You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10

Agustus 2016

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK


MELALUI BERMAIN RANCANG BANGUN BALOK
DI PAUD IT AL FATIH KOTA BANDA ACEH

Yuhasriati
Dewi Wahyuni

Prodi Pendidikan Guru PAUD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia
Email: dewi.cutwahyuni28@gmail.com

Abstract
3OD\LQJ FDQ KHOS GHYHORSLQJ FKLOGUHQ¶V VNLOO RI VROYLQJ VLPSOH SUREOHP
creatively. Therefore, this study rose D SUREOHP RI KRZ WKH GHYHORSPHQW RI FKLOGUHQ¶V
cognitive skill through block play in Al Fatih Integrated Islamic Preschool of Banda
$FHK &LW\ ZDV 7KLV VWXG\ DLPHG WR GHYHORS FKLOGUHQ¶V FRJQLWLYH VNLOO WKURXJK EORFN
play in Al Fatih Integrated Islamic Preschool of Banda Aceh City. This study used
qualitative method with classroom action research approach that was conducted for 2
cycles. Each cycle consisted of three activities of block play and it was conducted
through planning, implementation, observation, and reflection step. The subject of the
study was 12 children in Al Fatih Integrated Islamic Preschool of Banda Aceh City in
the age of 5-6 years old, consisted of 4 girls and 8 boys. The data were collected
through interview observation and performance that was then analyzed by using
qualitative descriptive analysis technique. The result of the study showed that the
children who developed well in cycle I, in the first activity were 2 children, second
activity 2 children, and third activity 3 children. Children who developed in cycle II,
in first activity were 7 children, second activity 8 children, and third activity 10
children. Based on the result of the study, it can be concluded that the development of
FKLOGUHQ¶V FRJQLWLYH VNLOO WKURXJK EORFN SOD\ LQ Al Fatih Integrated Islamic Preschool
of Banda Aceh City can be developed that the children are able to build the blocks
confidently and independently based on the building of the subtheme and able tell
his/her works. The researcher motivates and appreciates the children for block play.

Keywords: cognitive development, playing, block play

Abstrak
Bermain dapat membantu mengembangkan keterampilan anak cara
menyelesaikan masalah sederhana secara kreatif, maka penelitian ini mengangkat
masalah bagaimana perkembangan kemampuan kognitif anak melalui bermain
rancang bangun balok di PAUD IT Al-Fatih Kota Banda Aceh? Penelitian ini
bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui bermain rancang
bangun balok di PAUD IT Al-Fatih Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama

1
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

2 siklus.Pada setiap siklus terdiri tiga jenis kegiatan bermain balok dan dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek
penelitian adalah anak PAUD IT Al Fatih Kota Banda Aceh usia 5-6 tahun
berjumlah 12 orang anak terdiri atas 4 perempuan dan 8 laki-laki. Data dikumpulkan
melalui observasi wawancara dan unjuk kerja kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif,. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak yang berkembang sangat baik (BSB) pada siklus I kegiatan pertama
sebanyak 2 orang anak, kegiatan kedua sebanyak 2 orang anak, dan kegiatan ketiga
sebanyak 3 orang anak. Meningkat pada siklus II yaitu kegiatan pertama sebanyak 7
orang anak, kegiatan kedua sebanyak 8 orang anak, dan kegiatan ketiga sebanyak 10
orang anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kemampuan kognitif anak melalui bermain rancang bangun balok di PAUD IT Al
Fatih Kota Banda Aceh dapat berkembang yaitu anak sudah dapat merancang
bangunan dari balok dengan percaya diri dan mandiri sesuai bangunan yang ada pada
sub tema dan dapat menceritakan hasil karyanya.Peneliti memotivasi dan
mengapresiasi anak dalam bermain rancang bangun balok.

Kata kunci: pengembangan kognitif, bermain, rancang bangun balok

PENDAHULUAN pembangunan atau rancang bangun


Bermain memberikan kesempatan anak dapat membantu anak mengembangkan
untuk mengembangkan kreativitasnya. keterampilan yang mendukung tugas-
Anak bisa mengembangkan kreativitas WXJDV VHNRODK GLNHPXGLDQ KDUL´ 6DDW
dengan praktek langsung sehingga masa prasekolah telah selesai maka
mampu menemukan hal-hal yang baru. nantinya anak akan memasuki
Anak akan merasa sangat puas ketika pendidikan yanglebih yaitu sekolah
pada saat mereka bermain mereka dasar, dengan adanya simulasi saat
dapat mengembangkan kreativitasnya. diPAUDdengan bermain pembangunan
Dengan kegiatan rancang bangun balok dapat membantu kemandirian anak
dapat memicu munculnya kreativitas dalam mengahadapai tugas-tugas
anak karena dapat merangsang disekolahnya dikemudian hari.
bereksplorasi anak dan diharapkan Berdasarkan pengamatan yang
selanjutnya anak dapat dilakukan beberapa kali pada PAUD IT
mengembangkan aktivitasnya dan Al-Fatih Banda Aceh, kemampuan
menemukan gagasan-gagasan yang anak dalam merancang sebuah
baru.Anak belajar melalui bermain, bangunan dari balok tidak beraturan
dimana anak dapat mengeksplorasi sehingga tidak menyerupai rancang
setiap hal yang mereka sentuh, lihat bangun dari balok, masih dalam posisi
dan rasakan. ke atas dan ke samping saja serta masih
Piaget (Mutiah 2010:116) meniru punya teman dan kurangnya
PHQJDWDNDQ EDKZD ³PDLQ pengarahan, Piaget (Susanto 2011:49)

2
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

EDKZD ³XVLD -6 tahun ini merupakan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
tahap pra-RSHUDVLRQDO NRQJNUHW´ 3DGD sampai dengan usia enam tahun yang
tahap ini anak dapat memanipulasi dilakukan melalui pemberian
objek simbol, termasuk kata kata yang rangsangan pendidikan untuk
merupakan karakteristik penting dalam membantu pertumbuhan dan
tahapan ini. Seperti balok-balok perkembangan jasmani dan rohani agar
akandirancang oleh anak menjadi anak memiliki kesiapan dalam
sebuah bangunan yang bervariasi memasuki pendidikan lebih lanjut,
sesuai ide yang anak dapatkan saat yang diselenggarakan pada jalur
anak berkreasi dan bereksplorasi dalam formal, nonformal, dan informal.
permainan rancang bangun balok. Nuraini (2009:17) mengatakan bahwa
Hurlock (Susanto 2011:50 ) ³3$8' PHQJHPEDQJNDQ SRWHQVL DQDN
PHQ\DWDNDQ EDKZD ³DQDN XVLD -5 VHFDUD NRPSUHKHQVLI´ 3RVLVL DQDN XVLD
tahun adalah masa permainan´ dini disatu pihak berada pada masa
Bermain dengan benda atau alat yang sangat penting dan potensi untuk
permainan dimulai sejak usia satu mengembangkan masa depannya, akan
tahun pertama dan akan mencapai pada tetapi dipihak lain termasuk masa
puncaknya 5-6 tahun. Seperti yang rawan dan labil manakala anak kurang
telah kita ketahui dunia anak adalah mendapat rangsangan yang positif dan
bermain. menyeluruh. Pemberian rangsangan
Berdasarkan permasalahan di melalui PAUD perlu dilakukan secar
atas, maka penulis tertarik untuk komprehensif, dalam makna anak tidak
melakukan penelitian yang berjudul hanya dicerdaskan otaknya, akan tetapi
³Mengembangkan Kemampuan juga cerdas pada aspek-aspek lain
Kognitif Anak melalui Bermain seperti kehalusan budi dan berinteraksi
Rancang Bangun Balok di Kelompok dalam kehidupannya
TK B PAUD IT Al-Fatih Kota Bermain Bagi AUD
%DQGD $FHK´ yangdirumuskan sebagai Piaget dalam Mayesty (Nuraini
berikut: Bagaimana perkembangan PHQJDWDNDQ EDKZD ³EHUPDLQ
kemampuan kognitif anak melalui adalah suatu kegiatan yang dilakukan
bermain rancang bangun balok di berulang-ulang dan menimbulkan
PAUD IT Al-Fatih Kota Banda Aceh? kesenangan atau kepuasan bagi diri
VHVHRUDQJ´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 3DUWHQ
LANDASAN TEORITIS memandang kegiatan bermain sebagai
Konsep Pendidikan Anak Usia Dini sarana sosialisasi dimana diharapkan
Pendidikan anak usia dini melalui bermain dapat member
(PAUD) adalah jenjang pendidikan kesepakatan anak bereksplorasi,
sebelum jenjang pendidikan dasar yang menemukanmengekspresikan perasaan,
merupakan suatu upaya pembinaan berkreasi dan belajar secara

3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

menyenangkan. Selain itu kegiatan menghubungkan, menilai, dan


bermain juga dapat membantu anak mempertimbangkan suatu kejadian atau
mengenalkan tentang diri sendiri serta peristiwa. Proses kognitif terus
lingkungan dimana ia hidup. terstimulasi dengan pengalaman anak
Irawati (Nuraini 2010:35) yang terus bertambah yakni dengan
EHUSHQGDSDW EDKZD ³EHUPDLQ DGDODK bermain yang berhubungan dengan
kebutuhan semua anak, terlebih bagi tingkat kecerdasan (intelegensi) yang
anak-anak yang berada direntang usia menandai seseorang dengan berbagai
3-6 tahun, bermain adalah suatu minat terutama sekali ditujukan kepada
kegiatan yang dilakukan anak dengan ide-ide dan gagasan anak.
atau tanpa mempergunakan alat yang Menurut Plato (Tedjasaputra
menghasilkan pengertian dan ³DQDN-anak akan lebih mudah
memberikan informasi, memberikan mempelajari aritmatika dengan cara
kesenangan dan megembangkan membagikan apel kepada anak-anak,
imajinasi anak spontan dan tanpa juga melalui pemberian alat permainan
EHEDQ´ 3DGD VDDW NHJLDWDQ EHUPDLQ miniature balok balok kepada anak usia
berlangsung hampir semua aspek dini pada akhirnya akan mengantar
perkembangan anak dapat tertsimulasi anak anak tersebut menjadi seorang
dan berkembang dengan baik termasuk DKOL EDQJXQDQ´ $QDN EHUDNWLYLWDV
di dalamnya perkembangan kreativitas. melalui dari apa yang mereka lihat,
Implementasi Rancang Bangun para orang tua dan guru tidak
Balok dibenarkan membatasi anak anak untuk
Memberikan kesempatan bermain apa yang ingin mereka
kepada anak berarti mendorong mereka eksplorasi, karena salah satu
untuk berani mencoba. Apabila karakteristik anak usia dini adalah
kesempatan untuk berani mencoba peniru yang ulung dan memiliki rasa
terus-menerus diberikan pada anak, ingin tahu yang tinggi.
anak akan mampu mengembangkan Konsep Kemampuan Kognitif AUD
proses berpikirnya sehingga Gardner (Nuraini 2010:49)
meningkatkan perkembangan kognitif Kecerdasan merupakan kemampuan
anak. tertinggi yang dimiliki oleh
Cantron dan Allen (Nuraini manusia.Tingkat kecerdasan dapat
PHQMHODVNDQ EDKZD ³%HUPDLQ membantu seseorang dalam
adalah awalan dari semua fungsi menghadapi permasalahan yang
kognitif selanjutnya, oleh karenanya muncul dalam
bermain sangat diperlukan dalam kehidupannya.Kecerdasan jamak
kehidupan anak-DQDN´ .RJQLWLI DGDODK adalah sebuah penilaian yang melihat
suatu proses berpikir, yaitu secara deskriptif bagaimana individu
kemampuan individu untuk menggunakan kecerdasannya untuk

4
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

memecahkan masalah dan prasekolah yang merupakan masa


menghasilkan sesuatu. persiapan untuk memasuki pendidikan
Beberapa ahli pendidikan formal yang sebenarnya di sekolah
mendefinisikan intelektual atau dasar. Menurut Montesori (Susanto
kognitif dengan berbagai pendapat EDKZD ³PDVD LQL GLWDQGDL
seperti halnya definisi intelegensi dengan masa peka terhadap segala
menurut Gardner (Susanto 2011:47) stimulasi yang diterimanya melalui
PHQJHPXNDNDQ EDKZD ³LQWHOHJHQVL SDQFDLQGUD´ 0DVD SHND PHPLOLNL DUWL
sebagai kemempuan untuk penting bagi perkembangan setiap
memecahkan masalah atau untuk anak, itu artinya bahwa apabila orang
menciptakan karya yang dihargai tua mengetahui anaknya telah
GDODP VXDWX NHEXGD\DDQ DWDX OHELK´ memasuki masa peka dan mereka
Pada dasarnya pengembangan segera memberi stimulasi yang tepat,
kognitif dimaksudkan anak mampu maka mempercepat penguasaan tugas-
melakukan eksplorasi terhadap dunia tugas perkembangan pada usiannya
sekitar melalui panca inderanya, Piaget (Susanto 2011:49)
sehingga dengan pengetahuan yang EHUSHQGDSDW EDKZD ³DQDN SDGD UHQWDQJ
didapatkannya tersebut anak-anak usia 5-6 tahun, masuk dalam
dapat melangsungkan hidupnya dan perkembangan berpikir pra-operasional
menjadi manusia yang utuh sesuai NRQJNUHW´ 3DGD VDDW LQL VLIDW HJRVHQWULV
dengan kodratnya sebagai makluk pada anak semakin nyata, pikiran anak
tuhan. anak sudah dapat bekerja secara aktif
Kartadinata (Susanto 2011:48) semenjak anak dilahirkan.Hari demi
dalam jurnal ilmu pendidikan hari pemikirannya berkembang sejalan
pedagogia vol. 1 April 2003, dengan pertumbuhannya, misalnya
PHQ\HEXWNDQ EDKZD ³SHUNHPEDQJDQ dalam hal-hal berkaitan dengan belajar
otak, struktur otak anak tumbuh terus tentang orang lain, belajar tentang
setelah lahir.Sejumlah riset sesuatu, belajar keterampilan baru,
menunjukan bahwa, pengalaman usia mendapatkan kenangan yang indah,
dini, imajinasi yang terjadi, bahasa mendapatkan pengalaman baru.
yang didengar, buku yang ditunjukan, Jika anak berkembang pikirannya
akan turut membentuk jaringan dengan cepat dan baik, maka anak akan
RWDN´ 'HQJDQ GHPLNLDQ PHODOXL menjadi lebih kognitif. Anak akan
perkembangan kognitif, fungsi berpikir berkembang lebih optimal dalam
dapat digunakan dengan cepat dan kehidupan sejalan dengan tumbuh
tepat untuk mengatasi suatu situasi kembang anak yang bersangkutan.
untuk memecahkan suatu masalah. Dalam segala aktivitasnya, anak ini
Pada rentang usia 3 sampai 6 juga dapat beraktivitas dengan baik dan
tahun, anak mulai memasuki masa optimal.

5
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

METODE PENELITIAN (penglihatan, pendengaran,


Setting Penelitian penciuman, pembau, perasa) pada
Tempat penelitian ini kelompok TK B PAUD Al-Fatih.
Observasi dilakukan oleh tim
dilaksanakan di kelas TK B PAUD IT
kolaborasi dengan menggunakan
Al-Fatih, jalan Nuri No. 21 Kampung instrumen pengumpulan data yaitu
Keuramat Kota Banda Aceh. lembar pengamatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada b. Wawancara
semester II tahun pelajaran 2015/2016, Wawancara dilakukan terhadap
yaitu Bulan Februari 2016. Penentuan anak-anak kelas TK B sebagai
waktu penelitian mengacu pada tindak lanjut dari pada observasi
untuk mendapatkan data yang
kalender pendidikan karena pendekatan
valid.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) c. Unjuk Kerja
memerlukan beberapa siklus yang Unjuk kerja merupakan teknik
membutuhkan proses pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh
yang efektif dikelas. data tentang kemampuan anak
Subjek Penelitian secara perorangan. Teknik ini
Adapun subjek dalam penelitian digunakan juga untuk mengetahui
kinerja anak selama kegiatan
Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
pembelajaran Adapun kegiatan
seluruh anak kelas TK B usia 5-6 tahun yang diamati pada saat disentra
di PAUD IT Al-Fatih tahun pelajaran balok adalah sebagai berikut:
2015/2016 yang berjumlah 12 orang Siklus I terdiri atas tiga
yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 4 kegiatan yaitu:
anak perempuan. Karena jumlah subjek 1. Membangun jembatan dari
penelitian tidak terlalu banyak, maka potongan balok
peneliti mengambil seluruh anak untuk 2. Merancang bangunan bebas
dijadikan objek penelitian. dari balok
Teknik Pengumpulan Data 3. Menempatkan simbol-simbol
Pengumpulan data merupakan dari balok sesuai tempatnya dan
salah satu tahapan yang sangat penting merancang jembatang panjang.
dalam setiap penelitian.Fokus
pengumpulan data penelitian ini adalah Siklus II terdiri atas tiga
tingkat kemampuan anak dalam kegiatan yaitu:
merancang sebuah bangunan dari 1. Merancang balok menjadi
balok-balok berdasarkan RPPM dan bandara pesawat terbang
RPPH.beberapa teknik dan alat 2. Membuat api unggun dari balok
pengumpulan data sebagai berikut : 3. Menyusun balok menjadi kolam
a. Observasi renang.
Observasi yang peneliti lakukan
dengan melibatkan semua indera

6
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN


Teknik analisis data yang PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan tindakan pada
dengan menggunakan teknik analisis kegiatan inti terlebih dahulu yang
deskriptif kualitatif dengan tidak dilakukan oleh peneliti adalah
mengabaikan kuantitatif.Teknik ini memberikan penjelasan mengenai
menggunakan kata-kata untuk kegiatan-kegiatan main hari ini yaitu
menjelaskan, menggambarkan di sentra balok alam melalui tiga
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang kesempatan bermain. Pada sentra balok
terjadi didalam kelas saat kegiatan ini seperti yang telah dijelaskan
pembelajaran berlangsung. sebelunya guru akan membuka tiga
Indikator Kinerja kesempatan main yaitu; merancang
Di PAUD khususnya di Taman Kanak- balok menjadi bandara pesawat,
Kanak keberhasilan anak dalam membuat api unggun dari balok, dan
mencapai hasil belajarnya dapat menyusun balok menjadi kolam
dikembangkan dengan tanda bintang. renang. Peneliti terus memberi
Indikator kinerja yang menjadi ukuran motivasi dan mengapresiasi hasil karya
keberhasilan dalam penelitian ini rancang bangun balok anak
menggunakan kriteria penilaian dengan Guru menjelaskan teknik
acuan 80% anak mendapat bintang 3 bermain dengan cara menunjukkan
(BSH) dan bintang 4 (BSB) sebagai kepada anak kegiatan yang telah
berikut: disediakan di sentra balok. Guru
BSB (Berkembang Sangat Baik) Bila terlebih dahulu mendemonstrasikan
anak sudah dapat merancang bangunan dan memberi contoh bagaimana cara
dari balok dengan percaya diri dan menggunakan media balok dalam
mandiri sesuai bangunan yang ada pada merancang bangunan. Setelah
sub tema dan dapat menceritakan hasil mendemonstrasikan semua kegiatan,
karyanya. guru mengajak anak untuk
BSH (Anak Berkembang Sesuai menyepakati aturan bermain di sentra.
Harapan) Bila anak sudah mampu Guru melontarkan pertanyaan seputar
menyusun balok secara bervariasi bentuk-bentuk geometri kepada anak,
tanpa dibantu guru. Kemampuan kognitif anak
MB (mulai Berkembang) Bila anak melalui bermain rancang bangun balok
sudah mulai mengenal serta hanya telah berhasil diimplementasikan pada
dapat menyusun kekanan dan kekiri kelompok TK B PAUD IT Al-Fatih
saja. Kota Banda Aceh dengan indikator
BB (Belum Berkembang) Bila anak keberhasilan anak dengan jumlah
sudah mengenal bentuk-bentuk serta cenderung berkembang sangat baik
ukuran yaitu mendapat bintang 4. Peningkatan

7
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

kemampuan kognitif anak tidak akan kedua siklus dalam proses pelaksanaan
terjadi jika tidak diberi tindakan atau penelitian berlangsung bahwa
tsimulasi kepada anak pada siklus 1 penggunaan media di sentra balok yang
dan siklus II. Pada Prasiklus tidak ada mudah dipakai oleh anak dapat
anak katagori berkembang sangat baik membuat anak tertarik dalam
atau mendapat bintang 4 sehingga pada melakukan kegiatan bermain sambil
siklus I dan II sudah meningkat belajar, secara tidak langsung anak
perkegiatannya. juga diajarkan untuk belajar
Pada Siklus I Kegiatan pertama memecahkan masalah sederhana dan
membangun jembatan dari potongan kreatif. Guru juga sudah dapat
balok yaitu 2 dari 12 orang anak mendampingi anak secara bergiliran
berkembang sangat baik (BSB), sehingga anak yang mengalami
Kegiatan kedua merancang bangunan kendala dalam melakukan kegiatan
bebas dari balok yaitu 2 dari 12 orang dapat diberi solusi. Pelaksanaan
anak berkembang sangat baik (BSB), kegiatan dengan menggunakan media
kegiatan ketiga menempatkan simbol balok beserta simbol-simbolnya,
dari balok dan merancang jembatan sederhana, mudah didapatkan, dan
panjang yaitu 3 dari 12 orang anak tidak berbahaya karena dibuat dari
berkembang sangat baik (BSB) yang bahan yang ringan membuat anak
diberi bintang 4 merasa senang dan termotivasi dalam
Sedangkan pada Siklus II bermain sambil belajar sehingga
Kegiatan pertama merancang balok kemampuan kognitif anak melalui
menjadi bandara pesawat terbang yaitu bermain balok dapat berkembang.
7 dari 12 orang anak berkembang Berdasarkan hasil akhir di atas
sangat baik (BSB), Kegiatan kedua maka hasil pembahasan ini
membuat api unggun dari balok yaitu 8 menunjukan pengembangan kognitif
dari 12 orang anak berkembang sangat anak melalui bermain rancang bangun
baik (BSB), Kegiatan ketiga menyusun balok telah berhasil karena berdasarkan
balok menjadi kolam renang yaitu 10 indikator keberhasilan yang
dari 12 orang anak berkembang sangat menyatakan bahwa kriteria hasil akhir
baik (BSB). Dengan melakukan tahap dianggab berhasil karena anak telah
pelaksanaan tindakan kelas yaitu dari mencapai bintang 3 yaitu berkembang
perencanaan, tahap pelaksanaan, sesuai harapan dan bintang 4 yaitu
pengamatan hingga tahap refleksi berkembang sangat baik.
untuk membahas kekurangan serta
peningkatan selama pembelajaran di SIMPULAN DAN SARAN
kelas TK B. Simpulan
Hal ini menjadi kaca Berdasarkan hasil penelitian
perbandingan terhadap pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa:

8
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

1. Perkembangan kemampuan Saran


kognitif anak kelompok TK Berdasarkan hasil penelitian, maka
B PAUD IT Al-Fatih Banda peneliti memberikan saran-saran
Aceh dalam sentra balok sebagai berikut:
melalui kegiatan merancang 1. Agar mengembangkan
bangun balok dan kemampuan kognitif anak
menempatkan simbol- melalui sentra balok dilakukan
simbol umumnya anak dengan kegiatan yang
berkembang sangat baik menyenangkan dan pemilihan
yaitu Anak sudah dapat media dalam kegiatan belajar
merancang bangunan dari anak yang menarik di sentra
balok dengan percaya diri balok.
dan mandiri sesuai 2. Sebaiknya guru membuat
bangunan yang ada pada perencanaan pembelajaran yang
sub tema dan dapat lebih baik dengan dengan
menceritakan hasil mempersiapkan rencana
karyanya. kegiatan harian (RPPH) serta
2. Pengembangangkan menyediakan media/ alat dan
kemampuan kognitif anak bahan yang tepat dalam
yaitu Guru memberikan tiga pembelajaran.
jenis kegiatan bermain 3. Dunia anak adalah dunia
balok pada siklus I dan II bermain, oleh karena itu proses
dan menilai setiap bermain harus tetap
perkembangan anak dengan dilaksanakan untuk membuat
rubrik penilaian anak belajar dengan
kemampuan anak dalam menyenangkan bukan terpaksa,
menyelesaikan masalah yaitu belajar melalui permainan
sederhana yaitu mampu yang diberikan.
merancang potongan-
potongan balok menjadi DAFTAR PUSTAKA
sebuah bangunan, dalam Afriani, Shofa. 2014. Peningkatan
merancang bangunan dari kognitif mengenal warna
balok guru selalu memberi melalui permainan
motivasi serta apresiasi mencampur warna dengan
terhadap. media bahan alam pada
anak. Jurnal ilmiah, (online),
volume2, No.2 https :/ /
www.google.co.id/url/sa=t&
source =web&rct= j&ei= c1

9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1):1-10
Agustus 2016

MVcOa A SGkYDo Tedjasaputra, Mayke S, 2003.


Dg&url =http://ejournal.ikip- Bermain, Mainan, dan
veteran, diakses pada tanggal Permainan Untuk
31 januari 2016 jam Pendidikan Anak Usia Dini.
19.33 Jakarta: Gramedia.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Yamin, M.2010. Panduan Pendidikan
Penelitian Tindakan Kelas. Anak Usia Dini. Jakarta:
Jakarta. Bumiaksara. Gaung Persada (GP).
Koenig, J Larry.2003. Menanamkan
Disiplin dan Menumbuhkan
Rasa Percaya Diri Pada
Anak.Jakarta :Gramedia.
Mariyana, Rita, dkk.2009. Pengelolaan
Lingkungan Belajar.
Bandung:Kencana.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi
Bermain Anak Usia Dini.
Jakarta:Kencana.
Rachmawati, Kurniati.2011. Strategi
Pengembangan Kreativitas
Pada Anak. Jakarta:
Kencana.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Sujiono, Y. Nuraini, Sujiono Bambang.
2010. Bermain Kreatif
Berbasis Kecerdasan Jamak..
Jakarta:Indeks.
Sujiono, Y. Nuraini. 2009.Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta:Indeks.
Suratno. 2005. Pengembangan
Kreativitas Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan
Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana

10

You might also like