You are on page 1of 9

Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .

PREDIKSI KADAR PATI UBI KAYU (Manihot esculenta) PADA BERBAGAI UMUR PANEN
MENGGUNAKAN PENETROMETER
Prediction of cassava starch content at different stages of maturity using penetrometer

Oleh :
Siti Nurdjanah *, Susilawati *, dan Maya Ratna Sabatini **

ABSTRACT

Over the years, determination of starch content by the buyers on the field is performed based on the difference between
cassava’s weight on the air and that of in the water, then counted based on the formula designed by International Starch
Institute (ISI). This method has been proven to be highly correlated with the starch content determined chemically such
as acid hydrolysis. However, this method is less practical due to the need of a large amount of water which is rarely
found on cassava plantation. The aims of this study were : 1) to find alternative way to measure cassava’s starch content
on the field using penetrometer, 2) to find correlation between starch content measurement using penetrometer and
weighing method as described by ISI; correlation between hardness measured using penetrometer and acid hydrolysis.
The experiment was arranged as a single treatment harvesting period consisted of 7, 8, 9 and 10 month in a complete
randomized design with three replications. Data were analyzed using linier regression to find correlation between
hardness and starch content analyzed using acid hydrolysis ; correlation between starch yield and starch content
analyzed using acid hydrolysis; correlation of starch content analyzed using acid hydrolysis and that of using ISI
method.
The result shows that there is a high positive correlation between cassava’s hardness using penetrometer and cassava’s
starch content using acid hydrolysis method. This implies that penetrometer is a potential tool for predicting cassava’s
starch content.

Keywords : cassava, penetrometer, hardness, starch content, cassava,

PENDAHULUAN
Selama ini penentuan kadar pati oleh para
Ubi Kayu (Manihot esculenta) di pembeli di lapangan dilakukan berdasarkan
Indonesia merupakan makanan pokok ketiga perbedaan berat umbi di udara dan berat umbi di
setelah padi dan jagung. Ubi kayu selain digunakan dalam air, kemudian dihitung berdasarkan rumus
dalam berbagai industri makanan, juga merupakan yang dirancang oleh International Starch Institute
sumber utama pembuatan pati. Sebagian besar ubi (1999). Metode ini telah dibuktikan mempunyai
kayu dari Lampung diserap oleh pabrik tapioka korelasi yang tinggi dengan kadar pati yang
untuk diolah menjadi tapioka. Kabupaten Lampung ditentukan secara kimia seperti hidrolisis asam.
Timur merupakan salah satu wilayah penghasil Akan tetapi, metode ini kurang praktis dilakukan di
utama singkong. Jumlah perusahaan tepung tapioka lapangan karena beberapa hal: memerlukan jumlah
yang tercatat pada Dinas Pertanian Lampung air yang banyak yang biasanya tidak tersedia di
Timur saat ini sebanyak 31 perusahaan dengan perkebunan ubi kayu; memerlukan waktu yang
kapasitas 56.927,08 ton (Anonymous, 2007). relatif lama dalam pengukurannya; perlu tenaga
Pemanenan ubi kayu yang tepat akan operator yang terarlatih; serta harga alat mahal.
menghasilkan tapioka dengan kualitas yang baik Ubi kayu merupakan salah satu jenis
dan rendemen yang tinggi. Menurut Asnawi umbi-umbian yang diduga juga mempunyai pola
(2003), waktu panen yang terlalu cepat akan hubungan antara tingkat ketuaan, kekerasan dan
merugikan karena kandungan kadar pati ubi kayu kandungan pati. Hal ini sesuai dengan Abbot dan
masih rendah menyebabkan kualitas ubi kayu Harker (2001) dan Wills et al.(2005) yang
menjadi kurang baik. Hal tersebut biasanya terjadi menyatakan bahwa pada umumnya dengan
pada saat kebutuhan mendesak (hari raya, anak- bertambahnya tingkat ketuaan umbi-umbian akan
anak masuk sekolah); petani terpaksa menjual ubi semakin keras teksturnya karena kandungan pati
kayu sebelum masa panen. Keadaan seperti ini yang semakin meningkat, akan tetapi apabila
sering terjadi terutama di desa yang belum terlalu tua kandungan seratnya bertambah sedang
mengembangkan Industri Tapioka Rakyat kandungan pati menurun. Waktu panen ubi kayu
(ITTARA). Ketidakjelasan mengenai saat panen bervariasi tergantung varietas dan kegunaannya.
yang tepat menyebabkan petani memanen ubi kayu Waktu panen berkisar antara 9 – 12 bulan
atas dasar kebutuhan. (Kartasapoetra, 1994). Untuk keperluan pembuatan
tapioka, idealnya ubi kayu dipanen jika kandungan
patinya tertinggi. Jika waktu panen terlalu tua, ubi
* Staf Pengajar pada jurusan Teknologi Hasil Pertanian
kayu mengeras dan berkayu karena banyak
Fakultas Pertanian Universitas Lampung mengandung komponen komponen non-pati
** Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Fakultas Pertanian Universitas Lempung

Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 65
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
Salah satu alternatif yang dapat Metode Penelitian
dikembangkan untuk memprediksi kadar pati
adalah metode kering dengan cara pengukuran Penelitian terdiri dari perlakuan tunggal
kekerasan menggunakan penetrometer. yaitu umur panen : 7, 8, 9, dan 10 bulan disusun
Penetrometer telah lama digunakan untuk dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga
mengukur kekerasan berbagai komoditas pertanian ulangan. Data dianalisis menggunakan regresi
seperti buah-buahan (Abbot, and Harker, 2001; linier, yaitu (1) hubungan antara kekerasan dengan
Haque dan Ji, 2003; Wills et al., 2005 ). Akan kadar pati (hidrolisis asam, AOAC, 1984), (2)
tetapi metode ini belum pernah digunakan untuk hubungan rendemen pati ubi kayu dengan kadar
mengukur kekerasan ubi kayu dan kemudian perlu pati hidrolisis asam (AOAC, 1984), (3) hubungan
dicari korelasinya dengan kandungan patinya. kadar pati hidrolisis asam (AOAC, 1984) dengan
Komponen utama yang menyebabkan kekerasan kadar pati penimbangan (International Starch
pada umbi adalah kandungan karbohidrat terutama Institute, 1999).
pati. Kekerasan ini dipengaruhi oleh umur panen.
Apabila ubi kayu dipanen terlalu muda kadar Pelaksanaan Penelitian
patinya sangat rendah, sebaliknya apabila terlalu
tua umbinya akan banyak berserat. Prinsip kerja Ubi kayu di panen pada umur 7, 8, 9 dan
penetrometer lebih praktis, tidak memerlukan 10 bulan yang diambil dari lokasi areal perkebunan
banyak biaya, mudah digunakan, mudah dibawa PT. Madusari Lampung Indah di Desa Gunung
dan disimpan. Oleh karena itu, pada penelitian ini Agung Kecamatan Sekampung Udik Lampung
akan dikaji apakah penetrometer mampu digunakan Timur, yang telah ditimbang beratnya di lapangan.
untuk memprediksi kadar pati ubi kayu untuk Kemudian dibawa ke laboratorium di Jurusan
menentukan waktu pemanenan yang tepat. Teknologi Hasil Pertanian fakultas Pertanian,
Universitas Lampung untuk diukur tingkat
Tujuan Penelitian kekerasannya dengan penetrometer. Pengukuran
kekerasan ubi kayu dilakukan utuh dengan kulitnya
Penelitian ini bertujuan mencari alternatif (tanpa pengupasan kulit). Penusukan jarum
untuk menera kadar pati ubi kayu di lapangan penetrometer dilakukan pada tiga bagian yaitu pada
dengan menggunakan penetrometer, dengan cara tengah, pangkal dan bagian ujung ubi kayu
mencari korelasi antara pengukuran pati masing-masing bagian 5x penusukan. Ubi kayu
menggunakan penetrometer dengan metode yang telah diukur kekerasannya dengan
penimbangan dan hidrolisis asam penetrometer kemudian sebagian besar digunakan
untuk ekstraksi pati dan sebagian lagi digunakan
BAHAN DAN METODE untuk analisis kadar pati secara kimia (hidrolisis
asam, AOAC, 1984)
Alat dan Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam Pengamatan
penelitian ini adalah umbi ubi kayu segar varietas
Kasetsart dengan umur panen 7, 8, 9 dan 10 bulan Pengukuran Kadar Pati dengan Penimbangan
yang diambil dari petani di Lampung Timur yaitu (ISI, 1999)
Desa Gunung Agung Kecamatan Sekampung Udik, Pengukuran kadar pati umbi ubi kayu
Lampung Timur. Bahan – bahan antara lain dengan metode penimbangan adalah salah satu cara
glukosa, fenol merk AB Stockholm 5%, H2SO4 yang umum dilakukan oleh suatu industri di
pekat Baker Analyzed ACS Reagent LOT T02030, lapangan. Pengukuran dilakukan setelah proses
HCl Baker Analyzed ACS Reagent LOT N45040 pemanenan dilakukan. Ubi kayu yang telah
25%, NaOH 45%, enzim α-amilase Thermamyl dipanen dikumpulkan dan dilakukan penimbangan.
dari NOVO, enzim α-amiloglukosidase, metanol Penimbangan memerlukan air bersih yang cukup
(CH3OH), aseton ((CH3)2), (dibeli dari Sigma) banyak untuk setiap pengukuran. Alat
Peralatan utama yang digunakan antara penimbangan di adopsi dari International Starch
lain timbangan dan keranjangnya, bejana air, Institute (1999) dengan prinsip mengetahui selisih
timbangan digital Meteler - PJ 3000, oven merk berat umbi di udara dengan berat umbi di dalam
Lingberg/Blue dan merk Philitsharrif, blender merk air. Nilai perkiraan kadar pati umbi dapat langsung
National, penetrometer KM-5 dimensi 175 x 40 x diketahui pada alat
35 mm (berat 220 gram) tipe hemisphere shape 12 Ubi kayu yang baru dipanen dibersihkan di
mm x 10 mm, spektronik 20 merk Milton Roy- lapangan dari kotoran dan tanah. Alat ukur kadar
Company, centrifuge merck Eppendorf, autoklaf pati disiapkan dengan posisi kedua wadah
merk Wiseclave, dan hot plate merk VWR. timbangan disatukan dan tergantung. Pemberat
dalam posisi nol/berada di kiri. Kemudian posisi
jarum penunjuk diatur tepat pada bagian tengah
(kedua jarum lurus horisontal) dengan memutar ke
depan atau ke belakang sekrup pemberat. Ember
diletakkan tepat di bawah wadah ukur dan wadah
ukur tepat di tengah ember kemudian ember diisi
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 66
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
o
dengan air bening sampai penuh (luber). Pemberat suhu 121 C selama 15 menit, lalu didinginkan.
utama digeser ke posisi angka 5 kg dan posisi Dititrasi dengan NaOH 45 % (warna pink berubah
timbangan akan menunjukkan tidak seimbang, menjadi lebih muda), kemudian ditambahkan
dalam hal ini posisi jarum ke bawah. Ubi kayu akuades sampai volume 250 ml dan disaring.
dimasukkan ke dalam keranjang sampai Sebelum penentuan kadar pati sampel,
menunjukkan bahwa bobot sudah tepat mencapai 5 terlebih dahulu dibuat kurva standar dengan
kg (kedua jarum lurus horisontal). Posisi wadah membuat larutan glukosa standar (1 g glukosa
bawah tetap bersatu dan menggantung dengan anhidrat/ 100 ml air). Dari larutan glukosa standar
wadah atas. Pemberat utama kemudian digeser tersebut dilakukan 5 pengenceran sehingga
kembali ke posisi nol. diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi: 2, 4,
Wadah bawah diturunkan ke dalam ember 6, 8 dan 10 ml/ 100 ml. Sebanyak 6 buah tabung
yang berisi air dan diikuti dengan memindahkan reaksi bersih, masing-masing diisi dengan 1 ml
ubi kayu ke dalam wadah bawah tersebut. Pastikan larutan glukosa standar tersebut diatas. Satu tabung
bahwa umbi yang dimasukkan tertampung di diisi 1 ml sebagai blanko. Kemudian ke dalam
wadah bawah. Kemudian didiamkan beberapa saat tabung reaksi ditambahkan fenol 5% sebanyak 1
sampai air dalam ember dalam keadaaan tenang ml, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak
kembali. Pemberat utama pada posisi nol dan 5 ml. Panaskan dengan penangas air pada suhu
pemberat ringan digeser sampai posisi jarum 30oC selama 20 menit. Kurva standar dibuat
timbangan seimbang. Kemudian besarnya angka dengan cara menghubungkan antara konsentrasi
dapat dilihat di sebelah kanan pemberat ringan glukosa dengan OD (Optical Density). Optical
(bagian atas) yang menunjukkan persentase kadar Density (OD) masing-masing larutan tersebut
pati terukur. Setelah selesai pengukuran peralatan dibaca pada panjang gelombang 490 nm.
yang digunakan dibersihkan untuk dipersiapkan Penentuan kadar pati sampel dilakukan
pengukuran selanjutnya (Zamhuri dan Pratiwi. seperti cara penentuan kurva standar glukosa.
2007). Filtrat yang telah diperoleh dilakukan pengenceran
200 kali terlebih dahulu pada setiap sampel, yaitu
Pengukuran Kekerasan Ubi Kayu dengan diambil 0,5 ml filtrat ditambahkan 100 ml akuades
Penetrometer ke dalam labu takar 100 ml. 1 ml larutan tersebut
Umbi ubi kayu yang telah ditimbang diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
beratnya kemudian dilakukan pengukuran ditambahkan 1 ml fenol dan 5 ml H2SO4. Lalu
kekerasan umbi menggunakan penetrometer model didiamkan dalam waterbath pada suhu 30oC selama
KM-5 dengan dimensi 175 x 40 x 35 mm dan berat 20 menit. Spektronik 20 disiapkan dan dikalibrasi.
220 gram. Jarum skala pada penetrometer Spektronik 20 dihidupkan dan didiamkan selama
dipastikan menunjukkan angka nol. Jarum tipe 15 menit. Diatur jarum ke angka nol (tombol kiri)
hemisphere shape 12 mm x 10 mm dipasang pada dan diset panjang gelombang 490 nm. Dimasukkan
kepala penetrometer. Batang penetrometer kuvet berisi akuades (blanko) dan jarum diatur
dipegang dan jarum penetrometer ditusukkan sampai ke angka 100 (tombol kanan). Setiap
vertikal secara hati-hati di atas permukaan ubi kayu larutan dipindahkan ke dalam kuvet, blanko
dengan dilakukan penekanan jarum ke dalam ubi dikeluarkan dan kuvet yang berisi larutan glukosa
kayu selama beberapa detik. Nilai skala dapat tersebut dimasukkan ke dalam spektronik 20. Nilai
dibaca pada alat. dapat dibaca yang tertera dari pergerakan skala
Pengukuran dilakukan pada bagian (nilai absorbansi dan %T). Adapun rumus kadar
pangkal, tengah dan ujung ubi kayu masing-masing pati sebagai berikut :
5x penusukan. Setelah pengukuran selesai, alat
dibersihkan pada bagian kepala dan batang dengan K x L x 0,9 x M
kain lap. Jarum penunjuk skala penetrometer diset Kadar Pati (%) = x 100
kembali ke nol dengan menekan tombol knob N
untuk pengukuran selanjutnya. Keterangan :

Pengukuran Kadar Pati Ubi Kayu Segar K = Absorbansi sampel yang telah distandarisasi
dengan Metode AOAC oleh kurva standar
Umbi yang telah diketahui berat L = Konsentrasi larutan sampel
keringnya dan telah diukur kekerasannya dengan M = Volume sampel (ml)
penetrometer kemudian dianalisis untuk N = Berat ubi kayu (gram)
mengetahui kadar pati dengan metode AOAC 0,9= Faktor konversi yang diperoleh dari
(1984). Dua gram umbi segar diparut beserta perbandingan berat molekul pati dengan
kulitnya dan ditambah dengan 15 ml akuades jumlah molekul gula reduksi yang
kemudian di sentrifius 3000 rpm selama 15 menit, dihasilkan
lalu disaring dengan kertas saring. Endapan dicuci
dengan akuades sampai filtrat 100 ml dan endapan
dipindahkan dalam erlenmeyer 250 ml kemudian
dicuci dengan 200 ml akuades serta ditambahkan
HCl 25% sebanyak 20 ml, lalu diautoklaf pada
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 67
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
Pengukuran Rendemen Pati Yamaguchi, 1998). Semakin tua umur panen, umbi
semakin mengeras dan berkayu. Ubi kayu
Rendemen pati dihitung dengan menggunakan mengeras dan berkayu karena banyak mengandung
rumus berikut : komponen – komponen nonpati seperti serat dan
lignin. Serat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa.
Rendemen Pati (%) = Berat pati kering (g) x 100 Standar mutu menurut Keputusan Menteri
Berat ubi kayu (g) Pertanian (2000), nilai kadar pati ubi kayu varietas
Kasesart minimal 19 %. Ubi kayu dengan umur
panen 8, 9 dan 10 bulan telah sesuai dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
standar mutu menurut KMP (2000), sedangkan ubi
kayu dengan umur 7 bulan belum memenuhi
Kadar Pati Ubi Kayu dengan Metode
standar mutu. Ubi kayu dengan kadar pati tinggi
Penimbangan
cukup potensial apabila digunakan sebagai bahan
(International Starch Institute, 1999)
baku berbagai industri.
Nilai R digunakan untuk mengukur sejauh
Hasil pengukuran kadar pati ubi kayu berdasar
mana titik-titik mengerombol sekitar sebuah garis
metode penimbangan pada berbagai umur panen
lurus (Steel dan Torrie, 1995). Pada Gambar 4
disajikan pada Tabel 1
terlihat bahwa nilai R menunjukkan titik-titik nilai
kadar pati mengikuti sebuah garis lurus dengan
Tabel 1. Kadar pati ubi kayu berdasar
kemiringan positif maka adanya korelasi positif
penimbangan pada berbagai umur panen
yang tinggi antara umur panen dan kadar pati ubi
Umur panen (bulan) Kadar pati (%)
kayu dengan metode penimbangan International
7 16.5
Starch Institute (1999).
8 19.07
Dari pengukuran kadar pati ubi kayu
9 21.7
dengan metode tersebut diperoleh persamaan garis
10 23.6
yaitu Y = -1,136 x + 2,414 dengan nilai R adalah
0,998 (nilai R mendekati +1). Hal ini menunjukkan
Kadar pati pada umumnya meningkat bahwa adanya hubungan linier antara umur panen
sejalan dengan meningkatnya umur panen. ubi kayu dengan kadar pati metode penimbangan
Semakin tua umur panen ubi kayu maka semakin International Starch Institute. Dari pengujian nilai t
tinggi kadar pati ubi kayu yang dihasilkan. diperoleh ttest sebesar 22,421 dimana nilai T0,01
Peningkatan kadar pati tersebut disebabkan adalah 6,965 dan T0,05 adalah 2,920, maka P (T≤ t)
semakin banyak granula pati yang terbentuk di sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
dalam umbi. Hubungan antara umur panen dan penimbangan International Starch Institute (1999)
kadar pati ubi kayu disajikan pada Gambar 1. dapat digunakan dalam pengukuran kadar pati.

26 Pengukuran Kekerasan Ubi Kayu dengan


24
Penetrometer
23,67
Kadar P ati (% )

22 21,7 Dari hasil pengukuran kekerasan yang


20 dilakukan pada ketiga bagian umbi yaitu pangkal,
19,07
18 tengah dan ujung pada berbagai umur panen ubi
16 16,5 kayu (7, 8, 9 dan 10 bulan) diketahui bahwa pada
y = -1,136 x + 2,414
14 R2 = 0,996 bagian pangkal umbi memiliki tingkat kekerasan
12
yang lebih tinggi daripada kedua bagian yang lain
(bagian tengah dan ujung) (Tabel 2).
7 8 9 10
Umur Panen (bulan)
Tabel 2. Nilai kekerasan ubi kayu pada berbagai
Gambar 1. Hubungan umur panen ubi kayu dengan umur panen
kadar pati metode International Starch
Institute Umur Kekerasan ubi kayu (kg/mm2)
panen pangkal tengah ujung Rata
Umbi ubi kayu berkembang dari rata
penebalan sekunder akar serabut adventif. 7 3,65 3,50 3,17 3,44
Peningkatan kadar pati dengan semakin tuanya 8 3,76 3,46 3.15 3,46
umur panen disebabkan akar tanaman ubi kayu dari 9 3,64 3,48 3,35 3,49
bagian tengah batang yang memiliki bentuk 10 3,63 3,50 3,41 3,52
memanjang, silinder dan meruncing mengalami
pembesaran terus menerus selama pertumbuhan. Pengukuran kekerasan pada umbi ubi
Ketika pembesaran dimulai, akar lumbung berhenti kayu dilakukan di tiga bagian yang berbeda yaitu
berfungsi sebagai organ penyerap hara dan air, pada bagian pangkal, tengah dan ujung dengan
sehingga akar menimbun pati. Ukuran umbi terus masing-masing bagian dilakukan penusukkan di
bertambah selama pertumbuhan (Rubatzky dan lima titik yang berbeda. Hal tersebut dilakukan
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 68
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
agar data yang diperoleh tidak bias dan mewakili dinding sel ubi kayu. Jumlah serat dalam pangkal
penyebaran kadar pati di setiap bagian. umbi lebih banyak daripada kandungan patinya,
Kekerasan disebabkan adanya granula- sehingga rongga-rongga bagian dalam umbi lebih
granula pati yang tersusun dengan suatu kerapatan besar dan kerapatannya rendah. Oleh karena itu
di dalam umbi, sehingga mempengaruhi jarum penetrometer dapat menembus lebih dalam
kemampuan masuknya jarum penetrometer ke pada bagian pangkal umbi ubi kayu.
dalam umbi ubi kayu. Apabila kerapatan Hubungan antara umur panen dengan
antargranula tinggi maka jarum penetrometer sulit kekerasan umbi pada bagian pangkal pada grafik,
untuk menembus masuk ke dalam umbi. Semakin titik-titik kekerasan umbi memencar dan mengikuti
tinggi umur panen, maka kerapatan granula- sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif maka
granula pati akan semakin tinggi sehingga akan terdapat korelasi negatif yang tinggi antara umur
sulit untuk ditembus jarum penetrometer. panen dengan kekerasan pada bagian pangkal umbi
Umbi ubi kayu merupakan perakaran ubi kayu. Korelasi antara umur panen dengan
adventif yang tumbuh membesar dengan kadar pati kekerasan tersebut semakin menurun secara
tidak merata, tersebar pada setiap bagian dengan numerik dengan semakin menjauhnya titik-titik
kadar pati yang berbeda-beda. Kekerasan bagian dari garis liniernya.
pangkal umbi lebih tinggi dibandingkan bagian Dari pengukuran kekerasan umbi pada
lainnya merupakan perakaran kuat yang bagian pangkal dengan penetrometer diperoleh
menghubungkan perakaran dengan batang persamaan garis yaitu Y = 15,292 x – 0,018 dengan
sehingga kadar patinya lebih rendah. Pada bagian nilai R adalah -0,384 (nilai R mendekati nol). Hal
ujung umbi merupakan bagian yang meruncing ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan
dengan kekerasan terendah. Menurut Rubatzky dan linier antara umur panen ubi kayu dengan
Yamaguchi (1998), rendahnya kadar pati yang kekerasan umbi pada bagian pangkal. Dari
terbentuk didominasi dengan masih tingginya pengujian nilai t diperoleh ttest sebesar -0,588
kadar air. Hal ini disebabkan pada bagian ujung dengan P (T ≥ t) sehingga dapat disimpulkan
umbi masih berperan sebagai organ penyerap bahwa pengukuran kekerasan bagian pangkal umbi
unsur-unsur hara di dalam tanah sehingga ubi kayu dengan penetrometer tidak dapat
pembentukan patinya masih rendah. Grafik digunakan dalam menera kadar pati.
hubungan umur panen dengan kekerasan ubi kayu Dari hasil pengukuran kekerasan yang
pada bagian pangkal disajikan pada Gambar 2. dilakukan pada bagian tengah umbi pada berbagai
umur panen ubi kayu (7, 8, 9 dan 10 bulan)
3,8 memiliki tingkat kekerasan yaitu sebesar 3,5
Kg/mm2 pada umur 7 bulan, 3,46 Kg/mm2 pada
3,76
K ekerasan (kg /m m 2)

3,75 y = 15,292 x - 0,018 umur 8 bulan, 3,48 Kg/mm2 pada umur 9 bulan dan
2
R = 0,1473 3,5 Kg/mm2 pada umur 10 bulan. Grafik hubungan
3,7
umur panen dengan kekerasan ubi kayu pada
3,65 3,65 bagian tengah disajikan pada Gambar 3.
3,64 3,63
3,6
3,52
3,55
7 8 9 10
Kekerasan (kg/m m 2

Umur Panen (bulan) 3,5 3,5 3,5

3,48 3,48
Gambar 2. Hubungan umur panen dengan
kekerasan ubi kayu pada bagian pangkal
3,46 3,46 y = 13,872 x + 0,002
Pada bagian pangkal umbi ubi kayu tidak R2 = 0,0182
terdapat perbedaan yang signifikan antara umur 3,44
panen 7, 8, 9 dan 10 bulan, melainkan relatif lebih 7 8 9 10
Umur Panen (bulan)
tinggi dari bagian tengah dan ujung umbi. Pada
umur panen 9 dan 10 bulan tingkat kekerasan umbi
pada bagian pangkal terjadi penurunan. Hal Gambar 3. Hubungan umur panen dengan
tersebut disebabkan kadar pati pada bagian pangkal kekerasan ubi kayu pada bagian tengah
menurun karena umbi mulai mengayu.
Penundaan masa panen dapat menurunkan Dari pengukuran kekerasan umbi ubi kayu
kadar pati, hal ini diduga karena umbi mulai pada bagian tengah dengan penetrometer diperoleh
mengayu, perkayuan di mulai pada bagian pangkal persamaan garis yaitu Y = 13,872 x – 0,002 dengan
umbi ubi kayu. Pada umur panen 9 dan 10 bulan nilai R adalah 0,135 (nilai R mendekati nol). Hal
pada bagian pangkal umbi lebih banyak ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan
mengandung komponen-komponen nonpati seperti linier antara umur panen ubi kayu dengan
serat dan lignin. Serat terdiri dari selulosa dan kekerasan umbi pada bagian tengah. Dari
hemiselulosa merupakan komponen penyusun pengujian nilai t diperoleh ttest sebesar 0,193
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 69
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
dengan P (T ≥ t) sehingga dapat disimpulkan 3,54
bahwa pengukuran kekerasan bagian tengah umbi
3,52 3,52

Kekerasan (kg/m m 2)
ubi kayu dengan penetrometer tidak dapat
digunakan dalam menera kadar pati. 3,5
3,49
Dari hasil pengukuran kekerasan yang 3,48
dilakukan pada bagian ujung umbi pada berbagai 3,46 3,46
umur panen ubi kayu (7, 8, 9 dan 10 bulan) 3,44 3,44
y = 12,992 x + 0,027
memiliki tingkat kekerasan yaitu sebesar 3,17 3,42 2
R = 0,9918
Kg/mm2 pada umur 7 bulan, 3,15 Kg/mm2 pada
3,4
umur 8 bulan, 3,35 Kg/mm2 pada umur 9 bulan dan
7 8 9 10
3,41 Kg/mm2 pada umur 10 bulan. Grafik Umur Panen (bulan)
hubungan umur panen dengan kekerasan ubi kayu
pada bagian ujung disajikan pada Gambar 4. Gambar 5. Hubungan umur panen dengan
kekerasan rataan dari bagian pangkal
tengah dan ujung ubi kayu
3,5
Hubungan umur panen dengan kekerasan
Kekerasan (kg/m m 2)

3,4 3,41
3,35 rataan dari bagian pangkal, tengah dan ujung umbi
3,3
pada grafik, titik-titik nilai kadar pati mengikuti
3,2 3,17 sebuah garis lurus dengan kemiringan positif maka
3,15
3,1 adanya korelasi positif yang tinggi antara umur
y = 9,952 x + 0,092
3 R2 = 0,8936
panen dengan kekerasan rataan dari bagian
2,9
pangkal, tengah dan ujung umbi ubi kayu.
Dari pengukuran kekerasan rataan ketiga
7 8 9 10
Umur Panen (bulan) bagian umbi dengan penetrometer diperoleh
persamaan garis yaitu Y = 12,992 x – 0,027 dengan
Gambar 4. Hubungan umur panen dengan nilai R adalah 0,996 (nilai R mendekati +1). Hal ini
kekerasan ubi kayu pada bagian ujung menunjukkan bahwa adanya hubungan linier antara
umur panen ubi kayu dengan kekerasan umbi pada
Hubungan umur panen dengan kekerasan ketiga bagian pengukuran. Dari pengujian nilai t
umbi pada bagian ujung pada grafik, titik-titik nilai diperoleh ttest sebesar 15,588 dengan P (T ≤ t)
kadar pati mengikuti sebuah garis lurus dengan sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kemiringan positif maka adanya korelasi positif kekerasan rataan dari bagian pangkal, tengah dan
yang tinggi antara umur panen dan kekerasan ujung umbi ubi kayu dengan penetrometer dapat
bagian ujung umbi ubi kayu. Dari pengukuran digunakan dalam menera kadar pati.
kekerasan umbi pada bagian ujung dengan Dilihat dari data yang diperoleh, maka
penetrometer diperoleh persamaan garis yaitu Y = penetrometer dapat digunakan dalam menera kadar
9,952 x – 0,092 dengan nilai R adalah 0,916 (nilai pati ubi kayu dengan dilakukan pengukuran
R mendekati +1). Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan rataan dari bagian pangkal, tengah dan
adanya hubungan linier antara umur panen ubi ujung umbi ubi kayu.
kayu dengan kekerasan umbi pada bagian ujung.
Dari pengujian nilai t diperoleh ttest sebesar 4,100 Kadar Pati Ubi Kayu pada Berbagai Umur
dengan P (T ≥ t) sehingga dapat disimpulkan Panen dengan Metode Hidrolisis Asam
bahwa pengukuran kekerasan bagian ujung umbi (AOAC, 1984)
ubi kayu dengan penetrometer tidak dapat
Kadar pati ubi kayu yang dihasilkan dengan
digunakan dalam menera kadar pati.
menggunakan metode AOAC pada berbagai umur
Dilihat dari rata-rata kekerasan pada
panen ubi kayu disajikan pada Tabel 3.
ketiga bagian diperoleh hasil yang tidak signifikan
yaitu diperoleh nilai 3,44, 3,46, 3,49, dan 3,52
Tabel 3. Kadar pati ubi kayu berdasar hidrolisa
Kg/mm2 pada masing-masing umur panen. Grafik
asam pada berbagai umur panen
hubungan umur panen dengan kekerasan rata-rata
Umur panen Kadar pati (%)
pada ketiga bagian ubi kayu disajikan
(bulan)
pada Gambar 5.
7 12,8
8 14,62
9 18,66
10 21,73

Kadar pati pada umumnya meningkat sejalan


dengan meningkatnya umur panen. Semakin tua
umur panen ubi kayu maka semakin tinggi kadar
pati ubi kayu yang dihasilkan. Peningkatan kadar
pati tersebut dikarenakan semakin tua panen ubi
kayu, maka semakin banyak granula pati yang
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 70
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
terbentuk di dalam umbi. Hasil analisis kadar pati Hasil rendemen pati berdasarkan proses ekstraksi
ubi kayu disajikan dalam bentuk grafik seperti yag telah dilakukan berkisar antara 15,49% -
terlihat pada Gambar 6. 18,37% (Tabel 4). Sedangkan hubungan umur
panen ubi kayu dengan rendemen pati disajikan
24
dalam bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 7.
22 21,73
20 Tabel 4. Rendemen pati ubi kayu pada berbagai
Kadar P ati (% )

18,66 umur panen


18
16 Umur panen Rendemen (%)
14,62 (bulan)
14
12,87 y = -36,228 x + 3,062 7 15,49
12 2 8 18,37
R = 0,9798
10 9 17,51
7 8 9 10 10 18,11
Umur Panen (bulan)

Gambar 6. Hubungan umur panen ubi kayu 19


dengan kadar pati metode hidrolisis 18,37

Ren dem en P ati (% )


18 18,11
asam (AOAC,1984)
17,51
Pembentukan pati terjadi melalui suatu 17
proses yang melibatkan sumbangan berulang unit 16
glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG 15,49 y = 45,68 x + 0,7
yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). 15
R2 = 0,4802
Pembentukan ADPG berlangsung dengan 14
menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
7 8 9 10
kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang Umur Panen (bulan)
sedang tumbuh dengan unit glukosa yang
mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya, Gambar 7. Hubungan umur panen ubi kayu dengan
bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan rendemen pati
dari ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis
reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Rendemen pati terendah adalah 15,49%
Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai diperoleh dari ubi kayu umur panen 7 bulan.
utama dan C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh Sedangkan rendemen pati tertinggi sebanyak
berbagai isoenzim dari beberapa enzim yang secara 18,37% diperoleh dari ubi kayu umur panen 8
ringkas disebut enzim percabangan atau enzim Q bulan. Pada pembuatan pati, proses ekstraksi
(Salisbury & Ross, 1992 dalam Titik. A, 2008). merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap rendemen pati yang dihasilkan. Pada
Reaksi berikut ini merangkum pembentukan pati gambar dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan
dari ADPG : rendemen pati pada ubi kayu berumur 9 bulan.
Penurunan rendemen pati tersebut disebabkan
amilosa kecil (unit n-glukosa) → amilosa (lebih hilangnya pati saat pemisahan pati dari slurry pada
besar dengan unit n+1glukosa) ADPG → ADP. tahap ekstraksi pati, hal ini disebabkan karena
masih terikatnya sebagian pati pada onggok.
Hubungan umur panen ubi kayu dengan kadar pati Hubungan umur panen ubi kayu dengan
metode hidrolisis asam (AOAC,1984) pada grafik rendemen pati pada grafik, titik-titik nilai kadar
di atas, titik-titik nilai kadar pati mengikuti sebuah pati memencar dan mengikuti sebuah garis lurus
garis lurus dengan kemiringan positif maka adanya dengan kemiringan positif maka adanya korelasi
korelasi positif yang tinggi antara umur panen positif yang rendah antara umur panen dengan
dengan kadar pati ubi kayu metode hidrolisis asam rendemen pati ubi kayu. Dari pengukuran
(AOAC, 1984). Dari pengukuran kadar pati ubi rendemen pati ubi kayu diperoleh persamaan garis
kayu dengan metode hidrolisis asam (AOAC, yaitu Y = 45,68 x – 0,7 dengan nilai R adalah
1984) diperoleh persamaan garis yaitu Y = -36,228 0,693. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
x + 3,062 dengan nilai R adalah 0,990 (nilai R hubungan linier yang rendah antara umur panen ubi
mendekati +1). Hal ini menunjukkan bahwa kayu dengan rendemen patinya. Dari pengujian
adanya hubungan linier antara umur panen ubi nilai t diperoleh ttest sebesar 1,359 dengan P (T ≥ t)
kayu dengan kadar pati metode hidrolisis asam sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran
(AOAC, 1984). Dari pengujian nilai t diperoleh rendemen pati ubi kayu tidak dapat digunakan
ttest sebesar 9,847 dimana nilai T0,01 adalah 6,965 dalam pengukuran kadar pati.
dan T0,05 adalah 2,920, maka P (T ≤ t) sehingga
dapat disimpulkan bahwa metode hidrolisis asam
(AOAC, 1984) dapat digunakan dalam pengukuran
kadar pati.
Pengukuran Rendemen Pati
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 71
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
F. Hubungan Rendemen Ubi Kayu dengan Hubungan kadar pati ubi kayu metode
Kadar Pati berdasar Hidrolisis Asam penimbangan (International Starch Institute, 1999)
dengan metode hidrolisis asam (AOAC, 1984)
24 pada grafik, titik-titik nilai kadar pati mengikuti
sebuah garis lurus dengan kemiringan positif maka
Kadar P ati AO AC (% )
22 21,73
20
adanya korelasi positif yang tinggi antara
18,66 penimbangan ubi kayu dan kadar pati ubi kayu
18
metode hidrolisis asam.
16
14,62
Diperoleh persamaan garis yaitu Y= -
14
12,87 y = -56,29 x + 1,79 34,157 X + 1,261dengan nilai R adalah 0,9857
12 (nilai R mendekati +1). Hal ini menunjukkan
R2 = 0,341
10 bahwa adanya hubungan linier antara kadar pati ubi
15,49 18,37 17,51 18,11 kayu metode penimbangan (International Starch
Rendemen pati (%) Institute, 1999) dengan metode hidrolisis asam
(AOAC, 1984). Dari pengujian nilai t diperoleh
ttest sebesar 8,28 dimana nilai T0,01 adalah 6,965 dan
Gambar 9. Hubungan rendemen pati ubi kayu T0,05 adalah 2,920, maka P (T ≤ t) sehingga dapat
dengan kadar pati metode hidrolisis disimpulkan bahwa kadar pati metode
asam (AOAC, 1984) penimbangan (International Starch Institute, 1999)
dengan metode hidrolisis asam (AOAC, 1984)
Hubungan rendemen pati ubi kayu dengan kadar memiliki korelasi yang tinggi.
pati metode hidrolisis asam (AOAC, 1984) pada
grafik, titik-titik nilai kadar pati mengikuti sebuah H. Hubungan Kekerasan Ubi Kayu dengan
garis lurus dengan kemiringan positif maka adanya Kadar Pati berdasar Hidrolisis Asam
korelasi positif yang tinggi antara rendemen pati
ubi kayu dan kadar pati ubi kayu metode hidrolisis 21,73
21
asam. Diperoleh persamaan garis yaitu Y= -56,29

Kad ar P ati AO AC (% )
X + 1,79 dengan nilai R adalah 0,584. 18
18,66

Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan 15 14,62


linier yang rendah antara rendemen pati ubi kayu 12,87
12 y = -1515,4x + 113,82
dengan kadar pati metode hidrolisis asam (AOAC, R 2 = 0,995
1984). Dari pengujian nilai t diperoleh ttest sebesar
9
1,016 dimana nilai T0,01 adalah 6,965 dan T0,05 3,44 3,46 3,49 3,52
adalah 2,920, maka P (T ≤ t) sehingga dapat Kekerasan (kg/mm2)
disimpulkan bahwa rendemen pati ubi kayu dengan
kadar pati metode hidrolisis asam (AOAC, 1984) Gambar 11.Hubungan kekerasan dengan kadar pati
tidak memiliki korelasi yang tinggi. ubi kayu berdasar hidrolisis asam

G. Hubungan Penimbangan Ubi Kayu dengan Hubungan kekerasan dengan kadar pati ubi kayu
Kadar Pati berdasar Hidrolisis Asam metode hidrolisis asam (AOAC, 1984) pada grafik,
titik-titik nilai kadar pati mengikuti sebuah garis
lurus dengan kemiringan positif maka adanya
24 korelasi positif yang tinggi antara kekerasan
22
dengan kadar pati ubi kayu metode hidrolisis asam
K ad ar P ati A O A C (% )

21,73
(AOAC, 1984). Diperoleh persamaan garis yaitu
20
18,66
Y= -1515,4 X + 113,82 dengan nilai R adalah
18 0,9976 (nilai R mendekati +1). Hal ini
16 menunjukkan bahwa adanya hubungan linier antara
14,62 kekerasan ubi kayu dengan kadar pati metode
14
12,87 y = -34,157x + 1,261 hidrolisis asam (AOAC, 1984). Dari pengujian
12
R2 = 0,9716 nilai t diperoleh ttest sebesar 20,173 dimana nilai
10
16,5 19,07 21,7 23,67
T0,01 adalah 6,965 dan T0,05 adalah 2,920, maka P
Kadar Pati Penimbangan (%)
(T ≤ t) sehingga dapat disimpulkan bahwa
kekerasan dengan kadar pati ubi kayu metode
hidrolisis asam (AOAC, 1984) memiliki korelasi
Gambar 10. Hubungan kadar pati ubi kayu metode yang tinggi.
penimbangan (International Starch
Institute, 1999) dengan metode
hidrolisis asam (AOAC,1984)

Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 72
Siti Nurdjanah, Susilawati dan Maya Ratna Sabatini Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu . . .
KESIMPULAN Haque, Z.U and T. Ji. 2003. Cheddar whey
processing and source: effect on non-fat ice
Tingkat kekerasan umbi mempunyai korelasi
cream and yoghurt. J. of Food Science and
positif yang tinggi dengan kadar pati ubi kayu
Technology. 38: 463-473.
dengan metode hidrolisis asam. Hal ini
International Starch Institute. 1999. Determination
mengindikasikan bahwa penetrometer dapat
of starch in tubers by under water weight.
digunakan sebagai alternatif dalam menera kadar
Science Park Aarhus. Denmark
pati ubi kayu.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penanganan
Pasca Panen. Rineka Cipta. Jakarta.
UCAPAN TERIMAKASIH
Keputusan Menteri Pertanian (KMP). 2000.
Terimakasih disampaikan kepada PT Madusari Pelepasan ubi kayu Klon Uj – 5 sebagai
Lampung Indah , Lampung Timur yang telah varietas unggul dengan nama Uj– 5. Nomor:
memfasilitasi alat untuk pengukuran kadar pati di 82/Kpts/Tp.240/2/ 2000. Jakarta.
lapangan dan bahan baku ubi kayu untuk penelitian Rubatzky, V. E dan Yamaguchi. 1998. Sayuran
ini. Dunia: Prinsip, Produksi dan Gizi. Jilid 1.
ITB. Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Seisakusho, Ltd. Fruit Hardness Tester.
Manufactures and Distributors of
Abbot, J.A and F. R. Harker. 2001. Texture. The Agricultural and General Laboratory
Horticulture and Food Research Institute of Equipment. Kiya No. 166-E Tokyo. Japan.
New Zealand Ltd. New Zealand. Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan
AOAC. 1984. Official Methode of Analysis of Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan
Association of Chemists. North Ninetheenth Biometrik. PT. Gramedia Pustaka Umum.
Street 201. Virginia. Jakarta.
Anonimous. 2007. Pengolahan tepung tapioka. Wills, R.B.H., Lee, T.H., Graham,D., McGlason,
Sipuk-Bank Sentral Republik Indonesia. W.B., and Hall, E.G. 2005. Postharvest: An
Asnawi, R. 2003. Analisis fungsi produksi introduction to the Physiology and Handling
usahatani ubikayu dan industri tepung of Fruit and Vegetables. 2nd Ed. AVI
tapioka rakyat di Provinsi Lampung. Balai Publ..Co.
Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Zamhuri, Y dan D.R. Pratiwi. 2007. Prosedur
J. Pengkajian dan Pengembangan pengambilan sampel dan pengukuran kadar
Teknologi Pertanian Vol. 6, No. 2. Juli pati singkong. PT. Madusari Lampung
2003: 131-140. Indah. Lampung Timur.

Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 12, No.2, September 2007 73

You might also like