You are on page 1of 8

Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Balita


BGM Tahun 2013
(Studi Kasus di Desa Sukojember Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kecamatan
Jelbuk Kabupaten Jember)
[Evaluation of Recovery Supplement Feeding's Program for Under Red Line
Weight in 2013
(Case Study in Sukojember Jelbuk Community Health Center, Jember)]
Warda Arumsari, Sri Utami, Eri Witcahyo
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121
e-mail korespondensi: warda_arumsari@yahoo.co.id

Abstract
In order to improve the children under five years old nutritional status and to increase the
role and participation of the society especially the mother of them to handling under red line
weight at the Jelbuk Community Health Center (CHC) and one of the effort was by holding
recovery supplement feeding’s program for under red line weight. The program of PMT-P has
been done in severals years but the number of BGM still around 5%. The study was conducted to
evaluate the PMT-P program at Jelbuk CHC by system approach. The type of the study was
descriptive. The results of the study show that on input there were many aspect appropiate by the
guidelines of PMT-P Ministry of Health and the guidelines of PMT-P Jember District, but the
implementation of the method was not appropriate by the guidelines of PMT-P Ministry of Health
and guidelines of PMT-P Jember District, on process there were many aspect appropriate by the
guidelines of PMT-P Ministry of Health and guidelines of PMT-P Jember District, but the
planning and organizing aspect about coordination was not appropriate, on output for the
successfully of PMT-P was not appropriate by the guidelines of PMT-P Ministry of Health and
guidelines of PMT-P Jember District in 2013 was still under target was 44%.

Keywords: evaluation, PMT-P Program, Under red line weight (BGM)


Abstrak

Abstrak
Dalam rangka peningkatan status gizi anak balita dan meningkatkan peran dan partisipasi
masyarakat khususnya ibu balita dalam kegiatan penanganan balita BGM di Puskesmas Jelbuk,
salah satu upayanya adalah dengan mengadakan Program Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-P). Program PMT-P sudah dilaksanakan bertahun-tahun namun angka balita
BGM masih tetap tinggi yaitu >5 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program PMT-P
di Puskesmas Jelbuk dengan pendekatan sistem. Jenis penelitian adalah deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa beberapa aspek input sudah sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan
Juknis PMT-P Kabupaten Jember namun aspek metode pelaksanaan tidak sesuai dengan Panduan
PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten Jember, pada proses beberapa aspek sudah sesuai
dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten Jember, namun aspek
perencanaan dan pengorganisasian terkait koordinasi tidak sesuai Panduan PMT-P Kemenkes dan
Juknis PMT-P Kabupaten Jember, dan pada output untuk keberhasilan program PMT-P tidak
sesuai Juknis Kabupaten Jember yaitu pada tahun 2013 masih dibawah target keberhasilan PMT-P
yaitu sebesar 44%.

Kata kunci: evaluasi, Program PMT-P, balita BGM

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

Pendahuluan Jelbuk Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember Tahun


2013.
Program Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-P) adalah program intervensi bagi Metode Penelitian
balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya
adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta Jenis penelitian ini adalah penelitian
untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Sukojember
tercapainya status gizi dan kondisi yang baik sesuai wilayah kerja Puskesmas Jelbuk Kecamatan Jelbuk
dengan umur anak tersebut [1]. Program PMT-P Kabupaten Jember pada bulan Juni 2014. Informan
sudah dilaksanakan bertahun-tahun di Kabupaten penelitian sebanyak 7 informan yaitu 1 Kepala
Jember tetapi angka BGM masih tinggi yaitu masih Puskesmas, 1 penanggung jawab program PMT-P, 1
di atas keberhasilan program sebesar 5%[2]. bidan desa, 1 kader kesehatan, 2 ibu balita sasaran
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dan 1 pendukung program. Alat pengumpulan data
keberhasilan Program Pemberian Makanan yang digunakan adalah pedoman wawancara, tape
Tambahan Pemulihan di Kabupaten Jember masih recorder serta alat tulis. Data yang diperoleh
terbilang kurang dari indikator keberhasilan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
peningkatan status gizi berdasarkan penimbangan Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
berat badan BB/TB dan BB/U yaitu lebih dari 60% pedoman wawancara, tape recorder serta alat tulis.
karena angka balita BGM belum mencapai target
keberhasilan yaitu kurang dari 5%, salah satunya di Hasil Penelitian
Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember. Dari data
laporan bulanan 3 gizi tahun 2012 Puskesmas Jelbuk Input
jumlah balita BGM di Puskesmas Jelbuk Kabupaten Dalam pelaksanaan program PMT-P di
Jember pada tahun 2012 sebesar 6,25%, tahun 2013 puskesmas memerlukan suatu masukan (input)
sebesar 6,41% padahal target keberhasilan balita berupa tenaga atau SDM Kesehatan. Hasil penelitian
BGM adalah kurang dari 5% dan Desa Sukojember memberikan informasi bahwa SDM yang tersedia di
merupakan desa dengan angka balita BGM tertinggi Puskesmas Jelbuk terkait pelaksanaan program PMT-
[3]. P meliputi 1 orang dokter sebagai kepala puskesmas,
Berdasarkan referensi yang didapat 1 orang ahli gizi sebagai penanggung jawab program
menunjukkan bahwa perlunya dilakukan kajian PMT-P dan 1 orang sebagai bidan desa serta 35 kader
mengenai evaluasi program Pemberian Makanan kesehatan di Desa Sukojember. Hal ini sesuai dengan
Tambahan Pemulihan (PMT-P). Evaluasi merupakan Panduan PMT-P Kemenkes RI. Tenaga yang
cara membandingkan informasi tentang kegiatan dianalisis berdasarkan latar belakang pendidikan,
pelaksanaan program atau hasil kerja dengan kriteria lama bekerja, dan pelatihan yang pernah diikuti.
atau tujuan yang ditetapkan [4]. Evaluasi Program Kepala Puskesmas adalah seorang dokter yang telah
PMT-P meliputi evaluasi terhadap faktor input, bertugas lebih dari dua tahun sebagai Kepala
proses, dan output. Hal ini didasarkan pada pendapat Puskesmas Jelbuk. Penanggung jawab program
Azwar yang mendeskripsikan model pendekatan PMT-P telah bertugas selama 4 tahun sebagai
sistem yaitu unsur utama suatu sistem adalah input, penanggung jawab program PMT-P di Puskesmas
process, dan output [5]. Jelbuk namun belum pernah mengikuti pelatihan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terkait program PMT-P. Bidan desa telah bekerja
perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi selama 5 tahun sedangkan kader kesehatan telah
program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bekerja selama 27 tahun. Hal ini sesuai dengan teori
(PMT-P) melalui 3 faktor yaitu faktor input meliputi bahwa semakin lama orang bekerja pada suatu
SDM Kesehatan, pendanaan, sarana prasarana, bahan organisasi maka akan semakin berpengalaman orang
paket, cara penyelenggaraan, sasaran dan target tersebut sehingga kecakapan kerjanya semakin baik
waktu pencapaian hasil, faktor proses meliputi [5].
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan Pendidikan pelaksana Program PMT-P rata–rata
pelaksanaan, serta pengawasan, pengendalian dan Diploma 3 Kebidanan, Diploma 3 Gizi, dan profesi
penilaian. Faktor output yaitu indikator keberhasilan dokter. Hal ini sudah sesuai dengan Panduan PMT-P
program PMT-P dengan peningkatan status gizi Kemenkes bahwa untuk TPG yaitu ahli gizi sangat
balita berdasarkan penimbangan BB/TB dan BB/U. diperlukan dalam pelaksanaan PMT-P.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi program Untuk pelatihan petugas pelaksana program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan balita PMT-P terkait pelaksanaan PMT-P tidak pernah
BGM di Desa Sukojember wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa
pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

(human investment) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kegiatan penanganan balita kurang
dan keterampilan kerja, dan dengan demikian gizi. Hal ini sesuai dengan tujuan yang tercantum
meningkatkan kinerja pegawai [6] dalam Panduan PMT-P Kemenkes [1] dan Juknis
Dana mempunyai peranan yang sangat penting Kabupaten Jember [7].
dalam pelaksanakan program PMT-P. Menurut hasil Prosedur dalam penentuan balita sasaran
wawancara, sumber dana PMT-P didapatkan dari PMT-P dan dalam prosedur penentuan balita sasaran,
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) maupun pihak Puskesmas yaitu pada penanggung jawab
DAU (Dana Alokasi Umum). Hal ini sesuai dengan program PMT-P yang mempunyai kewenangan
Panduan PMT-P Kemenkes dan Petunjuk Teknis dalam penentuan sasaran PMT-P. Hal ini sesuai
PMT-P Kabupaten Jember. dengan Panduan PMT-P Kemenkes RI dan Juknis
Dana yang disediakan telah cukup untuk PMT-P Kabupaten Jember.
sasaran program PMT-P. Hal ini sesuai dengan Pembagian pekerjaan yaitu tugas masing-
Petunjuk Teknis PMT-P Kabupaten Jember. masing petugas terkait PMT-P sudah jelas, mulai dari
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat, penanggung jawab dengan tugasnya hingga
sarana yang terdapat dalam pelaksanaan program pelaksana di lapangan seperti bidan desa dan kader
PMT-P adalah kartu pencatatan dan formulir kesehatan dengan tugasnya masing-masing. Hal ini
pelaporan, alat timbangan balita, buku pantau bidan sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes RI dan
serta Panduan PMT-P Kemenkes 2011 dan Petunjuk Juknis PMT-P Kabupaten Jember.
Teknis PMT-P Kabupaten Jember. Prasarana yang Koordinasi terkait PMT-P di Puskesmas
ada yaitu Polindes maupun Posyandu. Hal ini sudah Jelbuk meliputi koordinasi antara kepala Puskesmas
sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes RI dan dengan penanggung jawab program dan bidan desa
Juknis PMT-P Kabupaten Jember. serta kader kesehatan. Koordinasi yand dilakukan
Sasaran penerima PMT-P adalah balita BGM usia Kepala Puskesmas dengan lintas sektor atau
6-59 bulan di Desa Sukojember wilayah kerja pendukung program kurang berjalan dengan baik.
Puskesmas Jelbuk. Sasaran diprioritaskan Balita Terkait koordinasi dengan lintas sektor belum sesuai
BGM berdasarkan hasil penimbangan BB/TB sangat dengan Panduan PMT-P Kemenkes RI
kurus ataupun kurus. Hal ini sesuai dengan Panduan Petugas yang melapor terkait hasil kegiatan
PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten PMT-P terdiri dari beberapa kader kesehatan di
Jember. wilayah Desa Sukojember, bidan desa Sukojember
Cara penyelenggaraan PMT-P di Desa dan penanggung jawab program PMT-P yang
Sukojember wilayah kerja Puskesmas Jelbuk melaporkan hasil kegiatan ke[ada Kepala Puskesmas.
dilaksanakan setiap hari selama 90 hari dan kader Hal ini sudah sesuai dengan Panduan PMT-P
yang memasak menu untuk PMT-P dan Kemenkes.
mengantarkan ke sasaran. Hal ini belum sesuai Rentangan kendali di Puskesmas Jelbuk kader
dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT- kesehatan melapor kepada bidan desa kemudian
P Kabupaten Jember. bidan desa melaporkan kepada penanggung jawab
Ketersediaan bahan paket program PMT-P di program PMT-P kemudian dilaporkan pada kepala
Desa Sukojember seperti kacang hijau, biskuit, gula, Puskesmas setelah itu kepala Puskesmas
susu, telur yang dapat diperoleh dari daerah setempat. melaporkannya pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Bahan paket tersebut dipilih karena berdaya beli Jember. Hal ini sudah sesuai dengan Panduan PMT-P
rendah dan mudah diperoleh di wilayah sekitar. Hal Kemenkes.
ini sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes. Pendelegasian tugas dan pekerjaan terkait
Target waktu pencapaian hasil PMT-P adalah 90 pelaksanaan program PMT-P di Puskesmas Jelbuk
hari yaitu saat diberikan PMT-P dan selama 90 hari hanya dilakukan Kepala Puskesmas kepada
PMT-P berlangsung. Dalam waktu 90 hari tersebut penanggung jawab program yaitu dengan adanya
terdapat balita yang mengalami peningkatan status surat tugas yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
gizi, namun ada pula yang tidak mengalami Hal ini sesuai dengan Juknis PMT-P Kabupaten
peningkatan status gizi. Target waktu pencapaian Jember.
hasil untuk program PMT-P di Puskesmas Jelbuk Kepala Puskemas sebagai pemimpin di
telah sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan Puskesmas memengaruhi penanggung jawab program
Juknis Kabupaten Jember. PMT-P untuk melaksanakan tugasnya agar dapat
mencapai tujuan program PMT-P. Begitu juga
dengan penanggung jawab program yang
Proses
mepengaruhi bidan dan kader agar bekerja
Tujuan dari PMT-P adalah meningkatkan status
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan PMT-P.
gizi balita dan meningkatkan peran serta partisipasi

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

Hal ini sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes program PMT-P di Puskesmas Jelbuk di atas 30
dan Juknis PMT-P Kabupaten Jember. tahun, masa kerja dari seluruh pelaksana program
Motivasi yang diberikan dari Kepala PMT-P yaitu 2-27 tahun, dan pendidikan dari
Puskesmas maupun dari penanggung jawab program pelaksana program PMT-P adalah D3 ahli gizi,
kepada bidan desa ataupun kader serta kepada sarjana kedokteran dan D3 kebidanan serta tamat
pendukung program dalam bentuk semangat atau SMA. Ketiga hal tersebut sudah sesuai dengan
dorongan sehingga berdampak pada hasil Panduan PMT-P dan Juknis PMT-P yang
pelaksanaan PMT-P. Hal ini sesuai dengan Panduan menyatakan bahwa untuk pelaksana program PMT-P
PMT-P Kemenkes. minimal harus ada 1 orang TPG yaitu seorang ahli
Komunikasi yang dilakukan terkait gizi dan umur di atas 30 tahun serta masa kerja yang
pelaksanaan program PMT-P di Puskesmas Jelbuk lama akan memengaruhi pelaksanaan PMT-P. Aspek
dilakukan secara langsung yaitu dengan interpersonal lain yang sesuai dengan Panduan dan Juknis PMT
ataupun dengan pertemuan secara bersama antara adalah dana. Sumber dana untuk pelaksanaan
pelaksana program PMT-P maupun dengan program PMT-P di Puskesmas Jelbuk berasal dari
pendukung program. Hal ini sesuai dengan Panduan BOK maupun DAU, dan dana tersebut sudah cukup
PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten untuk jumlah sasaran PMT-P yang ditentukan. Hal
Jember. ini sesuai dengan Panduan maupun Juknis yang
Pencatatan dan pelaporan terkait PMT-P di menyatakan bahwa dana berasal dari DAU maupun
Puskesmas Jelbuk disediakan dari pihak Puskesmas BOK dan digunakan untuk sejumlah sasaran PMT-P.
berupa formulir pelaporan dan kartu pencatatan yang Hal lain yang sesuai dengan Panduan maupun Juknis
diberikan kepada bidan dan juga kader kesehatan. PMT-P adalah sasaran. Sasaran PMT-P di Puskesmas
Seluruh pelaksana program PMT-P melakukan Jelbuk adalah balita BGM usia 6-59 bulan dengan
kegiatan pencatatan dan pelaporan terkait hasil status gizi kurus maupun sangat kurus berdasarkan
kegiatan PMT-P. Hal ini sesuai dengan Panduan penimbangan berat badan BB/TB dan BB/U. Hal ini
PMT-P Kemenkes. sesuai dengan Panduan dan Juknis PMT-P yang
Kegiatan supervisi untuk program PMT-P di menyatakan bahwa sasaran PMT-P adalah balita
Puskesmas Jelbuk rutin sebulan sekali dilakukan oleh BGM usia 6-59 bulan sangat kurus ataupun kurus.
Kepala Puskesmas, penanggung jawab program Ketersediaan sarana dan prasarana dalam
PMT-P maupun bidan desa dengan turun ke lapangan pelaksanaan PMT sudah sesuai dengan Juknis
langsung. Hal ini sesuai dengan Panduan PMT-P maupun Panduan PMT-P. Ketersediaan sarana di
Kemenkes. Puskesmas Jelbuk meliputi formulir pencatatan dan
pelaporan, KMS sedangkan prasarana yang ada
Output adalah Posyandu dan Polindes dan hal ini sudah
Indikator keberhasilan program PMT-P sesuai dengan Panduan maupun Juknis PMT-P
adalah dengan melihat peningkatan status gizi bahwa ketersediaan sarana PMT-P meliputi adanya
berdasarkan penimbangan berat badan BB/TB dan kartu pencatatan dan pelaporan dan KMS yang
BBU. Pada saat program PMT-P ini masih dimiliki ibu balita sedangkan prasarana adalah
berlangsung, terjadi peningkatan status gizi balita adanya Posyandu. Bahan paket yang tersedia di
meskipun tidak semuanya, namun setelah program Puskesmas Jelbuk seperti kacang hijau, telur, dan
PMT-P berhenti terjadi penurunan status gizi balita. susu. Hal ini sesuai dengan Panduan maupun Juknis
Pada tahun 2013 dari 9 kasus balita BGM yang PMT-P bahwa bahan paket PMT-P adalah bahan
mendapatkan PMT-P, terdapat 4 balita yang lokal daerah setempat seperti kacag hijau dan telur
mengalami peningkatan status gizi berdasarkan serta buah-buahan. Target waktu pencapaian hasil di
penimbangan berat badan BB/TB dan BB/U. Hal ini Puskesmas Jelbuk adalah 90 hari hal ini sudah sesuai
belum sesuai dengan tujuan dari program PMT-P dengan Panduan dan Juknis PMT-P yang menyatakan
yang tercantum dalam Panduan PMT-P Kemenkes target waktu keberhasilan PMT-P adalah 90 hari.
maupun Juknis PMT-P Kabupaten Jember. Beberapa aspek dalam input yang sudah
sesuai dengan Panduan maupun Juknis sama dengan
penelitian sebelumnya terkait pelaksanaan PMT-P
Pembahasan yang dilakukakan Handayani dkk di Puskesmas
Mungkid yang menyatakan bahwa untuk SDM
Beberapa aspek dalam faktor input sudah kesehatan pelaksana program PMT-P dilihat dari
sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis usia, masa kerja, dan pendidikan. Menurut penelitian
PMT-P Kabupaten Jember di antaranya adalah SDM Handayani dkk, untuk usia pelaksana program PMT-
Kesehatan meliputi usia, masa kerja, dan pendidikan P di atas 30 tahun dan masa kerja berkisar diatas 5
pelaksana program PMT-P. Usia seluruh pelaksana tahun dan untuk pendidikan pelaksana program

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

PMT-P yaitu terdapat TPG yang berlatar belakang dengan metode pelaksanaan pada penelitian
pendidikan D III Gizi. Hal ini sesuai dengan Panduan Handayani dkk bahwa di Puskesmas Mungkid
maupun Juknis PMT-P. Berkaitan dengan dana sama Magelang untuk metode pelaksanaanya ibu balita dan
dengan penelitian yang dilakukan Handayani dkk kader memasak bersama menu makanan tambahan
bahwa dana untuk pelaksanaan pogram PMT-P di pemulihan dan hal ini sesuai dengan Panduan
Puskesmas Mungkid berasal dari DAU dan BOK. maupun Juknis PMT-P. Oleh karena itu, penelitian di
Untuk sasaran PMT-P di Puskesmas Jelbuk sama Puskesmas Jelbuk dan Mungkid tidak sama. Hal ini
dengan di Puskesmas Mungkid bahwa sasarannya karena di Puskesmas Jelbuk untuk ibu balita sasaran
adalah balita BGM usia 6-59 bulan dengan prioritas tidak dapat menjangkau tempat untuk memasak
sangat kurus/ kurus. Hal lain yang sama dengan bersama dengan alasan biaya transportasi untuk ke
penelitian Handayani dkk adalah ketersediaan sarana tempat tersebut membutuhkan biaya yang mahal dan
dan prasarana. Menurut hasil penelitian Handayani juga kurangnya sosialisasi kepada ibu balita sasaran
dkk bahwa ketersediaan sarana prasarana di terkait pelaksanaan PMT-P sehingga ibu balita
Puskesmas Mungkid meliputi kartu pencatatan dan sasaran kurang mendapatkan informasi.
pelaporan serta KMS. Untuk bahan paket PMT di Beberapa aspek pada faktor proses yang
Puskesmas Jelbuk sama dengan Puskesmas Mungkid. sesuai dengan Panduan maupun Juknis PMT-P
Menurut hasil penelitian di Puskesmas Mungkid adalah aspek perencanaan meliputi tujuan dan
bahwa bahan paket PMT-P adalah bahan yang prosedur penentuan balita sasaran, aspek pembagian
diperoleh di daerah meliputi kacang hijau dan telur. pekerjaan, koordinasi, rentangan kendali, rentangan
Terkait target waktu pencapaian hasil PMT-P di komando, pendelegasian wewenang, kepemimpinan,
Puskesmas Jelbuk sama dengan penelitian Handayani motivasi, komunikasi, pencatatan dan pelaporan serta
dkk. Menurut penelitian Handayani dkk bahwa target supervisi. Tujuan PMT-P di Puskesmas Jelbuk adalah
waktu pencapaian hasil program PMT-P adalah 90 meningkatkan status gizi balita dan hal ini sudah
hari [8]. sesuai dengan Juknis dan Pandun PMT-P yang juga
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian menyatakan bahwa tujuan PMT-P adalah
sebelumnya di Puskesmas Mungkid. Hal ini meningkatkan status gizi balita. Untuk prosedur
disebabkan oleh (1) ketersediaan SDM kesehatan penentuan sasaran dilakukan penanggung jawab
merupakan kebijakan dari Dinas Kesehatan untuk program PMT-P. Hal ini sudah sesuai dengan
memenuhi kecukupan pelaksana program PMT-P, (2) Panduan maupun Juknis bahwa penentuan status gizi
ketersediaan sarana seperti formulir pencatatan dan balita oleh TPG berdasarkan prioritas status gizi
pelaporan merupakan syarat penting untuk merekap balita. Pembagian pekerjaan di Puskesmas Jelbuk
data dan hasil kegiatan yang selanjutnya dilaporkan terkait tugas pelaksana program mulai dari
ke Dinas Kesehatan Jember dan ketersediaan penanggung jawab program hingga kader. Hal ini
prasarana Posyandu karena dapat memudahkan balita sudah sesuai Panduan dan Juknis PMT-P yaitu
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, (3) bahan pelaksana program PMT-P mulai dari penanggung
paket PMT-P didapatkan dengan membeli di pasar jawab program sampai kader mempunyai pekerjaan
setempat dari dana BOK maupun DAU, (4) sasaran dan tanggung jawab masing-masing. Terkait
PMT-P merupakan kebijakan dari Dinas Kesehatan koordinasi yang dilakukan Kepala Puskesmas Jelbuk
Kabupaten yang menetapkan untuk sasaran prioritas dengan pertemuan bersama atau secara interpersonal
penerima PMT-P, (5) target waktu pencapaian hasil dan hal ini sudah sesuai dengan Panduan dan Juknis
diharapkan dalam waktu 90 hari dapat meningkatkan PMT-P. Menurut Panduan dan Juknis PMT-P, bahwa
status gizi balita dan merubah perilaku ibu balita koordinasi antara Kepala Puskesmas dengan
sasaran agar memasak makanan yang sehat untuk pelaksana program dilakukan dengan mengadakan
balitanya. pertemuan atau dengan pertemuan interpersonal. Hal
Salah satu aspek input yang tidak sesuai lain terkait faktor proses yang sesuai dengan Panduan
dengan Panduan maupun Juknis PMT-P adalah maupun Juknis adalah rentangan kendali dan
metode pelaksanaan PMT-P. Hasil penelitian di rentangan komando. Menurut hasil penelitian di
Puskesmas Jelbuk yaitu kader memasak makanan Puskesma Jelbuk, rentangan kendali dan komando di
tambahan pemulihan sendiri dan mengantarkan ke Puskesmas Jelbuk berkaitan jumlah dan siapa
rumah balita masing-masing. Hal ini tidak sesuai pelaksana program yang melaporkan hasil kegiatan
dengan Panduan dan Juknis PMT-P yang menyatakan PMT-P kepada penanggung jawab program dan
bahwa metode pelaksanaan PMT-P adalah ibu balita Kepala Puskesmas. Terkait pendelegasian wewenang
sasaran bersama dengan kader memasak bersama di di Puskesmas Jelbuk yaitu Kepala Puskesmas
tempat tertentu karena hal ini bertujuan sebagai memberikan wewenang kepada penanggung jawab
media pembelajaran untuk ibu balita sasaran. Metode program PMT-P untuk bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan PMT-P di Puskesmas Jelbuk tidak sama pelaksanaan PMT-P dan hal ini sesuai dengan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

Panduan maupun Juknis yang menyatakan bahwa Handayani dkk di Puskesmas Mungkid, bahwa
pendelegasian wewenang dilakukan Kepala masing masing pelaksana program PMT-P diberikan
Puskemas kepada bawahannya. Kepemimpinan yang tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan PMT-
dilakukan Kepala Puskesmas kepada pelaksana P. Untuk koordinasi di Puskesmas Mungkid yaitu
program PMT-P di Puskesmas Jelbuk adalah dilakukan Kepala Puskesmas dan pelaksana program
pemberian arahan maupun bimbingan yang yang lain secara personal maupun pertemuan.
dilakukan untuk memengaruhi pelaksana program Berkaitan dengan rentangan kendali dan rentangan
PMT-P agar bekerja dengan baik. Hal ini sesuai komando di Puskesmas Mungkid dilakukan dari
dengan Panduan maupun Juknis bahwa kader kesehatan yang melapor kepada bidan
kepemimpinan yang dilakukan Kepala Puskemas selanjutnya bidan kepada penanggung jawab program
perlu dilakukan agar pelaksana program PMT-P kemudian kepada Kepala Puskesmas. Pembagian
dapat menjalankan tugas secara maksimal. Aspek wewenang yang dilakukan Kepala Puskesmas
komunikasi yang dilakukan antar pelaksana program Mungkid yaitu langsung kepada penanggung jawab
PMT-P di Puskesmas Jelbuk adalah dengan program PMT-P. Hal lain yang sama dengan
mengadakan pertemuan/ interpersonal yang penelitian di Puskesmas Jelbuk yaitu terkait
dilakukan setiap hari dan hal ini sesuai dengan kepemimpinan. Menurut hasil penelitian di
Panduan dan Juknis PMT-P yang menyatakan bahwa Puskesmas Mungkid kepemimpinan dilakukan oleh
untuk komunikasi dilakukan oleh pelaksana program Kepala Puskesmas dalam bentuk pemberian
PMT-P dengan pertemuan/interpersonal. Motivasi bimbingan dan arahan. Untk motivasi terkait
yang dilakukan Kepala Puskesmas kepada pelaksana pelaksanaan PMT-P di Puskesmas Jelbuk sama
program yang lain adalah dengan memberikan dengan Puskesmas Mungkid yaitu dengan pemberian
semangat maupun dorongan setiap hari secara semangat dan dorongan setiap hari maupun pada
personal maupun pertemuan. Hal ini sesuai dengan waktu pertemuan. Hal yang sama juga terkait
Juknis maupun Panduan bahwa motivasi dilakukan pencatatan dan pelaporan serta supervisi. Menurut
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program hasil penelitian Handayani, pelaporan dan pencatatan
dalam bentuk semangat. Pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Mungkid yaitu dari kader kesehatan
terkait hasil kegiatan PMT-P yang dilakukan hingga penanggung jawab program dan supervisi
pelaksana program PMT-P adalah dari kader yang dilakukan juga sebulan sekali.[8]
kesehatan mencatat hasil penimbangan kemudian Kesamaan antara penelitian di Puskesmas
bidan desa merekap dan menyerahkan kepada Mungkid dan Puskesmas Jelbuk berkaitan dengan
penanggung jawab program. Hal ini sesuai dengan tujuan dan prosedur didukung alasan yaitu dengan
Panduan maupun Juknis PMT-P bahwa pencatatan meningkatkan status gizi balita maka akan
dan pelaporan hasil kegiatan PMT-P dilakukan dari mengurangi jumlah balita BGM dan terkait prosedur
kader hingga penanggung jawab proram. Supervisi penentuan sasaran karena TPG yang memegang dana
yang dilakukan Kepala Puskesmas Jelbuk yaitu dan data jumlah sasaran. Terkait kesamaan
sebulan sekali dengan turun langsung ke lapangan pembagian pekerjaan, koordinasi, rentangan kendali
dan hal ini sesuai dengan Panduan dan Juknis yang dan komando, pendelegasian wewenang,
menyatakan bahwa supervisi dilakukan sebulan kepemimpinan, motivasi, komunikasi, pencatatan dan
sekali oleh Kepala Puskesmas dengn melakukan pelaporan serta supervisi antara Puskesmas Jelbuk
pemantauan di lapangan. dan Mungkid didukung alasan karena beberapa aspek
Beberapa aspek dalam faktor proses yang sesuai dalam proses pengorganisasian penting dilakukan
dengan Panduan maupun Juknis PMT-P sama untuk keberhasilan program dan jika
dengan penelitian yang dilakukan Handayani dkk pengorganisasian dilakukan dengan baik maka
terkait pelaksanaan PMT-P di Puskesmas Mungkid. perencanaan berjalan dengan baik pula.
Aspek tujuan dan prosedur penentuan balita sasaran Ada beberapa aspek dalam faktor proses yang
di Puskesmas Jelbuk sama dengan penelitian yang tidak sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes
dilakukan Handayani dkk. Menurut hasil penelitian maupun Juknis PMT-P Kabupaten Jember yaitu
Handayani dkk bahwa tujuan PMT-P adalah perencanaan metode pelaksanaan, perencanaan
meningkatkan status gizi balita dan untuk prosedur penerimaan dana dan perencanaan penggunaan
penentuan balita yang menentukan adalah prasarana Posyandu terkait pelaksanaan PMT-P.
penanggung jawab program. Hal ini juga sesuai Aspek perencanaan metode pelaksanaan di
dengan Panduan maupun Juknis. Untuk aspek Puskesmas Jelbuk yaitu perencanaan terkait cara
pembagian pekerjaan, koordinasi, rentangan kendali penyelenggaraan PMT-P yaitu ibu balita dan kader
dan komando serta pendelegasian wewenang juga memasak bersama. Hal ini tidak sesuai Panduan dan
sama dengan penelitian Handayani dkk. Untuk Juknis yang menyatakan bahwa perencanaan metode
pembagian pekerjaan, menurut hasil penelitian pelaksanaan yaitu ibu balita dan kader memasak

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

bersama. Terkait perencanaan penerimaan dana daya beli maupun kekurangpahaman masyarakat
penggunaan prasarana yaitu penerimaan dana dari terhadap makanan bergizi [9].
pusat yang sering terlambat dan penggunaan
prasarana Posyandu yang tidak dimanfaatkan untuk Simpulan dan Saran
pelaksanaan PMT-P. Hal ini tidak sesuai dengan Kesimpulan penelitian adalah beberapa
Panduan dan Juknis yang menyatakan bahwa aspek dalam faktor Input PMT-P di Desa Sukojember
perencanaan dalam penerimaan dana secara tepat wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk telah sesuai dengan
waktu sehingga membuat pelaksanaan PMT-P tepat Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P
waktu dan prasarana Posyandu dimanfaatkan untuk Kabupaten Jember, namun untuk aspek metode
pelaksanaan PMT-P. Hal lain berkaitan dengan pelaksanaan belum sesuai dengan Panduan PMT-P
koordinasi lintas sektor yang tidak berjalan dengan Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten Jember
baik dan hal ini tidak sesuai Juknis dan Panduan yang serta adanya kendala terkait pendanaan dan
menyatakan bahwa koordinasi lintas sektor sangat pemanfaatan prasarana yang ada, aspek dalam faktor
perlu dilakukan untuk keberhasilan program. Proses PMT-P di Desa Sukojember wilayah Kerja
Beberapa aspek tersebut tidak sama dengan Puskesmas Jelbuk telah sesuai dengan Panduan
penelitian Handayani dkk yaitu untuk perencanaan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten
metode pelaksanaan kader dan ibu balita memasak Jember, namun untuk aspek perencanaan metode
bersama, perencanaan penerimaan dana yaitu tidak pelaksanaan, prasarana yang digunakan dan dana
mengalami keterlambatan dan penggunaan prasarana terkait tujuan PMT-P serta aspek pengorganisasian
posyandu dimanfaatkan untuk pelaksanaa PMT-P [8]. terkait koordinasi lintas sektor belum sesuai dengan
Oleh karena itu penelitian di Puskesmas Jelbuk dan Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P
Mungkid tidak sama. Hal ini karena terkait Kabupaten Jember, serta output program PMT-P
perencanaan metode pelaksanaan karena ibu balita adalah peningkatan status gizi balita yang dilihat
tidak dapat menjangkau tempat untuk pelaksanaan melalui laporan penimbangan balita berdasarkan
PMT-P dan kurangnya sosialisasi dan terkait penimbangan berat badan BB/TB dan BB/U
penerimaan dana dan penggunaan prasarana di didapatkan hasil pada tahun 2012 keberhasilan
Puskesmas Jelbuk merupakan kebijakan Dinas program PMT-P sebesar 60% yaitu tepat sesuai
Kesehatan sebagai pemegang kebijakan terkait target, namun tahun 2013 keberhasilan program
pelaksanaan PMT-P. Selain itu terkait koordinasi sebesar 44% artinya masih di bawah target
antar lintas sektor yang tidak berjalan dengan baik keberhasilan program
karena tidak ada dukungan dari lintas sektor dan Rekomendasi dalam penelitian ini
kurangnya pengetahuan lintas sektor/pendukung membentuk CFC (Community Feeding Center)
program terkait PMT-P. dimana ibu-ibu balita sasaran dapat melakukan
Faktor output dari program PMT-P adalah sharing penanganan balita BGM dengan program
peningkatan status gizi balita berdasarkan PMT-P, memanfaatkan prasarana Posyandu untuk
penimbangan berat badan BB/TB dan BB/U. yaitu memasak bersama menu makanan tambahan
sebesar >60%. Untuk peningkatan status gizi di pemulihan, melibatkan partisipasi masyarakat dalam
Puskesmas Jelbuk pada tahun 2013 adalah 44%. Hal Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
ini tidak sesuai dengan Panduan maupun Juknis PMT- (UKBM), melibatkan pendukung program terkait
P yang menyatakan bahwa indikator keberhasilan dukungan dana dari Pokja 4, mengadakan pelatihan
PMT-P adalah peningkatan status gizi balita >60%. kepada pelaksana program PMT-P, memberikan dana
Hal ini sama dengan penelitian Handayani dkk yang Panjar atau uang muka untuk program PMT-P,
menyatakan bahwa untuk peningkatan status gizi meningkatkan kerja sama lintas sektor dengan
setelah diberikan PMT-P di Puskesmas Mungkid instansi lain seperti Dinas Sosial.
adalah 47% yaitu dari status gizi buruk menjadi baik.
Kesamaan antara hasil penelitian di Puskesmas Jelbuk Daftar Pustaka
dan Puskesmas Mungkid terkait output pelaksanaan
PMT-P didukung alasan bahwa masih banyaknya [1] Kemenkes RI. Panduan Penyelenggaraan PMT
balita BGM setelah dilaksanakannya program PMT-P Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang. Jakarta:
disebabkan masyarakat yang sangat tergantung pada Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan
program PMT-P dan kurangnya pengetahuan Ibu dan Anak; 2011.
masyarakat dalam meningkatkan dan [2] Dinkes Jember. Data Balita BGM Kabupaten
mempertahankan status gizi balita. Status gizi kurang Jember tahun 2012 dan 2013. Jember; 2014.
maupun buruk dapat disebabkan oleh kurang [3] Puskesmas Jelbuk. Data Laporan Bulanan 3
seimbangnya asupan gizi sehari-hari akibat kurangnya Gizi Tahun 2013. Jember; 2013.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Arumsari, et al, Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) ….

[4] Sudjana N. Penilaian Hasil Proses Belajar [7] Dinkes Jember. Petunjuk Teknis Kegiatan PMT
Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya; Pemulihan Gizi Program Perbaikan Gizi
2006. Masyarakat tahun 2013. Jember; 2014.
[5] Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. [8] Handayani dkk. Evaluasi Program Pemberian
Jakarta: Bina Rupa Aksara; 2010. Makanan Tambahan Pemulihan Balita.
[6] Simanjuntak P. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Yogyakarta. 2008.
Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI; 2005. [9] Persagi. Direktori Gizi Indonesia dalamRangka
Mensuksesikan Program Perbaikan Gizi
Indonesia. Jakarta. 1999

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014

You might also like