Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Lingkungan yang jauh dari unsur kotor dan binatang pengganggu merupakan salah satu kriteria
lingkungan yang bersih dan sehat. Potensi terjadinya penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)
dapat digambarkan oleh kepadatan populasi nyamuk di suatu daerah. Ovitrap index (OI)
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur populasi nyamuk. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengukuran kepadatan nyamuk dengan Ovitrap Index dan
kecenderungan bertelur nyamuk Aedes spp. di dalam atau di luar rumah. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kepadatan nyamuk dengan Ovitrap Index (OI) di RW 6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo
Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu larva dari hasil tetasan telur nyamuk Aedes spp.
yang terperangkap dalam ovitrap di RW 6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo,
Kota Surabaya. Pemasangan ovitrap didalam rumah didapatkan ovitrap positif terdapat telur nyamuk
hampir di semua RT. Pemasangan ovitrap diluar rumah didapatkan ovitrap positif terdapat telur
nyamuk hanya pada RT 01 dan RT 02 pada minggu ke IV. Larva nyamuk yang diperiksa merupakan
jenis Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus tersebar di semua RT. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah jumlah sampel dan ovitrap yang dipasang ditambah menjadi lebih banyak sehingga hasil
menjadi lebih bervariasi.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian Hasil penelitian beserta
yang dilakukan terhadap sekumpulan objek pembahasannya akan disajikan sebagai
yang bertujuan untuk melihat gambaran berikut :
fenomena (termasuk kesehatan) yang Ovitrap Index (OI) dalam rumah di RW
terjadi di dalam suatu populasi tertentu. 6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo
Metode penelitian diskriptif ini dilakukan Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota
dengan pendekatan Cross Sectional yaitu Surabaya
suatu penelitian untuk mempelajari Lokasi Ovitrap Minggu ke- OI
dinamika korelasi antara faktor-faktor terpasang I II III IV (% )
beresiko dengan efek, dengan cara RT 1 5 2 1 2 1 30 %
RT 2 5 1 0 3 1 25 %
pendekatan, observasi atau pengumpulan RT 3 5 2 1 2 2 35 %
data sekaligus pada suatu saat. Pada RT 4 5 2 1 0 3 30 %
penelitian ini, peneliti melakukan RT 5 5 1 1 3 3 40 %
penelitian dengan menaruh ovitrap pada Total 25 8 4 10 10
rumah responden di dalam maupun diluar Tabel 1. Pengamatan Jumlah Ovitrap
dalam waktu yang bersamaan. Positif Telur Nyamuk dan Nilai
Data dan Metode Pengumpulan Data Ovitrap Indeks di Dalam Rumah
Pengambilan data dalam penelitian
ini dengan mengamati ovitrap, Berdasarkan Tabel 1, dilihat dari
mengidentifikasi larva dan menghitung nilai OI terdistribusi di semua lokasi
persentase larva Aedes spp. yang berhasil dengan distribusi terbanyak di RT 5.
menetas dari hasil pengumpulan telur Jumlah ovitrap positif di RT pada minggu
dengan ovitrap. Pemasangan ovitrap pertama hasil ovitrap positif terdapat pada
diletakkan dibeberapa tempat seperti di semua RT. Minggu kedua dan ketiga
dalam dan luar (pekarangan) rumah, di dipemukiman mulai terlihat adanya
sekolah dasar, dan di semak-semak atau penurunan jumlah ovitrap positif dan di RT
kebun. 2 dan RT 4 terdapat lokasi dengan hasil
Ovitrap dipasang pada RW 6 yang ovitrap negatif. Minggu keempat beberapa
meliputi 5 RT endemis DBD dan non RT mulai mengalami peningkatan
endemis. Dalam 1 RT diambil sampel 5 sedangkan beberapa RT mengalami
rumah dengan keterangan lokasi peletakan penurunan.
ovitrap 1 berada di dalam dan 1 di luar Peledakan populasi kedua spesies
rumah. Total ovitrap yang terpasang Aedes spp. yang ditemukan terjadi pada
sebanyak 50 buah. minggu ketiga dan keempat penelitian.
Metode Analisa Data Nyamuk Aedes spp. memiliki kemampuan
Distribusi nyamuk Aedes spp. dapat beradaptasi yang cepat terhadap perubahan
ditentukan oleh Persentase ovitrap disetiap lingkungan. Dalam hal ini, nyamuk
lokasi yang positif mengandung telur dan menghadapi kondisi lingkungan yang tidak
posisi ovitrap yang mengandung telur menguntungkan, yaitu terbatasnya tempat
terbanyak, kedua hal tersebut disebut perindukan sehingga nyamuk betina
sebagai pusat distribusi telur per lokasi. berusaha mencari tempat bertelur dan
menemukan ovitrap di lingkungan
13
pemukiman . Umumnya nyamuk
membutuhkan air sebagai tempat
14
perindukan .
322
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020): 320-327 Jurnal Human Care
325
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020): 320-327 Jurnal Human Care
326
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.1(February, 2020): 320-327 Jurnal Human Care
34.
327