You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PENERAPAN PROGRAM STOP WORK AUTHORITY


(SWA) PADA PEKERJAAN ARSITEKTUR DAN MEP
(MECHANICAL, ELECTRICAL, DAN PLUMBING)
(STUDI PROYEK APARTEMEN X PT. Y KOTA DEPOK)

Rizal Bahtiar, Baju Widjasena, Ida Wahyuni


Bagian KeseIamatan dan Kesehatan Kerja, FakuItas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : rizalbachtiar05@gmail.com

Abstract: PT. Y is a construction service company that has a Stop Work


Authority (SWA) policy as a form of prevention against work accidents.
Based on preliminary survey findings data, there were four incidents of
unsafe actions and unsafe conditions that were not given stop work
intervention. This shows that there are problems in implementing the Stop
Work Authority (SWA) policy. Therefore it is necessary to find the root of
the problem so that further alternative solutions to problems can be found
related to the implementation of the Stop Work Authority (SWA) policy.
The purpose of this study is to describe and find in- depth information
about the application of the Stop Work Authority (SWA) program in
Architecture and MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing) work in the
X Apartment Project PT. Y Depok City with qualitative methods. In this
study the sample was selected using purposive sampling to obtain two
main informants and seven triangulation informants. The instruments
used in this study were in- depth interview guidelines and observation
sheets. From the interviews it was found that the project personnel did not
fully know the points of the Stop Work Authority (SWA) policy, there were
still project personnel who had low expertise in stopping work
interventions, project personnel had good motivation due to the
encouragement factor from PT. Y and the same background, supervision
is considered not optimal because it only focuses on violations of unsafe
actions and unsafe conditions, and the use of SWA forms is only done by
HSE staff. PT. Y still needs to optimize communication and oversight of
the Stop Work Authority (SWA) policy and ensure that all personnel have
the knowledge and expertise regarding the provision of stop work
interventions.

Keywords : the Stop Work Authority (SWA) policy, unsafe actions, unsafe
conditions

PENDAHULUAN merupakan sektor dengan


Latar Belakang penyumbang kasus kecelakaan
Dari keseluruhan jumlah kerja terbanyak. Lebih dari 50
kasus kecelakaan kerja di persen kasus kecelakaan kerja
tahun 2015, 2016, dan 2017 meninggal di tahun 2016 dan 2017
sektor konstruksi berasal dari sektor konstruksi.

658
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sektor konstruksi merupakan (Mechanical, Electrical, dan


sektor utama perekonomian Plumbing). Temuan tersebut
Indonesia yang menyerap diantaranya, pekerja pengecoran
jumlah tenaga kerja yang bekerja di lantai 7 tidak
cukup besar. Terjadi menggunakan body harness saat
peningkatan jumlah tenaga berada dipinggiran tanpa railing,
kerja di sektor konstruksi pekerja tidak mengaitkan hook
menurut Biso Pusat Statistik saat bekerja diketinggian, pekerja
(BPS) dari tahun 2010 tidak melapisi grinda dengan cover
sebanyak 4.844.689 orang grinda, dan tempat bekerja
menjadi 8.208.086 orang di terdapat kabel bertegangan tinggi
tahun 2015 dengan kenaikan yang tidak digantung dan tertimpa
sekitar 7 % dari 114 juta orang tumpukan kumkang. Saat
pekerja. menemukan kejadian tersebut,
PT. Y merupakan salah intervensi Stop Work Authority
satu perusahaan BUMN yang (SWA) tidak dilaksanakan dan
bergerak di bidang jasa tidak dilakukan perbaikan oeh
konstruksi. Seiring dengan pekerja lain dan mandor.
pembangunan infrastruktur Berdasarkan data temuan tersebut
yang pesat dan semakin menunjukan adanya permasalahan
meningkatnya angka pelaksanaan program Stop Work
kecelakaan kerja di sektor Authority (SWA) dan peneliti
konstruksi, PT. Y berkomitmen tertarik untuk melakukan penelitian
untuk menerapkan mengenai analisis penerapan
keselamatan kerja sesuai program Stop Work Authority
dengan peraturan pemerintah (SWA) dalam upaya pencegahan
Indonesia. Penerapan upaya terjadinya kecelakaan kerja di
keselamatan dan kesehatan Proyek Apartemen X PT. Y Kota
kerja dengan melakukan Depok.
beberapa program
pencegahan dan METODE PENELITIAN
pengendalian. Salah satu
program dari departemen Penelitian ini menggunakan
QSHE PT. Y adalah program penelitian kualitatif dengan metode
Stop Work Authority (SWA). purposive sampling. Informan
Peneliti telah melakukan utama berjumlah dua orang yaitu
survey pendahuluan di Proyek staf HSE.
Apartemen X PT. Y dan
ditemukan unsafe action dan
unsafe condition dengan nilai
risiko yang tinggi seperti pada
pekerjaan arsitektur dan MEP

659
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Informan triangulasi berjumlah HASIL DAN PEMBAHASAN


tujuh orang dengan rincian
satu site manager subkon, A. Menganalisis kebijakan Stop
satu HSE subkon, satu Work Authority (SWA)
supervisor subkon, satu di Proyek Apartemen X PT. Y
mandor, dan tiga pekerja. Kota Depok
Penelitian ini menganalisis Dari hasil wawancara
variabel – variabel yang mendalam dengan informan utama
menjadi faktor pendorong dan diketahui bahwa dua informan
penghambat pelaksanaan utama menyatakan telah ada
kebijakan Stop Work Authority kebijakan Stop Work Authority
(SWA) di proyek apartemen x (SWA). Dapat diketahui bahwa PT.
PT. Y yang meliputi kebijakan Y dalam mengeluarkan program
Stop Work Authority (SWA), K3 dalam hal hal ini adalah Stop
pengetahuan, keahlian, Work Authority (SWA) telah
motivasi, pengawasan, dan terlebih dahulu menetapkan
standar kerja / sarana. Data kebijakan Stop Work Authority
primer dikumpulkan melalui (SWA). Hal ini sesuai dengan
wawancara mendalam, Peraturan Pemerintah No.
observasi dan dokumentasi. 50 Tahun 20112 tentang Sistem
Sedangkan data sekunder Manajemen K3 yang menyatakan
diperoleh dari dokumen tahapan SMK3 terdiri dari
departemen QSHE PT. Y. penetapan kebijakan K3,
Data yang terkumpul perencanaan K3, pelaksanaan dan
dari hasil wawancara dan evaluasi kinerja K3, dan
observasi diolah dengan peninjauan dan peningkatan
tahapan penataan data, kinerja SMK3. Penetapan
koding dan kategorisasi, kebijakan Stop Work Authority
pencarin pola dan penafsiran (SWA) menjadi dasar penerapan
data. Data yang dihasilkan kebijakan oleh semua personil
akan dideskripsikan dalam proyek. Berdasarkan the
bentuk kata – kata dan bahasa construction industry’s Leadership
serta disajikan apa adanya. and Worker Engagement Forum
menyatakan bahwa perusahaan
harus memiliki kebijakan yang
jelas tentang keselamatan dan
kesehatan. Komitmen manajemen
puncak sangat penting demi
tercapainya pelaksanaan kebijakan
tersebut.

660
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Alur komunikasi dan Dari hasil wawancara terkait


informasi kebijakan Stop Work pengetahuan personil tentang Stop
Authority (SWA) berdasarkan
Work Authority (SWA)
hasil wawancara
diketahui
mendalam dengan info
dan HSE meeting sebagai
bahwa pengetahuan
forum komunikasinya.
personil Berdasarka
perusahaan, paling dekat jika proyek sudah memiliki
dikatakan bahwa komunikasi pengetahuan yang cukup baik
merupakan cara anggota – tentang kebijakan Stop Work
anggota dalam mnyampaikan Authority dan penerapannya.
dan/atau mendistribusikan Namun masih terdapat personil
informasi baik secara proyek yang masih belum
langsung maupuntidak mengetahui poin dari isi kebijakan.
langsung yang dilakukan pihak Didalam penelitian Seviana
manajemen kepada pekerja. Reniawati menyebutkan bahwa
pengetahuan tentang K3 dapat
B. Menganalisis disebabkan karena faktor – faktor
pengetahuan personil seperti kemampuan intelejensi
tentang program Stop seseorang yang akan
Work Authority (SWA) mempengaruhi dalam mengolah
di Proyek Apartemen X informasi, P2K3 belum berjalan
PT. Y Kota Depok maksimal, informasi yang didapat
informan berbeda – beda, dan
sosialisasi belum berjalan
maksimal
Pengetahuan merupakan
faktor yang sangat penting dalam
membentuk niat dan perilaku
seseorang. Ketika individu memiliki
pengetahuan yang cukup
mengenai kebijakan Stop Work
Authority (SWA) dan
penerapannya, maka individu
cenderung
akan melaksanakan
kebijakan tersebut dengan
memberikan intervensi stop work
secara langsung atau melaporkan
tindakan tidak aman

661
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

atau kondisi tidak aman condition. Namun disisi lain masih


kepada personil yang dinilai terdapat informan yang
berkompeten untuk menyatakan bahwa HSE
memberikan intervensi stop kontraktor hanya memberikan
work. Hal ini sejalan dengan himbauan untuk sesama pekerja
penelitian Nuralmasdini harus saling mengingatkan. Dapat
Winnaputri mengenai diketahui bahwa PT. Y belum
pengetahuan yang baik secara maksimal menerapkan
tentang tindakan tidak aman peraturan Undang – Undang No. 1
dan kondisi tidak aman Tahun 1970 yang menyatakan
sebagai suatu kondisi yang pengurus diwajibkan
dapat menyebabkan menyelenggarak
kecelakaan, maka individu an pembinaan bagi semua tenaga
akan cenderung melaporkan kerja yang berada dibawah
tindakan tidak aman dan pimpinannya dalam pencegahan
kondisi tidak aman yang kecelakaan. Pelatihan
mereka tahu . mempengaruhi terhadap
pengetahuan penerapan kebijakan
C. Menganalisis Stop Work Authority (SWA). Hal ini
keahlian personil sejalan dengan penelitian Putri
dalam Ayuni Alayyannur yang
melaksanakan program menyatakan bahwa terdapat
Stop Work Authority hubungan antara pelatihan K3 dan
(SWA) di Proyek pengetahuan. Sehingga
Apartemen X PT. Y mempengaruhi keahlian personil
Kota Depok dalam menerapkan kebijakan Stop
Hasil wawancara Work Authority (SWA).
mendalam dengan informan Hasil wawancara mendalam
utama diketahui bahwa PT. Y informan utama diketahui bahwa
sudah memberikan sosialisasi dua informan menyatakan teknis
ke semua pihak proyek melakukan intervensi stop work
tentang adanya kebijakan Stop sesuai prosedur yaitu dengan
Work Authority (SWA) dan menghentikan secara langsung
memberikan pelatihan cara ketika melihat suatu aktivitas tidak
melakukan intervensi stop aman atau kondisi tidak aman.
work. Hal ini didukung dengan
pernyataan dari informan
triangulasi yang menyatakan
PT. Y telah memberikan
sosialisasi terkait stop work
dan memberikan contoh kasus
cara menegur pekerja yang
melakukan unsafe action dan
unsafe

662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kemudian tidak melapor ke personil yang dianggap


melanjutkan pekerjaan berkompeten. Hal ini sejalan
tersebut sampai dilakukan dengan penelitian Nuralmasdini
perbaikan dan merecord Winnaputri yang menyatakan
dengan mengisi form stop bahwa adanya persepsi dari
work. Jika bermaksud ingin pekerja lapangan terkait pelaporan
melakukan intervensi stop tindakan tidak aman karena dapat
work akan tetapi merasa tidak membentuk budaya saling
berkompeten, maka wajib melaporkan dan mencari
menghubungi ke pelaksana kesalahan orang lain dapat
atau tim HSE yang selalu menyebabkan sikap yang kurang
berada di proyek dengan itu baik dalam melaporkan tindakan
tim HSE akan segera menuju tidak aman28. Hal ini tentunya
ke TKP. Namun dalam dapat berpengaruh terhadap
pelaksanaannya dilapangan, pelaksanaan kebijakan Stop Work
intervensi stop work pada Authority (SWA) sebagai upaya
pekerja yang melakukan pencegahan kecelakaan kerja
tindakan tidak aman dan yang akan terhambat.
dalam kondisi tidak aman
masih sering tidak D. Menganalisis motivasi
dilaksanakan. Terutama personil dalam
pemberian intervensi oleh
pekerja terhadap pekerja melaksanakan kebijakan
lainnya yang sering tidak Stop Work Authority (SWA)
dilakukan. Hal tersebut di Proyek Apartemen X PT.
berdasarkan penjelasan Y Kota Depok
informan terjadi karena faktor Hasil wawancara mendalam
beda tim, beda mandor, dan dengan informan utama terkait
beda perusahaan sub motivasi personil dalam melakukan
kontraktor. Selain itu intervensi stop work diketahui
pelaporan kejadian tindakan bahwa dua informan utama
tidak aman atau kondisi tidak menyatakan menyatakan tim HSE
aman dilaporkan oleh mandor, PT. Y telah memberikan motivasi
supervisor, HSE sub kepada semua personil agar dapat
kontraktor. Hal ini berbeda memberikan intervensi stop work
dengan pekerja/tukang yang jika melihat tindakan tidak aman
hanya membiarkan pelaku atau kondisi
tindakan tidak aman. Hal ini
terjadi karena pekerja merasa
tidak enak terhadap temannya
yang sama – sama pekerja
dan adanya persepsi lain yang
mendorong pekerja tidak

663
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tidak aman. Hal ini didukung E. Menganalisis pengawasan


dengan pernyataan dari pelaksanaan kebijakan
informan triangulasi yang Stop Work Authority (SWA)
menyatakan bahwa tim HSE di Proyek Apartemen X PT.
telah memberikan motivasi Y Kota Depok
berupa menumbuhkan rasa Hasil wawancara mendalam
kepedulian terhadap dengan informan utama diketahui
keselamatan semua personil bahwa pengawasan pelaksanaan
proyek, memberikan reward, program kebijakan Stop Work
dan memasang banner seruan Authority (SWA) adalah dengan
stop work. Sehingga hal melakukan HSE patrol oleh tim
tersebut mendorong personil HSE berssama dengan pelaksana
proyek untuk memberikan lapangan atau operasional.
teguran dan mengingatkan Kemudian forum SHE Talk menjadi
ketika melihat rekannya forum untuk meninjau pelaksanaan
melakukan tindakan tidak Stop Work Authority (SWA). Jika
aman atau dalam kondisi tidak sesama rekan kerja lupa
aman. Hal ini sejalan dengan memperingatkan pelaku unsafe
penelitian M Fleming dan R action dan tim HSE mengetahuinya
Lardner yang menyatakan maka tim HSE yang langsung akan
kesadaran dan kepemimpinan memberikan intervensi stop work.
yang mendukung memiliki Hal ini diperkuat dengan
dampak motivasi keselamatan, pernyataan informan triangulasi
yang pada gilirannya yang menyatakan bahwa HSE
meningkatkan kontraktor telah melakukan
kep pengawasan rutin yaitu inspeksi
atuhan keselamatan33 dan safety patrol. Selain itu jika
Faktor lain yang HSE kontraktor menemukan
mendorong personil proyek unsafe action atau unsafe condition
untuk memberikan intervensi maka HSE kontraktor secara tegas
stop work adalah adanya memberikan intervensi stop work.
komitmen tertulis yang ditanda Namun pengawasan dapat dinilai
tangani oleh mandor tentang belum optimal karena hanya
kewajiban menghentikan terfokus pada
pekerjaan yang dinilai terdapat
tindakan tidak aman atau
kondisi tidak aman dan
kepedulian terhadap sesama
pekerja karena mempumyai
latar belakang yang sama.

664
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pelanggaran tindakan tidak Kebijakan dan


aman dan kondisi tidak aman. mengkomunikasikan kebijakan
Pengawasan tidak terfokus tersebut dinilai sudah baik.
pada personil yang melihat Namun masih terdapat
tindakan tidak aman dan personil proyek yang belum
kondisi tidak yang tidak mengetahui poin dari
memberikan intervensi stop kebijakan Stop Work Authority
work Peran pengawasan (SWA) secara lengkap.
merupakan faktor yang paling 2. Seluruh personil proyek
dominan berhubungan dengan memiliki pengetahuan yang
perilaku pekerja34. Dalam cukup baik namun belum
penelitiannya, Lettyzia secara keseluruhan
Juliaudrey Tampubolon mengenai kebijakan Stop Work
mengungkapkan Authority (SWA). Masih
terdapat poin dari kebijakan
bahwa pengawasan menjadi Stop Work Authority (SWA)
salah satu bentuk fungsi yang yang personil proyek belum
dapat mewujukan budaya mengetahuinya.
keselamatan dan kesehatan 3. Seluruh personil proyek
kerja35. Sehingga pengawasan memiliki keahlian yang kurang
yang dilakukan secara rutin baik dalam melakukan
dan optimal akan mendorong intervensi stop work karena
penerapan kebijakan Stop PT. Y hanya memberikan
Work Authority (SWA) oleh sosialisasi berupa himbauan.
semua personil proyek. Sehingga dalam pelaksanaan
di lapangan kebijakan Stop
KESIMPULAN Work Authority (SWA) belum
Berdasarkan hasil dilaksanakan secara
penelitian analisis penerapan maksimal. Faktor lain yang
kebijakan Stop Work Authority mempengaruhi hal tersebut
(SWA) pada pekerjaan yaitu faktor beda tim, beda
arsitektur dan MEP mandor, beda sub kontraktor,
(Mechanical, Electrical, dan dan tidak melapor kepada
Plumbing) dapat ditarik personil yang dinilai
kesimpulan sebagai berikut : berkompeten ketika pekerja
1. PT. Y telah memiliki tetap melanjutkan
kebijakan Stop Work pekerjaannya
Authority (SWA) yang
dalam penetapan

665
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

setelah diberikan Ketenagakerjaan. Republik Indones.


intervensi stop work 2003;77.
4. Seluruh personil proyek 3. Kementerian PU RI.
memiliki motivasi yang Permenpu No 05/2014 Mengenai
baik dalam melaksanakan Pedoman Sistem Manajemen
kebijakan Stop Work Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Authority (SWA) karena (SMK3). 2014;
PT. Y telah memberikan 4. Http://www.hse.gov.uk.
motivasi kepada seluruh Managing occupational
personil proyek . Di sisi health. Available
lain adanya motivasi yang from:
tumbuh dalam diri personil http://www.hse.gov.uk/offshore/m
proyek karena komitmen an aginghealth.htm
sub kontraktor 5. PP RI No.50. Peraturan
/ mandor dan latar Pemerintah RI Nomor 50 Tahun
belakang yang sama. 2012 Tentang Penerapan SMK3.
5. Pengawasan 2012;21(3):1–27. Available from:
pelaksanaan kebijakan https://jdih.kemnaker.go.id/data_wi
Stop Work Authority ra ta/2012-3-1.PDF
(SWA) oleh PT. Y dinilai 6. Rachim MSA,
belum optimal karena Wahyuningsih AS, Wahyono B,
hanya terfokus pada Kerja K, Ilmu J, Masyarakat K.
pelanggaran tindakan PENERAPAN PERATURAN DAN
tidak aman dan kondisi PROSEDUR K3 PT DELTA DUNIA
tidak aman. Pengawasan SANDANG TEKSTIL.
tidak terfokus pada 2017;1(3):55–64.
personil yang melihat 7. Hse.gov.uk. A Guide To
tindakan tidak aman dan Measuring Health & Safety.
kondisi tidak yang tidak 2001;(December):1–30.
memberikan intervensi 8. Rinawati S, Widowati NN,
stop work. Rosanti E. Pelaksanaan
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Daftar Pustaka Sebagai Upaya Pencapaian Zero
1. Ketenagakerjaan B. Accident DI PT . X.
laporan tahunan BPJS tahun
2016. Lap Tah 2016. 2016;1–
357.
2. Kementerian
Sekretariat Negara RI.
Undang-Undang

666
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2016;1(1). 14. Lardner MF& R. Strategies


to promote safe behaviour as part
9. Winnaputri N, Denny of a health and safety management
HM, Ekawati. Studi Persepsi system. 2002;74.
Dan Niat Pekerja Lapangan 15. Halimah S. Faktor - Faktor
Dalam Melaporkan Kejadian yang Mempengaruhi Perilaku
Berbahaya Dan Kecelakan Di Aman Pekerja di PT SIM Plant
Terminal Petikemas Tambun II. 2010;
Semarang. 2017;5:281– 9 16. Tampubolon LJ. Efektivitas
10. Pengetahuan D, Pengawasan Keselamatan dan
Rumah DI, Alayyannur PA. Kesehatan Kerja Oleh Dinas Sosial
Korelasi Komitmen dan Tenaga Kerja Kabupaten
Manajemen Dan Pelatihan K3 Sidoarjo sebagai
Universitas Airlangga Upaya Mewujudkan
Correlation Of Management Budaya K3 Lettyzia Juliaudrey
Commitment And K3 Training Tampubolon. 2015;3:34– 43.
With Knowledge In Hospital "
X " RS , maupun masyarakat
di lingkungan RS berbagai
pekerja kebersihan sebuah RS
di Jakarta mengalami
dermatitis kontak iritan kronis
di tangan , prevalensi
gangguan mental. 2018;2(2).
11. Forum the construction
industry’s L and WE.
Leadership and worker
involvement toolkit The SLAM
technique. 2012;2.
12. Leadership T. the construction industry’s Leadership and Worker Engagem
13. Kasyfan M, Koesyanto
H. Higeia Journal Of Public
Health. 2018;2(2):181–93.

667

You might also like