You are on page 1of 44

PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI

WORKSHOP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI FASILITAS KESEHATAN


BANDUNG, 04 JULI 2019

By : Nina Hernawati
085811407688
pramudia4@gmail.com

Balai Besar Pelatihan


Kesehatan (BBPK) Ciloto
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
menerapkan Prinsip Ergonomi di Fasyankes
POKOK BAHASAN

Pengertian ERGONOMI

Faktor Risiko Ergonomi di Fasyankes

Prinsip Ergonomi di Fasyankes


HOW DO YOU THINK ABOUT THIS ?? …
• Ergonomi (Ergonomics) berasal dari bhs Yunani kuno:-
ERGON berarti kerja dan NOMOS berarti
norma/aturan

aturan/norma dalam bekerja (sistem kerja).


Pengertian
• Professor Hywell Murrel – 8 Juli 1949
Ilmu ilmiah tentang hubungan antara lingkungan kerja

• ILO
“The application of the human biological sciences in conjunction with
the engineering sciences to achieve the optimum mutual adjustment of
man/woman and his/her work, the benefits being measured intern of
human efficiency and well-being”
→ Aplikasi ilmu biologi (manusia) dengan untuk meningkatkan kerja yg
optimal
Pengertian
• BCPE, 1993
“A body of knowledge about human abilities, human limitations and human characteristics that are
relevant to design”.
→ kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia terhadap suatu
disain

• IEA (International Ergonomics Association)


“ The study of anatomical, physiological, and psychological aspect of human in working
environment. It is concerned with the efficiency, health, safety, and comfort of the people at work at
home and at play”.
→ Ilmu tentang anatomi, fisiologi, dan psikologi dari manusia di
lingkungan kerja
FAKTOR RISIKO ERGONOMI DI FASYANKES
- Physical
- Psychological
- Non-work
Related Activities
- Work Procedure
- Equipment
- Work Station Design - Physical “Climate”
- Phsycosocial
“Climate”
JENIS-JENIS FAKTOR RISIKO ERGONOMI DI FASYANKES

1. Manual Handling
2. Postur Kerja (postur janggal, postur statis),
3. Gerakan berulang (repetitive movement),
4. Shift kerja.
5. Durasi Kerja
6. Work Station
 Tergantung FIDI (Frekuensi, Intensitas, Durasi, Individu)
ERGONOMIC HAZARDS
(PPT Liem Jen Fuk)
Risk factors the environment brings to the job
Develop at least “rules of thumb” for each environmental factor.

Temperature
Illumination &
Glare
Air
Quality
Humidity

Noise Color
Risk factors equipment brings to the job
Document
Holder Palm
support
Monitor

Work
surface Back
support

Keyboard

Knee space
Base
Foot rest Seat
pan
Risk factors the task brings to the job
Neck
Eyes
Hand/Wrist Shoulder

Back

Forearm
Elbow
Hip

Feet Thigh
PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI
• PRINSIP ERGONOMI adalah untuk mencegah terjadinya cidera
musculoskeletal pada pekerja.

• PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI merupakan upaya penyesuaian


pekerjaan dengan manusia, serta bagaimana merancang tugas,
pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja

• PENANGANAN BEBAN MANUAL di Fasyankes sebagian besar terkait


dengan kegiatan memindahkan pasien (mengangkat, mendorong
dan memindahkan)
MANUAL HANDLING

• Perhatikan kondisi LITE (Load, Individual, Task, Environment)


MANUAL HANDLING
Standar berat
objek yang boleh
diangkat secara
manual tergantung
dari letak obyek
berada,
• Pastikan cukup ruang untuk bergerak
saat bekerja
• Posisi tubuh saat PBM dlm keadaan
tegak
• Posisikan beban sedekat mungkin
dengan tubuh
• Ketahui dgn pasti berat beban yg
akan diangkat, pastikan mampu
mengangkatnya. ( < 25)
• Hindari mengangkat dgn sentakan /
tiba-tiba
• Hindari mengangkat beban di bawah lutut atau
diatas bahu
• Pegang dan angkat beban dgn kedua tangan
supaya seimbang
• Beban terbagi rata bila diangkat berdua atau lebih
• Imbangkan beban dengan tubuh anda & lengan
anda; dan angkat atau bergerak dengan
menggunakan otot kaki
• Berlutut untuk mengambil & meletakkan
benda
Penanganan Beban Manual (PBM)
• Minimalkan gerakan tulang belakang, baik
membungkuk kedepan/ kesamping atau berputar
• Menjinjing barang pd kedua tangan
• Tidak dianjurkan menjinjing barang yg terlalu
berat,karena otot bahu dan lengan menjadi tegang
• Jika beban diangkat dari lantai, dianjurkan memakai
peralatan seperti kait atau katrol
• Bersihkan atau lapangkan jalur perjalanan PBM
sehingga tidak ada barang/sesuatu yg menghalangi
5 kg. 50 kg
5 kg.
5kg 50 kg

5 kg.

5 kg
5 kg.
Penanganan Beban Manual (PBM)
POSTUR TUBUH
• Tidak membungkuk
• Tidak jongkok
Tinggi tempat kerja antara tinggi pusat
dan tinggi siku
• Tidak memutar tubuh
• Tidak meraih obyek/alat kerja melebihi
tinggi bahu
• Pertahankan “kurva S” tulang belakang
Postur kerja dalam keadaan duduk harus memperhatikan
beberapa hal berikut agar dapat bekerja dengan nyaman:

• Postur kerja dalam keadaan duduk harus memperhatikan beberapa hal berikut
agar dapat bekerja dengan nyaman:
• Pada saat duduk, posisikan siku sama tinggi dengan meja kerja, lengan bawah
horizontal dan lengan atas menggantung bebas.
• Atur tinggi kursi sehingga kaki Anda bisa diletakkan di atas lantai dengan posisi
datar. Jika diperlukan gunakan footrest terutama bagi SDM yang bertubuh mungil.
• Sesuaikan sandaran kursi sehingga punggung bawah Anda ditopang dengan baik.
• Atur meja kerja supaya mendapatkan pencahayaan yang sesuai.
• Pastikan ada ruang yang cukup di bawah meja untuk pergerakan kaki.
• Hindari tekanan berlebihan dari ujung tempat duduk pada bagian belakang kaki
dan lutut.
• Letakkan semua dokumen dan alat yang diperlukan dalam jangkauan Anda.
Postur kerja dalam keadaan berdiri harus memperhatikan
beberapa hal berikut:
• Posisi tegak garis lurus pada sisi tubuh mulai dari telinga bahu pinggul
dan mata kaki.
• Berat badan bertumpu secara seimbang dua kaki
• Sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka waktu yang lama (+<1 jam
atau <4 jam sehari) untuk menghindari kerja otot yang static, jika
harus dilakukan, maka perlu ada foot step (pijakan kaki) untuk
mengistirahatkan salah satu kaki secara bergantian
• Jaga punggung dalam posisi netral.
• Perlu disediakan tempat duduk untuk istirahat sejenak
POSTUR LEHER yg baik
• Leher merupakan bagian
punggung, bagian dari dari
kurva-S.
• Jangan membungkuk atau
memutar leher terlalu lama.
• Sesuaikan peralatan yg
digunakan agar leher Anda
dalam kondisi netral.
POSTUR LEHER yg TIDAK BAIK

• Contoh: sakit leher dari


menggendong telepon.
• Gunakan ALAT BANTU buaian
telepon /perangkat kepala.
• Postur netral untuk lengan: siku di
samping tubuh dan, bahu rileks.
• Tampak mudah dan jelas, tetapi kita
tidak selalu melakukannya.
OK OK

Persendian dlm Posisi netral


dr Elisabeth LTobing
LEHER lurus

BAHU relax

Tlg BLKG dg
Lengkung- S

SIKUT disamping PERGELANGAN


harusnya neutral
GERAKAN BERULANG
Gerakan berulang yaitu:
• Pekerjaan manual handling dilakukan jika >12x
per menit dengan beban < 5 kg, contoh:
petugas kebersihan.

• Pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan


pergelangan tangan dan jari >20x permenit,
contoh: petugas administrasi, petugas farmasi,
dokter gigi, perawat.
Untuk mengurangi gerakan berulang
 Merancang kembali cara dan
prosedur kerja yang lebih efektif,
 Meningkatkan waktu jeda antara
aktifitas pengulangan atau
 Mengganti dengan pekerjaan yang
lain.
Alat kerja yang Ergonomis
• Pilih jenis alat yang tepat untuk
tugas kerja
• Alat genggam tidak boleh terlalu
berat
• Perhatikan bentuk
genggaman tangan
• Bahan pegangan empuk &
tidak licin

Panjang: 9-10 cm Diameter: 3-5 cm


SHIFT KERJA
• Shift kerja harus memperhatikan durasi kerja yang sesuai dengan
peraturan yaitu 40 jam per minggu,
• Shift kerja yang disarankan sebaiknya yang 3 shift dengan masing-
masing shift 8 jam kerja selama 5 hari kerja per minggu atau sesuai
peraturan yang ada
DURASI KERJA
Durasi kerja untuk setiap karyawan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan antara lain:
• 7 jam per hari dan 40 jam dalam seminggu untuk 6 hari kerja per
minggu atau
• 8 jam per hari dan 40 jam dalam seminggu untuk 5 hari kerja per
minggu.
• Jika terdapat kerja lembur harus mendapat persetujuan SDM yang
bersangkutan dengan ketentuan waktu kerja lembur paling banyak 3
jam dalam sehari dan 14 jam dalam seminggu.
WORK STATION
Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga
tiap SDM yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara
minimal 10 m3 dan sebaiknya 15m3.

Tata letak ruang kerja di Fasyankes harus memperhatikan house


keeping yang baik, diantaranya:
1) Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan Ruang Kerja Lantai bebas
dari bahan licin, cekungan, miring, dan berlubang yang
menyebabkan kecelakan dan cidera pada SDM Fasyankes.
2) Desain Alat dan Tempat Kerja
• Penyusunan dan penempatan lemari peralatan dan material kerja tidak
mengganggu aktifitas lalu lalang pergerakan SDM Fasyankes.
• Penyusunan dan pengisian lemari peralatan dan material kerja yang
berat berada di bagian bawah.
• Dalam pengelolaan benda tajam, sedapat mungkin bebas dari benda
tajam, serta siku-siku lemari peralatan dan material kerja maupun
benda lainnya yang menyebabkan SDM Fasyankes cidera.
3) Pengelolaan Listrik dan Sumber Api

Prosedur kerja yang aman di ruang kerja Fasyankes harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Dilarang berlari di ruang kerja.
• Semua yang berjalan di lorong ruang kerja dan di tangga diatur
berada sebelah kiri.
• SDM yang membawa tumpukan barang yang cukup tinggi atau berat
harus menggunakan troli dan tidak boleh naik melalui tangga tapi
menggunakan lift barang bila tersedia.
3) Pengelolaan Listrik dan Sumber Api

• Tangga tidak boleh menjadi area untuk menyimpan barang,


berkumpul, dan segala aktivitas yang dapat menghambat lalu lalang.
• Bahaya jatuh dapat dicegah melalui kerumahtanggaan Fasyankes yang
baik, cairan tumpah harus segera dibersihkan dan potongan benda
yang terlepas dan pecahan kaca harus segera diambil.
• Bahaya tersandung dapat diminimalkan dengan segera mengganti
ubin rusak dan karpet usang.
• Menggunakan listrik dengan aman.
PENILAIAN RISIKO/MASALAH ERGONOMI DI TEMPAT
KERJA

Identifikasi Masalah
1. Symptom Survey (Survei Keluhan/Gejala)

2. Inspeksi Tempat Kerja Sepintas (ITKS)


Body Map &
Symptom Survey
===================
- Sakit (Aching)
- Rasa terbakar (Burning)
- Kram (Cramping)
- Pucat (Loss of color)
- Mati rasa (Numbness)
- Nyeri (Pain)
- Pembengkakkan(Swelling)
- Kekakuan (Stiffness)
- Kesemutan (Tingling)
- Rasa lemah (Weakness)
- dll
Nordic Body Map
Apa yang dirasakan Tingkat Tingkat
Pekerjaan /
No Bagian tubuh (boleh lebih dari 1) Keseringan Keparahan
gerakan yang
yang di ”X” mempengaruhi
Silahkan dilingkari

Pain/stiff in the 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4
upper neck lainnya
1

Pain in the 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4
2 lower neck lainnya

Pain in the left 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4


3 shoulder lainnya

Apa yang dirasakan Tingkat Keseringan Tingkat Keparahan


1. sakit/nyeri 1. 1 -2 kali/tahun 1. ringan atau hanya tidak nyaman
2. panas 2. 1 – 2 kali/bulan 2. sedang tapi masih bisa bekerja
3. kejang/kram 3. 1 -2 kali/minggu 3. parah & tidak bisa bekerja lagi
4. mati rasa 4. Setiap hari 4. sangat parah dan harus libur
5. bengkak
6. kaku
7. pegal – pegal

26

You might also like