You are on page 1of 9

Produktifitas nira berdasarkan morfologi aren (Arenga pinnata Merr.

) di Desa
Pastap Julu Taman Nasional Batang Gadis
(Productivity of sap based on palm morphology (Arenga pinnata Merr.) In Pastap
Julu Village, Batang Gadis National Park)

Elma Asvira Vardhani1 dan Mohammad Basyuni 2


1
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No. 1 Kampus
USU Medan 20155
2
Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri
Dharma Ujung No. 1 Kampus USU Medan 20155

(E-mail : elmaasvira@gmail.com )

Abstract
Aren (Arenga pinnata Merr.) Is a type of palm plant whose roots to the tips of the plant can be
used. Nira is one of the palm plant products that is widely used by the community, one of which
is the Pastap Julu Village community. This research was conducted in March 2020. This
research was conducted at Resort 3 Pastap Julu, SPTN II Kotanopan, Batang Gadis National
Park. The research method was carried out by collecting primary and secondary data, the
sampling was done by purposive sampling. Data analysis used simple linear regression
analysis. plant age 42%, taper age 42.2%, 44% panicle rate, and 54% panicle number. Where
the growing age factor of plants will reduce the yield of sap water. With increasing age, the
resulting panicles increase in level so that the sap yield decreases. The longer the sap is tapped,
the less sap is produced, and the more panicles are tapped, it will produce quite a lot of juice.
The effect of plant height and plant diameter of 1.7% on the production of sap or not has a
significant effect because several factors influence it.

Keywords: Aren (Arenga pinata), Productivity of sap, panicle.


Kawasan Taman Nasional Batang (Tunggal). Tumbuh baik pada tanah
Gadis (TNBG) yang terletak di Pegunungan gembur, tanah vulkanis, dan tanah berpasir
Bukit Barisan Sumatera bagian Utara. Taman di tepian sungai. Pada iklim yang sesuai,
Nasional Batang Gadis secara administrasi tumbuhan ini dapat mencapai umur 15 – 20
berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal tahun (Marwah, dkk, 2020).
Provinsi Sumatera Utara yang meliputi 11 Pada saat ini aren (Arenga pinnata
kecamatan serta 71 desa. Desa Pastap Julu Merr) adalah komoditas yang sangat
merupakan salah satu desa yang berdekatan potensial dalam hal mengatasi kekurangan
dengan kawasan Taman Nasional Batang Gadis pangan. Oleh karena itu sudah banyak
yang berlokasi di SPTN II Resort 3. Desa masyarakat yang mulai mengembangkan
Pastap Julu berada di Kecamatan Tambangan, dan memasarkan produk aren untuk menjadi
Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi nilai ekonomis tinggi seperti gula merah,
Sumatera Utara. Desa Pastap Julu memiliki gula semut, kolang – kaling termasuk
iklim yang tergolong hangat dan sedang, masyarakat di Desa Pastap Julu yang
dengan curah hujan yang signifikan bahkan memanfaatkan hasil dari nira aren. Oleh
pada saat bulan kering, yaitu 2577 mm. Suhu sebab itu, penelitian ini akan mengetahui
rata-rata di Desa Pastap Julu yaitu 16,3 0 C bagaimana faktor yang mempengaruhi
(Balai TNBG, 2007). jumlah produksi nira perharinya disetiap
Tumbuhan Aren merupakan salah satu sampel tumbuhan, dan mengevaluasi hasil
komoditas hasil hutan bukan kayu yang dapat produksi nira sehingga masyarakat dapat
ditemukan di dalam hutan, kebanyakan tumbuh memperkirakan produksinya meningkat
secara liar, baik di dataran rendah, lereng bukit, atau menurun untuk mengetahui jumlah
lembah, maupun pegunungan hingga produksi gula dari hasil nira.
ketinggian 1.400 mdpl. Akar tumbuhan aren TUJUAN PENELITIAN
bisa mencapai kedalaman 6-8 meter, sangat Penelitan ini bertujuan untuk
potensial untuk menahan erosi dan air. Di menganalisis Produktifitas Nira
Indonesia, aren dapat tumbuh baik dan Berdasarkan Morfologi Tumbuhan aren
berproduksi pada daerah-daerah yang tanahnya (Arenga pinnata Merr) di desa Pastap Julu
subur dengan curah hujan yang relatif tinggi Taman Nasional Batang Gadis.
dan merata sepanjang tahun. Namun, tumbuhan
METODE PENELITIAN
aren merupakan jenis tumbuhan tahunan yang
Tempat dan Waktu Penelitian
dapat tumbuh di daerah beriklim basah hingga
Penelitian ini dilaksanakan pada
beriklim kering, tumbuh secara soliter
bulan Maret 2020. Penelitian ini dilakukan di Metode pengambilan sampel
Resort 3 Pastap Julu, SPTN II Kotanopan Balai dilakukan dengan Penentuan jumlah sempel
Taman Nasional Batang Gadis. dilakukan secara purposive sampling, yaitu
dengan memilih areal yang ditumbuhi aren
dengan tandan, tinggi yang seragam namun
dengan umur yang beragam (Fitriani, dkk,
2016). Parameter Morfologi tumbuhan yang
dihitung yaitu terdiri dari Tinggi
Tumbuhan, Umur Tumbuhan, Diameter
Batang, Umur Sadapan, Tingkatan Malai,
dan Jumlah Bunga Jantan.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 1. Tinggi Tumbuhan


Alat dan Bahan Penelitian Tinggi tumbuhan diukur hanya 1
Alat yang digunakan dalam penelitian ini (satu) kali pada setiap tumbuhan sampel
adalah meteran, laptop, kamera digital, tangga, Pengukuran dimulai dari permukaan
kalkulator dan alat tulis. tanah sampai dengan tajuk tumbuhan
Bahan yang digunakan adalah tally tertinggi dengan menggunakan meter.
sheet dan kuisoner. 2. Umur Tumbuhan
Prosedur Penelitian
Umur tumbuhan diketahui melalui
Metode Pengumpulan Data wawancara yang dilakukan kepada
Data pelaksanaan penelitian ini petani aren disetiap tumbuhan yang
memiliki dua data yang digunakan yaitu data dijadikan sampel.
primer dan data sekunder. Data primer 3. Diameter Batang
diperoleh melalui hasil observasi lapangan, Diameter tumbuhan dilakukan dengan
kuisioner, dan wawancara terhadap masyarakat cara melingkarkan meteran 1 meter dari
yang terlibat langsung dalam pengelolaan aren. permukaan tanah pada setiap batang
Data sekunder yang dikumpulkan antara lain tumbuhan sampel dengan menggunakan
adalah kondisi umum lokasi atau data umum meteran, kemudian dihitung dengan
yang ada pada Balai Tumbuhan Nasional menggunakan rumus :
Batang Gadis dan data dari penelitian D=K
sebelumnya. π
Dimana :
Pengambilan Sampel
K = Keliling
D = Diameter, dan Dimana : Y = Jumlah nira yang
π = 22/7 atau 3,14 (Nuharini dan Wahyuni, dikumpulkan penyadap tumbuhan aren
2008). (liter)
Pengukuran dilakukan hanya 1 (satu) kali X = Parameter tumbuhan aren
dalam penelitian. a = Kostanta
4. Umur Sadapan b = koefisien regresi
Untuk mengetahui umur sadapan HASIL DAN PEMBAHASAN
tumbuhan dilakukan melalui wawancara Hasil penelitian dari maragat
langsung dengan petani, yaitu untuk (penyadapan) yang dilakukan masyarakat
mengetahui sudah berapa lama malai Pastap Julu dilakukan dua kali pada pagi
tersebut disadap pada setiap tumbuhan dan sore dimana pagi sekitar pukul 06.00
sampel. WIB dan sore sekitar pukul 17.00 WIB atau
5. Tingkatan Malai sekitar 10-13 jam. Air nira ditampung
Tingkatan malai dapat diketahui dengan dengan menggunakan garigit atau
cara melihat secara langsung tumbuhan penampung air nira yang terbuat dari bambu
yang digunakan sebagai sampel, yaitu untuk yang panjangnya 1-1,5 meter dengan
mengetahui malai yang keberapa yang kapasitas tampung satu garigit 5-10 liter.
disadap petani tersebut dengan menghitung Agar malai tidak patah saat garigit
dari awal pertumbuhan (ujung batang menapung air nira yang telah terisi maka
tumbuhan aren) hingga akhir pertumbuhan garigit diikat disekitaran pelepah daun aren
malai (bagian bawah batang tumbuhan aren yang berdekatan dengan batang malai dan
atau menurun menuju tanah). mencegah garigit tidak jatuh karena volume
6. Jumlah Bunga Jantan air nira yang terisi. Penyadapan malai
Jumlah bunga jantan dapat diketahui dilakukan dengan cara mengiris tipis batang
dengan cara melihat langsung tumbuhan malai untuk membuang jaringan yang
yang digunakan sebagai sampel, yaitu mengeras dan menyumbat pembuluh kapiler
untuk mengetahui berapa banyak bunya malai, lalu dibawah batang malai ditampung
jantan dalam satu tumbuhan sampel. dengan garigit yang baru atau bersih.

Analisis Data Analisis Morfologi Tumbuhan Aren

Data ini menggunakan analisis regresi Hasil penelitian membahas

linier sederhana sebagai berikut : produktifitas nira berdasarkan sifat

Y = a + bX morfologi tumbuhan aren (tinggi tumbuhan,


diameter tumbuhan, umur tumbuhan, umur
sadapan, tingkat malai, dan jumlah malai). (Sebayang, 2016). Seiring bertambah tinggi
Pengambilan data tumbuhan aren yang menjadi tumbuhan aren maka diameter aren juga
sampel d dari kondisi tempat tumbuh yang berkembang, pada hasil penelitian ini
berbeda-beda atau tidak berada di strata didapat nilai dari diameter tumbuhan
tumbuh yang sama seperti ada di sempanjang kisaran 41,40 – 57,32 cm.
aliran sungai, lembah, lereng dan lainnya. Hasil
penelitian terhadap analisis pertumbuhan tinggi
tumbuhan yang dijumpai pada lokasi penelitan
menunjukan bahwa tinggi tumbuhan aren pada
kisaran antara 10–25 meter.

Gambar 3. Hubungan Antara Diameter


Tumbuhan Dengan Produktivitas Nira
Mulyanie dan Romdani (2018)
mengemukan bahwa Selama ini untuk

Gambar 2. Hubungan Antara Tinggi Tumbuhan


memenuhi permintaan bahan utama industri
Dengan Produktivitas Nira yang berasal dari bagian-bagian tumbuhan
Pada gambar 2 tidak terdapat perubahan
aren, masih dipenuhi dan dilayani dengan
nyata antara pengaruh tinggi tumbuhan dengan
hasil produksi tumbuhan aren yang tumbuh
produktifitas nira yang artinya semakin tinggi
secara liar. Tumbuhan ini kurang mendapat
tumbuhan aren produktifitas nira naik maupun
perhatian untuk dikembangkan atau
turun, dimana tinggi tumbuhan berpengaruh
dibudidayakan secara sungguh-sungguh
hanya 1,7% pada hasil nira. Hal ini disebabkan
oleh berbagai pihak.
pada pengambilan sampel data tinggi tumbuhan
Pada gambar 3 menunjukan bahwa
aren tidak pada posisi tumbuh yang sama
pengaruh diameter tumbuhan dengan
seperti di dataran, lereng, lembah dan
sebaran produktivitas nira tidak
ketinggian yang berbeda, sehingga
berpengaruh nyata yang artinya bertambah
membedakan hasil produksi nira.
besarnya diameter tumbuhan tidak
Tumbuhan aren sangat cocok pada kondisi
menaikan dan menurunkan produktivitas
tempat tumbuh landai dengan kondisi
nira, dimana diameter tumbuhan hanya
agroklimat beragam seperti daerah pegunungan
berpengaruh 1,7% terhadap hasil nira. Hal
dimana curah hujan tinggi dengan tanah
ini disebabkan tumbuhan aren yang tumbuh
bertekstur liat berpasir. Umumnya tumbuhan
liar di lapangan dan tidak ada perlakuan
aren banyak yang tumbuh di kawasan hutan
khusus dari petani sehingga pertumbuhan
vegetatif dan generatifnya tidak seimbang, 25 tahun, setelah itu tumbuhan perlahan-
dimana pertumbuhan vegetatif untuk lahan mati. Setiap tumbuhan aren pada
perkembangan diameter tumbuhan dan umur 9 tahun akan akan tumbuh mayang.
generatif untuk menghasilkan bunga betina dan Melalui mayang ini diproduksi air yang
bunga jantan dimana bunga jantan dibutuhkan nantinya diambil petani guna dimasak
untuk menghasilkan nira aren. menjadi gula. Pertumbuhan mayang pada
batang tumbuhan aren selalu menurun
seiring dengan bertambahnya umur
tumbuhan aren. Selain itu, pertumbuhan
mayang ini akan semakin dekat ke tanah,
pertanda masa produksi hampir habis
Gambar 4. Hubungan Umur Tumbuhan Dengan (Fatriani, dkk, 2016).
Produktivitas Nira
Hasil penelitian ini menujukan adanya
semakin bertambahnya umur tumbuhan aren
maka hasil nira cenderung sedikit, penurunan
hasil nira dari pertambahnya umur tumbuhan
secara grafis dapat dilihat pada Gambar 4,
dimana pengaruh umur tumbuhan terhadap
hasil nira sekitar 4,2%. Hal ini terjadi karena Gambar 5. Hubungan Umur Sadapan Dengan
Produktivitas Nira
pada umur 6 – 7 tahun malai sudah tumbuh dan
Penurunan air nira dari lamanya
padah umur 8 – 9 tahun malai sudah bisa di
umur sadapan dapat dilihat secara grafis
sadap dan nira yang dihasilkan cenderung lebih
pada gambar 5, dimana pengaruh umur
banyak dibanding dengan tumbuhan nira yang
tumbuhan 42,2% terhadap hasil nira
berumur lebih dari 20 tahun.
kemungkinan hal ini disebabkan pada awal
Tumbuhan aren yang termasuk
pemotongan malai posisi atau bentuk dari
produktif berumur antara 7 sampai 23 tahun,
malai masih dalam kondisi baik atau lurus
sedangkan tumbuhan aren yang sudah bisa
mengarah keatas sehingga air nira dapat
dideres atau disadap berumur 7 sampai 8 tahun
mengalir dengan baik, dan semakin lama
dengan lama penyadapan berkisar antara 10-20
penyadapan dilakukan maka malai juga
tahun dan subur. Tumbuhan aren bisa
menahan beban dari bumbung sehingga
menghasilkan 15 hingga 20 liter nira aren tiap
batang bengkok kebawah dan batang malai
hari. Umur produktif tumbuhan aren maksimal
semakin terkikis sehingga aliran semakin
sedikit. atas tumbuhan aren sehingga produksinya
Pada saat pemotongan malai pada hari masih baik, semakin tinggi tingkatan malai
pertama, posisi malai berada dalam posisi atau malai tumbuh di akhir batang
bengkok tetapi produksi nira masih tinggi. Pada tumbuhan aren maka hasil nira yang didapat
hari-hari berikuitnya produksi aren mulai menurun.
menurun yang diikuti posisi malai masih dalam Pada satu tumbuhan aren terdapat 1-
keadaan bengkok sehingga tekanan air dari 3 malai yang tumbuh dan memproduksi
pada malainya akan mengalir dengan lambat nira, di penelitian ini malai yang didapatkan
yang mengakibatkan produksinya menurun. di lapangan terdapat 1-2 malai yang
Lama kelamaan walaupun potensi tumbuhan berproduksi nira di setiap satu tumbuhan.
sudah mulai berkurang untuk menghasilkan Slamet (2000) menyatakan bahwa buah aren
nira tetapi posisi tangkai malai sudah mulai tumbuh dalam jumlah yang besar pada
lurus akibat terus menerus disadap, sehingga tandan yang bercabang, kadang-kadang
tekanan air dari pada malainya akan semakin terdapat lima tandan per tumbuhan. Tandan
meningkat (tidak dihalangi oleh malai yang buah aren yang terdapat pada batang ini
bengkok) yang menyebabkan produksi nira dapat menghasilkan nira, yang dapat diolah
akan meningkat kembali. Tapi kondisi ini tidak lebih lanjut menjadi produk olahan lain.
bisa bertahan lama dikarenakan tumbuhan juga
semakin lama produksinya juga akan semakin
menurun (Harahap, 2017).

Gambar 7. Hubungan Jumlah Malai Dengan


Produktifitas Nira
Hasil penelitian ini jumlah malai
dengan produksi nira memiliki pengaruh
Gambar 6. Hubungan Tingkat Malai Dengan
Produktivitas Nira nyata. Dimana semakin banyak jumlah
Pengaruh tingkat malai dengan
malai maka semakin bertambah air nira
produktifitas nira berpengaruh nyata dimana
yang dihasilkan, dimana jumlah malai
semakin tinggi jumlah tingkatan malai maka
berpengaruh 54% pada hasil nira. Pada
semakin tingkat malai dilihat di gambar 6,
tumbuhan aren yang memiliki malai lebih
tingkst malai berpengaruh 44% pada hasil nira.
dari satu umumnya memiliki kondisi malai
Kemungkinan hal ini dapat terjadi karena
yang baik sehingga malai dapat di sadap
pertumbuhan malai diawal berada di bagian
lebih dari satu. Secara grafis pada gambar 7 yang baik. Pada sampel yang menimbulkan
dapat dilihat kenaikan jumlah air nira seiring data pencilan memiliki umur tumbuhan
bertambahnya malai yang di sadap. yang muda dan memiliki dua malai pada
Putri, dkk (2019) mengemukakan satu tumbuhannya dan malai yang berada di
bahwa Jumlah nira yang berhasil dikumpulkan bagian atas dekat dengan tunas atau malai
setiap hari akan mempengaruhi jumlah pertama yang tumbuh. Hal ini sesuai dengan
produksi gula aren, oleh karena itu penyadap pernyataan Marwah, dkk (2020) bahwa
tumbuhan aren akan selalu berusaha Tumbuhan aren merupakan jenis tumbuhan
memperoleh nira dalam jumlah yang relatif tahunan yang dapat tumbuh di daerah
banyak setiap harinya. Jumlah nira yang beriklim basah hingga beriklim kering,
dihasilkan akan berbeda sesuai dengan kondisi tumbuh secara soliter (Tunggal). Tumbuh
aren, perlakuan terhadap mayang yang akan baik pada tanah gembur, tanah vulkanis,
disadap, dan faktor lain seperti intensitas dan tanah berpasir di tepian sungai.
cahaya matahari dan curah hujan. Faktor lain Menurut Fatriani, dkk (2016) pertumbuhan
yang ikut mempengaruhi jumlah nira yang mayang pada batang tumbuhan aren selalu
disadap adalah jumlah mayang yang disadap. menurun seiring dengan bertambahnya
Penyadapan nira dilakukan pada mayang yang umur tumbuhan aren. Selain itu,
belum terbuka, bebas dari serangan hama dan pertumbuhan mayang ini akan semakin
penyakit. Di daerah penelitian rata-rata jumlah dekat ke tanah, pertanda masa produksi
mayang yang disadap adalah 2 batang. Waktu hampir habis. Banyaknya nira yang
yang digunakan untuk menyadap mayang ini dihasilkan tergantung pada umur tumbuhan.
adalah 1,8 jam. Semakin tua umur tumbuhan, maka nira
Pada penelitian ini terdapat data yang dihasilkan semakin sedikit, semakin
pencilan yang dapat yang dilihat secara secara subur tanah tempat tumbuh tumbuhan aren
grafis, pada keneenam gambar pengaruh akan memperbesar hasil nira yang diperoleh
morfologi tumbuhan terhadap hasil nira. besar batang tumbuhan dapat memberikan
Menurut Cahyawati, dkk (2006) pencilan kontribusi bagi banyaknya nira yang
(Outliers) merupakan data yang tidak dihasilkan (Fatriani, 2011).
mengikuti pola umum dalam model regresi KESIMPULAN
yang dihasilkan, atau tidak mengikuti pola data Hasil dari analisis morfologi yang
secara keseluruhan. Kemungkinan hal ini berpengaruh nyata pada hasil produksi nira
terjadi pada sampel, karena sampel yang yaitu umur tumbuhan 42% , umur sadapan
diambil memiliki nutrisi dan tempat tumbuh 42,2% , tingkat malai 44% , dan jumlah
malai 54% Dimana faktor umur tumbuhan Tumbuhan Aren (Arenga Pinnata
Merr.) Di Kawasan Hutan Kota
yang semakin bertambah akan mengurangi
Kendari Provinsi Sulawesi
hasil air nira. Umur bertambah maka malai Tenggar. Jurnal Kehutanan
Indonesia. Celebica, 1(1).
yang dihasilkan semakin naik tingkatan
sehingga hasil nira menurun. Semakin lama Mulyanie, E., & Romdani, A. (2018).
Tumbuhan Aren Sebagai
batang nira disadap maka semakin sedikit
Tumbuhan Fungsi
jumlah air nira yang yang dihasilkan, dan Konservasi. Jurnal Geografi:
Media Informasi Pengembangan
semakin banyak jumlah malai yang disadap,
dan Profesi Kegeografian, 14(2),
maka akan menghasilkan air nira yang cukup 11-17.
banyak. Pengaruh tinggi tumbuhan dan
Nuharini, D. dan Wahyuni, T. 2008.
diameter tumbuhan 1,7% terhadap produksi Matematika Konsep dan
Aplikasinya. Pusat Pembukuan
nira atau tidak berpengaruh nyata dikarenkan
Departemen Pendidikan Nasional.
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Putri, M. D., Sumantri, B., & Asriani, P. S.
DAFTAR PUSTAKA
2019. karakteristik penyadap aren
[Balai TNBG] Balai Taman Nasional Batang dan pengaruhnya terhadap jumlah
Gadis. 2010. Upaya Mewarisi Hutan produksi kasus di kecamatan
bagi Anak Cucu. Mandailing Natal. Lebong Tengah Kabupaten
Lebong.
Cahyawati, D., Tanuji, H., & Abdiati, R.
(2009). Efektivitas Metode Regresi Sebayang, L. 2016. Keragaan eksisting
Robust Penduga Welsch dalam tumbuhan Aren (Arenga pinnata
Mengatasi Pencilan pada Pemodelan Merr) di Sumatera Utara (Peluang
Regresi Linear Berganda. Jurnal dan Potensi
Penelitian Sains, 12(1). Pengembangannya). Jurnal
Pertanian Tropik, 3(2), 133-138.
Fatriani, F., Sunardi, S., & NS, F. P. 2016.
Pengaruh umur tumbuhan aren
Slamet, Suseno. 2000. Bertanam Aren.
(Arenga pinnata merr) terhadap
Penerbit, Swadaya.
produksi nira di Desa Pulantan
Kecamatan Awayan Kabupaten
Balangan Provinsi Kalimantan
Selatan. Jurnal Hutan Tropis, 13(1).

Harahap, M. K., & Harahap, P. 2018.


Identifikasi Karakter Batang
Tumbuhan Aren (Arenga pinnata
Merr) Di Kecamatan
Marancar. Jurnal LPPM, 9(1B), 9-
11.

Marwah, S., Hadjar, N., & Muhusana, M.


2020. Potensi Dan Pemanfaatan

You might also like