You are on page 1of 10

12 GIZIDO Volume 8 No.

2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP ASUPAN MAKANAN TINGGI


PURIN DAN KADAR ASAM URAT PADA PASIEN GOUT ARTHTRITIS DI
PUSKESMAS RURUKAN TOMOHON

Ray R. Tamboto1, Olfie Sahelangi,2. Daniel Robert3

1,2,3Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRACT

Nutritional counseling is one of the preventive measures in changing attitudes and in


increasing knowledge about gout arthtritis, handling, changing attitudes and consumption of
foods high in purines can affect the acid levels urat.Tujuan this study to determine the effect
of nutrition counseling to high dietary intake of purines and acid levels urate in gout patients
at the health center arthtritis Rurukan Tomohon
This study uses research experiment (quasy Experiment), research experimental is a
research activity that is conducting the experiment, one group pretest posttest, with a sample
of 34 people were taken from the average visits per month, the data retrieval is done with the
interview to find out the general data of the patient, for the consumption of foods high in
purines using semi FFQ form, and uric acid levels obtained through examinations using uric
acid Blood Strip, univariate analysis was conducted descriptively, while bivariate analysis
using the Wilcoxon test with a value of α = 0.05.
The results showed that the change in the consumption of foods high in purines of 34
respondents this is evidenced by the average value of the mean consumption of purine or
71.49 g / day and after counseling, namely 38.71 g / day with a value of p = 0.05 (P = 0.000)
it is in line with respondents' levels of uric acid before counseling with an average of 10.4 mg
/ dl and after counseling of 8.36 mg / dl with a value of p = 0.05 (P = 0.000) These results
show that the influence nutritional counseling to the intake of foods high in purines and uric
acid levels in gout patients at the health center arthtritis Rurukan Tomohon

* Keywords: counseling, intake of purines, uric acid levels

PENDAHULUAN
Penyakit gout artritis adalah kepercayaan kuno bahwa penyakit ini
salah satu penyakit inflamasi sendi yang disebabkan oleh luka yang jatuh tetes
paling sering ditemukan, ditandai demi tetes ke dalam sendi9.
dengan penumpukan kristal Menurut survey yang di adakan
monosodium urat di dalam ataupun di oleh “National Health andNutrition
sekitar persendian 8. Gout dikenal sejak Examination Survey” (NHANES) di Asia
masa Hippocrates, sering dinamakan prevalensi penderita gout arthtritis Usia
sebagai penyakit para raja dan raja dari di atas 20 tahun sebesar 24%, usia 45-
penyakit. Gout mempunyai bahasa 59 tahun sebesar 30%, usia lebih dari
Latin, yaitu gutta (tetesan) karena 60 tahun sebesar 40%. Penyakit sendi
13 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

secara nasional prevalensinya experiment tertentu,dan dengan


berdasarkan wawancara sebesar 30,3% rancangan one group posttest,
dan prevalensi berdasarkan diagnosis Rancangan ini juga tidak ada kelompok
tenaga kesehatan adalah 14% . Faktor- perbandingan , tetapi paling tidak sudah
faktor yang mempengaruhi penyakit di lakukan observasi pertama (pretest)
sendi adalah umur, jenis kelamin, yang memungkinkan penguji
genetik, obesitas dan penyakit perubahan-perubahan yang terjadi
metabolik, cedera sendi, pekerjaan dan setelah adanya experiment.
olah raga. Populasi adalah seluruh
penderita Gout arthtritis yang datang
Tujuan penelitian ini untuk berkunjung di Puskesmas Rurukan
mengetahui pengaruh konseling gizi selama tahun 2015 sebanyak 312
terhadap asupan makanan tinggi purin kunjungan, peneliti mengambil sampel
serta kadar asam urat pada penderita secara purposive dengan jumlah
gout atritis di Puskesmas Rurukan responden yang diperoleh sebanyak 34
Tomohon orang

Penelitian ini menggunakan Variabel penelitian terbagi


penelitian experiment (Quasy menjadi dua,yaitu variabel terikat dan
Experiment), penelitia experimental variabel bebas,variabel terikat dari
adalah kegiatan penelitian yang penelitian ini adalah kadar asam urat,
melakukan kegiatan percobaan ,yang dan asupan makanan tinggi purin,
bertujuan untuk mengetahui gejala atau variabel bebas dalam penelitian ini
pengaruh yang timbul sebagai akibat adalah konseling Gizi
dari adanya perlakuan tertentu atau
Hasil
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Menurut Jenis Kelamin Responden

Jumlah
Jenis Kelamin
n %
Pria 26 76.5
Wanita 8 23.5
Total 34 100.0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dan responden yang berjenis kelamin
jumlah responden yang berjenis wanita adalah 8 orang (23.5%)
kelamin pria adalah 26 orang (76.5%)
14 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

Tabel 2.Distribusi Menurut Umur Responden

Jumlah
Umur
n %
29-37 Tahun 2 5,9
38-46 Tahun 7 20.6
47-55 Tahun 8 23.5
56-64 Tahun 7 20.6
65-73 Tahun 4 11.8
74-82 Tahun 6 17.6
Total 34 100.0
antara 38-82 tahun (93%%), 2 orang
Dari tabel di atas dapat di lihat berusia antara 29-37 tahun
bahwa sebagian besar sampel berusia

Tabel 3. Distribusi Menurut Jennis Pekerjaan Responden

Jumlah
Pekerjaan n %
PNS 5 14.7
Petani 20 58.8
IRT 4 11.8
Pensiunan 3 8.8
Tidak bekerja 2 5.9
Total 34 100

Dapat di lihat mayoritas responden Negeri Sipil 5 orang, Ibu Rumah


berprofesi seagai petani yang Tangga 4orang, Pensiunan 3 orang,
berjumlah 20 orang (58.8%),Pegawai danyang tidak bekerja 2 orang
15 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

Tabel 4. Distribusi Menurut Jenis Pendidikan Responden

Jumlah
Pendidikan
n %
SMP 3 8.8
SMA 28 82.4
Sarjana 3 8.8
Total 34 100
pendidikan terakhir SMA,3sampel
Dari atbel di atas dapat dilihat Sarjana dan 3 sampel Sekolah
28 sampel (82.4%) memiliki tingkat Menengah Pertama.
2. Tahapan Konseling gizi

Tabel 5. Status Gizi responden berdasarkan BB/TB dengan indikator IMT

Jumlah
Status Gizi n %
Normal 13 38.2
Kelebihan BB tingkat ringan 8 23.5
Kelebihan BB tingkat berat 13 38.2
Total 34 100

Berdasarkan tabel dapat dilihat gizi normal sebanyak 13 orang atau


bahwa status gizi responden 38.2%.
berdasarkan Berat badan /Tinggi
badan yaitu responden dengan status

Tabel 6 Hasil pemeriksaan kadar asam urat awal responden

Kategori kadar asam Jumlah


urat N %
Normal 17 50
Tinggi 17 50
Total 34 100
16 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

Berdasarkan tabel di atasdapat 50%,dan yang memiliki kadar asam urat


dilihat bahwa nilai kadar asam urat tinggi sebanyak 17 orang atau 50%
responden normal 17 orang atau

Tabel 7. Gejala klinis pasien

Gejala Jumlah
klinis n %
Tidak Nyeri 18 52.9
Nyeri 10 29.4
Sangat Nyeri 6 17.6
Total 34 100

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa besar atau 18 orang (52.9%) tidak
gejala klinis responden yaitu sebagian merasakan nyeri

Tabel 8. Frekuensi konsumsi purin responden

Konsumsi Jumlah
purin n %
Kurang 16 47.1
Cukup 8 23.5
Lebih 10 29.4
Total 34 100

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa besar atau 16 orang(47.1%)adalah


konsumsi purin responden sebagian kurang.

3. Diagnosa Gizi informasi dibuktikan dengan


a. NC 3.3 Berat badn lebih responden yang belum
berkaitan dengan asupan mengetahui jenis bahan
makanan yang salah dibuktikan makanan dengan kadar purin
dengan status gizi berdasarkan lebih.
BB/TB yaitu kelebihan berat 4. Intervensi
badan. Responden di berikan
b. NB 1.7 ketidaksesuaian dalam pemaparan tenang penyakit gout
pemilihan bahan makanan arthtritis dengan menggunakan leaflet
berkaitan dengan kurangnya rendah purin
17 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

5. Monitoring evaluasi

Tabel 9. Pengaruh Konseling Terhadap KadarAsam Urat

Kadar
n Mean Median SD p*
Asam Urat
Sebelum 34 10.04 9.40 2.076
Sesudah 34 8.36 8.15 1.802 0.000
*Uji Wilcoxon menunjukan nilai p<0,05 (P=0,000)

Dari tabel di atas dapat di (mendekati batas normal) dengan


ketahui bahwa rata-rata kadar asam standar deviasi 1.802.
urat sampel sebelum konseling dan Berdasarkan hasil analisis
setelah konseling mengalami statistik menggunakan uji Wilcoxon
penurunan,sebelum konseling rata- diperoleh hasil terdapat pengaruh
rata kadar asam urat 10,04 (di atas pendidikan konseling terhadap kadar
batas normal) dengan standar deviasi asam urat sebelum dan sesudah
2.076 dan setelah konseling kadar konseling,hal ini di buktikan nilai p <
asam urat rata-rata menjadi 8,36 0,05, (P=0,000)
Tabel 10. Pengaruh Konseling Terhadap Konsumsi Purin

Konsumsi n Mean Median SD p*


Purin
Sebelum 34 71.49 56.10 50.194
Sesudah 34 38.71 20.00 38.976 0.000

*Uji Wilcoxon menunjukan nilai p<0,05 (P=0,000)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Hasil analisis statistik dengan
rata-rata konsumsi makanan tinggi purin menggunakan uji Wilcoxon ternyata
sampel sebelum dan setelah konseling terdapat pengaruh antara pendidikan
mengalami penurunan, sebelum konselinng terhadap konsumsi makanan
konseling rata-rata konsumsi makanan tinggi purin sebelum dan sesudah
tinggi purin sampel 71,49g dengan konseling,hal ini di buktikan nilai p < 0,05
standar deviasi 50.194 dan setelah (P=0,000)
konseling konsumsi makanan tinggi purin
sampel menurun menjadi 36,71g dengan
standar deviasi 38.976.
18 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

Pembahasan datang berkunjung di Puskesmas Paniki


Bawah10
1. Analisis Univariat
Penelitian ini juga menunjukan
Dari seluruh sampel yang diambil bahwa rata-rata derajat pendidikan
dan diamati mayoritas sampel berjenis responden adalah sekolah menengah
kelamin laki-laki dengan jumlah 26 orang atas (SMA), dimana responden sudah
atau 76,5% dan wanita 8 orang 23,5%. memiliki pendidikan yang cukup dan baik
Prevalensi kejadian hiperurisemia lebih dalam menilai atau dapat lebih
tinggi terjadi pada laki-laki, karena memahami dan memiliki pengetahuan
terjadinya hiperurisemia dipengaruhi oleh yang baik sehingga mudah untuk diberi
hormone estrogen, salah satu fungsinya pendidikan melalui konseling, salah satu
adalah untuk mengekskresi asam urat faktor yang mempengaruhi pengetahuan
dari dalam tubuh. Pada laki-laki tidak adalah pendidikan. Pengetahuan sangat
terdapat hormon estrogen yang tinggi erat kaitanya dengan pendidikan tinggi,
sulit untuk mengekskresi asam urat 7. maka orang tersebut akan semakin luas
pengetahuannya. Namun perlu
Sebagian besar adalah sampel ditekankan pula bahwa seorangyang
yang diambil dalam penelitian ini adalah berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
pria dan wanita yang berusia di atas 50 berpengetahuan rendah pula6.
tahun. Menurut laporan terakhir The Third
National Health and Nutrition Mayoritas pekerjaan dari
Examination survey (NHANES) dengan responden adalah petani, dengan beban
memakai definisi Sindrom Metabolik kerja dan durasi kerja yang cukup lama
berdasarkan NCEP, bahwa kejadian serta paparan panas matahari saat
hiperurisemia pada orang dewasa > 20 bekerja hal ini dapat mengakibatkan
tahun sebesar 24%, sedangkan pada pengkristalan asam urat, bila
umur 50 tahun sebesar > 30% dan umur dibandingkan dengan pekerja yang tidak
60 tahun keatas sebesar 40% 5. Hal ini terpapar panas, maka risiko terjadinya
menunjukan bahwa semakin tinggi usia kristal asam urat urin pada pekerja yang
akan mempengaruhi kadar asam urat bekerja di suhu panas 2,7 kali lebih
seseorang. Hal ini sesuai dengan Hasil besar(OR 2,74 ; 95%CI: 1,35-5,61).
analisis hubungan umur dengan kadar Setelah dilakukan analisis
asam urat darah, menunjukkan bahwa multivariatpadapenelitian yang sama,
proporsi responden yang berumur >40 risiko terjadinya kristal asam urat pada
tahun lebih banyak yang memiliki kadar urin 8,5 kali lebih tinggi pada lingkungan
asam urat darah yang tinggi yaitu kerja suhu panas dengan durasi kerja
sebanyak 132 responden (69,8%) lama, kadar asam urat darah lebih dari
dibandingkan dengan responden yang 7.1 mg/dl dan interaksi lingkungan kerja
berumur ≤40 tahun yaitu 57 responden lama kerja 2. Dapat dilihat dari 34 sampel
(30,2%).Dari hasil uji statistik yang diambil seluruhnya memiliki kadar
menunjukkan nilai p=0,001 (p≤0,05) asam urat diatas normal, dimana kadar
dengan demikian dapat disimpulkan asam urat normal 6 mg/dL untuk wanita
bahwa terdapat hubungan yang dan 7 mg/dL untuk pria atau dalam hal ini
bermakna antara umur dengan kadar semua sampel mengalami hiperurisemia.
asam urat darah pada masyarakat yang Tingkat konsumsi
19 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

2.Analisis Bivariat mempelajari diri sendiri , lingkungan dan


metode-metode dalam mengendalikan4
Berdasarkan penelitian yang telah
di laksanakan di Puskesmas Rurukan Hasil Survei WHO-ILAR
Tomohon dapat di lihat bahwa adanya COPCORD (World Health Organization-
perubahan dalam pola asupan makanan International League of Associations for
tinggi purin di sertai dengan penurunan Rheumatology Community Oriented
kadar asam urat, dalam penelitian ini Program for Control of Rheumatic
digunakan salah satu metode advokasi Disease) di pedesaan Sulawesi Utara
dalam hal ini pendidikan melalui danManado ditemukan hubungan asam
konseling gizi pada responden yang urat menahun denganpola konsumsi dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian gaya hidup, di antaranyakonsumsi
ini, meskipun dari beberapa sampel minuman keras alkohol dan kebiasaan
belum terlihat penurunan asam urat yang makanmakanan kaya purin3. Di
signifikan atau berada di bawah batas Minahasa faktor risiko utama gout
atas kadar asam urat pria ataupun wanita kemungkinan besar dari pola makan
namun dalam penelitian ini menunjukan sehari-hari yangsecara turun-menurun
adanya pengaruh yang kuat dalam sering mengkonsumsi alkohol tradisional
pemberian konseling terhadap perubahan (tuak/captikus). Faktor risiko gout menjadi
asupan makanan tinggi purin dan kadar 50% pada mereka yang minum alkohol
asam urat dalam darah. lebih dari seminggu sekali faktor risikonya
40%. Demikian pulamereka yang
Sesuai dengan hasil pengolahan kebiasaan sehari-hari makan makanan
data tentang konsumsi makanan tinggi laut (udang, kepiting, tiram, remis),
purin sesudah dan sebelum konseling jeroan, kaldu kental, daging
dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh anjing,kelelawar dan kambing11.
konseling terhadap penurunan konsumsi Konsumsi alkohol dan pola makan
makanan tinggi purin, yang berarti memiliki hubungan dengan kejadian
konseling yang dilakukan dalam proses hiperurisemia di Minahasa1.
penelitian berdampak dalam penurunan Penelitian ini juga diperoleh hasil
konusmsi purin pada responden. bahwa terdapat pengaruh pemberian
Konseling yang diberikan diaplikasikan pendidikan konseling terhadap kadar
oleh responden, seperti jenis bahan asam urat. Penurunan konsumsi purin ini
makanan yang tinggi purin sudah dibatasi akan secara otomatis berpengaruh
untuk dikonsumsi oleh responden terhadap kadar asam urat responden,
sehingga hal ini pun berdampak pada dimana konsumsi asam urat akan secara
kadar asam urat responden. Konseling langsung terhadap perubahan kadar
merupakan bagian yang sangat penting asam urat. yang paling berpengaruh yaitu
untuk pencegahan penyakit dan tingginya asupan makanan sumber purin.
peningkatan kesehatan karena melalui
konseling, individu di ajarkan memikirkan
masalahnya sendiri,mengetahui apa yang KESIMPULAN
dapat dilakukan dengan usaha sendiri
agar tidak jatuh sakit. Konseling adalah 1. Konsumsi purin responden tergolong
proses menolong orang untuk normal sebelum dilakukan konseling
dimana rata-rata konsumsi 71,49
20 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

g/hari. Setelah dilakukan konseling Minahasa [tesis]. Manado:


terdapat penurunan tingkkat Universitas Samratulangi;
konsumsi purin dimana nilai rata-rata 2.Dewi Sumaryani Soemarko.
38,71 g/hari. 2012,Pengaruh Lingkungan Kerja
2. Kadar asam urat responden tinggi Panas terhadap Kristalisasi Asam
dengan nilai rata-rata sebelum Urat Urin pada Pekerja di Bagian
dilakukan konseling 10,04 mg/dl dan Binatu, Dapur Utama dan Dapur
setelah konseling terdapat Restoran di Hotel 'I' – Jakarta
penurunan dimana rata-rata kadar
asam urat 8,36 mg/dl. 3,Darmawan. Komplikasi dan kematian
3. Terdapat pengaruh pendidikan gizi dini akibat asam urat (serial
melalui konseling terhadap asupan online). 2005. Available from:
makanan tinggi purin dengan nilai htmp://cyberman.cbn.net.id/detil.as
p=0,000 dan juga terdapat pengaruh p?kategori =Health&nwsno=647.
pendidikan konseling pada kadar
asam urat pada penderita gout 4.Utami, Prapti,(2009). Solusi Sehat
arthtritis di Puskesmas Rurukan Asam Urat dan Rematik,
dengan nilai p=0,000. Agromedia Pustaka,
Jakarta.Diperberat Oleh Aktifitas
Mekanik Pada Kepala Keluarga
SARAN Dengan Posisi Menggenggam
Statis. Fakultas Kedokteran
1. Membatasi pola konsumsi makanan Universitas Lampung. Journal
yang mengandung purin, sehingga Medula,Volume 1, Nomor 3,
kadar asam urat dapat terkontrol. Oktober 2013.
Tetap mengaplikasikan pengetahuan 4.Maxie Roudy Reppie, Hah Asdie, Herni
yang telah diperoleh melalui Astuti, (2007),Pengaruh Konseling
pendidikan konseling yang telah Gizi dengan Buku Saku Diet Pada
diberikan sehingga kadar asam urat Pasien Hiperurisemia Rawat Jalan
dapat terkontrol melalui pemilihan di RSUD NoonganProvinsi
bahan makanan yang tepat. Sulawesi Utara.Jurnal Gizi Klinik
2. Bagi Puskesmas Rurukan sebaiknya Indonesia ,Volume 4,no
disediakan waktu untuk melakukan
kegiatan berupa tambahan 5.Evi Lestari, Sugeng Maryanto, Meilita
pengetahuan kepada pasien gout Dwi
arthtritis ataupun pasien yang Paundrianagari,(2013).Hubungan
menderita penyakit lainya melalui Konsumsi Makanan Sumber Purin
konseling,konsultasi, dan Dengan Kadar Asam Urat Pada
penyuluhan. Wanita Usia 45-59 Tahun Di Desa
Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung
DAFTAR PUSTAKA .
6.Rizka Dwi Ariani,(2014),Hubungan
1.Muntu JE.(2004), Gambaran perjalanan Penderita Asam Urat Dengan
klinik Hiperurisemia Asimtomatik di Kepatuhan Diet Rendah Purin di
21 GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016Pengaruh Konseling Ray T, dkk

Gawan Timur Kecamatan


Colomadu Karanganyar

7.Siti Santiaji Pursriningsih, 2014,


Hubungan Asupan Purin , Vitamin
C dan Aktivitas Fisisk terhadap
Kdar sam Urat Pdaremaja Lki-
laki.universitas Diponegoro.

8.Zahara R. (2013) Arthritis Gout


Metakarpal Dengan Perilaku Makan
Tinggi Purin Diperberat Oleh
Aktifitas Mekanik Pada Kepala
Keluarga Dengan Posisi
Menggenggam Statis. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Journal Medula,Volume 1, Nomor
3, Oktober 2013.

9.Aryani Rizka Dwi. (2014). Hubungan


Tingkat Pengetahuan Penderita
Asam Urat Denga Kepatuhan Diet
Rendah Purin Di Gawanan Timur
Kecamatan Colomadu
Karanganyar. Skripsi tidak di
publikasikan. http//:01-gdl-
rizkadwiar-579-1-skripsi-i

10.Jilly Priskila Lioso*, Ricky C.


Sondakh*, Budi T.
Ratag*.(2014).Hubungan Antara
Umur, Jenis Kelamin Dan Indeks
Massa Tubuh Dengan Kadar Asam
Urat Darahpada Masyarakat Yang
Datang Berkunjung Di Puskesmas
Paniki Bawah Kota Manado
.Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi

11.Padang C. Soto ,2006, Jeroan Pemicu


Gout Indonesia Kidney Care Club
[serial online].

You might also like