You are on page 1of 19

ANALISIS USAHA OLEH – OLEH MAKANAN KHAS BENGKULU

(STUDI KASUS PADA UKM CEMARA INDAH KOTA BENGKULU)

COST PRODUCTION an COST VOLUME PROFIT ANALYSIS OF BENGKULU


TYPICAL FOOD
(CASE STUDY IN CEMARA INDAH UKM BENGKULU CITY)

Fuad Wiyarta, Nyayu Neti Arianti dan Nusril


Agricultural Socio-Economics Department, Agriculture Faculty University of Bengkulu
Email: fuad.wiyarta26.fw@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine 1) Cost of production, 2) Break even point, 3) Margin Of
Sefty, 4) Profitability, 5) Leverage business operations of bay tat cakes, perut punai cakes and
eggplant preserves from UKM Cemara Indah Bengkulu City. The method of determining the
location of the study was carried out by means of a purposive method in Kuala lempuing street
Bengkulu City. The method of determining the location of the study was carried out by means of
a purposive method in Kuala lempuing streer Bengkulu City. Data collection was done by
interview, observation and direct recording using a questionnaire. Data analysis methods
include: 1) Calculation of cost of production full costing, 2) Analysis of cost volume profit:
contribution margin, break-even analysis, margin of safety analysis, marginal income ratio,
profitability, level of operating leverage. As for the results obtained from this study are: 1) The
cost of production is obtained bay tat cake for IDR. 22,930,015, perut punai chips for IDR.
15,579,037 and candied eggplant for Rp. 3,743,788. 2) The break-even point obtained as much
as 151.30 kg of bay tat cakes or IDR 5801,043 and 43.26 kg of perut punai chips or IDR
2,595,530 and 10.53 kg of candied eggplant or IDR 789,665. 3) Large Margin Of Safety
obtained were bay tat cakes at 81.55% of perut punai chips with 90.17% and candied eggplants
at 86.84%. 4) Profitability of bay tat cakes is 26.89%, perut punai chips is 40.88% and candied
eggplant is 37.51%. 5) The level of operating leverage is found in bay tat cakes of 1.23 perut
punai chips with 1.11 and candied eggplants of 1.15
Keywords: Business Analysis, Souvenirs ,Typical Of Bengkulu Foods.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Harga pokok produksi, 2) Titik impas,
3)Margin Of Sefty, 4) Profitability, 5) Laverage operasi usaha kue bay tat, kue perut punia dan
manisan terong dari UKM Cemara Indah Kota Bengkulu. Metode penentuan lokasi penelitian
dilakukan dengan cara sengaja (purposive) di Jalan Kuala lempuing Kota bengkulu.
Pengumpulan datadilakukan dengan cara wawancara, observasi dan pencatatan langsung
menggunakan kuisisoner. Metode analisis data antara lain : 1) Perhitungan harga pokok
produksi full costing, 2) Analisis cost volume profit : margin kontribusi, analisis titik impas,
analisis margin of safety, marginal income ratio, profitability,tingkat laverage operasi. Adapun

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 1


hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu : 1) Besar harga pokok produksi didapat kue bay tat sebesar
Rp 22.930.015, kue perut punai sebesar Rp 15.579.037 dan manisan terong sebesar Rp 3.743.788. 2)
Besar titik impas didapat kue bay tat sebanyak 151,30 kg atau sebesar Rp 5.801.043, kue perut punai
sebanyak 43,26 kg atau sebesar Rp 2.595.530 dan manisan terong sebanyak 10,53 kg atau sebesar Rp
789.665. 3) Besar Margin Of Safety yang didapatkan yaitu kue bay tat sebesar 81, 55% kue perut punai
sebesar 90,17% dan manisan terong sebesar 86,84%. 4) Besar Profitability kue bay tat sebesar 26,89%,
kue perut punai sebesar 40,88% dan manisan terong sebesar 37,51%. 5) Tingkat leverage operasi
didapatkan pada kue bay tat sebesar 1,23 kue perut punai sebesar 1,11 dan manisan terong sebesar 1,15.
Kata Kunci: Analisi Usaha, Oleh-Oleh , Makanan Khas Bengkulu.

PENDAHULUAN
Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru yang menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf
hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain dalam Negara penerima
wisatawan (Wahab, 2003). Mengembangkan sektor pariwisata merupakan
permasalahan ekonomi jangka panjang yang perlu diperhatikan. Berkembangnya
pariwisata disuatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat
khususnya didaerah tersebut, yakni secara ekonomi, sosial dan budaya (Badarab, 2017).
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan (leading sector) dalam
perekonomian nasional maupun daerah yang senantiasa perlu ditingkatkan dan
dikembangkan (Subardini, 2017).
Kota Bengkulu merupakan Ibukota Provinsi Bengkulu yang kaya akan potensi
wisata alam maupun budaya dan sejarah, diantaranya adalah obyek wisata didaerah
pesisir yang sudah lama dikenal dan ramai dikunjungi oleh wisatawan dari Bengkulu
maupun dari luar Bengkulu seperti wisata alam Pantai Panjang, Pantai Jakat, Pantai
Tapak Paderi. Selain dikenal dengan wisata alamnya, Bengkulu juga memiliki banyak
wisata sejarah seperti rumah pengasingan Bung Karno, Benteng Marlborough
peninggalan masa penjajahan inggris, dan tradisi kebudayaan daerah yang sangat
berpotensi menarik banyak wisatwan datang berkunjung.
Sektor pariwisata yang sangat potensial ini, menjadi dasar bagi Pemerintah Kota
Bengkulu untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang
akan dikembangkan guna meningkatkan pertubuhan ekonomi daerah serta masyarakat
(Bengkulu.antaranews.com). Hal ini juga didukung oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Bengkulu yang telah membentuk program Visit Wonderful Bengkulu 2020 sebagai
upaya memperkenalkan pariwisata Bengkulu ke seluruh manca negara. Berbagai upaya
dilakukan, salah satunya adalah memperkenalkan wisata kuliner berupa makanan khas
Bengkulu yang menjadi iconic Bengkulu.
Makanan khas Bengkulu berupa jajanan tradisonal merupakan warisan budaya,
kaya akan tradisi, dan penuh dengan cita rasa yang kuat sehingga kekhasannya sangat
melekat pada daerah tersebut. Makanan khas Bengkulu misalnya manisan terong, kue
bay tat dan kue purut punai adalah oleh-oleh yang paling banyak dicari oleh
wisatawan yang datang berkunjung, disukai karena rasa, tekstur dan aromanya yang
sesuai dengan selera. Oleh sebab itu usaha kerajinan oleh-oleh makanan khas Bengkulu
layak diusahakan bagi usaha kecil menengah.
Salah satu UKM oleh-oleh makanan khas yang berkembang di Kota Bengkulu
adalah UKM “Cemara Indah”. Usaha ini beralamatkan di Jalan Kuala Alam Kelurahan
Lempuing Kota Bengkulu. Pemilihan UKM “Cemara Indah” sebagai objek studi

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 2


disebabkan usaha ini cukup terkenal dikalangan masyarakat dan sudah berdiri sejak
tahun 1991. Saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak empat belas orang, usaha
industri ini mampu memproduksi Berbagai macam kerajinan oleh-oleh makanan khas
Bengkulu setiap harinya. Jenis makanan khas yang diproduksi dalam usaha ini juga
sangat beragam, diantaranya manisan terong, kue bay tat, kue perut punai, lempuk
durian, kue satu, kue cucur dan sebagainya. Saat ini hasil produksi dijual secara
langsung oleh industri “Cemara Indah” di dua outlet yang ada di Kota Bengkulu, yakni
di Pertokoan PTM Bengkulu, dan di Jalan Kuala Lempuing Bengkulu.
Tujuan pengembangan UKM makanan khas Bengkulu adalah untuk mendukung
kegiatan pariwisata. Namun ditengah persaingan dengan industri makanan lain yang
semakin moderen dan semakin melambungnya harga bahan baku untuk berproduksi
menyebabkan ada sebagian pengusaha kerajinan makanan khas Bengkulu gulung tikar,
walaupun masih banyak juga yang mampu bertahan. Untuk meningkatkan
penerimaan, UKM harus mampu mengefisienkan kegiatan produksi agar memperoleh
laba yang maksimal.
Perolehan laba dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual produk, biaya, dan
volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mempengaruhi volume
penjualan yang nantinya dapat dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk.
Sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi
nantinya akan mempengaruhi biaya (Marvita, 2017). Ketiga faktor tersebut dapat
dianalisa dengan teknik analisis Cost-Volume-Profit (CVP) yang bertujuan untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan dan analisis yang menggabungkan semua
informasi keuangan. Adanya informasi melalui analisis Cost Volume-Profit (CVP) in,
akan memudahkan pihak manajemen perusahaan dalam menentukan strategi atau
langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan perolehan laba perusahaan.
Peneliti juga melakukan analisis perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan
metode full costing dengan menghitung seluruh elemen biaya dalam kegiatan produksi
guna memberikan informasi secara keseluruhan mengenai biaya dalam kegiatan
produksi kerajinan oleh-oleh makanan khas Bengkulu . Kenyataan inilah yang
mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analisis usaha kerajinan
oleh-oleh makanan khas Bengkulu studi kasus pada UKM “Cemara Indah” Kota
Bengkulu.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di usaha oleh-oleh makanan
khas Bengkulu “UKM Cemara Indah” yang beralamatkan di Jalan Kuala Lempuing,
Ratu Agung, Kota Bengkulu. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
berdasarkan pertimbangan bahwa UKM “Cemara Indah” merupakan salah satu
pengrajin makanan khas Bengkulu yang laris dan berproduksi secara kontinu serta
banyak dikenal oleh masyarakat Kota Bengkulu maupun wisatawan yang datang
berkunjung ke Bengkulu.

Metode Pengumpulan Data


Adapun Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 3


Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada
objek penelitian. Peneliti mengamati secara langsung untuk dapat mengetahui dan
memahami jalannya kegiatan produksi pembuatan kue bay tat, kue perut punai
dan manisan terong di UKM Cemara Indah.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara
langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Peneliti menanyakan langsung mengenai
karakteristik usaha dan dasar pembebanan seluruh biaya dalam kegiata produksi
kue bay tat, kue perut punai dan manisan terong kepada pemilik usaha.
3. Pencatatan
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data skunder.
Peneliti melakukan penjurnalan terhadap setiap aktifitas pembelian bahan baku,
pemakaian bahan baku dan jurnal penjualan.

Metode Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hal ini
karena penyusunan tidak melakukan suatu perubahan terhadap obyek penelitian.
1. Analisis kuantitatif adalah pendekatan pengolahan data melalui metode-metode
pengolahan yang terdiri dari data primer maupun data sekunder. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis harga pokok produksi, Break Even Point,
Profitabilitas dan sensitivitas usaha oleh-oleh makanan khas Bengkulu UKM
Cemara Indah. Dimana untuk perhitungan ditentukan berdasarkan data yang di
peroleh pada UKM Cemara Inda selama satu bulan atau selama satu periode
usaha.
2. Analisis kualitatif merupakan pendekatan pengolahan secara mendalam
mengenai data hasil pengamatan, wawancara, dan literatur. Analisis kualitatif
digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi UKM Cemara Indah.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi dan
komputerisasi (Microsoft Excel).
1. Memisahkan Biaya Bersama
Analisis yang digunakan dalam menetapkan dasar pembebanan biaya bersama
adalah menggunakan metode unit kuantitatif atau satuan fisik. Pemilihan metode ini
dilakukan karena masing-masing produk dapat di identifikasi jumlah hasil
produksinya berdasarkan satuan ukuran yang dalam hal ini menggunakan satuan
kilogram. Dari hasil perhitungan, total produksi kue bay tat, kue perut punai dan
manisan terong selama bulan September 2019 adalah sebanyak 1340 Kg dengan
persentase masing-masing produk yakni kue bay tat sebanyak 820 Kg (61,19%), kue
perut punai sebanyak 440 Kg (32,84%) dan manisan terong sebanyak 80 Kg (5,97%).
2. Analisis Perhitungan HPP
UKM Cemara Indah berproduksi secara massa, jenisnya standar, proses
produksinya kontinyu, dan jumlah produksinya relatif sama. Selain itu juga dalam
proses produksinya melewati lebih dari satu departemen produksi, sehingga dalam
pengumpulan harga pokok produknya perusahaan menggunakan metode harga pokok
proses dengan pendekatan full costing dengan mempertimbangkan segala jenis biaya
dalam kegiatan produksi. Dalam menghitung HPP terebih dahulu dilakukan
perhitungan harga pokok bahan baku pada table 2.1 berikut :

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 4


Tabel 1. Perhitungan Harga Pokok Bahan Baku
Harga Pokok Bahan Baku
Persediaan Awal Bahan Baku Rp.xxx
Persediaan Bahan Penolong Rp.xxx (+)
Bahan Baku Tersedia Rp.xxx
Persediaan Akhir Rp.xxx (-)
Harga Pokok Bahan Baku ` Rp.xxx
Sumber: (Mulyadi, 2007)
Tabel 2 Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi
Biaya Bahan Baku Rp.xxx
Biaya Tenaga Kerja Rp.xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp.xxx (+)
Harga Pokok Produksi Rp.xxx
Sumber: (Mulyadi, 2007)
Tabel 3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp.xxx
Harga Pokok Produksi Rp.xxx (+)
Persediaan Barang Untuk Dijual Rp.xxx
Persediaan Barang Akhir Rp.xxx (-)
Harga Pokok Penjualan Rp.xxx
Sumber: (Mulyadi, 2007)
3. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP)
Dalam analisis Cost Volume Profit yang akan dilakukan, terlebih dahulu biaya yang
dikeluarkan harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Tabel 4. Perhitungan klasifikasi biaya
Biaya Biaya Variabel Biaya Tetap
1. Biaya Produksi
a. - Biaya Bahan Baku Rp.xxx
- Biaya Bahan Penolong Rp.xxx
b. - Biaya TK Langsung Rp.xxx
- Biaya TK Tak Langsung Rp.xxx
c. BOP
 Biaya Penyusutan Alat-Alat Rp.xxx
 Beban Listrik Rp.xxx Rp.xxx
 Penyusutan Gedung Rp.xxx
 Biaya Penggunaan Listrik Rp.xxx
 Biaya Pengemasan Rp.xxx
2. Biaya Operasi
a. Biaya Adm & Umum Rp.xxx Rp.xxx
b. Biaya Pemasaran Rp.xxx (+) Rp.xxx (+)
Total Rp.xxx Rp.xxx
Sumber : (Halim, 2005)
Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) / Biaya-Volum-Laba adalah salah satu dari
beberapa alat yang digunakan manajer untuk memberikan perintah. Alat ini membantu

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 5


mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba dalam
organisasi dengan memfokuskan pada lima pendekatan analisis:

a. Marjin Kontribusi

Marjin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap
dan memberikan keuntungan. Jika marjin kontribusi tidak dapat menutup biaya tetap
perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Namun jika marjin
kontribusi sama besarnya dengan biaya tetap , maka perusahaan tidak mendapat rugi
atau laba. Rumus marjin kontribusi adalah berikut :
Marjin Kontribusi
x 100 %Marjin Kontribusi =
Penjualan
Penjualan – Biaya
Variabel Ratio Marjin Kontribusi =
Marjin Kontribusi Marjin Kontribusi
x 100 % x 100 %
Penjualan Penjualan
b. Analisis Break-even
Break-even atau impas adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan
penjualannya sama dengan jumlah total biayanya atau besarnya laba kontribusi
sama dengan total biaya tetap. Rumus titik impas:
Biaya Tetap Total
BEP (Unit) =
Margi n Kontribusi /Unit
Biaya Tetap Total
BEP (Rp) =
Rasio Margin Kontribusi
c. Analisis Margin Keamanan ( Margin of Safety)
Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa
jauh volume penjualan boleh turun dan yang dianggarkan namun perusahaan tidak
menderita rugi. Margin of safety dapat juga disajikan dalam persentase.
Total Penjualan yang Dianggarkan−Penjualan Titik Impas
MOS(%) = X 100 %
Total Penjualan yang Dianggarkan
d. Marginal Income Ratio (MIR)
Marginal Income Ratio merupakan rasio antara pendapatan dengan hasil
penjualannya, dapat dikatakan rasio antara hasil penjualan dengan biaya variabel.
Semakin tinggi nilai MIR, maka semakin bagus pula keadaan perusahaan.
Penjualan−Biaya Variabel
MIR = x 100 %
Penjualan

e. Profitability
Profitability dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Profitability
ditentukan dengan nilai Margin Of Safety (MOS) dan Margina Income Ratio (MIR), maka
dapat dinyatakan dengan rumus (Munawir, 1995) :
Profitability = MOS x MIR x100%
e. Degree of Operating Leverage (DOL)
Leverage operasi adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitive laba bersih
terhadap perubahan volume penjualan. Tingkat leverage operasi adalah suatu ukuran
berupa persentase dimana pada tingkat penjualan tertentu, perubahan dalam volume
penjualan akan mempengaruhi laba.
Margin Kontribusi
Tingkat Leverage Operasi =
Laba Bersih
AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik UKM Cemara Indah Bengkulu


1. Identitas Pemilik
Identitas pemilik usaha bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterkaitan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia seperti usia,
pendidikan dan pengalaman kerja. Pemilik UKM Cemara Indah Bengkulu bernama
Destiana berumur 52 tahun dimana umur tersebut termasuk kedalam usia produktif.
Berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja No.14 tahun 1969 yang menyebutkan ada 2
kategori usia produktif yaitu usia sangat produktif yaitu umur 15-49 tahun dan usia
produktif 50-64 tahun. Di usaia yang tergolong masih produktif pemilik usaha mampu
melakukan kegiatan usaha dengan sangat optimal karena kondisi fisik yang prima,
mandiri serta memiliki pandangan hidup dan wawasan yang cukup banyak.
Pengalaman usaha memiliki pengaruh dalam keterampilan, menerapkan
manajemen serta mengatur strategi dalam mengembangkan usaha. Berdasarkan
pengalaman usaha selama 28 tahun, pemilik “UKM Cemara Indah” tentunya dapat
mengelola kegiatan usahanya dengan sangat baik karena usaha tersebut telah mampu
mengatasi hal-hal yang menghambat seperti terjadinya kenaikan biaya ataupun hal
yang lain yang berpengaruh dalam kegiatan usahanya.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting karena
jika tanpa tenaga kerja maka usaha tersebut tidak akan dapat memproduksi sendiri.
Tenaga kerja dalam UKM Cemara Indah merupakan setiap orang yang melakukan
semua aktifitas produksi. UKM Cemara Indah memiliki 12 tenaga kerja dimana
seluruhnya berasal dari luar keluarga.
A) Usia/Umur
Sebaran Usia Tenaga Kerja UKM Cemara Indah (%)
8,33
16,67 usia 45 tahun

16,67 usia 40 tahun


8,33
usia 41 tahun
8,33 8,33 usia 38 tahun
8,33 usia 28 tahun
16,67
8,33 usia 25 tahun

Gambar 1. Diagram Tenaga Kerja UKM Cemara Indah


Berdasarkan diagram diatas, usia tenaga kerja di UKM Cemara Indah yaitu
berkisar pada usia 22-45 tahun. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.14 tahun
1969, kelompok usia tersebut termasukan kedalam kelompok usia sangat produktif,
sehingga dalam menjalankan kegiatan usaha akan lebih berjalan optimal.
Tenaga kerja dalam UKM cemara Indah adalah setiap orang yang melalukan
semua aktifitas usaha mulai dari proses produksi hingga pengemasan. Tenaga kerja
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengolah oleh-oleh makanan khas
Bengkuulu di UKM Cemara Indah. Tenaga kerja UKM Cemara Indah memiliki 12
orang tenaga kerja dengan 2 tenaga kerja laki-laki dan 10 tenaga kerja perempuan.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 7


B) Pendidikan
Sebaran Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja UKM
Cemara Indah
8,33%
16,67%
SMP
75 % SMA

S1

Gambar 2. Diagram Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja UKM Cemara Indah.

Berdasarkan diagram diatas, tenaga kerja di UKM Cemara Indah menurut


pendidikan rata-rata tenaga kerja yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 9 orang (75%), yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 2 orang (16,67%), dan yang berpendidikan kuliah sebanyak 1 orang (8,33%)
pada tenaga kerja luar rumah tangga. Berdasarkan kategori tersebut maka pendidikan
tenaga kerja pada UKM Cemara Indah berada pada tingkat pendidikan sedang karena
tenaga kerja banyak berpendidikan SMA. Sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas baik biasanya dicerminkan oleh SDM yang memiliki tingkat pendidikan
dan pengalaman yang tinggi karena lebih banyak informasi yang dimiliki.

Jumlah dan Biaya Input Produksi Pada UKM Cemara Indah.


1. Biaya Bahan Baku
A) Kue Bay Tat
Dalam satu bulan UKM Cemara Indah memproduksi kue bay tat sebanyak 17
kali. Berdasarkan hal tersebut input dan biaya produksi pembuatan kue bay tat pada
UKM Cemara Indah adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Dan Bahan Penolong Kue Bay Tat
Jenis Input Jumlah Satuan Nilai (Rp/Bulan)
1. Bahan Baku
a. Trigu 340 Kg 3.400.000
b. Gula Pasir 170 Kg 2.040.000
c. Selai 150 Kg 2.550.000
d. Santan 170 Kg 2.550.000
2. Bahan Penolong
a. Baking Soda 0.85 Kg 17.000
b. Margarine 17 Kg 340.000
c. Telur 170 Butir 255.000
d. Adas Wangi 0,425 Kg 1.500
e. Vanili 68 1Bks =2gr 20.400 +
Total 11.197.900
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 7 dan 8).
Berdasarkan tabel diatas, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
baku dan bahan penolong dalam pembuatan kue bay tat adalah sebesar Rp 11.197.900.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 8


B) Kue Perut Punai
Dalam satu bulan UKM Cemara Indah memproduksi kue perut punai sebanyak
16 kali. Berdasarkan hal tersebut input dan biaya produksi pembuatan kue perut punai
pada UKM Cemara Indah adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Dan Bahan Penolong Produksi Pembuatan Kue
Perut Punai
Jenis Input Jumlah Satuan Nilai (Rp/Bulan)
1. Bahan Baku
a. Tepung beras 320 Kg 4.800.000
2. Bahan Penolong
a. Gula Merah 80 Kg 1.600.000
b. Gula Putih 48 Kg 480.000
c. Garam Halus 4 Kg 64.000
d. Kapur 0,8 Kg 40.000
e. Minyak Goreng 160 Liter 1.600.000+
Total 8.584.000
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 9 dan 10).
Berdasarkan tabel diatas, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
baku dan bahan penolong dalam pembuatan kue perut punai adalah sebesar
Rp.8.584.000.
C) Manisan Terong
Manisan terong hanya diproduksi sekali dalam sebulan dan biasa diproduksi
pada awal bulan. Berdasarkan hal tersebut input dan biaya produksi pembuatan
manisan terong pada UKM Cemara Indah adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Jumlah Dan Biaya Bahan Baku Dan Bahan Penolong Manisan Terong.
Jenis Input Jumlah Satuan Nilai (Rp/Bulan)
1. Bahan Baku
a. Terong Ungu 400 Kg 800.000
2. Bahan Penolong
a. Gula Pasir 100 Kg 1.200.000
b. Vanili 16 1 Bks = 2gr 4.800
c. Kapur Sirih 0,5 Kg 25.000
d. Garam Halus 0,5 Kg 8.000+
Total 2.037.800
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 11 dan 12 ).
Berdasarkan tabel diatas, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
baku dan bahan penolong dalam pembuatan manisan terong adalah sebesar
Rp.2.037.800.

2. Biaya Tenaga Kerja


Dalam satu hari UKM Cemara Indah mampu mengasilkan 2 jenis produk yang
berbeda. Setiap hari tenaga kerja yang membantu proses produksi UKM Cemara Indah
yaitu sebanyak 10 orang tenaga kerja. Namun pada tanggal 1 September 2019 jumlah
tenaga kerja adalah sebanyak 5 orang yang hanya melakukan kegiatan produksi
manisan terong. Upah tenaga kerja sama yaitu Rp 60.000/HOK. Selama Bulan

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 9


September 2019 UKM Cemara Indah mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp
10.500.000 untuk 18 hari produksi.
Tabel 8. Biaya Tenaga Kerja pada UKM Cemara Indah Pada Bulan September 2019.
Hasil Produksi (Kg) Jumlah Alokasi Biaya Bersama (Rp)
Tanggal
No Bay Perut Manisan Hasil Perut Manisan
Produksi Bay Tat
Tat Punai Terong Produksi (kg) Punai Terong
1 1/9/2019 0 0 - - 300.000
2 2/9/2019 48 0 80 128 225.000 - 375.000
3 3/9/2019 48,5 28 0 76,5 380.392 219.608 -
4 4/9/2019 48 27 0 75 384.000 216.000 -
5 5/9/2019 48 28 0 76 378.947 221.053 -
6 9/9/2019 48,5 28 0 76,5 380.392 219.608 -
7 10/9/2019 48 27 0 75 384.000 216.000 -
8 11/9/2019 49 28 0 77 381.818 218.182 -
9 12/9/2019 48,5 27 0 75,5 385.430 214.570 -
10 16/9/2019 48 28 0 76 378.947 221.053 -
11 17/9/2019 48,5 28 0 76,5 380.392 219.608 -
12 18/9/2019 48 27 0 75 384.000 216.000 -
13 19/9/2019 48 26 0 74 389.189 210.811 -
14 23/9/2019 48 27 0 75 384.000 216.000 -
15 24/9/2019 48 28 0 76 378.947 221.053 -
16 25/9/2019 49 27 0 76 386.842 213.158 -
17 26/9/2019 48 28 0 76 378.947 221.053 -
18 30/9/2019 48 28 0 76 378.947 221.053 -
Total 820 440 80 1340 6.340.193 3.484.807 675.000
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019 (Lampiran 13).
Berdasarkan tabel diatas didapat perhitungan biaya tenaga kerja masing -masing
produk yakni kue bay tat sebesar Rp 6.340.000, kue perut punai sebesar Rp. 3.484.807
dan manisan terong sebesar Rp 675.000.
3. Biaya Overhead Pabrik Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan
Terong Pada UKM Cemara Indah.
Biaya yang termasuk biaya overhead pabrik adalah seluruh komponen biaya baik
BOP tetap dan BOP variable.
Tabel 9. Biaya Overhead Pabrik Pada Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai
Dan Manisan Terong Pada UKM Cemara Indah.
Total Biaya (Rp/Bulan)
No Biaya Overhrad Pabrik Kue bay Kue Perut Manisan
tat punai terong
1 Biaya Penyusutan Alat 170.981 195.558 80.934
2 Penyusutan Gedung 407.960 218.905 39.801
3 Biaya Adm dan Umum 61.190 32.830 5.970
4 Biaya Sewa Gedung 1.223.881 656.716 119.403
5 Biaya Pemasaran 183.570 98.490 17.910
6 Biaya Pengemasan 2.476.000 1.327.000 506.000
7 Biaya Penggunaan Listrik 489.530 273.560 46.940
8 Biaya bahan bakar 340.000 640.000 120.000
Total 5.353.111 3.443.060 936.958
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 24)
AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 10
Berdasarkan table perhitungan diatas didapat bahwa total biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut : produksi kue bay tat sebesar Rp 5.353.111, kue perut punai
sebesar Rp 3.443.060 dan manisan terong sebesar Rp 936.958.

4. Harga Pokok Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan Terong Pada
UKM Cemara Indah.
Dalam menentukan harga jual UKM harus mengetahui seluruh besaran biaya
yang dikorbankan. Perhitungan biaya dapat diketahui melalui analisis perhitungan
harga pokok produksi (HPP) yang nantinya dapat dipertimbangkan dalam penentuan
harga jual produk. Dalam penelitian ini HPP dihitung menggunakan metode full
costing yang akan menghasilkan angka yang lebih rendah karena menggunakan nilai
BOP sesungguhnya. Adapun perhitungan HPP disajikan pada table berikut:
Tabel 10. Harga Pokok Produksi (HPP) Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan
Terong Pada UKM Cemara Indah.
Kue Bay Kue Perut Manisan
Harga Pokok Bahan Baku Notasi
Tat Punai Terong
Persedian Awal Bahan Baku A 0 0 0
Pembelian Bahan Baku B 10.540.000 4.800.000 800.000
Pembelian Bahan Penolong C 657.900 3.784.000 1.237.800
Bahan Baku Tersedia D=A+B+C 11.197.900 8.584.000 2.037.800
Persedian Akhir E 0 0 0
Harga Pokok Bahan Baku F=D-E 11.197.900 8.584.000 2.037.800
Harga Pokok Produksi        
Biaya Bahan Baku G 11.197.900 8.584.000 2.037.800
Upah Tenaga Kerja H 6.340.193 3.484.807 675.000
Biaya Overhead Pabrik I 5.353.111 3.443.060 936.958
Harga Pokok Produksi J=G+H+I 22.891.205 15.511.867 3.649.758
Harga Pokok Penjualan        
Persediaan Awal K - - -
Harga Pokok Produksi L 22.891.205 15.511.867 3.649.758
Persediaan Barang Untuk Dijual M=K+L 22.891.205 15.511.867 3.649.758
Persediaan Barang Akhir N 350.000 210.000 30.000
Harga Pokok Penjualan O=M-N 22.541.205 15.301.867 3.619.758
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 25)

Berdasarkan table diatas, perhitungan harga pokok kue bay tat, kue perut punai,
manisan terong UKM Cemara Indah pada tanggal 02 September sampai 30 September
didapat harga pokok bahan baku kue bay tat sebesar Rp 11.197.900 , kue perut punai
sebesar Rp 8.584.000, manisan terong sebesar Rp 2.037.800. Sedangkan pada
perhitungan harga pokok produksi didapat kue bay tat sebesar Rp 22.891.205, kue
perut punai Rp 15.511.867 dan manisan terong sebesar Rp 3.649.758. Pada perhitungan
harga pokok penjualan didapat kue bay tat sebesar Rp 22.541.205, kue perut punai Rp
15.301.867 dan manisan terong Rp 3.619.758. Hasil perhitungan harga pokok produksi
dan harga pokok penjualan masing-masing produk selisih tidak terlalu jauh karena
banyak produk yang laku terjual.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 11


5. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan
Manisan Terong Pada UKM Cemara Indah.
a) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Berikut biaya-biaya variabel :
Tabel 11.Biaya Variabel Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan Terong
Pada UKM Cemara Indah.
Total Biaya (Rp/Bulan)
No Biaya Variabel Kue bay tat Kue Perut Manisan
punai terong
1 Biaya Bahan Baku 10.540.000 4.800.000 800.000
2 Biaya Bahan Penolong 657.900 3.784.000 1.237.800
3 Biaya Kemasan 2.476.000 1.327.000 506.000
4 Biaya Listrik 489.530 273.560 46.940
5 Biaya Pemasaran 183.570 98.490 17.910
6 Biaya Tenaga Kerja 6.340.193 3.484.807 675.000
7 Biaya Bahan Bakar 340.000 640.000 120.000
8 Pajak Penghasilan PPh21 44.783 24.027 4.369
Total 21.071.977 14.431.885 3.408.019
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 23)
Biaya pemasaran secara keseluruhan ditetapkan adalah sebesar Rp 300.000
namun dengan proporsi produksi yang berbeda didapat alokasi biaya sebagai berikut
kue bay tat sebesar Rp 183.570 (61,19%), kue perut punai sebesar Rp 98.490 (32,83%)
dan manisan terong sebesar Rp 17.910 (5,97%). Pajak penghasilan PPh 21 UKM Cemara
Indah adalah sebesar Rp 878.250 selama satu tahun. Kemudian di bagi sesuai proporsi
produksi dan pendapatan masing-masing produk menjadi satu bulan, maka didapat
kue bay tat Rp 44.783 kue perut punai Rp 24.027 dan manisan terong Rp 4.369.
Maka total biaya variable didapat adalah kue bay tat sebesar Rp 21.071.977, kue
perut punai sebesar Rp 14.431.885 dan manisan terong yakni sebesar Rp 3.408.019.

b) Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap tidak dipengaruhi oleh
jumlah produksi. Berikut perhitungan biaya biaya tetap:
Tabel 12.Biaya Tetap Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan Terong
Pada UKM Cemara Indah.
Total Biaya (Rp/Bulan)
No Biaya Tetap Kue bay Kue Perut Manisan
tat punai terong
1 Biaya Penyusutan Alat 170.981 195.558 80.934
2 Penyusutan Gedung 407.960 218.905 39.801
3 Biaya Adm dan Umum 61.190 32.830 5.970
4 Biaya Sewa Gedung 1.223.881 656.716 119.403
5 Biaya Pajak Bumi Bangunan 10.199 5.472 995
Total 1.874.210 1.109.482 247.103
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 22)

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 12


Berdasarkan Tabel diatas, biaya tetap dalam
penelitian ini terdiri dari biaya penyusutan alat,
biaya penyusutan gedung biaya adm dan umum
serta pajak bumi dan banguna PBB. Perhitungan
Pajak Bumi Bangunan hanya menghitung rumah
produksi dengan nilai jual kena pajak sebesar Rp
200.000.000, NJKP sebesar 20% sehingga PBB 0,5%
rumah produksi adalah Rp 200.000 pertahun atau
Rp 16.667 perbulan. Maka berdasarkan pembebanan
biaya bersama didapat PBB produksi kue bay tat
sebesar Rp 10.199, kue perut punai Rp 5.472,
manisan terong Rp 995.
Biaya adm dan umum ditentukan sebesar Rp 100.000 untuk semua produk
sehingga pengalokasian biaya juga dilakukan berdasarkan jumlah produksi dalam
satuan kilogram, didapat : kue bay tat sebesar Rp 61.190, kue perut punai sebesar Rp
32.830 dan manisan terong Rp 247.103. Biaya Sewa gedung sebagai outlet penjualan di
pertokoan PTM Bengkulu dengan biaya sewa Rp 2.000.000 / bulan sehingga
pembebanan biaya masing – masing produk didapat : kue bay tat Rp 1.223.8811, kue
perut punai Rp 656.716 dan manisan terong Rp 119.403.
Dalam penyusutan alat terdapat penggunaan alat bersama yang terlebih dahulu
di kelompokan berdasarkan produk mana saja yang menggunakan alat tersebut.
Namun beberapa alat seperti kompor, mixer, dan baskom juga dipakai pada produk
lain dari UKM Cemara Indah seperti kue bangkit dan lempuk durian. Tetapi karena
penelitian ini hanya fokus pada produk kue bay tat, kue perut punai dan manisan
terong sehingga pembebanan biaya terhadap produk lain tersebut tidak diperhitungkan
dengan pertimbangan skala produksinya yang tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu
berpengaruh pada nilai penyusutan alat. Dari table 5.8 didapat total biaya tetap yang
tertinggi adalah pada produksi kue bay tat sebesar Rp 1.874.210, total biaya tetap yang
terendah adalah biaya pembuatan manisan terong yakni sebesar Rp 247.103, sedangkan
total biaya tetap pada produksi kue perut punai adalah sebesar Rp 1.109.482.

c) Produksi dan Penerimaan


Penerimaan usaha oleh-oleh makanan khas Bengkulu pada UKM Cemara Indah
ini berbentuk hasil penjualan produksi yang dihasilkan.
1. Kue Bay tat
Hasil produksi kue bay tat selama bulan September 2019 adlah (±) sebanyak 820
Kg yang dijual dalam ukuran yang bervariasi, yakni kotak besar (KB) sebanyak 340
kotak, kotak kecil (KK) sebanyak 340 kotak dan anak tat sebanyak 1444 bungkus.
Jumlah kotak yang terjual adalah kotak besar sebayak 334 kotak, kotak kecil sebanyak
337 kotak dan anak tat sebanyak 1433 bungkus sehingga total penjualan kue bay tat
selama bulan September 2019 adalah Rp 31.090.000.
2. Kue Perut Punai
Hasil produksi kue perut punai selama bulan September 2019 adalah (±) sebanyak
440 Kg yang dijual dalam ukuran yang bervariasi, yakni kemasan ½ kg sebanyak 433
bungkus, dan kemasan ¼ kg sebanyak 894. Jumlah yang terjual adalah kemasan ½ kg
sebayak 428 bungkus, dan kemasan ¼ kg sebanyak 890 bungkus, sedangkan arga jual
untuk kemasan ½ kg adalah Rp 30.000 dan kemasan ¼ adalah Rp 15.000, sehingga
didapat total penjualan kue perut punai selama bulan September 2019 adalah sebesar
Rp 26.190.000.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 13


3. Manisan Terong
Hasil produksi manisan terong selama bulan September 2019 adlah sebanyak 80
Kg yang dijual dalam kemasan kotak sebanyak 400 kotak. Jumlah manisan terong yang
terjual adalah sebayak 398 kotak, sedangkan arga jual per kotaknya seharga Rp 15.000,
sehingga didapat total penjualan manisan terong pada bulan September 2019 sebesar
Rp 5.970.000.

d) Titik Impas (BEP)


UKM Cemara Indah merupakan seperti usaha pada umumnya yang menjalankan
usaha dengan mengunakan input seefisien mungkin sehingga mampu memperoleh
output atau keuntungan yang optimal. Hasil penjulan UKM Cemara Indah diharapkan
dapat menutupi semua biaya oprasional usaha industri, maka dari itu perusahaan
harus mampu mengetahui tingkat produksi dan penerimaan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Ananlisis BEP sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha.
Tujuannya agar dapat mempertahankan usahanya dengan mengetahui volume minimal
dan produksinya. Berikut perhitungan BEP pada usaha oleh-oleh makanan khas
Bengkulu UKM Cemara Indah :
Tabel 13. Analisis BEP Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut Punai dan Manisan Terong
Pada UKM Cemara Indah :
Kue Bay Kue Perut Manisan
No Analisis Break Event Point
Tat Punai Terong
1 Penjualan (Rp) N 31.440.000 26.400.000 6.000.000
2 Biaya Variabel (Rp) A 21.071.977 14.431.885 3.408.019
3 Biaya Tetap (Rp) B 1.874.210 1.109.482 247.103
4 Produksi (kilogram) C 820 440 80
5 Margin Kontribusi (Rp) D=N-A 10.368.023 11.968.115 2.591.981
6 Margin Kontribusi (Kilogram) E=D/C 12.644 27.200 32.400
7 Rasio Margin Kontribusi (%) F=D/N 0,33 0,45 0,43
8 BEP (Kilogram) G=B/E 148,23 40,79 7,63
9 BEP (Rp) H=B/F 5.683.356 2.447.362 572.002
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 26)
Dari Tabel Penjualan diasumsikan apabila seluruh produk jadi habis terjual
maka nilai penjualan yang diterima UKM Cemara Indah yaitu kue bay tat Rp
31.440.000, kue perut punai sebesar Rp 26.400.000 dan manisan terong sebesar Rp
6.000.000 sehingga diketahui BEP atau titik impas dalam kilogram dan dalam rupiah.
Pada BEP (Kg) didapat kue bay tat sebesar 148,23 kg, kue perut punai sebanyak 40,79
kg dan manisan terong sebanyak 7,63 kg. Sedangkan BEP (Rp) didapatkan kue bay tat
sebesar Rp 5.683.356, kue perut punai sebesar Rp 2.447.362 dan manisan terong sebesar
Rp 572.002.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 14


b. Grafik BEP Kue Perut Punai
26.400.000

2.447.362
1.109.482

40,79 440
Gambar : 4 Grafik BEP Kue Perut Punai
c. Grafik BEP Manisan Terong

6.000.000

572.002
247.103

7,63 80
Gambar 5 : Grafik BEP Manisan Terong

e) Analisis Kemampuan Memperoleh Laba


Analisis Margin of Safety merupakan pendapatan yang diharapkan atau diperoleh
melebihi volume impas, atau bisa juga di artikan sebagai selisih antara penjualan
tingkat tertentu dengan penjualan BEP. Analisis ini digunakan untuk menunjukkan
batas aman penurunan penjualan, sehingga alat analisis ini dapat memberikan
informasi dalam penjualan. Berikut adalah perthitungan kemampuan memperoleh laba
pada UKM Cemara Indah :
Tabe 14.Perhitungan Kemampuan Memperoleh Laba Produksi Kue Bay Tat, Kue Perut
Punai dan Manisan Terong Pada UKM Cemara Indah.
Analisis Kemampuan Laba Kue Bay Tat Kue Perut Punai Manisan Terong
MOS (%) 81,92 90,73 90,47
MIR (%) 32,98 45,33 43,20
Profit (%) 27,02 41,13 39,08
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 26)

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 15


Berdasarkan table diatas, Margin Of Safety yang didapatkan pada bulan
September 2019 yaitu kue bay tat sebesar 81,92% kue perut punai sebesar 90,73% dan
manisan terong sebesar 90,47%. Nilai perhitungan MOS dari ketiga produk tersebut
menunjukan nilai yang sangat tinggi tidak ada yang dibawah angka 80% hal ini
menandakan bahwa nilai MOS pada produksi kue bay tat, kue perut punai dan
manisan terong UKM Cemara Indah berada pada titik aman untuk terhindar dari
ancaman kerugian.
Dari hasil perhitungan didapatkan Marginal Income Ratio (MIR) kue bay tat
sebesar 32,98% kue perut punaii sebesar 45,33% dan manisan terong sebesar 43,20%.
Hal ini berarti pendapatan industri yang tersedia untuk menutupi biaya tetap yaitu kue
bay tat sebesar 32,98 % kue perut punai sebesar 45,33 % dan manisan terong sebesar
43,20 %.
Perhitungan profitabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan memperoleh
laba pada UKM Cemara Indah, maka dilakukan perhitungan profit dengan cara nilai
Margin Of Safety (MOS) dikalikan dengan nilai Marginal Income Ratio (MIR) dan
dikalikan 100%. Didapatkan profit produksi UKM Cemara Indah yaitu kue bay tat
sebesar 27,02% kue perut punai 41,13% dan manisan terong sebesar 39,08%. Hasil
tersebut menunjukan bahwa apabila UKM Cemara Indah mampu menjual semua
sesuai dengan yang dianggarkan, maka laba yang akan diperoleh yakni kue bay tat
sebesar 27,02% kue perut punai 41,13% dan manisan terong sebesar 39,08%. dari total
penjualan yang dianggarkan.

f) Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan UKM
Cemara Indah dalam menghadapi perubahan komponen perusahaan misalnya,
penurunan jumlah produk, peningkatan biaya produksi serta perubahan harga jual
produk. Perhitungan analisis sensitivitas dengan menggunakan nilai Degree Of
Operating Levarage (DOL).
Tabel 15. Perhitungan Sensitivitas UKM Cemara Indah
Analisis Sensitivitas Kue Bay Tat Kue Perut Punai Manisan Terong
Laba Bersih 8.493.813 10.858.634 2.344.878
Margin Kontribusi (Rp) 10.368.023 11.968.115 2.591.981
DOL 1,22 1,10 1,11
Sumber: Diolah dari data primer 2019 (Lampiran 26)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat perhitungan analisis sensitivitas adalah


menggunakan DOL (Degree Of Operating Levarage). Laba yang diperoleh UKM Cemara
Indah pada bulan September 2019 adalah sebagai berikut: kue bay tat sebesar Rp
8.493.813, kue perut punai sebesar Rp 10.858.634 dan manisan terong sebesar Rp
2.344.878 Sedangkan margin kontribusi kue bay tat sebesar Rp 10.368.023, kue perut
punai sebesar Rp 11.968.115 dan manisan terong sebesar Rp 2.591.981. Maka didapatkan
perhitungan DOL pada kue bay tat sebesar 1,22 kue perut punai sebesar 1,10 dan
manisan terong sebesar 1,11.
Nilai DOL merupakan hasil perbandingan antara nilai margin kontribusi dengan
laba bersih, maka semakin tinggi nilai DOL berarti laba bersih yang diterima akan
semakin tinggi pula. Tetapi jika nilai margin kontribusi lebih kecil dari pada laba bersih
maka nilai DOL akan semakin kecil pula. Nilai DOL yang didapatkan pada kue bay tat
adalah 1,22 dengan nilai margin kontribusi yang lebih tinggi dari laba bersih.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 16


Dengan begitu maka, laba bersih yang diperoleh produksi kue bay tat akan
meningkat 1,22% setiap kenaiakan 1% penjualan. Begitu pula pada penjualan kue perut
punai dan manisan terong, setiap kenaiakan 1% penjualan, maka laba bersih yang
diperoleh akan meningkat yakni masing – masing kue perut punai sebesar 1.10% dan
manisan terong sebesar 1.11%.
g) Implikasi Manajerial
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap kinerja usaha
perusahaan. Implikasi manajerial bertujuan agar usaha oleh-oleh makanan khas
Bengkulu UKM Cemara Indah dapat terus berkembang dan meningkatkan laba
usahanya.
Berdasarkan dari analisis yang dilakukan pendapatan merupakan arus masuk
penambahan aktiva yang melakukan kegiatan produksi secara berkelanjutan pada
suatu perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih produksi
kue bay tat sebesar Rp 8.493.813, kue perut punai sebesar Rp 10.858.634 dan manisan
terong sebesar Rp 2.344.878 sehingga total keseluruhannya didapat sebesar Rp
21.697.325 .
Titik impas produk juga dilakukan melihat beberapa batas penjualan yang harus
dicapai. Dengan begitu produsen mengetahui peluang untuk tidak mendapat kerugian.
Pada Tabel 5.12 pada Bulan September 2019, UKM Cemara Indah melakukan tingkat
penjualan kue bay tat sebesar Rp 31.440.000, kue perut punai sebesar 26.400.000 dan
manisan terong sebesar Rp 6.000.000. Pada nilai tersebut UKM Cemara Indah tidak
mengalami kerugian tetapi juga memperoleh laba yang sangat besar. Untuk produksi
selanjutnya, UKM Cemara Indah sudah mengetahui titik impas yang harus dicapai,
sehingga dapat menjauhi nilai titik impas tersebut.
Kemampuan memperoleh laba pada UKM Cemara Indah termasuk cukup besar
yaitu kue bay tat sebesar 27,02 % kue perut punai 41,13% dan manisan terong sebesar
39,08 %. Hasil tersebut menunjukan laba yang akan diperoleh UKM Cemara Indah
yakni kue bay tat sebesar 27,02 % kue perut punai 41,13% dan manisan terong sebesar
39,08 % dari total penjualan yang dianggarkan. Dalam kemampuan memperoleh laba,
jumlah maksimum penurunan target penerimaan yang tidak mengalami kerugian yaitu
kue bay tat sebesar 81,92 % kue perut punai sebesar 90,73% dan manisan terong sebesar
90,47 %. Artinya penjualan tidak boleh turun lebih besar dari persentase nilai tersebut
tersebut
Pada tabel 5.14 menunjukan perhitungan nilai sensitivitas dalam Bulan September
2019. Semakin tinggi nilai sensitivitas maka laba yang diterima akan semakin tinggi.
Bila UKM Cemara Indah dapat meningkatkan produksi dan penjualan setiap
produknya, maka laba yang akan diterima pun akan semakin tinggi. Dengan begitu
setiap kenaikkan penjualan 1% maka laba akan meningkat kue bay tat sebesar 1,22 kue
perut punai sebesar 1,10 dan manisan terong sebesar 1,11.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 17


SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang didapatkan mengenai usaha oleh –
oleh makanan khas Bengkulu Cemara Indah dapat disimpulkan bahwa :
1. Besar harga pokok produksi selama satu bulan atau satu periode didapat kue bay
tat sebesar Rp 22.541.205, kue perut punai sebesar Rp 15.301.867 dan manisan
terong sebesar Rp 3.619.758.
2. Besar titik impas didapat kue bay tat sebanyak 148,23 kg atau sebesar Rp 5.683.356,
kue perut punai sebanyak 40,79 kg atau sebesar Rp 2.447.362 dan manisan terong
sebanyak 7,63 kg atau sebesar Rp 572.002. Artinya hasil tersebut jumlah penjualan
minimal yang harus dicapai UKM Cemara Indah guna menutupi pengeluaran
bisnisnya.
3. Besar Margin Of Safety yang didapatkan yaitu kue bay tat sebesar 81,92% kue perut
punai sebesar 90,73% dan manisan terong sebesar 90,47%. Artinya penjualan tidak
boleh turun lebih besar dari persentase nilai tersebut tersebut
4. Besar Profitability kue bay tat sebesar 27,02%, kue perut punai sebesar 41,13% dan
manisan terong sebesar 39,08%. Hasil tersebut menunjukan laba yang akan
diperoleh UKM Cemara Indah dari total penjualan yang dianggarkan.
5. Tingkat leverage operasi didapatkan pada kue bay tat sebesar 1,22 kue perut punai
sebesar 1,10 dan manisan terong sebesar 1,11 sehingga laba yang diperoleh UKM
Cemara Indah akan meningkat sebesar nilai dol tersebut setiap kenaikan 1%
penjualan.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam
penelitian ini bagi UKM Cemara Indah yaitu:
1. Perusahaan sebaiknya membuat laporan keuangan agar laba atau rugi yang
diperoleh dapat diketahui secara pasti, dan dapat mempermudah perusahaan
membuat perencanaan dalam pengambilan keputusan untuk kedepannya.
2. Perusahaan sebaiknya membuat catatan mengenai pembelian dan pemakainan
bahan baku dalam proses produksi untuk mengontrol dan serta mengetahui
ketersediaan bahan baku.
3. Untuk tetap menjaga eksistensi makanan khas Bengkulu diera yang semakin
moderen sebaiknya perusahaan tetap selalu menjaga kualitas dan melakukan
inovasi terhadap produk.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Selemba Empat. Jakarta.
Badarab, Fitriah, dkk. 2017. Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kepulauan Togean
Provinsi Sulawesi Tengah. Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal. 7(2):97-112.
Marini, Helti. 2017. Diunduh pada. https://bengkulu.antaranews.com/berita4269/ lima-kegiatan-
sambut-visit-bengkulu-2020. Pada tanggal 9 Juli 2019 jam 22.00 WIB.
Munawir. 1995.Analisis Laporan KeuanganEdisi Keempat Cetakan Kelima.Liberty Jogya.
Yogyakarta.
Mulyadi. 2007. Sistem Akuntansi Edisi ke-3.. Selemba Empat. Jakarta.
Rossy Marvita. 2017. Cost Volume Profit (CVP) Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT Indo
Tambang Raya Megah, Tbk Dan Entitas Anak. Jurnal FinAcc.1(10):1756-1770.
Subardini. 2017. Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Produk Domestik Regional
Bruto Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis dan Inovasi. 1(2):102-114.
Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Pradyna Paramitha. Jakarta.

AGRISEP Vol. XX No. Y Oktober 2019 Hal: xxx – xxx| 17

You might also like