You are on page 1of 8

p-ISSN : 2338-7173

e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

INSTRUMEN ASESMEN BAGI PESERTA DIDIK


DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI
BERBASIS PBL (PROBLEM BASED LEARNING)

Rika Aprianiwati*1, Try Susanti2, Nining Nuraida3


1
SMP Negeri 42 Muaro Jambi; Jalan Kemiri RT. 17 Rawa Pudak, Kumpeh Ulu, Muaro Jambi,
Jambi 36373
2, 3
Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi; Jalan Lintas Jambi - Muara Bulian KM.
16, Simpang Sei. Duren, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi 36361

trysusanti@uinjambi.ac.id

Abstrack. This study aims produce assessment instruments for students in the process of biology
learning based on PBL (Problem Based Learning) model. The resulting instrument is an assessment
instrument of student affective domain. This research type is instrument development research using
ADDIE model. Testing methods there are two stages of expert validation and testing conducted to
determine the level of feasibility of the instrument. The validator is an evaluation expert, strategy
expert, and language expert to assess the product through a validation questionnaire. While the
trials have small group try-outs and field try-outs conducted to strengthen the feasibility of
instruments that have been validated by experts. Implementation of the instrument is performed to
determine the effectiveness and practicality of the instrument through questionnaires when used by
teachers. Expert validation and test results on the instrument are highly feasible to use and the result
of the implementation of the instrument is very practical and very effective.
Key word : Development of Assessment Instruments, Problem Based Learning.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan menghasilkan instrumen asesmen bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran biologi yang berbasis model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Instrumen
yang dihasilkan merupakan instrumen asesmen ranah sikap peserta didik. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan instrumen yang menggunakan model ADDIE. Metode pengujian
dilakukan secara dua tahap yaitu validasi pakar dan uji coba. Validasi pakar dan uji coba dilakukan
untuk menetapkan tingkat kelayakan instrumen. Validator terdiri dari pakar evaluasi, pakar strategi,
dan pakar bahasa yang menilai produk melalui angket validasi untuk menetapkan kelayakan produk.
Sedangkan uji coba terdiri dari uji coba kelompok kecil (small group try-out) dan uji coba lapangan
(field try-out) yang dilakukan untuk memperkuat kelayakan instrumen yang telah divalidasi oleh
pakar. Implementasi instrumen dilakukan untuk menetapkan keefektifan dan kepraktisan instrumen
melalui angket saat digunakan oleh pendidik. Hasil validasi pakar dan uji coba terhadap instrumen
adalah sangat layak untuk digunakan dan hasil implementasi instrumen adalah sangat praktis dan
sangat efektif.
Kata Kunci : Pengembangan Instrumen Asesmen, Problem Based Learning.

25
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

PENDAHULUAN model pembelajaran yang berpusat pada


peserta didik seperti salah satunya yaitu model
Pendidikan memiliki peranan penting dalam Problem Based Learning.
membentuk karakteristik anak bangsa yang
berdasarkan pada asas-asas Pancasila, Fathurrohman (2015) mengemukakan bahwa
Undang-Undang Republik Indonesia, dan Di dalam Problem Based Learning (Problem
sesuai dengan kebudayaan kebangsaan Based Instruction), pusat pembelajaran adalah
Indonesia. Dalam mencapai tujuan pendidikan peserta didik (student-centered), sementara
tersebut dapat diaplikasikan pada proses guru berperan sebagai fasilitator yang
pembelajaran di sekolah yang melibatkan memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif
komponen pendidikan seperti pendidik dan menyelesaikan masalah dan membangun
peserta didik serta dalam menjalankan proses pengetahuannya secara berpasangan ataupun
pendidikan juga harus sesuai dengan berkelompok (kolaborasi antar-peserta didik).
kurikulum yang ditetapkan. Kurikulum yang Peranan guru dalam model pembelajaran
diterapkan saat ini adalah kurikulum 2013. berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan penyelidikan dan dialog. Lebih penting lagi
Kebudayaan Nomor 81a Tahun 2013 tentang adalah guru melakukan scaffolding.
Implementasi Kurikulum mengemukakan Scaffolding merupakan proses ketika guru
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar membantu peserta didik untuk menuntaskan
bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan suatu masalah melampaui tingkat
begitu saja dari guru ke peserta didik. Proses pengetahuannya saat itu.
pembelajaran bukan model banking atau
transfer of knowledge semata, melainkan Rusman (2011) dalam Fathurrohman (2015,
merupakan pemberian stimulan kepada hlm.112-113) mengemukakan bahwa
peserta didik supaya mampu berpikir kritis “Problem Based Learning adalah
dan menjadi problem solver. Peserta didik pembelajaran yang menggunakan masalah
adalah subjek yang memiliki kemampuan nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-
untuk secara aktif mencari, mengolah, structured) dan bersifat terbuka sebagai
mengkontruksi dan menggunakan konteks bagi peserta didik untuk
pengetahuan (Fathurrohman, 2015, hlm. 115). mengembangkan keterampilan menyelesikan
masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
Peserta didik merupakan salah satu komponen membangun pengetahuan baru”.
pendidikan yang juga menjadi sasaran dalam
pendidikan. Menurut Fathurrohman, peserta Berdasarkan konsep dari model pembelajaran
didik sebagai salah satu komponen Problem Based Learning, supaya proses
pendidikan berperan sebagai seseorang yang pembelajaran berjalan aktif dan sesuai dengan
bertindak sebagai pencari, penerima, dan tujuan pendidikan, kurikulum maupun model
penyimpan isi pembelajaran yang dibutuhkan pembelajaran yang digunakan. Maka
untuk mencapai tujuan. dibutuhkan instrumen asesmen yang dapat
digunakan oleh pendidik untuk menilai
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa salah peserta didik pada saat proses pembelajaran.
satu kriteria kurikulum 2013 adalah aktifnya Pelaksanaan asesmen berfungsi sebagai upaya
peserta didik saat proses pembelajaran atau pendidik untuk dapat menemukan kelemahan
pembelajaran yang berpusat pada peserta atau kekurangan proses pembelajaran yang
didik (student centered oriented). telah dilakukan atau yang sedang
berlangsung.
Penerapan pembelajaran kurikulum 2013
dapat dilakukan dengan menggunakan model-

26
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan berupa penilaian kognitif yang disesuaikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor dengan setiap kompetensi dasar dan penilaian
54 Tahun 2013 disebutkan bahwa “ Standar psikomotor digunakan pada saat melakukan
Kompetensi Lulusan merupakan kriteria kegiatan praktikum. Sedangkan penilaian
kualifikasi kemampuasn lulusan yang sikap yang digunakan oleh pendidik
mencakup sikap, keterampilan, dan merupakan instrumen yang sama untuk setiap
pengetahuan” (Sani, Pramuniati, & pertemuan, padahal model pembelajaran yang
Mucktianty, 2015, hlm. 39). Berdasarkan digunakan berbeda-beda.
pengertian Standar Kompetensi Lulusan
tersebut, dapat diketahui bahwa kriteria yang Hasil wawancara yang dilakukan tersebut,
harus dicapai oleh peserta didik yaitu sikap, maka dapat diketahui bahwa penilaian sikap
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam peserta didik kurang efektif jika
mencapai ketiga ranah itu, diperlukan menggunakan instrumen yang sama untuk
instrumen penilaian yang digunakan oleh setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan pada
pendidik dalam menilai sikap, pengetahuan setiap pertemuan memiliki model
dan keterampilan peserta didik. pembelajaran yang berbeda-beda. Model
pembelajaran yang diterapkan tersebut
Penilaian peserta didik dapat dilakukan memiliki respon yang berbeda pula dari
dengan menggunakan teknik penilaian tes dan peserta didik, respon tersebut dapat berupa
non tes. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tindakan/aksi yang dilakukan oleh peserta
uraian dan tes objektif, sedangkan teknik didik dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
penilaian non tes terdiri dari penilaian unjuk
kerja, penilaian produk, penilaian proyek, Menurut permasalahan tersebut peneliti ingin
portofolio, dan penilaian sikap. mendesain instrumen asesmen sikap peserta
didik dalam proses pembelajaran yang
Berdasarkan observasi awal yang berupa berbasis PBL (Problem Based Learning).
kegiatan wawancara kepada pendidik mata Pemilihan model PBL sebagai model
pelajaran biologi yang dilakukan pada tanggal pembelajaran yang digunakan dalam
26 Februari 2018 di Madrasah Aliyah Negeri instrumen asesmen peserta didik dikarenakan,
Model Kota Jambi, pada tanggal 08 Maret model PBL merupakan model pembelajaran
2018 di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 yang berpusat pada peserta didik (student
Muaro Jambi, dan pada tanggal 13 Maret centered oriented) dan sesuai dengan
2018 di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 kurikulum 2013 yang menuntut agar peserta
Kota Jambi. Pendidik dari masing-masing didik aktif dalam proses pembelajaran.
sekolah mengatakan bahwa selalu ditemukan
peserta didik yang pasif dan aktif dalam Model PBL (Problem Based Learning)
proses pembelajaran di kelas. Pendidik dari berlandaskan teori konstruktivisme, dimana
masing-masing sekolah sudah menggunakan peserta didik belajar untuk mengonstruksi
beberapa model pembelajaran yang berpusat pengetahuannya sendiri dan pendidik hanya
pada peserta didik seperti model STAD berperan sebagai fasilitator. Peserta didik
(Student Teams Achievment Division), membentuk pengetahuannya dengan
Inquiry, dan Problem Based Learning. memecahkan masalah yang diberikan oleh
pendidik, sehingga dalam proses memecahkan
Pada kegiatan wawancara dikatakan pula masalah terdapat sikap-sikap peserta didik
bahwa penilaian kepada peserta didik sudah yang dapat dilihat dan dinilai.
sesuai dengan kurikulum 2013 yang terdiri Maka dari itu, peneliti ingin melakukan
dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan penelitian yang berjudul “Desain Instrumen
psikomotor. Instrumen penilaian yang Asesmen Bagi Peserta Didik dalam Proses
digunakan oleh pendidik dari setiap sekolah

27
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Pembelajaran Biologi Berbasis PBL dapat mengetahui tingkat kelayakannya,


(Problem Based Learning)”. peneliti menggunakan kategori sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kelayakan
Metode penelitian yang digunakan dalam Rentang Skor Kriteria
penelitian ini adalah penelitian pengembangan 81 % – 100 % Sangat Layak
instrumen. Penelitian pengembangan yang 61 % – 80 % Layak
dilakukan adalah instrumen asesmen peserta 41 % – 60 % Cukup Layak
didik dalam proses pembelajaran biologi yang 21 % – 40 % Kurang Layak
berbasis model PBL (Problem Based 0 % – 20% Tidak Layak
Catatan. Tabel 1 dimodifikasi dari Riduwan (2013:38),
learning). Instrumen yang dikembangan dalam buku Dasar-dasar Statistika.
merupakan instrumen sikap peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran Data yang diperoleh dideskripsikan dengan
2017/2018 dan instrumen yang dikembangkan teknik analisis data dengan rumus sebagai
merupakan instrumen penilaian untuk peserta berikut:
didik jenjang SMA/MA.
Nilai Kelayakan =
Prosedur pengembangan instrumen
menggunakan model ADDIE, yaitu Analysis,
Desain, Development, Implementation, and Data yang diperoleh dari masing-masing
Evaluation. Penskalaan yang digunakan pakar kemudian dihitung untuk memperoleh
dalam menilai sikap peserta didik saat proses nilai rata-rata kelayakan produk, sebagai
pembelajaran berbasis model PBL (Problem berikut:
Based learning) adalah rating scale atau
Skala Likert yang disertai rubrik penilaian Rata-rata Nilai Kelayakan =
dengan ketentuan interval yaitu “SB; Sangat
Baik”, “B; Baik”, “CB; Cukup Baik”. KB;
Kurang Baik”, dan “TB; Tidak Baik”.
2. Keefektifan Instrumen
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan, keefektifan dan kepraktisan dari Uji keefektifan dilakukan untuk mengetahui
instrumen asesmen peserta didik berbasis apakah instrumen asesmen yang dibuat sesuai
model PBL (Problem Based learning) dalam dan berguna atau diperlukan oleh pendidik
proses pembelajaran. Kelayakan instrumen dalam menilai proses belajar peserta didik.
diketahui dengan melakukan telaah Kategori yang digunakan tertera pada tabel 2
pakar/validasi ahli, uji coba kelompok kecil sebagai berikut:
dan uji coba lapangan. Keefektifan dan
Tabel 2. Kriteria Penilaian Efektifitas
kepraktisan instrumen diperoleh dari
implementasi instrumen di sekolah oleh Rentang Skor Kriteria
pendidik. 81 % – 100 % Sangat Efektif
61 % – 80 % Efektif
Berikut analisis data kelayakan, keefektifan, 41 % – 60 % Cukup Efektif
dan kepraktisan instrumen: 21 % – 40 % Kurang Efektif
0 % – 20% Tidak Efektif
Catatan. Tabel 2 dimodifikasi dari Riduwan (2013:38),
1. Kelayakan instrumen dalam buku Dasar-dasar Statistika.

Uji kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui


tingkat kelayakan instrumen asesmen. Untuk

28
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Data yang diperoleh dari masing-masing gambar cover instrument asesmen hasil
pendidik kemudian dihitung untuk
memperoleh nilai rata-rata keefektifan
produk, sebagai berikut:
Rata-rata Nilai Efektifitas =

3. Praktikalitas Instrumen
Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah instrumen asesmen mudah untuk
digunakan dan dipahami dalam melaksanakan
penilaian proses belajar peserta didik.
Kategori yang digunakan tertera pada tabel 3
sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penilaian Praktikalitas

Rentang Skor Kriteria


81 % – 100 % Sangat Praktis
61 % – 80 % Praktis
41 % – 60 % Cukup Praktis pengembangan:
21 % – 40 % Kurang Praktis Gambar 1. Cover Instrumen Asesmen Hasil
0 % – 20% Tidak Praktis Pengembangan
Catatan. Tabel 3 dimodifikasi dari Riduwan (2013:38),
dalam buku Dasar-dasar Statistika. Berikut hasil pada tahap prosedur penelitian:
Data yang diperoleh dari masing-masing 1. Kelayakan Instrumen
pendidik kemudian dihitung untuk
memperoleh nilai rata-rata kepraktisan a) Validasi Pakar Evaluasi
produk, sebagai berikut:
Validator Evaluasi pada penelitian
Rata-rata Nilai Praktikalitas = pengembangan instrumen ini adalah dosen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yaitu Bapak Zawaqi Afdal Jamil, S.Ag.,
M.Pd. I.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan
Hasil utama dari penelitian pengembangan ini oleh validator evaluasi, diketahui jumlah skor
adalah instrumen asesmen peserta didik dalam validasi evaluasi untuk produk instrumen
proses pembelajaran biologi berbasis PBL asesmen peserta didik berbasis model
(Problem Based Learning). Instrumen yang
pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dihasilkan terdiri dari cover instrumen, kisi-
kisi instrumen, pengantar dan petunjuk, ini adalah 25. Data yang diperoleh
lembar instrumen asesmen, dan rubrik dideskripsikan dengan rumus:
instrumen asesmen peserta didik. Berikut

29
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Nilai Kelayakan = berarti dibuat covernya dan instrumen bisa


dikembangkan untuk mata pelajaran lain“.
= c) Validasi Pakar Bahasa

= 1 x 100 % = 100 % Validator Bahasa pada penelitian


pengembangan instrumen ini adalah dosen
Hasil perhitungan nilai kelayakan disesuaikan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
dengan kriteria penilaian kelayakan.
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Berdasarkan dari kriteria penilaian kelayakan,
yaitu bapak Drs. Mursyid, M.Pd.
diperoleh nilai kelayakan evaluasi dari
instrumen asesmen peserta didik berbasis Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan
model pembelajaran PBL (Problem Based oleh validator bahasa, diketahui jumlah skor
Learning) ini adalah “Sangat Layak”. validasi bahasa untuk produk instrumen
Validator evaluasi menuliskan komentar dan asesmen peserta didik berbasis model
saran pada lembar aspek penilaian instrumen, pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
yaitu “Dapat digunakan”. ini adalah 20. Data yang diperoleh
dideskripsikan dengan rumus:
b) Validasi Pakar Strategi
Nilai Kelayakan =
Validator Strategi pada penelitian
pengembangan instrumen ini adalah dosen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas =
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yaitu Ibu Nining Nuraida, M.Pd. = 0,8 x 100 % = 80 %
Hasil perhitungan nilai kelayakan disesuaikan
Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan
dengan kriteria penilaian kelayakan.
oleh validator strategi, diketahui jumlah skor
Berdasarkan dari kriteria penilaian kelayakan,
validasi strategi untuk produk instrumen
diperoleh nilai kelayakan bahasa dari
asesmen peserta didik berbasis model
instrumen asesmen peserta didik berbasis
pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
model pembelajaran PBL (Problem Based
ini adalah 21. Data yang diperoleh
Learning) ini adalah “Layak”. Validator
dideskripsikan dengan rumus:
bahasa menuliskan komentar dan saran pada
lembar aspek penilaian instrumen, yaitu
Nilai Kelayakan =
“Perhatikan dalam menggunakan diksi dan
sudah layak digunakan“.
=
Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh 3
= 0, 84 x 100 % = 84 % pakar tesebut, data yang diperoleh kemudian
di hitung kembali untuk memperoleh nilai
Hasil perhitungan nilai kelayakan disesuaikan rata-rata kelayakan instrumen. Berikut nilai
dengan kriteria penilaian kelayakan. rata-rata kelayakan instrumen:
Berdasarkan dari kriteria penilaian kelayakan,
diperoleh nilai kelayakan strategi dari Rata-rata Nilai Kelayakan =
instrumen asesmen peserta didik berbasis
model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) ini adalah “Sangat Layak”.
Validator strategi menuliskan komentar dan = = = 88 %
saran pada lembar aspek penilaian instrumen,
yaitu “Sebaiknya instrumen dibukukan,

30
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Instrumen asesmen peserta didik berbasis 3 pendidik di sekolah yang berbeda untuk
model pembelajaran PBL (Problem Based mengetahui kepraktisan instrumen saat
Learning) “Sangat Layak” digunakan dan digunakan.
dapat dilanjutkan ke uji coba selanjutnya
yaitu uji coba kecil (small group try-out) dan Berdasarkan hasil penilaian praktikalitas yang
uji coba lapangan (field try-out). Berdasarkan diberikan oleh pendidik mata pelajaran
uji coba kelompok kecil (small group try-out) biologi diketiga sekolah, diketahui jumlah
dan uji coba lapangan (field try-out) tidak skor kepraktisan instrumen asesmen peserta
ditemukan butir instrumen yg harus diperbaiki didik berbasis model pembelajaran PBL
atau dihapus. Berdasarkan hal tersebut (Problem Based Learning) ini adalah 66.
instrumen dapatt dikatakan layak dan siap
untuk diimplementasikan atau disebar ke Rata-rata Nilai Praktikalitas =
pendidik di sekolah-sekolah.
2. Efektifitas Instrumen
= =
Instrumen yang telah divalidasi dan diuji coba
kemudian diimplementasikan atau disebar ke = 0,88 x 100 % = 88 %
3 pendidik di sekolah yang berbeda untuk
mengetahui keefektifan instrumen saat Hasil perhitungan nilai rata-rata kepraktisan
digunakan. produk disesuaikan dengan kriteria penilaian
praktikalitas. Berdasarkan dari kriteria
Berdasarkan hasil penilaian efektifitas yang penilaian praktikalitas, diperoleh nilai
diberikan oleh pendidik mata pelajaran kepraktisan instrumen asesmen peserta didik
biologi diketiga sekolah, diketahui jumlah berbasis model pembelajaran PBL (Problem
skor keefektifan instrumen asesmen peserta Based Learning) ini adalah “Sangat Praktis”.
didik berbasis model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) ini adalah 63. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
diperoleh kesimpulan yaitu, Instrumen
Rata-rata Nilai Efektifitas = asesmen bagi peserta peserta didik dalam
proses pembelajaran biologi berbasis PBL
(Problem Based Learning) dikatakan layak,
efektif, dan praktis untuk digunakan.
= = UCAPAN TERIMA KASIH

= 0,84 x 100 % = 84 % Terima kasih penulis ucapkan kepada para


validator yaitu Bapak Zawaqi Afdal Jamil,
Hasil perhitungan nilai rata-rata keefektifan Ibu Nining Nuraida, dan Bapak Mursyid yang
produk disesuaikan dengan kriteria penilaian telah memberikan masukan terhadap produk
efektifitas. Berdasarkan dari kriteria penilaian yang penulis kembangkan, serta semua pihak
efektifitas, diperoleh nilai keefektifan yang terlibat dalam penulisan jurnal ini.
instrumen asesmen peserta didik berbasis
model pembelajaran PBL (Problem Based DAFTAR PUSTAKA
Learning) ini adalah “Sangat Efektif”.
Amri. (2016). Pengembangan Instrumen
3. Praktikalitas Instrumen
Penilaian Ranah Afektif pada Mata
Pelajaran Biologi di SMA. Jurnal Biotek
Instrumen yang telah divalidasi dan diuji coba
(4) 1: 52-69.
kemudian diimplementasikan atau disebar ke

31
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Agustus), Vol. (10), No.(2)

Fathurrohman, M. (2015). Model-model Sani, R. A. (2015). Pembelajaran Saintifik


Pembelajaran Inovatif: Alternatif Desain untuk Implementasi Kurikulum 2013 (3
Pembelajaran yang Menyenangkan (1 ed.). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
ed.). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Sani, R. A., Pramuniati, I., & Mucktianty, A.
Firdaos, R. (2016). Desain Instrumen (2015). Penjaminan Mutu Sekolah (1
Pengukur Afektif. Lampung: CV. ed.). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Anugrah Utama Raharja (AURA). Siallagan, T. D., Syamsurizal, & Hariyadi, B.
Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar (2016). Pengembangan Instrumen
yang Mudah Diterima Murid (1 ed.). Penilaian Autentik Berbasis PBL Pada
Jogjakarta: Diva Press. Materi Dampak Pencemaran Bagi
Hidayad, A., Masrukan, & Kartono. (2017). Kehidupan Di Sekolah Menengah Pertama.
Instrumen Asesmen Sikap Berbasis Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Konservasi pada Pembelajaran Universitas Jambi (5) 2 :40-51.
Matematika SMP. Journal o Education Sim, S.-M., Tan, C. P., Azila, N. M. A., &
Reasearch and Evaluation Universitas Lian, L.-H. (2001). A Simple Instrument
Negeri Semarang 6 (1): 30-38. for the Assessment of Student Performance
Kotimah, E. K., Rosidin, U., & Wahyudi, I. in Problem-based Learning Tutorials,
(2015). Pengembangan Instrumen 35(9): 635-641.
Assessment Sikap Ilmiah dan Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi
Keterampilan Proses Sains dengan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Scientific Approach. Jurnal FKIP Persada.
Universitas Lampung (3)1: 25-37. Sukardi, H. M. (2015). Evaluasi Pendidikan:
Listiani, M., Fadiawati, N., & Rosilawati, I. Prinsip dan Operasionalnya (1 ed.).
(2016). Pengembangan Instrumen Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asesmen Kinerja pada Praktikum Sistem Supardi. (2016). Penilaian Autentik:
dan Lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan
Pembelajaran Kimia 5 (1): 76-87. Psikomotor (Konsep dan Aplikasi) (1 ed.).
Mudlofir, A., & Rusydiyah, E. F. (2016). Jakarta: Rajawali Pers.
Desain Pembelajaran Inovatif: Dari Uno, H. B., & Koni, S. (2014). Assessment
Teori ke Praktik (1 ed.). Jakarta: Rajawali Pembelajaran (1 ed.). Jakarta: PT. Bumi
Pers. Aksara.
Mulyatiningsih, E. (2014). Metode Penelitian Yamin, M. (2013). Paradigma Baru
Terapan Bidang Pendidikan (3 ed.). Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Bandung: CV. Alfabeta. Yusuf, A. M. (2015). Asesmen dan Evaluasi
Nurliana (2017). Pengembangan Modul Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Pembelajaran Matematika dengan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan
Pendekatan Problem Based Learning (1 ed.). Jakarta: Prenadamedia Group.
untuk Madrasah Tsanawiyah. Skripsi.
Jambi: Institut Agama Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pinilih, F. W., Budiharti, R., & Ekawati, E. Y.
(2013). Pengembangan Instrumen
Penilaian Produk pada Pembelajaran IPA
untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Fisika (1) 2: 23-27.
Riduwan. (2013). Dasar-dasar Statistika.
Bandung: CV. Alfabeta.

32

You might also like