasis Discovery Learning pada Materi


Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya

Development of Discovery Learning Based Biology Handout on Creative


Interaction Materials With its Environment

Wahyu Nur Susanto*, Supiana Dian Nurtjahyani


Program Study Pendidikan Biologi UNIROW Tuban Jl. Manunggal 61 Tuban, Jawa Timur, Indonesia
*Corresponding author: kholifaturrosydah17@gmail.com

Abstract : In the background exposure obtained at the observation stage shows the need for the development of other
learning media that can improve students' motivation and interest to the need for development of discovery
learning biology handdout on the material interaction of living creatures with the environment, this
development aims to develop a learning media in the form of handout based on discovery learning that is
interesting and can motivate students in learning and know the level of feasibility (valid, effective and
practical) development as a biology learning media on the material interaction of living creatures with the
environment in SMP Muhammadiah 2 Palang.Penelitian this is the type of research development or Research
and Development (R & D) with development method using ADDIE model. This model has 5 stages: analysis,
design, development of trial and evaluation. To test the feasibility of validation. Product validation is done by
lecturers of material experts and instructional media to get input and suggestions on the feasibility of
handouts in terms of material or media. And the results showed that the feasibility level of discovery learning
biology based handout is declared valid, practical and effective

Keywords: handout Discovery Learning, Model

1. PENDAHULUAN meningkatkan efektifitas dan tujuan pembelajaran


(Depdiknas, 2008) .Handout dapat menjadi bahan
Media pembelajaran merupakan suatu media yang ajar cetak yang sangat ekonomis dan
berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, praktis.Dikatakan ekonomis dan praktis
dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara karena handout pada umumnya hanya berisi
guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam ringkasan atau kesimpulan atau bagian-bagian dari
kegiatan mengajar dan memudahkan siswa menerima materi yang penting sehingga peserta didik dapat
dan memahami suatu pelajaran. Pemakaian media langsung mengetahui dasar-dasar serta poin-poin
pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga yang penting pada materi yang sedang dipelajari
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dengan menggunakan handout.Oleh karena itu
bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan Handout yang ingin dikembangkan harus mampu
bahkan membawa pengaruh psikologis bagi siswa menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang
serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mudah diterima oleh peserta didik sesuai dengan
pelajaran. Media yang dimanfaatkan memiliki posisi tingkat pengetahuan dan usianya.Handout yang berisi
sebagai alat bantu guru dalam mengajar, dalam hal poin-poin penting dari materi pelajaran yang sedang
ini kita bisa mengatakan handout sebagai salah satu dipelajari tersebut jika digunakan tentu tidak akan
media yang bisa digunakan sebagai pilihan bagi guru membuat kebingungan pada siswa dalam
dalam kegiatan belajar mengajar selain media-media mempelajari suatu materi pada proses belajar
lain tentunya, karena beberapa kelebihan yang mengajar. Desain bahan ajar Handout yang seperti
dimilikinya. ini tentu membuat belajar siswa menjadi lebih
Handout merupakan salah satu sumber bahan terbimbing, siswa mengetahui apa-apa saja yang
ajar yang berupa susunan beberapa lembar kertas harus dipelajari sehingga tidak lagi mempelajari
yang berisi materi, tugas atau tes yang diberikan materi-materi yang tidak relevan dengan pokok
pendidik kepada peserta didik (2010 dalam Prastowo, bahasan atau materi pokok yang sedang dipelajari
2011: 78). Sumber belajar sendiri adalah segala dengan menggunakan Handout tersebut.
sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh Berdasarkan penjelasan di atas memberikan
guru, baik secara terpisah maupun secara terpadu gambaran bahwa handout membantu dalam proses
untuk kepentingan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran baik untuk guru dalam mengajarkan
472 Proceeding Biology Education ConferenceVol. 15 (1): 471-477, Oktober 2018

materi pembelajaran dan bagi siswa dalam Sebagai pendamping penjelasan pendidik; 3) Sebagai
memahami materi pembelajaran, khususnya materi bahan rujukan peserta didik; 4) Memotivasi peserta
yang cukup sulit dipahamai oleh siswa. Salah satu didik agar lebih giat belajar; 5) Pengingat pokok-
materi yang diberikan dalam mata pelajaran biologi pokok materi yang diajarkan; 6) Memberi umpan
adalah mengenai mahluk hidup, pada bab interaksi balik dan Menilai hasil belajar. Adapun tujuan
mahluk hidup dan lingkungan, diharapkan peserta pembuatan dan penggunaan handout untuk pelajaran
didik untuk dapat menguasai dan mengerti dengan seperti yang dikemukakan Prastowo (2013: 80)
baik materi yang disampaikan. Dalam hal ini peserta adalah 1) untuk memperlancar dan memberikan
didik perlu pemahaman secara lanjut dan mendalam, bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai
dan tidak terjadi miskonsepsi materi yang telah media pegangan bagi peserta didik; 2) untuk
disampaikan dari media pembelajaran.
memperkaya pengetahuan peserta didik; 3) untuk
Dari wawancara dengan beberapa siswa dan
mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari
guru biologi SMP Muhammadiah 2 Palang Tuban
pada bulan Mei 2018 kemarin, dalam kegiatan guru.
belajar mengajar mereka menuturkan beberapa kali Handout yang mempunyai kriteria dan
pernah menggunakan Handout sebagai media persyaratan yang baiklah yang dapat dikembangkan
pembelajaran meraka. Namun handout yang dan digunakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
digunakan dalam perjalanannya masih memiliki hal ini penggunaan model atau strategi pembelajaran
banyak kekurangan dan beberapa keterbatasan dalam yang cocok juga sangat menentukan keberhasilan
hal isi materi dari handout itu sendiri.sehingga suatu pembelajaran. Dengan media handout dan
peserta didik kesulitan dalam memahami materi yang model pembelajaran Discovery Learning adalah salah
disampaikan serta menimbulkan miskonsepsi yang satu model pembelajaran yang karakternya mirip
berbeda dari apa yang disampaikan guru dengan apa dengan apa yang saya akan gunakan dalam
yang diterima oleh peserta didik, sehingga hal ini pengembangan handout biologi pada materi
menimbulkan kurang kepahaman dari peserta didik interaksi mahluk hidup dan lingkungan ini. Menurut
di kelas tersebut. Materi yang disajikan juga belum Hosnan (2014:282), Discovery Learning adalah suatu
memberikan pembelajaran yang mudah dipahami dan model untuk mengembangkan cara belajar aktif
menarik bagi siswa dalam proses pembelajaran di dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri,
kelas. maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama
Kekurangan yang dimaksudkan disini adalah dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga
kurang jelasnya penggunaan isi materi mengenai bab bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
yang sedang di ajarkan dan kurang menariknya memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.
tampilan dari handout tersebut yang cenderung hanya Dengan mengembangkan handoutmenggunakan
berupa teks, tidak ada ilustrasi berupa gambar atau model discovery learning diharapkan mampu untuk
hal lain yang berisi informasi mengenai pelajaran membuat suatu handout yang lebih : 1)
tersebut yang bisa membuat peserta didik tertarik Meningkatkan minat baca dan belajar peserta didik,
untuk membaca dan mempelajarinya. Terlebih lagi karena pada handout yang dikembangkan ini
dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh menggunakan kalimat-kalimat yang mudah di
guru yang pada umumnya konvensional, disini peran pahami dan tidak melebar dari benang merah materi
dan semangat peserta didik akan sedikit banyak yang disampaikan dalam proses pembelajaran
berkurang dengan model pembelajaran yang seperti sehingga tidak membuat peserta didik merasa
itu. Tentunya ini akan berdampak pada kurangnya kebingungan ketika membacanya. Menempatkan
pemahaman suatu materi pembelajaran dan tidak suatu permasalahan di awal bagian handout dengan
membuat pelaksanaan kegiatan pembelajaran artikel yang menarik tentang suatu peristiwa yang
berjalan secara efektif oleh peserta didik dikarenakan terjadi disekitarannya yang akan membuat peserta
materi pembelajaran yang kurang jelas dari isi materi didik merasa penasaran dan mencoba menemukan
handout tersebut. sendiri jawabannya; 2) Membuat isi materi handout
Dari kekurangan dan keterbatasan handout menjadi lebih menarik dibandingkan dengan dengan
handout yang biasa, handout ini juga menyisipkan
serta penyimpangan konsep/ materi handaut inilah
gambar-gambar yang jelas sebagai ilustrasi ketika
perlu adanya suatu pembaharuan atau pengembangan
peserta didik membacanya dengan tujuan agar
sebagai pilihan lain untuk kegiatan pembelajaran peserta didik tidak merasa bosan dan dapat
guru. Pengembangan suatu handout diharapkan membayangkan dalam pikirannya. Ini akan membuat
mampu untuk membuat peserta didik dapat materi cepat diterima dan tahan lama dalam ingatan;
memperoleh informasi dan pemahaman yang lebih 3) meningkatkan pemahaman peserta didik dari
baik dari handout yang disusun. materi yang disampaikan handout tersebut
Penggunaan handout dalam pembelajaran dapat dibandingkan dengan menggunakan handout yang
memiliki beberapa fungsi. Salah satunya adalah biasa, gabungan dari materi yang jelas dan relevan
sebagai media penunjang proses pembelajaran dalam serta disisipi dengan gambar sebagai ilustrasi akan
kelas diluar buku paket dan lembar kegiatan siswa. membuat peserta didik lebih cepat dalam
Sama seperti yang disampaikan oleh Steffen dan mempelajarinya; 4) memudahkan guru dalam
Peter Ballstaedt bahwa fungsi handout adalah 1) mencapai tujuan kegiatan pembelajaran, semakin
Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat; 2) banyak media penunjang dalam proses belajar
mengajar ini akan membuat pilihan guru semakin
Susanto & Nurtjahyani. Pengembangan Handout Biologi Berbasis Discovery Learning 473

mudah dalam memilih media yang digunakan untuk keseimbangan ekosistem; 2)Tahap design , Beberapa
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu
diinginkan. menyusun karekteristik handout berbasis discovery
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis learning, menyusun garis besar isi materi pada
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan pembelajaran online, membuat instrumen penilaian,
Handout Biologi Berbasis Discovery Learning Pada menyusun kegiatan pembelajaran. 3. Tahap
Materi Interaksi Mahluk Hidup Dengan Lingkungan” development, Penggabungan beberapa alat dan bahan
sehinggamenjadisuatuprodukyangutuh.Artinyajikadal
ammengembangkan sebuah multimedia diperlukan
2. METODE PENELITIAN suatu aplikasi perangkat lunak dalam pengembangan,
maka multimedia dikembangkan menggunakan
Pada suatu penelitian pengembangan pemilihan aplikasi perangkat lunak yang telah
model pembelajaran yang tepat akan menghasilkan ditentukansebelumnya, adapun langkah
produk penelitian yang efektif dan efisien. Apabila pengembangan blended learning, a. Pengembangan
pemilihan model produk hasil pengembangan tepat blended learning, b. Menyusun materi, c. Melakukan
maka hasil penelitian dapat memberikan manfaat dan validasi produk 4. Tahap implementation, Sebelum
dapat diaplikasikan oleh penggunanya.model dilakukan tahapan implementasi pada situasi yang
pengembangan penelitian ini adalah dengan nyata (di kelas).Dilakukan tahap uji coba produk
menggunakan model research and development atau berdasarkan para ahli, uji coba perorangan, dan uji
dapat diartikan sebagai penelitian dan lapangan. 5. Tahap evaluation, pada tahap ini
pengembangan. meliputi evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki
Model ini merupakan model penelitian yang produk yang dihasilkan
digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu
dan menguji keefektifan produk tersebut (sugiyono, 3. HASIL PENELITIAN DAN
2013: 297).Secara garis besar, penelitian PEMBAHASAN
pengembangan diawali dengan penelitian-penelitian
skala kecil yang bisa dalam bentuk pengumpulan 3.1. hasil validasi
data atau observasi terhadap permasalahan yang
dihadapi dan ingin dicari solusinya (sumarno, Dengan melihat hasil analisis data menunjukan
2012).Hasil penelitian awal tersebut dijadikan acuan bahwa handout biologi berbasis discovery learning
untuk melakukan sebuah produk.Pengembangan pada materi interaksi mahluk hidup dengan
produk dapat berupa memperbaiki produk yang telah lingkungannya merupakan handout yang valid dan
ada sehingga dapat membuat produk yang lebih dapat diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran
praktis, efektif dan efisien.Pengembangan juga dapat sebagai media ajar.berikut persentase dari penilaian
menciptakan sebuah produk baru yang sebelumnya oleh ahli materiyang akan dijelaskan pada tabel 1.
belum pernah ada (sugiono 2016). hasil penilaian ahli materi.Dalam penelitian ini
Pada penelitian ini, model penelitian yang peneiliti hanya bisa menyertakan hasil dari validasi
digunakan adalah model desain ADDIE yang handout berbasis discovery learning ini karena
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (2003) keterbatasan waktu dan usaha.
merupakan model desain pembelajaran yang bersifat
generik menjadi pedoman dalam membangun Tabel 1. Hasil Penilaian Ahli Materi
perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung proses pembelajaran
itu sendiri. Cheung (2016:4) menyatakan bahwa
ADDIE adalah model yang mudah untuk digunakan ASPEK KELAYAKAN ISI MATERI
dan dapat diterapkan dalam kurikulum yang Responden
mengajarkan pengetahuan, keterampilan ataupun Indikator
Butir Penilaian
sikap. Penilaian 1 2
Model pengembangan ADDIE terdiri dari lima 1. sesuai dengan KD,
tahapan yang meliputi analisis (analysis), desain indikator, dan
(design), pengembangan (development), 3 3
tujuan
implementasi (implementation) dan evaluasi pembelajaran
(evaluation) (Sugiyono, 2015: 200). Adapun langkah
penelitian pengembangan ADDIE adalah sebagai 2. Sesuia
berikut; 1) Tahap analyze, tahap analisis dilakukan Kriteria Isi dengan 3 4
dengan mengidentifikasi dan menganalisiskebutuhan konsep
siswa maupun guru dalam proses pembelajaran, 3. Istilah-istilahyang
karakteristik dari masing-masing siswa, dan digunakan sesuai
3 3
kurikulum yang berlaku . pada tahap ini dengan kamus
pengembangan handoutini memuat dua Kompetensi biologi yang baku.
Dasar (KD) yaitua.Menganalisis hubungan antara
komponen ekosistemb.memahami perubahan materi
dan energi serta peranan manusia dalam
474 Proceeding Biology Education ConferenceVol. 15 (1): 471-477, Oktober 2018

ASPEK KELAYAKAN ISI MATERI Aspek yang dinilai


Responden b. Judul handout tercantum
Indikator 4
Butir Penilaian pada sampul
Penilaian 1 2 c. Judul jelas dan sesuai
4
4. Gambar yang dengan materi
disajikan sesuai 2. Tata letak runtut dan
4 3
dengan topik yang desain menarik
dibahas a. Desain gambar dan warna
5. Keruntutan konsep 4
yang menarik
pada handout b. Gambar yang disajikan di
3 4
berbasis Discovery handout runtut dengan 4
Learning materi.
Struktur 6. Pada handout
Penyajian berbasis Discovery 3. Pencantuman Tujuan
Learningterdapats HANDOUT
4 4
oal latihan pada
setiap akhir
a. Kompetensi Inti tercantum 4
dalam handout
kegiatan belajar
7. Gambar yang b. Kompetensi Dasar
disajikan jelas dan 4 3 4
tercantum dalam handout
menarik
8. Menggunakan c. Tujuan sesuai dengan 4
bahasa yang baik Kompetensi Dasar
2 3
dan benar sesuai C. Kriteria Bahasa
Aspek dengan EYD
Kelayakan 9. Menggunakan
1. Menggunakan bahasa
yang baik dan benar
Bahasa kalimat yang 4 4
komunikatif a. Bahasa Indonesia sesuai
10. Bahasa yang 3
dengan EYD
digunakan sesuai
dengan tingkat 3 4 b. Menggunakan kalimat yang 4
perkembangan komunikatif
peserta didik. c. Bahasa yang digunakan
sesuai dengan tingkat 4
Kriteria Skor = 4 : Sangat valid, 3 : Valid, 2 : Cukup perkembangan peserta didik.
Valid, 1 : Tidak Valid D. Kriteria Gambar
1. Menyajikan gambar yang
Tabel 2. Hasil Penlaian Ahli Media sesuai dengan materi
a. Gambar yang dapat dilihat 4
dengan jelas
Aspek yang dinilai b. Warna gambar yang 4
A. Kriteria Isi Responden menarik
1. Kelengkapan struktur c. Gambar sesuai dengan
HANDOUT 1 materi yang dipelajari
4
a. Mencantumkan judul 4

b. Mencantumkan kelas 4
Dengan merujuk pada data Kriteria Skor = 4 : Sangat
c. Mencantumkan valid, 3 : Valid, 2 : Cukup Valid, 1 : Tidak Valid.
semester yang 4
ditempuh 3.3 Hasil uji coba lapangan
d. Mencantumkan kurikulum
4 Karena keterbatasan waktu dan beberapa
yang berlaku
faktor lain yang kurang mendukung peneliti, peneliti
B. Kriteria sistematika hanya sampai pada tahap validasi materi dan media
1. Kriteria Sistematika
a. Sampul handout sesuai
4
dengan pokok bahasan
Susanto & Nurtjahyani. Pengembangan Handout Biologi Berbasis Discovery Learning 475

4. SIMPULAN Published by Elsevier Ltd.


doi:10.1016/j.sbspro.2011.03.311
Berdasarkan hasil uji ahli validasi materi dan media Dahar, R.W. 1998. Teori-Teori Belajar.Erlangga.
yang telah peneliti telah lakukan, diperolehlah data- Jakarta.
data yang dapat menunjukan bahwa handout berbasis Depdiknas.2004. Panduan Pengembangan Bahan
discovery learning pada materi interaksi mahluk Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA,
hidup dengan lingkungannyayang dikembangkan Dirjen Mandikdasmen.
sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan
pembelajaran. Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA,
Dirjen Mandikdasmen.
Djamarah, S.B. dan Aswan Z. 2000. Strategi Belajar
5. UCAPAN TERIMAKSIH Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Endang Mulyatiningsih, 2011. Evaluasi Proses Suatu
Dengan terselesaikannya artikel ini, penulis Program, Bumi Aksara. Jakarta (3); 36-41
mengucapkan Alhamdulillah yang sedalam-dalamnya Hasjim. 2001. Kiat Belajar Sukses. Surakarta : Tiga
kepada: Allah s.w.t. atas limpahan karunia, Serangkai
hidayahNya serta izinNya sehingga penulis dapat Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan artikel. Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia.
Tidak lupa untuk ibu Supiana Dian Nurtjahyani, Nana Sudjana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar
M.Kes.Yang memberikan bimbingan, arahan dan Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
kesabarannya yang selama penyusunan dan penulisan Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat
artikel. Dan kedua orang tua saya yang telah
Bahan Ajar Inovatif :menciptakan Metode
mendoakan, membantu dan mendukung saya dalam
pembelajaran Yang Menarik dan
mengerjakan artikel ini, teman-temanku yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan motivasi. Menyenangkan. Yogjakarta: DIVA Press
Prianto dan Harnoko. 1997. Perangkat
Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Putri, Defiari., Mitarlis. 2015. Pengembangan
6. DAFTAR PUSTAKA
Lembar Kerja Siswa Berbasis discovery
learningSiswa KelasXI SMA. UNESA
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian
Journal of Chemical Education Vol. 4 , No.2 ,
Pendidikan dan Pengembangan.
pp. 340-348.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, M.L. 2005. Active Learning: 101
Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode
Strategies to Teach Any Subject. Boston:
Penelitian Pengembangan Pendidikan.
Allyn Bacon.
Singaraja: Undiksha.
Sugiyono. (2015). Cara Mudah Menyusun: Skripsi,
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.
Pendidikan Nasional, 2003.
Suswina, Meiriza. 2011. Hasil Validitas
Departemen Pendidikan Nasional.
Pengembangan Bahan Ajar Bergamabar
Trianto.2011. Pengantar Penelitian Pendidikan
Disertai peta Konsep Untuk Pembelajaran
bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Biologi SMA Semester I Kelas XI. Ta’dib,
Tenaga Kependidikan.Jakarta: Kencana
Volume 14, No. 1(juni 2011).
Prenada Media Group.
Suwaldi, R., Wakhid A., & Siska D F. 2011.Rancang
Agung, Anak Agung Gede. 2014. Metodologi
Bangun Luxmeter Sederhana untuk
Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya
Menjelaskan Pokok Bahasan Besaran dan
Media Publishing.
Satuan Materi Intensitas Cahaya Kelas X
Angkowo R. dan A. Kosasih.2007. Optimalisasi
SMAN 1 Sapuran.Radiasi. (3) (1): 87-90.
Media Pembelajaran.Jakarta : PT. Grasindo
.Sumaya.(2004). Penguasaan Konsep dalam
Amri, S dan I.K Ahmadi.2010. Konstruksi
Pembelajaran Pakem. [Online] Diakses dari:
Pengembangan Pembelajaran- Pengaruhnya
http://www.google.co.id/#hl=id&q+Penguasa
Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum.
an+konsep.html pada tanggal 2 juni 2018. Jam
Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
21.00 WIB.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:
Sriyono.1992. Teknik Belajar Mengajar dalam
PT Raja Grafindo Persada.
CBSA. Rineka Cipata. Jakarta
Bakirci, Hasan; Arzu Kirman Bilgin; Alper Simsek.
Tegeh, I, & I Made K. Pengembangan Bahan Ajar
2011. The Effect Of Simulation Technique And
Metode Penelitian pendidikan dengan ADDIE
Worksheets On Formal Operational Stage In
Model.ISSN 1829-5282. (online diakses pada
Science And Technology Lessons. Procedia
2 juni 2018).
Social and Behavioral Sciences 15 (2011)
Trianto, (2007).Model-model Pembelajaran iInovatif
1462–1469 available online at
berorientasi kontruktivistik. Prestasi Pustaka:
www.sciencedirect.com 1877–0428 © 2011
Jakarta.
476 Proceeding Biology Education ConferenceVol. 15 (1): 471-477, Oktober 2018

Trianto.2007. Mendesain Model Pembelajaran Indrawati (1999).Keterampilan Proses Sains (KPS).


Inovatif-Progresif. Surabaya. Kencana Bandung: Pusat Pengembangan Penataran
Prenada Media Group. Guru Ilmu Pengetahuan Alam.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Mulyasa,E. 2006. Keterampilan Proses Sains.
Pendidikan Nasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wycoff, Joyce, Menjadi Super Kreatif Melalui Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan
Metode Pemetaan-Pikiran, Bandung: Kaifa, Penulisan Ilmiah (Online).
2003. (http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1992%20
Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan meto.pdf, diakses 17 Desember
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: 2011).
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Rustman, N.Y., (2003). Kemampuan Dasar Bekerja
Dasar Dan Menengah Ilmiah dalam Sains, Makalah Disusun untuk
Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Disajikan dalam Seminar Pendidikan Biologi.
Tinggi LPTK. Bandung : Bandung. Tidak diterbitkan.
Penerbit Prisma Press. Siddiq, M. Djauhar, dkk. 2009. Pengembangan
Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi. Bandung: Bahan Pembalajaran SMP. Jakarta. Direktorat
UPI PRESS Sungkono dkk.2009. Pengembangan Bahan Ajar.
Kimball, Jw. Biologi. Jilid 3.Edisi kelima. Alih Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
bahasa Soetarmi, S dan Sugiri, N. Andi Prastowo. (2011). Panduan Kreatif Membuat
Jakarta : Erlangga. Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Sri, Y.M. 2006, Konsep Dasar IPA.Bandung : UPI Press.
PRESS Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati.(2014).
Sumber: Irwan,Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT
Ekosistem, Libgkungan, dan Pelestariannya. Bumu aksara.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Bambang Subali. (2013). Kemampuan Berpikir Pola
Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Divergen dan Berpikir Kreatif dalam
Bumi Aksara Keterampilan Proses Sains. Yogyakarta: UNY
Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Press.
Tinggi LPTK. Bandung :Penerbit Prisma Depdiknas.2004. Pedoman Memilih dan Menyusun
Press. Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi. Bandung: Nasional.
UPI PRESS Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan
Kimball, Jw. Biologi. Jilid 3.Edisi kelima. Alih Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan
bahasa Soetarmi, S dan Sugiri, N.Jakarta : Nasional.
Erlangga. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program
Sri, Y.M. 2006, Konsep Dasar IPA.Bandung : UPI Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PRESS Florida, Richard, dkk. (2015). The Global Creativity
http//www.google.com/interaksi manusia dan Index 2015. Canada: University Of Toronto.
lingkungan,. Hake, Richard R. (1999).Analyzing Change Gain
http//www.wikipediabebas.com//interaksi makhul Score.
hidup. Thn Diunduh dari www.physics.indiana.edu pada tanggal
2011http://irwantoshut.net/pencemaran_air. 12 Juli 2016.Hamruni.(2012). Strategi
html Pembelajaran. Yogyakarta:
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT Insan Madani. Hendro Darmojo& Jenny
Raja Grafindo Persada. Kaligis.(1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta:
Blosser, P.E. 1990. Peran laboratorium dalam Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
pengajaran sains.(Online), Heng, Yeap Chin,et al. (2002). Integrated Curriculum
(http://www.educ.sfu.ca/narstsite/publications/ For Secondary Schools. Kuala Lumpur:
research, dikses 24 Januari 2012) Ministry of Education Malaysia.
Dahar, R. W. 1985. Kesiapan Guru Mengerjakan I Gusti Ayu T.A. (2014). Konsep Dasar IPA: Aspek
sains ditinjau dari segi pengembangan KPS. Biologi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Bandung: UPI Janawi.(2013). Metodologi dan Pendekatan
Darliana. 1991. Metode Pembelajaran Ketrampilan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Proses. Jakarta: Depdikbud. M. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan
Devi.2011. Keterampilan Proses sains. Jakarta: Pusat Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21.
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Bogor: Ghalia Indonesia. 102
Dhari, HM. dan Dharyono, AP. 1988. Perangkat
Pembelajaran. Malang: Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto & Nurtjahyani. Pengembangan Handout Biologi Berbasis Discovery Learning 477

Diskusi:

Penanya:
Kholifatur Rosyidah (UNIROW Tuban)

Apakah ada pretest atau postest pada penelitian


handout?

Jawab:
Pretest ataupun postest tidak dilakukan karena
handout hanya sebatas validator saja.

You might also like