Professional Documents
Culture Documents
300 Alat Pemadam
300 Alat Pemadam
ABSTRACT
PT. X Pekalongan is a company that runs in the textile industry, in June 2013 the company got
burned. According to the information from employees, the loss because of that fire could be minimized
if 25 fire extinguishers were not broke and could be used well. The purpose of this study is to analyze
the application of fire extinguisher at PT. X Pekalongan. The study is using descriptive approach
method to describe a situation in an objective way. The method used is descriptive surveys and
interviews with observational approach. The results of the 44 fire extinguishers found in the plant
area is known that the level of conformity in the application of fire extinguishers companiy already
have the 50.2% adjustability and 49.8% discrepancy rate. The discrepancy of fire extinguisher there
were position, position sign, height and distance between fire extinguisher. The company is also still
less attention for the APAR damage and inspection not been continuously yet. There were some fire
extinguisher that not had the used direction, there is no protection to easy take off of fire
extinguisher. Inspection records was not available yet. Companies should more attention about
application of fire extinguisher and organize training for fire extinguisher application or fire
prevention training for all employees.
Keywords : Fire Extinguisher, Textile Industry, Fire
300
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
301
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
mesin produksi di dalam pabrik tersebut. bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan
Kejadian tersebut juga membuat perusahaan secara objektif.26
mengalami kerugian mencapai milyaran rupiah. Penelitian ini metode yang digunakan
Jakarta merupakan daerah di Indonesia yang adalah metode survei deskriptif dengan
banyak mengalami kejadian kebakaran, pendekatan observasional dan wawancara.
berdasarkan data kebakaran di Jakarta tahun Pengukuran dan observasi dilakukan terhadap
2013 dari Bulan Januari sampai Bulan Oktober penerapan alat pemadam api ringan (APAR) di
sudah terjadi 7 kejadian kebakaran yang PT. X Pekalongan untuk kemudian dibandingkan
mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah. dengan peraturan dan standar di Indonesia.
PT. X Pekalongan merupakan perusahan Sedangkan wawancara dilakukan dengan
yang bergerak dibidang pembuatan sarung tenun. pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti.
Bahan yang digunakan dalam proses produksi
diperusahaan tersebut adalah bahan yang mudah HASIL PENELITIAN
terbakar seperti serat-serat benang untuk Deskripsi Titik Api
pembuatan sarung tersebut. Selain itu terdapat Printing merupakan proses pertama sebelum
pula proses kerja di bagian produksi yang benang mulai diproses menjadi sarung, disini
berpotensi menimbulkan kebakaran. Berdasarkan merupakan pembuatan desain untuk model dari
data kebakaran yang peneliti peroleh dari PT. X sarung. Sumber panas yang ada yaitu seperti
Pekalongan dan juga sistem proteksi aktif yang mesin komputer, lampu dan kipas angin. Bahan
ada diperusaaah tersebut hanya tersedia alat bakar yang dapat menyebabkan kebakaran yaitu
pemadam api ringan (APAR), sistem proteksi seperti kertas, plastik dan kayu pada meja kerja.
aktif seperti APAR tersebut juga belum Ruang Jet Dyeing Sumber panas yang ada
memenuhi jumlah dan standar yang di tentukan yaitu seperti mesin jet dyeing, lampu dan kipas
di Indonesia. Berdasarkan permasalah tersebut angin, dan bahan bakar yang mudah terbakar dan
maka peneliti tertarik untuk melakukan dapat berisiko menyebabkan kebakaran yaitu
penelitian tentang analisis penerapan alat seperti kain sarung, tumpukan benang dan solar.
pemadam api ringan (APAR) di PT. X Ruang Softcones Softcone merupakan
Pekalongan. tempat penyimpanan benang sebelum benang
Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis tersebut kering. Sumber panas yang ada yaitu
penerapan alat pemadam api ringan (APAR) di lampu dan kipas angin, dan bahan mudah
PT. X Pekalongan, mendeskripsikan identifikasi terbakar ditempat tersebut yaitu benang, kardus
titik api, karakteristik subjek Penelitian, dan kotak berbahan plastik untuk tempat benang.
pemasangan, Mengeksplorasikan persepsi Ruang Celup Salah satu proses kerja dalam
pemasangan, mendeskripsikan pemeliharaan, pencelupan benang untuk pewarnaan yang
mengeksplorasikan persepsi pemeliharaan, sumber panasnya terdapat pada mesin pencelup
mendeskripsikan identifikasi persyaratan umum, dan lampu. Bahan bakar mudah terbakar yang
mengeksplorasikan persepsi identifikasi ada yaitu benang, kardus dan kotak plastik
persyaratan umum, mendeskripsikan inspeksi, tempat benang serta tabung gas.
Mengeksplorasikan persepsi inspeksi alat Gudang warna merupakan gudang atau
pemadam api ringan (APAR) di PT. X tempat penyimpanan benang setelah benang
Pekalongan. dilakukan pewarnaan atau dicelup. Sumber panas
disini yaitu lampu, kipas angin, mesin komputer
MATERI DAN METODE dan api rokok, untuk bahan mudah terbakar ada
Jenis penelitian ini adalah penelitian benang, kotak plastik tempat benang dan kardus-
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. kardus.
Penelitian dengan pendekatan deskriptif
302
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
303
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dan itu belum ada pembaharuan atau pembuatan kondisi baik maka risiko terjadinya kebakaran
ulang untuk tanda letak APAR. yang lebih besar dapat ditanggulangi dengan
APAR yang berat kotor tidak melebihi 18 cepat. Observasi yang diperoleh peneliti yaitu
kg harus dipasng sehingga ujung atas APAR masih banyak APAR dengan kondisi yang
tinginya tidak lebih dari 1,5 meter di atas lantai. memprihatinkan, banyak APAR yang rusak,
APAR dengan berat lebih dari 18 kg (kecuali penyok dan rusak. APAR yang kosong dan rusak
jenis yang dilengkapi roda) harus dipasang tidak seharusnya tidak lagi berada di area pabrik
lebih dari 1 meter di atas lantai. Dalam hal karena berisiko besar terjadinya kebakaran saat
apapun pada perletakan APAR harus ada jarak kebakaran terjadi. Maka dari itu, berdasarkan
antara APAR dengan lantai tidak kurang dari 10 analisis diatas bahwa perusahaan masih belum
cm. perusahaan masih memiliki 25 APAR memenuhi standar dengan masih banyaknya
dengan tinggi yang tidak sesuai dengan standar APAR di area pabrik yang kosong dan rusak.
yang berlaku, karena masih banyak APAR yang Deskripsi Pemeliharaan Alat Pemadam Api
hanya diletakan dibawah tanpa keamaan khusus. Setiap alat pemadam api ringan harus
Banyak juga APAR dengan tinggi diatas standar diperiksa 2 kali dalam setahun, yaitu
yang sudah ditentukan pemerintah dan 6 pemeriksaan dalam 6 bulan dan pemeriksaan
responden mengatakan sudah ada yang sesuai dalam jangka 12 bulan. Cacat pada alat
standar seperti di bagian tenun tapi masih banyak perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui
yang belum sesuai seperti di setiap kantor dan di waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau
bagian produksi lainnya. Hal ini dapat diketahui alat tersebut segera diperbaiki atau alat tersebut
bahwa perusahaan belum sesuai standar segera diganti dengan yang tidak cacat. Petunjuk
dikarenakan masih banyak APAR yang dipasang cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan
lebih dari tinggi yang ditentukan peraturan dan harus dapat dibaca dengan jelas.28 Frekuensi
masih banyak juga APAR yang diletakan di pemeriksaan APAR sangat penting untuk
bawah. pemeliharaan APAR. dimana frekuensi
Antara alat pemadam api satu dengan yang pemeriksaan sesuai dengan standar, maka akan
lainnya atau kelompok satu dengan yang lainnya diketahui kondisi APAR di lapangan apakah
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan masih dalam kondisi baik atau tidak. Responden
lain oleh pegawai pengawas atau ahli mengatakan untuk pemeriksaan APAR dilakukan
keselamatan kerja.5 4 responden menyatakan satpam dan staf K3 perusahaan dan ada yang
tidak sesuai standar, terdapat APAR yang jarak mengatakan frekuensi pemeriksaan dilakukan 6
antar APAR lebih dari 15 meter sehingga sangat bulanan dan 12 bulanan, pada area pabrik masih
mempersulit pekerja apabila kebakaran terjadi di banyak ditemukan APAR yang cacat, rusak dan
bagian produksi di area pabrik yang belum sesuai kosong, hal ini menyatakan bahwa perusahaan
standar dan 4 responden lainnya mengatakan belum melakukan pemeriksaan rutin untuk
sudah ada yang standar tapi masih ada yang APAR yang ada di area pabrik. Dapat dikatakan
belum standar. Didapatkan dari observasi 26 bahwa perusahaan belum memenuhi standar
APAR tidak sesuai dengan standar dikarenakan peraturan pemerintah tentang pemeriksaan
masih banyak APAR dengan jarak lebih dari 15 APAR.
meter, jadi dapat diartikan bahwa perusahaan Pemeliharaan APAR cacat juga sangat
belum sesuai dengan peraturan yang berlaku penting untuk mengetahui kondisi APAR, sangat
dikarenakan masih banyak jarak APAR yang disayangkan jika APAR cacat masih terpasang
melebihi jarak standar yang ditentukan. atau ditempatkan didalam ruang pabrik. Cacat
Kondisi APAR merupakan hal yang sangat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang
berpengaruh terhadap kelayakan APAR saat ditemuai waktu pemeriksaan, harus segera
ataupun akan digunakan, bilamana APAR dalam diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
304
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dengan yang tidak cacat.5 Karena jika kebakaran untuk diisi kembali dan untuk arsip pemeriksaan
terjadi maka akan sangat berisiko jika APAR APAR sebagian besar dari responden
tidak dapat digunakan. Sebagian besar responden mengatakan tidak tahu mengenai arsip. Analisis
mengatakan untuk APAR cacat dimasukan ke dari hasil observasi dan wawancara tentang
bagian sparepart atau ke bengkel dan setelah itu pemeliharaan alat pemadam api ringan
akan di kembalikan ke supplyer APAR, tapi menyatakan bahwa di perusahaan belum sesuai
menurut observasi masih banyak ditemukan dengan peraturan yang ditentukan pemerintah.
APAR yang kondisinya rusak dan berkarat. Deskripsi Identifikasi Persyaratan Umum
Ditemukan kejanggalan dari hasil wawancara Alat Pemadam Api Ringan
dan observasi yang didapatkan oleh peneliti, Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
hasil wawancara tidak sesuai dengan kondisi Kerja dan Transmigrasi No: PER.04/MEN/1980
APAR dilapangan yang jumpai peneliti. menjelaskan bahwa petunjuk cara-cara
Sehingga didapatkan hasil analisa penemuan pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat
tersebut, bahwa perusahaan belum sesuai dengan dibaca dengan jelas.5 Petunjuk cara pemakaian
standar sebab di area pabrik masih banyak APAR sangat penting adanya, jika hanya sedikit pekerja
cacat yang kurang pemeliharaannya. di area pabrik yang tahu tentang pemakaian
Pemeriksaan APAR 6 bulanan perusahaan APAR maka petunjuk pemakaian sangat berguna
sebagian besar responden menyatakan tidak tahu nantinya bilamana terjadi kebakaran.
mengenai pemeriksaan 6 bulanan APAR. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa
Pemeriksaan jangka 6 bulan meliputi hal-hal sebagian besar responden mengatakan masih
yaitu berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau kurang untuk petunjuk pemakaian APAR dan
tidaknya tekanan dalam tabung, rusak atau menurut observasi tidak ada petunjuk pemakaian
tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung APAR yang dibuat sendiri oleh perusahaan.
bertekanan dan mekanik penembus segel serta Maka dari itu, dapat diketahui bahwa
bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat perusahaan belum memenuhi standar sebab
termasuk hendel dan label harus selalu dalam masih banyak APAR yang tidak ada petunjuk
keadaan baik.5 Perolehan dari hasil penelitian pemakaian APAR dan perusahaan masih
dapat diketahui bahwa perusahaan belum cukup memanfaatkan petunjuk pemakaian APAR dari
memenuhi standar sebab banyak responden yang petunjuk pemakaian yang ada ditabung APAR.
mengatakan tidak tahu tentang adanya Klasifikasi Alat Pemadam Api Ringan
pemeriksaan 6 bulanan APAR dan masih banyak merupakan satu hal yang perlu dipahami dengan
dijumpai APAR di area pabrik yang rusak, cacat baik. Alat pemadam kebakaran portabel
dan kosong. diklasifikasikan untuk menunjukkan kemampuan
Ketika melakukan pengisian , maka alat pemadam api dalam menangani kelas
rekomendasi dari pabrikan harus diikuti. Jumlah kebakaran tertentu dengan ukuran besar kecilnya
resapan agen harus diverifikasi oleh berat . Berat kebakaran. Label yang tertera pada alat pemadam
kotor yang diisi harus sama dengan berat kotor api menunjukkan kelas dan kemampuan alat
yang ditandai pada label . Bagi alat pemadam pemadam api dalam memadamkam kebakaran. 5
kebakaran yang tidak memiliki berat kotor Klasifikasi kebakaran dapat digolongkan yaitu
ditandai pada label, label permanen yang kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan
menunjukkan berat kotor harus ditempelkan ke A), Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah
silinder.(6) Pengisian APAR yang di perusahaan terbakar (Golongan B), kebakaran instalasi listrik
dilakukan oleh supplyer APAR, menurut bertegangan (Golongan C) dan Kebakaran logam
jawaban semua responden bahwa sebagian (Golongan D). Perusahaan menggunakan APAR
responden besar mengatakan jika APAR kosong untuk klasifikasi kebakaran golongan A, B, C, ini
maka APAR akan dikembalikan ke supplyer
305
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diambil berdasarkan bakan bakar dan sumber APAR harus di inspeksi secara manual atau di
panas yang ada di perusahaan. monitor secara elektronik, pada interval waktu
Area pabrik merupakan tempat yang sangat yang lebih jika keadaan membutuhkan. Petugas
rawan untuk tenjadinya kerusakan maupun yang melakukan inspeksi harus menyimpan arsip
tecabutnya APAR, masih banyak pekerja yang dari semua APAR yang diperiksa, termasuk
tidak tahu pentingnya APAR yang berada di area tindakan korektif yang dilakukan. Sekurang-
pabrik. APAR yang dipasang pada kondisi kurangnya sebulan sekali pemeriksaan dilakukan
pemasangan yang rentan tercabut harus dan tanggal, nama petugas yang melakukan
dilengkapi dengan sabuk pengikat yang pemerikaan harus tercatat. Arsip harus dipelihara
dirancang secara khusus dan APAR yang melalui etiket atau label yang ditempelkan pada
dipasang pada kondisi rentan tehadap kerusakan APAR, lewat daftar simak inspeksi yang
fisik harus diproteksi dengan benar. 4 Keamanan dipelihara pada arsip atau lewat media elektronik
khusus untuk APAR yang rentan tercabut atau yang menjamin arsip tersimpan permanen.29
rusak belum terlalu diperhatikan oleh Inspeksi APAR merupakan hal yang penting
perusahaan, responden mengatakan bahwa untuk menjaga kondisi APAR bila mana sangat
keamanan untuk APAR itu sangat kurang bahkan dibutuhkan. APAR harus selalu dalam kondisi
tidak ada. Sering kali kepala bagian mengetahui baik pada saat kapan saja akan dibutuhkan
APAR berpindah tempat kebagian lain dan tidak ataupun tidak dibutuhkan. Empat responden
tahu siapa yang mengambil atau memindahkan mengatakan tidak tahu mengenai inspeksi APAR
APAR tersebut, dapat diketahui bahwa yang dilakukan perusahaan. Masih banyaknya
keamanan khusus di perusahaan belum APAR dengan kondisi yang tidak layak dan
diterapkan dan perusahaan belum sesuai dengan perusahaan tidak melakukan inspeksi APAR,
standar karena masih belum adanya keamanan dapat dikatakan perusahaan belum sesuai dengan
khusus untuk APAR yang rentan tercabut. standar yang ditentukan pemerintah.
Pemilihan APAR sangat penting guna Arsip inspeksi APAR merupakan salah satu
mencegah terjadinya kebakaran di perusahaan, hal yang penting dalam inspeksi APAR, dengan
salah memilih APAR juga sangat berisiko saat adanya arsip inspeksi APAR maka semua
terjadinya kebakaran. Jenis APAR dilihat dari pekerja dapat mengetahui kondisi APAR yang
media pemadamannya, APAR dapat dibagi atas berada di area pabrik. Hasil wawancara dengan 4
jenis seperti Jenis APAR air, busa, tepung, CO2 responden mengatakan tidak tahu dan 2
dan Halogen.29 PT. X Pekalongan merupakan responden mengatakan arsip ada pada satpam.
perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang Diperoleh dari hasil observasi bahwa semua
memproduksi sarung dari bahan benang dan APAR di perusahaan tidak memiliki arsip
dalam proses produksinya banyak menggunakan inspeksi APAR yang seharusnya dipasang
mesin-mesin besar yang menggunakan aliran didekat APAR ditempatkan. Analisis diatas dapat
tenaga listrik yang besar pula. Maka dari itu diartikan bahwa perusahaan belum memenuhi
perusahaan memilih untuk menggunakan APAR standar peraturan.
dengan jenis APAR powder dan gas untuk
mencegah kerusakan mesin dan korsleting listrik KESIMPULAN
saat terjadinya pemadaman kebakaran dengan Berdasarkan hasil wawancara terhadap
APAR. Perusahaan sudah memilih APAR sesuai informan dari PT. X Pekalongan dan observasi
dengan peraturan yang berlaku. terhadap penerapan alat pemadam api ringan di
Deskripsi Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan PT. X Pekalongan, dapat ditarik kesimpulan
APAR harus di inspeksi sejak awal sebagai berikut:
ditempatkan dan difungsikan dan selanjutnya 1. Sumber panas yang ada di perusahaan yaitu
pada setiap interval waktu kira-kira 30 hari. seperti lampu, komputer, kipas angin, mesin
306
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
307
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 5, Mei 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
308