You are on page 1of 14

JURNAL NOMOSLECA

Volume 5 Nomor 1, April 2019

KOMUNIKASI SOSIAL DALAM MENSOSIALISASIKAN PENETAPAN


KEBIJAKAN GUBERNUR BALI TENTANG PEMBATASAN TIMBULAN
SAMPAH PLASTIK SEKALI PAKAI

Niluh Wiwik Eka Putri


STAHN Mpu Kuturan Singaraja
wiwikekaputri@gmail.com

Abstract
Bali is a tourist destination so cleanliness and the beauty of tourist areas are
an absolute requirement in the world of tourism. The provincial government of Bali
issued a governor regulation number 97 of 2018 concerning restrictions on the
generation of disposable plastic waste. Handling waste problems is not only the
responsibility of one party, but must involve all elements, namely; community,
government and private sector. The existence of community-based waste management
groups, as well as other stakeholders is expected to be the driver of achieving Trash-
Free Indonesia in 2020, especially Bali. This study aims to determine social
communication in socializing the policy of limiting the generation of plastic waste in
Bali. This study uses a qualitative approach with action research methods. The results
of the study show that social communication about the policy of limiting the generation
of disposable plastic waste issued by the Governor of Bali has succeeded in increasing
public awareness in reducing the use of plastic. In carrying out social communication,
the Governor of Bali conducts social contacts in primary (direct) or secondary (mass
media). With the existence of social contacts, social change occurs in accordance with
what is expected by the provincial government of Bali.

Keywords: Social Communication, Socialization, Governor of Bali Policy

Abstrak
Bali merupakan tujuan daerah wisata maka kebersihan serta keasrian syarat mutlak
dalam pariwisata. Pemerintah provinsi Bali mengeluarkan kebijakan peraturan
gubernur nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali
pakai. Penanganan masalah sampah harus melibatkan semua elemen yaitu; masyarakat,
pemerintah maupun swasta. Keberadaan kelompok-kelompok pengelolaan sampah
berbasis masyarakat, maupun stakeholder lainnya diharapkan menjadi pendorong
tercapainya Indonesia Bebas Sampah di tahun 2020 khususnya Bali. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui komunikasi sosial dalam mensosialisasikan penetapan
kebijakan pembatasan timbulan sampah plastik di Bali. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode action research. Adapun hasil penelitian
menunjukkan bahwa Komunikasi sosial tentang kebijakan pembatasan timbulan
sampah plastik sekali pakai yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali telah berhasil
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurangi pemakaian plastik. Dalam
melaksanakan komunikasi sosial, Gubernur Bali melakukan kontak sosial secara primer
(langsung) ataupun sekunder (media massa). Dengan adanya kontak sosial, maka
terjadi perubahan sosial sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah provinsi
Bali.

Kata Kunci: Komunikasi Sosial, Sosialisasi, Kebijakan Gubernur Bali

44
Niluh Wiwik Eka Putri

PENDAHULUAN Serangan, Kedonganan, Kuta, Legian,


Sampah plastik memadati bibir kemudian Bali Utara, dan Bali Barat.
pantai di Kawasan pesisir. Saat ini Ini adalah bagian dari sejumlah aspek
volume rata-rata timbulan sampah di yang diteliti tentang sampah laut.
Bali mencapai 10.849,10 m3 per hari. Penelitian sebelumnya adalah
Pemerintah provinsi Bali mengeluarkan pergerakan sampah dan jenis sampah
kebijakan peraturan gubernur nomor 97 yang mendarat di pantai-pantai
tahun 2018 tentang pembatasan berhadapan dengan Selat Bali sejak
timbulan sampah plastik sekali pakai. 2014. Kemudian jenis sampah yang
Aturan ini secara ketat melarang terdampar di Pantai Kuta, karena paling
penggunaan kantong plastik sekali banyak terekspos oleh turis.
pakai, styrofoam (polisterina), dan Menurut UU No. 18 Tahun 2008
sedotan plastik oleh produsen, menyatakan bahwa Sampah adalah sisa
distributor, dan pelaku usaha di seluruh kegiatan sehari-hari manusia dan atau
Bali. proses alam yang berbentuk padat.
Pergub ini antara lain bertujuan Sampah spesifik adalah sampah yang
untuk menjaga kesucian, karena sifat, konsentrasi, dan atau
keharmonisan, keselarasan dan volumenya memerlukan pengelolaan
keseimbangan lingkungan hidup, khusus. Sumber sampah adalah asal
mencegah pencemaran dan kerusakan timbulan sampah. Penghasil sampah
lingkungan akibat penggunaan plastik adalah setiap orang dan atau akibat
sekali pakai, dan menjaga ekosistem, proses alam yang menghasilkan
menjamin kesehatan masyarakat. Juga timbulan sampah. Pengelolaan sampah
menjamin generasi masa depan untuk adalah kegiatan yang sistematis,
tidak tergantung pada penggunaan menyeluruh, dan berkesinambungan
plastik sekali pakai. yang meliputi pengurangan dan
Mengingat Bali merupakan tujuan penanganan sampah. Tempat
daerah wisata maka kebersihan serta penampungan sementara adalah tempat
keasrian kawasan wisata, menjadi sebelum sampah diangkut ke tempat
syarat mutlak dalam dunia pariwisata. pendauran ulang, pengolahan, dan
Adanya Perwali maupun Pergub atau tempat pengolahan sampah
tentang pengurangan sampah plastik terpadu. Tempat pengolahan sampah
merupakan satu step dari solusi terpadu adalah tempat dilaksanakannya
pengurangan sampah yang ada di Bali. kegiatan pengumpulan, pemilahan,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penggunaan ulang, pendauran ulang,
Hendrawan pada tahun 2016 bahwa pengolahan, dan pemrosesan akhir
jumlah sampah plastik di Pantai Kuta sampah.
sebanyak 0,5 sampai 1,5 pcs per meter Peraturan Daerah yang mengatur
persegi. ketertiban umum di wilayah Kota
Sementara dari peta sebaran sampah, Denpasar adalah Peraturan Daerah
terlihat hampir rata di seluruh pesisir. Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Makin besar bulatan, maka volumenya Pengelolaan Sampah. Dalam hal ini
makin besar. Termasuk pantai-pantai yang menjadi perhatian adalah
terkenal di Bali Selatan seperti kebersihan lingkungan dalam wilayah

45
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

Kota Denpasar khusunya mengenai sebagai pengaruh timbal balik antara


penanganan sampah yang dihasilkan berbagai individu, masyarakat, maupun
oleh masyarakat Denpasar sendiri yang organisasi dalam kehidupan bersama.
semakin hari semakin bertambah. Komunikasi sosial juga dapat diartikan
Penanganan masalah sampah tidak menjadi suatu aktivitas komunikasi
hanya menjadi tanggung jawab satu untuk tujuan integrasi sosial (Vera &
pihak, tetapi harus melibatkan semua Wihardi, 2012).
elemen yaitu; masyarakat, pemerintah Menurut Cangara (2007:23) unsur-
maupun swasta. Keberadaan kelompok- unsur komunikasi antara lain; 1.
kelompok pengelolaan sampah berbasis Sumber. Sumber peristiwa komunikasi
masyarakat, maupun stakeholder akan melibatkan sumber sebagai
lainnya diharapkan menjadi pendorong pembuat atau pengirim informasi.
tercapainya Indonesia Bebas Sampah di Sumber bisa terdiri dari satu orang,
tahun 2020. Prinsip utama mengelola tetapi bisa juga dalam bentuk
sampah yang benar adalah mencegah kelompok, partai, organisasi, atau
timbulan sampah, mengguna ulang lembaga.; 2. Pesan. Pesan adalah
sampah, dan mendaur ulang sampah, sesuatu yang disampaikan pengirim
merupakan prinsip 3R yaitu reduce, kepada penerima. Pesan dapat
reuse, dan recycle disampaikan dengan cara tatap muka
(http://www.menlh.go.id.). atau melalui media komunikasi yang
Komunikasi sosial menjadi poin isinya dapat berupa ilmu pengetahuan,
penting untuk diteliti karena setiap hiburan, informasi, nasehat atau
aktivitas yang dilakukan oleh beberapa propaganda.; 3. Media. Media yang
dinas dan lembaga pemerintahan, dimaksud adalah alat yang digunakan
Yayasan dan Lembaga Swadaya untuk memindahkan pesan dari sumber
Masyarakat (LSM), serta masyarakat kepada penerima. Dalam komunikasi
setempat adalah proses komunikasi antarpribadi panca indera dan berbagai
sosial untuk mendorong munculnya saluran komunikasi seperti telepon,
kebijakan publik mengenai pembatasan telegram digolongkan sabagai
timbulan sampah plastik sekali pakai. komunikasi.; 4. Penerima. Penerima
Komunikasi sosial merupakan suatu adalah pihak yang menjadi sasaran
proses interaksi antarpersonal atau pesan yang dikirim oleh sumber.
antarlembaga melalui penyampaian Penerima bisa terdiri dari satu orang
pesan tertentu untuk menciptakan atau lebih, bisa dalam bentuk
integrasi atau adaptasi sosial. kelompok, partai atau negara.; 5.
Komunikasi sosial merupakan sebuah Pengaruh. Pengaruh atau efek adalah
proses interaksi di mana seseorang atau perbedaan atau apa yang dipikirkan,
lembaga menyampaikan pesan kepada dirasakan dan dilakukan oleh penerima
pihak lain supaya pihak lain dapat sebelum dan sesudah penerima pesan.;
menangkap maksud yang dikehendaki 6. Tanggapan balik. Umpan balik
oleh komunikator. Definisi lain adalah salah satu bentuk dari pada
menyebutkan bahwa komunikasi pegaruh yang berasal dari penerima,
merupakan sebuah proses sosial dalam tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
masyarakat. Proses sosial ini diartikan berasal dari unsur lain seperti pesan dan

46
Niluh Wiwik Eka Putri

media, meski pesan belum sampai pada pelaksanaan kebijakan merupakan


penerima.; 7. Lingkungan. Lingkungan tahapan aktivitas, kegiatan, program
atau situasi adalah faktor-faktor tertentu dalam melaksanakan keputusan
yang dapat mempengaruhi jalannya kebijakan yang dilakukan oleh
komunikasi. Faktor ini dapat individua tau pejabat, kelompok
digolongkan dalam empat macam yakni pemerintah, masyarakat, dan atau
lingkungan fisik, lingkungan sosial swasta dalam rangka pencapaian tujuan
budaya, lingkungan psikologis dan yang telah ditetapkan untuk
lingkungan dimensi waktu. memengaruhi hasil akhir suatu
Woll sebagaimana dikutip kebijakan. Kebijakan publik dalam
Tangkilisan (2003:2) menyebutkan penelitian ini merujuk pada peraturan
bahwa kebijakan publik adalah daerah mengenai penetapan kebijakan
sejumlah aktivitas pemerintah untuk pembatasan timbulan sampah plastik
memecahkan masalah di tengah sekali pakai.
masyarakat, baik secara langsung Penelitian ini bermaksud untuk
maupun melalui berbagai lembaga yang menggali tentang komunikasi sosial
mempengaruhi kehidupan masyarakat. kebijakan pembatasan timbulan sampah
James E. Anderson sebagaimana plastik sekali pakai yang dikeluarkan
dikutip Islamy (2009: 17) oleh Gubernur Bali, sehingga mampu
mengungkapkan bahwa diaplikasikan oleh seluruh lapisan
kebijakan adalah “a purposive masyarakat, khususnya masyarakat
course of action followed by an actor or Bali.
set of actors in dealing with a problem
or matter of concern” (Serangkaian I. METODE PENELITIAN
tindakan yang mempunyai tujuan Dalam lingkup penelitian kebijakan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan memang telah dikenal lama tentang
oleh seorang pelaku atau sekelompok model action research. Dilihat dari
pelaku guna memecahkan suatu konteks praxis, model action research
masalah tertentu). merupakan model penelitian yang
Dari definisi para ahli di atas maka sekaligus berpraktik dan berteori, atau
dapat disimpulkan bahwa kebijakan menggabungkan teori sekaligus
public adalah: “Serangkaian keputusan melaksanakan dalam praktik. Dalam
kebijaksanan yang diambil seorang atau Bahasa Indonesia Action Research
sekelompok orang untuk mewujudkan diterjemahkan dengan “penelitian
tujuan-tujuan tertentu di dalam tindakan”, namun ada juga yang
masyarakat” menyebut dengan “kaji tindak”.
Ramdhani & Ramdhani (2017:3) Noeng Muhadjir (2000)
menunjukkan bahwa kebijakan publik membedakan dengan Research and
adalah serangkaian keputusan Development (R&D), yang diadakan
pemerintah yang terukur, mengarah penelitian terlebih dahulu baru
pada tujuan tertentu, menyangkut kemudian dirancangkan
kepentingan publik, dan melibatkan pengembangannya. Penelitian ini
para pihak yang berkepentingan dalam sebagian mulai dengan kerangka teori,
bidang-bidang tertentu. Sedangkan dilanjutkan dengan pengumpulan data,

47
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

analisis, dan diakhiri dengan itu bukan semata-mata hubungan


kesimpulan. Pengembangan dilakukan badaniah, karena hubungan sosial
dengan implementasinya, mungkin juga terjadi tidak saja secara menyentuh
dengan penelitian lanjutannya. Sedang seseorang, namun orang dapat
action research melakukan secara berhubungan dengan orang lain tanpa
sekaligus antara berteori dan berpraktik harus menyentuhnya. Misalnya kontak
yang rotasi kegiatannya sebagaimana sosial sudah terjadi ketika seseorang
terjelaskan diatas (M-R-D-E). berbicara dengan orang lain, bahkan
Penelitian ini didesain dengan kontak sosial juga dapat dilakukan
pendekatan action research, yaitu suatu dengan menggunakan teknologi, seperti
kerangka penelitian pemecahan melalui telepon, telegrap, radio, surat,
masalah. Penelitian action research ini televisi, internet, dan sebagainya.
mendorong peneliti untuk Kontak sosial dapat berlangsung
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dalam lima bentuk yaitu:
dan menjelaskan suatu situasi sosial a. Dalam bentuk proses sosialisasi
pada waktu yang bersamaan dengan yang berlangsung antara pribadi
melakukan perubahan atau intervensi orang per orang. Proses
dengan tujuan perbaikan atau sosialisasi ini memungkinkan
partisipasi. seseorang mempelajari norma-
Sugiyono (2010:295) mengatakan norma yang terjadi di
bahwa semua penelitian bersifat ilmiah. masyarakatnya. Berger dan
Oleh karena itu semua peneliti harus Luckmann (Bugin, 2001:14),
berbekal teori. Dalam penelitian mengatakan proses ini terjadi
kualitatif, permasalahan yang dibawa melalui proses objektivitas, yaitu
masih bersifat sementara, sehingga teori interaksi sosial yang terjadi
yang digunakan dalam penyusunan dalam dunia intersubjektif yang
proposal penelitian kualitatif juga dilembagakan atau mengalami
masih bersifat sementara dan dapat proses institusionalisasi.
berkembang setelah peneliti memasuki b. Antara orang per orang dengan
lapangan atau konteks sosial. Penelitian suatu kelompok masyarakat atau
kuantitatif bersifat menguji hipotesis sebaliknya.
atau teori, sedangkan penelitian c. Antara kelompok masyarakat
kualitatif bersifat menemukan teori. dengan kelompok masyarakat
lainnya dalam sebuah komunitas.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN d. Antara orang per orang dengan
Kontak Sosial masyarakat global di dunia
Menurut Soeryono Soekanto internasional.
(2002:65), kontak sosial berasal dari e. Antara orang per orang,
bahasa latin con atau cum (bersama- kelompok, masyarakat dan dunia
sama) dan tango (menyentuh), jadi global, di mana kontak sosial
artinya secara harfiah adalah bersama- terjadi secara simultan diantara
sama menyentuh. Secara fisik, kontak mereka.
sosial baru terjadi apabila adanya Kehidupan seseorang saat ini telah
hubungan fisik, sebagai gejala sosial hal masuk pada dunia yang serba pilihan,

48
Niluh Wiwik Eka Putri

seseorang dapat memilih ia hidup dalam konsep lama tentang kontak sosial
kelompok atau ia hidup dalam sebuah tersebut (Bungin, 2006:55).
masyarakat, bahkan ia boleh hidup Gubernur Bali melakukan kontak
dalam dunia yang serba global. sosial dengan seluruh lapisan
Seseorang juga dapat memilih hidup masyarakat. Hal tersebut dilihat dari
dalam masyarakat lokal atau memilih berita di buletindewata.com.
hidup dalam masyarakat global, bahkan “Gubernur Bali Wayan Koster
boleh hidup di dalam kedua kehidupan mengajak semua lapisan
itu yaitu majemuk dan rumit. masyarakat, pelaku usaha,
Kerumitan ini pula dipacu dengan instansi pemerintah serta pihak
perkembangan teknologi informasi, lainnya untuk ikut
sehingga dimanapun ia berada, ia dapat mengimplementasikan
melakukan kontak sosial dengan siapa Peraturan Gubernur (Pergub)
saja dan dimana saja yang ia inginkan. 97 Tahun 2018 tentang
Kontak sosial bukan saja menjadi Pembatasan Timbulan Sampah
kebutuhan namun juga menjadi pilihan Plastik Sekali Pakai, agar alam
dengan siapa ia melakukannya. Bali beserta isinya tetap sejuk,
Secara konseptual kontak sosial indah dan harmonis. Demikian
dapat dibedakan antara kontak sosial tegaskan Wayan Koster saat
primer dan kontak sosial sekunder. Deklarasi Bali Bersih Sampah
Kontak sosial primer yaitu kontak sosial Plastik dengan Gerakan Kedas
yang terjadi secara langsung antara Sampah Plastik, di kawasan
seseorang dengan orang atau kelompok Pura Agung Besakih,
masyarakat lainnya secara tatap muka. Karangasem, Sabtu (2/2).
Sedangkan kontak sosial sekunder
terjadi melalui perantara yang sifatnya Wayan Koster menjelaskan
manusiawi maupun dengan teknologi. Peraturan Gubernur Nomor 97
Ketika masyarakat saat ini telah Tahun 2018 tentang
berkembang dengan tingkat kemajuan Pembatasan Timbulan Sampah
teknologi informasi semacam ini, maka Plastik Sekali Pakai, juga
kontak-kontak sosial primer dan bertujuan untuk menjaga
sekunder semakin sulit dibedakan satu kesucian, keharmonisan,
dengan lainnya. Seperti kontak telepon keselarasan dan keseimbangan
yang menggunakan teknologi lingkungan hidup serta
teleconfrensce dimana kontak terjadi membangun partisipasi
antara orang per orang (orang dengan masyarakat untuk berperan
kelompok dan sebagainya), secara tatap serta dalam perlindungan
muka dan saling dapat menyapa namun lingkungan hidup. “Saya harap
dari yang terjadi dengan internet juga kegiatan seperti ini diikuti
dapat langsung menyapa dan saling seluruh masyarakat Bali.
tatap muka walaupun tempat mereka Tidak hanya dilaksanakan di
berjauhan. Semua ini menjadi Besakih saja, namun juga
fenomena yang mengacaukan konsep- dilaksanakan diseluruh Bali.
Untuk itu, saya mengajak

49
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

komponen masyarakat seluruh Pemuda Hindu (Peradah)


Bali agar ikut secara aktif dan Indonesia Provinsi Bali,
melaksanakan Pergub 97 Kesatuan Mahasiswa Hindu
dengan cara membersihkan Dharma Indonesia (KMHDI)
lingkungan dari sampah Provinsi Bali, bekerjasama
plastik. Pemerintah dengan Pemerintah Provinsi
Kabupaten/Kota harus Bali, Kepolisian Daerah Bali,
membuat aturan serupa, serta Kodam IX/Udayana,
di tingkat desa saya harapkan Perguruan Tinggi se-Bali,
ada semacam pararem, Pemerintah Kabupaten/Kota
sehingga gerakan ini bisa se-Bali, siswa SMP/SMA,
berkelanjutan dan komunitas serta masyarakat.
dilaksanakan dengan sebaik Kegiatan diikuti 10 ribu
mungkin,” ujar Wayan Koster. perserta tersebut sekaligus
menjadi salah satu wujud
Gubernur Koster yang nyata implementasi pergub 97
didampingi Ny. Putri Suastini tahun 2018, untuk
Koster, Wagub Bali Cok Ace menyongsong Karya Agung
beserta Ny. Putri Haryani Panca Wali Krama, sehingga
Sukawati, berharap pergub ini selama mapun sesudah
mendapat dukungan dari pelaksanaan karya pura
semua pihak agar Besakih tetap bisa bersih dari
pelaksanaannya tetap sampah plastik. Para pemedek
berlanjut. Kegiatan bersih- pun yang akan tangkil
bersih sampah plastik juga bersembahyang ke Pura
sesuai dengan visi Nangun Sat Besakih diimbau untuk tidak
Kerthi Loka Bali, yakni membawa dan menggunakan
menjaga kesucian alam Bali plastik”.
berserta isinya untuk
mewujudkan kehidupan krama Dari kutipan berita diatas dapat
Bali yang sejahtera, bahagia disimpulkan bahwa telah terjadi kontak
sekala dan niskala. “Terima sosial primer dimana Gubernur Bali
kasih atas gerakan bersih secara langsung bertatap muka dengan
sampah plastik ini. Kegiatan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini
ini adalah bagian dari pada menunjukkan kesungguhan dalam
cara menyukseskan pergub mengimplementasikan pergub tentang
yang bertujuan agar Bali bebas pembatasan timbulan sampah plastik
dari sampah plastik sekali sekali pakai. Adapun kontak sosial
pakai. Saya juga mengucapkan terjadi secara langsung antara seseorang
terimakasih atas respon positif dengan orang atau kelompok
dari masyarakat Bali terkait masyarakat lainnya secara tatap muka.
pergub ini,” imbuhnya. Selain itu, Gubernur Bali juga
Kegiatan kedas sampah plastik melakukan kontak sosial secara
ini dipelopori Perhimpunan sekunder melalui media massa. Seperti

50
Niluh Wiwik Eka Putri

kegiatan Press Conference yang lembaga sosial, desa adat/desa


dilakukan di Gedung Wiswa Sabha pakraman, masyarakat dan
yang dimuat oleh bali.tribunnews.com. perorangan yang taat
“Gubernur Bali, Wayan Koster melaksanakan Peraturan
menyebutkan ada 3 bahan yang Gubernur. Sebaliknya,
terbuat dari/atau mengandung Pemerintah Provinsi Bali akan
bahan dasar plastik yang dilarang memberikan sanksi bagi pihak-
penggunaannya dalam Peraturan pihak yang tidak mematuhi
Gubernur No. 97 Tahun 2018, ketentuan dalam Peraturan
yang akan dilaksanakan mulai 1 Gubernur. "Sanksi hukuman itu
Januari 2019 saat menggelar tidak ada, tetapi sanksi
konferensi pers di Gedung Wiswa administratif nanti kalau dia tidak
Sabha, Kantor Gubernur Bali, tertib izin usahanya tidak
Kota Denpasar, Bali, Senin diperpanjang," tutupnya”.
(24/12/2018). Dalam Peraturan
Gubernur 3 bahan yang dilarang Melalui konferensi pers yang digelar
yaitu kantong plastik, polysterina di Gedung Wiswa Sabha, gubernur bali
(styrofoam), dan sedotan plastik. koster telah melakukan kontak sosial
"Yang dijangkau ini adalah secara sekunder. Hal ini terlihat dari
produsen, distributor, pemasok, kegiatan yang dilakukan dengan
pelaku usaha termasuk masyarakat yang diliput oleh media
perorangan. Jadi yang dijangkau massa. Sehingga masyarakat di seluruh
itu banyak, yang dilarang. Dan Indonesia khususnya Bali dapat
harus menyiapkan bahan mengetahui lebih mendalam terkait
penggantinya," jelas Gubernur pergub tentang pembatasan timbulan
Koster, Senin (24/12/2018). sampah plastik sekali pakai.

Instruksi dan surat edaran terkait Perubahan Sosial


Peraturan Gubernur tentang Perubahan sosial adalah proses
pembatasan sampah plastik sekali sosial yang dialami oleh anggota
pakai akan diinstruksikan kepada masyarakat serta semua unsur-unsur
semua pihak yang terkait. "Nanti budaya dan sistem-sistem sosial,
akan diberikan instruksi, dimana semua tingkat kehidupan
sosialisasi, advokasi, masyarakat secara sukarela atau
pendampingan terkait Peraturan dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
Gubernur tentang pembatasan meninggalkan pola-pola kehidupan,
sampah plastik sekali pakai budaya, dan sistem sosial lama
kepada semua pihak terkait," kemudian menyesuaikan diri atau
imbuhnya. Sebagai bentuk menggunakan pola-pola kehidupan,
apresiasi, Pemerintah Provinsi budaya, dan sistem sosial yang baru.
Bali akan memberikan Perubahan sosial terjadi ketika ada
penghargaan bagi Instansi kesediaan anggota masyarakat untuk
pemerintahan, BUMD, lembaga meninggalkan unsur-unsur budaya dan
swasta, lembaga keagamaan, sistem sosial lama dan mulai beralih

51
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

menggunakan unsur-unsur budaya dan berbagai kegiatan, proyek dan


sistem sosial yang baru. Perubahan sebagainya. Kedua perubahan perilaku
sosial dipandang sebagai konsep yang masyarakat menyangkut persoalan
serba mencakup seluruh kehidupan perubahan sistem-sistem sosial, dimana
masyarakat baik pada tingkat masyarakat meninggalkan sistem sosial
individual, kelompok, masyarakat, lama, dan menjalankan sistem sosial
negara, dan dunia yang mengalami baru, seperti perubahan perilaku
perubahan. pengukuran kinerja suatu Lembaga atau
Hal-hal penting dalam perubahan instansi. Apabila pada sistem lama,
sosial menyangkut aspek-aspek sebagai ukuran-ukuran kinerja hanya dilihat
berikut yaitu; perubahan pola pikir dari aspek output dan proses tanpa
masyarakat, peubahan perilaku harus mengukur sampai sampai dimana
masyarakat, perubahan budaya materi. output dan proses itu dicapai maka pada
Pertama, perubahan pola pikir dan sistem sosial yang baru sebuah
sikap masyarakat menyangkut Lembaga atau instansi diukur sampai
persoalan sikap masyarakat terhadap pada tingkat kinerja output dan proses
berbagai persoalan sosial dan budaya itu yaitu dengan menggunakan standar
disekitarnya yang berakibat terhadap sertifikasi seperti BAN-PT pada
pemetaraan pola-pola pikir baru yang perguruan tinggi dan sertifikasi ISO
dianut oleh masyarakat sebagai sebuah pada Lembaga-lembaga umum
sikap yang modern. Contohnya, sikap termasuk perguruan tinggi. Ketiga,
terhadap pekerjaan bahwa konsep dan perubahan budaya materi menyangkut
pola pikir lama tentang pekerjaan perubahan artefak budaya yang
adalah sektor formal (menjadi pegawai digunakan oleh masyarakat, seperti
negeri), sehingga konsep pekerjaan model pakaian, karya fotografi, karya
dibagi menjadi dua yaitu sektor formal film, teknologi, dan sebagainya yang
dan informal. Saat ini terjadi perubahan terus berubah dari waktu ke waktu
terhadap konsep kerja lama dimana menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
pekerjaan konsep tidak sebagai sector
formal (menjadi pegawai negeri), akan SKEMA 1
tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang TAHAPAN TRANSISI SOSIOLOGIS
menghasilkan pendapatan maksimal.
Dengan demikian, maka bekerja tidak
saja disektor formal, akan tetapi dimana
saja yang penting menghasilkan uang
yang maksimal, dengan demikian
konsep kerja menjadi sektor formal,
yaitu bekerja dipemerintahan sektor
swasta yaitu bekerja diperusahaan
swasta besar, sektor informal yaitu Mayarakat memulai kehidupan
bekerja di sektor informal seperti mereka pada suatu fase yang disebut
wiraswasta kecil, kaki lima, LSM dan primitif dimana manusia hidup secara
sebagainya, serta sektor lepas yaitu terisolir dan berpindah-pindah
bekerja sebagai secara kontrakkan di disesuaikan dengan lingkungan alam

52
Niluh Wiwik Eka Putri

dan sumber makanan yang tersedia. geografis, masyarakat transisi berada di


Manusia saat ini hidup dalam pinggiran kota serta hidup mereka
kelompok-kelompok kecil (band) dan masih secara tradisional, termasuk pola
terpisah dengan kelompok manusia piker dan sistem sosial lama masih silih
lainnya. berganti digunakan dan mengalami
Fase berikutnya adalah fase penyesuaian dengan hal-hal yang baru
agrokultural, ketika lingkungan alam dan inovatif. Dengan demikian, maka
mulai tidak lagi mampu memberi umumnya masyarakat transisi bersifat
dukungan terhadap manusia, termasuk mendua atau ambigu terhadap sikap,
juga karena populasi manusia mulai pandangan, dan perilaku mereka
banyak, maka pilihan budayanya adalah seharihari. Pola pikir masyarakat masih
bercocok tanam di suatu tempat dan tradisional dan mereka memelihara
memanen hasil pertanian itu serta kekerabatan namun perilaku
berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sudah terlihat individualis.
masyarakat. Pada fase ini budaya Sesuatu yang masih dominan dalam
berpindah-pindah masih tetap kehidupan masyarakat ini adalah proses
digunakan walaupun pada skala waktu asimilasi budaya dan sosial yang belum
yang relative lebih lama. tuntas dan terlihat masih canggung di
Fase tradisional dijalani oleh semua level masyarakat.
masyarakat dengan hidup secara Fase modern ditandai dengan
menetap disuatu tempat yang dianggap peningkatan kualitas perubahan sosial
strategis untuk penyediaan berbagai yang lebih jelas meninggalkan fase
kebutuhan hidup masyarakat, seperti di transisi. Kehidupan masyarakat sudah
pinggir sungai, di pantai, di lereng kosmopolitan dengan kehidupan
bukit, di dataran tinggi, di daratan individual yang sangat menonjol,
rendah yang datar, dan sebagainya. profesionalisme di segala bidang dan
Pada fase ini kita mulai mengenal kata penghargaan terhadap profesi menjadi
‘desa’ dimana beberapa band kunci hubungan-hubungan sosial
(kelompok kecil masyarakat) memilih diantara elemen masyarakat. Di sisi lain
menetap dan saling berinteraksi satu sekularisme menjadi sangat dominan
dan lainnya sehingga menjadi dalam sistem religi dan kontrol sosial
kelompok besar dan menjadi komunitas masyarakat serta sistem kekerabatan
desa, mengembangkan budaya dan mulai diabaikan. Anggota masyarakat
tradisi internal serta membina hidup dalam sistem yang sudah
hubungan dengan masyarakat di mekanik, kaku, dan hubungan-
sekitarnya. hubungan sosial ditentukan
Pada fase transisi, kehidupan berdasarkan pada kepentingan masing-
desa sudah sangat maju, isolasi masing elemen masyarakat. Masyarakat
kehidupan hampir tidak ditemukan lagi modern umumnya berpendidikan relatif
dalam skala luas, transportasi sudah lebih tinggi dari masyarakat transisi
lancer walaupun untuk masyarakat desa sehingga memiliki tingkat pengetahuan
tertentu masih menjadi masalah. yang lebih luas dan pola pikir yang
Penggunaan media informasi sudah lebih rasional dari semua tahapan
hamper merata. Namun secara kehidupan masyarakat sebelumnya,

53
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

walaupun kadang Pendidikan formal lain menyebabkan orang sulit


saja tidak cukup untuk mengantarkan menemukan mereka secara
masyarakat pada tingkat pengetahuan ajeg termasuk dapat
dan pola pikir semacam itu. Secara mendeteksi dimana tempat
demografis, masyarakat modern tinggal menetapnya. Hal ini
menempati lingkungan perkotaan yang di sebabkan karena
cenderung gersang dan jauh dari situasi kesibukan mereka dengan
yang sejak dan rindang, ditambah lagi berbagai usaha dan bisnis,
karena kehidupan mereka yang serba akhirnya mereka bisa saja
mekanik sepanjang minggu sehingga memiliki rumah dimana-
masyarakat kota memiliki kepedulian mana di dunia.
yang tinggi terhadap kebutuhan rekreasi b) Secara sosiologis mereka
di akhir minggu untuk rileks dan berada pada titik nadir,
melepaskan kepenatan. antara struktur dan agen,
Fase postmodern adalah yaitu pada kondisi tertentu
sebuah fase perkembangan masyarakat orang postmodern patuh
yang pertama-tama dikenal di Amerika pada strukturnya, namun
Serikat pada akhir tahun 1980-an. Di pada sisi lain ia
Indonesia ciri masyarakat postmodern mengekspresikan dirinya
sesungguhnya adalah masyakarat sebagai agen yang
modern yang secara finansial, mereproduksi struktur atau
pengetahuan, relasi, dan semua paling tidak agen yang
prasyarat sebagai masyarakat modern terlepas dari strukturnya.
sudah dilampauinya. Walaupun Berdasarkan hal tersebut,
terkadang ada satu dua masyarakat maka berdasarkan
modern yang terlihat memiliki ciri pengamatan “orang luar”
postmodern walaupun belum memiliki sesungguhnya pribadi
kemampuan tersebut, namun hal itu postmodern adalah pribadi
bersifat temporer dan meniru-niru yang secara permanen
kelompok lain yang lebih mapan. Jadi ambivalensia atau mereka
masyarakat postmodern adalah yang ambigu dalam pilihan-
masyarakat modern dengan kelebihan- pilihan hidup mereka.
kelebihan tertentu dimana kelebihan- Namun sesungguhnya pada
kelebihan itu menciptakan pola sikap pribadi-pribadi postmodern
dan perilaku serta pandangan- hal tersebut adalah pilihan-
pandangan mereka terhadap diri dan pilihan hidup yang
lingkungan sosial yang berbeda dengan demokratis dan ekspresi dari
masyarakat modern atau masyarakat kebebasan pribadi orang-
sebelum itu. Sifat-sifat yang menonjol orang cosmopolitan.
dari amsyarakat postmodern adalah: c) Manusia postmodern lebih
a) Memiliki pola hidup suka menghargai privasi, dan
nomaden, artinya kehidupan kegemaran mereka melebihi
mereka yang terus bergerak apa yang mereka anggap
dari satu tempat ke tempat berharga dalam hidup

54
Niluh Wiwik Eka Putri

mereka, dengan demikian dibeberapa titik seperti di pantai


kegemaran spesifik mereka Biaslantang Kaler, Desa Purwakerthi,
menjadi aneh-aneh dan unik. Kecamatan Abang, Karangasem dan di
d) Kehidupan pribadi yang Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Desa
bebas menyebabkan orang- Purwayu, Kecamatan Abang.
orang postmodern menjadi Kemudian di Kawasan Pura Agung
sangat sekuler, memiliki Besakih, Kecamatan Rendang,
pemahaman nilai-nilai sosial Kabupaten Karangasem.
yang subjektif dan liberal Hal ini sejalan dengan kebijakan dari
sehingga cenderung terlihat Walikota Denpasar yang sebelumnya
sangat mobile pada seluruh telah mengeluarkan perwali no 36 tahun
komunitas masyarakat dan 2018 tentang diet plastik. Dalam
agama serta berbagai mendukung gerakan kedas sampah
pandangan politik sekalipun. plastik walikota Denpasar melakukan
e) Pemahaman orang sosialisasi, beberapa diantaranya seperti
postmodern yang bebas pula di pasar Agung, pasar Peninjoan, pasar
menyebabkan mereka Waringin Sari Angabaya Penatih, pasar
cenderung melakukan Nyanggelan Panjer. Untuk mengurangi
gerakan back to nature, back sampah plastik walikota Denpasar
to village, back to tradisional memberikan 600 Tas Belanja secara
atau bahkan back to religi, gratis. Tujuannya untuk memberikan
namun karena pemahaman edukasi kepada masyarakat agar ikut
mereka yang luas tentang peduli mengurangi sampah palstik
persoalan kehidupan, maka dengan menggunakan bahan-bahan
“gerakan kembali” itu yang ramah lingkungan. Selain itu,
memiliki perspektif yang penggunaan tas belanja yang dapat
berbeda dengan orang lain dipakai secara berulang-ulang tentu
yang selama ini sudah dan dapat membantu meminimalisir
sedang ada di wilayah penggunaan tas belanja sekali pakai.
tersebut. Toko Modern yang sudah berperan
Perubahan sosial yang terjadi sejak dalam mendukung Pergub Bali antara
di keluarkannya kebijakan peraturan lain Tiara Dewata, Indomaret dan
gubernur nomor 97 tahun 2018 tentang Alfamart.
pembatasan timbulan sampah plastik “Disamping menyasar Toko
sekali pakai antara lain yaitu: Modern dikawasan tersebut,
Munculnya gerakan “kedas sampah DLHK Denpasar langsung
plastik” yang digagas oleh Mahasiswa menuju ke Pusat Perbelanjaan
dan Pemuda Hindu di Bali yang Tiara Dewata. Tim langsung
tergabung dalam organisasi DPP menuju pusat penjualan
Peradah Bali dan PD KMHDI Bali. Hal kebutuhan pokok. Dalam
tersebut dapat dilihat dari surat panitia peninjauan tersebut tampak
gerakan sampah plastik Nomor: masyarakat yang berbelanja tidak
010/B/PAN/GKSP/I/2019. Kegiatan diberikan kantong plastik, namun
kedas sampah plastik diadakan pada kasir menawarkan

55
JURNAL NOMOSLECA
Volume 5 Nomor 1, April 2019

konsumen tas ramah lingkungan Gubernur Bali melakukan kontak sosial


berukuran besar dengan harga Rp. secara primer (langsung) ataupun
17.000” (baliberkarya.com). sekunder (media massa). Dengan
adanya kontak sosial, maka terjadi
Kadis LHK Denpasar, I Ketut perubahan sosial sesuai dengan apa
Wisada mengaku pihaknya akan terus yang diharapkan oleh pemerintah
melakukan evaluasi dan sosialisasi provinsi Bali. Adapun perubahan sosial
kepada toko modern, supermarket, toko yang telah terjadi antara lain munculnya
kelontong hingga pasar tradisional di gerakan Kedas “Sampah Plastik” yang
kota Denpasar. Sosialisasi ini juga telah dilakukan oleh seluruh elemen
diikuti dengan mengganti tas kantong masyarakat Bali. Beberapa diantaranya
dengan tas ramah lingkungan. Pihaknya seperti yang telah dilakukan oleh
sangat mengapresiasi masyarakat yang organisasi pemuda Hindu yaitu Peradah
sudah mengikuti Perwali ini sebagai Bali, KMHDI Bali, serta seluruh
upaya bersama untuk mendukung dan akademisi dan komponen masyarakat.
mengurangi sampah plastic. Pihaknya Pusat perbelanjaan seperti Tiara
akan menindak tegas serta melakukan Dewata, Indomaret, Alfamart juga
pemanggilan kepada menejemen toko mendukung Pergub Bali tersebut
berjaringan yang masih membandel dengan meniadakan plastik bagi
serta memberikan sanksi administrasi konsumen yang berbelanja. Sebagai
sesuai peraturan yang berlaku. gantinya, mereka menyediakan tas
Sosialiasi larangan belanja ramah lingkungan dengan harga
menggunakan kantong plastik yang yang bervariasi. Walikota Denpasar
masih kurang jelas dibaca oleh juga turut mendukung Pergub Bali
masyarakat yang berbelanja ini agar tersebut dengan Perwali no 36 tahun
segera dirubah terkait penempatan pada 2018 tentang diet plastik. Ditahun-
bagian kasir sehingga dapat jelas tahun mendatang, masyarakat Bali
terbaca dan tersosilisasi dengan baik. diharapkan semakin mengurangi
Pihaknya juga memanggil manejemen pemakaian sampah plastik sekali pakai
Tiara Dewata dan juga supermarket sehingga kesucian, keharmonisan,
lainnya untuk terus melakukan keselarasan dan keseimbangan
sosialiasi dalam pengurangan kantong lingkungan hidup di Bali bisa terjaga
plastik sesuai Perwali yang telah dan Bali bebas sampah tahun 2020.
ditetapkan.

PENUTUP
Komunikasi sosial tentang kebijakan
pembatasan timbulan sampah plastik DAFTAR PUSTAKA
sekali pakai yang dikeluarkan oleh Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi
Gubernur Bali telah berhasil Komunikasi Teori, Paradigma,
meningkatkan kesadaran masyarakat dan Diskursus Teknologi
dalam mengurangi pemakaian plastik Komunikasi di masyarakat.
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Jakarta: Kencana Prenada Media
melaksanakan komunikasi sosial, Group.

56
Niluh Wiwik Eka Putri

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu batasi-penggunaan-kantong-


Komunikasi. Jakarta: PT. Raja plastik
Grafindo Persada. http://www.balipost.com/news/2019/0
Islamy, M. Irfan. 2009. Prinsip-prinsip 1/08/65498/Segera-
Perumusan Kebijakan Negara. Dibuat,Perbup-Tangani-
Jakarta: Bumi Aksara. Sampah...html
Muhadjir, Noeng. 2000. Metode http://metrobali.com/pemkot-
Penelitian Kualitatif edisi IV. laksanakan-gerakan-kedas-
Yogyakarta: Rake Sarasin. sampah-plastik-di-besakih/
Ramdhani, A., & Ramdhani, M. A. https://beritabali.com/read/2019/01/18/
(2017). Konsep umum 201901190004/Dipimpin-
pelaksanaan kebijakan publik. Walikota-Pemkot-Denpasar-
Jurnal Publik, 11(01), 1-12. Bagikan-600-Tas-Belanja-di-4-
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Pasar.html
Implementasi Kebijakan Publik. https://baliberkarya.com/index.php/rea
Yogyakarta: Lukman d/2019/01/02/201901020002/Gel
Offset YPAPI. ar-Sidak-Beberapa-Toko-
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Madern-dan-Supermarket-Masih-
Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Gunakan-Kantong-Plastik.html
Utama.
Vera, N., & Wihardi, D. (2012).
“Jagongan” sebagai bentuk
komunikasi sosial pada
masyarakat Solo dan manfaatnya
bagi pembangunan daerah. Jurnal
Ilmiah Komunikasi Makna, 2(2),
40-46.
https://www.buletindewata.com/berita-
daerah/2019/02/02/10486/bersih-
bersih-gubernur-koster-ajak-
semua-pihak-wujudkan-bali-
bebas-sampah-plastik.html
http://bali.tribunnews.com/2018/07/17/
darurat-sampah-plastik-volume-
rata-rata-timbulan-sampah-di-
bali-1084910-m3-per-
hari?page=all
https://www.mongabay.co.id/2018/02/
15/riset-membuktikan-ini-jenis-
sampah-laut-terbanyak-di-pesisir-
bali/
https://www.liputan6.com/lifestyle/rea
d/3862018/denpasar-bali-mulai-

57

You might also like