You are on page 1of 7

SCIENTIA VOL. 7 NO.

1, FEBRUARI 2017

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG


LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurataK. Schum)
TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE
Nilda Lely, Fathia Nurhasana, Masayu Azizah
STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Email : nildalely@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri minyak atsiri rimpang lengkuas merah
terhadap bakteri penyebab diare. Isolasi minyak atsiri menggunakan metode destilasi uap air
dengan rendemen 0,229%. Komponen kimia minyak atsiri dianalisis dengan menggunakan
Kromatografi Gas Spektrometer Masa. Dari hasil analisis KG-MS terdeteksi 21 senyawa dalam
minyak atsiri rimpang lengkuas merah dimana senyawa terbesarnya yaitu eucalyptol (46,73%),
- -pinen (9,04%), 4-allylphenyl acetat (7,86%), dan caryophyllene
(3,85%) Pengujian aktivitas antibakteri minyak atsiri rimpang lengkuas merah menggunakan
metode difusi agar terhadap bakteri Bacillus cereus ATCC 11778, Escherichia coli ATCC
25922, dan Shigella dysentri ATCC 13313 dengan 5 variasi konsentrasi yaitu 10%, 20%, 30%,
40% dan 50%. Hasil pengukuran zona bening dari minyak atsiri rimpang lengkuas merah
menunjukkan aktivitas terbesar pada konsentrasi 50% terhadap Bacillus cereus dengan rata-rata
diameter hambat 19,1 ± 0,77.

Kata Kunci : Minyak atsiri, rimpang lengkuas merah, Bacillus cereus ATCC 11778,
Escherichia coli ATCC 25922,Shigella dysentri ATCC 13313

ABSTRACT

A research to investigate antibacterial activities of essential oil of red galangal rhizome


toward bacteria that cause diarrhea has been done. Isolation of essential oil used steam
distillation method with 0.229% rendement.The chemical compounds of essential oil were
analyzed by using Gas Chromatography Mass Spectrometer. The GC-MS analysis detected 21
compounds in the red galangal rhizome essential oil, where the largest compounds were
- -pinene (9.04%), 4-allylphenyl acetate (7.86%),
and caryophyllene (3.85%). The experiment test of antibacterial activities of the essential oil of
red galangal rhizome used the agar diffusion method against the Bacillus cereus ATCC 11778,
Escherichia coli ATCC 25922, and Shigella dysentri ATCC 13313 in 5 variations of
concentration that were 10%, 20%, 30%, 40% and 50%.The result of measuring clear zone from
essential oil of red galangal rhizome showed that the best antibacterial activity of the essential
oil of red galangal rhizome was in concentration of 50% towards Bacillus cereus with the
inhibition zone of 19,1 ± 0,77 mm.

Keywords : essential oil, red galangal rhizome, Bacillus cereus ATCC 11778, Escherichia coli
ATCC 25922, Shigella dysentri ATCC 13313

PENDAHULUAN defekasi lebih dari tiga kali sehari yang


disertai dengan perubahan konsistensi tinja
Diare adalah suatu keadaan yang menjadi lebih cair, dengan/tanpa darah dan
ditandai dengan bertambahnya frekuensi dengan/tanpa lendir (Rosariet al, 2013).

ISSN : 2087-5045 42
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Penyakit diare merupakan masalah vial, bunsen, penjepit kayu, cawan petri,
kesehatan yang banyak terjadi di negara piknometer, neraca analitik,gelas ukur,
berkembang termasuk di Indonesia pipet tetes, mikro pipet, pipet volumetrik,
(Kadarohman et al, 2011). Kasus diare di tabung reaksi, backer glass, pinset,
Indonesia biasanya disebabkan oleh bakteri erlemeyer, jarum ose, kapas, kassa steril,
Vibrio cholerae, Shigella spp,Escherichia alumunium foil, spatel, jangka sorong,
coli, Salmonella spp dan Campylobacter autoklaf (KAIPU), elektro thermal
jejuni (Zein et al, 2004). inkubator (DNP), kertas cakram, oven,
Lengkuas (Alpinia officinale) spektrofotometri UV,laminer air flow
merupakan tanaman yang biasanya (Indotech), dan seperangkat alat
digunakan untuk menambah aroma dan cita Kromatografi Gas Spektrometer Masa
rasa makanan. Lengkuas merah telah model QP2010S.
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk
mengobati diare, jerawat, panu, demam, Bahan
radang telinga dan bronchitis (Kurniawati, Bahan yang digunakan dalam
2010). Kandungan kimia rimpang lengkuas penelitian ini antara lainrimpang lengkuas
merah terdiri dari minyak atsiri seperti merah(Alpinia purpurataK. Schim),
metil sinamat, sineol, kamfer, -pinen, Nutrien Agar (NA),tetrasiklin, alkohol
galangin dan eugenol. Selain itu 70%, etanol destilat, aquadest, natrium
mengandung senyawa kamfor, galangol, sulfat anhidrat, NaCl fisiologis 0,9%,
seskuiterpen, flavonoid (Hembing dan bakteri yaitu Bacillus cereusATCC 11778,
Wijayakusuma, 2001). Pada penelitian ini Escherichia coliATCC 25922, dan Shigella
sampel yang digunakan adalah lengkuas dysentriae ATCC 13313.
merah. Pada penelitian yang telah
dilakukan Yulinar et al (2013) diketahui Prosedur Kerja
bahwa minyak atsiri rimpang lengkuas
merah yang diperoleh dengan metode Pengambilan Sampel
destilasi uap memiliki aktivitas antimikroba Sampel yang digunakan dalam
terhadap Bacillus cereus dan Pseudomonas penelitian adalah rimpang lengkuas merah
aeruginosa. Penelitian lain juga diketahui (Alpinia purpurata K. Schim)yang
bahwa ekstrak n-heksan dan metanol diperoleh dari Mata Merah Kelurahan Sei
lengkuas merah dapat menghambat Selincah Kalidoni Palembang.
pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada
konsentrasi 4,25% dan 5,75% (Darwis et al, Isolasi Minyak AtsiriRimpang Lengkuas
2013). Sampel rimpang lengkuas merah
Pada penelitian sebelumnya telah disortasi basah, dicuci,dan tiriskan.
dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Kemudian dirajang dan dikeringanginkan.
ekstrak dan minyak atsiri rimpang Hasil pengeringan dilisolasi dengan cara
lengkuas, tetapi belum ada yang secara destilasiuap. Destilasi dilakukan selama 4-5
spesifik meneliti tentang aktivitas jam atau sampai tidak ada lagi destilat yang
antibakteri minyak atsiri rimpang lengkuas menetes ke dalam wadah penampung.
merah terhadap bakteri penyebab diare. Setelah proses destilasi, destilat yang
sepertiBacillus cereus, Escherichia coli, diperoleh dimasukan kedalam corong pisah
dan Shigella dysentriae,. untuk memisahkan air dan minyak. Ambil
lapisan minyak dan ditambahkan natrium
sulfat anhidrat untuk menarik air yang
METODE PENELITIAN masih terseisa dalam minyak atsiri.

Alat dan Bahan Pemeriksaan Organoleptis


Alat Pemeriksaan ini meliputi
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan warna, bau dan rasa dari
penelitian ini antara lain seperangkat alat minyak atsiri secara visual.
destilasi uap air, corong pisah, corong kaca, a. Pemeriksaan warna.

ISSN : 2087-5045 43
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Denganmelihat langsung minyak uji diukur dengan alat spektrofotometer UV


atsiri hasil destilasi secara visual - Vis dengan panjang gelombang 580 nm
b. Pemeriksaan bau. dan transmitan 25%(Depkes RI, 1995).
Dengan mencium bau minyak atsiri
yang menguap diatas kertas saring. Uji Penghambatan Pertumbuhan
c. Pemeriksaan rasa. Bakteri
Dengan meneteskan minyak atsiri Suspensi bakteri sebanyak 0,1 ml
pada ujung lidah kemudian dibuang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml media agar, lalu homogenkan,
Pemeriksaan Tetapan Fisika kemudian tuangkan di atas cawan petri
a. Kelarutan. yang berisi 10 ml media agar yang telah
Dengan cara kocok masing-masing 1 memadat, diratakan. Kemudian dibiarkan
bagian volume minyaklengkuas pada suhu kamar selama 15
merah dengan 4 bagian volume menit.Pengujian dilakukan sebanyak tiga
etanol P. Biarkan selama 24 jam pada kali (triplo).
suhu antara 20oChingga 30oC, tidak Cakram kertas yang telah
tampak butir-butir pada permukaan disterilkan dicelupkan ke dalam masing-
larutan (Depkes, 1995). masing konsentrasi zat uji yang telah
b. Penentuan BobotJenis (BJ) disiapkan kemudian diletakkan pada
Minyak atsiri yang didapat dihitung permukaan media agar yang telah
Menggunakan piknometer. diinokulasi dengan bakteri. Diinkubasi
Piknometer volume 1 ml yang telah pada suhu 37º C selama 48 jam. Kemudian
dibersihkan, dikeringkan ditimbang diukur diameter zona bening (clear zone)
pada neraca analitik. Nilai masa yang terbentuk dengan menggunakan
didapat dengan mengurangi berat jangka sorong.
masing-masing piknometer yang
berisi minyak atsiri dengan Pengukuran Diameter Zona Hambat
piknometer kosong Parameter yang diamati pada
. penelitian ini adalah besarnya diameter
Pembuatan Larutan Uji zona hambat. Zona hambat yang terbentuk
Larutan uji minyak atsiri rimpang disekitar cakram menunjukan adanya
lengkuas merah dibuat dengan konsentrasi aktivitas antibakteri minyak atsiri rimpang
10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. lengkuas. Penentuan zona hambat
dilakukan dengan cara mengamati zona
Pembuatan Larutan Tetrasiklin (kontrol bening yang berada disekitar kertas cakram
positif) diukur dengan menggunakan jangka
Tetrasiklin dibuat dengan sorong.
konsentrasi 0,01% sebanyak 10 ml.
Analisa Komponen Kimia Minyak Atsiri
Peremajaan Bakteri Uji Lengkuas
Bakteri yang telah dimurnikan Penentuan komponen minyak atsiri
diinokulasi dengan bantuan jarum ose ke lengkuas merah (Alpinia purpurata K.
media agar miring, kemudian diinkubasi Schim) dilakukan di Laboratorium Kimia
pada suhu 36 24 - 48 jamhingga Organik FMIPA UGM dengan
diperoleh pertumbuhan yang normal menggunakan seperangkat alat
(Brooks et al, 2013). Kromatografi Gas Spektrometer Massa
(KG-SM) model Shimadzu QP 2010S.
Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Koloni diambil dari agar miring Analisa Data
nutrien agar menggunakan jarum ose, lalu Pengumpulan data dilakukan
disuspensikan ke dalam pelarut NaCI 0.9 % dengan cara mengukur zona bening (clear
sebanyak 5 ml dan kocok homogen dalam zone) pada tiap konsentrasi minyak atsiri
tabung reaksi. Kekeruhan suspensi mikroba lengkuas merah pada masing-masing

ISSN : 2087-5045 44
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

bakteri uji. Data yang diperoleh disajikan ATCC 11778, Escherichia


dalam bentuk tabel dan dianalisa coliATCC 25922, Shigella
dysentriaeATCC 13313.
HASIL DAN PEMBAHASAN C
Bakteri Rata-rata
atau
Uji (mm)±SD
Minyak Atsiri []
Rendeman minyak atsiri lengkuas K (+) 21,5 ± 0,28
merah yang diperoleh adalah 0,229 % (v/b) K (-) 0±0
Pemeriksaan organoleptis menunjukkan 50% 19,1 ± 0,77
Bacillus cereus
40% 14,4 ± 0,25
bahwa minyak atsiri rimpang lengkuas ATCC11778
30% 13,8 ± 0,23
merah berwarna kuning pucat, jernih, rasa
20% 12,3 ± 0,51
pedas serta mempunyai bau khas lengkuas. 10% 10,7 ± 0,26
Pemeriksaan tetapan fisika yaitu kelarutan K (+) 22 ± 0,65
dan penentuan bobot jenis. Minyak atsiri K (-) 0±0
rimpang lengkuas merah diuji kelarutannya 50% 18,8 ± 0,36
dengan cara melarutkan masing-masing 1 Escherichia. coli
40% 16 ± 0,17
bagian volume minyak atsiri dengan 4 ATCC25922
30% 14,6 ± 0,26
bagian volume etanol (96%) P, terjadi 20% 13,3 ± 0,10
larutan kuning jernih (Depkes RI, 1995). 10% 11,3 ± 0,10
Penentuan bobot jenis minyak atsiri K (+) 22 ± 0,36
lengkuas pada penelitian ini dilakukan K (-) 0±0
dengan menggunakan piknometer Shigella.dysentriae 50% 17,8 ± 0,61
berukuran 1 ml. Dari hasil penelitian, ATCC13313 40% 16,7 ± 0,15
didapatkan bobot jenis minyak atsiri 30% 14,5 ± 0,37
lengkuas merah sebesar 0,8406 g/ml 20% 13 ± 0,36
(Guenther, 2006). Menurut Guenther 10% 11,8 ± 0,23
(2006) umumnya nilai bobot jenis minyak
atsiri berkisar antara 0,696-1,188. Maka,
nilai bobot jenis minyak lengkuas yang Hasil pengukuran zona hambat
diperoleh dalam penelitian ini sesuai yang terbentuk dari minyak atsiri rimpang
dengan literatur. lengkuas merah terhadap ketiga bakteri uji
dengan konsentrasi uji 10%, 20%, 30%,
Uji Aktivitas Antibakteri 40% dan 50% menunjukan adanya aktivitas
Uji aktivitas antibakteri dilakukan antibakteri dari minyak atsiri rimpang
terhadap bakteri Bacillus cereus ATCC lengkuas merah terhadap ketiga bakteri
11778, Escherichia coli ATCC 25922 dan penyebab diare.
Shygella dysentriae ATCC 13313.
Kekeruhan suspensi bakteri diukur dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis
B. cereus
transmitan 25%, untuk menghomogenkan
jumlah koloni bakteri yang digunakan dalam
setiap cawan petri pada tiap-tiap pengujian.
Konsentrasi minyak atsiri adalah 10%, 20%,
30%, 40% dan 50%. Pengujian dilakukan
dengan metode difusi agar dengan
menggunakan pencadang cakram steril. Gambar 1. Diameter Hambat Minyak
Diameter hambat yang terbentuk diukur Atsiri Rimpang Lengkuas
dengan jangka sorong Merah Terhadap Bakteri
Bacillus cereus ATCC
Tabel I. Diameter hambat rata-rata minyak 11778.
atsiri rimpang lengkuas merah
terhadap bakteri Bacillus cereus

ISSN : 2087-5045 45
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Tabel II.Hasil GC-MS Minyak Atsiri


Rimpang Lengkuas merah
(Alpinia purpurata K. Schum).
E. coli
Time SENYAW
No (%) R.M
Retensi A KIMIA
1 12,710 - Pinene 3,10 C10H16
2 - - - -
3 15,014 - Pinene 9,04 C10H16
4 15,798 Myrcene 0,80 C10H16
46,7 C10H18
Gambar 2. Diameter Hambat Minyak 5 18,024 Eucalyptol 3 O
Atsiri Rimpang Lengkuas gamma –
6 19,098 Terpinene 0,67 C10H16
Merah Terhadap Bakteri
C10H18
Escherichia coli ATCC 7 24,396 Terpineol-4 1,32 O
25922. 8 - - - -
9 - - - -
4-
Allylpheny C11H12
10 30,982 l acetate 7,86 O2
S. dysentriae Geranyl C12H20
11 32,124 acetate 0,42 O2
12 32,592 - Elemen 3,17 C15H24
Methyl C11H14
13 32,936 eugenol 1,34 O2
Caryophyll
14 33,617 ene 3,85 C15H24
- 11,5
Gambar 3. Diameter Hambat Minyak 15 34,763 Farnesene 3 C15H24
Atsiri Rimpang Lengkuas Germacrene
Merah Terhadap Bakteri 16 35,704 -D 2,62 C15H24
Shigella dysentriae ATCC. 17 35,988 Hexadecane 0,48 C16H34
delta-
Komponen Kimia Minyak Atsiri 18 36,142 Guaiene 0,58 C15H24
Rimpang Lengkuas Merah -
19 36,325 Farnesene 0,51 C15H24
Analisa komponen kimia minyak
-
atsiri rimpang lengkuas merah dengan
20 36,430 Bisabolene 0,73 C15H24
Kromatografi Gas Massa Spetrometer 21 36,953 - Cedrol 1,69 C15H26
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik 22 - - - -
FMIPA Universitas Gajah Mada (UGM), Oxiranecar
Yogyakarta dengan menggunakan boxylic C12H14
seperangkat alat KG-MS model Shimadzu 23 40,682 acid 2,42 O3
QP 2010S.Hasil kromatogram menunjukan Benzeneace C13H14
bahwa sampel minyak atsiri lengkuas 24 40,908 tic acid 0,56 O6
merah yang dianalisis memiliki 21 Farnesyl C17H28
komponen kimia dengan 5 komponen yang 25 46,087 acetate 0,60 O2
dominan. TOTA
100
L (%)
Dari 21 komponen kimia minyak
atsiri lengkuas merah terdapat 5 komponen
senyawa kimia terbesar. Adapun 5
komponen senyawa kimia terbesar dalam
kandungan minyak atsiri rimpang lengkuas
merah.

ISSN : 2087-5045 46
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Tabel III. Persentase 5 Komponen bakteri dan mengacaukan sintesis protein


Senyawa Kimia Terbesar bakteri (Sokovic et al,2007).
Minyak Atsiri Rimpang -pinen yang terkandung pada
Lengkuas Merah. minyak atsiri rimpang lengkuas merah
merupakan golongan monoterpen
Lengkuas Merah hidrokarbon yang mempunyai aktivitas
No antibakteri (Kulkarni et al, 2012).
Komponen Kimia % Mekanisme kerja dari monoterpen
hidrokarbon adalah mendisintegrasi
1 Eucalyptol 46,73 membran terluar dari bakteri (Basole dan
Juliani, 2012).
2 - Farnesene 11,53 Sokovic et al (2007) menerangkan
-
3 – Pinen 9,04
pinen) memiliki aktivitas antibakteri yang
4 4-Allylphenyl acetat 7,86
paling rendah dan senyawa monoterpen
teroksigenasi (eucalyptol, 4-allylphenyl
5 Caryophyllene 3,85 acetat, geranyl acetat dan methyleugenol)
memiliki potensi antibakteri yang paling
Komponen utama pada minyak tinggi.Apabila komponen ini
atsiri rimpang lengkuas merah terdiri dari dikombinasikanakan meningkatkan
-pinen) aktivitas antibakteri komponen tersebut
sebesar 9,04% dan senyawa monoterpen (Bassole &Juliani, 2012).
teroksigenasi (eucalptol dan 4-Allylphenyl
acetat) sebesar 54,59%.
Dari 5 komponen terbesar yang DAFTAR PUSTAKA
terkandung didalam minyak atsiri rimpang
lengkuas merah, diduga senyawa Bassole, I & Juliani, R. 2012. “Essential
monoterpen memiliki aktivitas antibakteri. oils ini Combination and Their
Monoterpen terbentuk dari dua satuan Antimicrobial Properties”.
isopren yang membentuk 10 atom karbon. J.Moleculs, 17, 3989-4006.
Monoterpen merupakan komponen utama Brooks, Geo F., et al. 2013. Jawetz,
minyak atsiri yang berperan dalam Melnick, & Adelberg’s Medical
menciptakan bau dan rasa (Robinson, Microbiology. Jakata: EGC.
1995). Senyawa monoterpen terdiri dari Cappuccino, James G. 2009. Manual
golongan hidrokarbon dan golongan Laboratorium Mikrobiologi.
teroksigenasi. Dimana golongan Jakarta: EGC Medical
hidrokarbon terbentuk dari unsur hidrogen Publisher.
dan karbon sedangkan golongan Dachriyanus. 2004. Analisis struktur
teroksigenasi terbentuk dari unsur hidrogen, senyawa organik secara
karbon dan oksigen (Djamal, 2012). spektroskopi. Padang: Universitas
Eucalyptol (1,8 sineol) yang Andalas Padang.
terkandung dalam minyak atsiri rimpang Darwis, Welly., Dewi Chandra., Choirul
lengkuas merupakan senyawa monoterpen Muslim., Rochmah Supriati. 2013.
teroksigenasi dengan rumus molekul “Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang
C10H18O (Rialita et al, 2015). Chudiwal et Lengkuas Merah(Alpinia purpurata
al (2010) menjelaskan senyawa eucalyptol K. Schum) Sebagai Antibakteri
(1,8 sineol) memiliki aktivitas antimikroba Escherichia coli Penyebab Diare”.
dengan spektrum luas. Methyleugenol juga Konservasi Hayati, 9, 7-12.
merupakan senyawa monoterpen Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia
teroksigenasi yang memiliki aktivitas (Edisi IV). Jakarta: Departemen
antimikroba (Williams, 2011). Mekanisme Kesehatan RI.
kerja dari monoterpen teroksigenasi adalah Djamal, R. 2012. Kimia Bahan Alam:
membentuk kombinasi dengan protein dari Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi Dan

ISSN : 2087-5045 47
SCIENTIA VOL. 7 NO. 1, FEBRUARI 2017

Identifikasi.Padang : Cetakan ketiga Merah (Alpinia purpurata K.


Universitas Baiturahman. Schum) Terhadap Pertumbuhan
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri. (Jilid I). Bakteri Bacillus cereus dan
Jakarta:Universitas Indonesia.. Pseudomonas aeruginosa. Jakarta :
Hembing, H. M. dan Wijakusuma. 2001. Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Tumbuhan Berkhasiat Obat Hasanuddin.
Indonesia: Rempah, Rimpang dan Zein, Umar., Khalid Huda Sagala., Josia
Kulkarni, A., Nasreen, J., Seema, N. 2012. Ginting. 2004. Diare Akut
“Monitoring of Antimicrobial Disebabkan Bakteri. Medan :
Effect of GC-MS Standardized Fakultas Kedokteran Divisi
Melaleuca alternifolia Oil (Tea Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian
Tree Oil) on Multidrug Resistant Ilmu Penyakit Dalam Universitas
Uropathogens”. IOSR Journal of Sumatera Utara.
Pharmacy and Biological Sciences
(IOSRJPBS), 2, 06 - 14.
Kurniawati, N. 2010. Sehat dan Cantik
Alami Berkat Khasiat Bumbu
Dapur. Bandung : PT Maizan
Pustaka.
Rialita, Tita., Winiati Pudji Rahayu., Lilis
Nuraida., Budi Nurtama. 2015.
“Aktivitas Antimikroba Minyak
Esensial Jahe Merah (Zingiber
Officinale Var. Rubrum) Dan
Lengkuas Merah (Alpinia
Purpurata K. Schum) Terhadap
Bakteri Patogen Dan Perusak
Pangan”. Agritech, 5, 43-52.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Edisi VI.
Diterjemahkan oleh : Kosasih
Padmawinata. Bandung: ITB.
Rosari, Alania., Eka Agustia Rini., Masrul.
2013. “Hubungan Diare dengan
Status Gizi Balita di Kelurahan
Lubuk Buaya Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang”. Jurnal
Kesehatan Andalas, 2, 111-115.
Sokovic, M., Marin, P.D., Dejan, B., Leo J.,
Griensven, V. 2007. “Chemical
Composition and Antibacterial
Activity of Essential Oils of Ten
Aromatic Plants against Human
Pathgogenic Bacteria”. J.Food. 1,
x-
William, Charles. 2011. Medicinal Plants
In Australia Volume 2 : Gums,
Resins, Tannin and Essential Oil.
Australia: Dural Delivery Center.
Yulinar., Dirayah R. Husain., Asadi
Abdullah. 2013. Bioaktivitas
Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas

ISSN : 2087-5045 48

You might also like