You are on page 1of 12

Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

Journal of Basic e-ISSN : 2656-6702


EDUCATION
STUDIES Volume 2 No 1

Analisis Kesulitan Belajar Matematika Materi


Bangun Datar SD Negeri 7 Langsa
Haryono Simbolon1, Sofiyan2, Dini Ramadhani3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Samudra

ARTICLE INFO ABSTRACT


Keywords: This study aims to (1) reveal the types of difficulties experienced by
Analysis, The difficulty fourth grade students of SD Negeri 7 Langsa, and (2) describe the
of learnig mathematics, difficulties experienced by grade IV students of SD Negeri 7 Langsa.
getting up flat . This study uses descriptive analytical methods with qualitative
approaches. The subjects in this study were 5 grade IV students at SD
Kata Kunci: Negeri 7 Langsa. Determination of subjects in this study using a purpose
Analisis, kesulitan sampling method. Data collection techniques used in this study were
belajar matematika, used by means of essay tests and interviews. The data analysis technique
bangun datar used in this study is data reduction, data presentation and final
conclusion. The results of this study indicate that (1) the mathematics
learning difficulties experienced by fourth grade students of SD Negeri 7
Langsa are spatial relationship disorders, visual perception
abnormalities, motor visual acoustics, difficulty understanding symbols,
difficulties in language and reading, and (2) students who experiencing
spatial relationship disorders 12 people, students experiencing
difficulties in visual perception abnormalities 14 people, student
experiencing difficulty visual association motorbike is 13 people, student
having difficulty understanding symbols is 8 people and students
experiencing difficulties in language and reading 2 people.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengungkapkan jeneis-jenis kesulitan
yang dialami siswa kelas IV SD Negeri 7 Langsa, dan (2)
mendeskripsikan kesulitan belajar matematika yang dialami siswa kelas
IV SD Negeri 7 Langsa. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif
analitik dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV A SD Negeri 7 Langsa. Penentuan subjek dalam
penelitian ini mengunakan cara purpose sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dengan cara tes esai
dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah reduksi data, penyajian data, dan terakhir penerikan
kesimpulan. Hasil penelitaian (1) kesulitan belajar matematika yang
dialami siswa kelas IV SD Negeri 7 Langsa yaitu gangguan hubungan
keruangan, abnormalitas presepsi visual, asosiasi visual motor, kesulitan
mengunakan simbol, kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan (2)
siswa yang mengalami gangguan hubungan keruangan 12 siswa, siswa
yang mengalami gangguan abnormalitas presepsi visual 14 siswa, siswa
yang mengalami abnormalitas presepsi visual 13 siswa, siswa yang
mengalami kesulitan memahimi simbol 8 siswa, siswa kesulitan dalam
bahasa dan membaca 2 siswa.
Corresponding author :
diniramadhani@unsam.ac.id JBES 2019

- 100 -
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

PENDAHULUAN matematika, karena mementingkan peserta


Konsep-konsep yang diberikan guru didik untuk menganalisi dan menafsisrkan
kepada siswa pada jenjang sekolah dunia mereka tinggal serta melengkapi
sebelumnya terkadang masi kurang mereka dengan alat yang dapat diterapkan
lengkap. Padahal hal tersebut merupakan dalam bidang selain matematika.
kunci dalam mempelajari konsep Abdurrahman (2012:22) mengatakan
matematika yang baru. Ketidak runtutan bahwa “geometri merupakan bagian
guru dalam memberikan konsep terhadap penting dari matematika, akan tetapi
siswa yang membuat siswa bingungan dan peserta didik tidak bisa mengembangkan
banyak mengalami kesalahan dalam konseptual yang kuat pada meteri
pemebelajaran matematika. Ketika siswa tersebut”. Matematika adalah suatu mata
mengalami kesulitan dalam pembelajaran pelajaran yang wajib dipelajari ditingkat
akan berakibat fatal untuk pembelajaran sekolah dasar. Dalam kurikulum 2013
selanjutnya karena matematika selalu matematika diajarkan secara terpisah dari
berkaitan setiap jenjang. matapelajaran lainya (tidak mengunakan
Pembelajaran matematika harus tema). Matematika salah satu mata
diajarkan melalui konsep dasar telebih pelajaran yang juga tidak terlepas dengan
dahulu. Mempelajari konsep tidak mudah mata pelajaran yang lainya dimana setiap
dibandingkan dengan mempelajari fakta- mata pelajaran lainya saling terkait dengan
fakta dan alogaritma dalam matematika matematika. Adapun materi matematika
karena konsep dimulai hal yang paling dalam tingkat sekolah dasar adalah
dasar. Tidak semua prang berpikir tentang bilangan, geometri, pengukuran dan
ide-ide geometri dengan cara yang sama pengolahan data. Materi yang akan diteliti
tetapi kita dapat menumbuhkan dan pada penelitian ini berlangsung adalah
mengembangkan kemampuan kita untur geometri dan pengukuran. Pembelajaran
berpikir dan menimbang dalam konteks materi geometri di SD merupakan hal yang
geometri. Geometri menempati posisi sangat menarik jika diajarkan dengan
khusus dalam kurikulum sekolah, karena pemahaman konsep yang benar terhadap
banyak konsep yang termuat didalamnya siswa (Antonius,2015:175).
dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari- Walle (2015:29) mengemukakan
hari (Yuyono, 2014:959). “bahwa pengetahuan matematika
Mempelajari geometri merupakan dibedakan menjadi dua macam,
bagaian penting dari pembelajaran pengetahuan konsep dan pengetahuan

101
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

prosedur”. Pengetahuan konsep merupakan Pada Materi Bangun Datar Kelas IV SD


pengetahuan yang dipahami yang berisi Negeri 7 Langsa ” sehingga dapat
jaringan ide. Sedangkan pengetahuan diketahui kesulitan belajar matematika
prosedural merupakan pengetahuan pada materi bangun datar pada siswa kelas
tentang aturan atau cara mencakup langkah IV SD Negeri 7 Langsa.
demi langkah yang digunakan untuk Rumusan masalah berdasarkan latar
menyelesaikan tugas matematika. belakang tersebut maka peneliti membuat
Siswa yang memahami konsep rumusan masalah penelitian sebagai

matematika secara benar akan mudah berikut: Apa sajakah kesulitan belajar
menyelesaikan setiap soal-soal yang matematika yang dialami siswa kelas IV

berkaitan dengan materi yang diajarkan. SD Negeri 7 Langsa? Bagaimana kesulitan


Tetapi hal yang terjadi ketika peneliti belajar matematika yang dialami siswa
melakukan observasi pada saat magang kelas IV SD Negeri 7 Langsa pada materi
siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal- bangun datar persegi dan persegi panjang?

soal yang berkaitan dengan bangun datar Bagaimana kesulitan belajar matematika
dan nilai siswa tidak bagus. Kesulitan- yang dialami siswa kelas IV SD Negeri 7

kesulitan yang dialami siswa dapat Langsa pada materi bangun datar persegi
menyebabkan ketidak berhasilan dalam dan persegi panjang?.

proses belajar mengajar. Kesulitan belajar


matematika ini juga tidak disadari oleh METODOLOGI PENELITIAN
guru yang mengajar mata pelajaran Untuk mengkaji penelitian ini
matematika. peneliti mengunakan metode kualitatif.

Guru hanya memberikan nilai saja Menurut Satori dan Komariah (2017:22)
pada hasil belajar siswa tanpa bahwa “penelitian kualitatif atau

menganalisis kesulitan yang dialami setiap naturalistic inquiry adalah penelitian yang
siswa. Dengan adanya penelitian ini menekankan pada quality atau hal yang

sehingga dapat menjadi referensi yang terpenting dari suatu barang/jasa”. Selain
selanjutnya yang akan digunakan bagi itu, Fraenkel dan Wallen (Moleong,

yang memerlukan yang berkaitan dengan 2017:3) menyatakan “bahwa penelitian


kesulitan belajar matematika. Berdasarkan yang mengkaji kualitas hubungan,

latar belakang tersebut, maka penelitian kegiatan, situasi, atau material disebut
akan melakukan penelitian dengan judul “ penelitian kualitatif, dengan penekanan
Analisis Kesulitan Belajar Matematika kuat pada deskripsi menyeluruh dalam
menggambarkan rincian segala sesuatu
102
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

yang terjadi pada suatu kegiatan atau pendidik yang ada di SDN 7 Langsa untuk
situasi tertentu”. Penelitian yang dilakukan menerima peneliti untuk melakukan
ini bersifat deskriptif, setiap data yang penelitian di SD Negeri 7 Langsa.
diperoleh dari lapangan akan diolah Populasi dalam penelitian ini adalah
kebanyakan dalam bentuk kata-kata dari siswa kelas 4 SD Negeri 7 Langsa yang
pada angka-angka. terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan kelas
Peneliti mendeskripsikan data-data B. Sampel dalam penelitian ini adalah
dari lapangan dalam bentuk cerita siswa kelas 4 A SD Negeri 7 Langsa yang
terperinci dan analisis. Data yang diolah terdiri dari 24 siswa. Sampel yang
bersumber dari tes objektif berupa esai dan digunakan dalam penelitian ini
wawancara. Hal yang dideskripsikan mengunakan Purpose Sampling yaitu
dalam penelitian ini adalah kesalahan sampel yang dipilih berdasarkan tujuan
siswa dalam menyelesaikan soal untuk peneliti. Objek penelitian ini adalah hasil
mengetahui kesulitan yang dialami siswa tes esai dan wawancara yang diberikan
berdasarkan teori Lenner. Pendeskripsian terhadap subjek dengan materi bangun
yang dikunakan dalam penelitian ini datar.
ditelusuri melalaui pengamatan langsung Teknik Pengumpulan Data Teknik
dengan menganalisis hasil tes yang pengumpulan data adalah alat atau fasilitas
dikerjakan subjek penelitian serta hasil yang digunakan peneliti dalam
wawancara terhadap subjek. Dimana tes mengumpulkan data agar pekerjaannya
yang digunakan berbentuk esai dan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
wawancara dalam bentuk pertanyaan. (Arikunto, 2010:3). Dalam penelitian ini
Lokasi Penelitian dan Sumber Data mengunakan 2 teknik pengumpulan data
Penelitian tentang kesulitan belajar yaitu tes diagnostik dan wawancara semi
matematika siswa materi bangun datar terstruktur.
yang dilakukan selama 1 bulan berlokasi di Tes Diagnostik Tes diagnostik yang
SD Negeri 7 Langsa. SD ini terletak di Jl. digunakan dalam penelitian ini berupa
Panglima Polem, Gampong Jawa, Langsa butir soal yang berbentuk soal esai.
Kota. Sebelum memilih lokasi penelitian Adapun kegunaan dari tes diagnostik ini
ada beberapa pertimbangan untuk adalah pertama untuk mengidentifikasi
menentukan lokasi penelitian yaitu SD siswa-siswa yang mengalami masalah
Negeri 7 Langsa merupakan tempat dalam pemelajaran Purwanto (2017:69),
peneliti melakukan Magang 2. Adanya kedua untuk mengetahui sejauh mana
ketersediaan dan keterbukaan staf tenaga kemampuan siswa dalam menyelesaikan
103
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

soal yang berkaitan dengan bangun datar menggunakan teknik analisis yang
dan ketiga untuk mengetahui pada bagian mengacu pada pendapat Miles dan
mana kesulitan dalam pembelajaran Hubermen (Satori dan Komariah,
bangun datar. 2014:218-220) yang meliputi: reduksi
Wawancara yang digunakan dalam data, penyajian data, penarikan
penelitian ini adalah jenis wawancara semi kesimpulan.
standar yaitu pertanyaanya disesuaikan Reduksi data Setiap data yang
dengan kedaan subjek saat dilapangan didapat dari lapangan pada saat penelitian
dengan menyediakan pokok pertanyaan akan di reduksi supaya data-data yang
yang akan diajukan (Satori dan Komariah didapat terarah. Setiapa data yang telah di
2017:135). reduksi akan memberikan gambaran yang
Tahap Analisis Data Setiap data spedifik dan memepermudah peneliti
penelitian yang didapat dari lapangan dalam menemukan data serta mencari
tentang kesulitan belajar matematika akan tambahan jika diperlukan. Penyajian Data
dianalisis supaya lebih mudah dipahami Setiap data yang telah direduksi akan
dan dimengerti setiap pembaca. Moleong dibuat penyajianya data dalam analisis,
(2017:248) menyebutkan: “bahwa analisis yang mengambarkan kemungkinan untuk
data adalah proses mencari dan menyusun penerikan kesimpulan darai hal yang
secara sisitematis data yang diperoleh dari diteliti.
hasil wawancara, catatan lapangan, dan Dalam melakukan penyajian data,
dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data dikategorisasikan sesuai dengan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke indikator kesulitan belajar matematika
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menurut Lerner. Data yang disajikan
memilih mana yang penting dan yang akan dalam naratif secara terperinci sehingga
dipelajari, dan membuat kesimpulan akan lebih mempermudah dalam penarika
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri kesimpulan.
maupun orang lain”. Menarik Kesimpulan Penarikan
Berdasarkan pengertian analisis data kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian
diatas, maka setiap data yang ditemukan ini dilakukan berdasarkan tes tertulis dan
dilapangan dianalisis adalah hasil tes esai wawancara yang dilakukan untuk
dengan hasil wawancara yang mengaju dianalisis kesulitan belajar matematika
pada indikator kesulitan belajar pada materi bangun di SD Negeri 7 Langsa
matematika. Teknik analisis dalam kelas IV pada materi bangun datar. Data
penelitian ini dianalisis dengan dari hasil tes soal esai dan wawancara
104
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

dinaratifkan kedalam bentuk kalimat yang siswa dengan pencapaian kemampuan


mudah dipahami. “sangat baik”, 7 orang siswa dengan
pencapaian kemampuan “baik”, 6 orang
HASIL DAN PEMBAHASAN siswa dengan pencapaian kemampuan
1. Data Hasil Penelitian “cukup”, 1 orang siswa dengan pencapaian
Menganalisis jenis kesulitan belajar kemampuan “kurang”, dan 5 orang siswa
matematika pada materi bangun datar di dengan pencapaian “kurang sekali”.
SD Negeri 7 Langsa, maka langkah Persentase seluruh hasil tes berdsarkan
pertama yang dilakukan peneliti adalah pencapaian kemampuan siswa dapat dilihat
memberikan soal berupa esai materi pada lampiran (lampiran 6) dengan
bangun datar kelas IV-A. Tes esai ini di mengunakan rumus:
gunaka untuk memperoleh subjek
(Purwanto, 2008:102)
penelitian dari kelas yang diteliti, tes ini di
laksanakan pada tanggal 12 Februari 2019 Keterangan NP = Nilai persen yang dicari
dengan jumlah peserta sebanyak 24 orang atau diharapkan, R = Skor mentah yang
kelas IV-A. Selam proses tes berlangsung diperoleh siswa, SM = Skor maksimum
beberapa siswa bertanya tentang ideal dari tes yang bersangkutan, 100
pertanyaan yang ada pada soal yang =Bilangan tetap
mereka kurang paham. Hal itu tidak dapat Tabel 1 Jumlah Siswa Berdasarkan
Persentasi Kemampuan Siswa
dipungkiri kareana setiap soal mempunyai
Predikata Frekuensi
kesulitan masing-masing. Disamping itu
Sangat Baik 5 orang
setiap siswa mempunyai kemampuan yang
Baik 7 orang
berbeda-beda untuk memahami soal-soal
Cukup 6 orang
yang disajikan dalam setiap tes esai. Soal
Kurang 1 orang
tes terdiri dari 8 soal esai dengan setiap
Kurang sekali 5 orang
soal mempunyai fungsi masing-masing
jumlah 24 orang
untuk mengindikasi kesulitan belajar
Sebagai subjek dalam penelitian ini,
matematika yang dialami siswa.
sampel yang digunakan adalah siswa kelas
Jumlah skor setiap soal adalah
IV. Untuk mempermudah mengetahui
berbeda-beda dengar skor maksiman dari
kesulitan belajar matematika yang dialami
keseluruhan soal dalah 100. Berdasarkan
setiap siswa. Maka peneliti akan
hasil tes kesulitan belajar matematika pada
menganalisis berdasarkan urutan nilai
materi bangun datar kelas IV-A SD Negeri
pencapaian siswa.
7 Langsa, diperoleh hasil yaitu 5 orang
105
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

2. Pembahasan subjek 10, persegi yang


subjek sebenarnya,
Setelah data disajikan dalam bentuk
persegi berada
deskripsi analisis maka peneliti dapat pada kolom
persegi
mengelompokkan kesulitan belajar
panjang
matematika yang dialami setiap subjek Subjek 7 Dimana subjek
7 pada soal
berdasarkan indikator yang digunakan
nomor 5
dalam penelitian ini yaitu berdasrkan teori mengelompokk
an buku
Lenner. Berdasarkan hasil analisis
sebagai bangun
terhadap jawaban-jawaban setiap subjek datar persegi
yang
dalam penelitian ini maka dapat
sebenarnya,
dideskripsikan kesulitan belajar buku
dikelompok
matematika siswa kelas IV SD Negeri 7
bangun datar
Langsa. persegi
panjang
a. Gangguan Dalam Hubungan
Subjek Dimana
Keruangan 10 jawaban subjek
Menurut Lenner (dalam pada soal
nomor 5 tidak
Abdurrahman, 2018:210) bahwa “kesulitan dapat
dalam gangguan hubungan keruangan membedakan
bangun datar
adalah tidak dapat membedakan konsep yang sisinya
hubungan keruangan seperti atas-bawah, lebih panjang
dengan bangun
puncak-dasar, jauh-dekat, tinggi-rendah, datar yang
dan awal dan akhir”. Subjek yang sisinya sama
panjang.
mengalami gangguan hubungan keruangan Subjek 11 Subjek 11
dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini: tidak dapat
membedakan
Tabel 2 subjek yang mengalami mana contoh
gangguan dalam hubungan keruangan gambar yang
Krakterist yang sisinya
ik Subjek lebih panjang
Kesulitan yang dengan yang
Keterangan
belajar mengala lebih pendek
matematik mi dengan sisi
a yang sama
Gangguan Subjek 5 Dimana subjek panjang.
dalam 5 pada soal Subjek 12 Hal ini
hubungan nomor 5 dibuktikan
keruangan mengelompokk jawaban subjek
subjek 5, an pengaris pada soal
subjek 7, pada tabel nomor 5

106
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

dimana buku adalah tidak


tulis dapat
dimasukkan membedakan
pada kolom contoh benda
bangun datar yang sisinya
persegi sama panjang
Subjek 15 Dimana subjek dengan benda
mengelompokk yang sisi tidak
an gambar sama panjang
buku tulis pada Subjek 24 Subjek 24
kolom persegi tidak dapat
padahal sis-sisi membaca.
dari buku tidak b. Abnormalitas Presepsi Visual
sama panjang
Dalam teorinya Lenner (dalam
Subjek 16 Dimana subjek
tidak dapat Abdurrahman, 2018:211) mengatakan
mengelompokk
bahwa “anak yang berkesulitan
an gambar-
gombar contoh matematika jenisn ini sering mengalami
benda bangun
kesulitan dalam melihat bebagai objek
datar yang ada
pada soal dalam hubunganya dengan kelompok atau
Subjek 17 Dimana subjek
set”. Subjek yang mengalami kesulitan
tidak dapat
mengelompokk belajar matematika krakteristik
an gambar-
abnormalitas presepsi visual dapat dilihat
gombar contoh
benda bangun pada tabel 3 berikut:
datar yang ada
Tabel 3 subjek yang mengalami
pada soal
abnormalitas presepsi visual
Subjek 19 Subjek 19
Krakteris
tidak dapat
tik Subjek
membaca dan
Kesulitan yang
memahami Keterangan
belajar mengala
makna bahasa.
matemati mi
Subjek 20 Dimana subjek
ka
tidak dapat
Abnormal Subjek 4 Dimana subjek
membedakan
itas 4 menyebutkan
dengan tepat
presepsi jawabanya
antara contoh
visual pada soal
benda yang
nomor 4 meja
berbentuk sisi
dan lampu
yang sama
merupakan
panjang
contoh dari
dengan, sisi
bagun datar
benda yang
persegi.
sisinya tidak
Subjek 5 Subjek tidak
sama panjang
dapat
Subjek 22 Kesalahan
membedakan
jawaban subjek

107
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

sisi-sisi yang subjek


sama panjang 22,
dengan sisi-si subjek
bangun datar 23,
yang tidak subjek
sama 24
panjangnya. c. Asosiasi Visual Motor
Subjek Tidak dapat
Kesulitan belajar matematika
6 mengelompokk
an benda-benda asosiasi visual motor ditandai sering tidak
berdasarkan
dapat menghitung benda-benda secara
ukuranya.
Subjek Tidak dapat beruntun sambil menyebutkan
10 menglompokka
bilanganaya. Dari nomor soal 1,2,6 dan 7
n benda
berdasarkan yang mengalami jenis ganggguan asosiasi
ukuranya
visual motor dapat dilihat pada table 4
Subjek Tidak dapat
11 mendeskripsika berikut.
n gambar
Tabel 4 subjek yang mengalami asosiasi
bangun datar
visual motor
yang
Krakteristi
ditentukan.
k Subjek
Subjek Tidak dapat
Kesulitan yang
12 mendeskripsika Keterangan
belajar mengala
n gambar
matematik mi
bangun datar
a
yang
Asosiasi Subjek 5, Tidak dapat
ditentukan.
visual subjek 6, menyebutka
Subjek Tidak dapat motor subjek 11, n jumlah
13 mengelompokk subjek 13, sudut yang
an benda-benda subjek 15, sama besar,
berdasarkan subjek 16 sisi yang
ukuranya. sama
Subjek panjang dan
14, diagonal
subjek yang sama
15, panjang dari
Tidak dapat
subjek bangun datar
mendeskripsika
16, yang
n ciri-ciri
subjek ditentukan.
bangun datar
17, Dan siswa
dan
subjek ini tergolong
mengelompokk
18, siswa tingkat
anya
subjek pemikiran
berdasarkan
19, Van Hiele
bentuknya.
subjek level 0.
20, Subjek Tidak
subjek 14, subjek mampu
21,

108
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

17, subjek
menjumlahk subjek 24. dengan
18, subjek
an dengan tepat. Dan
19, subjek
rumus tidak
20, subjek
persegi mengetahui
21, subjek
panjang dan fungsi dari
23, subjek
persegi dan simbol
24 tidak dapat matematika
menentukan tersebut.
jumlah e. Kesulitan Dalam Bahasa dan
sudut, sisi,
Membaca
diagonal dari
bangun datar Kesulitan dalam bahasa dan
yang
membaca dapat berpengaruh terhadap
ditentukan.
d. Kesuliatan Memahami Simbol kemampuan anak dalam matematika,
Menurut Lenner (dalam karena ada beberapa soal matematika yang
Abdurrahman, 2018:212) mengatakan menunakan pernayatan dan soal cerita.
bahwa “anak berkesulitan belajar Menurut Lenner (dalam Abdurrahman,
matematika sering mengalami kesusahan 2018:213) bahwa “anak yang kesulitan
mengunakan, memahami dari simbol yang dalam bahasa dan membaca akan kesulitan
ada dalam matematika contohnya +,-,x,:” pula dalam memecahkan soal yang
dan tidak dapat mengunakan rumus berbentuk pernyataan dan soal cerita”.
dengan benar”. Dari soal nomor 6 subjek Dari soal nomor 2 dan 5 subjek yang
yang men galami gangguan kesuliatan mengalami kesulitan dalam bahasa dan
memahami simbol dapat dilahat pada tabel membaca dapat dilihat pada tabel berikut
5. ini.
Tabel 5 subjek yang mengalami Tabel 6 subjek yang mengalami
kesulitan memahami simbol kesulitan dalam bahasa dan membaca
Krakteristi Subjek Krakteristi Subjek
k Kesulitan yang Keteranga k Kesulitan yang Keteranga
belajar mengalam n belajar mengalam n
matematika i matematika i
Kesulitan Subjek 8, Tidak dapat Kesulitan Subjek 19, subjek tidak
memahami subjek 9, mengunaka dalam subjek 24 dapat
symbol subjek 17, n simbol bahasa dan membaca
subjek 18 dan rumus membaca sehingga
matematika susah
dengan memahami
tepat. soal esai
Subjek 19, Tidak dapat dan
subjek 20, mengunaka wawancara.
subjek 21, n simbol
subjek 22, dan rumus
subjek 23, matematika

109
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

SIMPULAN subjek 21, subjek 22, subjek 23,


Berdasarkan hasil analisis yang subjek 24. Subjek yang mengalami
diperoleh dari hasil tes esai, wawancara abnormalitas prespsi visual cendrung
dalam penelitian ini dapat ditarik mengalami kesalahan pada jawaban
kesimpulan oleh peneliti anata lain: tidak dapat mendeskripsikan ciri-ciri
1. Berdasarkan deskripsi pada pembahas bangun datar dan mengelompokkanya
hampir setiap indikator kesulitan berdasarkan bentuknya. Subjek yang
matematika dialami subjek. Berikut mengalami asosiasi visual motor
ini kesulitan-kesulitan yang dialami adalah subjek 5, subjek 6, subjek 11,
siswa yang mewakili kelas IV SD subjek 13, subjek 15, subjek 16,
Negeri 7 Langsa yaitu gangguan Subjek 14, subjek 17, subjek 18,
hubungan keruangan, abnormalitas subjek 19, subjek 20, subjek 21,
presepsi visual, asosiasi visual motor, subjek 23, subjek 24. Pada kesulitan
kesulitan memahami simbol dan matematika pada jenis ini subjek
kesulitan dalam bahasa dan membaca. sering Tidak mampu menjumlahkan
2. Setiap subjek dalam penelitian ini dengan rumus persegi panjang dan
memiliki kesulitan belajar matematika persegi dan tidak dapat menentukan
yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil jumlah sudut, sisi, diagonal dari
analisis subjek yang mengalami bangun datar yang ditentukan. Subjek
gangguan hubungan keruangan adalah yang mengalami kesulitan memahami
subjek 5, subjek 7, subjek 10, subjek simbol adalah subjek 8, subjek 9,
11, subjek 12, subjek 15, subjek 16, subjek 17, subjek 18, subjek 19,
subjek 17, subjek 19, subjek 20, subjek 20, subjek 21, subjek 22,
subjek 22, subjek 24. Dimana setiap subjek 23, subjek 24. Dalam hal ini
kesalahan jawaban subjek adalah tidak subjek cendrung Tidak dapat
dapat membedakan contoh benda yang mengunakan simbol dan rumus
sisinya sama panjang dengan benda matematika dengan tepat. Dan tidak
yang sisi tidak sama panjang. Subjek mengetahui fungsi dari simbol
yang mengalami kesulitan belajar matematika tersebut. Siswa yang
matematika krakteristik abnormalitas mengalami kesulitan dalam bahasa
presepsi visual adalah subjek 4, subjek dan membaca adalah subjek 19 dan
5, subjek 6, subjek 13, subjek 14, 24. Dimana kedua subjek tidak dapat
subjek 15, subjek 16, subjek 17, membaca sehingga tidak dapat
subjek 18, subjek 19, subjek 20, menjawab soal matematika.
110
Journal of Basic Education Studies / Vol 2 No 1 (Januari-juni 2019)

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Kepala Sekolah SD Negeri 7
Langsa dan pimpinan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra
yang telah membantu penelitian ini.

REFERENSI
Purwanto. 2008. Prinsip-Prinsip Dan
Teknik Evalusi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Satori dan Komariah. 2017. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Moleong. 2017. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Antonius. 2005. Memahami Konsep
Matematika Secara Benar Dan
Menyajikan Dengan Menarik,
Jember : Depertemen Pendidikan
Nasional.
Walle. 2007. Matematika Sekolah Dasar
dan Menengah, Jakarta: Erlangga.
Yuyono. 2014. Strategi Belajar
Matematika, Malang: IKIP Malang.

111

You might also like