You are on page 1of 13

STUDI PENGGUNAAN KHITOSAN

SEBAGAI ANTI BAKTERI PADA IKAN TERI (Stolephorus heterolobus)


ASIN KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR

THE EFFECT OF CHITOSAN CONCENTRATION ON QUALITY


OF DRIED-SALTED ANCHOVY (Stolephorus heterolobus)
DURING ROOM TEMPERATURE STORAGE

Sri Sedjati 1), Tri Winarni Agustini1), Titi Surti 1)

ABSTRAK
Penelitian ini mempelajari penggunaan khitosan pada proses pengawetan ikan teri (S.
heterolobus) asin kering selama penyimpanan suhu kamar. Tujuannya adalah mengetahui
konsentrasi khitosan yang efektif untuk proses pengolahannya. Metoda penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial . Faktor pertama adalah
perlakuan konsentrasi khitosan (tiga taraf :0,0%; 0,5%; 1,0%) dan faktor kedua adalah lama
penyimpanan(lima taraf : 0; 2; 4; 6; 8 minggu). Variabel dependen yang diamati meliputi
total bakteri/TPC, kadar air dan aktifitas air).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi khitosan berpengaruh nyata
(p<0,01) hanya terhadap variabel dependen total bakteri. Sedangkan perlakuan lama
penyimpanan berpengaruh nyata ( p<0,01) terhadap variabel kadar air dan total bakteri.
Konsentrasi khitosan 0,5% merupakan konsentrasi yang efektif untuk menurunkan total
bakteri ikan teri asin kering.

Kata-kata kunci: Konsentrasi Khitosan, Ikan Teri (S. heterolobus.) Asin Kering, Lama
Penyimpanan

ABSTRACT
This research studied the application of chitosan on dried-salted anchovy S.
heterolobus preservation during storage at room temperature. The aim of study was to
know the effective concentration of chitosan for its processing. The experimental design
used was Randomized Complete Block with two factors. The first factor was chitosan
concentration (three levels, i.e: 0,0%; 0,5%; 1,0%) while the second factor was storage
time (five levels, i.e: 0; 2; 4; 6; 8 weeks). Observation of dependent variables included total
bacterial counts/TPC, moisture content and water activity.
The results of this study indicated that chitosan concentration variable was significantly
reduced the total bacterial counts (p<0,01). During storage at room temperature, storage
time variable was significantly influencing the moisture and total bacterial counts (p<0,01).
The effective concentration of chitosan for reducing total bacterial counts was 0,5%.

Key Words: Chitosan Concentration, Dried-salted Anchovy (S. heterolobus),


Storage Time

1)
Staf Pengajar FPIK UNDIP
54

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


I. PENDAHULUAN perikanan, termasuk proses pengolahan
ikan asin. Senyawa khitosan aman dan
Sumber daya ikan teri banyak
tidak berbahaya bagi manusia. Khitosan
terdapat di perairan Indonesia. Teri
merupakan produk turunan dari polimer
banyak ditangkap karena mempunyai arti
khitin. Bentuknya mirip dengan selulosa,
penting sebagai bahan makanan yang dapat
hanya beda pada gugus hidroksi C-2 khitin
dimanfaatkan baik sebagai ikan segar
yang digantikan dengan gugus amino
maupun ikan kering (Nontji, 1987). Ikan
(NH2) (Roberts, 1992).
teri berukuran kecil dan sangat mudah
Di Indonesia, penelitian aplikasi
rusak/membusuk. Itu sebabnya perlu cara
khitosan sudah diujicobakan pada proses
untuk mempertahankan daya awet tanpa
pengolahan ikan cucut asin di Muara
harus menghilangkan kenikmatan dan
Angke. Menurut hasil penelitian
unsur keamanannya. Salah satu caranya
penggunaan khitosan dengan konsentrasi
adalah diasinkan. Cara pengawetan
1,5% pada ikan cucut asin kering dapat
dengan penggaraman yang diikuti dengan
memperpanjang daya awetnya. Pada suhu
pengeringan adalah merupakan usaha yang
kamar, ikan cucut asin yang diawetkan
paling mudah untuk menyelamatkan ikan
dengan formalin bertahan 3 bulan 2
teri hasil tangkapan nelayan. Penggunaan
minggu, dengan perlakuan khitosan dapat
garam sebagai bahan pengawet terutama
bertahan sampai 3 bulan, sedangkan tanpa
ditekankan pada kemampuannya untuk
khitosan hanya dapat bertahan 2 bulan saja
menghambat pertumbuhan bakteri.
(Suseno 2006).
Saat ini sering beredar berita tentang
Penelitian ini dilakukan untuk
penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya
mencoba mengaplikasikan khitosan pada
pada industri penanganan dan pengolahan
produk ikan teri asin kering. Tujuannya
hasil perikanan di Indonesia, seperti
adalah mencari konsentrasi larutan
formalin dan insektisida. Menurut Balai
khitosan yang tepat untuk membentuk
POM DKI Jakarta (2005), penelitian di
lapisan (edible coating), pada produk
laboratorium menunjukkan hasil positif
tersebut sehingga dapat mengurangi
untuk sebagian besar produk ikan asin dari
kerusakan mikrobiologis akibat bakteri
Teluk Jakarta. Contoh ikan asin yang
selama penyimpanan suhu kamar.
mengandung formalin di antaranya adalah
teri asin kering (2,88 ppm).
Penggunaan khitosan dapat
diaplikasikan pada pengolahan hasil

55 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


II. MATERI DAN METODE 1,0%. Faktor B (lama penyimpanan )
terdiri dari lima taraf, yaitu: 0, 2, 4, 6 dan 8
Penelitian ini menggunakan metode
minggu.
eksperimental laboratoris dengan obyek
Untuk melihat gambaran mengenai
penelitian pengolahan ikan teri (asin
aktifitas khitosan sebagai anti bakteri pada
kering). Ikan teri yang diolah adalah jenis
ikan teri asin kering yang diolah sesuai
Stolephorus heterolobus (Saanin, 1984).
perlakuan, dilakukan analisa ANOVA dua
Ikan teri asin kering diolah dengan cara
jalur dengan SPSS (Santosa, 2004
penggaraman basah, yaitu dengan
;Ghozali, 2005) terhadap variabel-variabel
perendaman dalam larutan garam 10%
yang diamati.
selama 3 jam. Penjemuran dilakukan
selama 2 hari dengan sinar matahari dan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ditutup dengan kasa plastik. Pencelupan
dalam larutan khitosan(dengan pelarut Kemampuan khitosan sebagai bahan
asam asetat 1%) dilakukan setelah pengawet dipengaruhi oleh mutu khitosan
penjemuran selama 1 hari ( setengah itu sendiri. Dalam dunia perdagangan
kering) dan kemudian dijemur sehari lagi internasional sudah ada standar mutu
hingga kering. Ikan teri asin kering khitosan yang telah disepakati. Khitosan
dikemas dalam plastik bening yang dipakai dalam penelitian ini
PE/Polyethylene (ketebalan 0,025 mm) dan mempunyai karakteristik mutu seperti
disimpan dalam suhu kamar selama 8 tertera pada Tabel 1 dan telah memenuhi
minggu. standar perdagangan internasional.
Variabel yang diamati dalam Kemurnian khitosan dapat dilihat
penelitian ini meliputi variabel independen dari kadar air dan kadar abu yang rendah,
(perlakuan), yaitu konsentrasi khitosan namun memiliki derajat deasetilasi yang
dalam asam asetat 1% dan lama tinggi. Semakin tinggi derajat deasetilasi,
penyimpanan. Variabel dependen meliputi semakin banyak gugus amino (NH2) pada
analisa total bakteri / TPC, kadar air dan rantai molekul khitosan sehingga khitosan
aktifitas air. semakin reaktif. Keunikan bahan
Percobaan faktorial ini memakai pengawet khitosan ini adalah karena
desain Rancangan Acak Blok (RAB) mempunyai gugus amino tersebut. Pelapis
dengan 2 kali ulangan (sebagai blok). dari polisakarida ini merupakan
Faktor A (konsentrasi larutan khitosan) penghalang (barrier) yang baik, sebab
terdiri dari tiga taraf, yaitu : 0%, 0,5%, pelapis jenis ini bisa membentuk matrik

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 56

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


yang kuat dan kompak yang berfungsi negatif dari senyawa lain, termasuk yang
sebagai pelindung. Khitosan mudah larut terdapat di dalam membran bakteri
dalam asam organik dan memiliki muatan (Suseno,2006).
positif kuat yang dapat mengikat muatan

Tabel 1. Karakteristik Khitosan Bahan Penelitian dan Standar Internasional


Karakteristik Khitosan
Parameter
Bahan Penelitian* Standar Internasional**
- Ukuran partikel Butiran/bubuk < 2 mm Butiran/bubuk < 2 mm
- Kadar air 7,54% < 10 %
- Kadar abu 0,75% < 2%
- Kadar protein - -
- Derajat deasetilasi 75,42% Minimal 70 %
- Bau Tidak berbau Tidak berbau
- Warna larutan Jernih (agak putih) Jernih
- Viscositas 300 cp 200 – 799 cps
Sumber : *Suseno (2006)
**Protan dalam Bastaman (1989)

Hasil pengamatan mengenai analisa aktifitas air ikan teri asin kering dapat
total bakteri / TPC, kadar air dan dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Nilai TPC, Kadar Air dan Aktifitas Air Sampel Ikan Teri Asin Kering

Sampel TPC (koloni/g) Kadar Air (% bb) Aktifitas Air


A1B1 250±0ab 16,74±2,74a 0,634 ± 0,004a
A2B1 105±21de 17,76±2,81a 0,635 ± 0,004a
A3B1 135±21cd 17,02±2,93a 0,625 ± 0,015a
A1B2 90±0de 18,39±4,09a 0,634 ± 0,025a
A2B2 25±7e 18,56±3,71a 0,647 ± 0,003a
A3B2 45±7de 18,68±3,59a 0,649 ± 0,002a
A1B3 75±7de 19,39±2,60a 0,637 ± 0,016a
A2B3 45±21de 20,36±2,72a 0,638 ± 0,013a
A3B3 55±21de 19,96±2,31a 0,639 ± 0,009 a
A1B4 145±35bcd 19,01±1,20a 0,639 ± 0,008a
A2B4 105±21de 19,56±0,69a 0,643 ± 0,021a
A3B4 70±0de 19,73±1,77a 0,647 ± 0,023a
A1B5 330±28a 19,91±2,89a 0,642 ± 0,021a
A2B5 160±42bc 19,66±3,47a 0,635 ± 0,006a
A3B5 155±35bc 20,09±3,54a 0,644 ± 0,008a

Ket.:Data merupakan rata-rata dari 2 ulangan


Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)
A=konsentrasi larutan khitosan (1=0,0%; 2=0,5%; 3=1,0%)
B=lama penyimpanan (1=0 minggu; 2=2 minggu; 3= 4 minggu; 4= 6 minggu; 5= 8 minggu)

57 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Perubahan total bakteri (TPC), kadar ke-8 secara lebih jelas dapat dilihat pada
air dan aktifitas air selama masa Gambar 1, 3 dan 4.
penyimpanan minggu ke-0 sampai minggu

350
0,0% khitosan
300 0,5% khitosan
1,0% khitosan

250
TPC (koloni/g)

200

150

100

50

0
0 2 4 6 8 10

Lama penyimpanan (minggu)

Gambar 1. Grafik TPC (koloni/g) Ikan Teri Asin Kering

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 58

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Pada Gambar 1 terlihat perubahan satunya adalah sebagai bahan
jumlah total bakteri akibat perlakuan antimikrobial. Sebagai suatu istilah
khitosan dan lama penyimpanan. Pada umum, bahan antimikrobial diartikan
proses penggaraman dan pengeringan, sebagai bahan yang mengganggu
tidak dapat mematikan semua bakteri yang pertumbuhan dan metabolisme mikroba.
ada pada ikan. Bakteri pembusuk pada Menurut Tsai et al. (2002), aktifitas
umumnya tidak tahan garam, namun antimikrobial khitosan akan meningkat
bakteri halofilik masih dapat bertahan dengan kenaikan derajat deasetilasinya.
hidup dengan baik, begitu pula bakteri Khitosan lebih efektif melawan bakteri
golongan xerofilik (tahan Aw rendah). dibanding terhadap fungi. Khitosan
Bakteri yang sering ditemukan pada ikan dengan derajat deasetilasi tinggi (95-98%)
asin adalah jenis Alcaligenus, pada konsentrasi 50 – 200 ppm efektif
Pseudomonas, Flavobacterium dan untuk melawan bakteri Bacillius cereus,
Corynebacterium (Hadiwiyoto ,1993). Escherichia coli, Listeria monocytogenes,
Bakteri yang mati selama penggaraman Pseudomonas aeroginosa, Shygella
dan pengeringan disebabkan karena dysenteriae,Staphylococcus aureus, Vibrio
aktivitas air yang cukup rendah sebagai cholerae dan V. parahaemolyticus.
akibat dari proses pengolahan tersebut. Untuk melihat perkembangan
Pemakaian khitosan pada proses bakteri dibuat grafik logaritma TPC.
pengolahan ikan teri asin kering salah

3,00

2,50
Lo g TPC (ko lo ni/g )

2,00

1,50

1,00
0,0% khitosan
0,50 0,5% khitosan
1,0% khitosan
0,00
0 2 4 6 8 10
Lama pe n yimpan an (minggu )

Gambar 2. Grafik Log TPC (koloni/g) Ikan Teri Asin Kering

59 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Berdasarkan Gambar 2, terlihat Chan, 1988). Jumlah bakteri yang tersisa
bahwa saat lama penyimpanan 0 sampai 2 dan dapat bertahan hidup akan terus
minggu terjadi fase kematian logaritmik berkembang biak jika kondisi substrat
bakteri pada produk ikan teri asin kering. mendukung kehidupannya.
Pada perlakuan konsentrasi khitosan 0%, Memasuki minggu ke-2 sampai ke-
kematian logaritmik disebabkan oleh 6, bakteri yang terdapat pada ikan teri asin
tindakan penggaraman dan pengeringan kering mengalami fase lag dan
saat proses pengolahan. Akibatnya bisa pertumbuhan logaritmik awal. Pada saat
terjadi plasmolisis ataupun toksisitas ion ini, bakteri yang masih dapat bertahan
-
Cl pada bakteri maupun penurunan Aw hidup beradaptasi dengan kondisi yang ada
yang dapat menyebabkan kematian dan pada tahap selanjutnya bakteri mampu
bakteri. Sedangkan pada perlakuan tumbuh dan berkembang biak.
konsentrasi khitosan 0,5% dan 1,0%, Bakteri yang tersisa dan dapat hidup
selain karena faktor garam (NaCl) dan selanjutnya akan meningkat
pengeringan juga disebabkan oleh perkembangbiakannya selama nutrisi yang
senyawa khitosan yang melapisi ikan teri dibutuhkan tersedia. Memasuki minggu
asin kering. Senyawa khitosan mampu ke-6 sampai ke-8 pada akhir penelitian ini
mengurangi jumlah bakteri lebih banyak terjadi fase pertumbuhan logaritmik
jika dibandingkan dengan perlakuan tengah, di mana jumlah bakteri pada
kontrol (tanpa khitosan) pada ikan teri asin produk ikan teri asin kering terlihat
kering selama penyimpanan suhu kamar. semakin banyak.
Pemakaian khitosan salah satunya Cara kerja zat-zat kimia dalam
adalah sebagai bahan anti bakteri. Apabila menghambat atau mematikan
bahan anti bakteri diaplikasikan, bahan mikroorganisma itu berbeda-beda,
tersebut tidak akan membunuh semua sel beberapa di antaranya mengubah struktur
bakteri pada saat yang sama, melainkan dinding sel, menghambat sintesis
sel-sel itu akan terbunuh dalam suatu komponen-komponen seluler maupun
periode waktu dengan laju eksponensial menghambat metabolisme sel (Pelczar dan
yang konstan. Laju kematian ini Chan, 1988). Mekanisme senyawa
hakekatnya merupakan kebalikan dari pola khitosan sebagai bahan anti bakteri ada
pertumbuhan eksponensial (Pelczar dan beberapa kemungkinan. Sifat khitosan

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 60

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


sebagai bahan pengkelat bisa mengkelat pemakaian konsentrasi 0,5% sudah bisa
ion-ion logam yang dibutuhkan enzim menekan jumlah bakteri dengan baik.
bakteri (Muzzarelli, 1977 dalam Nicholas, Pemakaian konsentrasi khitosan yang
2003). Teori yang lain menyebutkan lebih tinggi (1%) secara statistik tidak
kation –NH3+ dapat mengacaukan signifikan, sehingga jika dilakukan akan
metabolisme dengan cara bereaksi dengan mempertinggi biaya produksi pengolahan
ion-ion negatif yang ada di membran sel ikan teri asin kering dan tidak berpengaruh
bakteri (Chen et al., 1998 dalam Nicholas, terhadap kenaikan mutunya.
2003). Uji lanjut Tukey untuk perlakuan
Hasil uji Anova menunjukkan lama penyimpanan menunjukkan bahwa
bahwa variabel konsentrasi khitosan, lama total bakteri pada lama penyimpanan 0
penyimpanan dan interaksi keduanya minggu berbeda nyata (p<0,05) dengan
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) lama penyimpanan 2, 4, 6 dan 8 minggu.
terhadap total bakteri (TPC) ikan teri asin Sedangkan lama penyimpanan 2 minggu
kering. Interaksi antara konsentrasi berbeda nyata dengan lama penyimpanan
khitosan dan lama penyimpanan 0,6 dan 8 minggu, namun tidak berbeda
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) (p>0,05) dengan 4 minggu. Selama kurun
terhadap total bakteri ikan teri asin kering waktu 2 sampai 4 minggu pertambahan
dan secara jelas dapat dilihat dari Tabel 2. jumlah bakteri relatif kecil, sehingga
Penurunan konsentrasi khitosan dan secara statistik tidak berbeda nyata. Pada
peningkatan lama penyimpanan akan minggu ke-4 sampai ke-8 jumlah bakteri
menaikkan nilai total bakteri. meningkat dengan cepat seiring
Berdasar hasil uji lanjut Tukey, bertambahnya waktu penyimpanan seperti
diketahui bahwa perlakuan konsentrasi terlihat pada Gambar 1.
khitosan 0,0% berbeda sangat nyata Salah satu faktor yang mendukung
(p<0,01) dengan perlakuan konsentrasi pertumbuhan bakteri pada ikan teri asin
khitosan 0,5% dan 1,0%. Namun antar kering adalah kadar air. Keawetan bahan
konsentrasi khitosan 0,5% dan 1,0% tidak pangan erat kaitannya dengan kadar air
berbeda nyata (p>0,05). Berdasar hasil yang dikandungnya. Kadar air menjadi
penelitian ini, untuk aplikasi khitosan pada salah satu faktor penyebab kerusakan
proses pengolahan ikan teri asin kering bahan pangan. Air yang terkandung dalam

61 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


bahan pangan merupakan media yang baik simpannya. Perubahan kadar air ikan teri
untuk mendukung pertumbuhan dan asin kering selama masa penyimpanan
aktivitas bakteri perusak pangan. minggu ke-0 sampai minggu ke-8 secara
Rendahnya kadar air dalam bahan pangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
diharapkan dapat memperpanjang masa

22
Kadar air (% bb)

20

18

16

14
0,0% khitosan
0,5% khitosan
1,0% khitosan
12
0 2 4 6 8 10

Lama penyimpanan (minggu)


Gambar 3. Grafik Kadar Air (% bb) Ikan Teri Asin Kering

Hasil uji Anova menunjukkan Berdasar hasil uji lanjut Tukey,


bahwa variabel konsentrasi khitosan tidak diketahui bahwa lama penyimpanan 0
berpengaruh nyata (p>0,05), sedangkan minggu tidak berbeda nyata (p>0,05)
variabel lama penyimpanan berpengaruh dengan lama penyimpanan 2 minggu,
sangat nyata (p< 0,01) terhadap kadar air namun berbeda sangat nyata (p< 0,01)
ikan teri asin kering. Khitosan bersifat dengan lama penyimpanan 4 minggu, 6
hidrofobik, namun karena pemakaian minggu dan 8 minggu. Kadar air pada
konsentrasi khitosan yang relatif kecil, permukaan bahan dipengaruhi oleh
maka secara statistik tidak memberikan kelembaban nisbi (Relative Humidity)
pengaruh nyata terhadap kadar air pada udara di sekitarnya. Bila kadar air bahan
ikan teri asin kering. Pemakaian khitosan rendah sedangkan RH udara sekitarnya
0,5% dan 1% tidak menghasilkan kadar tinggi, maka akan terjadi penyerapan uap
air yang berbeda nyata dibanding air dari udara sehingga bahan menjadi
perlakuan kontrol (0%). basah atau kadar airnya menjadi lebih
tinggi (Doe dan Olley,1990; Winarno dan

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 62

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Fardiaz, 1973). Meskipun produk ikan Kebutuhan mikroorganisma akan air secara
teri asin kering telah dikemas dalam khusus dinyatakan dalam istilah Aw (water
plastik PE (Polyethylene), kenaikan activity) atau aktifitas air. Nilai Aw
kadar air tidak dapat dihindari. Seperti merupakan perbandingan tekanan uap air
diketahui plastik PE bukanlah kemasan yang ada di dalam bahan dengan tekanan
yang kedap udara, sehingga tidak uap air murni pada suhu yang sama. Air
mampu mencegah masuknya uap air dari murni memiliki nilai Aw sama dengan 1,0
udara selama penyimpanan. (Winarno, 1991; Sprenger, 1991).
Kelembaban nisbi udara ruang Perubahan aktifitas air selama masa
penyimpanan berkisar antara 61,5 – 67,0 penyimpanan minggu ke-0 sampai minggu
%, sedangkan kadar air ikan teri asin ke-8 secara lebih jelas dapat dilihat pada
kering relatif rendah, yaitu 16,74- Gambar 4.
20,36%. Perbedaan kandungan air ini
memicu penyerapan uap air dari udara.

0,668

0,648
Aktifitas air

0,628

0,608
0,0% khitosan
0,588 0,5% khitosan
1,0% khitosan
0,568
0 2 4 6 8 10

Lama penyimpanan (minggu)

Gambar 4. Grafik Aktifitas Air Ikan Teri Asin Kering

Penggaraman dan pengeringan bahan mikroorganisma hanya dapat tumbuh pada


pangan ditujukan untuk melawan kisaran Aw tertentu. Sebagian besar
kebusukan oleh mikroorganisma. bakteri membutuhkan nilai Aw 0,75 – 1,00
Pertumbuhan mikroorganisma tidak untuk tunbuh. Bahan pangan yang
pernah terjadi tanpa adanya air. Menurut mempunyai Aw sekitar 0,70 sudah dianggap
Winarno dan Fardiaz (1973), cukup baik dan tahan selama penyimpanan.

63 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Namun yang perlu diketahui bahwa kadar Meskipun lama penyimpanan berpengaruh
air tidak identik dengan Aw, sehingga sangat nyata terhadap kadar air, namun tidak
kadar air tidak bisa dijadikan pedoman dan berpengaruh nyata terhadap nilai Aw.
Aw harus diukur. Untuk mencegah Kenaikan kadar air selama penyimpanan
pertumbuhan mikroorganisma, Aw pada tidak menyebabkan kenaikan yang nyata
ikan teri asin kering harus diatur dari Aw secara statistik. Seperti diketahui
mendekati nilai 0,70. bahwa kenaikan kadar air tidak selalu diikuti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kenaikan Aw. Pada pengukuran
semua perlakuan menghasilkan produk kadar air, air terikat dan air bebas terukur
ikan teri asin kering dengan Aw di bawah semuanya, sedangkan pada pengukuran
7,00, yaitu berkisar 0,625 – 0,649 ( Tabel aktifitas air hanya air bebas saja yang
2 ). Dengan nilai Aw sebesar itu akan terukur (Winarno dan Fardiaz, 1973).
membatasi pertumbuhan mikroorganisma. Berdasar hasil pembahasan di atas,
Menurut Piggot dan Tucker (1990) , pencelupan dalam larutan khitosan pada
mikroorganisma yang masih mungkin proses pengolahan ikan teri asin kering
tumbuh adalah ragi osmofilik dan bakteri terbukti berfungsi sebagai anti bakteri.
xerofilik saja yang bisa hidup pada Aw Mekanisme kerja senyawa khitosan tidak
sekitar 0,65. Berdasar grafik pada Gambar menurunkan nilai Aw suatu produk, tetapi
4, terlihat perbedaan Aw pada perlakuan melalui keberadaan kation –NH3+ yang
yang diujicobakan, namun berdasar uji dapat mengacaukan metabolisme sel bakteri.
statistik tidak berbeda nyata. Hasil uji
Anova menunjukkan bahwa perlakuan IV. KESIMPULAN
konsentrasi khitosan dan lama
Variabel konsentrasi khitosan
penyimpanan tidak memberikan pengaruh
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) hanya
nyata terhadap nilai Aw produk ikan teri
pada variabel total bakteri. Sedangkan
asin kering.
variabel lama penyimpanan berpengaruh
Produk ikan teri asin kering tidak
nyata (p<0,05) pada variabel kadar air
mengalami kenaikan Aw secara signifikan
dan total bakteri ikan teri asin kering.
selama penyimpanan, namun bukan
Interaksi antara konsentrasi khitosan dan
disebabkan oleh pemakaian larutan
lama penyimpanan hanya berpengaruh
khitosan pada proses pengolahannya.
sangat nyata (p<0,01) terhadap total bakteri.

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 64

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Penurunan konsentrasi khitosan dan University, Belfast (tidak
dipublikasikan).
peningkatan lama penyimpanan akan
menaikkan nilai total bakteri ikan teri asin Doe, P.E. dan J. Olley. 1990. Drying and
Dried Products in Z.E. Sikorski
kering. (Ed.) Sea Food: Resources,
Konsentrasi khitosan yang efektif Nutritional Composition, and
Preservation . CRC Press, Inc.,
untuk menekan pertumbuhan bakteri Florida.
secara signifikan pada ikan teri asin kering
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis
selama penyimpanan suhu kamar, yaitu Multivariat dengan Program SPSS.
0,5%. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi


DAFTAR PUSTAKA Pengolahan Hasil Perikanan Jilid 1.
Liberty, Yogyakarta.
Balai POM. 2005. Press Release Kepala
Balai POM DKI Jakarta Nicholas, T.A. 2003. Antimicrobial Use
tentang Bahaya Penggunaan of Native and Enzymatically
Formalin pada Produk Degraded Chitosan for Seafood
Pangan No : Application. Thesis. The University
PO.07.05.841.1205.2392 Tanggal of Maine, Maine (tidak
26 Desember 2005, Jakarta. dipublikasikan).

B.S.N. 1991. Metode Pengujian Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit


Mikrobiologi Produk Perikanan : Jambatan, Jakarta.
Penentuan Angka Lempeng Total
(SNI 01-2339); Balai Bimbingan Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1988.
Balai Bimbingan dan Pengujian Dasar-Dasar Mikrobiologi 2.
Mutu Hasil Perikanan, Ditjen Penerbit UI –Press, Jakarta.
Perikanan, Jakarta.
Robert, G.A.F. 1992. Chitin Chemistry.
_____. 1992. Standar Nasional The Macmillan Press Ltd., London.
Indodesia Ikan Teri Asin Kering
(SNI 01-2708- 1992). Balai Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Bimbingan dan Pengujian Mutu Identifikasi Ikan Jilid I. Binacipta,
Hasil Perikanan, Ditjen Perikanan, Bandung.
Jakarta.
Santosa, S. 2001. Buku Latihan SPSS
Bastaman, S. 1989. Studies on Statistik Non Parametrik. Penerbit
Degradation and Extraction of PT Elex Media Komputindo
Chitin and Chitosan from Prawn Kelompok Gramedia, Jakarta.
Shell. Thesis. The Departemen of
Mechanical, Manufacturing, ________. 2004. Buku Latihan SPSS
Aeronautical and Chemical Statistik Multivariat. Penerbit PT
Engineering. The Queen’s

65 Jurnal Pasir Laut, Vol.2, No.2, Januari 2007 : 54-66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta.

Sprenger, R.A. 1991. Hygiene for


Management. Highfield
Publications, South Yorkshire.

Suseno, S.H. 2006. Kitosan Pengawet


Alami Alternatif Pengganti
Formalin dalam Semiloka &
Temu Bisnis : Teknologi untuk
Peningkatan Daya Saing Wilayah
Menuju Kehidupan yang Lebih
Baik. Jeparatech Expo 11 – 15
April 2006, Jepara.

Winarno, F.G. dan S. Fardiaz. 1973.


Dasar Teknologi Pangan.
Departemen Teknologi Hasil
Pertanian – Fatemeta, IPB, Bogor.

___________ . 1991. Kimia Pangan


dan Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Sri Sedjati, Tri Winarni Agustini, Titi Surti, Studi Penggunaan Khitosan … 66

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

You might also like