You are on page 1of 12

ANALISIS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI SISWA


DI SMAN 1 RASAU JAYA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
MAISAROH
NIM. F1091151044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PIIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA


DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
DI SMAN 1 RASAU JAYA

ARTIKEL PENELITIAN

MAISAROH
NIM F1091151044

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hj. Sulistyarini, M.Si Dr. Izhar Salim, M. Si

NIP. 196511171990032001 NIP. 195606051987031002

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan PIIS

Dr. H. Martono Drs. Hj. Sulistyarini, M.Si


NIP. 196803161994031014 NIP. 196511171990032001
ANALISIS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA
DALAM MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
DI SMA NEGERI 1 RASAU JAYA

Maisaroh, Pembimbing 1 Sulistyarini, Pembimbing 2 Izhar Salim


Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak
Email: Mai23saroh@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the paskibra extracurricular activities in building students'
confidence in SMAN 1 Rasau Jaya. This study uses a qualitative approach with descriptive
methods. The data source of this research is student affairs, post-liberal extracurricular
trainers, and students who take the paskibra extracurricular activities at SMAN 1 Rasau
Jaya. Data obtained through interview, observation, and documentation techniques. The
data collection tool used is an observation guide, interview guide and documentation. The
results showed that (1) the process of paskibra extracurricular activities in building the
confidence of students in Rasau Jaya 1 Public High School can be said to build students'
self-confidence because during the extracurricular activities the paskibra students practice
by believing in their own abilities and do not expect help from others. There is no student
who shows a conformist attitude to get recognition from the group. Students interact well
with their fellow friends and coaches so they have good self-control. Students are always
eager and persistent to continue to practice so students do not easily give up on fate and not
depend on others. (2) The efforts of the paskibra trainer in building the confidence of students
through paskibra extracurricular activities at Rasau Jaya 1 Public High School can be said
to build students' self-confidence because through several training programs carried out by
paskibra trainers such as on-the-spot movements, moving movements, walking movements,
praise and punishment can build confidence, mentality, responsibility, courage,
independence and discipline.

Keywords: Extracurricular, Paskibra, Self Confidence, Students

PENDAHULUAN nasional sebagaimana amanat Undang-Undang


Manusia senantiasa membutuhkan Sistem Pendidikan Nasional yaitu,
pendidikan dalam kehidupannya. Dengan Mengembangkan kemampuan dan membentuk
pendidikan manusia dapat meningkatkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
kualitas hidup dalam segala aspek kehidupan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
didunia. Pada dasarnya, pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan potensi peserta
mengembangkan kemampuan tetapi juga didik agar menjadi manusia yang beriman dan
merupakan faktor utama dalam pembentukan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pribadi manusia, karena pendidikan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
berlangsung seumur hidup yang dapat mandiri dan menjadi warga negara yang
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, demokratis serta bertanggung jawab.
masyarakat serta sekolah. Dengan pendidikan, Menurut Moh Suardi (2012:21),
manusia akan memiliki kemampuan dan pendidikan merupakan “proses untuk
kepribadian yang lebih matang. memengaruhi peserta didik supaya mampu
Menurut UU No. 20 tahun 2003 bab 2 menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
pasal 3 yakni tentang tujuan pendidikan lingkungan, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

1
memungkinkan berfungsi secara baik dalam 17.00 WIB. Ekstrakurikuler paskibra hanya
kehidupan masyarakat”. diikuti oleh kelas X dan XI saja sedangkang
Menurut Suryosubroto (2009:287), kelas XII tidak ada yang mengikuti
mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler ekstrakurikuler paskibra karena tidak
merupakan “seperangkat pengalaman belajar, diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan
memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan ekstrakurikuler tersebut agar lebih fokus ketika
keperibadian siswa”. Melalui kegiatan menghadapi ujian. Sedangkan siswa yang lain
ekstrakurikuler bisa menjadi sebuah wadah mengikuti kegiatan ektrakurikuler seperti
kegiatan yang menampung minat dan bakat pramuka, silat, volly, futsal dan lain sebagainya.
para siswa yang kegiatannya dilakukan di luar Menurut Aunurrahman (2014:184),
jam belajar wajib (intrakurikuler). Dalam percaya diri adalah “salah satu kondisi
kegiatan ekstrakurikuler siswa juga dapat psikologis seseorang yang berpengaruh
menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani, terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses
menyalurkan kebutuhan gerak, hobi, mengisi pembelajaran”. Ketika seorang anak masuk
waktu luang, dan juga sebagai alat penunjang dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan
pencapaian tujuan yang diharapkan oleh sebagai siswa. Siswa yang memiliki
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di kepercayaan diri yang baik akan mudah
sekolah ada berbagai macam jenis yang salah bersosialisasi dengan baik dan lancar dalam
satunya yaitu pasukan pengibar bendera memperoleh pemahaman tentang ilmu
(paskibra). Menurut Hamid (2010:2), paskibra pengetahuan yang diberikan dalam sekolah.
merupakan “kegiatan ekstrakurikuler yang Sedangkan siswa yang tidak memiliki
bertujuan untuk memupuk semangat kepercayaan diri yang baik akan susah untuk
kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, bersosialisasi di lingkungan sekolahnya karena
kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin siswa yang kurang percaya diri akan mudah
dan berbudi pekerti luhur dalam rangka malu, mudah gugup, mudah cemas, dan sering
pembentukan character building generasi muda menyendiri.
Indonesia”. Peneliti kembali melakukan observasi
Berdasarkan pra riset pertama pada hari dilanjutkan dengan wawancara yang kedua
Jumat tanggal 7 September 2018 pukul 10.00 pada hari Rabu tanggal 19 September 2018
WIB, peneliti melakukan wawancara dengan pukul 15.30 WIB. Penulis melakukan
seorang pelatih paskibra yang bernama Kak wawancara singkat dengan beberapa siswa dan
Aris Maf Tuq’in. Peneliti memperoleh data pelatih ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler 1 Rasau Jaya. Hasil dari wawancara dengan
paskibra di SMA Negeri 1 Rasau Jaya. SMA beberapa siswa tersebut, peneliti mendapatkan
Negeri 1 Rasau Jaya merupakan salah satu informasi bahwa kepercayaan diri mereka
sekolah negeri yang terletak di Jalan Pendidikan belum terbentuk pada kepribadian mereka
No. 6, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu masing-masing karena ketika berlatih paskibra
Raya. mereka masih ada yang memiliki perasaan takut
Data siswa yang mengikuti ekstrakurikuler gagal, cemas dan terkadang juga mereka
paskibra di SMA Negeri 1 Rasau Jaya terdiri memilki sikap pesimis karena ketika berlatih
dari kelas XI IPA 1 berjumlah 6 orang, X IPA 2 masih sering melakukan kesalahan.
berjumlah 2 orang, X IPA 3 berjumlah 6 orang, Setelah itu, peneliti melakukan wawancara
X IPS 1 berjumlah 5 orang, X IPS 3 berjumlah dengan pelatih paskibra dan melihat langsung
2 orang, XI IPA 2 berjumlah 4 orang, XI IPA 3 bahwa saat berlatih semua siswa masih
berjumlah 2 orang, XI IPS 3 berjumlah 1 orang. melakukan kesalahan dan juga ada beberapa
Jadi keseluruhan jumlah siswa yang mengikuti siswa yang sering melakukan kesalahan
ekstrakurikuler paskibra sebanyak 28 orang. sehingga siswa terlihat cermas dan merasa takut
Latihan ekstrakurikuler paskibra dilakukan gagal. Kesalahan yang dilakukan siswa yaitu
dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin pada gerakan di tempat seperti jalan ditempat,
dan Rabu dan mulai latihanya pada pukul 15.00- gerakan kaki siswa masih ada yang tidak sama,

2
saat Peraturan Baris Berbaris (PBB) langkah kegiatan ekstrakurikuler paskibra yaitu pelatih
mereka masih tidak sama, dan ada siswa yang membuat struktur organisasi kegiatan
masih menoleh ke kanan atau ke kiri. ekstrakurikuler paskibra agar siswa bisa lebih
Menurut Fajar Suryono dkk, (2018: 29), tertib dalam menjalankan latihan. Selain itu,
tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler paskibra pelatih paskibra juga membuat jadwal latihan
bagi siswa-siswi yang mengikutinya yaitu dan membuat aturan agar siswa bisa lebih baik
“siswa dapat memperdalam dan memperluas lagi dalam berlatih.
pengetahuan mengenai hubungan antar Aturan yang dibuat oleh Kak Aris yaitu
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat ketika ada siswa yang datang terlambat siswa
dan minat serta melengkapi penjiwaan manusia diberikan hukuman push up sebanyak 15 kali
seutuhnya yang salah satunya dalam arti terkadang ada juga yang lari keliling lapangan
memiliki percaya diri yang positif”. sebanyak 10 kali putaran. Cara itu dilakukan
Siswa yang kurang percaya diri, ketika agar siswa lebih disiplin dalam waktu saat
ingin bertindak melakukan sesuatu, siswa latihan sehingga diberi hukuman yang keras.
tersebut masih ada rasa malu, ragu, cemas, dan Selain itu, hukuman tersebut juga bisa dijadikan
terkadang takut gagal atau mudah putus asa. sebagai latihan fisik agar fisik mereka bisa lebih
Membangun kepercayaan diri siswa amatlah kuat. Pada pelaksanaan ekstrakurikuler paskibra
penting. Siswa sejatinya merupakan sosok Kak Aris juga menggunakan nada suara yang
anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap lantang dan tegas untuk memberi aba-aba
proses untuk mendapatkan kematangan dan kepada siswa. Sebelum pulang siswa juga tidak
kemajuan dirinya sehingga proses yang lupa diberikan evaluasi dan arahan agar pada
dimaksud adalah proses belajar. proses latihan berikutnya siswa bisa menjadi
Dalam proses kegiatan ektrakurikuler lebih baik lagi.
paskibra siswa juga masih pada tahap belajar Peneliti juga melihat saat siswa berlatih
dimana siswa akan menemukan kekurangan dan masih ada beberapa siswa yang melakukan
kelebihan dirinya demi perbaikan dan kesalahan yang sama yaitu saat jalan ditempat
peningkatan kualitas serta kompetensi diri. gerakan kaki siswa masih ada yang tidak sama,
Untuk itu penting bagi siswa untuk dan saat Peraturan Baris Berbaris (PBB)
mengekspresikan apa yang ada dalam langkah mereka masih tidak sama, masih ada
pikirannya untuk dapat menemukan yang ragu-ragu saat melangkah dan ada siswa
kekurangan dan kelebihan tersebut. Siswa yang yang masih menoleh ke kanan atau ke kiri. Dari
aktif dan percaya diri akan mudah menemukan 28 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
dua hal tersebut dibandingkan dengan siswa paskibra masih ada 10 siswa yang melakukan
yang cenderung pasif dan minder dalam proses kesalahan saat latihan paskibra.
kegiatan ekstrakurikuler paskibra. Terdapat Dalam Membangun kepercayaan diri
banyak kegiatan ekstrakurikuler yang jika siswa bertujuan agar siswa mudah mengambil
diprogramkan dan dijalankan dengan baik dan keputusan tanpa adanya rasa cemas, malu, dan
benar maka kepercayaan diri siswa akan takut gagal dalam melakukan sesuatu serta
terbentuk dan dapat mendukung kemajuan dapat memiliki keberanian dalam
prestasi belajar, tersalurkannya bakat siswa mengekspresikan ide, pemikiran, serta gagasan
serta perkembangan kepribadian siswa lainnya. baik secara abstrak maupun mewujudnyatakan
Peneliti kembali melakukan observasi dalam ranah konkret yang selanjutnya dapat
yang ketiga yaitu pada hari Rabu 23 Januari membantu berkembangnya prestasi belajar
2019 pukul 15.00 WIB. Peneliti melihat dan siswa.
mengamati ketika Kak Aris melatih siswa untuk Membangun kepercayaan diri siswa dapat
membangun kepribadian siswa yaitu dengan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler
cara yang disiplin, tegas, dan keras. Hal tersebut yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
dilakukan agar mental dalam diri siswa kegiatan di luar mata pelajaran wajib yang
terbangun dan siswa lebih percaya diri untuk bertujuan untuk pengembangan diri siswa.
melakukan tindakan apapun. Perencanaan pada Percaya diri ini perlu dibangun dalam diri

3
seorang siswa baik melalui kegiatan belajar Dalam Penelitian Kualitatif, yang menjadi
ataupun kegiatan ekstrakulikuler yang instrumenya adalah peneliti sendiri atau human
diikutinya karena seorang siswa yang percaya isntrument. Menurut Satori (2014:90), human
diri, dalam melakukan segala hal akan lebih isntrument pada penelitian kualitatif adalah
mudah, serta bisa mengambil keputusan untuk “peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak
segera berpendapat ataupun bertindak terhadap pengumpul data (instrumen)”. Peneliti terjun
ide, pemikiran, dan gagasan yang dimiliki secara langsung ke lapangan untuk
karena memiliki keyakinan terhadap mengumpulkan sejumlah informasi yang di
kemampuan dirinya serta optimis terhadap butuhkan dengan terlebih dahulu sudah
konsekuensi tindakannya serta siap menerima memiliki beberapa pedoman yang di jadikan
respon dan penilaian pihak lain. alat bantu mengumpulkan data.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Sumber data dalam penelitian ini ada dua
maka penulis tertarik untuk melakukan yatu sumber data primer dan sumber data
penelitian yang berjudul “ Analisis Kegiatan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian
Ekstrakurikuler Paskibra dalam Membangun ini adalah data yang diperoleh peneliti secara
Kepercayaan Diri Siswa di SMA Negeri 1 langsung dari sumber datanya. Adapun yang
Rasau Jaya” menjadi sumber data primer dalam penelitian
ini adalah waka kesiswaan SMA Negeri 1
METODE PENELITIAN Rasau Jaya, pelatih ekstrakurikuler paskibra di
Jenis penelitian yang digunakan dalam SMA Negeri 1 Rasau Jaya, dan siswa-siswi
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:01) paskibra di di SMA Negeri 1 Rasau Jaya.
menyatakan bahwa Metode penelitian kualitatif Sumber data sekunder biasanya telah
adalah metode penelitian yang digunakan untuk tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, Sumber data sekunder adalah data yang
(sebagai lawanya eksperimen) dimana peneliti diperoleh secara tidak langsung dari
adalah sebagai instrumen kunci, teknik sumbernya. Data sekunder yang diperoleh
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi selama observasi berupa data-data dokumentasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hal yang berkaitan dengan semua kegiatan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1
makna dari pada generalisasi. Rasau Jaya.
Menurut Lexy J. Moleong (2008:6), Teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif adalah “penelitian yang penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
bermaksud untuk memahami fenomena tentang dokumentasi. Sedangkan alat pengumpulan
apa yang dialami oleh subjek penelitian”. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Menurut Lexy J. Moleong (2008:11), ciri panduan observasi, panduan wawancara, dan
deskriptif data yang dikumpulkan adalah alat dokumentasi.
“berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka- Teknik analisis data dalam penelitain ini
angka, peneliti tidak akan memandang bahwa adalah reduksi data, penyajian data, dan
sesuatu itu sudah memang demikian adanya”. penarikan kesimpulan. Menurut Satori
Dalam penelitian ini, peneliti (2014:218), ketika peneliti mulai melakukan
menggunakan metode deskriptif karena peneliti penelitian tentu saja akan mendapatkan data
menggali keterangan atau informasi yang yang banyak dan relatif beragam dan bahkan
dijadikan suatu data tentang kejadian, sangat rumit. Itu sebabnya, perlu dilakukan
menguraikan fakta berdasarkan gejala yang analisis data melalui reduksi data. Data yang di
diamati secara langsung dan tujuannya untuk peroleh ditulis dalam bentuk laporan atau data
memahami situasi secara mendalam kegiatan yang terperinci. Laporan yang disusun
ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 berdasarkan data yang diperoleh, direduksi,
Rasau Jaya. dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok,
difokuskan pada hal-hal yang penting.

4
Menurut Satori (2014:219), teknik HASIL PENELITIAN DAN
penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat PEMBAHASAN
dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, Hasil Penelitian
grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian Dalam penelitian ini, peneliti mengamati
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian “kegiatan ekstrakurikuler paskibra dalam
singkat, bagan, hubungan antar kategori, membangun kepercayaan diri siswa di SMA
flowchart dan sejenisnya. Negeri 1 Rasau Jaya”. Observasi yang
Pada peneliti kualitatif, verifikasi dilakukan dalam penelitian ini sebanyak tiga
merupakan langkah lebih lanjut dari reduksi dan kali, yaitu pada tanggal 8 April 2019, 10 April
penyajian data. Verifikasi dilakukan secara 2019 dan 15 April 2019. Adapun yang menjadi
terus menerus sejak pertama turun kelapangan sub masalah dalam penelitian ini adalah
hingga selama proses pengumpulan data, bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler
penulis berusaha untuk menganalisis dan paskibra dalam membangun kepercayaan diri
mencari makna dari data yang dikumpulkan siswa di SMA Negeri 1 Rasau Jaya dan
agar dapat memperoleh kesimpulan dari data bagaimana upaya pelatih paskibra dalam
yang diperoleh dilapangan mengenai kegiatan membangung kepercayaan diri siswa di SMA
ekstrakurikuler paskibra dalam membangun Negeri 1 Rasau Jaya.
kepercayaan diri siswa di SMA Negeri 1 Rasau Observasi Pertama
Jaya. Berdasarkan hasil observasi pertama pada
Menurut Sugiyono (2015:122) hari Senin, tanggal 8 April 2019, pukul 15.00
perpanjangan pengamatan berarti “peneliti WIB, pada pelaksanaan kegiatan
kembali kelapangan, wawancara lagi dengan ekstrakurikuler paskibra siswa-siswi berlatih
sumber-sumber data yang pernah di temui dengan semangat dan gigih untuk melakukan
maupun yang baru”. Dengan perpanjangan perintah dari pelatihnya. Semua siswa berlatih
pegamatan ini berarati hubungan peneliti dengan tekun agar gerakan-gerakan yang
dengan narasumber semakin terbentuk repport, dilakukan dalam berlatih bisa menjadi lebih
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin baik dan lebih bagus lagi pada kegiatan
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada ekstrakurikuler paskibra. Mereka berlatih
informasi yang disembunyikan lagi. dengan tetap percaya pada kemampuannya
Pengujian keabsahan data digunakan sendiri sehingga tidak ada siswa yang
dalam penelitian ini meliputi perpanjangan menunjukkan sikap pesimis dalam dirinya.
pengamatan, dan triangulasi. Siswa-siswi di SMA Negeri 1 Rasau Jaya tetap
Menurut Satori (2014:94) triangulasi semangat untuk terus berlatih meskipun
adalah “pengecekan data dari berbagai sumber terkadang melakukan kesalahan namun mereka
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. terus mencoba tanpa adanya perasaan takut
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gagal dalam dirinya sehingga tidak ada siswa-
salah satu teknik triangulasi berdasarkan siswi yang menempatkan dirinya sebagai yang
sumber. Triangulasi sumber untuk menguji terakhir karena setiap mendapat tugas dari
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara pelatihnya, siswa langsung mengerjakanya
mengecek data yang sudah diperoleh melalui dengan baik. Saat pelaksanaan kegiatan
beberapa sumber. Adapun triangulasi sumber ekstrakurikuler paskibra siswa-siswi yang
dapat dilihat dari waka kesiswaan SMA Negeri sedang berlatih tidak ada yang menunjukkan
1 Rasau Jaya, pelatih paskibra SMA Negeri 1 sikap konformis yang semata-mata agar dapat
Rasau Jaya, dan siswa-siswi yang mengikuti diterima dari kelompok. Mereka sama-sama
ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 belajar dan terus berlatih dengan gigih dan
Rasau Jaya. tekun tanpa harus menunjukkan bahwa dirinya
lebih hebat ataupun lebih pandai dari pada yang
lain agar diterima oleh kelompoknya.

5
Observasi Kedua mereka mendengarkan aba-aba untuk gerakan
Berdasarkan observasi kedua pada hari pindah tempat. Saat kegiatan ekstrakurikuler
Rabu, tanggal 10 April 2019, pukul 15.00 WIB paskibra dari posisi siap, siswa melakukan
saat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler gerakan jalan ditempat terlebih dahulu, setelah
pakibra siswa melakukan kegiatan latihan satu itu mereka mendengarkan aba-aba untuk
minggu dua kali yaitu pada hari senin dan hari gerakan pindah tempat. Pada gerakan ini
rabu. Siswa terlihat akrab dan dapat berinteraksi langkah siswa awalnya tidak sama namun
dengan baik dengan sesama temannya maupun mereka langsung ditegur oleh pelatihnya
dengan pelatihnya. Siswa saling berkomunikasi dengan nada tegas dan lantang sehingga dengan
dengan baik dengan sesama temannya sehingga cepat mereka memperbaikinya agar langkah
saat berlatih ketika ada temannya yang dan gerakan mereka bisa sama ataupun sejajar.
melakukan kesalahan dalam gerakannya, Siswa juga lebih fokus dalam melakukannya.
mereka mau saling mengingatkan agar tidak ada Tidak ada yang menoleh ke kanan ataupun ke
yang salah lagi dan hal tersebut menunjukkan kiri. Saat kegiatan ekstrakurikuler paskibra
bahwa dirinya memiliki pengendalian diri yang berawal dari posisi siap dan tegap siswa
baik karena ketika diingatkan oleh temannya melakukan gerakan berjalan dengan langkah
dia tidak marah tetapi mau memperbaiki kaki yang samam sehingga gerakanya selaras.
kesalahan tersebut. Saat pelaksanaan kegiatan Dari sikap siap dan tegap tersebut maka gerakan
ekstrakurikuler pakibra semua siswa tidak ada berjalan juga dapat dilakukan dengan baik.
yang mengeluh dan putus asa ketika ada Langkah kaki siswa terlihat sama, dan tidak ada
gerakan-gerakan yang sulit bagi mereka untuk siswa yang menoleh kekanan ataupun kekiri.
dilakukan. Siswa tidak mudah menyerah pada Siswa melangkah dengan penuh peraya diri
keadaan sehingga mau terus mencoba meskipun tanpa adanya rasa ragu dan takut gagal sehingga
harus melakukan kesalahan terlebih dahulu gerakan semua siswa bisa seimbang. Pada saat
namun mereka mau terus belajar untuk latihan ataupun istirahat pelatih paskibra tidak
memperbaiki kesalahan tersebut. Siswa juga ada memberi pujian terhadap siswanya
memiliki motivasi yang tinggi untuk terus meskipun pada saat itu siswa sudah berlatih
berlatih agar bisa mengembangkan kemampuan sesuai dengan aba-aba yang diberikannya. Pada
yang dimilikinya menjadi lebih baik lagi. saat itu juga tidak ada siswa yang melakukan
kesalahan dengan fatal ataupun datang
Observasi Ketiga terlambat saat berlatih sehigga pelatih paskibra
Berdasarkan observasi ketiga pada hari tidak memberi hukuman dengan siswa.
Senin, tanggal 15 April 2019, pukul 15.00 WIB
upaya pelatih untuk membangun kepribadian Pembahasan
siswa terutama kepercayaan diri terus dilakukan Proses Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra
saat kegiatan ekstrakurikuler paskibra agar dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa
siswa bisa lebih baik lagi dalam gerakannya Di SMA Negeri 1 Rasau jaya.
maupun dalam kepribadiannya. Siswa dengan Proses kegiatan ekstrakurikuler paskibra
rasa percaya diri yang baik akan mampu dapat membangun kepercayaan diri siswa. Hal
melakukan sesuatu tanpa adanya rasa cemas tersebut terlihat ketika siswa-siswi berlatih
dan gugup. Mereka akan siap menjalankan dengan semangat dan gigih saat kegiatan
semua tugas yang diberikan oleh pelatihnya ektrakurikuler paskibra. Mereka semua berlatih
tanpa adanya perasaan takut gagal dan dengan sungguh-sungguh dan percaya dengan
menghidari segala resiko yang terjadi. Saat akan kemampuan sendiri sehingga mereka tetap
melakukan gerakan ditempat semua siswa semangat berlatih dan tidak ada yang
sudah dengan posisi siap dan tegap untuk membutuhkan pujian atau rasa hormat dari
mendengarkan aba-aba dan perintah dari pelatih orang lain atas kemampuan yang dimilikinya.
untuk melakukan gerakan selanjutnya. Dari Saat siswa disuruh menjalankan tugas maju
posisi siap tersebut siswa melakukan gerakan kedepan untuk menjadi danton ataupun
jalan ditempat terlebih dahulu, setelah itu melakukan Peraturan Baris Berbaris (PBB)

6
dengan pelatihnya, siswa langsung tersebut. Mereka tetap bersemangat untuk terus
mengerjakan tugas tersebut tanpa adanya rasa berlatih meskipun mereka masih melakukan
gugup ataupun takut. Meskipun terkadang kesalahan namun mereka mampu
siswa masih melakukan kesalahan namun siswa mengendalikan diri dengan baik sehingga tidak
tetap percaya pada kemampuanya sendiri pantang menyerah untuk terus mencoba dan
sehingga siswa mau terus mencoba tanpa belajar dari kesalahan tersebut. Hal tersebut
adanya perasaan takut gagal. Hal tersebut sependapat dengan Hulukati (2016:3) bahwa
senada dengan pendapat Hulukati (2016:3) beberapa ciri atau karakteristik individu yang
bahwa beberapa ciri atau karakteristik individu mempunyai rasa percaya diri yang proporsional
yang mempunyai rasa percaya diri yang yang ke (3) yaitu memiliki pengendalian diri
proporsional yaitu (1) percaya akan yang baik dan memiliki emosi yang stabil.
kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ektrakurikuler paskibra mereka mampu
ataupun rasa hormat orang lain. menunjukan bahwa dirinya mempunyai
Saat kegiatan ekstrakurikuler paskibra semangat yang tinggi untuk terus berlatih. Jika
tidak ada sama sekali diantara siswa yang mereka melakukan kesalahan mereka akan terus
terdorong untuk menunjukkan sikap konformis memperbaikinya dan terus belajar dari
bahwa dirinya lebih hebat ataupun lebih pandai kesalahan tersebut agar bisa menjadi lebih baik
dari pada yang lain agar mereka dapat diterima lagi tanpa harus mengharapkan bantuan dari
didalam kelompoknya. Tanpa menunjukkan orang lain. siswa juga tidak mengeluh jika harus
sikap konformis siswa bisa berlatih dengan baik menerima resiko dimarah atau dihukum saat
dan bisa diakui dalam kelompok tersebut. melakukan kesalahan, mereka terus berlatih
Mereka berlatih bersama-sama dengan gigih dengan sungguh-sungguh dan tidak menyerah
dan semangat serta memiliki keberanian pada pada keadaan sehingga mau belajar dari
dirinya sendiri untuk melakukan perintah dari kesalahan tersebut agar bisa menjadi lebih baik
pelatihnya tanpa menunjukan sikap konformis. lagi. Dengan begitu hal tersebut sejalan dengan
Hal ini sependapat dengan Hulukati (2016:3) Hulukati (2016:3) bahwa beberapa ciri atau
bahwa beberapa ciri atau karakteristik individu karakteristik individu yang mempunyai rasa
yang mempunyai rasa percaya diri yang percaya diri yang proporsional yang ke (4) yaitu
proporsional yang ke (2) yaitu tidak terdorong memiliki internal locus of control, dalam arti
untuk menunjukkan sikap konformis demi memandang keberhasilan atau kegagalan,
diterima oleh orang lain atau kelompok. tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak
Saat kegiatan ektrakurikuler paskibra mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta
siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang
sesama temanya ataupun dengan pelatihnya. lain.
Disaat istirahat terkadang mereka duduk
bersama-sama dengan pelatihnya dan saling Upaya pelatih paskibra dalam membangun
bergurau untuk menghilangkan rasa lelah serta kepercayaan diri siswa melalui kegiatan
bosan ketika berlatih. Mereka berlatih dengan ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1
suasana santai tapi serius sehingga pelatihnya Rasau Jaya.
masih bisa mengajak bergurau ketika sedang Upaya pelatih paskibra dalam membangun
istirahat. Dengan begitu interaksi antara pelatih kepercayaan diri siswa melalui kegiatan
dengan siswa-siswi ataupun sesama temannya ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1
dapat terjalin dengan baik sehingga komunikasi Rasau Jaya dapat dikatakan bahwa bisa
mereka terjalin dengan baik juga dan hal membangun kepercayaan diri siswa karena saat
tersebut menunjukan bahwa siswa mampu siswa melakukan gerakan ditempat seperti
mengendalikan diri dengan baik. Siswa juga kegiatan lencang kanan siswa dengan posisi
memiliki emosi yang stabil karena saat siap dan tegap melakukan gerakan tersebut.
bergurau siswa juga tidak ada yang merasa Dengan gerakan lencang kanan maka dapat
tersinggung ataupun marah dengan gurauan membangun mental siswa karena siswa yang

7
melakukan gerakan lencang kanan dengan siswa seperti geser kekanan atau kekiri, maju
posisi siap dan tegap menandakan bahwa kedepan atau kebelakang dapat dilakukan
mental dalam diri siswa sudah terbentuk dengan dengan baik karena saat melakukan gerakan
baik sehingga siswa tidak ada lagi dengan posisi tersebut siswa tidak ada yang menoleh kekanan
badan yang membungkuk ataupun miring saat atau kekiri. Gerakan ditempat yang dilakukan
melakukan lencang kanan. Saat melakukan oleh siswa dapat membangun kemandirian
gerakan ditempat seperti jalan ditempat juga siswa karena siswa melakukan gerakan tersebut
bisa membangun kepercayaan diri siswa dengan penuh percaya diri sehingga saat siswa
dimana siswa bisa mempunyai rasa tanggung disuruh maju kedepan dan melakukan sendiri
jawab dalam dirinya melalui gerakan jalan gerakanya tersebut, siswa bisa melakukanya
ditempat tersebut. Siswa yang bertanggung dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan
jawab maka saat melakukan gerakan ditempat pendapat menurut Aripin (2012:12), terdapat
akan lebih fokus sehingga tidak melakukan beberapa program latihan yang dapat dilakukan
kesalahan dan gerakan kakinya bisa sama. oleh pelatih paskibra untuk membangun
Meskipun awalnya siswa melakukan kesalahan kepercayaan diri siswa yang ke (2) yaitu
namun mereka langsung memperbaikinya gerakan pindah tempat. Dengan melakukan
sehingga kesalahan tersebut dapat teratasi dan gerakan pindah tempat maka akan membuat
gerakanya bisa menjadi lebih baik lagi. Maka siswa lebih mandiri dan percaya diri.
hal tersebut sejalan dengan pendapat Aripin Saat siswa melakukan gerakan berjalan
(2012:12), bahwa terdapat beberapa program siswa terlihat sama dan kompak dengan ayunan
latihan yang dapat dilakukan oleh pelatih tangan yang selaras dan langkah kaki yang sama
paskibra untuk membangun kepercayaan diri meskipun beberapa menit kemudian langkah
siswa yaitu: (1) Gerakan ditempat. Gerakan kaki siswa ada yang tidak sama dan harus
ditempat adalah kunci sukses dalam latihan mengulanginya dari awal namun setelah itu
baris berabris. Dalam latihan awal ini ketegasan gerakan berjalan yang mereka lakukan sudah
pelatih mutlak diperlukan, karena jika anak baik. Dengan melakukan gerakan berjalan maka
didik sudah terbiasa dengan aba-aba dan dapat membuat siswa memiliki keberanian dan
gerakan yang tegas serta kompak maka dalam bertanggung jawab dalam diri siswa. Siswa
latihan pindah tempat dan berjalan akan lebih bertanggung jawab dengan gerakan yang
menjadi mudah, karena secara emosi mereka mereka lakukan agar gerakanya bisa sama dan
sudah mulai terarah pada gerakan-gerakan kompak. Selain posisi awal sikap siap dan tegap
selanjutnya. Dengan begitu upaya pelatih maka mental keberaniandapat terbentuk karena
paskibra dalam gerakan ditempat ini sangat siswa berani untuk tampil di depan umum
diperlukan agar siswa bisa membangun dengan gerakan langkah kaki yang serentak dan
kepercayaan diri mereka. Dan hal tersebut dapat ayunan tangan yang sama. Hal tersebut sesuai
dilakukan oleh pelatih paskibra karena siswa dengan pendapat menurut Aripin (2012:12),
saat melakukan gerakan ditempat mereka sudah terdapat beberapa program latihan yang dapat
melakukan dengan siap, dan tegap kompak dilakukan oleh pelatih paskibra untuk
sehingga kepercayaan diri, mental setra rasa membangun kepercayaan diri siswa yang ke (3)
tanggung jawab siswa bisa terbentuk. yaitu gerakan berjalan. Menurut Aripin
Saat melakukan gerakan pindah tempat (2012:12), terdapat beberapa program latihan
seperti geser kekanan atau kekiri awalnya masih yang dapat dilakukan oleh pelatih paskibra
ada siswa yang gerakan kakinya masih tidak untuk membangun kepercayaan diri siswa yang
sama dan hal tersebut terjadi karena siswa ke (4) yaitu pujian dan hukuman. Dalam hal ini
kurang fokus sehingga tidak mendengarkan Kak Aris tidak pernah memberi pujian kepada
aba-aba yang diperintahkan oleh pelatihnya siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
dengan baik. Namun setelah ditegur oleh ekstrakurikuler paskibra untuk membangun
pelatihnya siswa tersebut langsung memperbiki kepercayaan diri mereka. Hal tersebut
dan tidak mengulangi kesalahan tersebut dilakukan karena menurut Kak Aris pujian bisa
sehingga gerakan pindah tempat yang dilakukan membuat seseorang tinggi hati sehingga mereka

8
cepat puas dengan hasil yang mereka capai. hukuman berupa lari keliling lapangan
Alasan Kak Aris tidak memberi pujian yaitu sebanyak sepuluh kali putaran setelah itu siswa
agar semua siswa bisa terus belajar dari tersebut baru diperbolehkan untuk bergabung
kesalahan yang mereka lakukan dan agar dan berlatih dengan teman yang lainnya. Tidak
mereka mau berproses dengan baik sehingga hanya lari keliling lapangan hukuman yang di
mendapatkan hasil yang baik juga. Jika ada berikan kepada siswa saat mereka datang
siswa yang datang terlambat maka pelatih terlambat ataupun melakukan kesalahan tetapi
paskibra akan memberi hukuman berupa lari juga push up jika mereka sudah melakukan
keliling lapangan dan push up kepada siswa. kesalahan yang fatal maka semua siswa akan
Hukuman itu diberikan agar siswa bisa dihukum. Hukuman ini di berikan agar siswa
menanamkan nilai kedisiplinan dalam dirinya. bisa lebih disiplin lagi dalam bersikap dan
Ketika berlatih ada satu orang siswa datang bertindak serta bisa mengahargai waktu.
terlambat, Kak Aris langsung memberi
SIMPULAN DAN SARAN Saran
Simpulan Selain memberikan kesimpulan peneliti
Proses kegiatan ekstrakurikuler paskibra juga memberikan saran antara lain: (1)
dalam membangun kepercayaan diri siswa di Kepada pelatih paskibra diharapkan sesekali
SMA Negeri 1 Rasau Jaya dapat dikatakan bisa memberi pujian kepada siswa saat siswa
bisa membangun kepercayaan diri siswa sudah baik dan bagus gerakanya ketika
karena saat proses kegiatan ekstrakurikuler berlatih kegiatan ekstrakurikuler paskibra
paskibra siswa berlatih dengan percaya pada agar siswa bisa lebih semangat dan
kemampuanya sendiri dan tidak termotivasi kembali. (2) Kepada para siswa
mengharapkan bantuan orang lain. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tidak ada yang menunjukkan sikap konformis paskibra diharapkan saat berlatih bisa lebih
agar mendapat pengakuan dari kelompoknya. fokus lagi untuk mendengarkan aba-aba
Siswa berinteraksi dengan baik dengan dengan baik dan benar agar tidak melakukan
sesama temannya maupun pelatihnya kesalahan dalam gerakanya.
sehingga mempunyai pengendalian diri yang
baik. Siswa selalu bersemangat dan gigih DAFTAR RUJUKAN
untuk terus berlatih sehingga siswa tidak Aripin Bandaniji, Beni. (2012). Buku
mudah menyerah pada nasib dan tidak Panduan PASKIBRA. Pandeglang:
bergantung kepada orang lain. Upaya pelatih Pandeglang.
paskibra dalam membangun kepercayaan diri Aunurrahman. (2014). Belajar dan
siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
paskibra di SMA Negeri 1 Rasau Jaya dapat Hulukati, Wenny. (2016). Pengembangan
dikatakan bisa membangun kepercayaan diri Diri Siswa SMA. Gorontalo. Ideas
siswa karena melalui beberapa program Publising.
latihan yang dilakukan oleh pelatih paskibra Hamid Nur Arrokhman Arif. (2010). Buku
seperti gerakan ditempat, gerakan pindah Panduan Paskibra Sekolah. Banjar:
tempat, gerakan berjalan, pujian dan hukuman Purna Paskibraka
bisa membangun kepercayaan diri, mental, Moleong, J. Lexy. (2008). Metode Penelitian
tanggung jawab, keberanian, kemandirian dan Kualitatif. Bandung: PT Remaja
disiplin. Rosdakarya.
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Suardi, Moh. (2012). Pengantar Pendidikan :
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Indeks

9
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. (2014). 2018-2019. Tangerang: Sekretariat
Metodologi Penelitian Kualitatif. Pengurus Paskibra Tangerang.
Bandung: Alfabeta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Nasional).
Suryono, Fajar. (2018). Buku Panduan
Paskibra Sekolah kota Tangerang Tahun

10

You might also like