Professional Documents
Culture Documents
Violita Liyubayina
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara No. 9 Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510
violitalbn@gmail.com
Abstract
As a new province as a result of the expansion of West Java Province, Banten Province has its
own charm, causing high rates of migration and creating various activities to improve the
economy, one of which is industrial activity. Based on the Regional Spatial Plan (RTRW) of
Serang Regency, Bojonegara District is directed as the direction of the Promotional Local Activity
Center (PKLp) in the areas of residential, industrial, tourism and so on. These directives make
industrial activities in Bojonegara Subdistrict increasingly rapid, especially in coastal areas,
giving rise to reclamation activities to meet space needs to improve industrial development. This
study aims to identify environmental and socio-economic characteristics in the Banten Gulf Coast,
identify reclamation activities in the Banten Gulf Coast and analyze the impact of Banten Bay
reclamation on environmental and socio-economic conditions in Bojonegara District. The method
used in this analysis is quantitative descriptive with the help of Arcgis 10.1 analysis tool to see
changes that occur before and after reclamation activities. The results of this study are that there
are environmental impacts, namely reduced protected areas such as mangroves, seagrass beds
and coral reefs, while from socio-economic conditions, namely the reduction in the number of
fishermen and the number of capture fisheries production because the reclamation activities are
not in accordance with Minister of Public Works Regulation No.40 Year 2007 concerning
Guidelines for Spatial Planning for Reclamation Areas.
Abstrak
Sebagai provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten memiliki daya
tarik tersendiri sehingga menyebabkan tingginya angka migrasi dan menciptakan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan perekonomian salah satunya kegiatan industri. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serang, Kecamatan Bojonegara diarahkan
sebagai arahan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) pada bidang pelayanan permukiman,
industri, pariwisata dan sebagainya. Arahan tersebut menjadikan kegiatan industri di Kecamatan
Bojonegara semakin pesat terutama di daerah pesisir sehingga menimbulkan kegiatan reklamasi
untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk meningkatkan perkembangan industri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi di Pesisir Teluk
Banten, mengidentifikasi kegiatan reklamasi di Pesisir Teluk Banten dan menganalisis dampak
reklamasi Teluk Banten terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi di Kecamatan
Bojonegara. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
dibantu perangkat analisis Arcgis 10.1 untuk melihat perubahan yang terjadi sebelum dan
sesudah kegiatan reklamasi. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi dampak lingkungan yaitu
berkurangnya kawasan lindung seperti mangrove, padang lamun dan terumbu karang, sedangkan
dari kondisi sosial ekonomi yaitu berkurangnya jumlah nelayan dan jumlah produksi perikanan
tangkap karena kegiatan reklamasi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kawasan Reklamasi.
perindustrian yang berada di sekitar pesisir pantai reklamasi telah dilakukan di kawasan ini tanpa
Teluk Banten ramai mengadakan reklamasi pantai. mengkaji lebih dalam dampak yang ditimbulkan dari
Reklamasi merupakan suatu proses untuk reklamasi tersebut. Salah satu dampak yang
membentuk daratan baru pada daerah perairan, ditimbukan dari reklamasi di Teluk Banten ini
pesisir pantai atau daerah rawa. Hal tersebut adalah berkurangnya kawasan hutan mangrove,
dikarenakan meningkatnya populasi manusia padang lamun, terumbu karang dan potensi
khususnya di kawasan pesisir sehingga perikanan laut. Selain itu dampak reklamasi juga
menimbulkan berkurangnya lahan akibat mempengaruhi karakteristik dan dinamika arus
pembangunan. Berbagai aktivitas pembangunan Teluk Banten. Hal tersebut ditandai dengan adanya
dilakukan guna memenuhi kebutuhan manusia akan kawasan pantai yang mengalami abrasi mulai dari
ruang yang semakin tinggi. Demi memenuhi kawasan Tonjong Kelurahan Terate sampai dengan
kebutuhan ruang, manusia berfikir untuk mencari Kelurahan Banten.
lahan baru guna menunjang aktivitas. Reklamasi Tujuan penelitian ini adalah:
merupakan salah satu upaya penyediaan lahan untuk 1) Mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan
berbagai keperluan kota seperti pemekaran kota, sosial ekonomi di Pesisir Teluk Banten;
penataan daerah pantai, pengembangan wisata 2) Mengidentifikasi kegiatan reklamasi di Pesisir
bahari dan lain-lain. Teluk Banten;
Namun reklamasi juga memiliki dampak 3) Menganalisis dampak lingkungan dan sosial
terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai ekonomi yang ditimbulkan akibat reklamasi di
sehingga akan menimbulkan perubahan ekosistem Pesisir Teluk Banten.
seperti perubahan pola arus, erosi, sedimentasi
pantai dan berpotensi gangguan lingkungan. Selain Metode Penelitian
dampak terhadap lingkungan reklamasi pantai juga Penelitian ini menggunakan dua pendekatan,
berdampak pada kegiatan sosial ekonomi yakni:
masyarakat terutama pada masyarakat yang 1) Pendekatan Teori, pendekatan ini dilakukan
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. untuk menganalisa masalah berdasarkan standar
Berkurangnya hasil tangkapan akibat ekosistem laut yang berlaku dan berhubungan dengan aspek
yang rusak, berkurangnya lahan tangkapan ikan, dan mengenai dampak reklamasi. Salah satunya
lain sebagainya. Bukan itu saja, sudah menjadi adalah metode evaluasi Menurut Ernest R.
hukum alam, kegiatan mereklamasi pantai akan Alexander dalam Aminudin (2007) evaluasi
menyebabkan penaikan masa air dan memicu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
terjadinya abrasi yang secara perlahan-lahan akan Before and after comparisons, metode ini
menggeser dan menenggelamkan kawasan mengkaji suatu objek penelitian dengan
sepanjang pantai bukan hanya di kawasan dimana membandingkan antara kondisi sebelum dan
reklamasi itu dilakukan, namun juga dikawasan lain kondisi sesudahnya.
yang dalam satu kesatuan ekosistem alamiahnya, Actual versus planned performance
saat ini di beberapa kawasan, air pasang yang naik comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek
bahkan telah memasuki kawasan pemukiman. penelitian dengan membandingkan kondisi
Namun di satu sisi lain reklamasi pantai dapat yang ada (actual) dengan ketetapan
berdampak baik sebagai daerah pemekaran kawasan perencanaan yang ada (planned).
dari lahan tidak berguna menjadi daerah bernilai 2) Pendekatan Lapangan, pendekatan ini
ekonomis tinggi. digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting
Perencanaan reklamasi harus di lokasi penelitian melalui observasi dan
sinkronisasikan dengan rencana tata ruang kota. Tata wawancara.
ruang kota harus memperhatikan kemampuan daya
dukung sosial dan ekologi bagi pengembangan kota. Hasil dan Pembahasan
Daya dukung sosial dan ekologi tidak dapat secara Identifikasi Karakteristik Lingkungan dan
terus-menerus dipaksakan untuk mempertahankan
Sosial Ekonomi
kota sebagai pusat kegiatan ekonomi dan politik.
Karakteristik Lingkungan
Fungsi kota sebagai pusat perdagangan, jasa dan
Karakteristik lingkungan wilayah pesisir
industri harus secara bertahap dipisahkan dari fungsi
merupakan suatu komponen sistem yang memiliki
kota ini sebagai pusat pemerintahan.
satu kesatuan dan saling berkaitan antara satu
Keterbatasan lahan untuk kegiatan industri
dengan yang lainnya. Karakteristik lingkungan
di sepanjang Teluk Banten telah mendorong
pesisir yang terdapat di dua kelurahan di Kecamatan
kegiatan reklamasi di garis pantai Teluk Banten
Bojonegara di antaranya dapat dilihat melalui
salah satunya di Bojonegara. Beberapa lokasi
penggunaan lahan dan ekosistem pesisir seperti mempersentasikan perubahan perluasan lahan
ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang Kecamatan Bojonegara dari tahun 2010-2015:
dan potensi perikanan laut. Berdasarkan arahan
pengembangan RTRW Kabupaten Serang,
Kecamatan Bojonegara sendiri memang diarahkan
untuk rencana pengembangan sistem perkotaan
PKLp guna meningkatkan perekonomian dibidang
industri, penggalian dan pelabuhan. Hal tersebut
menjadikan berkembangnya kegiatan industri di
Kecamatan Bojonegara yang hingga saat ini
mencapai 44 jenis kegiatan industri.
Dengan intensitas tingginya kegiatan industri
dan terbatasnya ruang kegiatan industri terutama
yang terletak di daerah pesisir mendorong terjadinya
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.
reklamasi dikawasan tersebut. Namun seperti yang
telah diketahui kegiatan reklamasi memiliki dampak Gambar 1
terhadap ekosistem yang berada di sekitarnya seperti Perluasan Lahan di Kecamatan Bojonegara Tahun
berkurangnya mangrove, padang lamun, terumbu 2010-2015
karang, potensi perikanan laut dan sebagainya yang
secara tidak langsung memiliki dampak terhadap Perluasan lahan yang terjadi di Kecamatan
masyarakat pesisir yang memiliki ketergantungan Bojonegara merupakan akibat dari kegiatan industri
terhadap kondisi lingkungan pesisir. yang melakukan reklamasi guna memenuhi
1) Pengunaan Lahan kebutuhan untuk peningkatan kegiatan industri.
Penggunaan lahan yang dimanfaatkan di Tingginya intensitas kegiatan industri akibat arahan
Kecamatan Bojonegara pada umumnya digunakan dari RTRW Kabupaten Serang menjadikan kegiatan
untuk kegiatan permukiman, industri, perdagangan, industri di Kecamatan Bojonegara semakin
wisata dan pertanian.Kecamatan Bojonegara sendiri berkembang dan membutuhkan ruang yang lebih
memiliki luas sebesar 3.131,39 ha. Terdapat dua untuk meningkatkan kegiatan industri tersebut dan
kelurahan yang berada pada wilayah pesisir yaitu menyebabkan terjadinya reklamasi.
Kelurahan Bojonegara dan Kelurahan Margagiri.
Kelurahan Bojonegara merupakan kelurahan dengan 2) Ekosistem Pesisir
luas tertinggi di Kecamatan Bojonegara yaitu Ekosistem yang terdapat pada kawasan
sebesar 427,01 ha. Sedangkan Kelurahan Margagiri pesisir Kecamatan Bojonegara yaitu ekosistem
memiliki luas tertinggi ke empat setelah Kelurahan mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem
Bojonegara, Kelurahan Mekarjaya, dan Kelurahan terumbu karang dan potensi perikanan laut.
Pakuncen dengan luas wilayah sebesar 370,57 ha. Mangrove merupakan sekelompok tumbuhan yang
Pada tahun 2010 luas Kecamatan terdiri dari beragam jenis yang memiliki peranan
Bojonegara sebesar 3.017,09 ha dengan luas dua penting sebagai penahan gelombang air laut,
kelurahan yang berada di daerah pesisir yaitu mencegah intrusi air laut ke daratan, penahan abrasi,
Kelurahan Bojonegara sebesar 336,51 ha dan penampung air hujan sehingga mencegah banjir,
Kelurahan Margagiri sebesar 349,37 ha. Penggunaan serta menyerap logam berat dan pestisida yang
lahan di Kecamatan bojonegara pada tahun 2010 mencemari laut. Selain itu mangrove juga
didominasi oleh permukiman, pertanian, perkebunan mempunyai peranan penting bagi biota laut yaitu
dan kegiatan industri yang terletak dipesisir pantai. sebagai habitat, tempat mencari makan, berkembang
Terjadi perubahan luasan lahan di biak dan lain sebagainya.
Kecamatan Bojonegara yaitu pada Kelurahan Terjadi pengurangan ekosistem mangrove di
Bojonegara dan Kelurahan Margagiri, terjadi daerah kepesisiran Kecamatan Bojonegara.
perluasan lahan sebesar 3,5% yaitu 111,7 ha dari Pengurangan jumlah mangrove mencapai sekitar 50
luas sebelumnya. Jumlah perluasan lahan terbesar ha/10 tahun. Di Kecamatan Bojonegara pengurangan
berada pada Kelurahan Bojonegara dengan jumlah mangrove mencapai 86% yaitu sebesar 13 ha
persentase sebesar 21,1% yaitu 90,5 ha dari luas dengan pengurangan di masing-masing kelurahan
sebelumnya. Kemudian Kelurahan Margagiri yang yang berada di daerah pesisir yaitu Kelurahan
berlokasi di pesisir mengalami perluasan lahan Bojonegara sebesar 90% yaitu 11,7 ha dan
dengan persentase sebesar 5,7% yaitu 21,2 ha dari Kelurahan Margagiri dengan persentase
luas sebelumnya. Berikut gambar yang pengurangan 30% yaitu sebesar 1,5 ha dari luas
sebelumnya. Berikut gambar diagram yang
wilayahnya memiliki batas langsung dengan Laut Bojonegara dan juga Kabupaten Serang hal ini
Jawa. terlihat pada PDRB Kabupaten Serang sebesar
Dari tahun 2011-2015 berdasarkan data diatas 58,33% berasal sektor Industri Pengolahan. Dalam
telah terjadi penurunan jumlah produksi perikanan hal tersebut Kecamatan Bojonegara juga memiliki
tangkap sebesar 182.2 Ton. Hal tersebut terjadi kontribusi sebagai salah satu daerah penyumbang
akibat adanya kegiatan reklamasi di wilayah pesisir PDRB terhadap Kabupaten Serang dalam bidang
Kecamatan Bojonegara yang memberikan dampak industri.
terhadap kerusakan lingkungan pesisir sebagai
habitat alami biota laut termasuk ikan. Sehingga Kegiatan Reklamasi di Pesisir Teluk Banten
ikan yang tadinya berada di daerah tersebut Berdasarkan Perda Kabupaten Serang No.10
mengalami degradasi dan bermigrasi ketempat yang Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
habitat alaminya masih dalam kondisi baik. Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 menetapkan
rencana pengembangan sistem perkotaan PKLp
Karakteristik Sosial Ekonomi (Pusat Kegiatan Lokal promosi) Bojonegara sebagai
Karakteristik masyarakat pesisir sangat pusat pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial,
bergantung terhadap sumberdaya pesisir. Pada pelabuhan, industri, perdagangan dan jasa, serta
umumnya sebagian besar penduduk pesisir bermata pertambangan. Selain itu Kecamatan Bojonegara
pencaharian pada sektor pemanfaatan sumberdaya ditetapkan sebagai kawasan peruntukan industri
kelautan seperti nelayan, pembudidaya ikan, besar dan menengah dengan jenis kegiatan berupa
pengelolaan ikan tangkap dan lain sebagainya. industri logam dasar/hulu, kimia dasar, dan industri
Di Kecamatan Bojonegara sendiri maritim.
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan Akibat dari arahan tersebut kegiatan
sebanyak 1749 orang. Kegiatan seperti penangkapan perindustrian di Kecamatan Bojonegara semakin
ikan di laut juga sangat dipengaruhi oleh beberapa berkembang hal tersebut dapat dilihat dari jumlah
faktor seperti lingkungan yaitu tercemarnya pesisir kegiatan industri yang berada di Kecamatan
akibat kegiatan industri, musim pasang surut air laut Bojonegara sebanyak 44 jenis kegiatan industri dan
dan juga pasar. tersebar secara tidak merata di tujuh kelurahan.
Pada tahun 2010 Kecamatan Bojonegara Berdasarkan persebaran lokasi kegiatan industri di
masyarakatnya memiliki dominasi profesi sebagai Kecamatan Bojonegara terdapat tujuh kelurahan
nelayan. Jumlah nelayan pada tahun 2010 mencapai yang memiliki kegiatan industri. Wilayah pesisir
2.147 jiwa. Namun memasuki tahun 2010 hingga memiliki kegiatan industri paling tinggi
sekarang Kecamatan Bojonegara telah mengalami dibandingkan dengan wilayah daratan hal tersebut
perkembangan di bidang industri sehingga dapat dilihat dari jumlah kegiatan industri yang
masyarakatnya mulai mengalami peralihan profesi berada pada wilayah pesisir yaitu sebanyak 30 jenis
dengan membuka toko untuk industri pengolahan. kegiatan industri yang tersebar di dua Kelurahan
Berdasarkan data tersebut selama 5 tahun terakhir yaitu Kelurahan Bojonegara dan Kelurahan
jumlah profesi sebagai nelayan mengalami Margagiri. Tingginya intensitas kegiatan industri di
penurunan sebesar 398 jiwa. Hal tersebut wilayah pesisir menyebabkan keterbatasan lahan
dipengaruhi oleh proses industrialisasi pada untuk pengembangkan kegiatan perindustrian
Kecamatan Bojonegara sehingga beberapa nelayan sehingga memicu kegiatan industri tersebut untuk
memilih beralih profesi, berdasarkan hasil melakukan kegiatan reklamasi guna memenuhi
wawancara dilapangan perubahan profesi tersebut kebutuhan ruang untuk meningkatkan produksi
dikarenakan kondisi lingkungan pesisir yang kegiatan industri tersebut.
semakin menurun akibat kegiatan industri dan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
reklamasi sehingga para nelayan harus mencari ikan Umum No.40 mengenai Pedoman Perencanaan Tata
ditempat yang lebih jauh dari biasanya dan berbagi Ruang Kawasan Reklamasi Pantai secara umum
wilayah untuk penangkapan ikan. Sehingga kegiatan reklamasi haruslah disesuaikan dengan
mengurangi hasil penangkapan ikan dari biasanya. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Selain itu, Kecamatan Bojonegara menurut Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
RTRW Kabupaten Serang diarahkan sebagai pusat menyesuaikan kegiatan reklamasi dengan RTRW
perkembangan kawasan industri. Hal tersebut dapat Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 3.
dilihat dari jumlah kegiatan industri yang berada di Kegiatan reklamasi seharusnya berada pada
Kecamatan Bojonegara yaitu sebanyak 44 jenis pola ruang yang telah ditetapkan sesuai dengan
kegiatan industri yang terbagi di beberapa kelurahan. fungsi dan pemanfaatan lahannya. Selanjutnya baru
Selain itu kegiatan industri juga merupakan salah dapat disusun RDTR Kawasan Reklamasi yang
satu penggerak perekonomian di Kecamatan
sesuai peruntukkannya berdasarkan RTRW yang kegiatan reklamasi guna memenuhi kebutuhan ruang
telah ditetapkan. untuk pengembangan kegiatan industri.
Pada Kondisi Eksisting yang terjadi arahan
peruntukan lahan di Kecamatan Bojonegara sudah
sesuai dengan yang diamanatkan oleh RTRW yaitu
sebagai peruntukan kegiatan industri, permukiman,
hutan lindung dan sebagainya. Namun terjadi
kegiatan reklamasi yang dipicu oleh berkembangnya
kegiatan industri yang tidak tercantum dalam RTRW
Kabupaten Serang Tahun 2011-2031 yang
mendeliniasi kawasan reklamasi. Tidak adanya
RDTR yang tersusun untuk kawasan reklamasi di
Kecamatan Bojonegara, sehingga kegiatan reklamasi
ini bertentangan dan tidak sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan.
Sumber: Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata
Tabel 1
Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (Peraturan Menteri
PU No.40 Tahun 2007). Kesesuaian Ketentuan Kegiatan Reklamasi
Gambar 3 No Ketentuan Kesesuaian
Skema Kesesuaian RTRW dengan Kegiatan Merupakan kebutuhan
Reklamasi pengembangan
1 Sesuai
kawasanbudidaya yang
Berdasarkan RTRW Kabupaten Serang telah ada di sisi daratan.
Tahun 2011-2031 menetapkan rencana Merupakan bagian
pengembangan sistem perkotaan PKLp (Pusat wilayah dari kawasan
Kegiatan Lokal promosi) Bojonegara sebagai pusat perkotaan yang cukup
pelayanan pemerintahan, permukiman, sosial, padat dan membutuhkan
2 Sesuai
pelabuhan, industri, perdagangan dan jasa, serta pengembangan wilayah
pertambangan. Selain itu Kecamatan Bojonegara daratan untuk
ditetapkan sebagai kawasan peruntukan industri mengakomodasikan
besar dan menengah dengan jenis kegiatan berupa kebutuhan yang ada.
industri logam dasar/hulu, kimia dasar, dan industri Berada di luar kawasan
maritim. hutan bakau yang
Berdasarkan arahan pola ruang yang telah merupakan bagian dari
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Serang Tahun 3 kawasan lindung atau Tidak Sesuai
2011-2031 sebagian besar Kecamatan Bojonegara taman nasional, cagar
diperuntukan untuk kegiatan industri, kemudian alam, dan suaka
permukiman dan kawasan lindung. Hasil margasatwa.
perhitungan luasan menggunakan GIS yang telah
diarahkan dalam RTRW peruntukan kegiatan Bukan merupakan
industri ditetapkan seluas 1491,11 ha, untuk hutan kawasan yang berbatasan
lindung sebesar 562,08 ha dan sisanya diperuntukan 4 atau dijadikan acuan batas Sesuai
sebagai kawasan perkotaan yaitu permukiman dan wilayah dengan
fasilitas penunjang lainnya. Arahan perkembangan daerah/negara lain.
kegiatan industri tersebut memicu berkembangnya Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.
kegiatan industri di Kecamatan Bojonegara.Hingga
saat ini jumlah kegiatan industri yang berada di Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kegiatan
Kecamatan Bojonegara sebanyak 44 jenis kegiatan reklamasi yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara
industri dengan persebaran kegiatan industri yang telah memenuhi 3 ketentuan yang dibuat oleh
tersebar secara tidak merata di tujuh kelurahan. Kementerian Pekerjaan Umum yaitu merupakan
Dominasi kegiatan industri terlihat di wilayah pesisir kebutuhan pengembangan kawasan budidaya yang
yaitu di Kelurahan Bojnegara dan Kelurahan berada di daratan. Pada kasus ini kawasan darat yang
Margagiri dengan jumlah kegiatan industri sebanyak di reklamasi peruntukannya merupakan peruntukan
30 jenis kegiatan industri. Perkembangan kegiatan kawasan budidaya yaitu kegiatan industri, kemudian
industri yang tinggi di wilayah pesisir memicu ketentuan kedua yaitu bagian wilayah dari kawasan
perkotaan yang cukup padat dan membutuhkan No.40 Tahun 2007 tentang Pedoman Perencanaan
pengembangan wilayah daratan untuk Tata Ruang Reklamasi Pantai kegiatan reklamasi
mengakomodasikan kebutuhan yang ada. Kecamatan yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara tidak
Bojonegara memiliki kepadatan ruang untuk memenuhi pedoman yang berlaku dikarenakan
kegiatan industri yaitu sebanyak 30 jenis kegiatan kegiatan reklamasi tersebut tidak terdapat dalam
industri di daerah pesisisr dan membutuhkan RTRW Kabupaten Serang yang mendeliniasi
perkembangan untuk meningkatkan kebutuhan kawasan reklamasi ataupun tidak disusun RDTRnya.
industri dan ketentuan ketiga yang telah terpenuhi Selain itu kegiatan reklamasi yang dilakukan di
adalah bukan merupakan kawasan yang berbatasan Kecamatan Bojonegara merupakan kegiatan
atau dijadikan acuan batas wilayah dengan reklamasi sedang dengan luasan reklamasi sebesar
daerah/negara lain. Wilayah pesisir Kecamatan 111,7 ha dengan jenis pemanfaatannya yaitu untuk
Bojonegara tidak memiliki batas langsung dengan pengembangan kegiatan industri.
daerah/negara lain. Berdasarkan bentuk fisiknya kegiatan
Namun dari keempat ketentuan diatas reklamasi yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara
terdapat satu ketentuan yang tidak terpenuhi oleh merupakan reklamasi yang menyambung dengan
kegiatan reklamasi yang terdapat di Kecamatan daratan yaitu daratan lama terhubung langsung
Bojonegara yaitu ketentuan berada di luar kawasan dengan daratan baru, namun kegiatan reklamasi
hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan tipologi tersebut seharusnya tidak memiliki
lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka penanganan khusus atau kawasan lindung.
margasatwa. Pada kenyataanya kegiatan reklamasi
yang dilakukan di Kecamatan Bojonegara telah Dampak Lingkungan dan Sosial Ekonomi
menggusur puluhan hektar kawasan lindung seperti yang ditimbulkan Akibat Reklamasi di
hutan bakau dari jumlah luasan hutan bakau yang Pesisir Teluk Banten
terdapat di Kecamatan Bojonegara tahun 2009 Dampak lingkungan dan sosial ekonomi
sebesar 18 ha dan setelah reklamasi luasan hutan yang ditimbulkan akibat kegiatan reklamasi dapat
bakaunya hanya tersisa sebesar 5 ha dengan upaya dilihat pada Tabel 2.
penanaman bakau kembali.
Dari beberapa kriteria reklamasi yang telah
di tetapkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Tabel 2
Dampak Reklamasi Terhadap Kondisi Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Sebelum Sesudah
Jenis Perubahan Dampak
Reklamasi Reklamasi
Luas lahan Luas lahan
Penggunaan Perluasan Perluasan lahan
sebesar sebesar
lahan Kelurahan lahan sebesar (+) untuk pengembangan
336,51 ha 427,01 ha
Bojonegara 90,5 ha kegiatan industri
(2010) (2015)
Luas lahan Menggusur kawasan
Penggunaan Luas lahan Perluasan
sebesar lindung (mangrove,
lahan Kelurahan sebesar 370 lahan sebesar (-)
349,37 ha padang lamun, dan
Margagiri ha (2015) 2,12
ASPEK LINGKUNGAN
Penurunan
Jumlah Jumlah Berkurangnya jumlah
jumlah
produksi ikan produksi produksi ikan
Potensi Perikanan produksi (-)
sebanyak ikan: tangkap di
Laut perikanan
8061,5 ton 7.879,3 ton Kecamatan
tangkap
(2011) (2015) Bojonegara.
sebesar 182,2
Ton
Hilangnya mata
ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI
pencaharian nelayan
karena berkurangnya
hasil tangkapan,
(-)
peralihan profesi dari
Jumlah Jumlah Penurunan
nelayan menjadi
nelayan nelayan jumlah
pedagang, dan
Mata Pencaharian sebanyak sebanyak nelayan
sebagainya.
2.147 jiwa 1.749 jiwa sebanyak 398
(2010) (2015) Jiwa
Terbangunnya
infrastruktur seperti
(+) jalan dan pelabuhan,
penyerapan tenaga
kerja.
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2016.