You are on page 1of 16

Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019

Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019


On-line: 25 Juli 2019

Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat


Kimia Tanah Ultisol Akibat Aplikasi Vermikompos
Dan Pupuk Pelengkap
Nisya Aryani(1), Kus Hendarto(2), Didin Wiharso(3), Ainin Niswati(3)*
(1)Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung, 35145
(2) Jurusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung, 35145
(3)Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung, 35145

* email korespondensi: ainin.niswati@fp.unila.ac.id

Abstract. Poor nutrient in Ultisol soils require organic fertilizer and complete fertilizer to improve the
growth of shallot plants. The purpose of the research is to study the effect of vermicompost,
supplementary fertilizer and its interaction on growth, shallot production and soil pH, organic C and
N-total on Ultisol soil planted with shallots (A. ascalonicum L.). This study was arranged by using a
randomized block design, which consisted of two factors, the first factor was vermicompost doses
and the second factor was the doses of supplementary fertilizer, all treatments were repeated three
times. The results of the study showed that application of vermicompost 80 g of planting media (4%)
is better than that 40 g of planting media (2%) was capable for increasing growth and production of
shallots and an increased in soil pH, organic C and total N in Ultisol soil. Application of supplementary
fertilizer with a concentration of 0.5 g L-1 increased the growth and production of shallots and an
increased in soil pH and total N on Ultisol soil. There is an interaction between vermicompost and
supplementary fertilizer. At 80 g of vermicompost per planting medium and supplementary fertilizer
with a concentration of 0.5 g L-1 the highest production of 112.97 g was equivalent to 45 t ha-1. If the
concentration of supplementary fertilizer is increased, production decreases. At 40 g of vermicompost
per plant with a higher concentration of supplementary fertilizers up to 1.5 g L-1 in all observation
variables will increase.

Key Words : Nutrients, shallot tuk tuk, tuber weight, tuber diameter

Abstrak. Tanah Ultisol yang miskin hara menghendaki pupuk organik dan pupuk lengkap untuk
memperbaiki pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengaruh pemberian pupuk vermikompos, pupuk pelengkap dan interaksinya terhadap
pertumbuhan, produksi bawang merah dan pH tanah, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang
ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.). Penelitian ini disusun dengan menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK), yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama dosis vermikompos dan
faktor kedua dosis pupuk pelengkap, seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Pemberian vermikompos 80 g media tanam (4%) lebih baik dibandingkan
dengan 40 g per media tanam (2%) mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah
serta terjadi peningkatan pH tanah, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol. (2) Pemberian pupuk
pelengkap dengan konsentrasi 0,5 g L-1 mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang
merah serta terjadi peningkatan pH tanah dan N-total pada tanah Ultisol. (3) Terdapat interaksi antara
pemberian vermikompos dan pupuk pelengkap. Pada pemberian vermikompos 80 g per media tanam
dan pupuk pelengkap dengan konsentrasi 0,5 g L-1 menghasilkan produksi tertinggi sebesar 112,97
g setara dengan 45 t ha-1. Jika konsentrasi pupuk pelengkap ditingkatkan, maka produksi menurun.
Pada pemberian vermikompos 40 g per media tanam dengan konsentrasi pupuk pelengkap semakin
tinggi sampai dengan 1,5 g L-1 semua variabel pengamatanakan meningkat.

Kata Kunci : Bawang merah tuk tuk, bobot umbi, diameter umbi, unsur hara

1. Pendahuluan Bawang merah memiliki nilai ekonomi


yang sangat tinggi karena hampir
Bawang merah (Allium ascalonicum semua kalangan membutuhkan
L.) merupakan bahan utama untuk tanaman ini sebagai bahan tambahan
bumbu dasar masakan Indonesia. untuk obat tradisional dan penyedap
145
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
rasa. Berkaitan dengan nilai ekonomi kurang baik yang dicirikan oleh
yang tinggi, kebutuhan bawang merah di kemasaman tanah yang tinggi dengan
Indonesia dari tahun ke tahun pH < 5, kandungan bahan organik tanah
mengalami peningkatan sebesar 5%. rendah sampai sedang, kandungan hara
Sejalan dengan bertambahnya jumlah N, P, K, Ca, Mg, Mo rendah, dan
penduduk Indonesia yang setiap tahun kapasitas tukar kation (KTK) lebih kecil
mengalami peningkatan, maka dari 24 me 100 g-1 [3]. Kelarutan Al, Mn,
diperlukan produksi yang tinggi, dan Fe tinggi dapat meracuni tanaman
sementara produksi bawang merah [4]. Tanah Ultisol dapat digunakan
semakin menurun. Produksi bawang sebagai media untuk budidaya tanaman
merah tahun 2014 di Provinsi Lampung bawang merah melalui penerapan
sebesar 943 ton. Produksi meningkat teknologi yang sesuai dengan budidaya
sebesar 723 ton dibandingkan dengan bawang merah yaitu dengan
tahun 2013. Peningkatan ini pemupukan, baik pupuk organik
disebabkan oleh meningkatnya maupun pupuk anorganik yang
produktivitas bawang merah sebesar memadai.
0,08 ton per hektar dan kenaikan luas Salah satu pupuk organik yang baik
panen sebesar 78 hektar, dibandingkan adalah vermikompos. Vermikompos
dengan tahun 2013 [1]. merupakan pupuk organik yang
Menurut data Badan Pusat dihasilkan dari perombakan bahan-
Statistika (BPS) [1] dan Direktorat bahan organik dengan bantuan
Hortikultra [2] produksi bawang merah mikroorganisme dan cacing tanah.
per hektar 8-12 t ha-1 dan produksi Dalam proses dekomposisi bahan
bawang merah umumnya di Indonesia kompos oleh cacing tanah, hasil
pada tahun 2010 mengalami penurunan dekomposisi tersebut mengandung
yang sangat jauh dari 1.048.938 ton berbagai unsur hara dan kaya akan zat
turun menjadi 893.124 ton pada tahun pengatur tumbuh yang berasal dari
2011, akan tetapi pada tahun 2012 komunitas mikroba fungsional yang
mengalami peningkatan kembali mendukung pertumbuhan dan
menjadi 960.072 ton. kesehatan tanaman [5]. Chaulagain [6]
Ketersediaan bawang merah yang melaporkan bahwa zat pengatur tumbuh
tidak mencukupi kebutuhan masyarakat yang terkandung dalam vermikompos
Indonesia, disebabkan sentra produksi antara lain giberelin, sitokinin dan auxin,
bawang merah hanya berada di Pulau serta unsur hara N, P, K, Mg, Ca dan
Jawa. Jenis tanah di Pulau Jawa Azotobacter sp. yang merupakan bakteri
merupakan jenis tanah yang biasa penambat N nonsimbiotik yang akan
digunakan untuk budidaya tanaman membantu memperkaya unsur N yang
bawang merah yaitu jenis tanah Alluvial, dibutuhkan oleh tanaman.
Latosol, Regosol, dan Grumusol dengan Vermikompos juga mengandung
pH 5, 5 ̶ 7,0 [3]. Untuk memenuhi berbagai unsur hara mikro yang
kebutuhan bawang merah, maka dibutuhkan tanaman seperti Fe, Mn, Cu,
diperlukan perluasan area tanam di luar Zn, B, dan Mo [7]. Vermikompos
Pulau Jawa. Jenis tanah di luar Pulau dilaporkan dapat meningkatkan
Jawa sebagian besar adalah tanah produksi buah mentimun yang ditanam
Ultisol yang membutuhkan pengelolaan pada tanah Ultisol [8].
tanah yang baik. Selain pupuk organik yang diberikan
Tanah Ultisol merupakan tanah pada tanaman bawang merah, dapat
yang mempunyai sifat kimia yang diberikan juga pupuk anorganik yaitu

146
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

Pupuk Pelengkap Cair (PPC). Pupuk bawang merah dan pengaruh aplikasi
pelengkap adalah Pupuk Pelengkap pupuk pelengkap terhadap
Cair (PPC) yang diformulasikan pertumbuhan dan produksi serta dapat
mengandung unsur hara yang lengkap, meningkatkan pH, C-organik dan N-total
baik unsur hara makro maupun mikro. pada tanah Ultisol yang ditanami
Adanya kandungan unsur hara mikro bawang merah. Selain itu juga untuk
Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B dan Mo berfungsi mengetahui dan mempelajari interaksi
untuk mengatasi kekurangan (latent dari aplikasi vermikompos dan pupuk
deficiency) unsur hara mikro dalam pelengkap terhadap pertumbuhan dan
tanah yang terus-menerus diserap produksi serta dapat meningkatkan pH,
tanaman, ataupun yang C-organik dan N-total pada tanah Ultisol
ketersediaannya dalam tanah sangat yang ditanami bawang merah.
rendah [9]. Dengan dipenuhinya
kebutuhan hara tanaman secara 2. Metode Penelitian
lengkap, maka tanaman akan tumbuh
sehat, memiliki daya tahan yang kuat Lokasi Penelitian dan Bahan
terhadap hama penyakit dan perubahan Penelitian
cuaca serta memberikan hasil panen
yang melimpah dan berkualitas. Penelitian ini dilaksanakan di
Penggunaan kedua pupuk Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas
vermikompos dan pupuk pelengkap Pertanian Universitas Lampung.
diharapkan mampu meningkatkan Sedangkan tanah ultisol diambil dari
pertumbuhan dan produksi bawang Kebun Percobaan Balai Penelitian
merah yang ditanam pada tanah Ultisol. Tanah, Tamanbogo, Lampung Timur.
Tujuan Penelitian adalah untuk Analisis tanah dan tanaman dilakukan di
mengetahui dan mempelajari pengaruh Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
aplikasi pupuk vermikompos terhadap Pertanian Universitas Lampung. Pupuk
pertumbuhan dan produksi serta dapat pelengkap, vermikompos, dan tanah
meningkatkan pH, C-organik dan N-total yang digunakan mempunyai sifat-sifat
pada tanah Ultisol yang ditanami seperti tertera pada Tabel 1, 2, dan 3.

Tabel 1. Komposisi Unsur Pupuk pelengkap


Unsur hara Kandungan Unsur hara Kandungan
Nitrogen (N) 0,23% Mangan (Mn) 2,37 ppm
Fosfat (P2O5) 12,70% Kuprum )Cu) <0,03 ppm
Kalium (K) 0,88% Zink (Zn) 11,15 ppm
Kalsium (Ca) <0,05 ppm Molibdenum (Mo) 35,37 ppm
Magnesium (Mg) 25,92 ppm Boron (B) 0,25%
Sulfur ( S) 0,02% Carbon (C) 6,47%
Ferrum (Fe) 36,45 ppm Natrium (Na) 27,42%
Chlor (Cl) 0,11% Kobalt (Co) 9,59 ppm

Sumber: PT Centranusa Insan Cemerlang [9]

Tabel 2. Hasil analisis awal tanah Ultisol Tanah Taman Bogo


Sifat Kimia Kandungan
pH 4,69
C-organik% 0,66
N- Total% 0,17
147
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap

Tabel 3. Hasil analisis vermikompos


Sifat Kimia Kandungan
pH 6,48
C-organik% 11,20
N- Total% 1,06

Rancangan Percobaan V1P3 = Aplikasi Vermikompos = 40 g/


tanaman dan pupuk pelengkap
Penelitian ini dilakukan dengan dengan dosis 1,5 g L-1/ tanaman.
menggunakan Rancangan Acak V2P0 = Aplikasi Vermikompos = 80 g/
Kelompok (RAK) Faktorial dengan faktor tanaman dan tanpa pupuk
pertama dosis vermikompos dan faktor lengkap.
kedua konsentrasi pupuk pelengkap. V2P1 = Aplikasi Vermikompos = 80 g/
Faktor pertama terdiri dari tiga taraf yaitu tanaman dan pupuk pelengkap
𝑉0 = tanpa Vermikompos, 𝑉1 = 40 g (2%) dengan dosis 0,5 g L-1/ tanaman.
per tanaman atau setara dengan 20 t ha- V2P2 = Aplikasi Vermikompos = 80 g/
1
, 𝑉2 = 80 g (4%) per tanaman atau setara tanaman dan pupuk pelengkap
dengan 40 t ha-1. Faktor kedua terdiri dengan dosis 1 g L-1/ tanaman.
dari empat taraf yaitu 𝑃0= tanpa pupuk V2P3 = Aplikasi Vermikompos = 80 g/
pelengkap, 𝑃1= 0,5 g L-1 tanaman-1, 𝑃2 = tanaman dan pupuk pelengkap
1 g L-1 tanaman-1, 𝑃3 = 1,5 g L-1 tanaman- dengan dosis 1,5 g L-1/ tanaman.
1. Seluruh perlakuan diulang sebanyak

tiga kali sehingga didapat 12x3=36 Pelaksanaan Penelitian


satuan percobaan, setiap polybag
perlakuan terdapat 4 tanaman dengan Persiapan Media Tanam. Tanah
total populasi 144 tanaman. yang digunakan dalam penelitian ini
Kombinasi perlakuan yang adalah tanah ultisol yang diambil pada
diterapkan adalah: kedalaman 20 cm.dan didapatkan dari
V0P0 = Tanpa pupuk. Taman Bogo, Lampung Timur, dengan
V0P1 = Tanpa Vermikompos dan pupuk ciri-ciri kadar bahan organik <1%,
pelengkap dengan dosis 0,5 g kandungan unsur P, K, Ca, Mg, KB, dan
L-1/ tanaman. nilai KTK rendah. Sampel tanah dari
V0P2 = Tanpa Vermikompos dan pupuk Taman Bogo dikeringanginkan,
pelengkap dengan dosis 1 g L-1/ kemudian diayak dengan ayakan 2 mm
tanaman. dan dibersihkan dari akar-akar tanaman
V0 P3 = Tanpa Vermikompos dan pupuk dan bebatuan. Tanah yang sudah
pelengkap dengan dosis 1,5 g L- dibersihkan kemudian dioven selama ±
1/ tanaman. 24 jam, kemudian tanah diambil
V1P0 = Aplikasi Vermikompos = 40 g/ sebanyak 5 g untuk dianalisis beberapa
tanaman dan tanpa pupuk sifat kimia tanah yaitu pH tanah, C-
lengkap. Organik dan N-Total. Kemudian
V1P1 = Aplikasi Vermikompos = 40 g/ dimasukkan kedalam polybag, tanah
tanaman dan pupuk pelengkap yang sudah siap untuk dijadikan sebagai
dengan dosis 0,5 g L-1/ tanaman. media tanam sebanyak 2 kg pada setiap
V1P2 = Aplikasi Vermikompos = 40 g/ polybag dengan standar BKO.
tanaman dan pupuk pelengkap Vermikompos yang sudah ditimbang
dengan dosis 1 g L-1/ tanaman. dengan takaran 40 g per media tanam
148
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

dan 80 g per media tanam dicampurkan masing perlakuan terdiri dari empat
dengan tanah yang dimasukkan ke polybag yang berisi satu tanaman setiap
dalam polybag sesuai dengan standar polybag.
BKO yaitu 2 kg per media tanam Varibel Pengamatan. Pengamatan
dikurang dengan vermikompos yang dilakukan setiap pekan, sejak 1 minggu
sudah ditimbang sesuai takaran. setelah tanam. Pengukuran dilakukan
Persemaian. Pesemaian benih terhadap tanaman sampel yang telah
bawang merah dilakukan di rak-rak ditentukan pada seminggu setelah
untuk meletakkan buah, dengan pindah tanam. Adapun variabel yang
membuat media semai dari pupuk diamati yaitu tingga tanaman, jumlah
kandang kotoran kambing, arang daun, diameter umbi, bobot umbi basah
sekam, dan tanah dengan perbandingan dan umbi kering angin, serta pH tanah,
1:1:1, diletakkan diatas bata yang N- total tanah, dan C-organik tanah.
dialaskan dengan plastik agar
penyiraman tidak dilakukan tepat diatas Analisis Data
tanaman. Lalu diberi air secukupnya
dari plastik sehingga air diserap dari Data yang diperoleh dari hasil
bawah keranjang untuk mendapatkan pengamatan ditabulasikan dan
pertumbuhan pada tanaman dapat homogenitas ragam akan diuji
tumbuh dengan baik. Kemudian rak kemenambahan data oleh uji Tukey.
untuk semai ditutup dengan plastik Setelah asumsi terpenuhi data diolah
selama lima hari agar benih cepat dengan analisis ragam pada taraf 5%
tumbuh. dan diuji dengan uji BNT taraf 5%.
Aplikasi Vermikompos dan Pupuk
Pelengkap. Sampel tanah yang telah 3. Hasil dan Pembahasan
disiapkan akan diaplikasikan dengan
cara, pada lapisan bawah polybag Tinggi Tanaman
dimasukkan tanah Taman Bogo
sebanyak 1 kg, kemudian lapisan kedua Tinggi tanaman bawang merah
polybag, dimasukkan Vermikompos 20 dipengaruhi oleh interaksi antara
g untuk dosis 40 g per media tanam dan aplikasi vermikompos dan pupuk
40 g untuk dosis 80 g per media tanam, pelengkap yang ditanam pada tanah
selanjutnya lapisan atas polybag Ultisol Taman Bogo. Hasil uji BNT pada
dimasukkan campuran tanah Taman taraf 5% (Tabel 4), menunjukkan bahwa
Bogo 1 kg dan Vermikopos dengan pada tanpa aplikasi vermikompos,
dosis perlakuan yang sudah ditentukan. penggunaan pupuk pelengkap dengan
Setelah tanaman bawang merah dosis 1 g L-1 menghasilkan tinggi
ditanam dilakukan aplikasi pupuk tanaman nyata lebih tinggi daripada
pelengkap dilakukan penyiraman setiap dosis pupuk pelengkap lainnya.
1 minggu setelah tanam dengan dosis Berbeda pada aplikasi vermikompos 40
0,5 g, 1 g, dan 1,5 g L-1 per media tanam, g dan 80 g per media tanam, bahwa
selama 2,5 bulan (10 kali penyiraman). pupuk pelengkap 0,5 g L-1 saja sudah
Penanaman. Penanaman bibit menunjukkan tinggi tanaman yang nyata
bawang merah dilakukan setelah lebih tinggi daripada tanpa pupuk
tanaman berumur 30 hari, kemudian pelengkap.
tanaman bawang merah siap
dipindahkan ke polybag dengan masing-
149
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
Jumlah daun pelengkap yang ditanam pada tanah
Ultisol Taman Bogo. Hasil uji BNT pada
Jumlah daun bawang merah taraf 5% (Tabel 6), menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh interaksi antara pada tanpa aplikasi vermikompos,
aplikasi vermikompos dan pupuk penggunaan pupuk pelengkap 1 g L-1
pelengkap yang ditanam pada tanah dan 1,5 g L-1 menunjukkan perbedaan
Ultisol Taman Bogo. Hasil uji BNT pada yang nyata dengan tanpa dan aplikasi
taraf 5% (Tabel 5), menunjukkan bahwa pupuk pelengkap 0,5 g L-1 terhadap
pada tanpa aplikasi vermikompos, diameter umbi bawang merah.
penggunaan penggunaan pupuk Sementara itu semakin tinggi dosis
pelengkap tidak menunjukkan vermikompos maka dosis pupuk
perbedaan yang nyata terhadap jumlah pelengkap dapat dikurangi dalam
daun, sedangkan pada aplikasi meningkatkan diameter umbi bawang
vermikompos 40 g per media tanam, merah. Diameter umbi bawang merah
penggunaan 0,5 g L-1 pupuk pelengkap terbesar terdapat pada perlakuan
sudah menunjukkan perbedaan yang aplikasi vermikompos 80 g dan pupuk
nyata dengan tanpa penggunaan pupuk pelengkap 0,5 g L-1. Aplikasi
pelengkap. vermikompos 80 g per media tanam
menghasilkan diameter umbi yang lebih
Diameter Umbi besar dibandingkan dengan aplikasi
vermikompos 40 g per media tanam
Diameter Umbi bawang merah pada setiap penambahan pupuk
dipengaruhi oleh interaksi antara pelengkap.
aplikasi vermikompos dan pupuk

Tabel 4. Pengaruh interaksi vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap tinggi tanaman bawang
merah pada tanah Ultisol Taman Bogo
Perlakuan P0 (0g L-1) P1 (0,5 g L-1) P2 (1g L-1) P3 (1,5 g L-1)
13,28 (a) 14,73 (a) 16,50 (b) 14,39 (a)
V0 (0g)
A A A A
24,67 (a) 29,16 (b) 29,65 (b) 32,59 (c)
V1 (40 g)
B B B B
27,49 (a) 39,28 (c) 34,49 (b) 32,18 (b)
V2 (80 g)
C C C B
BNT 5% = 2,45
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menujukkan tidak berbeda nyata dengan uji
BNT pada taraf nyata 5%. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
vertikal.

Tabel 5. Pengaruh aplikasi vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap jumlah daun tanaman
bawang merah pada tanah Ultisol Taman Bogo
Perlakuan P0 (0g L-1) P1 (0,5 g L-1) P2 (1g L-1) P3 (1,5 g L-1)
3,50 (a) 3,33 (a) 3,42 (a) 2,67 (a)
V0 (0g)
A A A A
7,42 (a) 9,83 (b) 10,67 (b) 9,75 (b)
V1 (40 g)
B B B B
10,00 (a) 16,33 (c) 12,92 (b) 11,42 (a)
V2 (80 g)
C C C C
BNT 5% 1,56
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menujukkan tidak berbeda nyata dengan uji
BNT pada taraf nyata 5%. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca vertikal.
150
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

Tabel 6. Pengaruh aplikasi vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap diameter umbi tanaman
bawang merah pada tanah Ultisol Taman Bogo.
Perlakuan P0 (0g L-1) P1 (0,5 g L-1) P2 (1g L-1) P3 (1,5 g L-1)
0,31 (a) 0,43 (a) 0,67 (b) 0,68 (b)
V0 (0g) A A A A
2,18 (a) 2,12 (a) 2,65 (c) 2,38 (b)
V1 (40 g) C B B B
1,65 (a) 3,83 (c) 3,03 (b) 2,94 (b)
V2 (80 g) B C C C
BNT 5% 0,19
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menujukkan tidak berbeda nyata dengan uji
BNT pada taraf nyata 5%. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
vertikal

Tabel 7. Pengaruh aplikasi vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap bobot basah umbi
tanaman bawang merah pada tanah Ultisol Taman Bogo
Perlakuan P0 (0g L-1) P1 (0,5 g L-1) P2 (1g L-1) P3 (1,5 g L-1)
V0 (0g) 1,63 (a) 5,67 (a) 8,57 (a) 4,80 (a)
A A A A
V1 (40 g) 36,90 (a) 79,23 (c) 59,23 (b) 53,03 (b)
B B B B
V2 (80 g) 32,97 (a) 132,73 (c) 88,93 (b) 89,23 (b)
B C C C
BNT 5% 14,05
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menujukkan tidak berbeda nyata dengan uji
BNT pada taraf nyata 5%. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
vertikal.

Bobot Umbi Basah berbeda nyata dengan aplikasi pupuk


pelengkap 1 dan 1,5 gL-1.
Bobot umbi basah bawang merah
dipengaruhi oleh interaksi antara Bobot Umbi Kering Angin
aplikasi vermikompos dan pupuk
pelengkap yang ditanam pada tanah Bobot umbi kering angin bawang
Ultisol Taman Bogo. Hasil uji BNT pada merah dipengaruhi oleh interaksi antara
taraf 5% (Tabel 7), menunjukkan bahwa aplikasi vermikompos dan pupuk
pada tanpa aplikasi vermikompos, pelengkap yang ditanam pada tanah
penggunaan penggunaan pupuk Ultisol Taman Bogo. Hasil uji BNT pada
pelengkap tidak menunjukkan taraf 5% (Tabel 8), menunjukkan bahwa
perbedaan yang nyata terhadap bobot pada tanpa aplikasi vermikompos,
umbi basah, sedangkan pada aplikasi penggunaan penggunaan pupuk
vermikompos 40 g per media tanam, pelengkap tidak menunjukkan
penggunaan 0,5 g L-1 pupuk pelengkap perbedaan yang nyata terhadap bobot
sudah menunjukkan perbedaan yang umbi kering angin, sedangkan pada
nyata dengan tanpa penggunaan pupuk aplikasi vermikompos 40 g per media
pelengkap. Pada aplikasi dosis tanam, penggunaan 0,5 g L-1 pupuk
vermikompos 40 g per media tanam, pelengkap sudah menunjukkan
aplikasi 0,5 g L-1 pupuk pelengkap perbedaan yang nyata dengan tanpa
menunjukkan bobot tertinggi dan penggunaan pupuk pelengkap. Pada
aplikasi dosis vermikompos 40 g dan 80
151
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
g per media tanam, aplikasi 0,5 gL-1 pelengkap 1 g L-1 dan 1,5 g L-1
pupuk pelengkap menunjukkan bobot menghasilkan bobot basah umbi yang
tertinggi dan berbeda nyata dengan relatif sama dan tidak berbeda nyata.
aplikasi pupuk pelengkap 1 gL-1 dan 1,5
gL-1. Bobot kering angin umbi bawang Sifat Kimia Tanah Setelah Panen
merah tertinggi diperoleh pada
perlakuan yang aplikasi vermikompos Berdasarkan hasil analisis tanah
80 g dan pupuk pelengkap 0,5 g L-1 yaitu Ultisol Taman Bogo Lampung Timur
sebesar 112,97 g setara dengan 45 t ha- setelah ditanami tanaman bawang
1. Aplikasi vermikompos 80 g per media merah terdapat pada Tabel 9.
tanam yang ditambahkan pupuk

Tabel 8. Pengaruh aplikasi vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap bobot kering umbi
tanaman bawang merah pada tanah Ultisol Taman Bogo
v/p P0 P1 P2 P3
0,70 (a) 2,40 (a) 5,27 (a) 2,20 (a)
V0 A A A A
25,9 (a) 63,6 (c) 49,6 (b) 44,5 (b)
V1 B B B B
24,0 (a) 112,97 (c) 78,0 (b) 76,1 (b)
V2 C C C C
BNT 5% 10,69
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menujukkan tidak berbeda nyata dengan uji
BNT pada taraf nyata 5%. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca
vertikal.

Tabel 9. Hasil analisis sifat kimia tanah Ultisol Taman Bogo setelah perlakuan
Perlakuan pH C- Organik (%) N-total (%)
V0P0 4,85 0,74 0,10
V0P1 5,17 0,82 0,11
V0P2 5,47 0,82 0,12
V0P3 5,75 0,86 0,19
V1P0 5,86 1,35 0,17
V1P1 6,06 0,99 0,14
V1P2 6,14 1,14 0,13
V1P3 6,20 1,25 0,22
V2P0 5,49 1,31 0,14
V2P1 6,30 1,28 0,17
V2P2 6,47 1,36 0,20
V2P3 6,96 1,18 0,11

152
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

Tabel 10. Uji korelasi antara sifat kimia tanah dan pertumbuhan tanaman bawang merah

Tinggi Jumlah Diameter Bobot Basah Bobot Kering


Koefisien Korelasi Tanaman Daun Umbi (mm) Umbi (g) Umbi (g)
(r)
(cm) (helai)

pH 0.65* 0.57* 0,68* 0,63* 0,61*


C-organik (%) 0,84* 0,80* 0,83* 0,66* 0,65*
N- Total (%) 0,43* 0,33tn 0,41tn 0,29tn 0,30tn
Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf 5%
tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

Hasil analisis tanah setelah ditanam tanah, C-organik, dan N-total memiliki
tanaman bawang merah menunjukkan korelasi nyata positif yang artinya
bahwa pH mengalami kenaikan disetiap semakin tinggi pH, maka tinggi
perlakuan yaitu dari pH awal tanah 4,69 tanaman, jumlah daun, diameter umbi,
menjadi berkisar antara 4,85 sampai bobot basah umbi dan bobot kering umbi
6,96. Pada C-organik tanah mengalami tanaman bawang merah juga akan
kenaikan disetiap perlakuan yaitu C- meningkat. N-total berkorelasi hanya
Organik awal tanah 0,66 menjadi pada variabel tinggi tanaman,
berkisar 0,74 sampai 1,31, sedangkan sedangkan pada jumlah daun, diameter
pada N-Total tanah awal 0,17 umbi, bobot basah umbi, dan bobot
mengalami penurunan setelah kering angin umbi tidak berkorelasi.
perlakuan yaitu tanpa diberi
vermikompos dan pupuk pelengkap Pembahasan
menjadi 0,10, tanpa vermikompos dan
pupuk pelengkap 1g L-1 media tanam Hasil penelitian ini, menunjukan
menjadi 0,12, perlakuan yang diberikan tinggi tanaman pada perlakuan
vermikompos 40 g per media tanam dan vermikompos 80 g per media tanam
pupuk pelengkap 0,5 g L-1 media tanam (4%) setara dengan 80 t ha-1
menjadi 0,14, perlakuan yang diberikan menghasilkan tinggi tanaman bawang
vermikompos 40 g dan pupuk pelengkap merah yang terbaik dibandingkan
1g L-1 media tanam menjadi 0,13, dengan tanpa vermikompos dan
perlakuan yang diberikan vermikompos vermikompos 40 g per media tanam
80 g dan tanpa pupuk pelengkap (2%) setara dengan 40 t ha-1.
menjadi 0,14, sedangkan pada aplikasi Pertumbuhan tinggi tanaman bawang
vermikompos 40 g per media tanam dan merah pada tanah yang diberi
tanpa pupuk pelengkap dan aplikasi vermikompos meningkat pada minggu
vermikompos 80 g per media tanam dan ke-2 setelah pindah tanam sampai
pupuk pelengkap 0,5 g L-1 per media minggu ke-7, hal ini sesuai dengan
tanam menjadi 0,17. pernyataan Atiyeh [10] bahwa
vermikompos yang diaplikasikan ke
Korelasi Sifat Kimia Tanah dan tanah media tumbuh tanaman di lahan
Tanaman terbuka dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman. Hasil
Hasil uji korelasi (Tabel 10), pengamatan tinggi tanaman bawang
menunjukkan bahwa korelasi antara pH merah pada perlakuan pupuk
153
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
vermikompos tumbuh lebih tinggi juga mengandung zat pengatur tumbuh
dibandingkan dengan tanaman bawang yang meningkatkan pertumbuhan
merah yang tidak diberi vermikompos vegetatif tanaman yaitu pembentukan
dan diberi vermikompos 40 g per media daun. Hal ini sesuai dengan hasil
tanam (2%) setara dengan 20 t ha-1. penelitian Nurmawati dan Suhardianto
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian [15] yang menyatakan bahwa selain
Mamta dkk. [11] pada Solanum mengandung unsur hara tersebut,
melongena, tanaman yang diberi kascing juga mengandung zat pengatur
vermikompos tumbuh lebih tinggi, tumbuh seperti giberelin, sitokinin, dan
jumlah daun lebih banyak dan umbi auksin masing-masing sebanyak 2,75;
pada bawang merah lebih besar. 1,05; 3,80 miliequivalen tiap gram bobot
Aktivitas mikroba tanah pada tanah kering. Selain itu ditemukan sejumlah
yang dipupuk vermikompos juga mikroba yang bersifat menguntungkan
meningkat [12]. Demikian juga hasil bagi tanaman. Tanaman yang diberi
penelitian Romaniuk dkk., [13] yang vermikompos juga memiliki daun yang
menunjukkan bahwa vermikompos lebih segar dan berwarna lebih hijau
dapat memperbaiki sifat kimia dan dibandingkan dengan tanaman tanpa
biologi tanah. Bahan organik dalam vermikompos yang daunnya berwarna
vermikompos dapat memperbaiki kekuningan. Hasil ini sesuai dengan
struktur tanah sehingga dapat penelitian yang diperoleh Sinha dkk. [16]
meningkatkan daya serap air pada pada tanaman tomat dan terong yang
tanah. Kandungan mikroba dalam dipupuk dengan vermikompos, tanaman
vermikompos juga berperan dalam tumbuh subur, batangnya lebih tinggi,
memperbaiki struktur tanah yang dapat daunnya berwarna hijau tua dan tekstur
meningkatkan daya serapan hara oleh daunnya bagus dibandingkan dengan
akar ke dalam tanah. Hal ini sesuai tanaman tanpa vermikompos.
dengan pernyataan Fahrudin [14] yang Hasil pengamatan diamter umbi
menyatakan bahwa vermikompos terbesar terdapat pada perlakuan
merupakan pupuk organik dari tanaman yang diberi vermikompos 80 g
perombakan bahan-bahan organik per tanaman yaitu sebesar 3,83 cm,
dengan menggunakan bantuan dibandingkan dengan perlakuan
mikroorganisme dan cacing tanah. vermikompos 40 g per tanaman yang
Hasil pengamatan jumlah daun, menghasilkan diameter umbi sebesar
menunjukkan bahwa pada umur 14, 21, 2,65 cm, sedangkan diameter umbi
28, 35, 42, 49,dan 56 hari setelah pindah terkecil sebesar 0,31 cm tanpa
tanam, tanaman bawang merah yang vermikompos. Hal ini menunjukkan
diberi vermikompos 80 g per tanaman bahwa vermikompos berperan dalam
(4%) menghasilkan jumlah daun yang meningkatkan besarnya diameter umbi.
lebih banyak dibandingkan dengan Ini disebabkan kandungan unsur hara
tanaman tanpa vermikompos dan diberi nitrogen, kalium, fosfor serta unsur hara
vermikompos 40 g per tanaman (2%). makro dan mikro lainnya yang cukup
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tinggi pada kotoran cacing yang ada
penambahan dosis vermikompos maka pada vermikompos dengan
akan semakin meningkatkan ditambahkan pupuk pelengkap lebih
pertumbuhan vegetatif yaitu jumlah tinggi dibandingkan kompos biasa . Hal
daun. Hal ini disebabkan karena selain ini sesuai dengan literatur Khairuman
vermikompos yang mengandung unsur dan Amri [17] yang menyatakan bahwa
hara yang cukup tinggi, vermikompos kotoran cacing tanah yang ada pada

154
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

vermikompos kaya akan unsur hara, larutan dan menghasilkan sejumlah


seperti unsur N (1,90%), P (61,42 ppm), substansi humik dalam tanah.
dan K (10,31 me 100 g-1) dibandingkan Keberadaan substansi humik dalam
dengan kompos biasa yang kandungan tanah dapat meningkatkan kapasitas
unsur N (1,19%), P, dan K (7,26 me 100 tukar kation (KTK) tanah.
g-1) lebih rendah. Unsur-unsur tersebut Tanggapan terhadap aplikasi pupuk
sangat berperan dalam pembentukan pelengkap untuk tanaman bawang
tubuh tumbuhan. merah, konsentrasi terbaik diperoleh
Aplikasi vermikompos 80 g per pada konsentrasi 0,5 g L-1 yang dapat
tanaman (4%) menghasilkan bobot umbi menghasilkan nilai tertinggi untuk
basah tanaman bawang merah yang semua variabel pengamatan. Pada
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengamatan terlihat hasil
perlakuan vermikompos 40 g per pengamatan tinggi tanaman, jumlah
tanaman (2%) dan tanpa vermikompos. daun, diameter umbi, bobot basah umbi,
Bobot umbi basah, perlakuan dosis dan bobot kering angin umbi yang
vermikompos 80 g per tanaman (4%) signifikan.
menghasilkan bobot umbi basah Hasil penelitian ini menunjukkan
tanaman bawang merah yang paling adanya ketergantungan antara
baik dibandingkan dengan perlakuan peningkatan konsentrasi aplikasi pupuk
yang lainnya. Bobot umbi kering angin pelengkap. Semakin tinggi dosis pupuk
tanaman bawang merah, pada pelengkap yang diberikan pada
perlakuan vermikompos 80 g per tanaman akan mempengaruhi
tanaman (4%) juga menghasilkan bobot pertumbuhan tanaman bawang merah
kering angin tertinggi dibandingkan yang menurun, bahkan tidak
dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar berproduksi serta menyebabkan
112,97 g per tanaman setara dengan 45 tanaman mati.
t ha-1, sedangkan pada perlakuan Penambahan pupuk pelengkap
vermikompos 40 g per tanaman (2%) yang mengandung unsur hara makro
menghasilkan bobot umbi kering angin dan mikro yang diberikan pada tanaman
sebesar 63,6 g per tanaman setara bawang merah berperan dalam
dengan 35 t ha-1. Peningkatan bobot mengefektifkan serta mengoptimalkan
kering tanaman bawang merah sesuai tanaman menyerap pupuk utama dari
dengan peningkatan bobot basah dalam tanah dan dari pupuk dasar (urea,
tanaman bawang merah, artinya SP-36, KCL, ZA, dan pupuk kandang).
pembentukan jaringan sel-sel tanaman Unsur hara yang terkandung dalam
terus meningkat. Hasil penelitian ini pupuk pelengkap melengkapi
sesuai dengan hasil penelitian Pant dkk. kebutuhan unsur hara yang tidak
[18] tentang aplikasi vermikompos dapat tersedia dari pupuk dasar, yaitu akan
memperbaiki sifat biologis tanah, membantu pertumbuhan tanaman
memperbaiki pertumbuhan tanaman, menjadi lebih sehat, tahan terhadap
hasil dan kualitas tanaman bawang serangan hama penyakit dan
merah. Aplikasi vermikompos meningkatkan produktivitas tanaman
mempengaruhi sifat kimia tanah, yaitu [9]. Hal ini sesuai dengan hasil
melalui proses dekomposisi bahan penelitian yang telah dilakukan, yaitu
organik oleh mikroba tanah. Proses terlihat pada pertumbuhan tanaman dan
dekomposisi bahan organik ini, produksi tanaman yang diberikan pupuk
melepaskan jumlah unsur hara kedalam pelengkap. Namun kelebihan
155
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
konsentrasi pada aplikasi pupuk bawang merah pada tanah Ultisol yang
pelengkap bagi tanaman bawang merah hanya diberi pupuk anorganik baik
menimbulkan efek meracuni. Pupuk pupuk dasar maupun pupuk pelengkap
pelengkap pada tanaman bawang tidak mengalami peningkatan.
merah memiliki batas konsentrasi yang Berdasarkan hasil analisis awal yang
ideal adalah 0,5 g L-1 sampai 1g L-1 per digunakan pada penelitian ini, tanah
tanaman. Penelitian ini sesuai dengan penelitian memiliki pH rendah (4,69), C-
literatur bahwa kegunaan unsur nitrogen organik (0,66 %), dan N-total (0,17) yang
(N) adalah untuk membantu juga rendah. pH yang rendah
pertumbuhan vegetatif (tinggi, anakan, menyebabkan ketersediaan unsur hara
hijau daun) dan sebagai bahan menjadi rendah, dengan demikian
penyususun klorofil dalam daun. Fosfor bahan organik (C-organik) yang rendah
(P) untuk merangsang pertumbuhan menyebabkan perkembangan tanaman
akar, pembungaan, dan pemasakan yang kurang baik. Hal ini sesuai dengan
buah, biji atau gabah. Menyusun inti sel literatur, bahwa nilai standar N-total
lemak dan protein. Kalium (K) berfungsi yang baik untuk tanaman yaitu 0,21 ̶
didalam fotosintesis pembentukan 0,5% [19]. Tanaman sangat
protein dan karbohidrat, daya tahan membutuhkan unsur hara nitrogen pada
terhadap hama penyakit tanaman dan masa pertumbuhan vegetatif, dimana
kekeringan, mempercepat pertumbuhan nisbah C/N yang tinggi pada produk
jaringan meristematik. Calsium (Ca) akhir menunjukkan mikroorganisme
sebagai aktivitas jaringan meristem akan aktif memanfaatkan nitrogen untuk
terutama dari bagian akar, mengatur membentuk protein yang baik untuk
pembelahan sel. Magnesium (Mg) pertumbuhan tanaman. Menurut
sebagai bahan penyusun molekul Sutanto [20], nisbah C/N yang baik
klorofil untuk fotosintesis, berada pada kisaran 15 ̶ 20, sehingga
penyusundinding sel, dan metabolisme diperlukan ketersediaan unsur hara
karbohidrat dan gula. Sulphur (S) nitrogen dalam jumlah cukup yang
sebagai penyusun utama ion sulfat diantaranya dapat diperoleh dari limbah
kandungan protein dan vitamin, agar yang digunakan sebagai media
membentuk bintil akar kacang- tanam. Hal ini sesuai dengan penelitian
kacangan dan bulir-bulir hijau daun. Iron Suwandi [21] nitrogen total dapat
(Fe) sebagai pembentukan klorofil. ditingkatkan dengan menambahkan
Chlor (Cl) membantu meningkatkan limbah-limbah pertanian. Kekurangan
kualitas dan kuantitas tanaman. Mangan nitrogen akan menyebabkan hambatan
(Mn) merupakan penyusun struktur dan pertumbuhan tanaman yang berakibat
reaksi fotosintesis, berperan dalam pada rendahnya hasil tanaman yaitu
perkecambahan biji dan pemasakan ditunjukkan dengan daun menguning
buah. Copper (Cu) sangat diperlukan serta mempengaruhi penyerapan P dan
pada tanah organik, tanah pasir dan K serta pembentukan protein. Bawang
tanah masam. Zinc (Zn) sebagai merah dapat tumbuh dengan optimal,
pengaturan sistem enzim, pembentukan maka harus ditanam di lahan yang
protein, reaksi glikolisis, dan respirasi. memiliki unsur hara makro dan mikro
Boron (B) meningkatkan kualitas dan yang sangat dibutuhkan oleh bawang
kuantitas hasil sayur dan buah-buahan merah adalah unsur nitrogen, karena
[9]. nitrogen merupakan unsur pokok
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat pembentukan protein, asam nukleat,
bahwa pertumbuhan dan produksi dan klorofil yang berguna dalam proses

156
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

fotosintesis. Tanaman sayuran dapat membantu pertumbuhan dan


membutuhkan pupuk dengan unsur produktivitas tanaman yaitu terbukti
nitrogen yang cukup tinggi agar sayuran pada penelitian yang telah dilakukan
dapat tumbuh dengan baik [22]. Hal ini pada tanah Ultisol yang ditanami
sesuai dengan hasil penelitian tanaman bawang merah. Hal ini sesuai
Mahanani [23], pada sayuran pakcoy dengan penelitian Putri [25], bahwa
bahwa penggunaan unsur hara N pada vermikompos dapat membantu
tanaman pakcoy dapat menambah zat pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah
hijau pada daun yang digunakan untuk anakan, jumlah daun, bobot basah umbi
pembentukan asam amino dan protein. per sampel, bobot basah umbi per
Sedangkan pada tanaman tomat yang petak, bobot kering umbi per sampel dan
tidak diberikan unsur hara N tanaman bobot kering umbi per petak. Serta
tetap kecil dan daun lebih cepat berubah dengan penambahan pupuk pelengkap
menjadi kuning karena N yang tersedia juga dapat meningkatkan produksi per
tidak cukup untuk membentuk protein satuan luas, dengan demikian
dan klorofil, sehingga menyebabkan meningkatkan produktifitas tanah,
kemampuan tanaman menjadi kurang membuat jumlah anakan (tunas) lebih
baik dan produksi karbohidratnya banyak, sehingga produksinya juga
berkurang. besar. Meningkatkan kualitas produksi
Tanah yang paling baik untuk lahan (buah lebih besar, biji lebih bernas,
bawang merah adalah tanah yang tahan terhadap hama dan penyakit),
mempunyai kemasaman sedikit agak ramah lingkungan dan tidak merusak
asam sampai normal, yaitu pH-nya struktur tanah [9].
antara 5,5 ̶ 7,0 [24]. Kemasaman (pH)
tanah memberikan pengaruh baik 4. Kesimpulan
terhadap semua variabel pengamatan
yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, Pemberian vermikompos 80 g per
diameter umbi, bobot umbi basah, dan media tanam (4%) lebih baik
bobot umbi kering. Semakin tinggi pH dibandingkan dengan 40 g per media
maka akan mempengaruhi tanam (2%) mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman menjadi lebih pertumbuhan dan produksi bawang
baik pada tanaman bawang merah. merah serta terjadi peningkatan pH
Demikian juga untuk C-organik tanah, C-organik dan N-total pada tanah
memberikan pengaruh yang positif Ultisol. Pemberian pupuk pelengkap
terhadap semua variabel pengamatan dengan konsentrasi 0,5 g L-1 mampu
yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun, meningkatkan pertumbuhan dan
diameter umbi, bobot umbi basah dan produksi bawang merah serta terjadi
bobot umbi kering. N-total memberikan peningkatan pH tanah dan N-total pada
pengaruh positif terhadap tinggi tanah Ultisol. Terdapat interaksi antara
tanaman, sedangkan pada jumlah daun, pemberian vermikompos dan pupuk
bobot umbi basah, dan bobot umbi pelengkap. Pada pemberian
kering tidak memberikan pengaruh vermikompos 80 g per media tanam dan
positif. pupuk pelengkap dengan konsentrasi
Unsur hara makro dan mikro yang 0,5 g L-1 menghasilkan produksi tertinggi
terkandung di dalam vermikompos dan sebesar 112,97 g setara dengan 45 t ha-
pupuk pelengkap yang dapat memenuhi 1. Jika konsentrasi pupuk pelengkap
kebutuhan hara tanaman sehingga ditingkatkan, maka produksi menurun.
157
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap
Pada pemberian vermikompos 40 g per Res., vol. 4, no. 8, pp. 849–864,
media tanam dengan konsentrasi pupuk 2017.
pelengkap semakin tinggi sampai [7] Mashur, Vermikompos (Kompos
dengan 1,5 g L-1 semua variabel Cacing Tanah). Mataram:
pengamatanakan meningkat. Instalasi Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian
5. Ucapan Terima Kasih (IPPTP) Mataram, 2001.
[8] M. F. Yuka, A. Niswati, and K.
Penulis mengucapkan terima kasih Hendarto, “Pengaruh Dosis
kepada PT Great Giant Pineapple yang Vermikompos terhadap
telah membantu dalam menyediakan Pertumbuhan Produksi dan
vermikompos, Balai Penelitian Tanah Serapan N & P Tanaman
Tamanbogo yang menyediakan Mentimun (Cucumis sativus L.)
tanahnya serta pengelola Laboratorium pada media asal Dua Kedalaman
Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Tanah Ultisol,” J. Penelit. Pertan.
Unila yang telah menyediakan lahannya Terap., vol. 17, no. 2, pp. 117–
untuk penelitian. 123, 2017.
[9] PT. Centranusa Insan Cemerlang,
6. Daftar Pustaka Pupuk Pelengkap Cair. Jakarta:
Plant Catalyst 2006, 2001.
[1] Badan Pusat Statistik, “Produksi [10] R. M. Atiyeh, S.Subler, C. A.
Cabai Besar, Cabai Rawit, Dan Edwards, G. Bachman, J. D.
Bawang Merah,” Ber. Resmi Stat., Metzger, and W. Shuster, “Effect
vol. 11, no. 18, pp. 1–7, 2015. of Vermicompost and Compost
[2] Direktorat Jendral Hortikultura, On Plant Grown In Horticultural
“Produksi Bawang Merah,” www. Container Media and Soil,”
Litbang.deptan.go.id, 2013. . Pedobiologia (Jena)., vol. 44, pp.
[3] L. T. West, F. H. Beinroth, M. E. 579–590, 2000.
Sumner, and B. T. Kang, “Ultisols: [11] Mamta, K. . Wani, and R. J. Rao,
Characteristics and Impacts on “Effect of Vermicomposton
Society,” Adv. Agron., vol. 63, pp. Growth of Brinjal Plant (Solanum
179–236, 1997. melongena) Under Field
[4] S. Hardjowigeno, Ilmu Tanah Conditions,” J. New Biol. Reports,
Ultisol. Jakarta: Akademika vol. 1, pp. 25–28, 2012.
Pressindo, 2003. [12] S. Manivannan, M. Balamurugan,
[5] D. Maji, P. Misra, S. Singh, and A. K. Parthasarathi, G.
Kalra, “Humic acid rich Gunasekaran, and L. S.
vermicompost promotes plant Ranganathan, “Effect of
growth by improving microbial Vermicompost on Soil Fertility and
community structure of soil as well Crop Productivity—Beans
as root nodulation and mycorrhizal (Phaseolus vulgaris),” J. Environ.
colonization in the roots of Pisum Biol., vol. 30, no. 2, pp. 275–281,
sativum,” Appl. Soil Ecol., vol. 2009.
110, pp. 97–108, 2017. [13] R. Romaniuk, L. Giuffre, and R.
[6] A. Chaulagain, P. Dhurva, Romero, “A Soil Quality Index to
Gauchan, and J. Lamichhane, Evaluate the Vermicompost
“Vermicompost and its Role in Amendments Effect on Soil
Plant Growth Promotion,” Int. J. Properites,” J. Agric. Scisences,

158
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 25 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 25 Juli 2019

vol. 2, pp. 502–510, 2011. Tanah,” www. Kendalkab.go.id,


[14] F. Fahrudin, Budidaya Caisim 2005. .
(Brassica juncea L.) [20] R. Sutanto, Penerapan Pertanian
Menggunakan Ekstrak Teh dan Organik. Permasyarakatan dan
Pupuk Kascing. Surakarta: Pengembangannya. Yogyakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2009. Kanisius Press, 2002.
[15] S. Nurmawati and A. Suhardianto, [21] Suwandi, “Menakar Kebutuhan
Studi Perbandingan Penggunaan Hara Tanaman dalam
Pupuk Kotoran Sapi dengan Pengembangan Inovasi Budidaya
Pupuk Kascing Terhadap Sayuran Berkelanjutan,”
Produksi Tanaman Selada. Pengemb. Inov. Pertan., vol. 2,
Universitas Terbuka, 2000. no. 2, pp. 131–147, 2009.
[16] R. K. Sinha, S. Agarwal, R. Asadi, [22] E. Haryanto, T. Suhartini, and
and E. Carretero, “Vermiculture Rahayu, Sawi dan Selada.
and Waste Management: Study of Jakarta: Penebar Swadaya, 2006.
Action of Earthworms Elsinia [23] C. R. L. Mahanani, “Pengaruh
foetida, Eudrilus eudinae and Media Tanam Dan Pupuk NPK
perionyx excavatus on Terhadap Produksi Tanaman
Biodegradation of some Pak-Choi (Brassica Chinensis)
Community Wastes in India and Varietas Green Pak-Choi,” Institut
Australia,” Environmentalist, vol. Pertanian Bogor, 2003.
22, no. 3, pp. 90–94, 2002. [24] S. Wibowo, Budidaya bawang:
[17] Khairuman and K. Amri, Bawang Putih, Bawang Merah,
Mengeruk Untung dari Beternak Bawang Bombay. Jakarta:
Cacing. Jakarta: Agromedia Penebar Swadaya, 2007.
Pustaka. [25] Putri, M. R. Sipayung, and
[18] A. Pant, T. J. K. Radovich, N. V. M.Sinuraya, “Pertumbuhan Dan
Hue, and N. Q. Arancon, “Effect of Produksi Bawang Merah (Allium
Vemicompost Tea (Aqueous ascalonicum L.) Dengan
Extract) on Pak Choi Yield, Pemberian Vermikompos Dan
Quality, and on Soil Biological Urine Domba,” Agroekoteknologi,
Properties,” Compost Sci. Util., vol. 1, no. 1, pp. 124–138, 2012.
vol. 19, no. 4, pp. 279–292, 2011.
[19] Balai Penelitian Tanah, “Kriteria
Pengukuran Harkat Sifat Kimia

159
Nisya Aryani dkk. : Peningkatan Produksi Bawang Merah Dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol
Akibat Aplikasi Vermikompos Dan Pupuk Pelengkap

160

You might also like