You are on page 1of 15

VII.

Data Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data
sebagai berikut:
Suhu saat percobaan (T) : 30°C
Massa jenis air saat T (ρ) : 995,7 kg/m3 = 0,9957 gr/ml
Berat piknometer kosong : - piknometer A = 20,48 gram
- piknometer B = 20,34 gram
Berat piknometer + air : - piknometer A = 45,17 gram
Mr NaCl : 58,44 gr/mol
Mr H2O :18 gr/mol
Larutan induk NaCl :3M
Volume Larutan Induk
a. M1 . V1 = M2 . V2
3 . V1 = 2 . 25
50
V=
3
V = 16,67 ml

b. M1 . V1 = M2 . V2
3 . V1 = 1,5 . 25
37,5
V=
3
V = 12,5 ml

c. M1 . V1 = M2 . V2
3 . V1 = 0,75 . 25
18,75
V=
3
V = 6,25 ml

d. M1 . V1 = M2 . V2
3 . V1 = 0,375 . 25
9,375
V=
3
V = 3,125 ml
Tabel Pengamatan

v (Na W V p n W Ws n Ø n v V* V
Laru Cl) Pik Pik Laru Zat Zat (gr) Pel (ml) Zat zat pela
tan no no tan (m (gr) aru rut
indu + (ml) (gr/m mol t(m
k (ml laru l) ) ol)
tan
(gr)

16,67 2M 47,1 24,7 1,076 49,5 2,89 23,7 1,32 52,8 0,22 52,9 18,0 18,1
ml 6 gr 9 8 7 83 1 4 3 6 5 7

12,5 1,5 46,7 24,7 1,076 37,1 2,17 24,2 1,34 53,1 0,19 53,2 18,0 18,1
ml M 9 gr 9 85 3 77 9 26 3 3 5 6

6,25 0,75 45,8 24,7 1,076 18,5 1,08 24,2 1,34 55,8 1,13 55,9 18,0 18,1
ml M 0 gr 9 9 6 34 6 4 6 2 5 3

3,125 0,37 45,7 24,7 1,076 9,3 0,54 24,8 1,37 54,9 1,09 54,9 18,0 18,1
ml 5M 0 gr 9 3 17 9 17 6 8 5 1

VIII. Perhitungan
Ket : pelarut = air (H2O)
zat terlarut = NaCl
VIII.1 Penentuan volume piknometer
w ( pikno+ air )−w piknokosong
V pikno ¿
ρ air pada T
45,17 gr−20,48 gr
¿
0,9957 gr /mol
24,69 gr
¿
0,9957 gr /ml

¿ 24,79 ml

VIII.2 Penentuan massa jenis larutan

w ( pikno+ zat )−w pikno kosong


p larutan¿
v pikno
1) 2M
47,16 gr – 20,48 gr 26,68
ρ larutan ¿ = ¿ 1.076 gr /ml
24,79 2 4,79
2) 1,5 M
46,76 gr – 20,34 gr 26,68
ρ larutan ¿ = =1.067 gr /ml
24,79 2 4,79
3) 0,75 M
45,80 gr – 20,48 gr 25,32
ρ larutan ¿ = =1.021 gr /ml
24,79 2 4,79
4) 0,375 M
45,70 gr – 20,34 gr 25,36
ρ larutan ¿ = =1.023 gr /ml
24,79 2 4,79

VIII.3 Penentuan jumlah mol zat (n zat)


n zat = M . v pikno
1) 2 M
n zat = 2 x 24,79
= 49,58 mmol
2) 1,5 M
n zat = 2 x 24,79
= 37,185 mmol
3) 0,75 M
n zat = 2 x 24,79
= 18,59 mmol
4) 0,375 M
n zat = 2 x 24,79
= 9,3 mmol

VIII.4 Penentuan berat pelarut (ws)


w zat = n . zat x Ns zat
1) 2 M
w zat = 0,04958 x 58,44 gr/mol
= 2,897 gr
2) 1,5 M
w zat = 0,04958 x 58,44 gr/mol
= 2,173 gr
3) 0,75 M
w zat = 0,04958 x 58,44 gr/mol
= 1,086 gr
4) 0,375 M
w zat = 0,04958 x 58,44 gr/mol
= 0,543 gr

Ws = w (piknometer) – w pikno kosong – w zat


1) 2 M
Ws = 47,16 gr – 20,48 gr – 2,897 gr
= 23,783 gr
2) 1,5 M
Ws = 46,79 gr – 20,34 gr – 2,173 gr
= 24,277 gr
3) 0,75 M
Ws = 45,80 gr – 20,48 gr – 1,086 gr
= 24,234 gr
4) 0,375 M
Ws = 45,70 gr – 20,34 gr – 0,543 gr
= 24,817 gr

VIII.5 Penentuan jumlah mol pelarut (n pelarut)

Ws
n pelarut=
Mr pelarut
1) 2 M
23,783 gr
n pelarut=
18 gr /mol
= 1,321 mol
2) 1,5 M
23,783 gr
n pelarut=
18 gr /mol
= 1,349 mol
3) 0,75 M
23,783 gr
n pelarut=
18 gr /mol
= 1,346 mol
4) 0,375 M
23,783 gr
n pelarut=
18 gr /mol
= 1,379 mol

VIII.6 Penentuan volume molar nyata (Ø)


w ( pikno+larutan )−w( pikno+air)
1
= (Mr zat - w pikno+air−w pikno kosong )
ρ zat
n zat
1) 2 M
47,16−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,48 ) = 52,84 ml
1,076
0,04958
2) 1,5 M
46,79−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,34 ) = 53,126 ml
1,067
0,037185
3) 0,75 M
45,80−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,48 ) = 55,84 ml
1,021
0,01859
4) 0,375 M
45,70−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,34 ) = 54,917 ml
1,023
0,0093
VIII.7 Grafik
1) 2 M
√ n zat=√ 0,04958
= 0,223 mol
2) 1,5 M
√ n zat=√ 0,037185
= 0,193 mol
3) 0,75 M
√ n zat=√ 0,01859
= 0,136 mol
4) 0,375 M
√ n zat=√ 0,0093
= 0,096 mol
Ø(ml/mol)
57
56 55.84
55 f(x) = 0.89 x + 51.94 54.92

Ø(ml/mol
R² = 0.64 Ø(ml/mol
54
Linear (Ø(ml/mol)
53 52.84 53.13
52
51
1 2 3 4
kosentrasi (M)

molal(√m)
0.25
0.22
0.2 f(x) = − 0.05 x + 0.28
0.19
R² = 0.99
molal(√m)

0.15 0.14 molal(√m)


0.1 Linear (molal(√m))
0.09
0.05
0
1 2 3 4
Kosetrasi

Keterangan grafik
Dari hasil regresi menggunakan kalkulator :
Y = mx + c

Ø = 0,8945 √ (n NaCl) + 51,9445

γØ
= 0,8945
γ √ n NaCl

VIII.8 Penentuan volume molar parsial


³ √ (n NaCl) γØ
a. Vzat = Ø + x
2 x n pelarut γ √ n NaCl
Mr H ₂ O
b. V* =
ρH ₂O
³ √ (n NaCl) γØ
c. V pelarut = V* + x
2 x n pelarut γ √ n NaCl
1) 2 M
3 √ 0,04958
a. Vzat = 52,84 + x (0,8945)
2 x 1,321
= 52,96 ml
18
b. V* =
0,99704
= 18,05
³ √ 0,04958
c. V pelarut = 18,05 + x (0,8945)
2 x 1,321
= 18,17 ml
2) 1,5 M
3 √0,037185
a. Vzat = 53,126 + x (0,8945)
2 x 1,349
= 53,23 ml
18
b. V* =
0,99704
= 18,05
³ √ 0,037185
c. V pelarut = 18,05 + x (0,8945)
2 x 1,349
= 18,16 ml
3) 0,75 M
3 √0,01859
a. Vzat = 52,84 + x (0,8945)
2 x 1,346
= 55,92 ml
18
b. V* =
0,99704
= 18,05
³ √ 0,01859
c. V pelarut = 18,05 + x (0,8945)
2 x 1,346
= 18,13 ml
4) 0,375 M
3 √0,0093
a. Vzat = 54,917 + x (0,8945)
2 x 1,379
= 54,98 ml
18
b. V* =
0,99704
= 18,05
³ √ 0,0093
c. V pelarut = 18,05 + x (0,8945)
2 x 1,379
= 18,11 ml

IX. Pembahasan
Volume molal parsial adalah volume perbandingan antara pelarut
dengan zat terlarut.Volume molal parsial ditentukan oleh banyaknya
mol zat terlarut yang terkandung dalam 1000 gram pelarut. Bahan
yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu NaCl penggunaan NaCl
adalah sebagai zat terlarut dan aquades (H2O) sebagai pelarutnya.
NaCl digunakan sebagai bahan zat terlarut dikarenakan NaCl
merupakan eletrolit kuat yang dapat teruarai menjadi ion Na+ dan
Cl- di dalam air dan mampu menyerap air tanpa adanya
penambahan volume suatu larutan, sehingga disebut dengan
volume molal parsial semu. Reaksi yang terjadi pada langkah ini
adalah:
NaCl(aq) →Na+(aq) + Cl-(aq)

Percobaan kali ini menggunakan variasi konsentrasi dari


larutan NaCl. Variasi konsentrasi ini dapat diperoleh dengan cara
mengencerkan larutan NaCl 3,0 M. Pengenceran dapat dilakukan
dengan aquades dan didapatkan dengan persamaan berikut:

M1V1 = M2V2

Sehingga konsentrasi yang diperoleh, yaitu 2 M, 1,5 M, 0,75


M, dan 0,375 M. Tujuan bermacam-macam konsentrasi ini adalah
untuk melihat pengaruh konsentrasi terhadap rapat massa larutan
NaCl.
Kemudian ditimbang berat piknometer kosong terlebih dahulu
dikarenakan hasil berat piknometer kosong tersebut akan
digunakan dalam proses perhitungan. Saat akan mengukur berat
piknometer kosong, tutuplah piknometer terlebih dahulu. Setelah
ditimbang, ikat piknometer dengan tali kemudian NaCl dituangkan
ke dalam piknometer hingga penuh. Hal ini bertujuan agar
piknometer yang berisi NaCl saat melakukan pemanasan, maka
dipastikan piknometer telah penuh berisi NaCl (tidak memiliki
ruang yang tersisa). Selain itu, diusahakan agar saat pengisian
larutan atau penutupan piknometer tidak terdapat gelembung udara
di dalam piknometer. Hal tersebut dapat mempengaruhi
perhitungan berat piknometer diakhir pemanasan. Pemanasan
dilakukan di termostat dengan suhu 30°C, memakai suhu 30°C
adalah supaya pengukuran sesuai dengan kondisi ruangan pada
tempat pemanasan sehingga akan memperoleh nilai pengukuran
yang lebih tepat, kemudian letakkan piknometer agar seluruh
bagian piknometer berada di bawah permukaan air di dalam
termostat, dilakukan dengan hati-hati supaya air yang ada dalam
termostat masuk ke dalam piknometer, karena jika air dalam
termostat memasuki piknometer yang berisi NaCl akan
mempengaruhi nilai massa piknometer yang berisi NaCl.
Kemudian keluarkan piknometer didalam termostat dan cepat
keringkan dengan kertas saring hingga kering dan tidak
mempengaruhi dalam proses penimbangan., lalu dtimbang
piknometer tersebut. Lakukan pengerjaan yang sama untuk
penentuan rapat massa larutan NaCl yang telah dibuat dari keempat
macam konsentrasi dan aquades murni.
Saat menggunakan piknometer terlebih dahulu dicuci
piknometer tersebut sebelum digunakan, untuk pemanasan larutan
selanjutnya bertujuan supaya larutan selanjutnya tidak tercampur
dengan larutan sebelumnya. Untuk konsentrasinya kecil tidak
dipengaruhi oleh yang konsentrasi besar. Hal ini dikarenakan
konsentrasi yang besar dapat mempengaruhi konsentrasi yang kecil
di mana memungkinkan akan menambah berat menjadi lebih besar
walaupun tidak sama.
Berdasarkan hasil percobaan kita dapat mengetahui bahwa
perbedaan konsentrasi akan menyebabkan perbedaan berat
piknometer yang diukur. Semakin tinggi konsentrasi larutan NaCl
semakin tinggi juga berat larutan tersebut (berat piknometer
semakin besar). Semakin berat hal ini disebabkan oleh penyusun
dari larutan NaCl tersebut.

X. Pertanyaan Pascapraktikum

1. Hitung Ø menggunakanrumuspadapersamaan (17)


Jawab :
w ( pikno+larutan )−w( pikno+air)
1
= (Mr zat - w pikno+air−w pikno kosong )
ρ zat
n zat

1) 2 M
47,16−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,48 ) = 52,84 ml
1,076
0,04958
2) 1,5 M
46,79−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,34 ) = 53,126 ml
1,067
0,037185
3) 0,75 M
45,80−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,48 ) = 55,84 ml
1,021
0,01859
4) 0,375 M
45,70−45,17
1
= (58,44 - 45,17−20,34 ) = 54,917 ml
1,023
0,0093

2. Buatkurvaantara Ø dengan√m
Jawab :

kurva antara Ø dengan √n zat


65
60
Ø (ml/mol)

55 f(x) = 51.06 x + 47.03 y


R² = 0.89 Linear (y)
50
45
08 0.1 .12 .14 .16 .18 0.2 .22 .24 .26
0. 0 0 0 0 0 0 0
√n zat

3. Tentukangrafik, koefisienarah (slope) dan harga Ø⁰
d √ nzat
(intersept) pada m=0.
Jawab :
4. HitungV́ 1 (Pellarut) dan V́ 2 (zat terlarut ) pada berbagai macam
konsentrasi (m) menggunakan persamaan (21) dan (22).
Jawab :

a. v zat ( V́ 2)=∅ + √3 nNaCl . ∂∅


2 x n pelarut ∂ √ n NaCl
1) 2 M
3
√ 0,04958
v zat=52,84+ . ( 0,8945 ) =52,96 ml
2 x 1,321
2) 1,5 M
3
0,037185
v zat=53,126+ √ . ( 0,8945 )=53,23 ml
2 x 1,349
3) 0,75 M
3
√ 0,01859
v zat=55,84+ . ( 0,8945 ) =55,92ml
2 x 1,346
4) 0,375 M
3
0,0093
v zat=54,914+ √ . ( 0,8945 ) =54,98 ml
2 x 1,379

v∗+ √3 nNaCl ∂∅
b. v pelarut ( V́ 1 )= .
2 x n pelarut ∂ √ nNaCl
1) 2 M
3
0,04958
v pelarut=18,05+ √ . ( 0,8945 )=18,17 ml
2 x 1,321
2) 1,5 M
3
√ 0,037185
v pelarut=18,05+ . ( 0,8945 )=18,16 ml
2 x 1,349
3) 0,75 M
3
√ 0,01850
v pelarut=18,05+ . ( 0,8945 )=18,13ml
2 x 1,346
4) 0,375 M
3
0,0093
v pelarut=18,05+ √ . ( 0,8945 ) =18,11ml
2 x 1,379

5. BuatkurvaV́ 1 (Pellarut) dan V́ 2 (zatterlarut ) vsnzat


Jawab :

kurva hubungan antara V1 dengan n zat


18.18
18.16
V1 (ml/mol)

18.14
18.12 Series 1
18.1
18.08
18.06
1.32 1.35 1.35 1.38
n zat

kurva hubungan antara V2 dengan n zat


57
56
V2 (ml/mol)

55
54 Series 1
53
52
51
1.32 1.35 1.35 1.38
n zat

XI. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Untuk menentukan volume molar nyata dapat menggunak rumus,
sebagai berikut :
w ( pikno +larutan )−w( pikno +air)
1
= (Mr zat - w pikno +air−w pikno kosong )
ρ zat
n zat
2. Molalitas larutan berbanding terbalik terhadap volume molal
parsial (𝚽) larutan tersebut. Sehingga, semakin tinggi nilai
molalitas suatu larutan, maka semakin rendah nilai volume
molal parsial (𝚽) larutan tersebut.
3. Untuk menentukan volume molar parsial larutan dan zat terlarut
(ῡ), sebagai berikut:

³ √ (n NaCl) γØ
Vzat = Ø + x
2 x n pelarut γ √ n NaCl
³ √ (n NaCl) γØ
V pelarut = V* + x
2 x n pelarut γ √ n NaCl

XII. Daftar Pustaka

Atkins.2007.Kimia Dasar.Jakarta : Erlangga.


Atkins.2005.Dasar – Dasar Kimia Fisik.Jakarta : Erlangga.
Achir, Z., Darmadi., dan Adisalamun.2018.Pengaruh Suhu
Terhadap Sifat – Sifat Gas-Cairan Pada Absorpsi CO2
Menggunakan a-MDEA.Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan.Vol. 13, No. 1.
Pramuda, A., dkk.2013.Penentuan Indeks Bias Kaca TBZP
Terdedah Ion Nd 3 +¿¿ Dengan Metode Sudut Brewster. Jurnal
MIPA.Vol. 36, No. 2
Tim Kimia Fisik II.2021.Penuntun Praktikum Kimia Fisik II.Jambi
: Universitas Jambi.

LAMPIRAN GAMBAR

Pengenceran NaCl 3 M dengan berbagai penimbangan piknometer kosong


Konsentrasi
pengisian larutan NaCl kedalam diikat pada tali piknometer
piknometer 25 ml siap di gantung

Perendaman pada pemanas selama 15 di keringkan dengan kertas saring


menit dengan 30ºC di lepaskan talinya

Ditimbang kembali Dilakukan berulang kali


Dengan konsentrasi berbeda

You might also like