Professional Documents
Culture Documents
33-Article Text-123-1-10-20210428
33-Article Text-123-1-10-20210428
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru
dalam merancang dan menyusun administrasi akademik
pembelajaran, rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan
dan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran di
masa pandemi covid-19. Penelitian ini menjawab apakah dengan
supervisi akademik di masa pandemi Covid-19 ini dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (guru) di SMPN 1
Sungai Pua. Pelaksanaan supervisi akademik pada masa pandemi
Covid-19 dapat meningkatkan kualitas guru di SMPN 1 Sungai Pua.
Peningkatan yang tampak adalah guru telah mampu membuat,
merancang program pembelajaran RPP sesuai kurikulum darurat
masa pandemi covid-19, guru mampu menggunakan dan
memanfaatkan TI dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi
covid-19, guru termotivasi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam menggunakan media dan model pembelajaran
berbasis TI.
Kata kunci: masa pandemi covid-19; sumber daya manusia;
supervisi akademik
27
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
PENDAHULUAN
Guru merupakan sumber daya manusia pemegang peranan penting di sekolah,
karena proses pembentukan untuk menciptakan SDM yang berkualitas di sekolah
sebagian besar dilakukan oleh guru, maka guru merupakan ujung tombak utama
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini relevan dengan Permendikbud nomor
15 Tahun 2018 pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Saat ini keprofesionalan guru dItu ntut untuk memberikan
proses pembelajaran yang baik dan maksimal terhadap peserta didik. Hal ini relevan
dengan Penelitian oleh (Sabandi, 2013) yang menemukan terdapat pengaruh supervisi
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran guru. Pembelajaran yang berkualitas
dipengaruhi oleh profesionalTIas guru karena pandemi Covid-19 mengubah sistim dan
tehnik pembelajaran hingga berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 tidak sama dengan di masa
normal, karena pembelajaran di masa normal adalah secara tatap muka, sementara
pada masa pandemi pembelajaran di SMPN 1 Sungai pua pada awalnya dalam bentuk
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan secara luring (luar jaringan).
Pembelajaran secara luring, yakni guru memberikan pembelajaran melalui pemberian
tugas berupa soal dan meringkas materi pembelajaran pada buku paket berupa buku
sumber yang dipinjamkan kepada siswa, siswa belajar secara mandiri tanpa bimbingan
guru.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu, pertama
secara luring (luar jaringan) seperti pemberian tugas, dimana siswa belajar tanpa
bimbingan guru secara langsung selama proses, belajar melalui program belajar di TVRI.
Pembelajaran luring berdampak terhadap proses pembelajaran siswa yang tidak efektif,
menurunnya motivasi belajar peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran secara
jarak jauh yang dilaksanaan di sekolah khususnya untuk SMPN 1 Sungai Pua terdapat
banyak kendala atau hambatan, baik terhadap siswa maupun guru. Kedua,
pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) seperti melalui whatsapp
menggunakan sarana android, pembelajaran daring pun terdapat hambatan terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan peserta didik. Masalah daring
yang dialami yaitu seperti, sinyal atau jaringan internet yang tidak stabil, kepemilikan
telepon pintar, keadaan ekonomi orang tua atau masyarakat, keterbatasan Teknologi
28
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
Informasi (TI) pada guru, serta ketidaksiapan guru dalam hal penyiapan program
pembelajaran jarak jauh yang berbasis TI.
Guru merupakan dapur yang mencetak dan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan tujuan sekolah dan tujuan pendidikan,
maka guru menjadi salah satu prioritas yang harus tetap diperhatikan, dibina, dan
dikembangkan untuk terjaminnya mutu pendidikan disekolah. Perhatian dan
pembinaan serta pengembangan kompetensi guru, merupakan salah satu tugas pokok
dari kepala sekolah. Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kualitas pendidikan, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
diperlukan pengawasan, pembinaan dan evaluasi secara kontinyu, dipantau dan
dievaluasi oleh kepala sekolah. Ketika pandemi yang mewabah saat ini, bentuk dari
pengawasan bimbingan dan penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah, salah
satunya, adalah melalui supervisi akademik masa pandemi Covid-19 guna
meningkatkan kualitas guru yaitu SDM yang professional.
Hal di atas sependapat dengan beberapa Penelitian yang dilakukan. Pertama,
Suryani (2015) tentang pentingnya supervisi guna dapat mengatasi masalah guru dalam
pembelajaran. Supervisi dapat meningkatkan profesionalisme guru pada proses
pembelajaran di MIN Sukadamai kota Banda Aceh.’ Munthe (2015) yang meneliti tentang
pentingnya evaluasi oleh pimpinan terhadap kualitas proses dan berpengaruh terhadap
profesionalisme. Relevan dengan Penelitian ini perlunya evaluasi berupa supervisi
terhadap kualitas SDM,
Tugas utama kepala sekolah sebagai supervisor secara tegas diisyaratkan dalam
Permendiknas No. 1 tahun 2007 mengisyaratkan bahwa kepala sekolah harus memiliki
lima kompetensi yakni kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi
kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi sosial. Diperkuat dan diperjelas
tentang tugas supervisi dalam Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 yang berisikan
tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Kompetensi supervisi yang dimaksud dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007
adalah segala aktivitas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan serta pencapaian profesionalisme
guru. Pada kondisi pandemi Covid-19, program pertama kepala sekolah adalah
membuat perencanaan program supervisi akademik masa Covid-19. Kedua
melaksanakan supervisi akademik di masa Covid-19 terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat sesuai yang telah
29
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
dicantumkan dalam program awal. Ketiga adalah melakukan tindak lanjut setelah
dilaksanakannya supervisi akademik masa pandemi Covid-19 tersebut.
Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 memperjelas tugas dan beban kerja dari
kepala sekolah. Tugas dan beban kerja kepala sekolah yang pertama sebagai manajerial,
yakni membuat dan merencanakan program sekolah dan mengelola Standar Nasional
Pendidikan. Melakukan pengawasan dan evaluasi yang berkaitan dengan manajemen
sekolah. Kedua, pengembangan kewirausahaan, dimana kepala sekolah bertugas dan
mampu untuk mengembangkan sekolah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Ketiga, sebagai supervisor, yakni melakukan supervisi kepada guru dan tenaga
kependidikan untuk terwujudnya guru yang profesional dengan selalu melakukan
evaluasi dan penilaian secara kontinyu terhadap keterlaksanaan program peningkatan
mutu SDM.
Melalui pelaksanaan supervisi akademik di masa pandemi Covid-19 kepala
sekolah memantau secara langsung kualitas kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang dilakukan guru, tetap berpedoman dan memperhatikan prinsip pelaksanaan
supervisi yakni 1) demokratis sebelum melaksanakan dan dimusyawarahkan terlebih
dahulu dengan guru yang akan disupervisi, 2) bersifat ilmiah dengan rubrik dan
instrumen tepat, terencana, sistematis dan kontinyu, berdasarkan data yang objektif, 3)
kerja sama, saling berbagi dalam solusi dan tindak lanjut (sharing of idea), 4) konstruktif
melakukan perubahan untuk pengembangan potensi guru, 5) terpusat pada guru,
karena kegiatan sepenuhnya terarah pada kegiatan proses PBM yang dilaksanakan
guru, 6) sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan guru, 7) analisis lapangan guna
evaluasi dan solusi dan tindak lanjut dari temuan dari pekaksanaan supervise, 8)
professional tidak hanya terhadap keprofesionalan guru akan tetapi juga
keprofesionalan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi sehingga, melalui
supervisi, kepala sekolah dapat mengatasi serta memberikan solusi permasalahan yang
ditemui guru pada PBM dan terciptanya guru yang profesional, karena guru adalah
agent of change di sekolah..
Fenomena yang terjadi di SMP 1 Sungai Pua dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara pembelajaran jarak jauh dalam dua bentuk pelaksanaan luring dan
daring selama pandemi Covid-19 yang berkaitan dengan aktivitas guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut: 1) dalam bentuk
pemberian tugas yang manual hanya memberikan soal-soal yang harus diselesaikan
siswa secara mandiri, 2) siswa tidak dapat berinteraksi dengan guru saat meghadapi
kendala dalam menyelesaikan tugas mandiri, 3) siswa mengumpulkan tugas apa adanya
30
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari solusi dari hambatan
yang ditemui selama pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 melalui aktivitas sosial,
sikap, persepsi individual atau kelompok di pembelajaran jarak jauh. Penelitian ini
dilakukan secara Kualitatif. Menurut Sugiyono (2018, p. 213) metode Penelitian
Kualitatif adalah yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen, teknik pengumpulan
data dan dianalisis secara Kualitatif serta lebih menekankan makna.
Sesuai dengan pendapat Sugiyono di atas, Penelitian terkait implimentasi
supervisi akademik ini dilaksanakan dengan beberapa pendekatan yang pertama melalui
observasi individu secara daring melalui grup mata pelajaran pada Whatsapp, yaitu
dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran selama daring di luar
jam pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data ini sesuai dengan (Subadi, 2006, p.
65) mengatakan bahwa observasi pada Penelitian Kualitatif dilakukan terhadap situasi
sosial tertentu sehingga memperoleh gambaran situasi.
31
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
32
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
3) Peserta didik belajar di rumah secara mandiri menggunakan buku paket sebagai
sumber belajar.
4) Guru tidak membuat administrasi pembelajaran (RPP, remedial dan pengayaan)
sesuai kurikulum darurat kondisi pandemi covid-19.
5) Guru tidak melakukan umpan balik terhadap penilaian hasil belajar siswa.
6) Supervisi dilaksanakan berdasarkan pengamatan dan hasil laporan wakil dalam
bentuk rekapItu lasi laporan PBM mingguan dari guru mata pelajaran.
33
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
34
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
35
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
Tabel 3. Hasil Kegiatan Supervisi Akademik Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua
No Aspek pengawasan Kondisi Sesudah
Awal Supervisi
1 Membuat dan memiliki administrasi akademik dimasa 40% 85%
pandemi Covid-19
2 Administrasi akademik berbasis TI 50% 80%
3 Menggunakan internet dan media pembelajaran 10% 85%
4 Menerapkan pembelajaran CTL 55% 70%
5 Penggunaan internet dalam pembelajaran 10% 95%
6 Tertib jam mengajar 40% 85%
7 Motivasi berinovasi 40% 90%
Sumber : data rekap hasil tindak lanjut supervisi semester 1 Tahun 2020
36
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
Covid-19 untuk guru dengan proses latihan dan pembiasaan. Perubahan dan
peningkatan yang terjadi pada pembelajaran masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua, yaitu dengan melaksanakan supervisi secara intens di masa pandemi Covid-19
dengan cara pengamatan dan observasi langsung ke dalam grup guru mata pelajaran.
Observasi dan pengamatan dilakukan tidak seperti masa normal yaitu dua kali dalam
satu semester. Selama pandemi Covid-19, supervisi dalam bentuk observasi lebih sering
dilaksanakan serta tindak lanjut dari supervisi dilakukan baik secara langsung pada
individu maupun secara klasikal sesuai kebutuhan guru. Bentuk-bentuk tindak lanjut
yang dilaksanakan meliputi pembimbingan dan pelatihan penggunaan TI, internet
dalam pembelajaran, pertama menggunakan guru yang punya potensi TI untuk saling
berbagi, membimbing guru menggunakan internet sesuai permasalahan yang dihadapi
guru, mendatangkan narasumber dalam pembuatan media dan video pembelajaran,
strategi agar siswa bisa merasakan kehadiran guru saat pembelajaran. Dengan
demikian, pembelajaran menggunakan TI dan internet mencapai 95% sesuai dengan
potensi serta sarana yang tersedia di SMPN 1 Sungai Pua.
Guru yang melakukan inovasi dalam penggunaan media, penggunaan TI, dan
video pembelajaran berbasis TI dengan tampilan langsung guru mata pelajaran sebagai
penyaji. Secara keseluruhan, aspek yang menjadi titik kelemahan guru jadi sumber
permasalahan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua telah terjadi peningkatan ke arah yang positif.
SIMPULAN
Melihat hasil temuan tersebut di atas, disimpulkan bahwa kegiatan supervisi
akademik dimasa pandemi Covid-19 dapat memberikan solusi dan meningkatkan
keseluruhan aspek yang menjadi titik kelemahan guru SMPN 1 Sungai Pua pada
pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi Covid-19. Yaitu dengan melakukan bebarapa
tindakan dan solusi saat dan setelah proses pelaksanaan supervisi akademik masa
pandemi Covid-19, yaitu memberikan penjelasan, pengarahan pendampingan pada
pembelajaran jarak jauh, memberikan pendampingan dan pembimbingan teknik
membuat media pembelajaran berbasis TI, serta pemilihan media dan model jarak jauh
dan memberikan pelatihan dengan memanfaatkan guru TI serta yang berpotensi TI
berbagi ilmu tentang penggunaan dan pemanfaatan pembelajaran berbasis TI, serta
mendatangkan narasumber untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru
membuat model pembelajaran dengan aplikasi seperti kinimaste.
38
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40
DAFTAR PUSTAKA
Lukum, A. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran Ipa Smp Menggunakan Model
Countenance Stake. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 19(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/pep.v19i1.4552
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Munthe, A. P. (2015). Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan: Sebuah
Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 5(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2015.v5.i2.p1-14
Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru
Berkelanjutan. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(2).
Subadi, T. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Suryani, C. (2015). Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Di Min Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika, 16(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/jid.v16i1.585
guna mewujudkan insan cerdas yang madani. Selain bertugas sebagai guru pendidik,
penulis juga ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi keprofesian cabang.
Penulis juga berpartisipasi aktif sebagai anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Agam
periode 2017‐2023. Penulis juga sudah menulis dua buah buku dan pernah mendapat
penghargaan dari Bupati Kabupaten Agam atas karya tulis.
40