You are on page 1of 16

654

PENGUKURAN KINERJA PDAM KOTA MAKASSAR BERBASIS


BALANCED SCORECARD

Moh. Rafid Marwal*1, M. Wahyuddin Abdullah2


Dosen STAI Al Amanah Jeneponto dan Dosen UIN AlauddinMakassar
E-mail : *1staialamanah@gmail.com, 2tosir_wahyu@yahoo.com

Abstact
This study aims to analyze the performance ratings of PDAM Makassar City based on
performance assessment issued by BPPSPAM to assess the aspects studied in the form of
managerial functions by using Balanced Scorecard approach as a measuring instrument.
The research approach used is normative approach and using qualitative method. The
results showed that the performance of financial perspective on the level of ability to meet
short-term liabilities (cash ratio) companies experiencing illiquid where PDAM Makassar
City is financial distress short-term. Customer perspective shows the result of customer
growth ratio and domestic water consumption show less performance value. For internal
business process perspective experiencing the same thing that waterlessness indicator
happened big enough water loss, also because by error of recording (human error) related
to record water account, this cause low water sold. While the perspective of human
resources on the indicator ratio training and employee training load showed a degree that
is not good, this case show development of employee competency is not top priority of
PDAM Makassar City.Finally, although there are many problems found, but overall by
looking at the accumulation value of balanced scorecard performance measurement of
PDAM Makassar city shows a healthy performance (shows 3,37 points in 2015 and 3,39
points in 2014 , with the standard value of healthy performance category is ≥ 2,8
points).Researchers expect PDAM Makassar City to make improvements to the problems
found, to create more optimal performance in the future.

Keywords: Balanced Scorecard, Performance

PENDAHULUAN diatur dalam UUD 1945 pasal 33 tentang


Air merupakan kebutuhan mendasar perekonomian Indonesia untuk mewujudkan
bagi manusia untuk bisa bertahan hidup kemaslahatan umat.
dan menjaga kelangsungan hidup mereka. Pengelolaan air oleh pemerintah
Hal ini berkaitan langsung dengan cara akan berimplikasi pula pada peningkatan
manusia memperoleh air yang layak Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- untuk membiayai belanja rutin dan
hari, sehingga dalam hal ini pemerintah membiayai sektor pembangunan daerah,
memiliki tanggung jawab publik untuk sehingga pemerintah dalam hal ini membentuk
menyediakan dan mengelola sumber- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
sumber air yang layak bagi kebutuhan yang berperan melayani kebutuhan air
masyarakat. Jika potensi dari suatu masyarakat. Adanya pemenuhan kebutuhan
sumber daya air dinilai cukup besar untuk masyarakat yang sangat vital ini memiliki
memenuhi kebutuhan air masyarakat relevansi terhadap pemenuhan maqâshid
umum maka pemerintah cukup memiliki syarî’ah (kebutuhan primer) umat manusia
satu perusahaan publiksemi profit untuk sebagai salah satu upaya dalam mencapai
mengelola sumber tersebut yang dikenal kesejahteraan umat (falah).
sebagai monopoli alami (Dominick Salvatore, Adanya peran sosial PDAM dalam
1993). Langkah tersebut sejalan dengan mengelolaan air juga sebagai pelaku
hak monopoli oleh pemerintah yang ekonomi di daerah (semi-profit oriented)
655

menuntut PDAM agar menyediakan sistem diharapkan mampu menciptakan iklim


pengelolaan airyang baik dan profesional usaha yang kondusif bagi perkembangan
melalui peningkatan kualitas pelayanan. PDAM Kota Makassar sehingga target
Pasalnya, peran PDAM dalam penyediaan air MDGsperkotaan yang telah disyaratkan
bersih masih menempati porsi yang relatif kecil dapat tercapaidemi mewujudkan sistem
berdasarkan ketentuan Millennium Development pengelolaan air yang baik.
Goals (MDGs) yang mensyaratkan target
pelayanan air bersih perkotaan minimal Rumusan Masalah
memenuhi 80% dari total penduduk. Berdasarkan latar belakang yang
Adapun hasil realisasi tahun 2015 baru telah dikemukakan maka rumusan
menyentuh angka 30,8% dengan status masalah penelitian ini bermaksud untuk
Perlu Usaha Keras (Bappenas, Millenium menemukan,“Bagaimana sistem pengukuran
Development Goals, oktober 2008.). Hal dan penilaian kinerja perspektif Balanced
ini tidak terlepas dari kendala-kendala Scorecard (BSC) pada PDAM Kota
yang masih dihadapi oleh PDAM, seperti Makassar berdasarkan standar penilaian
masalah pendanaan, kualitas SDM, kinerja Badan Pendukung Pengembangan
perilaku pelanggan, lemahnya pengendalian Sistem Penyedia Air Minum (BPPSPAM)
dan terjadinya in-efisiensi operasional, sebagai rujukan dari Peraturan Pemerintah
serta masalah pada infrastruktur pendukung Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan
(Dokumen Perencanaan Strategis PDAM Sistem Penyediaan Air Minum?.”
Kota Makassar, Juli 2014).
Penilaian kinerja PDAM pada Tinjauan Pustaka
dasarnya telah dilakukan sehingga penilaian A. Kinerja
tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan Kinerja dalam organisasi merupakan
dalam rangka meningkatkan kualitas jawaban dari berhasil atau tidaknya
pelayanan. Adapun pengukuran kinerja tujuan organisasi yang telah ditetapkan
yang dilakukan telah berdasar pada oleh sebuah perusahaan. Kinerja adalah
pengukuran kinerja berbasis Balanced keluaran yang dihasilkan oleh indikator-
Scorecard (BSC) terhadap empat perspektif indikator suatu pekerjaan dalam kurun
utama yaitu perspektif keuangan, perspektif waktu tertentu (Wirawan, 2009). Kinerja
operasional, perspektif administrasi, serta adalah kesediaan seseorang atau
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan kelompok orang untuk melakukan sesuatu
(Kepmendagri No.47/1999). Sehingga dalam kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
rangka mendukung pelayanan air secara dengan tanggung jawabnya dengan hasil
berkelanjutan maka perlu dilakukan seperti yang diharapkan (Mangkuprawira,
berbagai upaya, seperti mendorong penyehatan 2009). Penilaian kinerja adalah untuk
PDAM yang bermasalah, perbaikan aspek memotivasi personal dalam mencapai
pengawasan, penguatan aspek kelembagaan sasaran organisasi dan dalam memenuhi
serta penguatan infrastruktur sehingga standar perilaku yang telah ditetapkan
kedepannya PDAM diharapkan mampu sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan
bersaing dan setara dengan perusahaan- dan hasil yang diinginkan oleh organisasi
perusahaan air di dunia. (Mulyadi dan Setyawan, 1999). Penilaian
Berdasarkan berbagai kendala dan kinerja dapat digunakan untuk menekan
tantanganyang dihadapi oleh PDAM perilaku yang tidak semestinya dan untuk
makapenelitian ini perlu dilakukan untuk merangsang serta menegakkan perilaku
bisa mengukur dan menganalisis kinerja yang semestinya diinginkan, melalui
PDAM dalam rangka melaksanakan umpan balik hasil kinerja pada waktunya
fungsinya sebagai perusahaan penyedia serta pemberian penghargaan, baik yang
air bersih untuk publik. Dengan ini bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
656

Penilaian kinerja dapat digunakan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi


manajer puncak untuk memperoleh dasar dan pelaksanaan dari strategi memberikan
yang obyektif dalam memberikan kompensasi perbaikan mendasar. Perspektif pelanggan
sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing- dianggap penting mengingat semakin
masing pusat pertanggungjawaban kepada ketatnya persaingan mempertahankan pelanggan
perusahaan secara keseluruhan. Semua lama dan merekrut pelanggan baru, saat
ini diharapkan dapat membentuk motivasi ini produk atau jasa dikatakan bernilai
dan rangsangan pada masing-masing bagian lebih jika manfaat yang diterima dari
untuk bekerja lebih efektif dan efisien. suatu produk dan jasa kinerjanya semakin
mendekati atau bahkan melebihi dari apa
B. Balanced Scorecard (BSC) yang diharapkan dan dipersepsikan konsumen.
Konsep Balanced Scorecard dikembangkan Selain kedua perspektif tersebut, pengukuran
pada tahun 1990 oleh dua orang jenius perspektif internal bisnis juga dianggap
bernama Robert S. Kaplan dan David P. penting dimana penilaiannya didasarkan
Norton. Mereka mengadakan penelitian pada proses-proses, putusan-putusan dan
terhadap beberapa perusahaan di Amerika tindakan-tindakan yang terjadi didalam organisasi.
untuk mendapatkan sebuah pola Ketiga perspektif tersebut dilengkapi dengan
pengukuran kinerja yang terbaik dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
berhasil dipublikasikan dalam artikel dimana upaya yang dapat dilakukan
mereka di Harvard Business Review pada perusahaan dalam perspektif ini adalah
tahun 1992. Setelah itu, mereka pun dengan melakukan investasi infrastruktur
mendapatkan metode baru dalam yaitu reskilling employes, meningkatkan
pengukuran kinerja perusahaan yaitu BSC. kemampuan sistem informasi dan
Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan mempertahankan motivasi pekerja, serta
Balanced scorecard adalah suatu kerangka kerja pemberian wewenang dan pengarahan
untuk mengintegrasikan berbagai ukuran organisasi dan individu. Perspektif belajar dan
yang diturunkan dari strategi perusahaan, pertumbuhan ini menyediakan upaya
yaitu ukuran kinerja finansial masa lalu investasi masa depan sehingga memungkinkan
dan memperkenalkan pendorong kinerja organisasi mencapai tujuan pertumbuhan
non finansial masa depan, yang meliputi keuangan jangka panjang.
perspektif pelanggan, proses bisnis internal,
dan pembelajaran serta pertumbuhan, C. Penilaian Kinerja PDAM Berdasarkan
diturunkan dari proses penerjemahan Pedoman BPPSPAM
strategi perusahaan yang dilaksanakan Berkaitan penentuan kesehatan
secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai perusahan daerah air minum di Indonesia
tujuan dan ukuran yang nyata. berdasarkan pada penilaian tingkat keberhasilan
Empat perspektif BSC tersebut pengelolaan PDAM ini diukur melalui
memberi keseimbangan antara tujuan proses penilaian terhadap kinarja yang didasarkan
jangka pendek dan jangka panjang pada variabel kinerja penyelenggaraan
perusahaan. Kaplan dan Norton berpendapat pengembangan SPAM meliputi: aspek
bahwa balanced scorecard melengkapi keuangan, operasional, pelayanan pelanggan
seperangkat ukuran finansial kinerja dan sumber daya manusia sesuai dengan
masa lalu dengan ukuran pendorong ketentuan di dalam pasal 59 Permen PU
(drivers) kinerja masa depan (Kaplan dan No.18/PRT/M/2007. Masing-masing aspek
Norton, 1996). Tujuan dan ukuran memandang dirinci ke dalam beberapa variabel
kinerja perusahaan dari empat perspektif: penilaian melalui pendekatan BSC, sesuai
finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta dengan keputusan ketua pendukung
pembelajaran/ pertumbuhan (Kaplan dan pengembangan sistem penyedia air minum
Norton, 2000). Pengukuran kinerja keuangan No.002/KPST/K-6/IV/2010, dengan keputusan
657

poin pertama yaitu penilaian kinerja lapangan, 2) Data Sekunder, yaitu data
pelayanan penyelenggaraan pengembangan sistem yang diperoleh dari perusahaan berupa
penyediaan air minum PDAM dilakukan dengan profil perusahaan, serta penelitian kepustakaan,
menggunakan pendekatan balanced secorecard literatur-literatur, jurnal, artikel, majalah,
dengan pengukuran terhadap aspek dan bacaan yang terkait dengan pokok
keuangan, pelayanan, oprasi dan sumber bahasan penulisan terutama Laporan
daya manusia. Adapun indicator-indikator Statistik (BPS) dan Laporan Keuangan
penilaian kinerja masing-masing perspektif yang yang dikeluarkan hasil audit PDAM kota
menjadi standar pengukuran dalam penelitian ini Makassar.
dapat dilihat pada pedoman BPPSPAM.
C. Teknik Analisis Data
METODOLOGI PENELITIAN Tahap awal dilakukan analisis data
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian yaitu melakukan perhitungan kinerja
Penelitian ini merupakan studi berdasarkan pedoman BPPSPAM untuk
lapangan (Field Research) dimana penelitiannya mengukur masing-masing perspektif
bersifat kualitatif. Penelitian ini menggunakan keuangan, aspek pelanggan, proses bisnis
pendekatan normatif. Pendekatan normatif internal dan sumber daya manusia. Setelah
dipilih untuk menguraikan suatu kondisi dilakukan pengukuran perspektif Balanced
yang seharusnya menurut pedoman serta Scorecard (BSC), maka tahap selanjutnya
norma-norma tertentu dikatakan ideal. yaitu tahap interpretasi dimana hasil
Acuan dari norma atau pedoman berupa temuan berdasarkan kartu skor (scorecard)
standar-standar, landasan hukum, serta diintepretasikan dan dikonfirmasi langsung oleh
batasan-batasan yang dikeluarkan oleh hasil wawancara setiap indikator sehingga data
suatu instansi. Dalam penelitian ini yang di analisis dengan metode tersebut
norma atau pedoman yang digunakan akan memberikan penjelasan secara
untuk menilai kinerja pelayanan air spesifik terkait temuan nyata yang terjadi
bersih menurut Keputusan Ketua Badan di lapangan. Setelah melakukan intrepretasi
Pendukung Pengembangan Sistem maka tahapan ketiga adalah melakukan
Penyedia Air Minum (BPPSPAM) perhitungan akumulasi dari pengukuran
No.002/KPT/K-6/IV/2010 Tentang Penilaian kinerja setelah mendapatkan nilai kartu
Kinerja Pelayanan Penyelenggaraan Sistem skor (scorecard) melalui pembobotan
Penyedia Air Minum Pada Perusahaan dari indikator masing-masing perspektif,
Daerah Air Minum (PDAM) dan sehingga menghasilkan nilai total kinerja
Kepmendagri No. 47 Tahun 1999. dari rata-rata kartu skor (scorecard)
setiap perspektif Balanced Scorecard.
B. Metode Pengumpulan Data Penelitian Peneliti dalam tahap ini dapat menarik
Penelitian ini diolah berdasarkan kesimpulan akhir apakah kinerja perusahaan
dua sumber data, yaitu: 1) Data Primer, masuk kategori sehat atau tidak.
yaitu diperoleh melalui pengumpulan Berkaitan dengan pengukuran kinerja
data dengan mengadakan wawancara maka sistem pembobotan, metode
secara langsung (direct interview) kepada perkalian bobot dan nilai, total nilai kinerja
pihak-pihak yang dianggap dapat yang dihasilkan serta pengkategorian sehat
memberikan pernyataan yang falid untuk tidaknya PDAM harus berdasarkan pada
melengkapi data yang diperoleh atau arus bagan berikut ini :
dalam mengonfirmasi temuan yang ada di
658

Gambar 1. Metode Perhitungan Nilai Kinerja

BOBOT
PERSPEKTIF

Keuangan (0,25) Bobot KATEGORI

Pelayanan Sehat (>2,8)


Pelanggan(0,25)
Indikator x Nilai Kurang Sehat
Internal Proses Kinerja (2,2 – 2,8)
Bisnis(0,35)
Pembelajaran & Sakit (<2,2)
Pertumbuhan Nilai
(0,15) Indikator

Sumber : Standar BPPSPAM, 2015

Keterangan :
 Bobot perspektif merupakan jumlah bobot masing-masing perspektif
 Indikator merupakan indikator kinerja masing-masing perspektif
 Bobot merupakan angka bobot dari masing-masing indikator kinerja
 Nilai indikator merupakan nilai standar dari masing-masing indokator
 Nilai kinerja merupakan hasil perkalian bobot dengan nilai indikator

Berkaitan penentuan tingkat penilaian tingkat kinerja PDAM sesuai


kesehatan PDAM di Indonesia berdasarkan surat keputusan Ketua BPPSPAM
pada penilaian tingkat kinerja PDAM yang No.002/KPTS/K-6/IV/2010 tentang pedoman
diatur dalam standar dasar perhitungan kinerja PAM dapat dilihat pada tabel
masing-masing variabel dan indikator berikut ini:

Tabel 1. Bobot Perhitungan Perspektif Balanced Scorecard


Aspek Objek Key Peformance Indokators (KPI) Bobot Desimal
1. Retun On Equity (ROE) 5,5% 0,055
2. Rasio Oprasi 5,5% 0,055
Keuangan Internal (Rasio) 3. Rasio Kas 5,5% 0,055
(25%) 4. Efektifitas Penagihan 5,5% 0,055
5. Solvabilitas 3% 0,03
Total 25% 0,25
1. Cakupan Pelanggan Teknis 5% 0,05
2. Tingkat Penyelesaian Pengaduan 2,5% 0,025
Pelanggan
3. Pertumbahan Pelanggan 5% 0,05
(25%) Internal (Rasio)
4. Kualitas Air Pelanggan 7,5% 0,075
5. Konsumsi Air Domestik 5% 0,05
Total 25% 0,25
1. Efisiensi Produksi 8,6% 0,086
Proses Bisnis 2. Air Tak Berekening 8,6% 0,086
Internal Internal (Rasio) 3. Jam Oprasi Pelayanan 9,6% 0,096
(35%) 4. Penggantian Meter Air Pelanggan 8,2% 0,082
Total 35% 0,35
659

Perumbuhan 1. Rasio Pegawai Terhadap 1000 7% 0,07


dan Pelanggan
Pembelajaran Internal (Rasio) 2. Rasio Diklat Pegawai 4% 0,04
(SDM) 3. Rasio Beban Diklat Terhadap Pegawai 4% 0,04
(15%) Total 15% 0,15
Total Scorecard 100% 1
Sumber: BPPSPAM, 2015

HASIL PENELITIAN DAN dan Peraturan daerah Nomor 6 Tahun


PEMBAHASAN 1974 tentang pendirian PDAM. Dalam hal
A. Pengukuran Kinerja Perspektif BSC kepemilikan, pemerintah daerah memiliki status
pada PDAM Kota Makassar sebagai pemilik (owner).
Berdasarkan hasil analisis kinerja
Perspektif Keuangan perspektif keuangan PDAM Kota Makassar
Pendapatan atau laba (net income) tahun 2014 dan 2015 diperoleh gambaran
per tahun yang dihasilkan oleh PDAM sejauh mana peran konstribusi perspektif
Kota Makassar akan menjadi cadangan keuangan ditinjau dari sudut tingkat rasio
(laba ditahan) serta 10% dari laba akan dibagikan profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio
kepada pimpinan dan karyawan sebagai solvabilitas. Hasil analisis menunjukkan
dividen (jasa produksi), sebagaimana bahwa keadaan masing-masing derajat
diutarakan oleh Ibu Kartia (Direktur pengelolaan penilaian kinerja menunjukkan
Keuangan PDAM Makassar, 2016), hal angka yang bervariasi hal ini dapat dilihat
tersebut merujuk kepada Permendagri pada tabel berikut ini:
No. 2 Tahun 2007 tentang Organ dan
Kepegawaian PDAM

Tabel 2. Derajat pengelolaan Kinerja Pepektif Keuangan


Indikator Keuangan Aktual 2014 Aktual 2015
Rasio Nilai Derajat Rasio Nilai Derajat
1. Profitabilitas
a.ROE 88,6% 5 Sangat Baik 84% 5 Sangat Baik
b.Operasi 0,58 4 Baik 0,52 4 Baik
2. Likuiditas
a.Rasio Kas 13% 1 Tidak Baik 35% 1 Tidak Baik
b.Efektivitas Penagihan 107% 5 Sangat Baik 100,5% 5 Sangat Baik
3. Solvabilitas 110% 2 Kurang Baik 140% 3 Cukup Baik
Jumlah 17 18
Baik Baik
Rata-rata 3,4 3,6
Sumber: Data Primer, 2016
Rasio profitabilitas mengukur menghasilkan persentase 88,6% pada tahun
kemampuan PDAMKota Makassar dalam 2014 dan persentase 84% tahun 2015
menciptakan keuntungan dan menjamin dengan kategori sangat baik menurut
going concern perusahaan. Penilaian standar penilaian BPPSPAM. Nilai ROE
aspek ini juga bertujuan untuk mengukur sebesar 84% pada tahun 2015
tingkat efektifitas manajemen dalam mengindikasikan bahwa perusahaan mampu
menjalankan operasional perusahaannya. menghasilkan laba bersih yang nilainya
Aspek ini mencakup rasio Return On 84% dari nilai ekuitas sehingga jika
Equity (ROE) dan rasio operasi.Return semakin besar nilai rasio yang dihasilkan
On Equity (ROE) digunakan untuk maka akan semakin besar pula dana yang
mengukur besarnya pendapatan bersih dapat dikembalikan dari ekuitas menjadi
yang diperoleh dari ekuitas yang dimilikinya. laba dimana hal ini berimplikasi pada
Indikator ROE pada PDAM Kota Makassar semakin besarnya laba bersih yang
660

diperoleh dari modal yang dimiliki PDAM perbaikan yang dapat dilakukan oleh
Kota Makassar sendiri. Begitupula dengan pemerintah untuk membenahi sistem
rasio operasi yang digunakan untuk keuangan terkait struktur utang. Selain
mengukur seberapa besar efisiensi biaya itu, internal Perusahaan juga dapat
produksi yang dikeluarkan untuk melakukan perbaikan dengan meningkatkan
menghasilkan pendapatan, dalam hal ini kualitas pelayanan, melakukan pengendalian
PDAM Kota Makassar mampu menghasilkan terhadap arus kas, merestrukturisasi utang
rasio operasi sebesar 0,58 pada tahun serta melakukan penambahan modal
2014 dan 0,52 pada tahun 2015 dengan kedalam perusahaan untuk memperbaiki
kategori baik. Hal ini mengindikasikan struktur permodalan. Rasio likuiditas
bahwa PDAM Kota Makassar telah lainnya menunjukkan hasil yang sangat
melakukan efisiensi biaya operasi sebesar baik yaitu rasio efektifitas penagihan
58% pada tahun 2014 dan efisiensi biaya yang mengasilkan rasio sebesar 107%
produksi sebesar 52% pada tahun 2015. tahun 2014 dan 100,5% tahun 2015. Hal
Berbeda dengan rasio profitabilitas ini menunjukkan pencapaian yang sangat
dalam perusahaan, rasio likuiditas baik dimana PDAM Kota Makassar telah
digunakan untuk mengukur tingkat melakukan efektivitas kegiatan penagihan
kemampuan dalam memenuhi kewajiban atas hasil penjualan air dengan sangat
jangka pendek atau kemampuan dalam baik.
memenuhi kewajiban atau utang yang Indikator terakhir yaitu rasio
harus segera dibayar dengan harta lancar. solvabilitas dimana rasio ini bertujuan
Aspek ini mencakup rasio kas dan rasio untuk mengukur tingkat kemampuan
efektifitas penagihan. Rasio kas mengukur dalam melunasi seluruh utang yang ada
tingkat kemampuan kas yang dimilikinya dengan menggunakan seluruh aset yang
dalam rangka menjamin kewajiban dimilikinya. Lebih lanjut lagi bahwa rasio
jangka pendeknya. Sesuai dengan hasil solvabilitas yang dimaksud dalam hal ini
perhitungan menghasilkan rasio kas yaitu untuk mengukur kemampuan
sebesar 13% tahun 2014 dan 35% tahun PDAM Kota Makassar dalam menjamin
2015 berkategori tidak baik menurut kewajiban-kewajiban jangka panjangnya
standar penilaian BPPSPAM. Hal ini dari aset yang dimiliki perusahaan. Tahun
mengindikasikan bahwa PDAM Kota 2014, menghasilkan rasio solvabilitas
Makassar tidak dapat memenuhi kewajiban atau sebesar 110% yang dinilai kurang baik
utangnya yang sudah jatuh tempo sehingga tetapi mengalami peningkatan pada tahun
dinilai sebagai perusahaan yang tidak 2015 yang menghasilkan rasio solvabilitas
liquid (Illiquid) dalam hal pemenuhan sebesar 140% yang dinilai cukup baik.
kewajiban atau utang jangka pendeknya. Adanya proporsi hutang PDAM yang
Potensi masalah terjadinya kondisi Illiquid cukup banyak menyebabkan perusahaan
dapat bersumber dari jumlah kas dan kurang optimal dalam menjamin
setara kas yang masih rendah serta kewajiban jangka panjangnya. Walaupun
jumlah kewajiban lancar perusahaan yang pada tahun 2015, telah dinilai cukup
sangat tinggi. Faktor penyebabnya bisa mampu menjamin kewajiban-kewajiban
berupa utang yang dimiliki perusahaan jangka panjangnya tetapi dirasa belum
cukup besar serta akumulasi utang jangka cukup optimal. Faktor-faktor penyebab
panjang jatuh tempo yang tidak berbayar. bisa bersumber dari rendahnya aset yang
Proporsi utang terbesar PDAM Kota dimiliki oleh perusahaan serta perusahaan
Makassar digunakan untuk membangun mempunyai utang dalam jumlah yang
Intalasi Pengelolaan Air (IPA). Adanya banyak. Adanya wacana penghapusan
rencana penghapusan utang PDAM Kota utang PDAM bisa menjadi alternatif
Makassar merupakan salah satu usulan usulan perbaikan kinerja serta
661

memperbaiki komposisi permodalan dengan dengan kategori baik. Setelah menganalisis


menambah penyertaan modal pemerintah indikator dari perspektif yang menghasilkan
juga bisa menjadi alternatif perbaikan nilai indikator, maka tahap selanjutnya
dalam upaya peningkatan kinerja PDAM. yaitu mengalikan nilai indikator perspektif
Secara keseluruhan dimana rata- keuangan yang dihasilkan tersebut
rata nilai indikator perspektif keuangan dengan bobot indikatornya dengan iktisar
menghasilkan nilai sebesar 3,4 untuk perhitungan yang dapat dilihat pada tabel
tahun 2014 dan 3,6 untuk tahun 2015 berikut:

Tabel 3. Kinerja Perspektif Keuangan


Bobot Indikator 2014 2015
Perspektif Keuangan
(0,25) Nilai Skor Nilai Skor
Return On Equity (ROE) 0,055 5 0.275 5 0.275
Rasio Operasi 0,055 4 0.22 4 0.22
Rasio Kas 0,055 1 0.055 1 0.055
Efektifitas Penagihan 0,055 5 0.275 5 0.275
Rasio Solvabilitas 0,03 2 0.06 3 0.09
Total Scorecard 0.88 0.91
Sumber: Data Primer, 2016
Hasil tersebut menunjukkan sumbangan indikator internal, peneliti juga merumuskan
scorecard dari perspektif keuangan untuk total indikator eksternal yang digunakan untuk
keseluruhan scorecard dinilai cukup tinggi. mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan dan produk PDAM
Perspektif Pelanggan
Aspek penilaian kinerja dalam Kota Makassar. Indikator eksternal yang
ketatalaksanaan aspek pelayanan (perspektif dirumuskan peneliti terdiri dari 5 indikator
pengukuran yaitu kualitas air pelanggan,
pelanggan) yaitu dengan menggunakan
kontinuitas air pelanggan, tarif air,
alat pengukuran indikator internal
pembaca meter air, dan penanganan
perusahaan yang terdiri atas 5 indikator
pengukuran yaitu cakupan pelayanan pengaduan. Hasil pengukuran indikator
internal perusahaan terkait pelayanan
teknis, pertumbuhan pelanggan, tingkat
penyelesaian pengaduan, kualitas air, dan perusahaan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
konsumsi air domestik. Selain menggunakan

Tabel 4. Derajat pengelolaan Kinerja Perspektif Pelanggan


Indikator Pelanggan Aktual 2014 Aktual 2015
Rasio Nilai Derajat Rasio Nilai Derajat
Cakup Pelayanan Teknis 68% 4 Baik 67,7,7% 4 Baik
Pertumbuhan Pelanggan 1,6% 1 Tidak Baik 0,4% 1 Tdk Baik
Penyelesaian Pengaduan 100% 5 Sangat Baik 100% 5 Sangat Baik
Kualitas Air 100% 5 Sangat Baik 100% 5 Sangat Baik
Konsumsi Air Domestik 19,6(m3/bln) 2 Kurang Baik 20,5 (m3/bln) 3 Cukup Baik
Jumlah 7 18
Baik Baik
Rata-rata 3,4 3,6
Sumber: Data Primer, 2016

Cakupan pelayanan teknis digunakan pada tahun 2014 dan 67,7% pada tahun
untuk mengukur berapa besar presentase 2015 berkategori baik. Hal ini mengindikasikan
jumlah penduduk terlayani oleh PDAM bahwa PDAM Kota Makassar telah
Kota Makassar berbanding jumlah penduduk di memenuhi jumlah penduduk yang harus
wilayah pelayanan perusahaan. Cakupan terlayani di wilayah pelayanan. Tetapi
pelayanan teknis menghasilkan persentase 68% cakupan ini dinilai belum cukup sebab
662

sesuai dengan target Millenium Development berupa meningkatkan kualitas pelayanan


Goals (MGDs) Tahun 2015, bahwa kepada pelanggan sebagai consumer jasa
pelayanan air minum perpipaan di perusahaan.
Indonesia ditargetkan sebesar 80% untuk Indikator pemasalahan tingkat
wilayah perkotaan (Ali Masduki, 2007). penyelesaian pengaduan juga sangat
Hal tersebut juga berdampak penting, dimana indikator tersebut mengukur
terhadap rasio pertumbuhan pelanggan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
dimana rasio tersebut digunakan untuk PDAM Kota Makassar yaitu dengan cara
mengukur berapa persentase peningkatan mengetahui sejauh mana kemampu
jumlah pelanggan dalam satu tahun. menangani keluhan pelanggan dalam satu
Melalui pengukuran tersebut menghasilkan tahun. Berdasarkan data perhitungan,
rasio pertumbuhan pelanggan 1,6% pada tingkat penyelesaian pengaduan di
tahun 2014 dan 0,4% pada tahun 2015 wilayah pelayanan PDAM kota Makassar
berkategori tidak baik. Hasil ini mencapai 100% di dua tahun terakhir.
mengindikasikan bahwa PDAM kota Hal ini menunjukkan komitmen untuk
Makassar belum mampu melakukan menyelesaikan masalah yang terjadi di
ekspansi usaha di wilayah pelayanannya. masyarakat terkait pelayanan dan kendala
Minat untuk berlangganan yang masih teknis yang terjadi.
rendah dari masyarakat akibat sempitnya Perihal kualitas air pelanggan yang
pelayanan perihal jaringan distribusi juga didistribusikan PDAM Kota Makassar
diyakini merupakan faktor penting dijadikan tolak ukur apakah kualitas air
mengapa pertumbuhan pelanggan PDAM yang didistribusikan kepada pelanggan
Kota Makassar masih kurang dalam 2 telah memenuhi kualitas air minum
tahun terakhir. seperti yang ditetapkan oleh menteri
Beberapa faktor masalah teknis kesehatan. Formulasi indikator kualitas
yang dialami seperti ditribusi air yang air pelanggan adalah jumlah uji yang
terbatas, kuantitas produksi yang tidak memenuhi syarat merupakan banyaknya
cukup, serta ketersediaan air baku yang hasil uji kualitas (sampel) air di titik
terbatas sehingga PDAM Kota Makassar pelanggan yang telah memenuhi syarat
sulit melakukan ekspansi usaha. Hal kualitas air minum menurut Permenkes
tersebut bisa terjadi karena pengembangan air No.492/MENKES/ PER/ IV/ 2010
minum belum menjadi prioritas karena tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
anggaran dana pengembangan air minum Hasil pengukuran menghasilkan rasio
masih terbatas. Selain itu, sumber air kualitas air pelanggan sebesar 100% di
baku dan unit produksi yang masih dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan
terbatas juga menajdi kendala serta bahwa PDAM Kota Makassar telah
jaringan distribusi belum dapat mendistribusikan air yang layak untuk
menjangkau seluruh wilayah pelayanan. masyarakat kota Makassar berdasarkan
Usulan perbaikan yang dapat uji laboratorium. Tetapi hal berbeda
dilakukan PDAM Kota Makassar dapat diutarakan Direktur Umum Pak Asdar Ali
berupa penambahan anggaran untuk bahwa terdapat 5% pelanggan yang
pengembangan distribusi air minum oleh masih memperoleh distribusi air dengan
pemerintah daerah sebagai pemilik. kualitas yang masih kurang.
Sehingga dengan adanya penambahan Begitupula dengan indikator konsumsi
anggaran tersebut, hingganya dapat air domestik yang berdasar pada rata-rata
mengembangkan dan memperluas jaringan jumlah air terjual untuk pelanggan
distribusi yang berdampak pada ketersediaan domestik pada periode tertentu (m³/bln)
produk air dan pelayanan yang lebih luas. dimana banyaknya air yang dikonsumsi
Selain itu yang tak kalah penting juga oleh pelanggan domestik selama dengan
663

periode evaluasi. Dari hasil perhitungan, dapat dilakukan terkait mengoptimalkan


konsumsi air Pelanggan PDAM Kota konsumsi air domestik adalah dengan
Makassar pada tahun 2014 sebesar 19,6 memperbaharui manajemen sistem tekanan air,
m3/bulan per pelanggan dengan kategori mengevaluasi dan memperbaiki sistem
kurang baik, yang naik di tahun 2015 jaringan distribusi, (penggantian pipa
sebesar 20,5 m3/bulan dengan kategori yang sudah lewat usia teknis), menambah
cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem jaringan pipa distribusi, mengganti
pelanggan PDAM Kota Makassar masih dan memperbaiki pipa-pipa air yang
menggunakan air dalam kategori sedikit. pecah/rusak dan memasang meter induk,
Potensi permasalahan dapat bersumber meningkatkan volume produksi dan
dari distribusi air ke pelanggan yang tidak meninjau tarif air.Adapun rata-rata hasil
lancar, jumlah pelanggan yang tidak pengukuran perspektif pelanggan (internal)
seimbang dengan kemampuan pipa sebesar 3,4 untuk tahun 2014 dan 3,6
distribusi, tingkat kehilangan air yang untuk tahun 2015 dengan kategori baik.
besar atau pelanggan yang sengaja Perhitungannya kinerja BPPSPAM dapat
membatasi pemakaian air karena indikasi dilihat pada tabel berikut ini:
tarif yang mahal. Usulan perbaikan yang

Tabel 5. Kinerja Perspektif Pelanggan


Bobot Indikator 2014 2015
Perspektif Pelanggan (Internal) (0,25) Nilai Skor Nilai Skor
Cakupan Pelayanan Teknis 0,05 4 0.2 4 0.2
Pertumbuhan Pelanggan 0,05 1 0.05 1 0.05
Penyelesaian Pengaduan 0,05 5 0.25 5 0.25
Kualitas Air Pelanggan 0,075 5 0.375 5 0.375
Konsumsi Air Domestik 0,025 2 0.05 3 0.075
Total Scorecard 0.92 0.95
Sumber : Data Primer, 2016
Hasil tersebut menunjukkan sumbangan hubungan pengerjaan teknik kebutuhan
scorecard dari perspektif pelanggan untuk pelanggan, seperti pengerjaan pembukaan
total keseluruhan scorecard dinilai cukup sambungan baru dan masalah instalasi
tinggi. perpipaan. PDAM Kota Makassar dalam
hal pengembangan bisnis internal menggunakan
Perspektif Proses Bisnis Internal alat pengukuran kinerja berupa indikator
Proses bisnis internal PDAM kota perusahaan yang terdiri atas 4 intrumen
makassar menunjukkan kemampuan pengukuran yaitu efisiensi produksi, air
perusahaan dalam melakukan peningkatan tak berekening, jam operasi layanan dan
kegiatan produksi yang baik dan penggantian meter air. Hasil pengukuran
berkesinambungan, menciptakan sistem indikator proses bisnis internal perusahaan dapat
distribusi air yang baik, serta mencakup dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Derajat Pengelolaan Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal


Indikator Proses Bisnis Aktual 2014 Aktual 2015
Internal Rasio Nilai Derajat Rasio Nilai Derajat
Efisiensi Produksi 116,6% 5 Sangat Baik 108,3% 5 Sangat Baik
Air Tak Berekening 49,5% 1 Tidak Baik 50% 1 Tidak Baik
Jam Operasi Layanan 24 Jam 5 Sangat Baik 24 Jam 5 Sangat Baik
Penggantian Meter Air 8,7% 2 Kurang Baik 3,2% 1 Tidak Baik
Jumlah 13 12
Baik Cukup Baik
Rata-rata 3,25 3
Sumber: Data Primer, 2016
664

Indikator efisiensi produksi PDAM Kota sistem pelayanan air minum yang sangat
Makassar digunakan untuk mengukur diperlukan oleh masyarakat. Masalah Air
tingkat efisiensi sistem produksi perusahaan. Tak Berekening ini merupakan masalah
Hasil pengukuran tingkat efisiensi produksi yang ditemui disetiap PDAM.Kehilangan
menghasilkan persentase 116,6% pada tahun air (Non Revenue Water) dapat diartikan
2014 dan 108,3% pada tahun 2015 sebagai perbedaan yang tercatat atau
dengan kategori sangat baik. Hal ini selisih antara air yang diproduksi dan
mengindikasikan bahwa PDAM Kota masuk kedalam sistem dengan jumlah air
Makassar telah melaksanakan efektifitas yang tercatat pada meter pelanggan.
dan efisiensi proses produksi yang berdampak Dengan pengertian tersebut, hilangnya
langsung terhadap peningkatan kinerja sejumlah air yang dapat terjadi karena
proses bisnis internal PDAM Kota keluar dari sistem tanpa dipergunakan
Makassar. atau tidak tercatatnya penggunaan air
Efisiensi produksi PDAMKota karena berbagai sebab. Perhitungan
Makassar dilakukan dengan menambah indikator air tak berekening (ATR) pada
realisasi produksi melebihi kapasitas PDAM Kota Makassar menghasilkan
terpasang yang telah direncanakan oleh persentase 45,5% pada tahun 2014 dan
perusahaan. Contohnya pada tahun 2015, 50% pada tahun 2015 berkategori tidak
realisasi produksi sebesar 83.169.142 m3 baik. Hal ini mengindikasikan bahwa
sedangkan kapasitas terpasang yang telah terjadi kehilangan air yang cukup besar,
direncanakan oleh perusahaan hanya human error tekait pencatatan rekening
sebesar 76.790.160 m3 sehingga tak heran air serta rendahnya air yang terjual
jika PDAMKota Makassar mampu Kehilangan air sendiri berdasarkan
melakukan efisiensi produksi sebesar penyebabnya dapat diklasifikasikan berdasarkan
108,3%. Pertanyaan kemudian timbul, kehilangan air secara fisik dan kehilangan
kenapa kapasitas produksi Periusahaan non-fisik. Kehilangan fisik (physical
Daerah Air MminumKota Makassar bisa losses) adalah kehilangan yang disebabkan adanya
melebihi kapasitas terpasangnya dan kebocoran yang terjadi pada komponen
cenderung memaksakan efisiensi produksi. sistem, pada resevoir, pada pipa baik
Efisiensi produksi juga erat kaitannya distribusi maupun transmisi, atau pada
dengan ketersediaan air baku, adanya sambungan rumah. Sedangkan kehilangan air
biaya tambahan yang timbul dari kegiatan non-fisik atau kehilangan air komersial
produksi bisa disebabkan oleh beberapa terjadi akibat berbagai kesalahan dan
faktor, seperti tingkat kejernihan air baku. kelemahan administrasi dan manajemen
Jika air baku mengandung banyak serta perlengkapan sistem, diantaranya kesalahan
mikroba maka akan muncul biaya (cost) pembacaan dan pencatatan meter (produksi dan
tambahan dalam kegiatan pengolahan air. pelanggan), water meter pelanggan
Salah satu faktor inilah yang dapat rusak/tidak akurat, pemakaian air tanpa
mengakibatkan in-efisiensi produksi air meter, pemakaian air yang mem-bypass meter,
karena terdapat biaya tambahan dalam sambungan liar dan pencurian air, pemakaian
proses pengolahan air yang cukup dengan perkiraan, dan kesalahan pada
banyak. administrasi rekening, sehingga air
Kendala lain yang dihadapi oleh dipakai tetapi tidak tercatat dalam
para penyelenggara sistem penyediaan air rekening PDAM Kota Makassar. Usulan
minum di Indonesia salah satunya yaitu perbaikan yang dapat dilakukan oleh
besarnya porsi air yang tidak bisa PDAM Kota Makassar yaitu memperbaiki
menghasilkan pendapatan (non revenue sistem jaringan distribusi dan mengganti
water/NRW) atau air tak berekening pipa yang rusak/bocor, menerapkan
(ATR), sehingga menghambat pelaksanaan sistem District Metering Area (DMA),
665

melakukan pelatihan petugas pencatat persentase 8,7% tahun 2014 dan 3,2%
meter air, mengganti meter air pelanggan tahun 2015 dengan kategori tidak baik. Hal ini
yang rusak, penertiban sambungan liar mengindikasikan bahwa jumlah meter air
dan pengadaan meter induk. pelanggan PDAM Kota Makassar yang
Indikator jam operasi pelayanan diganti masih sedikit, masalah yang
PDAM Makassar digunakan untuk terjadi bisa karena stok penggantian
mengukur tingkat efisiensi sistem operasi meter air pelanggan yang tidak ada.
secara keseluruhan dan kaitannya dengan Usulan perbaikan indikator ini dapat
kontinuitas pelayanan. Berdasarkan dilakukan dengan menganggarkan dana
perhitungan, PDAM Kota Makassar untuk pengadaan dan penggantian meter
menghasilkan jam operasi pelayanan 24 air pelanggan atau menganggarkan dana
jam untuk 2 tahun terakhir yang berkategori untuk pengadaan peralatan kalibrasi (tera)
sangat baik. Hal ini mengindikasikan meter air pelanggan.
bahwa telah melakukan jam operasi Secara keseluruhan berdasarkan
layanan sehari-semalam sehingga hal ini hasil pengukuran menunjukkan bahwa
berdampak pada peningkatan kapasitas air rata-rata nilai indikator perspektif proses
yang di produksi guna untuk mencukupi bisnis internal sebesar 3,25 untuk tahun
kebutuhan air masyarakat.Berbeda dengan 2014 dengan kategori baik dan nilai 3
indikator penggantian meter air pelanggan untuk tahun 2015 dengan kategori cukup
untuk mengukur tingkat ketelitian meter air baik. Kartu skor perspektif keuangan
pelanggan. Berdasarkan pengukuran yang BPPSPAM dapat dilihat pada tabel
telah dilakukan, indikator penggantian berikut ini:
meter air pelanggan menghasilkan

Tabel 7. Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal


Bobot 2014 2015
Perspektif Proses Bisnis Internal
Indikator(0,35) Nilai Skor Nilai Skor
Efesiensi Produksi 0,086 5 0.43 5 0.43
Air Tak Berekening 0,086 1 0.086 1 0.086
Jam Operasi Pelayanan 0,096 5 0.48 5 0.48
Penggantian Meter Air Pelanggan 0,082 2 0.164 1 0.082
Total Scorecard 1,16 1.07
Sumber: Data Primer, 2016
Total capaian kartu skor kegiatan sumber daya internal perusahaan
(scorecard) kedua bobot tersebut seperti meningkatkan kompetensi karyawan
menggambarkan bahwa PDAM Kota serta mengembangkan sistem informasi
Makassar telah melakukan proses bisnis yang sesuai dengan proses bisnis
internal perusahaan dengan efektif dan perusahaan serta perlunya menciptakan
efisien. Walaupun untuk aspek tertentu, organisasi perusahaan yang efektif dan
PDAM Kota Makassar harus melakukan kondusif dalam menjalankan proses
pembenahan pada tingkat kehilangan air bisnis. Perusahaan yang inovatif
yang merugikan perusahaan dan menggunakan scorecard sebagai sebuah
melakukan penggantian meter air sistem manajemen strategis untuk
pelanggan yang telah usang untuk mengelola strategi jangka panjang.
mengoptimalkan pendapatan (laba). Dalam hal peningkatan kompetensi
sumber daya manusia dan pengembangan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan usaha menggunakan alat pengukuran
(Learning & Growth) indikator perusahaan yang terdiri atas 3
Perspektif pembelajaran dan instrumen pengukuran yaitu rasio jumlah
pertumbuhan lebih memfokuskan pada karyawan per 1000 pelanggan, rasio
666

diklat karyawan dan beban diklat perusahaan dapat dilihat pada tabel
terhadap karyawan. Hasil pengukuran berikut ini:
indikator pembelajaran dan pertumbuhan

Tabel 8. Derajat Pengelolaan Kinerja Perspektif Learning-Growth


Aktual 2014 Aktual 2015
Indikator L & G / SDM
Rasio Nilai Derajat Rasio Nilai Derajat
Rasio Jumlah Karyawan 6 org 5 Sangat Baik 6 org 5 Sangat Baik
Rasio Diklat Karyawan 3,6 % 1 Tidak Baik 4,3 % 1 Tidak Baik
Beban Diklat Karyawan 0,8 % 1 Tidak Baik 0,2 % 1 Tidak Baik
Jumlah 7 7
Cukup baik Cukup Baik
Rata-rata 2,33 2,33
Sumber: Data Primer, 2016

Rasio jumlah karyawan PDAM Kota Makassar oleh PDAM Kota makassar adalah melakukan
untuk mengukur efisiensi penggunaan seleksi bagi karyawan yang akan mengikuti
tenaga kerja dalam melayani setiap 1000 diklat, mencari informasi mengenai fasilitas
pelanggan. Pengukuran menghasilkan diklat yang akan diselenggarakan, mengajukan
rasio sebesar 6 orang untuk 2 tahun usulan pelatihan kepada Pemerintah Pusat
terakhir dengan kategori sangat baik. Hal (seperti Balai Teknik Sanitasi Air Minum,
ini menunjukkan bahwa dari segi jumlah BPPSPAM, DitPAM, dan lain-lain),
karyawan per 1000 pelanggan sudah melakukan in-house training, melakukan
mencukupi dalam hal pelayanan. Direktur analisis kebutuhan pelatihan serta memberikan
utama Perusahaan Daerah Air MinumKota kesempatan mengikuti pelatihan kepada
Makassar Pak Haris Yasin Limpo juga karyawan sesuai dengan kompetensinya.
menjelaskan bahwa tidak ada penerimaan Kurangnya rasio diklat karyawan
karyawan lagi sampai jumlah pegawai pada dasarnya bersumber dari kurangnya
dinilai ideal untuk operasional maka upaya ratio beban diklat dimana rasio ini
yang dilakukan adalah melaksanakan seleksi mengukur kepedulian perusahaan dalam
setiap tahunnya bagi karyawan kontrak mendanai kegiatan pendidikan dan
untuk bisa terus bekerja dalam lingkup pelatihan (diklat) dalam meingkatkan
PDAM Kota Makassar. Sedangkan rasio kompetensi karyawan. Hasil pengukuran
diklat karyawan digunakan untuk mengukur pada tahun 2014 menunjukkan rasio
kepedulian perusahaan untuk meningkatkan sebesar 0,8% dan 0,2% di tahun 2015
kompetensi karyawan melalui pendidikan yang berkategori tidak baik. Hal ini
dan pelatihan. Hasil pengukuran menunjukan menunjukkan alokasi biaya untuk keperluan
persentase rasio sebesar 3,6% tahun 2014 diklat karyawan sangat minim sehingga
dan 4,3% tahun 2015 yang kedua tahun mengindikasikan bahwa program diklat
tersebut menunjukkan kategori yang tidak karyawan belum menjadi prioritas
baik. Hasil tersebut mengindikasikan perusahaan dalam rangka meningkatkan
bahwa karyawan PDAM Kota Makassar kompetensi karyawan.
yang diikutkan dalam diklat sangat Walaupun rasio diklat karyawan
minim serta program diklat yang dan rasio beban diklat karyawan dianggap kurang
diadakan kurang. tetapi secara keseluruhan berdasarkan hasil
Walaupun perusahaan telah pengukuran perspektif pembelajaran dan
melaksanakan kegiatan diklat atau pertumbuhan menunjukkan bahwa rata-
mengirim karyawan dalam kegiatan rata nilai indikator sebesar 2,33 untuk
diklat, tetapi jumlahnya masih kurang. tahun 2014 dan 2015 dengan kategori
Usulan perbaikan yang bisa dilakukan cukup baik. Berdasarkan penilaian
667

BPPSPAM terhadap perspektif pembelajaran perhitungannya dapat dilihat pada tabel


dan pertumbuhan (sumber daya manusia), berikut ini:

Tabel 9. Kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan


Bobot 2014 2015
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Indikator(0,15) Nilai Skor Nilai Skor
Karyawan terhadap 1000 Pelanggan 0,07 5 0.35 5 0.35
Rasio Diklat Karyawan 0,04 1 0.04 1 0.04
Rasio Beban Diklat terhadap Karyawan 0,04 1 0.04 1 0.04
Total Scorecard 0.43 0.43
Sumber: Data Primer, 2016

Hasil indikator tersebut menggambarkan B. Akumulasi Pengukuran Kinerja


bahwa peranan manajemen sumber daya PDAM Kota Makassar
manusia dalam organisasi lebih mengarah Akumulasi pengukuran kinerja
pada bagaimana kemampuan mengembangkan dilakukan setelah mendapatkan nilai kartu
produktifitas kerja melalui kompetensi skor (scorecard) melalui pembobotan dari
tenaga kerja agar menjadi karyawan yang indikator masing-masing perspektif, sehingga
kreatif dan inovatif yang didorong oleh menghasilkan nilai total kinerja dari rata-
motivasi melalui pelatihan dan pendidikan rata kartu skor (scorecard) setiap perspektif
secara kontinyu kegiatan pelayanan prima internal dan eksternal perusahaan. Ikhtisar
dapat diwujudkan yang pada akhirnya akumulasi pengukuran kinerja BSC
akan berdampak pada maksimasi laba menurut pedoman pengukuran Badan
dan loyalitas pelanggan sebagai sasaran utama Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan
strategi perusahaan. Air Minum (BPPSPAM) dapat dilihat
sebagai berikut:

Tabel 10. Akumulasi Pengukuran Kinerja PDAM Kota Makassar Tahun 2014-2015
Scorecard Scorecard
No Perspektif
Tahun 2014 Tahun 2015
1 Keuangan 0,88 0,91
2 Pelayanan Pelanggan 0,92 0,95
3 Proses Bisnis Internal (Operasional) 1,16 1,07
4 Pertumbuhan dan Pembelajaran (SDM) 0,43 0,43
Total Nilai Kinerja 3,39 3,37
Kategori Sehat Sehat
Keterangan : Standar Nilai Kinerja PDAM terdiri dari Kategori ≥ 2,8 = Sehat, Kategori 2,3 – 2,7 = Kurang Sehat,
dan Kategori ≤ 2,2 = Sakit.
Sumber : Data Primer, 2016

Akumulasi pengukuran kinerja menurut kinerja yang sehat. Akan tetapi, masih
standar penilaian kinerja BPPSPAM terdapat beberapa persoalan yang
menghasilkan total kinerja tahun 2015 ditemukan dari hasil penelitian yang
sebesar 3,37 berkategori sehat lebih seharusnya menjadi catatan perbaikan
rendah dari tahun sebelumnya yaitu 3,39 untuk menghasilkan kinerja yang lebih
(kategori sehat) sehingga dapat disimpulkan optimal. Diantaranya ialah pada
bahwa kinerja yang dihasilkan PDAM perspektif keuangan, pada rasio kas dan
Kota Makassar menghasilkan kinerja rasio solvabilitas menghasilkan rata-rata
yang sehat.Meskipun penilaian kinerja nilai kinerja yang rendah. Rasio kas yang
PDAM Kota Makassar menghasilkan rendah mengindikasikan bahwa perusahaan
668

tidak liquid sehingga tidak mampu pembelajaran dan pertumbuhan terkait


memenuhi kewajiban jangka pendek yang pengembangan kompetensi karyawan PDAM
sudah jatuh tempo. Hal inipun terjadi menunjukkan hasil temuan bahwa rasio
pada rasio solvabilitas, dimana PDAM diklat karyawan dan rasio beban diklat
tidak mampu menjamin pemenuhan karyawan menghasilkan nilai kinerja yang
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya kurang. Hal ini mengindikasikan bahwa
atas aset yang dimiliki. rasio karyawan yang diikutkan dalam
Pada perspektif pelanggan, ditemukan diklat sangat minim serta program diiklat
bahwa rasio pertumbuhan pelanggan yang diadakan kurang sehingga program
yang rendah serta konsumsi air domestik pengembangan kompetensi karyawan
masyarakat yang disediakan perusahaan dinilai belum menjadi perhatian utama
masih kurang. Rasio pertumbuhan perusahaan dalam mengembangkan sumber daya
penduduk yang rendah mengindikasikan manusianya.
bahwa perusahaan tidak mampu melakukan
ekspansi usaha di wilayah pelayanannya KESIMPULAN
sehingga pertumbuhan pelanggan dalam Berdasarkan pembahasan dan hasil
2 tahun terakhir menunjukkan kurangnya penelitian pada uraian sebelumnya dapat
jumlah pelanggan baru, hal ini bisa disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
diakibatkan karena kurangnya minat perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
masyarakat untuk menggunakan layanan perspektif proses bisnis internal, dan
dari PDAM kota Makassar. Selain itu, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada
juga ditemukan fakta bahwa konsumsi air PDAM Kota Makassar dengan berdasar
domestik pelanggan yang rendah mengindikasikan pada penilaian kinerja yang dikeluarkan
bahwa kurangnya jumlah pemakaian air oleh Badan Pendukung Pengembangan
pelanggan PDAM kota Makassar. Potensi Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)
permasalahan dapat bersumber dari (Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun
distribusi air ke pelanggan yang tidak 2005 tentang Pengembangan Sistem
lancar, jumlah pelanggan yang tidak Penyediaan Air Minum) menunjukkan
seimbang dengan kemampuan pipa PDAM Kota Makassar menghasilkan
distribusi, tingkat kehilangan air yang kinerja yang sehat dengan menggunakan
besar atau bisa bersumber dari pembatasan pedoman pengukuran tersebut. Meskipun
jumlah pemakaian air pelanggan. secara keseluruhan menghasilkan nilai
Pada perspektif proses bisnis internal, kinerja yang sehat, namun masih terdapat
permasalahan yang ditemukan ialah pada berbagai permasalahan yang ditemukan
rasio air tak berekening dan rasio penggantian dilapangan terkait indikator-indikator
meter air menghasilkan rata-rata nilai yang diteliti (keuangan, pelanggan, bisnis
kinerja yang rendah. Besarnya air tak internal perusahaan maupun program
berekening (air tak berpendapatan) pengembangan karyawan) sehingga hal
mengindikasikan telah terjadi kehilangan iniharus menjadi fokus utama PDAM
air yang cukup besar, faktor human error Kota Makassar dalam melakukan perbaikan
terkait pencatatan atau terjadi karena guna mewujudkan kinerja perusahaan
faktor rendahnya air yang terjual. Selain yang lebih optimal.
itu pada perspektif ini, rasio penggantian
meter air pelanggan juga menunjukkan SARAN
nilai kinerja yang rendah, hal ini Pengukuran kinerja berbasis
mengindikasikan bahwa dalam kurun Balanced Scorecard diharapkan mampu
waktu tertentu, pihak PDAM tidak menjadi pedoman bagi manajemen PDAM kota
melakukan pergantian meter air pelanggan Makassar dalam upaya pengkomunikasian
secara berkala. Sedangkan pada perspektif visi, misi dan sasaran srategis perusahaan
669

terhadap upaya mewujudkan nilai kinerja Kaplan R.S dan Norton D.P. Balanced Scorecard
perusahaan yang lebih baik. Segala Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta:
permasalahan baik teknis maupun non- Erlangga, 2000.
teknis diharapkan menjadi fokus
perbaikan PDAM Kota Makassar untuk Kaplan R.S dan Norton D.P.Translating Strategi,
menghasilkan nilai kinerja yang lebih Info Action The Balanced Scorecard,
optimal. Dalam hal peningkatkan kompetensi Boston: Bussines School Process, 1996.
karyawan, PDAM kota Makassar diharapkan
lebih pro-aktif dalam mengadakan atau Kementerian Dalam Negeri, Keputusan Menteri
mengikutkan karyawan dalam program Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Hal ini tentang Pedoman Penilaian Kinerja
dipandang penting, karena kegiatan diklat Perusahaan Daerah Air Minum.
tersebut akan berguna dalam pengembangan
kemampuan dan keahlian (skill) karyawan. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Sehingga jika keahlian yang dimiliki oleh Nasional, Millenium Development Goals,
karyawan tinggi maka akan meningkatkan Oktober 2008.
kualitas jasa dan pelayanan yang
diberikan. Hal tersebut dipandang akan Keputusan Ketua Badan Pendukung
berdampak pula terhadap tingkat kepuasan Pengembangan Sistem Pelayanan Air
pelanggan dari pelayanan prima yang Minum (BPPSPAM) No.002/KPT/K-
diberikan oleh PDAM kota Makassar. 6/IV/2010 Tentang Penilaian Kinerja
Pelayanan Penyelenggaraan Sistem
DAFTAR PUSTAKA Penyedia Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum.
Salvatore, Dominick. Managerial Economics
dalam Perekonomian Global. Buku I, Ed. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
V, Jakarta: Salemba Empat. 2005. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Wibowo, Darmawan. Manajemen Kinerja: Minum.
Konsep, Dasar, dan teknik Meningkatkan
Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga, Perusahaan Daerah Air Minum, Dokumen
2006. Perencanaan Strategis Perusahaan Daerah
Air Minum Kota Makassar 2014.
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja
SDM, Bandung : Refika Aditama, 2009.
Masduki, Ali dkk. Capaian Pelayanan Air Bersih
Pedesaan sesuai Millennium Developments
Mulyadi dan Setyawan, Sistem dan Pendekatan Goals – Studi Kasus di Wilayah DAS
Balance Scorecard (Bagian Pertama) Brantas. Jurnal Purifikasi, Vol. 8 , No. 2,
Usahawan. (Penerbit Salemba Empat, No. Desember 2007.
02, 1999)

You might also like