You are on page 1of 10

PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ALAMI SEBAGAI ALAT

PRAKTIKUM PENENTUAN SIFAT ASAM DAN BASA


SUATU LARUTAN

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
SAFITRI
NIM. F1061141043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ALAMI SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM
PENENTUAN SIFAT ASAM DAN BASA SUATU LARUTAN

Safitri, Husna Amalya Melati, Lukman Hadi


Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak
E-Mail: sf170796@gmail.com

Abstract
This research aimed to synthesis the natural indicator paper, determine the range of pH
and its feasibility. Synthesis natural indicator paper from turmeric extract (Curcuma
domestica), hibiscus flowers extract (Hibiscus rosasinensis), adam hawa extract (Rhoeo
discolor), asoka flowers extract (Saraca indica), determine the range of pH and its
feasibility. The extract synthesis in paper form and be used as practical tool to replace
litmus paper in determining acid-base characteristics of solution. This research was
using qualitative method. This research was conducted in two stages, which were the
synthesis of indicator paper and determine the range of pH and feasibility. Data
collection techniques were carried out by using observation sheets to testing acid-base
indicator paper from plant extracts and questionnaires for testing the feasibility of
indicator paper by several teachers of the Junior High School in Tebas. The results
showed that the range of pH and its colour change of hibiscus flowers, adam hawa,
asoka flowers and turmeric were respectively, 4-10 (red-green), 6-8 (red-green), 4-10
(red-green), 9-10 (yellow-brownish red). The results of the feasibility of indicator paper
obtained at 97.04%. It can be concluded that acid-base indicator paper from natural
resource can be used as a science learning practice tool in the Junior High School in
Tebas, West Kalimantan Province.

Keywords: Feasibility, Natural Indicator, Range pH

PENDAHULUAN percobaan secara lisan maupun tulisan


Ilmu Pengetahuan Alam atau sains (Kemendikbud, 2017).
adalah upaya sistematis untuk menciptakan, Berdasarkan Permendikbud Nomor 24
membangun, dan mengorganisasikan Tahun 2017 pembelajaran IPA pada sub
pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini materi larutan asam dan basa dengan
berawal dari sifat dasar manusia yang penuh kompetensi dasar 4.3. Kompetensi dasar
dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini peserta didik adalah dapat melakukan
kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan asam, basa dan garam
penyelidikan dalam rangka mencari menggunakan indikator alami atau buatan.
penjelasan yang paling sederhana namun
Hal ini menunjukkan bahwa, peserta didik
akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan
dituntut untuk dapat melakukan percobaan
memprediksi gejala-gejala alam. Penyelidikan
ini dilakukan dengan mengintegrasikan kerja menggunakan indikator alami ataupun buatan.
ilmiah dan keselamatan kerja yang meliputi Fakta di lapangan, tidak semua sekolah telah
kegiatan mengamati, merumuskan masalah, melakukan percobaan tersebut, salah satunya
merumuskan hipotesis, merancang percobaan, SMP Negeri 1 Tebas. Hal ini karena
mengumpulkan data, menganalisis, keterbatasan indikator, sehingga percobaan
menyimpulkan dan memberikan penentuan sifat larutan asam basa tidak dapat
rekomendasi, serta melaporkan hasil dilaksanakan.

1
Hal ini sesuai dengan wawancara sekolah sudah kadaluarsa (expired). Berbagai
terhadap 10 siswa SMP Negeri 1 Tebas kelas tumbuhan yang ada di lingkungan SMPN 1
VII, diketahui bahwa mereka tidak Tebas memiliki potensial untuk dijadikan
melaksanakan praktikum asam dan basa sebagai indikator asam dan basa. Tanaman
karena keterbatasan alat dan bahan, termasuk tersebut diantaranya kunyit (Curcuma
indikator. Hasil wawancara dengan salah satu domestica), kembang sepatu (Hibiscus
guru IPA juga terungkap bahwa tidak rosasinensis), perahu adam hawa (Rhoeo
terlaksannya kegiatan praktikum asam dan discolor), dan bunga asoka (Saraca indica).
basa karena kertas lakmus yang tersedia di

(a) (b) (c) (d)


Gambar 1. Tanaman (a) Adam Hawa, (b) Kembang Sepatu, (c) Kunyit, dan (d) Asoka
yang dijadikan Kertas Indikator Alami

Penelitian Harjanti (2008), menunjukkan merendam kertas pada larutan hasil maserasi
bahwa kunyit (Curcuma domestica) bahan nabati yang berantosianin. Perendaman
mengandung zat kurkumin yang dapat kertas saring selama 120 menit pada larutan
berubah warna dari kuning menjadi coklat hasil maserasi ekstrak etanol 70% kelopak
kemerahan pada pH 9,9. Penelitian Siregar bunga kembang sepatu dapat dijadikan
(2009) menunjukkan, kembang sepatu sebagai indikator asam basa. Perbandingan
(Hibiscus rosasinensis) mengandung antara tumbuhan dan pelarut yaitu 1:1. Waktu
antosianin yang memberikan warna merah perendaman dan penggunaan etanol 70%
pada pH < 4,85 dan berwarna menjadi hijau untuk teknik maserasi memberikan hasil yang
pada pH > 9,60. Penelitian Patmaningrum baik dibandingkan dengan perlakuan yang
(2011), perahu adam hawa (Rhoeo discolor) lain (Siregar, 2009). Hasil perendaman kertas
mengandung zat antosianin yang memberikan saring tersebut menunjukkan perubahan
warna merah pada pH < 6,3 dan warna hijau warna setelah diujikan pada larutan asam dan
pada pH >8,6. Sedangkan bunga asoka basa. Berdasarkan latar belakang di atas,
(Saraca indica) mengandung zat antosianin peneliti akan membuat kertas indikator asam-
yang memberikan warna merah pada pH < 4 basa dari ekstrak tumbuhan yang ada di
berwarna merah dan warna hijau pada pH > 9 lingkungan SMP Negeri di Kecamatan Tebas
(Erna, 2015). yaitu kunyit (Curcuma domestica), kembang
Berbagai metode ekstraksi telah sepatu (Hibiscus rosasinensis), adam hawa
digunakan untuk mengestrak zat warna dari (Rhoeo discolor), asoka (Saraca indica)
tumbuhan. Siregar (2009), menggunakan untuk mengoptimalkan tumbuhan lokal
metode maserasi untuk mengestrak kelopak dengan perlakuan yang sama.
bunga kembang sepatu untuk membuat kertas
indikator. Hasil maserasi dari simplisa nabati METODE PENELITIAN
yang mengandung antosianin dapat digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian
sebagai bahan indikator asam basa, baik kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
berupa indikator cair ataupun kertas. penelitian yang bersifat deskriptif dan
Pembuatan kertas indikator asam basa cenderung menggunakan analisis yang
dari tumbuhan, dapat dilakukan dengan

2
menitik beratkan pada proses dan makna dari kelayakan indikator dilakukan sebagai data
penelitian (Sugiyono, 2015). tambahan untuk mengetahui penilaian guru
Penelitian ini berfokus pada pembuatan kertas terhadap kertas indikator asam-basa sebagai
indikator alami. Ekstrak tanaman ini dibuat alat praktikum untuk menentukan larutan
dalam bentuk kertas dan dilihat bagaimana yang bersifa asam atau basa.
pengaruhnya terhadap larutan asam atau basa. Gambaran umum prosedur penelitian ini
Serta pengaruh lama penyimpanan terhadap digambarkan dalam skema, sebagai berikut
kualitas kertas indikator yang dibuat. Uji (Putri,2015) :

Masalah

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Pembuatan Ekstrak
Melakukan Eksperimen
Pembuatan Kertas Indikator

Uji dalam larutan pH 1-14


Uji Kualitatif
Uji dalam larutan asam dan
Penilaian Oleh Guru basa

Kertas indikator alami

Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian

Masalah ajaran 2017/2018, mereka tidak


Masalah dasar yang menjadi latar melaksanakan kegiatan praktikum asam dan
belakang dibuatnya indikator alami dari basa dikarenakan jumlah alat terbatas dan
tumbuhan di lingkungan sekolah adalah kertas bahan tidak tersedia. Kemudian hasil
lakmus yang tersedia di sekolah sudah wawancara dengan salah satu guru IPA,
kadaluarsa. Sehingga tuntutan kurikulum, alasan tidak terlaksananya kegiatan
kompetensi dasar 4.3 yaitu, peserta didik praktikum asam dan basa yaitu kertas lakmus
dituntut untuk mampu menyajikan hasil yang tersedia di sekolah sudah lama tidak
penyelidikan atau karya tentang sifat larutan digunakan akibatnya kertas tersebut
tidak terlaksana. kadaluarsa (expired).

Pengumpulan Data Studi Literatur


Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 Ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus
siswa SMP Negeri 1 Tebas kelas VII tahun rosasinensis) dapat digunakan sebagai

3
indikator pada titrasi asam-basa (asam kuat- merah sedangkan dalam suasana basa
basa kuat, asam lemah- basa kuat dan basa berwarna hijau. Kertas indikator ekstrak
lemah-asam kuat). Perubahan warna dalam bunga asoka ditentukan trayek pH-nya
asam berwana merah dan basa berwarna menggunakan larutan buffer pH 1-9. Pada pH
hijau. Terjadinya perubahan warna karena < 4 berwarna merah sedangkan pada pH > 9
dalam ekstrak tersebut mengandung warna kertas indikator menjadi berwarna
antosianin, yang dalam strukturnya terdapat hijau (Erna, 2015).
kation flavilium membentuk anhidrobase
akibat perubahan pH. Teknik Pengumpul Data
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Penelitian ini diawali dengan
bahwa kertas indikator dari ekstrak kembang pengumpulan data yang mendukung dalam
sepatu memberikan perubahan warna pada pembuatan kertas indikator alami. Dalam
pH < 4,85 merah dan pada pH > 9.60 penelitian ini, bahan alami yang diteliti di
berwarna hijau (Siregar, 2009). Ekstrak zat laboratorium adalah bunga kembang sepatu,
warna dalam daun rhoeo discolor hasil bunga asoka, perahu adam hawa dan kunyit.
maserasi dengan pelarut air dan alkohol dapat Proses penelitian pembuatan kertas indikator
digunakan sebagai indikator alami dalam alami ini akan didokumentasikan.
titrasi asam basa. Zat warna ini merupakan
indikator dua warna yang dapat berubah pada Teknik Analisis Data
suasana asam berwarna merah sedangkan Langkah-langkah pengolahan data angket
dalam suasana basa berwarna hijau. Ekstrak penilaian kertas indikator alami adalah
air mempunyai trayek pH < 7,0 berwarna sebagai berikut:
merah dan pH > 8,6 berwarna hijau sedang (1) Menghitung skor penilaian tiap-tiap
ekstrak alkohol mempunyai trayek pH < 6,3 item/pernyataan.
berwarna merah dan pada pH > 8,6 berwarna (2) Menghitung skor total tiap-tiap
hijau. Trayek pH indikator ini dipengaruhi item/pernyataan.
oleh komposisi massa daun dengan volume
dan jenis pelarut. Indikator ini mempunyai Tabel 1. Skor Skala Likert Terhadap
ketepatan dan kecermatan tingggi bila Kertas Indikator Alami
digunakan dalam titrasi asam cuka dengan Pernyata Pernyatan
natrium hidroksida (Patmaningrum, 2011). Kategori
an Positif Negatif
Zat warna kurkumin yang terdapat SS 5 1
dalam ekstrak kunyit (Curcuma domestica) S 4 2
adalah kristal berwarna kuning oranye, tidak CS 3 3
larut dalam ether, larut dalam minyak, dalam TS 2 4
alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan STS 1 5
dalam asam berwarna kuning muda
(Nugroho,1998). Kurkumin memberikan (Ridwuan, 2008)
perubahan warna yang jelas dan cepat yaitu
kurang dari 5 detik sehingga dimungkinkan (3) Menghitung persentase perolehan skor
sebagai indikator. Trayek pH indkator kunyit per item dengan rumus:
∑𝑋
yaitu apabila pH < 4,5 perubahan warnanya P = ∑ 𝑋𝑖 x 100 % .................(1)
dari kuning apabila pH > 9,9 warnanya Dengan:
menjadi coklat kemerahan (Harjanti, 2008). P = persentase perolehan skor
Bunga asoka mengandung antosianin ∑ X = jumlah perolehan skor (skor total)
yang bertanggung jawab atas warna merah tiap item
pada bunga. Antosianin yang terdapat pada ∑ Xi = jumlah skor ideal (skor tertinggi)
bunga asoka merupakan pelargonidin-3,5- (4) Menghitung persentase rata-rata
diglukosida dan sianidin-3,5-diglukosida. kelayakan kertas indikator alami secara
Dalam suasana asam antosianin berwarna keseluruhan dengan rumus:

4
∑𝑃 Penelitian ini merupakan pembuatan
V = 𝑛 ......................(1)
produk berupa kertas indikator dari tumbuhan
Dengan :
di sekitar lingkungan sekolah sebagai
V = persentase rata-rata kevalidan
pengganti kertas lakmus. Pembuatan kertas
∑P = jumlah rata-rata persentase skor tiap
indikator dari tumbuhan sebagai alat
aspek
penunjang praktikum. Pembuatan kertas
n = jumlah aspek yang dinilai
indikator ini merupakan salah satu upaya
Keterangan:
untuk mengatasi tidak tersedianya kertas
Angka 0 – 20% = Sangat Tidak Valid
lakmus di sekolah, agar tuntutan dari
Angka 20% – 40% = Tidak Valid
kurikulum dapat teraksana. Tujuan dari
Angka 40% – 60% = Cukup Valid
penelitian ini yaitu untuk mendapatkan trayek
Angka 60% – 80% = Valid
pH tanaman perahu adam hawa (Rhoeo
Angka 80% – 100% = Sangat Valid
discolor), kembang sepatu (Hibicus
(Riduwan, 2008).
rosasinensis), kunyit (Curcuma domestica),
asoka (Saraca indica) dan kelayakan dari
HASIL DAN PEMBAHASAN kertas indikator tersebut. Adapun hasil dalam
Hasil penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Spesifikasi Kertas Indikator yang dibuat


Ukuran 5 cm X 1 cm
Kembang sepatu (Hibicus rosasinensis)
4 - 10, merah – hijau
Asoka (Saraca indica)
4 - 10, merah – hijau
Trayek pH
Perahu adam hawa (Rhoeo discolor)
6 - 8, merah – hijau
Kunyit (Curcuma domestica),
9 – 10, kuning – coklat kemerahan
Kelayakan 97,04 % dengan kategori sangat valid

Pembahasan warna khusus pada pH tertentu yang berasal


Pembuatan kertas indikator dari dari tumbuhan (akar, daun, bunga, buah atau
tumbuhan sebagai alat praktikum dalam biji) dan dapat dibuat melalui ekstraksi dengan
materi asam basa dilakukan berdasarkan pelarut yang sesuai. Dalam penelitian ini
analisis kebutuhan sekolah dalam penelitian digunakan kunyit (Curcuma domestica),
dan pengumpulan informasi melalui kembang sepatu (Hibicus rosasinensis),
wawancara dan observasi ke sekolah. perahu adam hawa (Rhoeo discolor) dan
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan hasil bunga asoka (Saraca Indica) dengan pelarut
bahwa kertas lakmus yang terdapat disekolah etanol 70%. Tahap dalam pembuatan kertas
tidak dapat digunakan karena sudah indikator dari tumbuhan:
kadaluarsa. Pembuatan Ekstrak
Pada materi asam basa sesuai kompetensi (1) Mencuci tanaman tersebut hingga bersih,
dasar 4.3 menyajikan hasil penyelidikan atau agar kotoran-kotoran yang menempel
karya tentang sifat larutan. Kegiatan pada tumbuhan tersebut hilang. Sehingga
praktikum tersebut membutuhkan kertas akan diperoleh ekstrak yang bersih.
indikator alami ataupun buatan untuk (2) Menimbang bahan baku masing-masing
menunjang keterlaksanaannya. Indikator sebanyak 20 gram menggunakan neraca
alami adalah suatu senyawa yang mempunyai analitik.

5
(3) Dihaluskan menggunakan lumpang dan sederhana yaitu dengan merendam
alu, dengan tujuan agar zat warna pada simplisa didalam pelarut dingin, tidak
tumbuhan keluar. Untuk kembang sepatu memerlukan pemanasan yang dapat
tidak dihaluskan karena ekstrak yang merusak zat aktif dalam simplisa.
dihasilkan terlalu kental, sehingga sulit
Menurut Siregar (2009) perendaman
untuk dilakukan pemisahan antara filtrat
tumbuhan yang telah dihaluskan
dan residu
(4) Dimasukkan ke dalam gelas kimia dilakukan selama 24 jam dengan
kemudian ditambahkan pelarut etanol tujuan agar ekstrak yang dihasilkan
70% sebanyak 20 mL (tumbuhan dan baik. Hasil maserasi dari tanaman
pelarut 1:1). Menurut Siregar (2009) tersebut yang mengandung zat warna
pelarut etanol 70% menghasilkan ekstrak dapat digunakan sebagai bahan
yang baik dengan perbandingan antara indikator asam basa.
pelarut dan tumbuhan adalah 1:1. (5) Disaring untuk memisahkan antara residu
Kemudian dimaserasi selama 24 jam. dan filtrat. Filtrat berupa ekstrak zat
Proses maserasi dapat dilihat pada warna tanaman yang akan digunakan
gambar 4.4. Maserasi merupakan salah untuk merendam kertas yang akan
satu metode ekstraksi yang paling dijadikan kertas indikator.

Residu

Filtrat/
Ekstrak
(a) (b) (c) (d)

Gambar 3. Proses Penyaringan Ekstrak (a) Kunyit, (b) Asoka,


(c) Adam Hawa, (d) Kembang Sepatu

Pembuatan Kertas Indikator dalam ekstrak dilakukan selama 120


(1) Dalam penelitian ini kertas indikator menit
yang dihasilkan dibuat dari 3 jenis kertas (4) Dikeringkan dengan cara diangin-
yaitu Whatman I CHR, kertas saring anginkan, sehingga diperoleh kertas
biasa dan kertas HVS 70 gsm. indikator dari tanaman.
(2) Dipotong kertas masing-masing dengan (5) Disaring untuk memisahkan antara residu
ukuran 5 cm X 1 cm. dan filtrat. Filtrat berupa ekstrak zat
(3) Direndam kertas ke dalam ekstrak yang warna tanaman yang akan digunakan
telah dibuat selama 120 menit. Menurut untuk merendam kertas yang akan
Siregar (2009), perendaman kertas ke dijadikan kertas indikator

6
(a) (b) (c) (d)

Gambar 4. Kertas Indikator (a) Kembang Sepatu, (b) Adam Hawa,


(c) Asoka, (d) Kunyit

Uji Kualitatif kertas indikator Dalam penelitian ini dilakukan uji


Penggunaan kertas indikator alami ini kualitatif menggunakan larutan asam dan
lebih praktis dibanding menggunakan basa. Untuk larutan asam digunakan air jeruk
ekstraknya secara langsung. Kertas indikator kecil sedangkan untuk larutan basa digunakan
yang dihasilkan lebih mudah dibawa, air detergen.
disimpan dan cukup bertahan lama. Waktu Pada kertas indikator bunga asoka
simpan kertas indikator hanya mampu (Saraca indica), perahu adam hawa (Rhoeo
bertahan hingga 2 bulan. Lebih dari 2 bulan, discolor) dan kembang sepatu (Hibicus
kertas indikator sudah mulai berjamur. Jenis rosasinensis) memberikan perubahan warna
pH meter yang digunakan dalam penelitian ini yang sama apabila dicelupkan dalam larutan
yaitu pH meter (Pen Type) PH-220. asam kertas akan berwarna merah, sedangkan
Diakibatkan pelarut yang digunakan dalam
dalam larutan basa kertas berwarna hijau.
pembuatan kertas indikator mudah menguap
Untuk kertas indikator kunyit (Curucuma
dan ekstrak kulit tumbuhan mudah
teroksidasi. domestica) apabila dicelupkan dalam larutan
asam warna kertas tetap kuning, sedangkan
Uji Kualitatif kertas indikator apabila dicelupkan dalam larutan basa maka
menggunakan larutan asam dan basa kertas berubah menjadi merah kecoklatan.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 5. Uji Kualitatif Kertas Lakmus (a) asoka, (b) Adam Hawa, (c) Kembang Sepatu,
(d) Kunyit menggunakan Larutan Asam (Jeruk Kecil) dan Basa (Detergen)
Berdasarkan perhitungan hasil jawaban kategori sangat valid. Kertas indikator yang
seluruh validator yaitu, guru SMP Negeri dibuat sangat layak digunakan dalam
Kecamatan Tebas direkap dan diolah untuk pembelajaran IPA khusunya materi larutan
mendapatkan data pendukung berupa hasil asam dan basa sebagai pengganti kertas
validasi terhadap kertas indikator yang dibuat. lakmus.
Hasil validasi kertas indikator secara Dalam penelitian ini, peneliti membuat
kesluruhan diperoleh sebesar 97,04% dengan kertas indikator dari 3 jenis kertas yaitu kertas

7
saring Whatmann, kertas saring biasa dan didapatkan informasi yang lebih banyak dan
kertas HVS 70 gsm. Validator dimintai bermanfaat bagi pembaca.
pendapat terhadap jenis kertas manakah yang
baik sehingga dapat di jadikan kertas REFERENSI
indikator, semua validator memilih kertas Erna. (2015). Pembuatan dan Penentuan
saring Whatmann. Karena kertasnya lebih Range pH Kertas Lakmus Sebagai
tebal, penyerapan warna ekstrak tumbuhan Indikator Asam Basa dari Bahan Alam
oleh kertas sangat baik. Jenis kertas yang Sebagai Media Pembelajaran Kimia.
digunakan sebagai bahan pembuatan kertas Retrieved from http://repository-
indikator dapat mempengaruhi perubahan universitas-riau.
(gradasi) warna pada kertas setelah diuji. Harjanti, R. S. (2008). Pemungutan Kurkumin
Penelitian mengenai variasi jenis kertas yang dari Kunyit (Curcuma domestica val.)
digunakan dalam pembuatan kertas pH. dan Pemakaiannya Sebagai Indikator
Siregar (2009) menggunakan jenis kertas Analisis Volumetri. Jurnal Rekayasa
HVS dan Whatman I CHR sebagai Proses, 2(2), 51-52.
perlakuannya. Hasil pengujiannya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
menunjukkan bahwa kertas Whatman I CHR (2017). Silabus IPA SMP Revisi 2017.
mampu mengadsorpsi ekstrak bunga kembang Retrieved from
sepatu lebih baik. http://www.kemdikbud.go.id/main.
Nugroho, N. A. (1998). Manfaat dan Prospek
KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan Kunyit. Trubus
Kesimpulan Agriwidya. Ungaran.
Dari hasil penelitian dan pembahasan Padmaningrum, R. T. (2011). Karakter
dalam penelitian ini dapat diambil kesimulan Ekstrak Zat Warna Daun Rhoeo discolor
bahwa: (1) Perubahan warna kertas indikator Sebagai Indikator Titrasi Asam Basa.
alami dari masing-masing tanaman Prosiding Seminar Nasional, Pendidikan
memberikan trayek pH sebagai berikut: (a) dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
bunga kembang sepatu (Hibiscus Universitas Negeri Yogyakarta.
rosasinensis), memiliki trayek pH 6 – 10 Putri, Nur. (2015). Pembuatan Indikator
dengan perubahan warna merah – hijau. (b) Alami dari Ekstrak Kulit Jengkol Seagai
perahu adam hawa (Rhoeo discolor), memiliki Alternatif Praktikum Pada Materi Pokok
trayek pH 6 – 10 dengan perubahan warna
Titrasi Asam Basa di Madrasah Aliyah
merah – hijau. (c) bunga asoka (Saraca
indica), memiliki trayek pH 4 – 10 dengan Negeri 2 Model Pekan Baru dan
perubahan warna merah – hijau. (d) kunyit Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekan
(Curcuma domestica) , memiliki trayek pH 9 Baru (Skripsi). Universitas Islam Negeri
- 10 dengan perubahan warna kuning – merah Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.
kecoklatan. (2) Hasil kelayakan terhadap Riduwan. (2008). Skala Pengukuran variabel-
kertas indikator alami diperoleh persentase variabel Penelitian. Alfabeta: Bandung.
sebesar 97,04% dengan katergori sangat Siregar, Y.D.I. (2009). Pembuatan Indikator
valid. Asam Basa dari Bunga Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.)”. Jurnal
Saran Fakultas Sains dan Teknologi Program
Kekurangan dalam penelitian ini yaitu, Studi Kimia UIN Jakarta, 1(5), 247-251.
daya tahan penyimpanan kertas indikator Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
hanya kurang lebih 2 bulan. Maka dari itu, Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
perlunya dibuat kertas indikator dengan daya Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
tahan simpan yang lebih panjang, agar

You might also like