You are on page 1of 14

RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies

Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MASA


PANDEMI COVID-19 DALAM MENINGKATKAN SDM
SMPN 1 SUNGAI PUA
MARIANIS1
1SMP Negeri 1 Sungai Pua, Jl. Raya Sungai Pua, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat
marianisnur90@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru
dalam merancang dan menyusun administrasi akademik
pembelajaran, rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan
dan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran di
masa pandemi covid-19. Penelitian ini menjawab apakah dengan
supervisi akademik di masa pandemi Covid-19 ini dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (guru) di SMPN 1
Sungai Pua. Pelaksanaan supervisi akademik pada masa pandemi
Covid-19 dapat meningkatkan kualitas guru di SMPN 1 Sungai Pua.
Peningkatan yang tampak adalah guru telah mampu membuat,
merancang program pembelajaran RPP sesuai kurikulum darurat
masa pandemi covid-19, guru mampu menggunakan dan
memanfaatkan TI dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi
covid-19, guru termotivasi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam menggunakan media dan model pembelajaran
berbasis TI.
Kata kunci: masa pandemi covid-19; sumber daya manusia;
supervisi akademik

IMPLEMENTATION OF ACADEMIC SUPERVISION


COVID-19 PANDEMIC TIME TO IMPROVE HUMAN
RESOURCES IN SMP NEGERI 1 SUNGAI PUA
Abstract
This research is motivated by the lack of teachers' ability to design
and organize academic administration of learning, the low ability of
teachers to use and utilize Information Technology (IT) in learning
during the Covid-19 pandemic. This research answers whether
academic supervision during the Covid-19 pandemic can improve the
qualTIy of human resources (teachers) at SMPN 1 Sungai Pua. The
implementation of academic supervision during the Covid-19
pandemic is able to improve the quality of teachers at SMPN 1 Sungai
Pua, the visible improvements are: 1) teachers have been able to
make, design lesson plans learning programs according to the
emergency curriculum during the Covid-19 pandemic, 2) teachers are
able to use and utilize IT in distance learning during Covid-19
pandemic, 3) teachers are motivated to add insight and knowledge in
using IT-based media and learning models.
Keywords: covid-19 pandemic period; human resource; academic
supervision

27
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

PENDAHULUAN
Guru merupakan sumber daya manusia pemegang peranan penting di sekolah,
karena proses pembentukan untuk menciptakan SDM yang berkualitas di sekolah
sebagian besar dilakukan oleh guru, maka guru merupakan ujung tombak utama
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini relevan dengan Permendikbud nomor
15 Tahun 2018 pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Saat ini keprofesionalan guru dItu ntut untuk memberikan
proses pembelajaran yang baik dan maksimal terhadap peserta didik. Hal ini relevan
dengan Penelitian oleh (Sabandi, 2013) yang menemukan terdapat pengaruh supervisi
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran guru. Pembelajaran yang berkualitas
dipengaruhi oleh profesionalTIas guru karena pandemi Covid-19 mengubah sistim dan
tehnik pembelajaran hingga berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 tidak sama dengan di masa
normal, karena pembelajaran di masa normal adalah secara tatap muka, sementara
pada masa pandemi pembelajaran di SMPN 1 Sungai pua pada awalnya dalam bentuk
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan secara luring (luar jaringan).
Pembelajaran secara luring, yakni guru memberikan pembelajaran melalui pemberian
tugas berupa soal dan meringkas materi pembelajaran pada buku paket berupa buku
sumber yang dipinjamkan kepada siswa, siswa belajar secara mandiri tanpa bimbingan
guru.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu, pertama
secara luring (luar jaringan) seperti pemberian tugas, dimana siswa belajar tanpa
bimbingan guru secara langsung selama proses, belajar melalui program belajar di TVRI.
Pembelajaran luring berdampak terhadap proses pembelajaran siswa yang tidak efektif,
menurunnya motivasi belajar peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran secara
jarak jauh yang dilaksanaan di sekolah khususnya untuk SMPN 1 Sungai Pua terdapat
banyak kendala atau hambatan, baik terhadap siswa maupun guru. Kedua,
pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) seperti melalui whatsapp
menggunakan sarana android, pembelajaran daring pun terdapat hambatan terhadap
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan peserta didik. Masalah daring
yang dialami yaitu seperti, sinyal atau jaringan internet yang tidak stabil, kepemilikan
telepon pintar, keadaan ekonomi orang tua atau masyarakat, keterbatasan Teknologi

28
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Informasi (TI) pada guru, serta ketidaksiapan guru dalam hal penyiapan program
pembelajaran jarak jauh yang berbasis TI.
Guru merupakan dapur yang mencetak dan menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan tujuan sekolah dan tujuan pendidikan,
maka guru menjadi salah satu prioritas yang harus tetap diperhatikan, dibina, dan
dikembangkan untuk terjaminnya mutu pendidikan disekolah. Perhatian dan
pembinaan serta pengembangan kompetensi guru, merupakan salah satu tugas pokok
dari kepala sekolah. Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kualitas pendidikan, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
diperlukan pengawasan, pembinaan dan evaluasi secara kontinyu, dipantau dan
dievaluasi oleh kepala sekolah. Ketika pandemi yang mewabah saat ini, bentuk dari
pengawasan bimbingan dan penilaian yang dilakukan oleh kepala sekolah, salah
satunya, adalah melalui supervisi akademik masa pandemi Covid-19 guna
meningkatkan kualitas guru yaitu SDM yang professional.
Hal di atas sependapat dengan beberapa Penelitian yang dilakukan. Pertama,
Suryani (2015) tentang pentingnya supervisi guna dapat mengatasi masalah guru dalam
pembelajaran. Supervisi dapat meningkatkan profesionalisme guru pada proses
pembelajaran di MIN Sukadamai kota Banda Aceh.’ Munthe (2015) yang meneliti tentang
pentingnya evaluasi oleh pimpinan terhadap kualitas proses dan berpengaruh terhadap
profesionalisme. Relevan dengan Penelitian ini perlunya evaluasi berupa supervisi
terhadap kualitas SDM,
Tugas utama kepala sekolah sebagai supervisor secara tegas diisyaratkan dalam
Permendiknas No. 1 tahun 2007 mengisyaratkan bahwa kepala sekolah harus memiliki
lima kompetensi yakni kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi
kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi sosial. Diperkuat dan diperjelas
tentang tugas supervisi dalam Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 yang berisikan
tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Kompetensi supervisi yang dimaksud dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007
adalah segala aktivitas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan serta pencapaian profesionalisme
guru. Pada kondisi pandemi Covid-19, program pertama kepala sekolah adalah
membuat perencanaan program supervisi akademik masa Covid-19. Kedua
melaksanakan supervisi akademik di masa Covid-19 terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat sesuai yang telah

29
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

dicantumkan dalam program awal. Ketiga adalah melakukan tindak lanjut setelah
dilaksanakannya supervisi akademik masa pandemi Covid-19 tersebut.
Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 memperjelas tugas dan beban kerja dari
kepala sekolah. Tugas dan beban kerja kepala sekolah yang pertama sebagai manajerial,
yakni membuat dan merencanakan program sekolah dan mengelola Standar Nasional
Pendidikan. Melakukan pengawasan dan evaluasi yang berkaitan dengan manajemen
sekolah. Kedua, pengembangan kewirausahaan, dimana kepala sekolah bertugas dan
mampu untuk mengembangkan sekolah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Ketiga, sebagai supervisor, yakni melakukan supervisi kepada guru dan tenaga
kependidikan untuk terwujudnya guru yang profesional dengan selalu melakukan
evaluasi dan penilaian secara kontinyu terhadap keterlaksanaan program peningkatan
mutu SDM.
Melalui pelaksanaan supervisi akademik di masa pandemi Covid-19 kepala
sekolah memantau secara langsung kualitas kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM)
yang dilakukan guru, tetap berpedoman dan memperhatikan prinsip pelaksanaan
supervisi yakni 1) demokratis sebelum melaksanakan dan dimusyawarahkan terlebih
dahulu dengan guru yang akan disupervisi, 2) bersifat ilmiah dengan rubrik dan
instrumen tepat, terencana, sistematis dan kontinyu, berdasarkan data yang objektif, 3)
kerja sama, saling berbagi dalam solusi dan tindak lanjut (sharing of idea), 4) konstruktif
melakukan perubahan untuk pengembangan potensi guru, 5) terpusat pada guru,
karena kegiatan sepenuhnya terarah pada kegiatan proses PBM yang dilaksanakan
guru, 6) sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan guru, 7) analisis lapangan guna
evaluasi dan solusi dan tindak lanjut dari temuan dari pekaksanaan supervise, 8)
professional tidak hanya terhadap keprofesionalan guru akan tetapi juga
keprofesionalan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi sehingga, melalui
supervisi, kepala sekolah dapat mengatasi serta memberikan solusi permasalahan yang
ditemui guru pada PBM dan terciptanya guru yang profesional, karena guru adalah
agent of change di sekolah..
Fenomena yang terjadi di SMP 1 Sungai Pua dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara pembelajaran jarak jauh dalam dua bentuk pelaksanaan luring dan
daring selama pandemi Covid-19 yang berkaitan dengan aktivitas guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut: 1) dalam bentuk
pemberian tugas yang manual hanya memberikan soal-soal yang harus diselesaikan
siswa secara mandiri, 2) siswa tidak dapat berinteraksi dengan guru saat meghadapi
kendala dalam menyelesaikan tugas mandiri, 3) siswa mengumpulkan tugas apa adanya
30
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

sesuai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas, 4) guru sering tidak


menggunakan administrasi akademik dalam pemberian materi/tugas karena waktu
tidak terjadwal, 5) banyak siswa yang tidak aktif selama pembelajaran daring, 6) guru
tidak melakukan pembimbingan sesuai yang dibutuhkan oleh siswa, 7) masih ada guru
yang kurang mampu menggunakan TI dalam pembelajaran, 8) supervisi terlaksana
hanya dalam bentuk pengamatan atau observasi dari hasil laporan yang diperoleh dari
pencatatan atau rekapitulasi laporan guru mata pelajaran kepada wakil kepala sekolah.
Kendala yang terjadi pada pembelajaran jarak jauh perlu untuk segera di atasi,
karena kendala tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar serta kinerja guru,
bahkan berpengaruh negatif terhadap mutu lulusan yang merupakan muara dari
kegiatan pendidikan di sekolah. Berdasarkan kenyataan di lapangan yang diuraikan
sesuai penjelasan di atas, PBM di masa pandemi dapat dikategorikan untuk kinerja
guru sebagai SDM penentu utama pendidikan masih rendah. Sementara guru adalah
SDM profesional yang mempunyai peran utama untuk mewujudkan keberhasilan dalam
pembelajaran serta pendidikan bermutu di sekolah. Maka untuk menjadikan guru
profesional maka kepala sekolah sebagai penentu tercapainya visi dan tujuan sekolah
dengan tugas manajerial dan supervisornya telah melakukan kegiatan supervisi
akademik dimasa pandemi Covid-19. Keberhasilan kepala sekolah dalam hal kegiatan
supervisi akademik ini disajikan dalam artikel ini.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari solusi dari hambatan
yang ditemui selama pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 melalui aktivitas sosial,
sikap, persepsi individual atau kelompok di pembelajaran jarak jauh. Penelitian ini
dilakukan secara Kualitatif. Menurut Sugiyono (2018, p. 213) metode Penelitian
Kualitatif adalah yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen, teknik pengumpulan
data dan dianalisis secara Kualitatif serta lebih menekankan makna.
Sesuai dengan pendapat Sugiyono di atas, Penelitian terkait implimentasi
supervisi akademik ini dilaksanakan dengan beberapa pendekatan yang pertama melalui
observasi individu secara daring melalui grup mata pelajaran pada Whatsapp, yaitu
dengan melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran selama daring di luar
jam pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data ini sesuai dengan (Subadi, 2006, p.
65) mengatakan bahwa observasi pada Penelitian Kualitatif dilakukan terhadap situasi
sosial tertentu sehingga memperoleh gambaran situasi.
31
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Kedua, pengumpulan data dilaksanakan melalui pengamatan langsung selama


proses pembelajaran daring berlangsung di dalam Whatsapp grup mata pelajaran dalam
bentuk supervisi atau kunjungan kelas grup mata pelajaran sesuai jam pelaksanaan
daring, kemudian dilakukan pencatatan dari hasil pengamatan tersebut.
Ketiga, pengumpulan data dilakukan melalui percakapan langsung dengan guru
mata pelajaran di luar jam pembelajaran daring. Pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan atas
pertanyaan Itu baik secara langsung maupun tidak langsung (Moleong, 2006).
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada saat setelah guru melaksanakan
pembelajaran daring dalam bentuk tindak lanjut supervisi secara face to face dan kedua
wawancara dilakukan secara langsung pada guru mata pelajaran di luar jam
pembelajaran, dan ketiga wawancara dilaksanakan saat diskusi kelompok pada
pertemuan yaitu dengan teknik bertanya secara klasikal akan tetapi jawaban secara
perorangan atau individu guru.
Dokumentasi yakni data diperoleh dari beberapa catatan supervisor, dalam hal ini
peneliti sendiri. Data tersebut merupakan hasil observasi kelas grup, supervisi kelas
grup mata pelajaran, laporan pelaksanaan supervisi dan observasi serta dari program
tindak lanjut supervisi kepala sekolah. Dokumentasi untuk memperoleh kecocokan
beragam informasi terhadap data di lapangan (Subadi, 2006, p. 66)
Metode Penelitian di atas juga digunakan oleh beberapa peneliti , seperti Lukum
(2015) yang meneliti tentang evaluasi program pembelajaran IPA SMP menggunakan
model countenance stake. Pada Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berbentuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan menggunakan teknik
pengumpulan data di atas dilakukan untuk memperoleh aspek valid dan signifikan.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi sebelum dilaksanakan supervisi akademik dimasa pandemi Covid-19
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada kenyataannya adalah sebagai berikut:
1) Sebagian besar guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional dengan
metode pemberian tugas secara manual seperti soal dItu lis tangan pada selembar
kertas kemudian dipajang pada papan dan siswa mengerjakan dirumah secara
mandiri.
2) Guru tidak melakukan pendampingan selama proses pembelajaran berlangsung.

32
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

3) Peserta didik belajar di rumah secara mandiri menggunakan buku paket sebagai
sumber belajar.
4) Guru tidak membuat administrasi pembelajaran (RPP, remedial dan pengayaan)
sesuai kurikulum darurat kondisi pandemi covid-19.
5) Guru tidak melakukan umpan balik terhadap penilaian hasil belajar siswa.
6) Supervisi dilaksanakan berdasarkan pengamatan dan hasil laporan wakil dalam
bentuk rekapItu lasi laporan PBM mingguan dari guru mata pelajaran.

Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah melalui pelaksanaan supervisi


akdemik dimasa pandemi Covid-19 adalah karena permasalahan yang ditemui selama
pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 yang dilaksanakan di SMPN 1
Sungai Pua berkaitan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya
yakni merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar
peserta didik belum sesuai dengan kurikulum yang digunakan yakni kurikulum darurat
di masa pandemi covid-19. Program pembelajaran bermakna masih dalam bentuk tatap
muka, penggunaan media dan pemanfaatan TI serta inovasi pembelajaran guru masih
kurang. Sesuai dengan penjelasan di atas, supervisi di masa pandemi Covid-19
merupakan strategi yang tepat untuk pemberian solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi serta untuk peningkatan mutu lulusan yang baik.

Tabel 1. Kegiatan Supervisi Akademik Masa Pandemi Covid-19 SMPN 1 Sungai


Pua
Kegiatan Alternatif Penjelasan
Supervis Pilihan
Waktu Formatif Formatif merupakan supervisi yang dilaksanakan di
Pelaksanaan dan Sumatif awal semester PBM dan Sumatif adalah supervisi yang
dilaksanakan menjelang berakhir PBM dalam satu
semester (Maret-April).
Model Ilmiah Pelaksanaan supervisi secara kontinyu, sistematik,
menggunakan teknik tertentu, menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data yang riil, objektif, dan valid.
Klinis Pelaksanaan supervisi sesuai dengan permasalahan
yang ditemui dalam PBM dan permintaan guru,
dilaksanakan secara sistematik, yakni; perencanaan

33
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

pengamatan, pelaksanaan, analisis yang intensif dan


tindak lanjut selama pembelajaran jarak jauh dengan
tujuan perubahan yang rasional.
Pendekatan Kolaboratif Supervisor dan guru sepakat untuk menetapkan teknik,
prosedur, proses, pelaksanaan supervisi serta
menetapkan, mengidentifikasi, krTIeria dari
permasalahan pada guru, perubahan peningkatan
kualitas dimasa pandemi. Supervisi dilaksanakan dari
dua arah. Langkah supervisi diawali dari pengamatan,
menganalisa, menjelaskan, mendengarkan,
memecahkan masalah, serta menindaklanjuti dengan
memberikan solusi dan negosiasi.
Teknik Classroom Supervisor mengikuti, mengamati secara langsung
Supervisi Visitation dalam grup Whatsapp mata pelajaran untuk mengamati
Whatsapp pelaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran
daring
Observasi Supervisor mengamati pembelajaran jarak jauh melalui
Whatsapp pengamatan pembelajaran daring pada grup Whatsapp
mata pelajaran diluar jam pembelajaran.
Wawancara Percakapan langsung antara supervisor dengan guru
Percakapan membicarakan permasalahan dan kendala selama
Pribadi pembelajaran jarak jauh, serta memberikan solusi dan
negosiasi.
Pelaksanaan Persiapan Merancang dan membuat program supervisi, membuat
Supervisi perencanaa instrumen, menetapkan jadwal bersama.
Pelaksanaan Pelaksanaan supervisor ikut bergabung di dalam grup
Whatsapp mata pelajaran baik secara langsung atau
observasi secara daring maupun luring.

34
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Analisis dan Tahap analisis yakni mengidentifikasi, dari hasil


interprestasi supervisi dan obsesrvasi, oleh supervisor melalui
hasil pengamatan didalam whatsapp grup di android atau
supervisi laptop.

Percakapan Tahap percakapan pasca supervisi: supervisor


Pasca menyampaikan dan mengklarifikasi, mengidentifikasi,
Supervisi/ mengevaluasi dengan musyawarah secara langsung
Observasi pada guru.
Tindak
lanjut Tahap tindak lanjut: menyampaikan hasil supervisi dan
observasi, mendiskusikan dan memberikan solusi dan
negosiasi pada guru
Tindak Evaluasi Supervisor dan guru memusyawarahkan kegiatan dan
Lanjut program dari solusi dan negosiasi untuk proses dan
kemajuan setelah mengevaluasi bersama guru.
Sumber: data hasil studi dokumen dan pengamatan

Dari tabel di atas, terlihat bahwa kepala sekolah sebagai supervisor


melaksanakan supervisi dimasa pandemi Covid-19 sebagai usaha untuk
meningkatakan SDM guru. Karena berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya saat
terjadinya pandemic covid-19, pembelajaran dilaksanakan secara luring. Fenomena
yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh guru menunjukkan kinerja yang rendah,
yaitu 1) kemampuan pedagogik dan professional guru yang masih rendah, terbukti
dengan pembelajaran yang dilakukan guru hanya dalam bentuk pemberian tugas
berdasarkan dan bersumber pada buku siswa 2) Minat dan inovasi guru masih rendah,
hal ini terlihat dari sikap guru yang bersifat apatis dalam pembelajaran jarak jauh 3)
bentuk pembelajaran hanya berupa pemberian tugas yang mengacu pada buku paket
siswa tanpa memberikan pembimbingan dan pendampingan, tanpa memberikan umpan
balik terhadap hasil belajar siswa.
Diharapkan dengan supervisi akademik dimasa pandemi Covid-19 seperti yang
tercantum pada tabel diatas, dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan
terhadap permasalahan yang dihadapi sekolah.

35
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Dari penerapan supervisi di masa pandemi Covid-19, diperoleh beberapa hasil


yang cukup memuaskan, hasil-hasil tersebut antara lain berdasarkan hasil studi
dokumen buku profil SMPN 1 Sungai Pua tahun 2020. SMPN 1 Sungai Pua mempunyai
letak yang srategis untuk transportasi siswa dan guru, yang terletak di Jalan Raya
Sungai Pua dan secara Geografis terletak di wilayah Kabupaten Agam bagian timur,
dengan akreditasi ‘A’. Terdapat 11 rombongan belajar dengan jumlah siswa 280 siswa,
terdiri dari 170 laki-laki dan 110 perempuan, guru PNS 17 orang, non PNS 4 orang dan
tenaga kependidikan 3 orang. Dengan kualifikasi guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Kualifikasi guru SMPN 1 Sungai Pua


Status Guru
No Kualifikasi Jumlah
PNS NON PNS
1 Sarjana Muda/ DIII 1 - 1
2 Strata 1/S1 15 4 19
3 Strata 2/ S2 1 - 1
Jumlah 17 4 21
Sumber: Data Primer

Setelah dilaksanakan kegiatan supervisi masa pandemi secara terencana, maka


terdapat beberapa hasil yang dapat dirangkum sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Kegiatan Supervisi Akademik Masa Pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua
No Aspek pengawasan Kondisi Sesudah
Awal Supervisi
1 Membuat dan memiliki administrasi akademik dimasa 40% 85%
pandemi Covid-19
2 Administrasi akademik berbasis TI 50% 80%
3 Menggunakan internet dan media pembelajaran 10% 85%
4 Menerapkan pembelajaran CTL 55% 70%
5 Penggunaan internet dalam pembelajaran 10% 95%
6 Tertib jam mengajar 40% 85%
7 Motivasi berinovasi 40% 90%
Sumber : data rekap hasil tindak lanjut supervisi semester 1 Tahun 2020

36
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Berdasarkan hasil pelaksanaan supervisi di masa pandemik Covid-19 yang


dilaksanakan secara terprogram dan terdokumentasi yang disertai dengan tindak lanjut
serta pemberian solusi, ternyata memberikan pengaruh yang signifikan, yaitu
terdapatnya peningkatan tiap aspek yang menjadi titik kelemahan guru pada saat
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh seperti tertera pada tabel 3 di atas. Dari tabel di
atas dapat dilihat informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi
Covid-19 sebelum supervisi belum terprogram dengan secara baik. Hal ini terlihat pada
pelaksanaan pembelajaran diawal pandemic Covid-19 guru hanya memberikan tugas-
tugas pada siswa dalam bentuk tiga sampai lima buah soal yang hanya berpedoman
pada buku paket siswa, kemudian tugas diserahkan pada guru mata pelajaran sesuai
jadwal yang telah ditentukan atau disepakati, guru menerima tugas siswa tanpa
memberikan umpan balik secara langsung akan tetapi hanya memberitahukan siswa
yang tidak membuat atau mengumpulkan tugas agar melengkapi, tanpa melaksanakan
remedial ataupun pengayaan. Tetapi setelah pelaksanaan supervisi hanya 50% guru
yang masih belum maksimal untuk melaksanakan pembelajaran dalam bentuk daring
dengan memberikan pembimbingan dan motivasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, hal ini setelah dilakukan supervisi dan kesadaran guru akan pentingnya
administarsi akademik seperti penyusunan rencana pembelajaran (RPP) masa pandemi
Covid-19, penyusunan dokumen penilaian, remedial dan pengayaan, dan catatatan
harian perilaku siswa yang dapat diamati dari proses selama pembelajaran daring dan
luring yang dilaksanakan guru, sudah mengalami peningkatan dan tinggal 15-20% guru
yang belum melaksanakan dibanding sebelumnya mencapai 50%.
Dalam kesadaran akan pentingnya inovasi, penggunaan media pembelajaran dan
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar pada awal pembelajaran luring hanya 10%
menggunakan media pembelajaran, setelah dilaksanakan supervisi sudah 85% guru dari
hanya kurang 10% setelah kegiatan supervisi terprogram tinggal 15% -20%. Guru yang
belum melaksanakan. Hal ini disebabkan faktor kemauan yang kurang dengan alasan
rata-rata 15% guru tersebut kurang menguasai teknologi dan menjelang usia pensiun
dan setelah dianalisis kinerja inovasi mereka dalam PBM sudah menurun. Demikian
pula pada pembelajaran yang berbasis TI menggunakan internet dalam bentuk
pembelajaran luring dan daring hampir mencapai 95%, dan penerapan CTL sudah
meningkat, mencapai 70%. Setelah dianalisis, hal ini disebabkan kemampuan
memanfaatkan TI dan pembiasaan penerapan CTL membutuhkan bimbingan pelatihan
dan pendampingan dalam menggunakan TI selama pembelajaran dimasa pandemi
37
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Covid-19 untuk guru dengan proses latihan dan pembiasaan. Perubahan dan
peningkatan yang terjadi pada pembelajaran masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua, yaitu dengan melaksanakan supervisi secara intens di masa pandemi Covid-19
dengan cara pengamatan dan observasi langsung ke dalam grup guru mata pelajaran.
Observasi dan pengamatan dilakukan tidak seperti masa normal yaitu dua kali dalam
satu semester. Selama pandemi Covid-19, supervisi dalam bentuk observasi lebih sering
dilaksanakan serta tindak lanjut dari supervisi dilakukan baik secara langsung pada
individu maupun secara klasikal sesuai kebutuhan guru. Bentuk-bentuk tindak lanjut
yang dilaksanakan meliputi pembimbingan dan pelatihan penggunaan TI, internet
dalam pembelajaran, pertama menggunakan guru yang punya potensi TI untuk saling
berbagi, membimbing guru menggunakan internet sesuai permasalahan yang dihadapi
guru, mendatangkan narasumber dalam pembuatan media dan video pembelajaran,
strategi agar siswa bisa merasakan kehadiran guru saat pembelajaran. Dengan
demikian, pembelajaran menggunakan TI dan internet mencapai 95% sesuai dengan
potensi serta sarana yang tersedia di SMPN 1 Sungai Pua.
Guru yang melakukan inovasi dalam penggunaan media, penggunaan TI, dan
video pembelajaran berbasis TI dengan tampilan langsung guru mata pelajaran sebagai
penyaji. Secara keseluruhan, aspek yang menjadi titik kelemahan guru jadi sumber
permasalahan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 di SMPN 1 Sungai
Pua telah terjadi peningkatan ke arah yang positif.

SIMPULAN
Melihat hasil temuan tersebut di atas, disimpulkan bahwa kegiatan supervisi
akademik dimasa pandemi Covid-19 dapat memberikan solusi dan meningkatkan
keseluruhan aspek yang menjadi titik kelemahan guru SMPN 1 Sungai Pua pada
pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi Covid-19. Yaitu dengan melakukan bebarapa
tindakan dan solusi saat dan setelah proses pelaksanaan supervisi akademik masa
pandemi Covid-19, yaitu memberikan penjelasan, pengarahan pendampingan pada
pembelajaran jarak jauh, memberikan pendampingan dan pembimbingan teknik
membuat media pembelajaran berbasis TI, serta pemilihan media dan model jarak jauh
dan memberikan pelatihan dengan memanfaatkan guru TI serta yang berpotensi TI
berbagi ilmu tentang penggunaan dan pemanfaatan pembelajaran berbasis TI, serta
mendatangkan narasumber untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru
membuat model pembelajaran dengan aplikasi seperti kinimaste.

38
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

Pelaksanaan supervisi akademik di masa pandemi Covid-19 secara terprogram,


kontinyu dan memberikan solusi dengan negosiasi serta memberikan tindak lanjut yang
yang konkrit dengan memperhatikan kondisi riil dengan permasalahan yang dihadapi
guru dapat teratasi. Memberikan motivasi dan kesempatan untuk pelatihan
pembelajaran berbasis TI untuk meningkatkan kualitas SDM guru.

DAFTAR PUSTAKA
Lukum, A. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran Ipa Smp Menggunakan Model
Countenance Stake. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 19(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/pep.v19i1.4552
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Munthe, A. P. (2015). Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan: Sebuah
Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 5(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2015.v5.i2.p1-14
Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru
Berkelanjutan. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(2).
Subadi, T. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Suryani, C. (2015). Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran Di Min Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika, 16(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/jid.v16i1.585

Riwayat Hidup Penulis


Marianis, S.Pd.M.M dilahirkan di kota di Bukittinggi, 2 Desember 1966.
Bertugas di SMPN 1 Sungai Pua Kabupaten Agam. Jenjang pendidikan
penulis lalui dari SD hingga SMA di Bukittinggi. Setelah tamat dari
SMAN 2 Bukittinggi melanjutkan ke program Diploma III IKIP Padang
tahun 1989. Pada tahun 1999, menamatkan S1 di UNP dan tahun 2017
menyelesaikan S2 dengan gelar Master Manajemen. Saat ini penulis
bekerja sebagai pendidik yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah pada salah
satu SMP yang berada di Kecamatan Sungai Pua, dengan visi mendidik setulus hati
39
RADIANT Journal of Applied, Social, and Education Studies
Volume 2, No. 1, April 2021, E-ISSN: 2723-4614, hal. 27-40

guna mewujudkan insan cerdas yang madani. Selain bertugas sebagai guru pendidik,
penulis juga ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi keprofesian cabang.
Penulis juga berpartisipasi aktif sebagai anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Agam
periode 2017‐2023. Penulis juga sudah menulis dua buah buku dan pernah mendapat
penghargaan dari Bupati Kabupaten Agam atas karya tulis.

40

You might also like