You are on page 1of 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE

Kartika Hendra Titisari


Almaidah Mahanani
Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta
kartikatitisari@yahoo.com

Abstract

Tax avoidance is an effort to minimize the tax burden by exploiting weaknesses (loophole) of
tax laws. This study aims to examine further the influence of the characteristics of the company,
sales growth and Corporate Social Responsibility (CSR) against tax avoidance. In this study the
characteristics of companies using the variable firm size, firm age, independent directors and
audit committee. In addition to these variables also mentioned other independent variables,
namely sales growth and CSR are expected to give effect to tax avoidance as dependent
variables proxied through Cash Effective Tax Rates (CETR). Sources of data in this research is
data of annual financial statements (annual report) manufacturing base and chemical industry
sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) as many as 67 company year period
2013-2015. Total population gained as much as 201 companies, the next sample is obtained
by purposive sampling technique that generates the sample of 99 companies to do further
research. The analysis technique used is multiple regression analysis. These results indicate
that the age of the firm and the audit committee influence on tax avoidance. While the size of the
company, the independent commissioner, sales growth and CSR has no effect on tax avoidance.

Keywords: characteristics of the company, sales growth, CSR, tax avoidance

I. PENDAHULUAN sekarangakansenantiasaberusahamenghindari
Sumber pendapatan negara terbesar beban pajak dalam berbagai bentuk dan
diperoleh dari pembayaran pajak oleh para manifestasinya, karena pajak adalah pungutan
Wajib Pajak orang pribadi maupun badan. Pajak yang diwajibkan oleh undang- undang, bukan
digunakanuntukmembiayaisegalapengeluaran kontribusi yang sifatnya sukarela (taxes are
negara, baik pengeluaran rutin maupun enforced extractions, not voluntary contributions)
pembangunan. Pembayaran pajak merupakan dantanpaadaimbalanlangsungdaripemerintah.
perwujudan dari kewajiban warga negara dan Persoalan penghindaran atas beban pajak
peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung merupakan persoalan yang rumit dan unik. Di
dan bersama- sama melaksanakan kewajiban satu sisi tax avoidance (penghindaran pajak)
perpajakan untuk pembiayaan negara dan diperbolehkan, tapi di sisi yang lain hal ini tidak
pembangunan nasional seperti yang tercantum diinginkan. Tax avoidance (penghindaran pajak)
pada pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. adalah upaya meminimalkan beban pajak yang
Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional dilakukan secara legal dan aman bagi wajib
itu, bangsa Indonesia giat melaksanakan pajak karena dilakukan dengan cara- cara yang
pembangunan di segala bidang. Pembangunan tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan
dilaksanakan melalui rangkaian investasi yang ketentuan perpajakan, di mana metode dan
hanya dilaksanakan dengan dukungan dana teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan
yang besar. Dana pembangunan itu dapat celah- celah atau kelemahan- kelemahan yang
diperoleh dari berbagai sumber, pemerintah terdapat dalam ketentuan perpajakan Pohan C.
dan swasta, baik dari dalam negeri maupun A. (2016). Sedangkan tax evasion merupakan
dari manca negara. Salah satu sumber dana kebalikan dari tax avoidance yaitu merupakan
tersebut berasal dari pajak (Pohan C. A., 2016). perilaku ilegal karena melanggar undang- undang
Tanggung jawab atas kewajiban atau peraturan yang berlaku. Namun dalam
pembayaran pajak, sebagai pencerminan penerapannya perilaku tersebut dianggap etis
kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan atau wajar untuk dilakukan pemimpin yaitu
berada pada warga masyarakat sendiri untuk seperti penyalahgunaan dana pajak untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut kepentingan pribadi ataupun kelompok, tidak
sesuai dengan sistem self assessment yang tersistematisnya sistem perpajakan dan adanya
dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. peraturan perpajakan yang dianggap hanya
Namun naluri alamiah manusia dari dulu hingga menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak

Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 111


lainnya (Indriyani, Nurlaela, & Wahyuningsih, Penelitian Darmawan & Sukartha (2014)
2016). Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah membuktikanbahwavariabelindependenukuran
dalam hal ini fiskus (aparat pajak) telah berupaya perusahaanberpengaruhterhadappenghindaran
maksimal untuk menegakkan batasan yang pajak yaitu sejalan dengan penelitian yang telah
pasti antara tax avoidance dan tax evasion. dilakukan oleh Kurniasih & Ratnasari (2013)
Penelitian mengenai tax avoidance di dan Utami (2013) yang menghasilkan sebuah
Indonesia masih belum banyak dijumpai karena
penelitian yang sama bahwa ukuran perusahaan
keterbatasan data mengenai pajak badan usaha.
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Pengukuran tax avoidance seringkali masih
menggunakan beberapa pendekatan tidak Dalam Swingly & Sukartha (2015) membuktikan
langsung. Sehingga untuk mengetahui keakuratan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
atau adanya indikasi mengenai aktivitas dari tax terhadap tax avoidance. Hal ini sejalan dengan
avoidance belum maksimal. Tujuan dari penelitian penelitian Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun (2016)
ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhipenerapantaxavoidance.Penelitian berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
ini menguji pengaruh karakteristik perusahaan Hipotesis penelitian ini dirumuskan:
(ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris Hipotesis 1 : Ukuran perusahaan berpengaruh
independen, dan komite audit), sales growth dan terhadap tax avoidance.
CSR terhadap tax avoidance.
2.2. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap
II. KAJIAN PUSTAKA DAN
Tax Avoidance
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Umur perusahaan merupakan suatu
Tax Avoidance indikatoryangmenunjukkanbahwaseiringdengan
Tax avoidance (penghindaran pajak) adalah berjalannyawaktu,perusahaanakanmenjaditidak
strategi dan teknik meminimalisasi beban pajak efisien kemudian perusahaan yang mengalami
yang dilakukan secara legal dan aman bagi penuaan harus mengurangi biaya operasional
wajib pajak karena tidak bertentangan dengan perusahaandanbiayapajaknyaakibatpengalaman
ketentuanperpajakan(PohanC.A.,2016).Adapun dan pembelajaran yang telah dimiliki oleh
metode dan teknik yang digunakan adalah dengan perusahaan serta pengaruh yang lainnya Loderer
memanfaatkan kelemahan- kelemahan yang & Urs Waelchli, 2010). Perusahaan dengan jangka
terdapat dalam undang- undang dan ketentuan operasional yang lebih lama juga akan lebih ahli
perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah dalam memanajemen pengelolaan pajaknya atas
beban pajak terutang. Dalam hal ini perusahaan pengalaman sebelumnya. Sumber daya manusia
merupakan wajib pajak, sehingga ukuran
yang semakin ahli dalam perpajakan diharapkan
perusahaan dianggap mampu memberikan
mampu memberikan kontribusi untuk menekan
pengaruh terhadap manajemen perusahaan
biaya pajak perusahaan sehingga pengelolaan
dalam mengatur dan memenuhi kewajiban
pajaknya dan merupakan salah satu faktor yang pajak dalam perusahaan menjadi baik seperti
dapat menyebabkan terjadinya tax avoidance. yang telah dikutip oleh Dewinta & Setiawan,
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini (2016). Kesimpulannya bahwa sesuai logika
ditentukan dari besaran total aktiva perusahaan. perusahaan dengan jangka waktu operasional
Semakin besar total aktiva maka akan semakin yang lebih lama maka perusahaan tersebut lebih
meningkat pula produktifitas perusahaan berpengalaman dalam mengatur pengelolaan
tersebut. Pada penelitian Dewinta & Setiawan pajaknya sehingga kecenderungan perusahaan
(2016) perusahaan dengan ukuran perusahaan untuk melakukan aktivitas tax avoidance semakin
yang besar cenderung lebih mampu dan tinggi. Hipotesis penelitian ini dirumuskan:
stabil untuk menghasilkan laba dibandingkan Hipotesis 2 : Umur perusahaan berpengaruh
perusahaan dengan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.
kecil. Besar kecilnya laba dan kestabilan laba
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan 2.3. Pengaruh Komisaris Independen
mempengaruhi perusahaan dalam memenuhi terhadap Tax Avoidance
dan membayar kewajiban pajaknya dibanding Keberadaan komisaris independen
perusahaan yang berukuran kecil. Hal ini dalam suatu perusahan diharapkan dapat
cenderung akan mendorong perusahaan meningkatkan kinerja manajemen dimana
untuk melakukan praktik tax avoidance. semakin besar proporsi komisaris independen

112 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE


maka pengawasan manajemen pada suatu (pertumbuhan penjualan). Sales growth
perusahaan akan semakin ketat. Ketatnya menunjukkan besaran volume peningkatan laba
pengawasan akan membuat manajemen bertindak dari penjualan yang dihasilkan. Sales growth
lebih waspada dalam mengambil keputusan
yang meningkat sangat besar kemungkinan akan
dan akan lebih transparan dalam menjalankan
operasional perusahaan sehingga penghindaran lebih dapat meningkatkan pula kapasitas operasi
pajak dapat diminimalkan (Ardyansah, 2014). perusahaan karena dengan peningkatan sales
Penelitian tersebut tidak didukung oleh penelitian growth maka perusahaan akan memperoleh profit
Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun, (2016) dengan yang semakin meningkat pula. Kesimpulannya,
menggunakan variabel independen komisaris
secara logika apabila sales growth meningkat,
independen membuktikan bahwa tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. maka perusahaan cenderung mendapatkan
Hasil penelitian yang sama telah dilakukan oleh profit yang semakin besar pula sehingga
(Cahyono,Andini,&Raharjo,2016)danPutri,(2015) perusahaan cenderung untuk melakukan
yang menyebutkan bahwa komisaris independen praktik tax avoidance karena profit yang besar
tidak berpengaruh terhadap penghindaran akan menimbulkan beban pajak yang besar
pajak. Hipotesis penelitian ini dirumuskan:
Hipotesis 3 : Komisaris independen berpengaruh pula (Dewinta & Setiawan, 2016). Penelitian ini
terhadap tax avoidance. didukung oleh penelitian (Budiman J. & Setiyono,
2012) yang membuktikan bahwa sales growth
2.4. Pengaruh Komite Audit terhadap (pertumbuhan penjualan) mempunyai pengaruh
Tax Avoidance terhadap tax avoidance. Hipotesis penelitian ini
Informasi yang berkualitas dan kinerja
dirumuskan:
yang efektif dari pihak manajemen akan terjadi
pengawasan yang semakin ketat dilakukan pada Hipotesis 5 : Sales growth berpengaruh
manjemen perusahaan Hanum & Zulaikha, terhadap tax avoidance.
(2013). Komite audit tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance Swingly & Sukartha, 2.6. Pengaruh Corporate Social Responsibility
(2015). Peran komite audit dalam perusahaan
(CSR) terhadap Tax Avoidance
untuk mendukung dewan komisaris dalam
memonitor manajemen menyusun laporan Keberadaan CSR (Corporate Social
keuangan perusahaan serta pertimbangan Responsibility) pada perusahaan merupakan
kepada manajemen pada pengendalian intern sesuatu alat yang strategis untuk mencapai
yang sedang berlangsung di dalam perusahaan sasaran hasil akhir, dan menciptakan
yang nantinya cenderung menekan biaya kekayaan dalam jangka panjang, perusahaan
pajaknya dan akan mendorong manajemen
melakukan praktik tax avoidance. Akan tetapi bertanggungjawab ke pemegang saham
dalam hasil penelitian Wijayanti, & Samrotun, dan stakeholder lainnya. Perusahaan akan
(2016) membuktikan bahwa komite audit tidak menerapkan CSR sepanjang mereka dapat
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. bermanfaat secara ekonomis dari pelaksanaan
Peningkatan kualitas good corporate governance perilaku yang bertanggungjawab tersebut,
dalam perusahaan akan meminimalkan praktik
seperti menciptakan suatu merek yang akan
tax avoidance karena semakin banyaknya
keberadaan komite audit dalam perusahaan. meningkatkan pemasaran, dan bagaimana
Hasil penelitian yang sama telah dilakukan dapat meningkatkan laba dalam jangka
oleh (Cahyono, Andini, & Raharjo, 2016) dan panjang (Mardikanto, 2014). Pada penelitian
(Putri, 2015) yang menyebutkan bahwa komite yang didukung oleh (Wijayanti, Wijayanti, &
audittidakberpengaruhterhadappenghindaran
Samrotun, 2016) menyebutkan bahwa CSR
pajak. Hipotesis penelitian ini dirumuskan:
Hipotesis 4 : Komite audit berpengaruh merupakan salah satu bentuk komitmen
terhadap tax avoidance. terhadap aktivitas bisnis untuk bertindak etis,
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
2.5. Pengaruh Sales Growth terhadap dan meningkatkan kualitas hidup karyawan
Tax Avoidance dan masyarakat. Hipotesis penelitian ini
Perusahaan dapat memprediksi dirumuskan:
seberapa besar profit yang diinginkan
Hipotesis 6 : Corporate Social Responsibility
dengan mengalisa besarnya sales growth
(CSR) berpengaruh terhadap tax avoidance.
Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 113
III. Metode Penelitian penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
3.1. Populasi dan Sampel yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
Populasi yang digunakan dalam penelitian (BEI) dihitung berdasarkan ketentuan kriteria
ini adalah seluruh perusahaan manufaktur pada pengambilan sampel sebanyak 99 perusahaan.
sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar Sehubungan dengan karakter populasi yang
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia telah dikenal oleh peneliti dan besaran sampel
Stocks Exchange, selama periode 2013 – 2015 maka penelitian ini menggunakan teknik
sebanyak 201 perusahaan. Sampel dalam sampel purposive sampling (Bungin, 2011).

Sumber: www.idx.co.id

Sumber: www.idx.co.id

114 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE


3.2. Definisi Operasional Variabel 3.2.4. Komisaris Independen
3.2.1. Perhitungan rasio Cash Effective Adapun teknik pengukuran variabel
Tax Rates (CETR) komisaris independen dalam penelitian ini yaitu
Tax avoidance dalam penelitian ini diukur dengan membagi jumlah komisaris independen
menggunakan rasio Cash Effective Tax Rates dengan total anggota dewan komisaris pada
(CETR). Dalam penelitian ini (Wijayanti, 2016) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
CETR menjelaskan persentase atau rasio antara Indonesia (BEI) sesuai dengan penelitian
bebanpajakpenghasilanperusahaanyangharus
(Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun, 2016) dan
dibayarkan dari total pendapatan perusahaan
(Handayani, Aris, & Mujiyanti, 2015) yang
sebelum pajak. CETR dalam penelitian ini hanya
menggunakan model utama yaitu beban pajak kemudian dikombinasikan dengan penelitian
penghasilan dibagi dengan pendapatan sebelum Asri & Suardana, (2016).
pajak penghasilan dalam (Lanis & Richardson,
2011).AdapunrumusmenghitungCETRsebagai 3.2.5. Komite Audit
berikut: Komite Audit dalam penelitian ini dapat
diukur dengan menghitung jumlah komite audit
Cash tax paid i,t
CETR= yangterdapatdisebuahperusahaanyangterdaftar
Pretax income i,t
diBEI.Halinisesuaidenganpenelitian(Maharani&
Keterangan: Suardana,2014)dan(Asri&Suardana,2016)yang
CETR adalah Cash Effective Tax Rates kemudian dikombinasikan dengan penelitian
berdasarkan jumlah pajak penghasilan Swingly & Sukartha, (2015).
badan yang dibayarkan perusahaan
yang dibayarkan perusahaan secara
3.2.6. Sales Growth
kas pada tahun berjalan.
Cashtaxpaidi-tadalah jumlah pajak penghasilan Sales growth dalam penelitian ini dapat
badan yang dibayarkan perusahaan i pada diukur melalui perhitungan dari penjualan
tahun t berdasarkan laporan keuangan akhir periode pada tahun i dikurangi dengan
perusahaan. penjualanakhirperiodepadatahunsebelumnya,
Pretax income i-t adalah pendapatan sebelum dibagi dengan penjualan akhir periode tahun
pajak untuk perusahaan i pada tahun sebelumnya. Adapun rumus perhitungan sales
t berdasarkan laporan keuangan growth adalah sebagai berikut:
perusahaan
(Sales i-Sales 0)
Sales Growth=
3.2.2. Ukuran Perusahaan (Sales 0)
Ukuran perusahaan dalam penelitian Hal ini sesuai dengan penelitian (Dewinta &
ini dapat diukur dengan menggunakan total Setiawan, 2016) dan (Swingly & Sukartha, 2015).
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan
3.2.7. Corporate Social Responsibility (CSR)
untuk tahun 2013 – 2015. Total aktiva dipilih
sebagai proksi ukuran perusahaan dengan Adapun variabel independen yang
mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif terakhir adalah CSR. Salah satu metode yang
lebih stabil dibandingkan dengan nilai market digunakan sebagai indikator pengukuran CSR
capitalized dan penjualan. Metode pengukuran adalah metode yang digunakan oleh Global
iniberdasarkanpengukuranyangtelahdilakukan Reporting Initiative (GRI) versi 4.0. Pengukuran
oleh Surbakti (2010).Ukuran Perusahaan= Log pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan
(total aktiva). Lingkungan perusahaan dapat diperoleh
melalui pengungkapan CSR dalam annual
3.2.3. Umur Perusahaan report maupun substainability report. Dalam
Umur perusahaan menunjukkan metodologi penelitian ini menggunakan dummy
seberapa lama perusahaan untuk tetap eksis dan variabel yaitu sebuah variabel nominal yang
mampu bersaing di dalam dunia usaha. Umur
digunakan di dalam regresi berganda dan diberi
perusahaan dalam penelitian ini menggunakan
kode 0 dan 1. Apabila item x diungkapkan maka
umur perusahaan dari tanggal perusahaan
diberikan nilai 1, jika item x tidak diungkapkan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti
yang telah dikutip oleh Dewinta & Setiawan maka diberikan nilai 0 pada check list (Basuki
(2016). & Prawoto, 2016).

Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 115


IV. HASILPENELITIAN seperti jumlah pengamatan (sum), rata-
4.1. Statistik Deskriptif rata (mean), simpangan baku (standard
Uji statistik deskriptif ini menunjukkan deviation), varians (variance), rentang
tentang penjabaran dan penggambaran dan (range), nilai minimum dan maksimum dan
menjelaskan berbagai karakteristik data sebagainya.

Tax avoidance yang diproksikan melalui (Siwani Makmur Tbk) yaitu sebesar 1,000 pada
CETR pada perusahaan manufaktur sektor tahun observasi 2013 sampai dengan tahun
industri dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2015.Perusahaankomiteauditterbesardimiliki
2013- 2015 rata- rata sebesar 0,224 dengan oleh AMFG (Asahimas Flat Glass Tbk) dan MAIN
standardeviasisebesar0,066.Perusahaanyang (Malindo Feedmill Tbk) yaitu sebesar 4,000 pada
memiliki CETR terkecil adalah SIMA (Siwani tahun observasi 2013 sampai dengan tahun
Makmur Tbk) yaitu sebesar -0,031 pada tahun 2015.
observasi 2013. Perusahaan dengan CETR Nilairata-rata salesgrowth(pertumbuhan
terbesar dimiliki oleh BUDI (Budi Acid Jaya Tbk) penjualan) yaitu sebesar 0,076 dengan standar
yaitu sebesar 0,345 pada tahun observasi 2014. deviasisebesar0,293.Perusahaanyangmemiliki
Nilai rata- rata ukuran perusahaan sales growth (pertumbuhan penjualan) terkecil
12,201 dengan standar deviasi yaitu sebesar adalah JPRS (Jaya Pari Steel Tbk) yaitu sebesar
0,634. Perusahaan yang memiliki ukuran -0,543 pada tahun observasi 2015. Perusahaan
perusahaan terkecil adalah SIMA (Siwani dengan sales growth (pertumbuhan penjualan)
Makmur Tbk) yaitu sebesar 10,815 pada tahun terbesar dimiliki oleh JPRS (Jaya Pari Steel Tbk)
observasi 2013. Perusahaan ukuran terbesar yaitu sebesar 2,194 pada tahun observasi 2013.
dimiliki oleh SMGR (Semen Gresik Tbk) yaitu Nilai rata- rata Social Corporate Responsibility
sebesar 13,582 pada tahun observasi 2015.
(CSR) 0,889 dengan standar deviasi yaitu
Nilai rata- rata umur perusahaan memiliki
sebesar 0,047. Perusahaan yang memiliki
rata- rata sebesar 16,018 dengan standar
CSR terkecil adalah INTP (Indocement Tunggal
deviasi 8,527. Perusahaan yang memiliki umur
Prakasa Tbk) yaitu sebesar 0,793 pada tahun
perusahaan terkecil adalah SMBR (Semen
observasi 2013 dan 2015. Perusahaan dengan
Baturaja Persero Tbk) yaitu sebesar 0,500 pada
CSR terbesar dimiliki oleh DAJK (Dwi Aneka
tahun observasi 2013. Perusahaan dengan
Jaya Kemasindo Tbk), DPNS (Duta Pertiwi
umur perusahaan terbesar yaitu 37,500
dimiliki oleh SMCB (Holcim Indonesia Tbk) Nusantara), ETWA (Eterindo Wahanatama
pada tahun observasi 2015. Tbk), IMPC (Impack Pratama Industri Tbk) dan
Nilai rata- rata komisaris independen WTON (Wijaya Karya Beton Tbk) baru IPO 2014
0,425 dengan standar deviasi yaitu sebesar yaitu sebesar 1,000 pada tahun observasi 2014
0,172. Perusahaan yang memiliki komisaris dan 2015.
independen terkecil adalah TOTO (Surya Toto
Indonesia Tbk) yaitu sebesar 0,250 pada 4.2. Uji Asumsi Klasik
tahun observasi 2013. Perusahaan dengan 4.2.1. Uji Normalitas
komisaris independen terbesar dimiliki oleh Apabila nilai signifikansi dari setiap
ARNA (Arwana Citra Mulia Tbk) yaitu sebesar variabel memiliki nilai > 0,05, maka dapat
1,000 pada tahun observasi 2013-2015. Nilai disimpulkan bahwa seluruh data variabel
rata- rata komite audit 2,960 dengan standar data yang diteliti terdistribusi secara normal
deviasi yaitu sebesar 0,450. Perusahaan yang dan apabila signifikansi < 0,05 maka dapat
memiliki komite audit terkecil adalah IKAI (Inti disimpulkan bahwa seluruh data variabel
Keramik Alam Asri Industri Tbk) dan SIMA data yang diteliti terdistribusi secara normal.
116 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE
Berdasarkanhasilujinormalitaspadatabel mengikuti garis lurus, maka dapat dikatakan
3 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi residual telah mengikuti distribusi normal.
dengan variabel uji ukuran perusahaan, umur Dari grafik Normal P-P plot diketahui titik- titik
perusahaan, komisaris independen, komite nya hampir mengikuti garis lurus. Dari sini
audit, sales growth dan CSR > 0,05, maka dapat bisa diambil kesimpulan sementara bahwa
disimpulkan bahwa data terdistribusi secara residual telah mengikuti distribusi normal.
normal. Adapun pengujian normalitas juga bisa
dilihat dari grafik p-plot di bawah ini: 4.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikoliearitas bertujuan untuk
menguji apakah terdapat model regresi yang
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Apabila nilai VIF < 10 maka tidak
terdapat multikoliearitas di antara variabel
independen, dan sebaliknya apabila nilai VIF
seluruhnya>10,sehinggaasumsimodeltersebut
mengandung multikolinearitas antar variabel
independen. Apabila nilai Tollerance < 0,10,
maka dikatakan terjadi multikolinearitas dan
apabila nilai Tollerance > 0,10 maka dikatakan
Dalam penelitian merupakan keputusan tidak ada multikolinearitas antar variabel
untuk menerima dan menolak hipotesis yaitu independen. Adapun pengujian multikoliearitas
dengan melihat grafik. Apabila titik- titik telah juga bisa dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas ketidaksamaan variance dari residual satu


pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa pengamatan ke pengamatan lain. Jika nilai
nilai ukuran perusahaan, umur perusahaan, signifikansi residual variabel independen
komisarisindependen,komiteaudit,salesgrowth (unstandardized residual) > 0,05, maka
dan CSR memiliki nilai Tollerance > 0,10 dan dapat disimpulkan tidak terjadi gejala
VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak heterokedastisitas dalam model regresi,
sebaliknya jika nilai signifikansi residual variabel
terjadi multikolinearitas di dalam model regresi.
independen (unstandardized residual) < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
4.2.3. Uji Heterokedastisitas
gejala heterokedastisitas dalam model regresi.
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk Hasil Pengujian heterokedastisitas adalah
menguji apakah dalam model regresi terjadi sebagai berikut:
Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 117
Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa Y, maka dinyatakan bahwa tidak terrjadi
nilai ukuran perusahaan, umur perusahaan, heteroskedastisitas di dalam model regresi.
komisarisindependen,komiteaudit,salesgrowth
dan CSR memiliki nilai unstandardized residual 4.2.4. Uji Autokolerasi
> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak Uji Autokolerasi bertujuan untuk
terjadi gejala heterokedastisitas di dalam model mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
regresi. Selain itu kriteria yang menjadi dasar asumsi klasik autokolerasi yaitu kolerasi yang
pengambilankeputusanyanglainadalahdengan terjadi antara residual pada satu pengamataan
melihat pola titik- titik pada grafik regresi sebagai dengan pengamatan lain di dalam model
berikut: regresi. Metode pengujian sebagai syarat
tidak adanya autokolerasi dalam model regresi
adalah menggunakan uji Durbin Watson (uji
DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih


besar dari (4-dL) maka H0 (hipotesis
nol) ditolak, yang berarti terdapat
autokolerasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU),
maka H0 (hipotesis nol) diterima,
yang berarti tidak ada autokolerasi.
Berdasarkan hasil gambar 2 di atas 3) Jika d terletak antara dL dan dU atau
menunjukkan bahwa tidak terdapat pola di antara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
yang jelas, seperti titik- titik menyebar di menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Tabel 7. Hasil Uji Autokolerasi

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas dapat disimpulkan bahwa d lebih besar


pada Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari dL atau lebih kecil dari (4-dL) maka H0
nilai d sebesar 2,249, sedangkan niai dU (hipotesis nol) diterima, yang berarti tidak
dan dL adalah 1,8029 dan 1,5467, maka terdapat autokolerasi di dalam model regresi.

118 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE


4.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 8. Hasil Analisa Regresi


Model : a + b1. Uk. Per + b2. Um. Per. + b3. Kom.Ind. + b4. Kom. Aud. + b5. Sal. Grow. + b5. CSR +e

Hasil pengujian regresi pada Tabel 8 logika, semakin lama jangka waktu operasional
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 21,255 suatu perusahaan maka semakin banyak
(p-value=0,000),sehinggabisadisimpulkanmodel pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan
regresi memenuhi uji kelayakan. Berdasarkan tersebut dan sumber daya manusia yang
hasil pengujian uji t pada Tabel 8 untuk variabel dimiliki oleh perusahaan akan semakin ahli pula
ukuran perusahaan dengan nilai koefisien -0,009 dalam mengatur dan mengelola beban pajaknya
dan p-value 0,255, disimpulkan bahwa variabel sehingga kecenderungan untuk melakukan tax
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap avoidance semakin tinggi pula.
tax avoidance. Hasil penelitian ini tidak sejalan Komisaris independen dengan nilai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti, koefisiensebesar0,024danp-value sebesar0,429.
Wijayanti, & Samrotun, (2016), Asri & Suardana, Variabelkomisarisindependentidakberpengaruh
(2016), Dewinta & Setiawan, (2016), Swingly & terhadap tax avoidance.
Sukartha, (2015), Darmawan & Sukartha, (2014), Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kurniasih, Tommy, & Sari, (2012), dan Budiman penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti,
J. & Setiyono, (2012) yang menyatakan bahwa Wijayanti, & Samrotun, (2016), Cahyono, Andini,
total asset dalam hal ini ukuran perusahaan & Raharjo, (2016), Asri & Suardana, (2016) dan
berpengaruh terhadap tax avoidance. Ukuran (Maharani & Suardana, 2014) yang menyatakan
perusahaan dengan jumlah asset yang semakin
bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
besar maka akan semakin besar pula modal yang
terhadap tax avoidance. Namun hasil penelitian
ditanam dan semakin besar pula perputaran
initidaksejalandenganpenelitianyangdilakukan
dana dalam perusahaan yang dikelola
olehHandayani,Aris,&Mujiyanti,(2015)danDewi
sehingga dapat mampu meningkatkan kinerja
&Sari,(2015)yang menyatakan bahwa komisaris
perusahaan, namun belum tentu meningkatkan
independen tidak berpengaruh terhadap tax
aktivitas tax avoidance pada perusahaan.
avoidance.Semakintinggikomisarisindependen
Pengujian variabel umur perusahaan
suatu perusahaan, maka aktivitas tax avoidance
pada Tabel 8 menunjukkan nilai koefisien
dalam perusahaan (dalam hal ini CETR) juga
sebesar 0,003 dengan p-value 0,000. Jadi dapat
disimpulkan bahwa variabel umur perusahaan akan semakin rendah. Komisaris independen
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil yang besar di dalam perusahaan tidak efektif
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dalam upaya pencegahan praktik tax avoidance.
dilakukan oleh Dewinta & Setiawan, (2016) Kemungkinan peran komisaris independen
yang menyatakan bahwa umur perusahaan dalam mekanisme corporate governance tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menjalankan fungsi pengawasan dengan baik
menjelaskan bahwa semakin tinggi umur dalam pengambilan keputusan pajak pada
perusahaan suatu perusahaan, maka tax perusahaan. Maka dengan adanya komisaris
avoidance dalam perusahaan (dalam hal ini independen dalam perusahaan belum tentu
CETR) juga akan semakin besar pula. Secara mempengaruhi adanya aktvitas tax avoidance.
Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 119
Hasil pengujian variabel komite audit mendekati apabila ada variabel independen
dengan nilai koefisien 0,105 dan p-value sebesar lain dimasukkan ke dalam model. Dengan kata
0,000 yang artinya nilai signifikansi > 0,05 lain, ukuran perusahaan, umur perusahaan,
(0,000 < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa komisaris independen, komite audit, sales
variabel komite audit berpengaruh terhadap tax growth dan CSR memberi pengaruh bersama
avoidance, maka H4 diterima. Hasil penelitian sekitar 55,4% terhadap tax avoidance.
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Handayani, Aris, & Mujiyanti, (2015) dan V. SIMPULAN
Asri & Suardana, (2016) yang menyatakan Penelitian ini menguji pengaruh ukuran
bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax perusahaan, umur perusahaan, komisaris
avoidance. Namun hasil penelitian ini tidak independen, komite audit, sales growth dan CSR
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dengantaxavoidance.Sampelpenelitiansebanyak
Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun, (2016), 99 annual report perusahaan pada tahun 2013
Cahyono, Andini, & Raharjo, (2016), Swingly & sampai dengan tahun 2015 dari perusahaan
Sukartha, 2015) dan (Maharani & Suardana, manufaktur sektor industri dasar dan kimia
(2014) yang menyatakan bahwa variabel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
independen komite audit berpengaruh terhadap Berdasarkan analisis data dan pembahasan
tax avoidance. Keberadaan komite audit dalam dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan
mekanisme tata kelola perusahaan kurang bahwa hasil uji regresi membuktikan bahwa
berperan aktif dalam penetapan kebijakan secara statistik variabel umur perusahaan
terkait besaran tarif pajak efektif perusahaan dan komite audit berpengaruh positif pada
danlebihcenderunguntukmejalankantugasnya tax avoidance. Sedangkan variabel ukuran
secara netral dan tepat berdasarkan regulasi perusahaan, komisaris independen, sales
yang ditetapkan. Jumlah anggota komite audit growth dan CSR tidak berpengaruh terhadap
tidak memberikan jaminan dapat melakukan tax avoidance.
intervensi dalam peran penentuan kebijakan Hasil penelitian ini mengindikasikan
besaran tarif pajak efektif perusahaan. bahwa (1) isu mengenai tax avoidance
Hasil pengujian variabel sales growth merupakan hal yang relatif baru di Indonesia
dengan nilai koefisien sebesar 0,01 dan p-value dan kebanyakan perusahaan go public memiliki
sebesar 0,541. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi yang rendah terhadap hal tersebut, (2)
variabel sales growth tidak berpengaruh kualitas pengungkapan aktivitas tax avoidance
terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini tidak mudah diukur, umumnya perusahaan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh melakukan aktivitas tersebut, akan tetapi tidak
Swingly & Sukartha, (2015) yang menyatakan melakukan pengungkapan tax avoidance karena
bahwa sales growth dalam perusahaan tidak hal tersebut merupakan suatu upaya yang dapat
berpengaruh terhadap tax avoidance. Variabel dilakukan pengusaha adalah dengan mengatur
CSR dengan nilai koefisien sebesar -0,078 dan dan meminimalkan beban pajak dalam batas
p-value sebesar 0,447. Jadi dapat disimpulkan yang tidak melanggar aturan, karena pajak
bahwa variabel CSR tidak berpengaruh merupakan salah satu faktor pengurang laba.
terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini Dengan demikian banyak perusahaan yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan tentunya tidak terbuka dalam pengungkapan
oleh (Wijayanti, Wijayanti, & Samrotun, tax avoidance.
2016) yang menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Semakin
tinggi CSR suatu perusahaan, maka tingkat DAFTAR PUSTAKA
aktivitas tax avoidance dalam perusahaan
(dalam hal ini CETR) akan semakin rendah. www.idx.co.id. (2013-2015). Dipetik February
Isu yang paling signifikan yang timbul dalam 14,2016,dariBursaEfekIndonesia:http://
upaya menerapkan prinsip- prinsip CSR www.idx.co.id
untuk pajak perusahaaan meliputi tindakan- Asri, I. A., & Suardana, K. A. (2016). Pengaruh
tindakan yang dapat mengurangi kewajiban Proporsi Komisaris Independen, Komite
pajak perusahaan melalui tax avoidance Audit, Preferensi Risiko Eksekutif dan
dan tax planning dalam suatu perusahaan. Ukuran Perusahaan pada Penghindaran
Nilai Adjusted R2 sebesar 0,554 atau 55,4% Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
yang artinya hubungan y, x1, x2, x3, x4, Udayana ISSN: 2302-8556 Vol 16.1 Juli
x5 dan x6 dapat dijelaskan sebesar 55,4%. 2016, 72-100.
Hubungan ini akan sempurna (100%) atau Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis
120 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE
Regresi dalam Penelitian Ekonomi & Cilacap Plant. Simposium Nasional RAPI
Bisnis (Ke-1 Februari 2016 ed.). (K. P. XI FT UMS – 2012 ISSN : 1412-9612, 77-84.
Offset, Penyunt.) Jakarta: PT RajaGrafindo Handayani, C. D., Aris, M. A., & Mujiyanti.
Persada. (2015). Pengaruh Return on Asset,
Budiman, Judi, & Setiyono. (2012). Karakter Eksekutif dan Dimensi Tata
Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Kelola Perusahaan yang baik terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Tax Avoidance. Syariah Paper Accounting
Jurnal Akuntansi Universitas Islam Sultan FEB UMS ISSN 2460-0784, 427-432.
Agung. Hanlon, & Heitzman. (2010). A Review of Tax
Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. (2016). Research. Journal of Accounting and
Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Economics, 127 - 178.
Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Hanlon, M., & Heitzman, S. (2010). A Review of
Perusahaan (Size), Leverage (DER) dan Tax Research. Journal of Accounting and
Profitabilitas (ROA) terhadap tindakan Economics 50, 127-178.
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Hasibuan, D. H. (2001). Manajemen Dasar,
Perusahaan Perbankan yang Listing BEI Pengertian dan Masalah Edisi Revisi.
Periode Tahun 2011 – 2013. Journal Of Jakarta: PT Bumi Aksara.
Accounting, Volume 2 No.2. Hutagaol, J. (2007). Perpajakan Isu- isu
Daniri, M. (2005). Good Corporate Governance: Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.
Konsep dan Penerapannya dalam korteks IAI. (2009). Standar Akuntansi Keuangan (Per 01
Indonesia Edisi 2. Juli 2009 ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Darmawan, I. G., & Sukartha, I. M. (2014). Indriyani, M., Nurlaela, S., & Wahyuningsih,
Pengaruh Penerapan Corporate E. M. (2016). Pengaruh Keadilan,
Governance,Leverage, Return On Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan
Assets dan Ukuran Perusahaan pada Kemungkinan terdeteksi kecurangan
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi terhadap Persepsi Wajib Pajak Orang
Universitas Udayana, 143-161. Pribadi mengenai Tax Evasion. Seminar
Desai, M. A., & Dharmapala, D. (2007). Corporate NasionalIENACO–2016ISSN:2337–4349,
Tax Avoidance and Firm Value. Journal of 818-825.
Financial Economic. Kurniasih, T., & Ratnasari, M. M. (2013).
Dewinta, I. A., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Corporate Governance, Ukuran
Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
Penjualan terhadap Tax Avoidance. pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana ISSN 1410-4628, Volume 18 No. 1.
ISSN: 2303-8556, Vol 14.3 1584-1613. Lanis, R., & Richardson, G. (2011).
Dra. Tri Murti, M. (2014). Modul Perencanaan Corporate Social Responsibility and Tax
Pajak (Tax Planning). Surakarta: Uniba Aggressiveness An Journal empirical
Press. Analysis. Journal of Accounting and Public
Drs. Chairil Anwar Pohan, M. M. (1994). Policy 31 (1), 86 - 108.
Dalam Harnanto, Manajemen Perpajakan Loderer, C., & Urs Waelchli. (2010). Firm Age
(Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis and Performance. MPRA Paper No 26450.
(hal. 4-5). Jakarta: PT Gramedia Jakarta. Loderer, C., & Urs, W. (2010). Firm Age
Drs. Chairil Anwar Pohan, M. M. (2016). and Performance. MPRA Paper No.
Manajemen Perpajakan (Strategi 26450 http://mpra.ub.unimuenchen.
PerencanaanPajakdanBisnis)EdisiRevisi. de/26450/.
Jakarta: PT Gramedia Jakarta. Maharani, I. G., & Suardana, K. A. (2014).
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Pengaruh Corporate Governance,
dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif
Universitas Diponegoro Cetakan ke empat. pada Tax Avoidance Perusahaan
Ghozali, I. (2009). Ekonometrika : Teori, Konsep Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi
dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: UniversitasUdayana9.2ISSN: 2302-8556,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 526-539.
Hadi, P., & Nurlaela, S. (2012). The Community Melawati, Nurlaela, S., & Wahyuningsih,
Empowerment Through Corporate Social E. M. (2016). Pengaruh Goodd
Responsibility: A Case of the limited liability Corporate Governance, Corporate Social
company of PT. Holcim Indonesia Tbk Responsibility dan Ukuran Perusahaan
Vol.7 No.2,September 2017 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 121
terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Akuntansi Seminar Nasional IENACO Surakarta.
ISSN:2337-4349, 846. Sugiyono,P.D.(2010).StatistikauntukPenelitian.
Pohan, H. (2008). Pengaruh Good Corporate Bandung: Alfabeta.
Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Bisnis
terhadap Penghindaran Pajak pada (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Perusahaan Publik . Akuntansi Keuangan. R&D). Bandung: Alfabeta.
Pohan, H. T. (2009). Analisis Pengaruh Sumarsan, T. (2012). Tax Review dan Strategi
Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q, Perencanaan Pajak. Jakarta: PT Indeks.
akrual Pilihan, Tarif Pajak dan Biaya Surbakti, T. A. (2010). Pengaruh Corporate
Pajak Ditunda terhadap Penghindaran Governance,ProfitabilitasdanKarakteristik
Pajak pada Perusahaan Publik. Jurnal Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan
Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Manufaktur. iIn Skripsi. Depok: Univeritas
Keuangan Publik, Vol. 4, No. 2, 113 - 135. Indonesia.
Pramesti, D., Nurlaela, S., & Wahyuningsih, Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh
E. M. (2016). Pengaruh Rasio Likuiditas, Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Leverage, Aktivitas dan Firm Size terhadap Perusahaan, Leverage dan Sales Growth
Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor pada Tax Avoidance. ISSN: 2302-8556
Otomotif dan Komponen di Bursa Efek E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Indonesia. Seminar Nasional IENACO – 10.1, 47-62.
2016 ISSN: 2337 – 4349, 810-817. Titisari, K. H., Suwardi, E., & Setiawan, D. (2010).
Priyanto, D. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data Corporate Social Responsibility (CSR) dan
dengan SPSS 17. (J. Widiyatmoko, Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional
Penyunt.) Yogyakarta: CV Andi Offset. Akuntansi XIII Purwokerto, 1--27.
Prof. Dr. H.M. Burhan Bungin, S. M. (2011). Ulum, I. (2009). Intellectual Capital: Konsep dan
Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Utami, N. W. (2013). Pengaruh Struktur
Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya) Edisi Corporate Governance, Size, Profitabilitas
Kedua.Surabaya:KencanaPrenadaMedia perusahaan terhadap Tax Avoidance.
Group. Perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id.
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M. (2014). CSR Weston, F. J., & Brigham, E. (1991). Dasar- dasar
(Corporate Social Responsibility) Tanggung Manajemen Keuangan Edisi ke-7 Jilid 2.
Jawab Sosial Korporasi. Solo, Jawa Jakarta: Erlangga.
Tengah: Alfabeta. Widyadmono, V. M. (2014). The Impact of Type
Sari, G. M. (2014). Pengaruh Coporate of Industry, Company Size and Leverage
Governance, Ukuran Perusahaan, on the Disclosure of Corporate Social
Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur Responsibility. Siasat Bisnis Vol 18 No 1,
Kepemilikan terhadap Tax Avoidance. 118-132.
Jurnal Akuntansi. Wijayanti, A., Wijayanti, A., & Samrotun,
Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Y. C. (2016). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Pengungkapan Perusahaan, GCG dan CSR terhadap
Tanggung Jawab Sosial studi empiris Penghindaran Pajak. Seminar Nasional
pada perusahaan yang tercatat di Bursa IENACO ISSN: 2337-4349, 541.
Efek Jakarta. Seminar Nasional Akuntansi Zulaikha, H. (2013). Pengaruh Karakteristik
VIII Solo: Universitas Katolik St. Thomas Corporate Governance terhadap Efective
Sumatera Utara, 379 - 395. Tax Rate (Studi Empiris pada BUMN yang
Septin Puji Astuti, S. M., & Tim Lab FEBI. (2014). Terdaftar di BEI 2009 – 2011). Diponegoro
Modul Praktikum Statistika. Sukoharjo: journal Of Accounting, Vol. 2 No. 2 .

122 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX AVOIDANCE

You might also like