You are on page 1of 10

Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TELUK BANTEN


TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI
(STUDI KASUS: KECAMATAN BOJONEGARA)

Violita Liyubayina
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara No. 9 Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510
violitalbn@gmail.com

Abstract
As a new province as a result of the expansion of West Java Province, Banten Province has its
own charm, causing high rates of migration and creating various activities to improve the
economy, one of which is industrial activity. Based on the Regional Spatial Plan (RTRW) of
Serang Regency, Bojonegara District is directed as the direction of the Promotional Local Activity
Center (PKLp) in the areas of residential, industrial, tourism and so on. These directives make
industrial activities in Bojonegara Subdistrict increasingly rapid, especially in coastal areas,
giving rise to reclamation activities to meet space needs to improve industrial development. This
study aims to identify environmental and socio-economic characteristics in the Banten Gulf Coast,
identify reclamation activities in the Banten Gulf Coast and analyze the impact of Banten Bay
reclamation on environmental and socio-economic conditions in Bojonegara District. The method
used in this analysis is quantitative descriptive with the help of Arcgis 10.1 analysis tool to see
changes that occur before and after reclamation activities. The results of this study are that there
are environmental impacts, namely reduced protected areas such as mangroves, seagrass beds
and coral reefs, while from socio-economic conditions, namely the reduction in the number of
fishermen and the number of capture fisheries production because the reclamation activities are
not in accordance with Minister of Public Works Regulation No.40 Year 2007 concerning
Guidelines for Spatial Planning for Reclamation Areas.

Keywords: Impact of Reclamation, Environment, Social Economy, Banten Bay.

Abstrak
Sebagai provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten memiliki daya
tarik tersendiri sehingga menyebabkan tingginya angka migrasi dan menciptakan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan perekonomian salah satunya kegiatan industri. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang, Kecamatan Bojonegara diarahkan
sebagai arahan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) pada bidang pelayanan permukiman,
industri, pariwisata dan sebagainya. Arahan tersebut menjadikan kegiatan industri di Kecamatan
Bojonegara semakin pesat terutama di daerah pesisir sehingga menimbulkan kegiatan reklamasi
untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk meningkatkan perkembangan industri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi di Pesisir Teluk
Banten, mengidentifikasi kegiatan reklamasi di Pesisir Teluk Banten dan menganalisis dampak
reklamasi Teluk Banten terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi di Kecamatan
Bojonegara. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
dibantu perangkat analisis Arcgis 10.1 untuk melihat perubahan yang terjadi sebelum dan
sesudah kegiatan reklamasi. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi dampak lingkungan yaitu
berkurangnya kawasan lindung seperti mangrove, padang lamun dan terumbu karang, sedangkan
dari kondisi sosial ekonomi yaitu berkurangnya jumlah nelayan dan jumlah produksi perikanan
tangkap karena kegiatan reklamasi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kawasan Reklamasi.

Kata kunci: Dampak Reklamasi, Lingkungan, Sosial Ekonomi, Teluk Banten.

Pendahuluan untuk bermigrasi. Tingginya angka migrasi


Provinsi Banten merupakan provinsi baru membuat aktivitas provinsi menjadi beragam,
hasil dari pemekaran Provinsi Jawa Barat yang telah kegiatan tersebut salah satunya adalah kegiatan
ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun perindustrian. Tingginya kegiatan perindustrian
2000 tentang pembentukan Provinsi Banten. Sebagai membuat kebutuhan akan ruang di Provinsi Banten
provinsi baru, akibat hasil pemekaran Provinsi semakin meningkat. Akibatnya kegiatan
Banten menjadi daya tarik daerah-daerah sekitarnya

Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018 37


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

perindustrian yang berada di sekitar pesisir pantai reklamasi telah dilakukan di kawasan ini tanpa
Teluk Banten ramai mengadakan reklamasi pantai. mengkaji lebih dalam dampak yang ditimbulkan dari
Reklamasi merupakan suatu proses untuk reklamasi tersebut. Salah satu dampak yang
membentuk daratan baru pada daerah perairan, ditimbukan dari reklamasi di Teluk Banten ini
pesisir pantai atau daerah rawa. Hal tersebut adalah berkurangnya kawasan hutan mangrove,
dikarenakan meningkatnya populasi manusia padang lamun, terumbu karang dan potensi
khususnya di kawasan pesisir sehingga perikanan laut. Selain itu dampak reklamasi juga
menimbulkan berkurangnya lahan akibat mempengaruhi karakteristik dan dinamika arus
pembangunan. Berbagai aktivitas pembangunan Teluk Banten. Hal tersebut ditandai dengan adanya
dilakukan guna memenuhi kebutuhan manusia akan kawasan pantai yang mengalami abrasi mulai dari
ruang yang semakin tinggi. Demi memenuhi kawasan Tonjong Kelurahan Terate sampai dengan
kebutuhan ruang, manusia berfikir untuk mencari Kelurahan Banten.
lahan baru guna menunjang aktivitas. Reklamasi Tujuan penelitian ini adalah:
merupakan salah satu upaya penyediaan lahan untuk 1) Mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan
berbagai keperluan kota seperti pemekaran kota, sosial ekonomi di Pesisir Teluk Banten;
penataan daerah pantai, pengembangan wisata 2) Mengidentifikasi kegiatan reklamasi di Pesisir
bahari dan lain-lain. Teluk Banten;
Namun reklamasi juga memiliki dampak 3) Menganalisis dampak lingkungan dan sosial
terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai ekonomi yang ditimbulkan akibat reklamasi di
sehingga akan menimbulkan perubahan ekosistem Pesisir Teluk Banten.
seperti perubahan pola arus, erosi, sedimentasi
pantai dan berpotensi gangguan lingkungan. Selain Metode Penelitian
dampak terhadap lingkungan reklamasi pantai juga Penelitian ini menggunakan dua pendekatan,
berdampak pada kegiatan sosial ekonomi yakni:
masyarakat terutama pada masyarakat yang 1) Pendekatan Teori, pendekatan ini dilakukan
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. untuk menganalisa masalah berdasarkan standar
Berkurangnya hasil tangkapan akibat ekosistem laut yang berlaku dan berhubungan dengan aspek
yang rusak, berkurangnya lahan tangkapan ikan, dan mengenai dampak reklamasi. Salah satunya
lain sebagainya. Bukan itu saja, sudah menjadi adalah metode evaluasi Menurut Ernest R.
hukum alam, kegiatan mereklamasi pantai akan Alexander dalam Aminudin (2007) evaluasi
menyebabkan penaikan masa air dan memicu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
terjadinya abrasi yang secara perlahan-lahan akan  Before and after comparisons, metode ini
menggeser dan menenggelamkan kawasan mengkaji suatu objek penelitian dengan
sepanjang pantai bukan hanya di kawasan dimana membandingkan antara kondisi sebelum dan
reklamasi itu dilakukan, namun juga dikawasan lain kondisi sesudahnya.
yang dalam satu kesatuan ekosistem alamiahnya,  Actual versus planned performance
saat ini di beberapa kawasan, air pasang yang naik comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek
bahkan telah memasuki kawasan pemukiman. penelitian dengan membandingkan kondisi
Namun di satu sisi lain reklamasi pantai dapat yang ada (actual) dengan ketetapan
berdampak baik sebagai daerah pemekaran kawasan perencanaan yang ada (planned).
dari lahan tidak berguna menjadi daerah bernilai 2) Pendekatan Lapangan, pendekatan ini
ekonomis tinggi. digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting
Perencanaan reklamasi harus di lokasi penelitian melalui observasi dan
sinkronisasikan dengan rencana tata ruang kota. Tata wawancara.
ruang kota harus memperhatikan kemampuan daya
dukung sosial dan ekologi bagi pengembangan kota. Hasil dan Pembahasan
Daya dukung sosial dan ekologi tidak dapat secara Identifikasi Karakteristik Lingkungan dan
terus-menerus dipaksakan untuk mempertahankan
Sosial Ekonomi
kota sebagai pusat kegiatan ekonomi dan politik.
Karakteristik Lingkungan
Fungsi kota sebagai pusat perdagangan, jasa dan
Karakteristik lingkungan wilayah pesisir
industri harus secara bertahap dipisahkan dari fungsi
merupakan suatu komponen sistem yang memiliki
kota ini sebagai pusat pemerintahan.
satu kesatuan dan saling berkaitan antara satu
Keterbatasan lahan untuk kegiatan industri
dengan yang lainnya. Karakteristik lingkungan
di sepanjang Teluk Banten telah mendorong
pesisir yang terdapat di dua kelurahan di Kecamatan
kegiatan reklamasi di garis pantai Teluk Banten
Bojonegara di antaranya dapat dilihat melalui
salah satunya di Bojonegara. Beberapa lokasi

38 Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

penggunaan lahan dan ekosistem pesisir seperti mempersentasikan perubahan perluasan lahan
ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang Kecamatan Bojonegara dari tahun 2010-2015:
dan potensi perikanan laut. Berdasarkan arahan
pengembangan RTRW Kabupaten Serang,
Kecamatan Bojonegara sendiri memang diarahkan
untuk rencana pengembangan sistem perkotaan
PKLp guna meningkatkan perekonomian dibidang
industri, penggalian dan pelabuhan. Hal tersebut
menjadikan berkembangnya kegiatan industri di
Kecamatan Bojonegara yang hingga saat ini
mencapai 44 jenis kegiatan industri.
Dengan intensitas tingginya kegiatan industri
dan terbatasnya ruang kegiatan industri terutama
yang terletak di daerah pesisir mendorong terjadinya
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.
reklamasi dikawasan tersebut. Namun seperti yang
telah diketahui kegiatan reklamasi memiliki dampak Gambar 1
terhadap ekosistem yang berada di sekitarnya seperti Perluasan Lahan di Kecamatan Bojonegara Tahun
berkurangnya mangrove, padang lamun, terumbu 2010-2015
karang, potensi perikanan laut dan sebagainya yang
secara tidak langsung memiliki dampak terhadap Perluasan lahan yang terjadi di Kecamatan
masyarakat pesisir yang memiliki ketergantungan Bojonegara merupakan akibat dari kegiatan industri
terhadap kondisi lingkungan pesisir. yang melakukan reklamasi guna memenuhi
1) Pengunaan Lahan kebutuhan untuk peningkatan kegiatan industri.
Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Tingginya intensitas kegiatan industri akibat arahan
Kecamatan Bojonegara pada umumnya digunakan dari RTRW Kabupaten Serang menjadikan kegiatan
untuk kegiatan permukiman, industri, perdagangan, industri di Kecamatan Bojonegara semakin
wisata dan pertanian.Kecamatan Bojonegara sendiri berkembang dan membutuhkan ruang yang lebih
memiliki luas sebesar 3.131,39 ha. Terdapat dua untuk meningkatkan kegiatan industri tersebut dan
kelurahan yang berada pada wilayah pesisir yaitu menyebabkan terjadinya reklamasi.
Kelurahan Bojonegara dan Kelurahan Margagiri.
Kelurahan Bojonegara merupakan kelurahan dengan 2) Ekosistem Pesisir
luas tertinggi di Kecamatan Bojonegara yaitu Ekosistem yang terdapat pada kawasan
sebesar 427,01 ha. Sedangkan Kelurahan Margagiri pesisir Kecamatan Bojonegara yaitu ekosistem
memiliki luas tertinggi ke empat setelah Kelurahan mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem
Bojonegara, Kelurahan Mekarjaya, dan Kelurahan terumbu karang dan potensi perikanan laut.
Pakuncen dengan luas wilayah sebesar 370,57 ha. Mangrove merupakan sekelompok tumbuhan yang
Pada tahun 2010 luas Kecamatan terdiri dari beragam jenis yang memiliki peranan
Bojonegara sebesar 3.017,09 ha dengan luas dua penting sebagai penahan gelombang air laut,
kelurahan yang berada di daerah pesisir yaitu mencegah intrusi air laut ke daratan, penahan abrasi,
Kelurahan Bojonegara sebesar 336,51 ha dan penampung air hujan sehingga mencegah banjir,
Kelurahan Margagiri sebesar 349,37 ha. Penggunaan serta menyerap logam berat dan pestisida yang
lahan di Kecamatan bojonegara pada tahun 2010 mencemari laut. Selain itu mangrove juga
didominasi oleh permukiman, pertanian, perkebunan mempunyai peranan penting bagi biota laut yaitu
dan kegiatan industri yang terletak dipesisir pantai. sebagai habitat, tempat mencari makan, berkembang
Terjadi perubahan luasan lahan di biak dan lain sebagainya.
Kecamatan Bojonegara yaitu pada Kelurahan Terjadi pengurangan ekosistem mangrove di
Bojonegara dan Kelurahan Margagiri, terjadi daerah kepesisiran Kecamatan Bojonegara.
perluasan lahan sebesar 3,5% yaitu 111,7 ha dari Pengurangan jumlah mangrove mencapai sekitar 50
luas sebelumnya. Jumlah perluasan lahan terbesar ha/10 tahun. Di Kecamatan Bojonegara pengurangan
berada pada Kelurahan Bojonegara dengan jumlah mangrove mencapai 86% yaitu sebesar 13 ha
persentase sebesar 21,1% yaitu 90,5 ha dari luas dengan pengurangan di masing-masing kelurahan
sebelumnya. Kemudian Kelurahan Margagiri yang yang berada di daerah pesisir yaitu Kelurahan
berlokasi di pesisir mengalami perluasan lahan Bojonegara sebesar 90% yaitu 11,7 ha dan
dengan persentase sebesar 5,7% yaitu 21,2 ha dari Kelurahan Margagiri dengan persentase
luas sebelumnya. Berikut gambar yang pengurangan 30% yaitu sebesar 1,5 ha dari luas
sebelumnya. Berikut gambar diagram yang

Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018 39


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

mempresentasikan berkurangnya luasan mangrove lahan lamun mencapai 14 Ha.Pengurangan luasan


dari tahun 2009-2015: tersebut terjadi akibat reklamasi dan penurunan
kualitas lingkungan yang disebabkan oleh
pencemaran dari kegiatan industri.
Sedangkan terumbu karang merupakan salah
satu habitat alami biota laut dimana di sekitarnya
banyak hidup ikan-ikan hias terumbu karang pada
umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang
masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di
bawah permukaan laut beberapa tipe terumbu karang
dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak
memerlukan cahaya. Ekosistem terumbu karang
sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016. sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya
Gambar 2 terutama suhu, sedimentasi, dan memerlukan
Luasan Mangrove Tahun 2009-2015 kualitas perairan alami. Terumbu karang memiliki
manfaat yaitu sebagai habitat alami ikan yang di
Berkurangnya jumlah mangrove ini perlukan untuk manusia dan secara tidak langsung
disebabkan oleh kegiatan reklamasi yang menggusur terumbu karang dapat dijadikan sebagai penahan
habitat alami mangrove. Sehingga menyebabkan abrasi pantai yang disebabkan oleh ombak dan
tidak adanya penahan gelombang air laut dan gelombang laut serta sebagai sumber
terjadinya abrasi pantai. Selain itu, berkurangnya keanekaragaman hayati.
potensi biota laut akibat berkurangnya habitat dan Di Pesisir Teluk Banten sendiri pada tahun
sumber nutrien bagi biota laut. Namun untuk 2011 terdapat ekosistem terumbu karang seluas 250
mengatasi permasalahan tersebut telah ada upaya ha dengan kondisi rusak dan hanya sebesar 22% atau
untuk melakukan penanaman mangrove kembali sekitar 55 ha luas terumbu karang yang berada di
yang dilakukan oleh pihak-pihak industri yang Teluk Banten dengan kondisi yang masih baik
melakukan kegiatan reklamasi dan pemerintah (karang hidup).
terkait.Penanaman mangrove kembali dilakukan di Pada tahun 2015 di Pesisir Teluk Banten
Kelurahan Margagiri dengan langkah awal menanam jumlah luasan ekosistem terumbu karang sebesar
mencapai seluas 1 Ha. 210 ha dan tersebar di sekeliling pulau-pulau di
Padang lamun adalah ekosistem Teluk Banten. Dari data 2011-2015 jumlah luasan
khas laut dangkal di perairan hangat dengan terumbu karang di Teluk Banten mangalami
dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun. Padang penurunan sebesar 40 ha. Penurunan tersebut
lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut berdasarkan asumsi perluasan lahan yang terjadi di
dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya Kecamatan Bojonegara yaitu di Kelurahan
tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Bojonegara dan Kelurahan Margagiri yaitu sebesar
Lamun dapat dianggap sebagai bagian dari 111,7 ha akibat kebutuhan ruang industri.
ekosistem mangrove, walaupun padang lamun dapat Teluk Banten berbatasan langsung dengan
berdiri sendiri. wilayah perairan yaitu Laut Jawa yang memiliki
Padang lamun di pesisir Kecamatan potensi sumber ikan yang berlimpah. Jumlah
Bojonegara pada tahun 2011 sebanyak 15 ha yang produksi perikanan tangkap di Kabupaten Serang
tersebar di pesisir pantai pada lahan yang landai, pada tahun 2011 mencapai 14% dari total produksi
didataran lumpur/pasir dan berada dekat dengan Provinsi Banten yaitu sekitar 8.061,5 ton dan
ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang merupakan tiga terbesar penyumbang produksi
yang berada di dua kelurahan yaitu Kelurahan perikanan tangkap setelah Kabupaten Pandeglang
Bojonegara dan Margagiri. dan Kabupaten Tangerang. Teluk Banten merupakan
Pada tahun 2015 padang lamun di salah satu daerah yang berperan dalam kontribusi
Kecamatan Bojonegara memiliki luas kurang dari 1 produksi perikanan tangkap untuk Kabupaten Serang
Ha dengan pengurangan mencapai 20 Ha/5 tahun. karena wilayahnya yang berbatasan langsung dengan
Padang lamun yang terdapat di Kecamatan Laut Jawa.
Bojonegara berada pada lahan landai dan tersebar Pada tahun 2015 jumlah produksi perikanan
dekat dengan ekosistem mangrove dan ekosistem tangkap di Kabupaten Serang sebesar 7879,3 ton.
terumbu karang. Dari data tersebut dapat dilihat Teluk Banten merupakan salah satu daerah yang
terjadinya pengurangan luasan padang lamun pada berperan dalam kontribusi penyumbang produksi
jangka waktu 4 tahun terakhir. Pengurangan luas perikanan tangkap untuk Kabupaten Serang karena

40 Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

wilayahnya memiliki batas langsung dengan Laut Bojonegara dan juga Kabupaten Serang hal ini
Jawa. terlihat pada PDRB Kabupaten Serang sebesar
Dari tahun 2011-2015 berdasarkan data diatas 58,33% berasal sektor Industri Pengolahan. Dalam
telah terjadi penurunan jumlah produksi perikanan hal tersebut Kecamatan Bojonegara juga memiliki
tangkap sebesar 182.2 Ton. Hal tersebut terjadi kontribusi sebagai salah satu daerah penyumbang
akibat adanya kegiatan reklamasi di wilayah pesisir PDRB terhadap Kabupaten Serang dalam bidang
Kecamatan Bojonegara yang memberikan dampak industri.
terhadap kerusakan lingkungan pesisir sebagai
habitat alami biota laut termasuk ikan. Sehingga Kegiatan Reklamasi di Pesisir Teluk Banten
ikan yang tadinya berada di daerah tersebut Berdasarkan Perda Kabupaten Serang No.10
mengalami degradasi dan bermigrasi ketempat yang Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
habitat alaminya masih dalam kondisi baik. Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 menetapkan
rencana pengembangan sistem perkotaan PKLp
Karakteristik Sosial Ekonomi (Pusat Kegiatan Lokal promosi) Bojonegara sebagai
Karakteristik masyarakat pesisir sangat pusat pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial,
bergantung terhadap sumberdaya pesisir. Pada pelabuhan, industri, perdagangan dan jasa, serta
umumnya sebagian besar penduduk pesisir bermata pertambangan. Selain itu Kecamatan Bojonegara
pencaharian pada sektor pemanfaatan sumberdaya ditetapkan sebagai kawasan peruntukan industri
kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, besar dan menengah dengan jenis kegiatan berupa
pengelolaan ikan tangkap dan lain sebagainya. industri logam dasar/hulu, kimia dasar, dan industri
Di Kecamatan Bojonegara sendiri maritim.
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan Akibat dari arahan tersebut kegiatan
sebanyak 1749 orang. Kegiatan seperti penangkapan perindustrian di Kecamatan Bojonegara semakin
ikan di laut juga sangat dipengaruhi oleh beberapa berkembang hal tersebut dapat dilihat dari jumlah
faktor seperti lingkungan yaitu tercemarnya pesisir kegiatan industri yang berada di Kecamatan
akibat kegiatan industri, musim pasang surut air laut Bojonegara sebanyak 44 jenis kegiatan industri dan
dan juga pasar. tersebar secara tidak merata di tujuh kelurahan.
Pada tahun 2010 Kecamatan Bojonegara Berdasarkan persebaran lokasi kegiatan industri di
masyarakatnya memiliki dominasi profesi sebagai Kecamatan Bojonegara terdapat tujuh kelurahan
nelayan. Jumlah nelayan pada tahun 2010 mencapai yang memiliki kegiatan industri. Wilayah pesisir
2.147 jiwa. Namun memasuki tahun 2010 hingga memiliki kegiatan industri paling tinggi
sekarang Kecamatan Bojonegara telah mengalami dibandingkan dengan wilayah daratan hal tersebut
perkembangan di bidang industri sehingga dapat dilihat dari jumlah kegiatan industri yang
masyarakatnya mulai mengalami peralihan profesi berada pada wilayah pesisir yaitu sebanyak 30 jenis
dengan membuka toko untuk industri pengolahan. kegiatan industri yang tersebar di dua Kelurahan
Berdasarkan data tersebut selama 5 tahun terakhir yaitu Kelurahan Bojonegara dan Kelurahan
jumlah profesi sebagai nelayan mengalami Margagiri. Tingginya intensitas kegiatan industri di
penurunan sebesar 398 jiwa. Hal tersebut wilayah pesisir menyebabkan keterbatasan lahan
dipengaruhi oleh proses industrialisasi pada untuk pengembangkan kegiatan perindustrian
Kecamatan Bojonegara sehingga beberapa nelayan sehingga memicu kegiatan industri tersebut untuk
memilih beralih profesi, berdasarkan hasil melakukan kegiatan reklamasi guna memenuhi
wawancara dilapangan perubahan profesi tersebut kebutuhan ruang untuk meningkatkan produksi
dikarenakan kondisi lingkungan pesisir yang kegiatan industri tersebut.
semakin menurun akibat kegiatan industri dan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
reklamasi sehingga para nelayan harus mencari ikan Umum No.40 mengenai Pedoman Perencanaan Tata
ditempat yang lebih jauh dari biasanya dan berbagi Ruang Kawasan Reklamasi Pantai secara umum
wilayah untuk penangkapan ikan. Sehingga kegiatan reklamasi haruslah disesuaikan dengan
mengurangi hasil penangkapan ikan dari biasanya. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Selain itu, Kecamatan Bojonegara menurut Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
RTRW Kabupaten Serang diarahkan sebagai pusat menyesuaikan kegiatan reklamasi dengan RTRW
perkembangan kawasan industri. Hal tersebut dapat Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 3.
dilihat dari jumlah kegiatan industri yang berada di Kegiatan reklamasi seharusnya berada pada
Kecamatan Bojonegara yaitu sebanyak 44 jenis pola ruang yang telah ditetapkan sesuai dengan
kegiatan industri yang terbagi di beberapa kelurahan. fungsi dan pemanfaatan lahannya. Selanjutnya baru
Selain itu kegiatan industri juga merupakan salah dapat disusun RDTR Kawasan Reklamasi yang
satu penggerak perekonomian di Kecamatan

Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018 41


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

sesuai peruntukkannya berdasarkan RTRW yang kegiatan reklamasi guna memenuhi kebutuhan ruang
telah ditetapkan. untuk pengembangan kegiatan industri.
Pada Kondisi Eksisting yang terjadi arahan
peruntukan lahan di Kecamatan Bojonegara sudah
sesuai dengan yang diamanatkan oleh RTRW yaitu
sebagai peruntukan kegiatan industri, permukiman,
hutan lindung dan sebagainya. Namun terjadi
kegiatan reklamasi yang dipicu oleh berkembangnya
kegiatan industri yang tidak tercantum dalam RTRW
Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 yang
mendeliniasi kawasan reklamasi. Tidak adanya
RDTR yang tersusun untuk kawasan reklamasi di
Kecamatan Bojonegara, sehingga kegiatan reklamasi
ini bertentangan dan tidak sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan.
Sumber: Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata
Tabel 1
Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (Peraturan Menteri
PU No.40 Tahun 2007). Kesesuaian Ketentuan Kegiatan Reklamasi
Gambar 3 No Ketentuan Kesesuaian
Skema Kesesuaian RTRW dengan Kegiatan Merupakan kebutuhan
Reklamasi pengembangan
1 Sesuai
kawasanbudidaya yang
Berdasarkan RTRW Kabupaten Serang telah ada di sisi daratan.
Tahun 2011-2031 menetapkan rencana Merupakan bagian
pengembangan sistem perkotaan PKLp (Pusat wilayah dari kawasan
Kegiatan Lokal promosi) Bojonegara sebagai pusat perkotaan yang cukup
pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial, padat dan membutuhkan
2 Sesuai
pelabuhan, industri, perdagangan dan jasa, serta pengembangan wilayah
pertambangan. Selain itu Kecamatan Bojonegara daratan untuk
ditetapkan sebagai kawasan peruntukan industri mengakomodasikan
besar dan menengah dengan jenis kegiatan berupa kebutuhan yang ada.
industri logam dasar/hulu, kimia dasar, dan industri Berada di luar kawasan
maritim. hutan bakau yang
Berdasarkan arahan pola ruang yang telah merupakan bagian dari
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 3 kawasan lindung atau Tidak Sesuai
2011-2031 sebagian besar Kecamatan Bojonegara taman nasional, cagar
diperuntukan untuk kegiatan industri, kemudian alam, dan suaka
permukiman dan kawasan lindung. Hasil margasatwa.
perhitungan luasan menggunakan GIS yang telah
diarahkan dalam RTRW peruntukan kegiatan Bukan merupakan
industri ditetapkan seluas 1491,11 ha, untuk hutan kawasan yang berbatasan
lindung sebesar 562,08 ha dan sisanya diperuntukan 4 atau dijadikan acuan batas Sesuai
sebagai kawasan perkotaan yaitu permukiman dan wilayah dengan
fasilitas penunjang lainnya. Arahan perkembangan daerah/negara lain.
kegiatan industri tersebut memicu berkembangnya Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.
kegiatan industri di Kecamatan Bojonegara.Hingga
saat ini jumlah kegiatan industri yang berada di Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kegiatan
Kecamatan Bojonegara sebanyak 44 jenis kegiatan reklamasi yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara
industri dengan persebaran kegiatan industri yang telah memenuhi 3 ketentuan yang dibuat oleh
tersebar secara tidak merata di tujuh kelurahan. Kementerian Pekerjaan Umum yaitu merupakan
Dominasi kegiatan industri terlihat di wilayah pesisir kebutuhan pengembangan kawasan budidaya yang
yaitu di Kelurahan Bojnegara dan Kelurahan berada di daratan. Pada kasus ini kawasan darat yang
Margagiri dengan jumlah kegiatan industri sebanyak di reklamasi peruntukannya merupakan peruntukan
30 jenis kegiatan industri. Perkembangan kegiatan kawasan budidaya yaitu kegiatan industri, kemudian
industri yang tinggi di wilayah pesisir memicu ketentuan kedua yaitu bagian wilayah dari kawasan

42 Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

perkotaan yang cukup padat dan membutuhkan No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman Perencanaan
pengembangan wilayah daratan untuk Tata Ruang Reklamasi Pantai kegiatan reklamasi
mengakomodasikan kebutuhan yang ada. Kecamatan yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara tidak
Bojonegara memiliki kepadatan ruang untuk memenuhi pedoman yang berlaku dikarenakan
kegiatan industri yaitu sebanyak 30 jenis kegiatan kegiatan reklamasi tersebut tidak terdapat dalam
industri di daerah pesisisr dan membutuhkan RTRW Kabupaten Serang yang mendeliniasi
perkembangan untuk meningkatkan kebutuhan kawasan reklamasi ataupun tidak disusun RDTRnya.
industri dan ketentuan ketiga yang telah terpenuhi Selain itu kegiatan reklamasi yang dilakukan di
adalah bukan merupakan kawasan yang berbatasan Kecamatan Bojonegara merupakan kegiatan
atau dijadikan acuan batas wilayah dengan reklamasi sedang dengan luasan reklamasi sebesar
daerah/negara lain. Wilayah pesisir Kecamatan 111,7 ha dengan jenis pemanfaatannya yaitu untuk
Bojonegara tidak memiliki batas langsung dengan pengembangan kegiatan industri.
daerah/negara lain. Berdasarkan bentuk fisiknya kegiatan
Namun dari keempat ketentuan diatas reklamasi yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara
terdapat satu ketentuan yang tidak terpenuhi oleh merupakan reklamasi yang menyambung dengan
kegiatan reklamasi yang terdapat di Kecamatan daratan yaitu daratan lama terhubung langsung
Bojonegara yaitu ketentuan berada di luar kawasan dengan daratan baru, namun kegiatan reklamasi
hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan tipologi tersebut seharusnya tidak memiliki
lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka penanganan khusus atau kawasan lindung.
margasatwa. Pada kenyataanya kegiatan reklamasi
yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara telah Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi
menggusur puluhan hektar kawasan lindung seperti yang ditimbulkan Akibat Reklamasi di
hutan bakau dari jumlah luasan hutan bakau yang Pesisir Teluk Banten
terdapat di Kecamatan Bojonegara tahun 2009 Dampak lingkungan dan sosial ekonomi
sebesar 18 ha dan setelah reklamasi luasan hutan yang ditimbulkan akibat kegiatan reklamasi dapat
bakaunya hanya tersisa sebesar 5 ha dengan upaya dilihat pada Tabel 2.
penanaman bakau kembali.
Dari beberapa kriteria reklamasi yang telah
di tetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Tabel 2
Dampak Reklamasi Terhadap Kondisi Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Sebelum Sesudah
Jenis Perubahan Dampak
Reklamasi Reklamasi
Luas lahan Luas lahan
Penggunaan Perluasan Perluasan lahan
sebesar sebesar
lahan Kelurahan lahan sebesar (+) untuk pengembangan
336,51 ha 427,01 ha
Bojonegara 90,5 ha kegiatan industri
(2010) (2015)
Luas lahan Menggusur kawasan
Penggunaan Luas lahan Perluasan
sebesar lindung (mangrove,
lahan Kelurahan sebesar 370 lahan sebesar (-)
349,37 ha padang lamun, dan
Margagiri ha (2015) 2,12
ASPEK LINGKUNGAN

(2010) terumbu karang)


Penurunan
Berkurangnya
luasan
Luas sebesar Luas <5 ha kawasan mangrove
Mangrove mangrove (-)
18 ha (2009) (2015) sebagai penahan
sebanyak 13
abrasi pantai
ha
Penurunan Berkurangnya lamun
Luas < 1 Ha
Luas sebesar luasan padang sebagai sumber
Padang Lamun (2015) (-)
15 ha (2011) lamun sebesar nutrient bagi habitat
14 Ha alami biota laut
Berkurangnya
Penurunan
ekosistem terumbu
luasan
Luas sebesar Luas sebesar karang sebagai
Terumbu Karang terumbu
250 ha (2011) 210 ha (2015) (-) habitat alami biota
karang
laut, penahan abrasi
sebesar 40 Ha
dan sebagainya

Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018 43


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

Penurunan
Jumlah Jumlah Berkurangnya jumlah
jumlah
produksi ikan produksi produksi ikan
Potensi Perikanan produksi (-)
sebanyak ikan: tangkap di
Laut perikanan
8061,5 ton 7.879,3 ton Kecamatan
tangkap
(2011) (2015) Bojonegara.
sebesar 182,2
Ton
Hilangnya mata
ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI

pencaharian nelayan
karena berkurangnya
hasil tangkapan,
(-)
peralihan profesi dari
Jumlah Jumlah Penurunan
nelayan menjadi
nelayan nelayan jumlah
pedagang, dan
Mata Pencaharian sebanyak sebanyak nelayan
sebagainya.
2.147 jiwa 1.749 jiwa sebanyak 398
(2010) (2015) Jiwa
Terbangunnya
infrastruktur seperti
(+) jalan dan pelabuhan,
penyerapan tenaga
kerja.
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.

Kesimpulan  Kegiatan reklamasi tidak diatur dalam RTRW


Karakteristik Lingkungan dan Sosial Ekonomi Kabupaten Serang yang mendeliniasi kawasan
 Kecamatan Bojonegara merupakan kawasan reklamasi dan tidak disusun RDTRnya;
yang diarahkan sebagai pengembangan kegiatan  Kegiatan reklamasi berdasarkan bentuk fisiknya
PKLp di bidang industri, permukiman, wisata, merupakan reklamasi yang menyambung
pertambangan dan penggalian sehingga dengan daratan dengan pertimbangan tidak
memiliki potensi yang sangat besar sebagai memiliki penanganan khusus atau kawasan
salah satu daerah penggerak perekonomian lindung. Namun kegiatan reklamasi yang terjadi
Kabupaten Serang; di Kecamatan Bojonegara telah menggusur
 Terdapat ekosistem pesisir pantai guna kawasan lindung yaitu hutan mangrove, padang
menunjang kehidupan masyarakat pesisir lamun, terumbu karang dan potensi perikanan
seperti mangrove, padang lamun, terumbu laut.
karang dan potensi perikanan laut;
 Terdapat 44 jenis kegiatan industri yang berada 1) Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi yang
di Kecamatan Bojonegara yang sebagian besar ditimbulkan Akibat Reklamasi di Pesisir Teluk
berada pada wilayah pesisir Kecamatan Banten.
Bojonegara.  Terjadi dampak lingkungan dan sosial ekonomi
akibat kegiatan reklamasi di pesisir Kecamatan
Kegiatan Reklamasi di Pesisir Teluk Banten Bojonegara, Teluk Banten.;
 Terdapat kegiatan reklamasi di Kecamatan  Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari
Bojonegara, Teluk Banten yang berada di proses reklamasi adalah terjadinya perluasan
Kelurahan Bojonegara dan Kelurahan penggunaan lahan pada kegiatan industri di
Margagiri; pesisir pantai serta berkurangnya jumlah
 Kegiatan reklamasi didominasi oleh kegiatan ekosistem alami pesisir seperti mangrove,
industri yang berada di pesisir Kecamatan padang lamun dan terumbu karang yang
Bojonegara, Teluk Banten. Akibat keterbatasan merupakan kawasan lindung serta menurunnya
ruang kegiatan industri yang berada pada jumlah produksi perikanan laut akibat dari
kawasan pesisir; berkurangnya jumlah habitat alami biota laut di
 Adanya ketidak sesuaian kegiatan reklamasi Kecamatan Bojonegara, Teluk Banten;
dengan pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan  Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan
Umum No.40 Tahun 2007 tentang Perencanaan akibat reklamasi yaitu semakin berkurangnya
Tata Ruang Kawasan Reklmasi; mata pencaharian masyarakat pesisir sebagai

44 Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

nelayan yang memiliki ketergantungan terhadap


kondisi lingkungan pesisir, musim dan pasar Husna, Nurul. dkk 2012. Dampak Ekologi, Sosial
sehingga banyak nelayan yang menganggur dan dan Ekonomi Masyarakat Akibat Reklamasi
beralih profesi menjadi pedagang. Namun Pantai Tapaktuan Aceh Selatan. Jurnal
disisi lain perluasan kegiatan industri memiliki Manajemen Sumberdaya Lahan, Volume 1,
dampak positif pada perkembangan kegiatan Nomor 2, Desember 2012.
perekonomian Kecamatan Bojonegara,
meningkatkan angka penyerapan tenaga kerja Jaya, Akhiruddin Marung dkk 2012.Kajian Kondisi
yang berasal dari daerah sekitar, dan Lingkungan dan Perubahan Sosial Ekonomi
berkembangnya aksesibilitas. Reklamasi Pantai Losari dan Tanjung
Bunga.Jurnal Fakultas Ilmu Kelautan dan
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran Perikanan, 2012.
yang dapat diberikan untuk pemerintah dan instansi
terkait agar lebih memperhatikan kegiatan reklamasi Jonathan, Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif
yaitu: dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha ilmu,
1) Baik pemerintah maupun instansi terkait yang 2003) hlm.20.
hendak melakukan reklamasi harus memenuhi
aturan yang berlaku; Kecamatan Bojonegara Dalam Angka Tahun 2015.
2) Pemerintah dan instansi terkait yang hendak
melakukan reklamasi harus mengkaji AMDAL Monografi Kecamatan Bojonegara Tahun 2015.
agar dapat meminimalisir dampak lingkungan
yang terjadi; Nugroho, Iwan dan Rakhmin Dahuri 2004.
3) Pemerintah dan instansi terkait harus Pembangunan Wilayah Prespektif Ekonomi
melakukan evaluasi setelah proses reklamasi Sosial Dan Lingkungan. LP3ES.
agar dapat melihat potensi yang dapat merusak
lingkungan pesisir yang nantinya berdampak Peraturan Daerah Kabupaten Serang No.10 Tahun
luas pada masyarakat pesisir; 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
4) Perlu adanya tinjauan RTRW Kabupaten Kabupaten Serang Tahun 2011-2031.
Serang Tahun 2011-2031 untuk menjabarkan
mengenai kegiatan reklamasi dan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia No.122
pembuatan RDTR untuk kawasan yang akan di Tahun 2012 Tentang Reklamasi di Wilayah
reklamasi; Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
5) Perlu adanya perhatian terhadap lingkungan
pesisir karena merupakan tempat Peraturan Daerah Kabupaten Serang No.2 Tahun
bergantungnya masyarakat di daerah pesisir 2013 Tentang Rencana Zonasi Wilayah
yang sekaligus merupakan mata pencaharian Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten
nelayan; Serang Tahun 2013-2033.
6) Perlunya ada wadah untuk memberikan arahan
atau pendidikan bagi masyarakat sekitar agar Peraturan Bupati Serang No.56 Tahun 2013 Tentang
lebih siap menghadapi perubahan budaya dari Izin Reklamasi.
profesi nelayan ke buruh pabrik agar memiliki
kemampuan atau skill untuk bekerja. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia No.17 Tahun 2013 Tentang
Daftar Pustaka Perizinan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan
Arsa, I Gusti Agung Made Budhi 2013. Reklamasi Pulau-pulau Kecil.
Tanjung Benoa. Jurnal Program Studi
Pembangunan ITB. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.40 Tahun
2007 Tentang Pedoman Perencanaan Tata
Djainal, Herry 2004.Reklamasi Pantai dan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di
Wilayah Kepesisiran Kota Ternate. Jurnal Profil Perikanan dan Kelautan Propinsi Banten
Fakultas Teknik Universitas Tahun 2011.
Muhammadiyah, Ternate Maluku Utara. Pujiharto, Alwafi, dkk 2013. Studi Dampak Rencana
Fadeli, Chafid 2011.Analisis Mengenai Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Propinsi Jawa
Lingkungan Pembangunan Pelabuhan. Timur Terhadap Pola Arus Pasang Surut
UGM. dan Angkutan Sedimen. Jurnal Rekayasa

Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018 45


Analisis dampak reklamasi teluk Banten Terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

Sipil/Volume 7, No.2 – 2013 ISSN 1978 –


5658.

Undang-undang No.23 Tahun 2000 Tentang


Pembentukan Propinsi Banten.

Undang-undang Republik Indonesia No.27 Tahun


2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil.

Undang-undang Republik Indonesia No.1 Tahun


2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
undang No.27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil.

Wahyudi, Yudi. 2003. Sistem Sosial Ekonomi dan


Budaya Masyarakat Pesisir. Jurnal PKSPL
IPB.

46 Jurnal Planesa Volume 9, Nomor 1 Mei 2018

You might also like