You are on page 1of 10

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TEHADAP PERILAKU

SOSIAL SISWA KELAS XI IIS DI SMAN 2 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
VIKA YUNIKA SARI
NIM. F1091141021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PIIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018

1
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TEHADAP PERILAKU


SOSIAL SISWA KELAS XI IIS DI SMAN 2 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

VIKA YUNIKA SARI


NIM F1091141021

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rustiyarso, M.Si Dr. Izhar Salim, M.Si


NIP. 196008131987031004 NIP. 195606051987031002

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan P. IIS

Dr. H. Martono, M.Pd Dr. Hj. Sulistyarini, M.Si


NIP. 196803161994031014 NIP. 196511171990032001

2
PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TEHADAP PERILAKU
SOSIAL SISWA KELAS XI IIS DI SMAN 2 PONTIANAK

Vika Yunika Sari, Rustiyarso, Izhar Salim


Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak
Email: vikayunika.vy@gmail.com

Abstract
This research was aimed to find out the effect size of peer interaction on social
behaviour of XI IIS students at SMAN 2 Pontianak. This research was conducted with a
quantitative method. The technique of data collection were used indirect
communication technique, direct communication technique and documentary studies.
The tools of the data collection were questionnaire and notes. The sample of this
research was 124 students of class XI IIS selected by using cluster random sampling.
The result shows that peer interaction and social interaction were categorized as a
medium where peer interaction has 64% and social behaviour has 97%. The research
findings indicate that there was influence between peer interaction and social behavior.
The result of hyphothesis shows that rcount (0.533) > rtable (0.175). The
significant value was (0.00) < significant level (0.05). Regression equality Y =
20.903 + 0.445X shows that peer interaction increased one person then, the
social behavior increased by 0.445. Adjusted R square determinant value was
0.278 which mean that the contribution of peer interaction to low social
behaviour was 27,8% and 72,2% determine by other factors that have not been
research.

Keywords: Peer Interaction, Social Behaviour, Senior High School Students

PENDAHULUAN
Perilaku manusia merupakan respons dilandaskan dengan kesadaran, karena ketika
dari stimulus, namun dalam diri individu itu orang tersebut melakukan sesuatu tanpa
ada kemampuan untuk menentukan perilaku dilandasi dengan adanya kesadaran atau bisa
yang diambilnya. Ini berarti individu dalam dikatakan hilang kesadarannya, maka hal
keadaan aktif dalam menentukan perilaku tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
yang diambilnya. Hubungan antara stimulus perilaku. Perilaku sosial menurut Bambang
dan respons ini tidak berlangsung secara Syamsul (2015:8) adalah “Perilaku yang
otomatis tetapi individu mengambil peranan terjadi dalam situasi sosial, yaitu cara orang
dalam menentukan perilakunya. Manusia berpikir, merasa dan bertindak karena
dalam hal ini berarti memiliki kemampuan kehadiran orang lain. Hal ini dapat juga
untuk menentukan perilakunya, dan tentunya diartikan sebagai sikap membutuhkan orang
penentuan itu menggunakan akal manusia lain”.
yang merupakan hadiah terbesar dari Tuhan, Perilaku merupakan hal yang dimiliki
Setelah manusia mendapatkan stimulus oleh setiap makhluk hidup, terutama bagi
seperti yang dikatakan tadi pada saat itu juga manusia itu sendiri. Perilaku terdapat 2
manusia berhak untuk menentukan macam, yaitu sikap positif dan sikap negatif.
perilakunya. Dan itu semua tentunya Perilaku positif manusia memang bermacam

3
macam. Begitu pula dengan perilaku yang terjadi di lingkungan sekolah pastinya
negatifnya. Kedua perilaku inilah yang dapat berasal dari perilaku social siswa yang
membuat manusia menuju kesuksesan negatif.
maupun kehancuran. Banyak orang yang Di sini peneliti hanya mengambil data
sudah menyepelekan perilaku mereka dan dari siswa kelas XI karena bagi peneliti
akhirnya mereka sedang terjatuh dalam siswa kelas XI adalah siswa yang sedang
kehancuran hidup mereka. dalam masa penyesuaian kembali antara
Pada tanggal 6 Februari 2018 pukul kelas nya terdahulu yaitu kelas X menuju ke
10.00-10.30 WIB, peneliti melakukan kelas yang lebih tinggi yaitu kelas XI. Siswa
prariset pertama yaitu wawancara kepada pasti sedang beradaptasi dengan lingkungan
salah satu guru BK yang ada di SMAN 2 kelasnya yang baru dan dengan teman
Pontianak yang bernama Ibu Eli. sebayanya yang baru. Dari sini peneliti
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk merasa bahwa anak kelas XI akan lebih
mengetahui perilaku siswa kelas XI IIS di menunjukkan perilaku sosialnya kepada
SMA N 2 Pontianak. Berdasarkan teman sebayanya.
wawancara saya dengan Ibu Eli selaku guru Berikut ini adalah data Perilaku Sosial
BK di SMA N 2 Pontianak, permasalahan kelas XI IIS SMA N 2 Pontiana

Tabel 1: Data Perilaku Sosial siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Pontianak


Tahun Ajaran 2017/2018

NO PERILAKU SOSIAL POSITIF PERILAKU SOSIAL NEGATIF


M
anus 1. Membantu teman yang kesulitan Tidak pernah mengerjakan PR.
ia belajar.
adal 2. Selalu hormat kepada guru Merokok dilingkungan sekolah
ah 3. Tidak pernah melawan guru Berkelahi dengan teman sekolah
mak
4. Menaati tata tertib sekolah Suka mengusili teman.
hluk
sosia 5. Selalu mengerjakan PR tepat waktu. Sering bermain handphone saat jam
l pelajaran
atau 6. Menawari makanan kepada teman saat Pacaran di lingkungan sekolah
zoo istirahat.
polit 7. Menjaga nama baik sekolah Mencontoh hasil PR teman.
icon 8. Membantu teman atau guru saat Menuju kantin pada saat jam
yang membutuhkan pertolongan pelajaran.
tidak balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi
bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan dan ada reaksi. Salah satu hubungan yang
bantuan orang lain. Karena itulah manusia terjalin diantara manusia satu dengan
akan selalu mengadakan hubungan dengan manusia yang lainnya yaitu hubungan
orang lain, selain itu pada dasarnya manusia pertemanan. Dimulai pada masa anak-anak,
memang selalu ingin dekat dengan orang sebagian besar manusia membangun
lain. Manusia senantiasa melakukan pertemanan dengan teman-teman sebaya
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan yang memiliki minat yang sama.
manusia yang lain dalam rangka memenuhi Jean Piaget (1932) dan Harry Stack
kebutuhan dan mempertahankan Sullivan (1953) (dalam Santrock, 2007:57)
kehidupannya. Bahkan, secara ekterm mengatakan bahwa : Melalui interaksi
manusia akan mempunyai arti jika ada dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan
manusia yang lain tempat ia berinteraksi. remaja mempelajari modus relasi yang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal timbal balik secara simetris. Anak-anak

4
mengeksplorasi prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan melalui pengalaman mereka
ketika menghadapi perbedaan pendapat Salah satu dari siswi dalam kelompok
dengan dengan kawan-kawan sebaya. Bagi tersebut berinisial KSA menjelaskan bahwa
beberapa remaja, pengalaman ditolak atau Kami sering berkumpul menjadi suatu
diabaikan dapat membuat mereka merasa kelompok karena merasa cocok satu sama
kesepian daan bersikap bermusuhan. lain dalam banyak hal, seperti bercerita dan
Beberapa ahli teori mengatakan bahwa bersenda gurau. Kami juga selalu pergi ke
budaya kawan-kawan sebaya dapat kantin pada jam istirahat untuk makan dan
mempengaruhi remaja untuk menyepelekan jajan bersama-sama. Tak hanya di
nilai-nilai dan kendali orang tua terhadap lingkungan sekolah, kebersamaan kami juga
mereka. Di samping itu, kawan-kawan dilakukan diluar sekolah. Kami seringkali
sebaya dapat memperkenalkan remaja pergi jalan-jalan, pergi nonton atau
kepada alkohol, minuman keras, serta nongkrong di suatu tempat bersama.
bentuk-bentuk lain dari perilaku yang Tak hanya kelompok teman sebaya
dianggap maladaptif oleh orang dewasa. siswi, peneliti juga menghampiri dan
Pengaruh kelompok teman sebaya bertanya pada salah satu kelompok siswa di
terhadap anak bisa positif atau negatif. kelas XI IIS. Peneliti juga menanyakan hal
Berpengaruh positif, apabila para anggota yang sama pada kelompok teman sebaya
kelompok itu memiliki sikap dan siswa tersebut yang terdiri dari 5 orang
perilakunya positif, atau berakhlak mulia. siswa. Salah satu siswa berinisial MK
Sementara yang negatif, apabila para menjawab
anggota kelompoknya berperilaku Kami juga sering berkumpul atau pergi
menyimpang, kurang memiliki tatakrama, bersama-sama dikarenakan kecocokan
atau berakhlak buruk. antara satu sama lain. Tetapi terkadang kami
Pada tanggal 8 Februari 2018 pukul juga berbaur dengan teman-teman di kelas
10.00-10.20 WIB peneliti melakukan lain. Kami juga sering berkumpul bersama
prariset kedua yang bertujuan untuk melihat diluar lingkungan sekolah, untuk sekedar
kelompok teman sebaya siswa kelas XI IIS nongkrong ataupun bermain games bersama-
yang ada di SMAN 2 Pontianak. Untuk sama. Yang paling sering kami lakukan
mengetahui lebih jelas mengenai interaksi adalah bermain games “Mobile Legends”
teman sebaya, peneliti menghampiri dan yang sekarang sedang naik daun.
bertanya kepada salah satu kelompok teman Kemudian peneliti bertanya kepada
sebaya yaitu kelompok siswi yang berjumlah staff Tata Usaha (TU) mengenai jumlah
4 orang yang peneliti temukan. Peneliti siswa dan siswi kelas XI IIS di SMAN 2
menanyakan apa yang membuat mereka Pontianak. Adapun data jumlah siswa IIS
suka berkelompok dan bersama-sama di kelas XI yang peneliti peroleh di SMA
lingkungan sekolah. Negeri 2 Pontianak adalah sebagai
berikut :

Tabel 2: Data jumlah siswa IIS kelas XI SMA Negeri 2 Pontianak Tahun Ajaran
2017/2018

No Kelas XI Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa


1. IIS 1 19 17 36
2. IIS 2 15 20 35
3. IIS 3 18 18 36
4. IIS 4 20 16 36

5
5. IIS 5 14 22 36
TOTAL 86 93 179
Melalui penelitian ini dengan data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
berdasarkan deskripsi di lapangan dan data tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
yang diperoleh, peneliti akan mengetahui ditetapkan.Penelitian ini menggunakan
Apakah Interaksi Teman Sebaya pendekatan kuantitatif dengan jenis metode
berpengaruh terhadap Perilaku Sosial siswa penelitian studi korelasi (correlation study).
kelas XI IIS di SMA Negeri 2 Pontianak? Menurut Nawawi (2012:79-80), “Studi
Dan seberapa besarkah pengaruh tersebut? korelasi mengungkapkan bentuk hubungan
Untuk itu penelitian ini berjudul “Pengaruh timbal balik antar variabel yang diselidiki”.
Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perilaku Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
Sosial Siswa Kelas XI IIS di SMA Negeri 2 kelas XI IIS di SMA Negeri 2 Pontianak
Pontianak” tahun ajaran 2017/2018, yaitu kelas XI IIS 1,
XI IIS 2, XI IIS 3, XI IIS 4 dan IIS 5 yang
METODE PENELITIAN berjumlah 179 orang. Penentuan subjek
Metode yang digunakan peneliti dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan
penelitian ini adalah metode kuantitatif. menggunakan teknik sample random
Metode kuantitatif oleh Sugiyono (2013:8) sampling. Pengambilan sampel dalam
dapat diartikan sebagai metode penelitian penelitian ini menggunakan tingkat
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, signifikan 5% dari jumlah populasi. Maka
digunakan untuk meneliti pada populasi atau diperolehlah sampel dengan jumlah 124
sampel tertentu, pengumpulan data siswa.
menggunakan instrumen penelitian, analisis
kepada sekolah yang bersangkutan dan
Tahap Perencanaan berkonsultasi dengan guru Sosiologi untuk
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap mengatur jadwal penelitian
perencanaan adalah : 1. Penjajakan lokasi Tahap Pelaksanaan
penelitian dengan berkonsultasi dengan Langkah-langkah yang dilakukan pada
pihak tahap pelaksanaan adalah : 1. Melaksanakan
sekolah, khususnya dewan guru bidang studi observasi pada tiap kelas yang akan diteliti
Sosiologi di SMA Negeri 2 Pontianak. 2. di SMA Islamiyah guna melihat keadaan
Setelah menentukan masalah, penulis kelas pada bulan Juli 2018. 2. Melaksanakan
berkonsulitasi dengan pembimbing uji validasi angket ke SMA Islamiyah
akademik lalu membuat desain penelitian. 3. Pontianak pada bulan Juli 2018 guna
Berkonsultasi dan mohon persetujuan desain mengetahui seberapa valid nya angket yang
penelitian pembimbing I dan II. peneliti gunakan untuk penelitian. 3.
Mengolah data-data yang sudah
Tahap Persiapan dikumpulkan. 4.Melaksanakan observasi
Langkah-langkah yang dilakukan pada pada tiap kelas yang akan diteliti di SMA N
tahap persiapan adalah : 1. Melaksanakan 2 Pontianak guna melihat keadaan kelas
seminar desain penelitian. 2. Melakukan pada bulan Agustus 2018.5.Melaksanakan
revisi desain penelitian. 3.Memohon surat riset yaitu membagikan angket kepada
riset validasi angket untuk SMA Islamiyah seluruh siswa dan siswi yang akan diteliti
Pontianak kepada Dekan FKIP. 4. pada bulan Agustus 2018. 6. .Mengolah
Menyerahkan surat riset validasi angket data-data yang sudah dikumpulkan. 7.
kepada sekolah yang bersangkutan dan Melakukan analisis data. 8. Menyimpulkan
berkonsultasi dengan guru Sosiologi untuk hasil penelitian
mengatur jadwal penelitian. 5.Memohon
surat riset untuk SMA N 2 Pontianak kepada Tahap Penyusunan Laporan
Dekan FKIP. 6.Menyerahkan surat riset

6
Langkab-langkah yang digunakan pada Deskripsi data hasil penelitian
tahap penyusunan laporan adalah : 1. diperoleh dari penyebaran angket pada siswa
Penyusunan hasil penelitian dalam bentuk SMA N 2 Pontianak. Angket dibagi menjadi
skripsi. 2. Berkonsultasi dengan dosen dua bagian, angket pertama berfungsi untuk
pembimbing skripsi. 3. Selanjutnya akan mengetahui interaksi teman sebaya siswa
diperbanyak untuk dipertanggung jawabkan kelas XI IIS di SMA N 2 Pontianak,
dalam ujian skripsi. sedangkan angket kedua berfungsi untuk
Teknik Pengumpulan data dalam mengetahui perilaku sosial siswa kelas XI
penelitian ini ialah dengan melakukan IIS di SMA N 2 Pontianak. Untuk
observasi langsung yang dilakukan oleh mengetahui tingkat interaksi teman sebaya
peneliti sendiri kepada para siswa dan siswi terhadap perilaku sosial perlu dilakukan
kelas XI di SMAN 2 Pontianak dan kategorisasi pada data yang telah diperoleh.
membagikan angket penelitian guna Langkah-langkah pengkategorisasian tiap
mengetahui interaksi teman sebaya dan variabel adalah pertama menentukan skor
perilaku sosial siswa. Selanjutnya, teknik tertinggi (yaitu hitungan dari, 5 x Jumlah
analisis data dengan melakukan uji validitas, item), kedua menentukan skor terendah
reliabilitas, normalitas, linieritas, dan (yaitu hitungan dari, 1 x Jumlah item), ketiga
regresi. menghitung mean (μ) (yaitu hitungan dari,
1/2 (skor tertinggi+skor terendah)), dan
HASIL PENELITIAN DAN keempat menghitung standar deviasi (σ)
PEMBAHASAN (yaitu hitungan dari, 1/6 (skor tertinggi-skor
1. Hasil penelitian kategori skor Interaksi terendah)).
Teman Sebaya Berikut adalah tabel distribusi Interaksi
teman sebaya :

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Kategorisasi Interaksi Teman Sebaya


No Kriteria Kategori Frekuensi Persentase
B
erda 1. Skor < 30 Rendah 0 0%
sark
2. 30 ≤ skor < 60 Sedang 79 64%
an
tabe 3. Skor ≥ 60 Tinggi 45 36%
l
diat Total 124 100%
as dapat dilihat bahwa dari 124 siswa kelas berkisar mulai dari 1 sampai dengan 5.
XI IIS di SMA N 2 Pontianak terdapat 45 Dengan demikian, skor terendah yang
siswa dengan persentase 36% pada kategori diperoleh subjek adalah 15 (yaitu hitungan
tinggi, 79 siswa dengan persentase 64% dari, 1x15), skor tertinggi adalah 75 (yaitu
pada kategori sedang dan 0 siswa dengan hitungan dari, 5x15), mean (μ) adalah 45
prosentase 0% dengan kategori rendah. 1
(yaitu hitungan dari, (skor tertinggi+skor
2
terendah)), dan standar deviasi (σ) adalah 15
2. Hasil penelitian kategori skor Perilaku 1
Sosial (yaitu hitungan dari, (skor tertinggi-skor
6
Skala Perilaku Sosial dalam penelitian terendah)). Berikut adalah tabel distribusi
ini terdiri dari 15 item pertanyaan yang Perilaku Sosial :
masing-masing itemnya diberi skor yang

7
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Kategorisasi Perilaku Sosial
No Kriteria Kategori Frekuensi Persentase
1. Skor < 30 Rendah 0 0%
2. 30 ≤ skor < 60 Sedang 120 97%
3. Skor ≥ 60 Tinggi 4 3%
Total 124 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui juga menyatakan bahwa remaja dalam
bahwa dari 124 siswa kelas XI IIS di SMA melakukan interaksi teman sebayanya akan
N 2 Pontianak terdapat 4 siswa dengan mempunyai unsur positif yaitu saling
persentase 3% pada kategori tinggi, 120 memberikan perhatian dan saling mufakat
siswa dengan persentase 97% pada kategori membagi perasaan, saling menerima diri,
sedang dan 0 siswa dengan prosentase 0% dan saling memberikan sesuatu kepada
dengan kategori rendah. orang lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Pembahasan tingkat interaksi teman sebaya siswa kelas
Hasil pengujian hipotesis pada XI IIS di SMA N 2 Pontianak pada kategori
penelitian ini menunjukan bahwa nilai tinggi sebanyak 45 siswa dengan persentase
koefisien korelasi antara variabel interaksi 36% , kategori sedang sebanyak 79 siswa
teman sebaya terhadap perilaku sosial dengan persentase 64% pada dan 0 siswa
menyatakan ada pengaruh dengan nilai dengan prosentase 0% dengan kategori
signifikan p (0,00) < 0,05. Hal ini berarti rendah.. Hal ini menunjukan bahwa siswa
hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan kelas XI IIS di SMA N 2 Pontianak
dalam peneitian ini dapat diterima, yaitu ada memiliki kecenderungan pada tingkat
pengaruh antara interaksi teman sebaya sedang.
terhadap perilaku sosial siswa. Artinya Siswa kelas XI IIS di SMA N 2
semakin tinggi interaksi teman sebaya siswa Pontianak masih dalam periode
kelas XI IIS di SMA N 2 Pontianak akan perkembangan masa remaja, yang mana
semakin tinggi pula perilaku sosial nya. merupakan masa peralihan dari kanak-kanak
Sebaliknya, semakin rendah interaksi teman menuju masa dewasa tentunya terdapat masa
sebaya pada siswa kelas XI IIS di SMA N 2 negatif, salah satunya remaja bersikap anti
Pontianak akan semakin rendah pula terhadap kehidupan. Hal ini sejalan dengan
perilaku sosial nya. Besarnya sumbangan pendapat Santrock (2007: 20) yang
interaksi teman sebaya terhadap perilaku menyatakan bahwa masa remaja sebagai
sosial sebesar 27,8% dan 72,2 %, sisanya periode transisi dari masa kanak-kanak ke
berasal dari faktor lain yang tidak diteliti masa dewasa, yang melibatkan perubahan-
dalam penelitian ini. perubahan kognitif dan sosial–emosional.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pada masa remaja kedakatan hubungan
pendapat Chaplin (Ahmad Asrori, 2009: 31) dengan teman sebaya meningkat secara
yang mengatakan bahwa interaksi adalah drastis, dan pada saat yang bersamaan
satu pertalian sosial antar individu sehingga kedekatan hubungan dengan orang tua
individu yang bersangkutan saling menurun secara drastis (Santrock (2004:
mempengaruhi satu sama lainnya. 414)).
Charlesworth dan Hartup (Dagun, 2002: 54)

8
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SMA N 2 Pontianak memiliki kecendrungan
tingkat perilaku sosial siswa kelas XI IIS di perilaku sosial dalam kategori sedang.(3)
SMA N 2 Pontianak pada kategori tinggi Berdasarkan hasil analisis yang telah
sebanyak 4 siswa dengan persentase 3% , dilakukan, diketahui bahwa r hitung lebih besar
kategori sedang sebanyak 120 siswa dengan dari r Tabel (0.533 > 0.175) dan nilai Sig. lebih
persentase 97% dan 0 siswa dengan kecil dari Alpha (α) (0.00<0.05). Maka
prosentase 0% dengan kategori rendah. Hal terdapat pengaruh interaksi teman sebaya
ini menunjukan bahwa siswa kelas XI IIS di terhadap perilaku sosial siswa kelas XI IIS
SMA N 2 Pontianak memiliki kecendrungan di SMA N 2 Pontianak. Besarnya pengaruh
perilaku sosial dalam kategori sedang. variabel X terhadap variabel Y adalah 0.278
Tingkat perilaku sosial dalam kategori yang bila dihitung dalam persentase sebesar
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar 27,8% yaitu dalam taraf atau tingkat rendah.
siswa kelas XI IIS di SMA N 2 Pontianak Hal ini berarti interaksi teman sebaya relatif
cukup memiliki perhatian, emosi, durasi dan kurang berpengaruh terhadap perilaku sosial
frekuensi dalam berperilaku sosial. Artinya siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 2
dalam perilaku sosial siswa kelas XI IIS di Pontianak, sebab masih banyak faktor-faktor
SMA N 2 Pontianak masih dalam batasan lain yang lebih kuat pengaruhnya terhadap
wajar atau tidak berlebihan. Berdasarkan perilaku sosial siswa selain interaksi teman
hasil penelitian dan pembahasan, dapat sebaya yang belum diteliti.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
interaksi teman sebaya terhadap perilaku Saran
sosial pada siswa kelas XI IIS di SMA N 2 Berdasarkan hasil penelitian yang
Pontianak, yang artinya variabel interaksi diperoleh dan temuan di lapangan, ada
teman sebaya dapat memprediksikan beberapa saran yang dapat disampaikan
perilaku sosial. Hal ini ditegaskan bahwa kepada pihak-pihak sebagai berikut: (1)
semakin tingkat interaksi teman sebaya Sebaiknya para guru khususnya guru mata
maka semakin tinggi tingkat perilaku sosial, pelajaran sosiologi bisa lebih menginovasi
sedangkan semakin rendah interaksi teman metode pembelajaran agar para siswa dapat
sebaya maka semakin rendah tingkat berinteraksi dengan baik dengan teman
perilaku sosial. sebayanya serta proses belajar
mengajar menjadi lebih menarik sehingga
SIMPULAN DAN SARAN tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
Simpulan baik. (2) Sebaiknya guru BK dapat
Adapun kesimpulan pada penelitian ini memberikan sanksi yang berat agar siswa
adalah sebagai berikut: (1) Interaksi teman yang telah melakukan kesalahan akibat
sebaya siswa kelas XI IIS di SMA N 2 perilakunya yang negatif mendapat efek jera
Pontianak yang memiliki kategori tinggi serta sanksi tersebut dapat menjadi contoh
terdapat 45 siswa dengan persentase 36%, bagi siswa lain agar tidak berperilaku buruk.
kategori sedang sebanyak 79 siswa dengan (3) Sebaiknya kepala sekolah dapat sering
persentase 64% pada dan 0 siswa dengan mengawasi perkembangan para siswa.
persentase 0% dengan kategori rendah. Jadi,
subjek dalam penelitian ini sebagian besar DAFTAR RUJUKAN
memiliki interaksi teman sebaya sedang. (2) A. Black, J. Champion. 2009. Metode dan
Perilaku sosial siswa kelas XI IIS di SMA N Masalah Penelitian Sosial. Bandung :
2 Pontianak yang memiliki kategori tinggi Refika Aditama.
sebanyak 4 siswa dengan persentase 3% , Abdurahman dan Muhidin. 2007. Analisis
kategori sedang sebanyak 120 siswa dengan Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
persentase 97% dan 0 siswa dengan Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.
persentase 0% dengan kategori rendah. Hal Ali dan Asrori. 2004. Psikologi Remaja
ini menunjukan bahwa siswa kelas XI IIS di Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

9
Ali, Muhammad dan Asrori, Muhammad. Gerungan, W.A. 2003. Psikologi Sosial.
2009. Psikologi Remaja. Jakarta : Bandung : PT Refika Aditama
Bumi Aksara.
Anwar, Yesmil & Adang. 2013. Sosiologi
Untuk Universitas. Bandung : PT
Refika Aditama.
John W Santrock. 2002. Perkembangan Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu
Masa Hidup. Jakarta : Erlangga Pengantar. Bandung : Rajawali Pers
Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Suharsaputra, Uhar.2012. Metode
Sears, O. David, Freedman, L. Jonathan & Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Peplau, L.Anne. 1985. Psikologi dan Tindakan. Bandung: PT Refika
Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga. Aditama.
Siregar, Syofian. 2012. Metode Penelitian Syamsul, Bambang. 2015. Psikologi Sosial.
Kuantitatif. Jakarta : Kencana Bandung : CV Pustaka Setia

10

You might also like