You are on page 1of 33

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA

DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK


MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN
MITRA DENGAN UNIT INDUK
PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI
(UIPJJB) UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA PROYEK PADA PT. PLN
(PERSERO)
Achmad Rasyid

ABSTRACT
The aims of this research are: first, to investigate the influence of flexibility to UIPJJB-
partners cooperation. The second is to investigate the influence of long-term continuity
orientation to UIPJJB-partners cooperation. The third is to investigate the influence of
communication quality to UIPJJB-partners cooperation. The fourth is to investigate the
influence UIPJJB-partners cooperation to PLN project performance.
Population of this research is partner companies of UIPJJB PLN. Respondents of 160 are
taken with census method. Data are collected with questionnaires using 10 scales. Data
are analyzed using Structural Equation Modeling under AMOS 5 program.
The result of the data shows that research model has good fit and all the hypotheses can
be proved. The conclusions are: flexibility has positive influence to UIPJJB-partners
cooperation, long-term continuity orientation has positive influence to UIPJJB-partners
cooperation, and communication quality has positive influence to UIPJJB-partners
cooperation, and UIPJJB-partners cooperation has positive influence to PLN project
performance. Based on the results of the research could be taken theoretical implications
that this research gives more justifications for antecedents positively influence UIPJJB-
partners cooperation, i.e.: flexibility, long-term continuity orientation, and communication
quality. Managerial implications of this research are suggestions to UIPJJB to pay more
attention to long-term continuity orientation because this factor is the most dominant factor
to build UIPJJB-partners cooperation. Limitation of this research is squared multiple
correlation show suboptimal of antecedent variables. Further research need to develop the
model with add others antecedent variables.

Key Words:
flexibility, orientation, communication cooperation,project performance.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 1


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

PENDAHULUAN ketenagalistrikan di Indonesia. Kedua,


Per usahaan dalam menjalankan diberlakukannya UU No. 20 tahun 2002 yang
usahanya tidak bisa terlepas dari peran merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi
perusahaan lain yang ber tindak sebagai sarat dengan kompetisi.
pemasoknya. Kerjasama antar perusahaan ini Membaiknya perekonomian nasional
dinamakan hubungan antar perusahaan merupakan tantangan bagi PLN untuk bangkit
(interfirms-relationship). Hubungan antar kembali setelah tahun-tahun sebelumnya
perusahaan ini menyangkut aspek-aspek yang menghadapi krisis yang berkepanjangan.
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedang, lingkungan bisnis yang sarat dengan
Banyak penelitian memperlihatkan kompetisi menjadi merupakan tantangan bagi
pentingnya hubungan antar perusahaan/interfirm PLN sebagai perusahaan yang sebelumnya
relationship (IFR) dalam gambaran strategik merupakan perusahaan monopoli untuk menjadi
perusahaan (Sandy, 1999; Heide et. al., 2007; hanya sebagai salah satu pemain dalam bisnis
Wong et al., 2008). Penelitian yang dilaporkan kelistrikan.
oleh Johnson (1999, p.15) memerlukan Kedua tantangan tersebut harus dapat
penekanan yang lebih mendalam pada penelitian- dijawab PLN agar visi perusahaan untuk menjadi
penelitian berikutnya terutama pada variabel perusahaan kelas dunia dapat terwujud. Untuk
kualitas hubungan, dan fleksibilitas. Selanjutnya itu, upaya-upaya berupa kegiatan-kegiatan
(Johnson 1999, p.7) mengungkapkan bahwa korporat yang bernuansa optimisme di seluruh
hubungan antar perusahaan merupakan salah jajaran perusahaan sedang dan ter us
satu bentuk kolaborasi yang dapat meningkatkan dilaksanakan.
kinerja usaha melalui beberapa variabel yang Pelaksanaan program Restrukturisasi
mempengaruhinya yaitu, flexibility (fleksibilitas), Korporat dan Road Map Perusahaan merupakan
relationship quality (kualitas hubungan), usaha yang dilakukan perusahaan untuk menuju
continuity expectation (kelangsungan hubungan). PLN Baru, yaitu PLN yang mampu menghadapi
Per ubahan tatanan perekonomian perubahan lingkungan usaha. Upaya untuk
Indonesia mengakibatkan penurunan kinerja di meningkatkan investasi sarana penyediaan
sektor ketenagalistrikan, di samping terbitnya tenaga listrik dan pelayanan kepada pelanggan,
kebijakan pemerintah melalui Keppres No. 32 yang merupakan usaha untuk tetap dapat
tahun 1992 yang memberikan kesempatan mempertahankan dan melaksanakan tanggung
sektor swasta untuk begerak dalam bisnis jawab PLN dalam menjamin kelangsungan
penyediaan tenaga listrik melalui Independent penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, akan
Power Producer. Kenyataan ini berdampak terus ditingkatkan. Upaya peningkatan
sangat berat dan mengakibatkan PLN memasuki kemampuan perusahaan tersebut diharapkan
tahapan yang kritis yang tidak direncanakan, akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan,
dan mengalami penurunan keuntungan serta perusahaan dan pemegang saham.
mengalami kerugian yang sangat signifikan Kebijakan strategis pemerintah melalui
terutama pada tahun 1997. Selanjutnya pada Restrukturisasi Sektor Ketenaga-listrikan yang
2003 ditandai dua tantangan besar yang harus secara garis besar mencakup pemulihan
dihadapi PLN selaku perusahaan terbesar di kelayakan keuangan, kompetisi, transparansi
bisnis kelistrikan di Indonesia. Pertama, ser ta par tisipasi pihak swasta secara
membaiknya perekonomian nasional yang menyeluruh dan berkesinambungan merupakan
memberikan dampak membaiknya pertumbuhan upaya peningkatan posisi kompetitif perusahaan

2 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

melalui penajaman jalur bisnis, perbaikan skala Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa
usaha serta menciptakan core-competence. Bali (UIPJJB) dibentuk sesuai dengan SK Direksi
Dalam rangka memaksimalkan No. 592.K/DIR/2010 tanggal 2 Desember 2010
kontribusi seluruh anggota perusahaan yang dengan misi melakukan pengendalian konstruksi
ada di dalam PT PLN (Persero) untuk dan pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan
mewujudkan cita-cita perusahaan serta dalam serta melaksanakan administrasi konstruksi
upaya mengantisipasi pasar tenaga listrik yang dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner),
kompetitif, salah satu upaya yang dilakukan untuk menghasilkan jaringan yang berkualitas
adalah pelaksanaan manajemen proyek yang dan siap dioperasikan melalui proses
optimal. pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien
Program restrukturisasi organisasi dan tepat waktu untuk mencapai sasaran kinerja
adalah sebagian dari program optimalisasi sesuai Ketetapan Direksi.
dalam manajemen proyek pada PT PLN (Persero) Sebagai tindak lanjut dari Kep. Direksi
antara lain penggabungan 3 unit Proyek Induk PT. PLN (Persero) No. 592.K/DIR/2010 tanggal
di pulau Jawa menjadi PT PLN (Persero) Proyek 2 Desember 2010 tentang organisasi PT. PLN
Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan (persero) UIPJJB dan Kep. Direksi 636.K/DIR/
Nusa Tenggara (Pikitring JBN) yang dibentuk 2010 tangal 28 Desember 2010 tentang formasi
sesuai dengan Kep. Direksi No : 297/024/DIR/ jabatan organisasi PT PLN (persero) UIPJJB,
2000 tanggal 12 Desember 2000 dengan visi maka telah ditetapkan susunan organisasi dan
menyelenggarakan pembangunan sarana tatat kerja PT PLN (persero) UIPJJB, No. 013.K/
ketenagalistrikan meliputi proyek pembangkit, GM UIPJJB/2011 tanggal 31 Maret 2011
transmisi dan gardu induk berdasarkan prinsip- (terlampir).
prinsip manajemen proyek guna mendukung Konsumsi listrik Indonesia secara rata-
keandalan sistem, peningkatan penyediaan dan rata adalah 437 kWh/kapita pada tahun 2003.
penyaluran ketenagalistrikan dalam rangka Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan
memberikan kontribusi terhadap pembangunan rata-rata konsumsi listrik dunia ( 2215 kWh/kapita).
sistem kelistrikan. Dalam daftar yang dikeluarkan oleh The World
Selanjutnya dalam rangka peningkatan Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari
kinerja pelaksanan pembangunan pembangkit 216 negara yang ada dalam daftar
termasuk proyek percepatan 10.000 MW, baik Bulan juni 2008 konsumsi listrik (dalam
hidro maupun thermal serta transmisi dan GI satuan kWh/kapita) untuk daerah Jawa, Bali,
yang berada di wilayah Jawa, Bali dan Nusa dan Nusa Tenggara adalah sebagai berikut,
Tenggara. dilakukan pembenahan organisasi perdaerah di Indonesia adalah:
yang selaras dan terintegrasi mulai dari 1. Jakarta : 1873.9
organisasi unit induknya sampai dengan unit 2. Bali : 619.26
pelaksanaan sehingga mendukung pengelolaan 3. Jawa Tengah : 343.84
pembangunan yang efektif, efisien dan tepat
4. DIY : 398.77
waktu sesuai dengan beban dan scope kerja.
5. Jawa Timur : 500.73
Maka PT PLN (Persero) Proyek Induk
Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali dan Nusa 6. Jawa Barat : 621.4
Tenggara (Pikitring JBN) berubah menjadi Unit 7. Banten : 1293.76
Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali). 8. NTB : 119.27

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 3


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Dari data yang ada sistem kelistrikan pembangkit-pembangkit berbahan bakar


Jawa-Bali mengalami kenaikan 500 Mega Watt batubara akan diikuti pula pembangunan
(MW). Hal ini disebabkan oleh kondisi transmisi-transmisi yang terkait dengan
perekonomian nasional sudah mulai membaik. pembangkitan tersebut ke pusat-pusat beban
Pada tahun 2008 lalu, wilayah Jawa-Bali yang saat ini sedang dilaksanakan oleh PT PLN
mengalami krisis listrik, sehingga Pemerintah (Persero) UIPJJB.
sempat mengatur peralihan jam kerja ke hari Dalam pembangunan pembangkit
libur, sabtu-minggu untuk membagi beban, agar maupun transmisi PT PLN (Persero) UPIJJB
beban puncak tidak terkonsentrasi pada hari- maupun sebelum adanya penataan organisasi,
hari kerja. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi pada periode tahun 2010-2011 ini telah
pemadaman listrik bergilir. menyelesaikan:
Pemadaman listrik yang masih sering Tahun 2010 :
terjadi, dikarenakan keterbatasan daya Pembangkit : 1011,4 MW
pembangkit baik yang dimiliki PT PLN (Persero) Transmisi : 662,4 kms
maupun swasta. Total daya pembangkit di
Gardu Induk : 2986 MVA
seluruh Indonesia saat ini mencapai 29.705
Tahun 2011 :
MW, yang terdiri dari Jawa-Bali 22.302 MW
dan luar Jawa-Bali 7.403 MW. Sebanyak 24.856 Pembangkit : 245 MW
MW diantaranya merupakan milik PLN dengan Transmisi : 270 kms
komposisi Jawa-Bali 19.283 MW dan luar Jawa- Gardu Induk : 12410 MVA
Bali 5.573 MW. Sedang sisanya milik swasta. Oleh karena itu untuk menghadapi
Pada tahun 2009 diharapkan tantangan dan program ke depan yang sangat
penambahan tiga pembangkit baru program begitu berat terutama untuk mendukung program
percepatan berkapasitas 1500 MW selesai akhir PT PLN (Persero) yang akan mematikan PLTU
tahun 2009, sehingga daya terpasang menjadi yang berbahan bakar BBM diharapkan seluruh
22.00 MW, maka cadangan daya pembangkit jajaran PT PLN (Persero) UIPJJB untuk dapat
hanya tersisa 5.000 MW atau hanya sekit 20 bekerja full speed guna menyelesaikan transmisi-
persen. Laju pertumbuhan penduduk maupun transmisi yang terkait dengan pembangkit-
industri di Jawa Bali dan perkembangannya pembangkit berbahan bakar batubara.
yang begitu pesat telah menjadikan kawasan Selanjutnya Pemerintah kini
di Jawa Bali ini menjadi pusat aktivitas baik mempersiapkan rencana pembangunan proyek
pemerintahan, perekonomian, maupun pembangkit 10.000 MW tahap kedua.
pendidikan. Dengan demikian fenoma ini tentu Pengalaman program 10.000 MW yang pertama
saja mempengaruhi wajah kelistrikan di Jawa bisa menjadi pelajaran agar pembangunan tahap
Bali yang dituntut siap mengikuti pertumbuhan. selanjutnya berjalan lebih cepat. Kebutuhan
Selain itu dengan naiknya harga listrik akan semakin meningkat di tahun-tahun
minyak dunia saat ini, memaksa pemerintah mendatang dan mesti diantisipasi secara cepat,
dengan program percepatan pembangkit 10.000 sehingga krisis listrik seperti sekarang ini tidak
Mega Watt melalui PT PLN (Persero) mengurangi terjadi lagi. Dan terpenting dari itu semua adalah
pasokan BBM untuk pembangkit-pembangkit mewujudkan efektifitas nasional 100 persen.
listrik yang saat ini dipergunakan PT PLN Alias, tidak ada penduduk yang tidak bisa
(Persero) dengan membangun pembangkit yang menikmati aliran listrik. Beberapa rencana UIPJJB
berbahan bakar batubara. Dengan dibangunnya dpat dilihat pada tabel 1.1.

4 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Tabel 1.1
REKAP ROAD MAP UIPJJB 2011-1014

UIPJJB berupaya melaksanakan tugas pelaksanaan pembangunan pembangkit


kegiatan usaha dan proses kerjanya yang berbahan bakar batu bara. Hal ini merupakan
memungkinkan kerjasama dalam tugas yang diberikan oleh PLN untuk
penyelenggaraan bisnis yang mengemban Visi pelaksanaan pembangunan pembangkit-
dan Misi UIPJJB. Visi UIPJJB adalah: pembangkit listrik tenaga uap dalam rangka
Menjadikan UIPJJB yang mampu menciptakan program percepatan pembangunan listrik
pembangkit dan jaringan yang ramah sosial 10.000MW. baik pembangkit maupun fasilitas
dan ramah lingkungan, sedangkan Misi UIPJJB penyalurannya. Tetapi pada akhirnya UIPJJB
adalah: ditugaskan hanya untuk pembangunan Jaringan
· Mengelola kegiatan investasi saja.
Pembangkit dan Jaringan secara Tahun 2009 direncanakan total
profesional, peduli lingkungan, peduli penjualan listrik PLN di seluruh Indonesia sebesar
sosial dengan menggunakan mutu, 136.595 GWh, naik 7% dari realisasi tahun 2008,
efisiensi waktu dan biaya sedangkan untuk rencana penjualan Jawa-Bali
· Melaksanakan pembangunan sebesar 77,66% nya atau sebesar 106.074 GWh
pembangkit dan jaringan transmisi dengan rencana tambahan daya tersambung
tegangan tinggi dan extra tinggi di di Jawa-Bali sebesar 3.013 MVA. Dengan
Pulau Jawa, Bali sesuai target yang kebutuhan tersebut PLN untuk tahun 2009 saja
ditetapkan oleh Pemilik membutuhkan kenaikan produksi energy bruto
· Melaksanakan pembangunan sebesar 6.67% yaitu dari 147.964 GWh menjadi
ketenagalistrikan yang berwawasan 157.838 GWh diseluruh Indonesia, yang
lingkungan dengan mengutamakan sebagian besar porsi di Jawa-Bali.
kepentingan umum/nasional tanpa Untuk mendukung per tumbuhan
mengabaikan hak-hak masyarakat investasi PLN khususnya UIPJJB berusaha
· Mengupayakan penyelesaian proyek meningkatkan optimalisasi di bidang
tepat waktu dan tepat biaya penyelesaian Proyek Investasi, baik investasi
Visi dan Misi tersebut menjadi panduan baru maupun uprating dan rehabilitasi atau
pelaksanaan program kerja yang optimal untuk menyelesaikan proyek yang dalam kendala
mencapai tujuan perusahaan, yaitu pelaksanaan.
penyelesaian proyek-proyek prioritas yang Pada Agustus 2004 kompas cyber
berskala besar dalam waktu, kualitas dan biaya media melaporkan keterlambatan penyelesaian
yang telah ditentukan. beberapa proyek konstruksi jaringan listrik Jawa
Pada awalnya UIPJJB juga memperoleh Bali. Keterlambatan proyek-proyek ini antara

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 5


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

lain disebabkan lamanya proses pengadaan dilanjutkan dan diharapkan mulai berproduksi
paket-paket kontrak dan juga kemungkinan pada tahun 2010, setelah terlambat beberapa
rendahnya kinerja kontraktor yang menyebabkan tahun. Ada beberapa proyek serupa yang
keterlambatan serius dari proyek-proyek terlantar/terlambat penyelesaiannya akibat
tersebut. Rendahnya kinerja kontraktor tersebut masalah eksternal maupun wanprestasi para
tentu akan sangat mempengaruhi realisasi fisik, kontraktor rekanan UIPJJB, dimana hal ini telah
waktu dan biaya dari penyelesaian proyek mengganggu kinerja PT. PLN secara
bersangkutan. keseluruhan.
Awal April 2009 bisnis.com dalam Selama tahun 2003 sampai 2008
website resmi UIPJJB melaporkan bahwa wakil sejumlah proyek UIPJJB yang saat itu masih
presiden Jusuf Kalla memerintahkan bernama PT. PLN Pikitring JBN mengalami
pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga keterlambatan penyelesaian seperti ditunjukkan
panas bumi (PLTP) Patuha di Jawa Barat untuk pada Tabel. 2.

Tabel 2
Proyek PT. PLN Pikitring JBN yang mengalami keterlambatan

Rata-rata proyek yang dikerjakan dalam pribadi/kelompok; Keterbatasan jangka waktu


satu tahun anggaran adalah 20 proyek. penyelesaian design. Kedua, permasalahan
Keterlambatan waktu jadi proyek oleh para dalam kontrak proyek meliputi: Proses lelang
kontraktor rekanan (perusahaan mitra yang yang mendesak terkait target waktu yang harus
mengerjakan proyek) seperti ditunjukkan pada dicapai dengan kinerja tahunan; Keterlambatan
tabel 1.1 di atas akibat kendala internal maupun terbitnya SKI; Kurangnya pendanaan untuk paket
eksternal PLN dan sangat mengganggu kinerja pekerjaan; Kurang cermatnya pembuatan BOP
proyek di PT. PLN Pikitring JBN. dan RKS sehingga terjadi (ketidakjelasan scope
Beberapa permasalahan proyek terkait kontrak baik jumlah/kelengkapan material
proyek yang ada di UIPJJB secara umum dapat maupun lingkup kerja, terjadi dualisme jenis
diklasifikasikan dalam tiga tahap yaitu: desain, kontrak, spesifikasi tidak update terhadap
kontrak, dan pelaksanaan. Per tama, kebutuhan user, (kekurangan/kelebihan volume
permasalahan pada desain proyek mencakup: pekerjaan); Terlambatnya terbit Letter of Credits
terbatasnya SDM; rendahnya kemampuan (LC) sebagai syarat efektif kontrak; Terbatasnya
IPTEK pada informasi dan teknologi; kurangnya SDM tim/panitia pelelangan; integritas SDM
kejelasan pendanaan proyek (loan, SLA, APLN, rendah, Rendahnya penguasaan IPTEK; Adanya
APBN); Koordinasi internal terhadap standarisasi perubahan-perubahan spek sesuai kebutuhan
(P3B, Pusat, PLN.E/PLN.JE); Data design existing user. Ketiga, permasalahan pada pelaksanaan
yang terakhir minim/tidak ada; integritas SDM proyek misalnya: Terbatasnya SDM;
rendah, lebih mengutamakan kepentingan Kelengkapan kontrak minim; Proses

6 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

amandemen; Kendala teknis dan non teknis hubungan pada perusahaan mitra
di lapangan; terlambatnya pabrikasi, dengan UIPJJB
terlambatnya kesiapan lahandan perijinan, 4. Menguji dan menganalisis pengaruh
Regulasi Pemerintah yang tidak fleksibel, kualitas hubungan mitra dengan
permasalahan financial Kontraktor, target UIPJJB terhadap kinerja proyek PLN.
pembangunan yang sangat mendesak,
kontraktor mengundurkan diri dari kerjasama TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
yang telah disepakati (putus kontrak) dan yang MODEL
lain sebagainya.
Konsep Dasar
Dengan melihat tugas pokok dan fungsi
Beberapa penelitian telah dilakukan
Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali
mengenai pentingnya hubungan antar
(UIPJJB) dalam menangani proyek-proyek
perusahaan/interfirm relationship (IFR) dalam
pembangkitan dan jaringan maka keberhasilan
gambaran strategik perusahaan (Sarkar 1998;
dari proyek-proyek tersebut menjadi perhatian
Johnson 1999; Sandy, 1999; Heide et. al.,
utama. Masalah yang ada adalah: adanya
2007; Wong et al., 2008). Penelitian Johnson
beberapa proyek yang terlantar/terlambat
(1999, p.7) mengungkapkan bahwa hubungan
penyelesaiannya oleh para kontraktor rekanan
antar perusahaan merupakan salah satu bentuk
UIPJJB telah mengganggu kinerja PT. PLN
kolaborasi yang dapat meningkatkan kinerja
secara keseluruhan.
usaha melalui beberapa variabel yang
Oleh karena itu hubungan antar UIPJJB mempengaruhinya yaitu, flexibility (fleksibilitas),
dengan perusahaan-perusahaan rekanan proyek relationship quality (kualitas hubungan),
merupakan hal utama yang menjadi perhatian continuity expectation (kelangsungan
manajemen. Sehingga masalah yang diajukan hubungan).
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
Hubungan antar perusahaan
fleksibilitas, orientasi hubungan jangka panjang,
merupakan hal paling pokok dalam lingkungan
serta kualitas komunikasi berpengaruh terhadap
bisnis saat ini. Hubungan ini telah diuji sebagai
kualitas hubungan mitra dengan UIPJJB dan
suatu sumber utama dari penciptaan nilai dalam
apakah pengaruhnya terhadap kinerja Proyek
manajemen operasi, logistic, pemasaran strategis
PLN.
maupun dalam system informasi (Durand, dkk,
Tulisanini bertujuan untuk : p. 3). Hubungan antar perusahaan merupakan
1. Menguji dan menganalisis pengaruh strategi yang terbentuk oleh karena adanya
fleksibilitas terhadap hubungan pada dimensi kepercayaan dan komitmen antara
perusahaan mitra dengan UIPJJB partner. Kepercayaan dan komitmen ini terbentuk
2. Menguji dan menganalisis pengaruh karena adanya beberapa faktor yang berpengaruh
orientasi kelangsungan hubungan diantaranya adalah faktor ketergantungan
jangka panjang terhadap hubungan sumberdaya (Sarkar 1998, p. 130; Wong et al.,
pada perusahaan mitra dengan UIPJJB 2008), faktor kualitas hubungan, faktor fleksibilitas,
3. Menguji dan menganalisis pengaruh faktor harapan kelangsungan hubungan dan faktor
kualitas komunikasi terhadap penyebaran informasi (Johnson 1999, p.6).

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 7


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Konsepsi Morgan dan Hunt (1994) atas Kepercayaan


Morgan, Robert M. And, Shelby D. Hunt (1994), “The Commitment-Trust Theory of
relationship Marketing”, Journal of Marketing, Vol. 58. (July) p.20-38.

8 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Konsepsi Ganesan (1994) Atas Hubungan Kepuasan dan Reputasi Perusahaan


Terhadap Orientasi Jangka Panjang
Ganesan, Shankar., 1994, “Determinants of Long-Term Orientation in Buyer seller
Relationship”. Journal of Marketing, Vol. 58 (April), p. 1-19

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 9


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Patricia M. Doney dan Joseph P. Cannon; An Examination of the Nature of Trust in Buyer-
Seller Relationship Journal of Marketing, Vol.61 (April, 1997), p.35-51

10 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Penelitian Sandy D. Jap (1999) An Pie-Expansion Efforts: Collaboration Processes In


Buyer-Supllier Relationship Journal of Marketing Research, Vol. Xxxvi, November, 1999,
hlm. 461-475

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 11


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Fleksibilitas disebabkan oleh adanya kemungkinan kebutuhan


Dinamika bisnis dan teknologi yang baru investasi yang siginifikan, sehingga merupakan
membuat suatu pendekatan baru dalam harapan dari para partner untuk menjamin bahwa
mengelola saluran distribusi baik secara hubungan bisa berlangsung dalam jangka
essensinya maupun kelayakannya. Dalam suatu panjang (Heide 1994 p. 88). Hubungan kerjasama
situasi yang kompetitif segala aspek tersebut yang hanya terbatas pada kemampuan
harus diperhitungkan. Suatu strategi integrasi managerial merupakan hubungan yang kurang
dan kemitraan akan membuat setiap manajer baik dan merupakan hubungan yang berlangsung
menginginkan untuk mengeksplorisasikan cara dalam jangka pendek.
baru dalam bekerja sama agar semakin saling Harapan kelangsungan hubungan
menguntungkan. Untuk itu perlu dikembangkan merupakan harapan bahwa kerjasama beberapa
suatu hubungan saluran yang fleksibel/mudah partner usaha akan terus berlangsung, hal ini
menyesuaikan. disebabkan karena adanya kemungkinan
Suatu aliran distribusi yang lambat kerjasama itu membutuhkan investasi yang
sebagai akibat dari terjadinya peningkatan besar, sehingga para par tner mempunyai
pembelian akan mempersulit suatu jaringan harapan untuk bersama-sama menjamin bahwa
distributor karena akan memberikan dampak hubungan mereka bisa berlangsung dalam
yang tidak baik terhadap kerjanya. Sehingga jangka panjang (Heide, 1994). Harapan
perlu keahlian khusus dalam menata saluran- kelangsungan hubungan ini mempunyai
saluran tersebut. Untuk memecahkan saluran beberapa indikator yaitu: hubungan yang
tersebut diatas perusahaan harus berusaha langgeng, keamanan hubungan dan potensi
untuk menjadikan setiap saluran distribusinya hasil.
agar lebih fleksibel maupun responsif terhadap Hubungan yang langgeng. Investasi
perubahan yang terjadi. yang besar pada hubungan yang dijalin
Fleksibilitas mutlak diperlukan dalam menyebabkan para partner yang tergabung
membina suatu integritas dalam suatu saluran dalam hubungan berharap bahwa hubungan
distribusi. Fleksibilitas akan merespon setiap mereka akan terjalin secara langgeng (Heide
perubahan yang terjadi dalam lingkungan dalam et. al., 2007).
upaya peningkatan kebutuhan konsumen. Hal Keamanan Hubungan. Partner usaha
ini yang paling penting dalam fleksibilitas adalah yang merasakan bahwa kerjasama akan aman
membina hubungan komunikasi yang efektif (keamanan hubungan) dan terjamin setiap saat,
dengan distributor. tidak seperti yang sebelumnya yaitu bahwa
Fleksibilitas juga merupakan kerjasama merupakan hal yang penuh dengan
komponen yang jelas, penting dan diinginkan resiko (Johnson, 1999, p. 8). Untuk perusahaan
pada kemitraan (Johnson, 1999, p. 6 ). Lebih yang melakukan kerjasama, akibat dari adanya
lanjut dinyatakan bahwa fleksibilitas dapat perasaan keamanan hubungan ini, akan berhasil
merespon untuk mengubah dan mengkoordinasi dalam mendapatkan keuntungan dari hubungan
mitra-mitra perusahaan sebagai kebutuhan yang di masa yang akan datang. Kemudian antara
muncul. perusahaan yang bekerjasama dalam jangka
Orientasi Kelangsungan Hubungan jangka panjang akan menjadi merasa lebih familiar dan
panjang kerjasama akan menjadi lebih baik/tepat.
Harapan kelangsungan hubungan Potensi hasil. Potensi hasil merupakan
kerjasama oleh beberapa par tner usaha salah satu dimensi yang membentuk sikap

12 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

perusahaan-perusahaan untuk saling Kualitas Hubungan


berhubungan dan bekerja sama. Kelangsungan Secara konsep umum, kualitas
hubungan akan terjaga karena perusahaan- hubungan menggambarkan kedalam
perusahaan mengharapkan akan memperoleh pemahaman dan kondisi hubungan antar
hasil di masa datang dari hubungan yang mereka per usahaan secara keselur uhan yang
jalin sekarang (Johnson, 1999, p. 7- 8). berhubungan dengan kepercayaan, komitmen,
dan adanya kesempatan (Kumar 1995, p. 47).
Kualitas Komunikasi Didalam hubungan antar perusahaan yang
Penyebaran informasi berkaitan berkualitas tinggi, kepercayaan dan keadilan
dengan tingkat kritis dan tepatnya informasi mendominasi dalam interaksi antara kedua
yang dikomunikasikan antara partner (Spekman belah pihak. Dapat dijelaskan bahwa, ketika
dan Mohr,1994, p.113) yang bersifat rutin dan suatu per usahaan mempercayai mitra
bersifat informal. Misalnya , tingkat sehatnya hubungan antar perusahaan-nya dan dapat
keuangan par tner, tingkat hutangnya, bergantung pada perlakuan jujur dalam
kemampuannya untuk berkembang, dan struktur hubungan hubungan antar perusahaan tersebut,
biaya lain-lain yang dibutuhkan agar keproaktifan, daya tanggap sebagai aset dan
perencanaan dan perkembangan antara partner alat yang stratejik (Johnson, 1999, p. 7;
efektif. Razghandi, dkk, 2012, p. 68). Dalam
Frekuensi. Frekuensi penyebaran kemitrakerjaan berkualitas tinggi ini, kontribusi-
informasi yang tinggi akan mengurangi informasi kontribusi kebijaksanan dari masing-masing
yang asimetri sehingga terjadi pengurangan mitra dapat memperluas dan memperkuat
biaya kontrak dan monitoring karena antara kemampuan bersaing tiap-tiap perusahaan,
partner sudah melaksanakan perjanjian sesuai Johnson (1999, p. 7).
dengan informasi yang sama (Mohr dan Nevin, Kepercayaan, komitmen,keadilan dan
1990, p. 38). tidak adanya oportunisme. Riset sebelumnya
Media. Media komunikasi mengacu membentuk konsep kualitas hubungan sebagai
pada metode yang digunakan untuk konstruk aturan yang lebih tinggi yang terdiri
menyampaikan informasi. Pemilihan metode dari beberapa batasan, ser ta terdiri dari
yang tepat dalam penyebaran informasi sesuai dimensi-dimensi yang berkaitan. Meskipun
dengan strategi perusahaan akan meningkatkan tidak ada kesepakatan dimana dimensi yang
aspek keunggulan bersaing perusahaan dan membentuk kualitas hubungan, overlapping
terpeliharanya hubungan (Mohr dan Nevin, 1990, yang luar biasa tumbuh dalam berbagai konsep.
p. 39). Kualitas hubungan dapat meliputi kepercayaan
(trust), komitmen (commitment), keadilan
Isi informasi. Isi informasi merupakan
(Fairness) dan tidak adanya opor tunisme
pesan yang disampaikan atau apa yang
(absenteism of opportunism) (Sakano et.al,
dikatakan (Mohr and Nevin, 1990, p. 39-40).
1993, dalam Mohr et. al, 1996, p. 105 – 106;
Seper ti halnya media, isi informasi dapat
Johnson, 1999, p. 6). Dengan mengandalkan
dikategorikan dalam banyak ragam. Isi informasi
konseptualisasi terdahulu dapat dianggap
yang tepat dan dapat menyampaikan tujuan
kualitas hubungan sebagai konstruk aturan
strategis perusahaan akan meningkatkan aspek
tinggi yang mencakup kepercayaan, keadilan
keunggulan bersaing dan terpeliharanya
dan komitmen.
hubungan.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 13


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Kinerja Proyek Meningkatnya komunikasi pada kerjasama


Takim dan Akintoye, (2002, p. 545) pada merupakan hasil dari adanya komitmen
penelitiannya mengukur kinerja proyek dengan: kepuasan dan koordinasi. Komitmen mengukur
biaya proyek yang bisa ekonomis, waktu proyek tingkat pengabdian dan keinginan partner untuk
yang bisa efisien, tingkat kesalahan yang melanjutkan hubungan. Komitmen secara tidak
minimal, kepuasan klien dengan hasil proyek, langsung merupakan pengorbanan dalam jangka
dan kepuasan klien dengan layanan. Sedangkan pendek untuk mewujudkan keuntungan
Dulaimi dkk. (2005) mengukur kinerja proyek hubungan jangka panjang.
dengan: pembelajaran yang ada dalam proyek, Ganesan (1994, p. 6) menemukan
perbaikan berkelanjutan, kepuasan klien, citra bahwa kepercayaan dan ketergantungan
perusahaan, keunggulan bersaing perusahaan, sumberdaya sangat berperan dalam menetapkan
waktu penyelesaian proyek, budget proyek, dan orientasi usaha jangka panjang dalam suatu
inovasi dalam proyek. Maseri, dkk (2008, p. kerjasama. Kepercayaan adalah perasaan dapat
509) mengukur kinerja proyek dengan beberapa dipercaya dan target yang baik dari suatu
indikator, yaitu: biaya, waktu dan kualitas proyek. kerjasama (Ganesan,1994, p. 6), merupakan
konstruk yang kompleks yang mencakup
Hubungan antar Variabel integrasi dan reliabilitas yang mempengaruhi
Sarkar (1998, p. 128; Heide et al., perilaku dan mengembangkan hubungan bisnis
2007) dalam penelitiannya mengemukakan serta dapat mengembangkan kualitas hubungan
bahwa dimensi dari adanya keeratan hubungan dimana hal ini tidak terjadi secara otomatis
kerjasama adalah kepercayaan dan komitmen. tetapi melalui suatu proses keputusan dan
Kepercayaan merupakan dasar yang perjanjian.
fundamental terbentuknya kerjasama dan Bagi perusahaan, kerjasama antar
merupakan elemen kritis dari pertukaran. Selain perusahaan merupakan suatu kekuatan atau
itu terdapat hubungan yang jelas antara sumber dengan peranan spesifik yang formal
kepercayaan dan kinerja dari perusahaan yang dalam memperoleh keunggulan bersaing dan
bekerjasama. Kepercayaan adalah sumber pengembangan strategi. Sehingga, Johnson
keyakinan yang terdalam dari sifat (1999, p.5) mengkonsepkan hubungan antar
mementingkan kepentingan par tner dan perusahaan sebagai penambahan suatu
hubungan moral dan hal ini menciptakan suatu kemajuan dari keterlibatan antar dua perusahaan
persepsi tentang kejujuran, sifat yang dalam suatu hubungan kerjasama antar
sebenarnya, kewajaran dan kemauan untuk perusahaan yang mengimplikasikan
meningkatkan kinerja kerjasama. penggabungan sumber-sumber kekuatan,
Komitmen adalah suatu keinginan/ penggabungan kapabilitas yang diperluas, dan
harapan untuk mewujudkan niat baik utnuk posisi bersaing yang diperkuat bagi perusahaan
menginvestasikan sumberdaya kedalam suatu yang terlibat.
kerjasama (Gundlach,1995, p. 79). Sementara Selanjutnya, karakteristik kerjasama
menurut Morgant dan Hunt (1994, p. 20-38) antar perusahaan atau faktor penting yang
komitmen adalah suatu keinginan secara terus- memiliki kecenderungan mempengaruhi
menerus untuk mempertahankan hubungan hubungan antar perusahaan atau persepsi
kerjasama dalam jangka panjang dengan partner masing-masing pihak terhadap mitranya antara
melalui per tukaran investasi yang spesifik. lain ketergantungan, fleksibilitas, kualitas

14 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

hubungan antar perusahaan, harapan akan dibutuhkan pula adanya kesiapan untuk melakukan
kelanjutan dan usia hubungan antar perusahaan negoisasi ulang pada mitranya dalam hubungan
(Johnson, 1994, p. 4). antar perusahaan (Heide 1994, p. 76).
Disebutkan pula bahwa fleksibilitas
Pengaruh Fleksibilitas terhadap Kualitas mempermudah hubungan antar perusahaan
Hubungan mitra dengan UIPJJB melalui komunikasi yang terjalin oleh kedua belah
Fleksibilitas memudahkan hubungan pihak yang secara implisit menyampaikan niat
antar perusahaan karena beberapa alasan ketika dan perhatian yang baik dalam hubungan antar
perusahaan menunjukkan pada tingkah laku perusahaan tersebut. Fleksibilitas ini juga
mereka kearah mitra kemitraan mereka secara mencerminkan betapa nilai dan pentingnya
jelas mengkomunikasikan kepercayaan baik dan hubungan antar perusahaan, sehingga pesan
niat baik mereka dalam suatu hubungan. Melalui implisit ini akan mengakibatkan timbulnya rasa
fleksibilitas mereka, mereka dapat aman bagi perusahaan dalam hubungan antar
mengkomunikasikan bahwa kemitraan adalah perusahaan dimana hal ini pula akan membuat
berharga dan penting. kedua belah pihak semakin menyadari bahwa
Dalam pengertian yang lebih jelas, kemitrakerjaan ini merupakan aset strategi yang
fleksibilitas berar ti bahwa ekstensi yang penting (Johnson, 1999: 6).
signifikan, perhatian dan kebutuhan perusahaan Fleksibilitas mutlak diperlukan dalam
diakomodasi pada hubungan antar perusahaan membina suatu integritas dalam suatu saluran
dan oleh mitra hubungan antar perusahaan. distribusi. Fleksibilitas akan merespon setiap
Hal ini menunjukkan bahwa dimana hubungan perubahan yang terjadi dalam lingkungan dalam
antar perusahaan diperhatikan, maka upaya peningkatan kebutuhan konsumen. Hal
perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih ini yang paling penting dalam fleksibilitas adalah
untuk berusaha dan mengoperasikan secara membina hubungan komunikasi yang efektif
strategik. Singkatnya fleksibilitas berarti bahwa dengan distributor.
perusahan itu dapat mengoptimalkan apa yang Fleksibilitas juga merupakan
ditujukan pada hubungan antar perusahaan komponen yang jelas, penting dan diinginkan
sebagai aset strategik. Oleh karenanya dari pada hubungan antar perusahaan (Johnson,
bahasan diatas dapat ditunjukkan dalam 1999 p. 6). Lebih lanjut dinyatakan bahwa
hipotesis penelitian sebagai berikut: fleksibilitas dapat merespon untuk mengubah
Meskipun fleksibilitas sendiri tidak dan mengkoordinasi mitra-mitra perusahaan
dipandang sebagai salah satu faktor yang turut sebagai kebutuhan yang muncul.
membangun hubungan antar perusahaan, Fleksibilitas memudahkan hubungan
namun beberapa peneliti mengungkapkan antar perusahaan karena beberapa alasan ketika
penting dan dibutuhkannya fleksibitas dalam perusahaan menunjukkan tingkah laku mereka
hubungan antar perusahaan. kepada mitra hubungan antar perusahaan
Elemen penting kedua dari hubungan mereka secara jelas mengkomunikasikan
antar perusahaan ini adalah fleksibilitas yaitu kepercayaan baik dan niat baik mereka dalam
kemampuan perusahaan untuk melakukan suatu hubungan. Melalui fleksibilitas, mereka
manuver dan beroperasi seca strtegis terhadap dapat mengkomunikasikan bahwa hubungan
perubahan-perubahan keadaan atau kebijakan antar perusahaan merupakan sesuatu berharga
yang terkadang tidak diramalkan sehingga dan penting.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 15


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Oleh karenanya dari bahasan diatas Pengaruh kualitas komunikasi terhadap


dapat ditunjukkan dalam hipotesis penelitian kualitas hubungan mitra dengan UIPJJB
sebagai berikut: Komunikasi yang efektif akan
merupakan informasi bagi par tner dan
H1 : Semakin tinggi Fleksibilitas maka merupakan kunci sukses kerjasama dalam
akan semakin baik hubungan mitra dengan menghadapi segala perubahan yang terjadi. Hal
UIPJJB tersebut juga akan menguntungkan antara
par tner melalui pertukaran informasi yang
Pengaruh Orientasi Kelangsungan Hubungan penting sehingga akan mengurangi kesalah-
jangka panjang terhadap Kualitas Hubungan pahaman dan salah pengertian (Mohr dan
mitra dengan UIPJJB Nevin,1990, p. 36). Saling terbuka dan bertukar
Par tner usaha merasakan bahwa informasi atas segala yang terjadi merupakan
kerjasama akan aman dan terjamin setiap saat, norma penyebaran informasi yang dapat
tidak seperti yang sebelumnya yaitu bahwa membantu memenuhi keinginan antara partner.
kerjasama adalah penuh dengan resiko. Untuk Tingkat penyebaran informasi yang
perusahaan yang melakukan kerjasama, akibat tinggi akan mengurangi informasi yang asimetri
dari adanya hubungan antar perusahaan ini, sehingga terjadi pengurangan biaya kontrak dan
akan berhasil di masa yang akan datang untuk monitoring karena antara par tner sudah
jangka panjangnya. Antara usaha yang melaksanakan perjanjian sesuai dengan
bekerjasama dalam jangka panjang akan menjadi informasi yang sama.
merasa lebih familiar dan kerjasama akan Sarkar (1998, p.132) menyatakan
menjadi lebih baik/tepat. komunikasi yang tepat akan meningkatkan
Untuk kelangsungan hubungan ini tidak kebutuhan penyebaran informasi secara ketat
mengukur sikap tetapi mengukur persepsi dari dari kerjasama, kombinasi dari integrasi dan
para partner. Lebih jauh, hal ini merupakan komunikasi akan meningkatkan hasil akhir antara
konsep hubungan jangka panjang dan jangka par tner. Oleh karena itu dimensi yang
waktu kontrak secara formal (Heide et al., 2007). membentuk faktor penyebaran informasi ini yaitu
Dimensi yang membentuk faktor harapan adanya informasi yang bersifat rutin dan
kelangsungan hubungan kerjasama adalah informal, informasi tersebut berkaitan dengan
pemakaian asset yang spesifik, harapan adanya masalah perubahan dan informasi tersebut
hubungan dalam jangka panjang, harapan terbuka sifatnya. Berdasarkan pemikiran-
keberhasilan hubungan dan keraguan pemikiran diatas, maka hipotesis yang dibangun
keberhasilan hubungan kerjasama. Berdasarkan adalah :
penelitian Johnson (1999) dan Sarkar (1998)
maka hipotesis yang dibangun H3 : Semakin tinggi kualitas komunikasi
maka akan semakin tinggi kualitas hubungan
H2 : Semakin tinggi orientasi mitra dengan UIPJJB
kelangsungan hubungan jangka panjang
maka akan semakin baik kualitas hubungan
mitra dengan UIPJJB

16 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Pengaruh Hubungan mitra dengan UIPJJB adalah meningkatkan kinerja. Dengan demikian,
terhadap Kinerja Proyek perusahaan secara strategik menyatukan
Sejauh ini, penelitian yang hubungan antar perusahaan karena melakukan
mengevaluasi efek-efek hubungan antar demikian membawa potensi untuk memperoleh
perusahaan (interfirm relationship/IFR) pada hasil ekonomi yang tinggi. Semua manfaat
kinerja proyek perusahaan partisipan hubungan hubungan antar perusahaan secara langsung
antar perusahaan masih terbatas dan dan tidak langsung akan merubah kinerja
meragukan. Beberapa bukti menyatakan bahwa ekonomi bagi perusahaan mitra.
hubungan antar perusahaan jangka panjang Pengembangan produk yang lebih
dapat menguntungkan bagi penyalur (Kalwani cepat merupakan hasil hubungan antar
and Narayandas 1995, dalam Johnson 1999, perusahaan yang diharapkan dari perusahaan
p. 13). Sementara bukti penelitian lain yang tergabung didalamnya secara strategik
mengatakan bahwa perilaku perusahaan- untuk meningkatkan efektivitasnya atau nilai
perusahaan dalam hubungan antar perusahaan yang tidak bisa diciptakan secara individu oleh
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perusahaan, yang akan secara langsung
kinerja pasar perusahaan (Lusch and Brown, mampu meningkatkan kinerjanya (Johnson 1999,
1996, dalam Johnson, 1999, p. 6 ) p. 8). Dari pemikiran-pemikiran diatas, maka
Walaupun demikian, alasan yang jelas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
bagi perusahaan untuk melakukan bentuk aliansi
seperti hubungan antar perusahaan adalah untuk H 4 : Semakin tinggi kualitas hubungan
meningkatkan kinerjanya. Secara spesifik, mitra dengan UIPJJB maka akan semakin
proses inovasi, keunggulan-keunggulan dalam tinggi kinerja proyek.
pengelolaan logistik, peningkatan responsifitas
dan penyesuaian transaksi yang lebih efesien, Kerangka pemikiran Teoritis dan
kesemuanya ini dikontribusikan untuk keefektifan Pengembangan Model Penelitian
dan keefisienan perusahaan (Johnson 1999, Berdasarkan telaah literatur yang telah
p. 8). dilakukan maka kerangka pemikiran teoritis yang
Meskipun adanya alasan yang nyata mendasari penelitian ini adalah seperti pada
untuk kerjasama dengan mitra antar perusahaan dibawah ini.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 17


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Tabel 3
Definisi operasional Variabel

18 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

METODE PENELITIAN sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya


Penelitian ini merupakan studi kasus pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi
mengenai hubungan para perusahaan mitra/ (Sutrisno Hadi,1993). Adapun anggapan-
rekanandengan Unit Induk Pembangunan anggapan yang dipegang peneliti dalam
Jaringan Jawa Bali (UIPJJB) PT. PLN (Persero). menggunakan metode ini adalah bahwa subyek
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian merupakan orang yang paling tahu
yang diajukan dengan menggunakan metode tentang dirinya dan pernyataan subyek yang
penelitian yang telah dirancang sesuai dengan diberikan kepada peneliti adalah benar dan dapat
variabel-variabel yang akan diteliti agar dipercaya (Sutrisno Hadi, 1993).
mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Pengumpulan data dilakukan dengan
Pembahasan yang ada dalam metode penelitian menggunakan satu macam angket, yaitu angket
mencakup jenis dan sumber data, populasi dan ter tutup, yaitu angket yang terdiri atas
sampel, metode pengumpulan data dan teknik serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
analisis data. mendapatkan data mengenai beberapa faktor
Data primer yang diperlukan dalam yang membentuk hubungan antar perusahaan
penelitian ini adalah data yang didapatkan dari dan kinerja proyek.
jawaban para responden terhadap pertanyaan Pernyataan dalam angket ter tutup
yang diajukan oleh peneliti. Adapun responden tersebut menggunakan skala Semantik scale
yang menjawab daftar per tanyaan tersebut yaitu skala pengukuran untuk mengukur sikap,
adalah Project Manajer dan Site Manajer pendapat dan persepsi seseorang atau
Perusahaan rekanan. sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Populasi dalam penelitian ini adalah Jawaban setiap instrumen yang menggunakan
perusahaan rekanan PT PLN (Persero) UIPJJB skala Semantik scale mempunyai gradasi dari
berjumlah 160 Proyek/pekerjaan yang masing- sangat positif sampai dengan sangat negatif
masing proyek/pekerjaan tersebut mempunyai (Ferdinand, 2006) dengan skor 1 - 10, dengan
manajer proyek (project manager) atau manajer pernyataan sangat tidak setuju sampai dengan
lokasi (site manager) atau koordinator proyek/ sangat setuju.
pekerjaan, maka populasi penelitian ini adalah
160 orang. Menurut Hair, Anderson, Tatham Teknik Analisis Data
dan Black (1995), pada penelitian dengan Suatu penelitian membutuhkan
menggunakan teknik analisis SEM mewajibkan analisis data dan interpretasinya yang bertujuan
bahwa sampel yang representatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam
digunakan dalam penelitian minimal 100 rangka mengungkap fenomena sosial tertentu.
responden, karena teknik analisis data dalam Analisis data adalah proses penyederhanaan
penelitian ini menggunakan program SEM dari data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca
AMOS 5. Penelitian ini menggunakan metode dan diinterpretasikan. Metode yang dipilih untuk
sensus, yaitu mengambil semua responden menganalisis data harus sesuai dengan pola
sebagai obyek penelitian. penelitian dan variabel yang akan diteliti.
Metode pengumpulan data yang Model yang digunakan dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian ini adalah model kausalitas atau
angket. Metode angket dalam bentuknya hubungan atau pengaruh dan untuk menguji
mendasarkan diri pada laporan tentang diri hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 19


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

maka teknik analisis yang digunakan adalah meneliti seberapa besar variabel
SEM atau stuctural equation model yang hubungan antar per usahaan
dioperasikan melalui program AMOS. berpengaruh terhadap kinerja proyek
Permodelan penelitian melalui SEM PLN. Pada penelitian ini regression
memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab weight digunakan untuk uji hipotesis
pertanyaan penelitian yang bersifat dimensional H1, H2, H3, H4.
(yaitu mengukur apa indikator dari sebuah Menurut Hair, et al (1995) terdapat
konsep) dan regresif (mengukur pengaruh atau tujuh langkah yang harus dilakukan apabila
derajad hubungan antara faktor yang telah menggunakan permodelan Structural Equation
diidentifikasikan dimensinya). Penelitian ini Model (SEM). Sebuah permodelan SEM yang
menggunakan dua macam teknik analisis yaitu: lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement
a. Analisis Faktor Konfirmatori Model dan Structural Model. Measurement
(Confirmatory Factor Analysis) Model atau Model Pengukuran ditujukan untuk
Analisis faktor konfirmatori pada SEM mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang
digunakan untuk mengkonfirmasikan dikembangkan pada sebuah faktor. Structural
faktor-faktor yang paling dominan Model adalah model mengenai str uktur
dalam satu kelompok variabel. Pada hubungan yang membentuk atau menjelaskan
penelitian ini analisis faktor konfirmatori kausalitas antara faktor.
digunakan untuk uji indikator yang Untuk membuat permodelan yang
membentuk faktor, kualitas hubungan, lengkap beberapa langkah berikut perlu dilakukan:
fleksibilitas, harapan kelangsungan 1. Mengembangkan teori berdasarkan
hubungan, penyebaran informasi, model
hubungan antar perusahaan dan kinerja SEM mendasarkan diri pada hubungan
proyek. sebab-sebab (causal), dimana
b. Regression Weight. perubahan yang terjadi pada satu
Regression Weight pada SEM variabel diasumsikan untuk
digunakan untuk meneliti seberapa menghasilkan perubahan pada variabel
besar variabel, kualitas hubungan, yang lain. Pada penelitian ini terdapat
fleksibilitas, harapan kelangsungan 20 indikator untuk mengukur pengaruh
hubungan kerjasama dan penyebaran hubungan antar perusahaan terhadap
informasi berpengaruh terhadap kinerja proyek pada UIPJJB PT PLN
hubungan antar perusahaan. Serta (persero).

20 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Tabel 4
Variabel dan indikator pengukuran

2. Membentuk sebuah diagram alur dari Persamaan struktural penelitian dapat


hubungan kausal dilihat pada Tabel berikut:

Persamaan Struktural

Keterangan: KK = Kualitas Komunikasi


FL = Fleksibilitas KHP = Kualitas Hubungan mitra dengan UIPJJB
OH = Orientasi Hubungan KP = Kinerja Proyek

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 21


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Persamaan model pengukuran penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Model Pengukuran

4. Memilih matriks input dan estimasi Analisis StructuralEquation Modeling


model Analisis selanjutnya setelah analisis
5. Menganalisis kemungkinan munculnya konfirmatori adalah analisis Structural Equation
masalah identifikasi. Modeling (SEM) secara Full Model. Analisis
6. Mengevaluasi kriteria Goodness-of-fit full model dilakukan terhadap model penelitian.
7. Interpretasi dan modifikasi model Hasil pengolahan data untuk analisis SEM full
model terlihat seperti pada Gambar 2, Tabel 5
dan Tabel 6.
ANALISIS DATA

22 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Tabel 5
Goodness of Fit Indexes untuk Full Model

Gambar 2
Gambar Full Model Structural Equation Modeling

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 23


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Tabel 6
Regression Weights Full model

Sumber: Hasil Analisis

Uji terhadap hipotesis model penelitian ini diajukan enam hipotesis yang
menunjukkan bahwa model penelitian ini sesuai selanjutnya pembahasannya dilakukan dibagian
dengan data atau fit terhadap data yang tersedia berikut ini.
seperti terlihat dari tingkat signifikansi terhadap
model sebesar 0,273 yang berarti diatas 0.05. Uji Hipotesis 1
Secara keseluruhan nilai indeks yang lain juga Hipotesis 1 pada penelitian ini
berada dalam rentang nilai yang diharapkan, Fleksibilitas berpengaruh positif dan signifikan
oleh karena itu model dapat diterima. terhadap Kualitas hubungan mitra dengan
UIPJJB.Dari pengolahan data diketahui bahwa
Pengujian Hipotesis nilai CR (Critical Ratio) untuk hubungan antara
Pengujian hipotesis digunakan untuk variabel fleksibilitas dengan kualitas hubungan
menguji hipotesis penelitian seper ti yang mitra dengan UIPJJB seperti terlihat pada Tabel
diajukan pada Bab II. Pengujian hipotesis 6 adalah sebesar 3.383 dengan nilai P
dididasarkan atas pengolahan data penelitian (Probability) sebesar 0.000. Kedua nilai ini
dengan menggunakan analisis SEM, dengan menunjukkan hasil yang memenuhi syarat, yaitu
cara menganalisis nilai regresi seperti yang diatas 2.00 untuk CR (Critical Ratio) dan
ditampilkan pada Tabel 4.7 di atas. Pengujian dibawah 0.05 untuk nilai P (Probability). Dengan
hipotesis ini dilakukan dengan menganalisis nilai demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 1
C.R (Critical Ratio) dan nilai P (Probability) penelitian ini dapat diterima.
pada hasil olah data Regression Weights,
dibandingkan dengan batasan statistik yang Uji Hipotesis 2
disyaratkan, yaitu nilai CR (Critical Ratio) di Hipotesis 2 pada penelitian ini
atas 2.00, dan nilai P (Probability) di bawah adalah Orientasi hubungan jangka panjang
0.05. Apabila hasilnya menunjukkan nilai yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis Kualitas hubungan mitra dengan UIPJJB. Dari
penelitian yang diajukan dapat diterima. pengolahan data diketahui bahwa nilai CR
Secara rinci pengujian hipotesis (Critical Ratio) adalah sebesar 2.361 dengan
penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai nilai P (Probability) sebesar 0.018. Kedua nilai
dengan hipotesis yang telah diajukan. Pada ini menunjukkan hasil yang memenuhi syarat,

24 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

yaitu diatas 2.00 untuk CR (Critical Ratio) dan untuk nilai P (Probability). Dengan demikian
dibawah 0.05 untuk nilai P (Probability). Dengan dapat dikatakan bahwa hipotesis 3 penelitian
demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 ini dapat diterima.
penelitian ini dapat diterima.
Uji Hipotesis 4
Uji Hipotesis 3 Hipotesis 4 penelitian ini adalah Kualitas
Hipotesis 3 pada penelitian ini hubungan mitra dengan UIPJJB berpengaruh
adalah Kualitas komunikasi berpengaruh positif positif dan signifikan Kinerja proyek. Dari Tabel
dan signifikan terhadap Kualitas hubungan mitra 6 diketahui bahwa nilai CR (Critical Ratio)
UIPJJB. Dari pengolahan data diketahui bahwa adalah sebesar 4.145 dengan nilai P (Probability)
nilai CR (Critical Ratio) seperti terlihat pada sebesar 0.000. Kedua nilai ini menunjukkan hasil
Tabel 6 adalah sebesar 2.411 dengan nilai P yang memenuhi syarat, yaitu diatas 2.00 untuk
(Probability) sebesar 0.016 Nilai ini menunjukkan CR (Critical Ratio) dan dibawah 0.05 untuk nilai
hasil yang memenuhi syarat, yaitu diatas 2.00 P (Probability). Dengan demikian hipotesis 4
untuk CR (Critical Ratio) dan di bawah 0.05 dalam penelitian ini dapat diterima.

Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN dari masalah penelitian yaitu: variabel


Kesimpulan Masalah Penelitian fleksibilitas, orientasi hubungan jangka panjang,
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari dan kualitas komunikasi berpengaruh positif
jawaban atas rumusan masalah yang diajukan terhadap Kualitas Hubungan mitra dengan
dalam penelitian ini yaituvariabel-variabel apa UIPJJB yang membawa pada meningkatnya
yang mempengaruhi kinerja proyek.Kesimpulan kinerja proyek PLN.

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 25


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Lebih jauh hasil dari penelitian ini Ketiga, untuk meningkatkan kinerja
membuktikan dan memberi kesimpulan untuk proyek PLN adalah meningkatkan kualitas
menjawab persoalan tersebut bisa dilihat pada komunikasi. Kualitas Komunikasi dapat dilakukan
3 (tiga) proses dasar untuk meningkatkan kinerja dengan meningkatkan frekwensi komunikasi.
proyek PLN antara lain, yaitu : Pertama, untuk Apabila Kualitas Komunikasi baik tentu saja
meningatkan kinerja proyek PLN adalah akan menyebabkan kualitas hubungan mitra
meningkatkan Fleksibilitas. Fleksibilitas bisa dengan UIPJJB dan kinerja proyek PLN
ditingkatkan dengan cara menyesuaikan pasal- meningkat.
pasal dalam kontrak sesuai dengan kondisi
lapangan. Apabila Fleksibilitas dalam hubungan Implikasi Teoritis
baik tentu saja akan menyebabkan kualitas Pada hasil penelitian ini dapat diketahui
hubungan mitra dengan UIPJJB dan kinerja bahwa secara teoritis, penelitian ini secara
proyek PLN meningkat. keseluruhan mendukung beberapa teori yang
Kedua, untuk meningatkan kinerja proyek telah disampaikan pada bagian awal penelitian.
PLN adalah meningkatkan orientasi hubungan Dari hasil analisis dapat nampak bahwa
jangka panjang. Orientasi hubungan jangka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis-
panjang dapat dipupuk dan ditingkatkan dengan hipotesis yang telah diajukan. Hasil analisis
memberikan potensi hasil yang baik. Apabila penelitian ini menunjukkan penelitian ini
orientasi hubungan jangka panjang baik tentu mendukung teori atau hasil penelitian terdahulu.
saja akan menyebabkan kualitas hubungan Lebih lanjut tabel 7 berikut akan
mitra dengan UIPJJB dan kinerja proyek PLN menguraikan implikasi teoritis dari hasil
meningkat. penelitian ini.

Tabel 7
Implikasi Teoritis

26 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 27


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Implikasi Manajemen Kualitas Hubungan Mitra dengan UPJJB


Fleksibilitas Berdasarkan hasil jawaban responden
Berdasar hasil jawaban responden atas atas pertanyaan terbuka sehubungan dengan
pertanyaan terbuka sehubungan dengan variabel variabel kualitas hubungan mitra dengan UPJJB
fleksibilitas didapat temuan penelitian bahwa didapat temuan bahwa adanya dukungan dari
perusahaan rekanan mampu menyesuaikan perusahaan rekanan untuk program
perubahan kontrak sesuai dengan kebutuhan pembangunan PT PLN (Persero), terlihat dari
operasional PLN, ini terlihat dari angka indeks indeks par tisipasi yaitu sebesar 72,5%,
yaitu sebesar 70,7% tingkat kepuasan tinggi. perusahaan rekanan merasa dihargai dan

28 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

dipercaya oleh PT PLN (Persero) dengan - UIPJJB memberikan kepastian kepada


menjadi mitra kerja ini terlihat pada angka indeks para mitra mengenai kebutuhan
aspek keuanggulan bersaing yaitu sebesar Jaringan Listrik di Jawa & Bali akan
71,9%, perusahaan rekanan mendapatkan semakin meningkat pada waktu-
perlakuan atas azas dan rasa keadilan, dan waktu yang akan datang. Kemudian
adanya keseimbangan antara kontribusi dan Paket pekerjaan untuk para mitra
pendapatan. Hal ini terlihat pada indeks UIPJJB bersifat typical dan selalu
keadlian kontribusi yaitu sebesar 70,4%, terukur.
perusahaan memiliki tujuan dan konsep - UIPJJB menjalankan Prosedur
pembangunan yang sama dengan PT PLN administrasi kontrak di UIPJJB
(Persero), ini terlihat dari angka indeks sistematis; Kemudian Anggaran
penyesuaian tujuan strategi yaitu sebesar proyek dan proses pembayarannya
72,4%, dan perusahaan merasa terjamin dalam terjamin.
bertransaksi dengan PT PLN (Persero), ini terlihat - UIPJJB membuat program dan
dalam angka indeks ketepatan transaksi yaitu ketentuan agar pelaksanaan pekerjaan
sebesar 71,6%. lebih familiar dan lebih efisien;
Kemudian, Investasi peralatan kerja
Implikasi Kebijakan yang spesifik berfungsi aktif.
Penelitian ini berhasil memperoleh bukti Beberapa implikasi kebijakan lain yang
empiris bahwa semakin tinggi fleksibilitas dalam dapat dilakukan UIPJJB adalah:
hubungan UIPJJB dengan para mitranya maka - UIPJJB menyetujui item-item dalam
akan semakin baik kualitas hubunga mitra dengan kontrak bila ada permintaan perubahan
UIPJJB; Semakin tinggi orientasi hubungan terkait kebutuhan pengoperasian Unit
jangka panjang dalam hubungan UIPJJB dengan (Perubahan posisi/lokasi scoupe
para mitranya maka akan semakin tinggi pekuerjaan; Perubahan volume dalam
kualitas hubungan mitra dengan UIPJJB; dan kontrak) atau dari dokumen kontrak
semakin tinggi kualitas komunikasi di dalam terhadap mitra kerja dari awal sudah
hubungan UIPJJB dengan para mitranya maka mengakomodir secara detail pasal
akan semakin tinggi kualitas hubungan mitra mengenai perubahan spesifikasi/Bill
dengan UIPJJB. of quantity dalam kontrak. Untuk
Variabel orientasi hubungan jangka mengurangi dampak dalam
panjang merupakan variabel yang paling pelaksanaan maka diperlukan
dominan pengaruhnya terhadap kualitas pembuatan spesifikasi dalam kontrak
hubungan mitra dengan UIPJJB. Potensi hasil yang lebih teliti dengan melakukan
merupakan indikator yang paling kuat koordinasi intensif untuk menyusun
membentuk orientasihubungan jangka panjang. spesifikasi dokumen kontrak bersama
Sehingga sasaran kebijakan yang perlu pihak / unit pengguna.
dilakukan oleh manajemen UIPJJB adalah - UIPJJB bisa meminta mitra untuk
memberikan potensi hasil dengan sebaik- melakukan percepatan waktu terkait
baiknya atas . hubungan yang terjalin antara pekerjaan prioritas; tetapi UIPJJB harus
UIPJJB dengan mitra-mitranya. Cara yang bisa bisa memberikan imbalan yang
dilakukan adalah: . seimbang terkait kebutuhan

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 29


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

pelaksanaandan pengoperasian. sebagai referensi mitra untuk proses


Dimana hal ini disesuaikan dengan invoice sehingga hasil yang tercapai
unjuk kerja dan tidak merugikan kedua mendapatkan imbalan kerja yang
pihak untuk tujuan kinerja proyek yang sesuai harapan. Dan UIPJJB selalu
semakin baik. Misalnya dengan siap berdiskusi dengan mitra terhadap
metoda proses pengajuan invoice rencana kerja, evaluasi progress, serta
pembayaran dan evaluasi progress pemecahan permasalahan dari proyek
yang lebih simpel untuk meringkankan yang dikerjakan.
cash flow keuangan mitra kerja. - Dokumen kontrak seharusnya lebih
- UIPJJB bisa meminta Perusahaan informatif dan sudah
mitra untuk melakukan amandemen memper timbangkan hal-hal yang
perubahan kontrak karena terkait mungkin timbul dalam pelaksanaan
interfacing dengan existing atau sehingga tidak multi persepsi yang
penambahan waktu akibat belum mengakibatkan perdebatan (dispute)
siapnya lahan dengan pertimbangan terhadap spesifikasi dan volume
efek penambahan finansial yang harus kontrak. Misalnya dokumen kontrak
ditanggung mitra. Antara lain mengenai bisa lebih detail membuat penjelasan
perpanjangan jaminan pelaksanaan, dan dapat menguraikan dengan tegas
perpanjangan penggunaan gudang mengenai satuan-satuan yang
material, tenaga kerja, keamanan, dipergunakan dalam masing-masing
garansi material, pemeliharaan dan item BoQ tersendiri, misalnya:
kemungkinan adanya eskalasi nilai Lumpsump, Set, Unit dan bay. Atau
material/jasa. untuk volume yang bersifat fleksibel
- UIPJJB perlu melakukan ketegasan dan cenderung hanya bisa terukur
dalam mengambil keputusan, setelah pelaksanaan, dapat dipisahkan
kemudian selalu menjaga dalam item BoQ tersendiri, misalnya:
konsistensi dari pengambil bore pile, kabel power dan lain
keputusan. Misalnya mengenai sebagainya
persetujuan usulan adjustment
price/eskalasi harga dari kontraktor/ Keterbatasan Penelitian
mitra akibat keterlambatan kesiapan Beberapa keterbatasan penelitian yang
peralatan existing oleh PLN yang didapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai
menimbulkan extra cost pada mitra berikut.
kerja. Hal ini dapat juga dilakukan 1. Kriteria AGFI (Adjusted Goodness of
dengan memasukan klausul dalam Fit) penelitian menunjukkan angka yang
kontrak seperti kondisi khusus atau belum fit yaitu sebesar 0,874 dari yang
force mayor sehingga dapat seharusnya diatas 0,90.
dilakukan proses terminasi kontrak
2. Keterbatasan permodelan penelitian
sesuai progress yang telah tercapai.
ini berasal dari hasil squared multiple
- UIPJJB perlu melakukan supervisi dan correlation menunjukkan besaran yang
pendampingan dalam pembuatan menginformasikan kurang optimalnya
laporan harian, mingguan atau bulanan variabel anteseden dari variabel

30 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

endogen kualitas hubungan mitra 1. Penelitian mendatang hendaknya


dengan UIPJJB. menambahkan satu (misalnya:
3. Hasil penelitian ini tidak dapat orientasi kinerja) atau beberapa
digeneralisasi pada kasus lain diluar variabel lain yang akan diuji
obyek penelitian yaitu UIPJJB dengan pengaruhnya terhadap kualitas
para mitranya. hubungan mitra dengan UIPJJB
4. Nilai Squared multiple corelation dengan tujuan model penelitian akan
(defalut model) terlihat bahwa lebih optimal dan hasil penelitian ini
“kualitas hubungan mitra (0,286) dan akan lebih komprehensip. Penambahan
kinerja proyek (0,15) keduanya nilainya indikator dan variabel berdasarkan atas
kecil dan tidak dominan. kajian terhadap penelitian terdahulu.
5. Penelitian ini belum mencantumkan 2. Perlunya menerapkan lingkup obyek
modifikasi model penelitian. penelitian lain, untuk mendapatkan
Agenda Penelitian Mendatang hasil yang general terhadap faktor-
faktor yang dapat meningkatkan
Beberapa agenda penelitian mendatang
kualitas hubungan antar perusahaan.
yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 31


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

DAFTAR REFERENSI

Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian; suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Doney, Patricia M. Dan Joseph P. Cannon, (1997). “An Examination of the Nature of Trust in
Buyer-Seller Relationship”, Journal of Marketing, Vol. 61, p. 35-51
Dulaimi, Muhammed Fadhil, dkk, 2005, “A hierarchical structural model of assessing innovation
and project performance”, Construction Management and Economics (July 2005)
23, 565–577
Durand, Poulin, Kozak and Beauregard, 2005, “Interfirm Relationships and Value Creation: A
Sysnthesis, Conceptual Model and Implications for Future Research”, CENTOR GIK7P4
Dwyer, F.Robert,Paul H. Schurr, and Sejo Oh (1987), “Development Buyer – Seller Relationship,
“Journal of Marketing,51 (January) 11-27.
Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen, Badan
Penerbit UNDIP Semarang
FOKUS, April 2009, Media Komunikasi PLN, PT PLN (Persero)
FOKUS, Mei 2009, Media Komunikasi PLN, PT PLN (Persero)
FOKUS, Juli 2009, Media Komunikasi PLN, PT PLN (Persero)
FOKUS, Agustus 2009, Media Komunikasi PLN, PT PLN (Persero)
Ganesan, 1994, “Determinant of Longterm Orientation in Buyer-Seller Relationship”, Journal
of Marketing, 58, pp. 1-19.
Gundlach, 1995, “The Stucture of Commitment in Exchange”, Journal of Marketing59, pp. 78-
92
Hair, JR., Joseph F., Rolp E. Anderson, Ropnald L. Tatham and William C. Black, 1995, Multivariate
Data Analysis with Reading,Fourth Ed., Prentice Hall International, Inc.
Heide, 1994, “Interorganizational Governance in Marketing Channels”, Journal of Marketing 58,
71-85.
Heide, 1990, “Alliances in Industrial Purchasing; The Determinant of Joint Action in Buyer
Perusahaan supplier Relationship”, Journal of Marketing Research 27
Heide, Jan B., Kenneth H. Wathne and Askel I Rokkan, 2007, “Interfirm Monitoring, Social
Contracts, and Relationship Outcomes”, Journal of Marketing Research, Vol. XLVI,
(August), pp. 425-433
Johnson, Jean L., 1999, “Strategic Integration in Indusgtrial Distribution Channels: Managing
the Interfirm Relationship as a Strategic Asset”, Journal of The Academy of Marketing
Science, Volume 27 No. 1, pp. 4-18

32 Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HUBUNGAN MITRA
DENGAN UNIT INDUK PEMBANGUNAN JARINGAN JAWA BALI (UIPJJB) UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA PROYEK PADA PT. PLN (PERSERO)

Kumar, et. al. 1995, “The Effect of Percieved Interdependence On Dealer Attitude,” Journal of
Marketing Research 29, pp. 42-53.
Maseri, Wan, Amran Rasli, A.N. Abdalla, R. Razali, 2008, “Project Performance in Construction
Consulting Companies based on Knowledge Management, Information Technology
Infrastructure”, Research journal of Applied Science (3) 508-513.
Mohr, et. al, 1996, “Collaborative Communication in Interfirm Relationships: Moderating Effects
of Integration and control”, Journal of Marketing, Vol. 60 (July 1996), pp. 103-115
Mohr, Jakki dan John R. Nevin, 1990, “Communication Strategies in Marketing Channels: A
Theoretical Perspective”, Journal of Marketing, October, hlm. 36-51
Morgan, Robert M. Dan Shelby D. Hunt, 1994, “The Commitment-Trust Theory of Relationship
Marketing”, Journal of Marketing58 (july 1994), 20-38.
PLN Pikitring JBN. 2009. Electric Guidance 2009. PLN Pikitring JBN.
Razghandi, Hashim, and Yaghobifar, 2012, “Interfirm Network Strategy and Its Relationship
with Pro-Activeness and Responsiveness Market Orientation” International Conference
on Economics, Business and Marketing Management IPEDR Vol.29, IACSIT Press,
Singapore.
Sandy, Jap D., 1999, “Pie-Expansion Effort; Collaboration Processes in Buyer Perusahaan
supplier Relationship, Journal of Marketing Research, Vol. 36, November, p 461-
475
Sarkar, MB, 1998, “The Strategic Role of Relational Bonding in Interorganizational Collaborations
: An Empirical Study of The Global Construction Industry”, Journal of International
Management 4, 126-146
Mohr and Spekman, 1994, “Characteristic of Partnership Success : Resolution” , Strategic
Management Journal 15, 113-129
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabeta, Bandung
Takim, Roshana dan Akintola Akintoye, 2002, “Performance indicators for successful construction
project performance”, 18th Annual ARCOM Conference, University of Northumbria.
Association of Researchers in Construction Management, Vol. 2, 545-55
Umar, Husein, 1999, Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Rajawali Press,
Jakarta
Wong, Ada Hiu Kan, Paul De Ellis, and Wing Lam, 2008, “Interfirm Relationship and Learning:
Effects on the Marketing Capabilities of Transition Economy Suppliers” The Hong
Kong Polytechnic University.
www.kompas.com, 27 Agustus 2004

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 33

You might also like