You are on page 1of 8

HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM KESEHATAN

DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS


SEHARI-HARI

Ahsan, Kumboyono, Melida Nur Faizah


Fakultas Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran Malang Jawa Timur
Email : ahsanfkub@yahoo.com

Abstract : Physical changes make elderly limited in performing activities of daily living (ADL) and tend
to depend on the family cause the closest has an important role in maintaining the health of the
elderly. It can be seen from the implementation of family task in health. The purpose of this study was
to determine the correlation implementation of family task in health with independence of elderly in
ADL compliance using cross sectional method. Samples were selected by purposive sampling
technique with the inclusion criteria and obtained a sample of 40 people. The results showed the
number of families who carry out the task of the family in good health with the independence of the
elderly category independent category as many as 22 people (55%). While on a family who carry out
tasks in the family health category with the independence of the elderly poor are as many categories 1
(2.5%). Based on using the Spearman rank test p-value 0.000 <0.05, which means there is a very
strong correlation between the two variables. In addition, because the correlation coefficient 0.817 and
the results obtained are positive, so we can conclude that the relationship between the two variables is
the direction in which the better execution of tasks in the family health, the higher the independence of
the elderly in meeting the ADL.

Keywords : family, family task, elderly, ADL independence

Abstrak : Perubahan fisik menjadikan lansia terbatas dalam melakukan activity of daily living (ADL)
dan cenderung tergantung keluarga karena paling dekat sehingga berperan penting dalam menjaga
kesehatan lansia. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan dengan
kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel
dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan didapatkan sampel sejumlah 40
orang. Hasil penelitian didapatkan jumlah keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam
kesehatan kategori baik dengan kemandirian lansia kategori mandiri sebanyak 22 orang (55%).
Sedangkan pada keluarga yang melaksanakan tugas keluarga dalam kesehatan kategori kurang baik
dengan kemandirian lansia kategori sedang sebanyak 1 orang (2,5%). Berdasarkan uji rank spearman
menggunakan p-value 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan yang sangat kuat antara dua variabel.
Selain itu, karena koefisien korelasi didapatkan hasil 0,817 dan bernilai positif, jadi dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara kedua variabel adalah searah dimana semakin baik pelaksanaan tugas
keluarga dalam kesehatan, semakin tinggi kemandirian lansia dalam memenuhi ADL.

Kata kunci: keluarga, tugas keluarga, lansia, kemandirian ADL

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia telah seluruh dunia pada tahun 2006 diperkirakan


mewujudkan hasil yang positif dalam berbagai mencapai 500 juta dengan usia rata-rata 60
bidang pembangunan nasional, yaitu adanya tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan mencapai 1,2 milyar (Bandiyah, 2009). Data
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan dari Badan Pusat Statistik memprediksikan
teknologi, terutama di bidang kesehatan bahwa persentase penduduk lanjut usia di
sehingga dapat meningkatkan kualitas Indonesia akan mencapai 9,77% dari total
kesehatan penduduk. Melihat kualitas penduduk Indonesia pada tahun 2010 dan
penduduk meningkat, maka angka umur menjadi 11,34% pada tahun 2020 (Maryam,
harapan hidup manusia juga meningkat. Hal 2008). Sedangkan persentase penduduk lanjut
tersebut mengakibatkan jumlah penduduk usia di Jawa Timur pada tahun 2010
yang berusia lanjut terus meningkat dan diperkirakan mencapai 10,40% dari total
bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, penduduk di Jawa Timur (Primadi, 2013).
2009). Secara umum, populasi penduduk usia Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk
lanjut di negara-negara dunia diprediksi akan jumlah lansia di Kabupaten Nganjuk sekitar
mengalami peningkatan. Populasi usia lanjut di 463.365 lansia pada tahun 2012. Berdasarkan

157 
158 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 158-164

hasil studi pendahuluan di Dusun Bendungrejo tugas kesehatan keluarga terhadap lansia,
Desa Bendungrejo Kecamatan Berbek seperti mengenali masalah kesehatan pada
Kabupaten Nganjuk jumlah lansia di dusun lansia, membuat keputusan tindakan
tersebut sekitar 44 lansia. kesehatan yang tepat, memberi perawatan
Proses menua senantiasa disertai pada lansia, mempertahankan suasana rumah
dengan perubahan di semua sistem didalam yang sehat, serta menggunakan fasilitas
tubuh manusia. Perubahan di semua sistem di kesehatan yang ada (Friedman, 1998 dalam
dalam tubuh manusia tersebut salah satu Mubarak, dkk 2006).
misalnya terdapat pada sistem saraf. Hasil studi pendahuluan yang
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan dilakukan terhadap 5 lansia pada bulan
terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak November 2014 di Dusun Bendungrejo, Desa
(Fatmah, 2010). Penelitian terkini Bendungrejo, Kecamatan Berbek, Kabupaten
menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya Nganjuk menyatakan kurang mendapat
penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat perhatian dari keluarga, sedangkan 4 dari 5
perubahan struktur otak manusia seiring lansia mengatakan memerlukan bantuan orang
bertambahnya usia. Serta, perubahan lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal
patologis pada serebrovaskular juga tersebut membuktikan lansia mengalami
berhubungan dengan kemunduran fungsi penurunan atau ketergantungan dalam
kognitif (Kuczynski, 2009). pemenuhan aktivitas sehari-hari.
Kemunduran yang dialami lansia Kesanggupan keluarga dalam
tersebut akan membawa implikasi pada melaksanakan perawatan atau pemeliharaan
berbagai aspek kehidupan, baik berkeluarga kesehatan dapat dilihat dari tugas keluarga
maupun bermasyarakat. Salah satunya adalah dapat meningkatkan kualitas hidup lansia yang
masalah yang berkaitan dengan kehidupan akan berimplikasi pada kemandirian dalam
lansia, yaitu beban ketergantungan pemenuhan aktivitas sehari-hari (Mubarak,
(dependency ratio) yang semakin besar. dkk., 2006). Sehubungan dengan hal tersebut
Setiap penduduk usia produktif akan maka peneliti ingin mengetahui hubungan
menanggung semakin banyak penduduk usia pelakanaan tugas keluarga dalam kesehatan
lanjut. Suhartini (2009) memperkirakan angka dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan
ketergantungan usia lanjut pada tahun 1995 aktivitas sehari-hari.
adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi 8,74%,
ini artinya pada pada tahun 1995 sebanyak METODE PENELITIAN
100 penduduk produktif harus menyokong 7
orang usia lanjut yang berumur 65 tahun Penelitian ini menggunakan desain
keatas sedangkan pada tahun 2015 sebanyak analitik cross sectional dengan populasi 44
100 penduduk produktif harus menyokong 9 keluarga lansia di Dusun Bendungrejo, Desa
orang lanjut usia yang berumur 65 tahun Bendungrejo Kecamatan Berbek, Kabupaten
keatas. Nganjuk. Sampel adalah keluarga lansia yang
Ketergantungan lanjut usia yang paling berusia 18-59 tahun di sejumlah 40 keluarga
nyata terlihat pada penurunan dalam dan memenuhi kriteria inklusi. Teknik sampling
memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari purposive sampling dengan kriteria inklusi
secara mandiri. Pemenuhan aktivitas keluarga yang tinggal satu rumah dengan
kehidupan sehari-hari pada usia lanjut di bagi lansia yang berusia 18-59 tahun dan bersedia
menjadi dua yaitu usia lanjut yang masih aktif menjadi responden. Penelitian ini dilaksanakan
dan usia lanjut yang pasif sehingga dalam pada tanggal 5 sampai 11 Februari 2015.
pemenuhan aktivitas sehari-hari tidak dapat Variabel Independen dalam penelitian
dilakukan sendiri tetapi juga harus melibatkan ini adalah pelaksanaan tugas keluarga dalam
anggota keluarga dan tim kesehatan lainnya. kesehatan sedangkan variabel dependen
Dalam keadaan ini, keluarga memegang adalah kemandirian lansia dalam ADL.
peranan penting dalam pemenuhan aktivitas Instrumen yang digunakan untuk mengukur
sehari-hari orang usia lanjut (S.Tamher, 2009). pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan
Keluarga merupakan konteks sosial adalah kuesioner yang telah dibuat oleh
primer untuk promosi kesehatan dan peneliti terdiri dari 30 pertanyaan. Instrumen
pencegahan penyakit (Potter & Perry, 2009). sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan
Keluarga bertindak sebagai yang pertama reliabilitas. Setiap pertanyaan diberikan pilihan
sekali mengenal adanya gangguan kesehatan jawaban dan nilai yaitu, selalu (SL) nilainya 3,
pada salah satu anggota keluarga. Dalam sering (SL) nilainya 2, kadang-kadang (KK)
memelihara kesehatan anggota keluarga nilainya 1, dan tidak pernah (TP) nilainya 0.
(lansia), keluarga sebagai individu (klien) tetap Sehingga, skor tertinggi adalah 90, dan
berperan dalam melakukan peran sebagai terendah adalah 0. Untuk pelaksanaan baik
anggota keluarga. Peran yang dapat dilakukan jika skor 61-90, pelaksanaan cukup jika
oleh anggota keluarga dalam menjalankan skornya 31-60, pelaksanaan kurang baik jika
Ahsan, Hu
ubungan Pellaksanaan Tugas...
T | 159
9

skornnya 0-30. Se edangkan ke emandirian lansia


l HASIL PENELITIAN
diukuur dengan me enggunakan kuesioner in ndeks Disstribusi dataa demografi responden n
katz yang terdirri dari 6 ite em yaitu mandi,
m pada pene elitian ini melliputi usia, je
enis kelamin,,
berpaakaian, ke to
oilet, berpindaah, kontrol BAB
B & pendidikann terakhir, peekerjaan dan n usia lansia
a
BAK, dan makan n. Setiap itemm diberikan nilai
n 1 yang disajjikan dalam m bentuk tabel sebagaii
jika bisa
b melakukkan secara mandiri,
m dan diberi Karakteristik Responden Di Dusun
berikut :K n
nilai 0 jika tida ak bisa melakukan
m s
sendiri Bendungre ejo Desa B Bendungrejo Kecamatan n
sehinngga skor te ertinggi 6, skor
s terendaah 0. Berbek Ka abupaten Nganjuk Tahun n 2015 yaituu
Untukk kategori mandiri jikka skornya 6-4, karakteristik usia resp ponden, sebagian besarr
kateggori sedang jika
j skornya 1-3, dan kategori adalah usiaa dewasa ten ngah (40-59 tahun) yaitu u
bantuuan total jika skorn nya 0. Proses
P sebanyak 23 orang ((57,5%). Je enis kelaminn
pengumpulan datta dengan memperhatika an etik terbanyak adalah pere empuan (87,5%), tingkatt
penelitian yaitu respect
re for person,
p beneefence pendidikann terakhir terrbanyak yaitu u lulus SMAA
& no on maleficen nce dan jusstice. Data yang (55%). Sed dangkan unttuk pekerjaa an terbanyakk
diperroleh selan njutnya dia analisa de engan adalah tiddak bekerja (42,5%). Usia lansia a
meng ggunakan ujiu korelasi Rank Spea arman terbanyak adalah pad da rentang usia 60-75 5
dengan p < 0,005 5. tahunasebanyaka(77,5 5%).

P
Pelaksanaan T
Tugas Keluarrga Dalam Ke
esehatan

Baikk Cukup Kurang Baik

8%
37%

55%

Ga
ambar 1. Dia
agram Pie Pe
elaksanaanT
Tugas Keluarrga Dalam Kesehatan

Gambar 1 menunjukkkan bahwa sebagian be


esar respond
den berada pada pelaks
sanaan baikk
sebanyak 22 oran
ng (55%).

Tabel 1. Lima Tugas


T Kelua
arga Dalam Kesehatan
K

Baik Kuran
ng Baik
5 Tugas Kelu
uarga Dalam
m Kesehatan
n
n % n %

Men
ngenali masa
alah kesehattan pada lansia 28 70 12 30

M
Mengambil ke
eputusan yan ng tepat saatt
18 45 22 55
lansia sakit

Memberikan
n perawatan pada lansia 30 75 10 25

Mem
mpertahan-kkan kondisi lin
ngkungan ya
ang
28 70 12 30
sehat

Menggunakkan fasilitas kesehatan 33 82,5 7 17,5

Berdasarrkan tabel 1 menunjukkan


m n bahwa disttribusi lima tuugas keluarg
ga dalam kes
sehatan nilaii
tertinggi berada pada
p tugas menggunakan
m n fasilitas kesehatan yaittu sebanyak 33 respondeen (82,5%).

 
160 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 158-164

Tabel 2. Aktivitas Kemandirian ADL Lansia


Mandiri Bantuan
Aktivitas ADL
n % n %
Mandi 13 32,5 27 67,5
Berpakaian 37 92,5 3 7,5

Ke kamar kecil 22 55 18 45
Berpindah 36 90 4 10
Kontrol BAB & BAK 28 70 12 30
Makan 38 95 2 5

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mandiri pada aktivitas makan
yaitu sebesar 38 orang (95%).

ANALISA DATA

Tabel 3. Tabulasi Silang


Kemandirian Lansia
Total
Tugas Keluarga Mandiri Sedang Bantuan Total
n % n % n % n %
Baik 22 55 0 0 0 0 22 55

Cukup 3 7,5 12 30 0 0 15 37,5

Kurang 0 0 1 2,5 2 5 3 7,5


Total 25 62,5 13 32,5 2 5 40 100

Tabel 3 didapatkan jumlah keluarga yang sebagian besar berada pada kategori
melaksanakan tugas keluarga dalam pelaksanaan baik sebanyak 22 orang (55%),
kesehatan kategori baik dengan kemandirian pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan
lansia kategori mandiri sebanyak 22 orang pada kategori kurang sebanyak 3 orang
(55%). Tingkat kemaknaan uji rank spearman (7,5%). Sedangkan pada kelima tugas
pada penelitian ini menggunakan P-value keluarga dalam kesehatan nilai tertinggi
0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima berada pada tugas menggunakan fasilitas
yang berarti ada hubungan yang signifikan kesehatan yaitu sebanyak 33 responden
antara dua variabel yaitu pelaksanaan tugas (82,5%). Hal ini terjadi karena sebagian besar
keluarga dalam kesehatan dengan responden berusia dewasa tengah dengan
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas rentang usia 40-59 tahun sebanyak 23 orang
sehari-hari (ADL). Pada kolom nilai koefisien (57,5%).
korelasi di dapat hasil sebesar 0,817, ini Menurut peneliti, usia sangat
menunjukkan ada hubungan yang sangat kuat mempengaruhi pelaksanaan tugas keluarga
dan koefisien korelasi bernilai positif, jadi dapat dalam kesehatan. Hal ini dikarenakan pada
disimpulkan bahwa hubungan antara kedua usia dewasa tengah yang berada pada
variabel adalah searah dimana semakin baik rentang usia 40-59 tahun ini dipenuhi
pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan, tanggung jawab yang berat dan berbagai
semakin tinggi kemandirian lansia dalam peran yang menyita waktu dan energi seperti
pemenuhan aktivitas sehari-hari. menjalankan rumah tangga, mengembangkan
usaha atau bisnis, memiliki anak dan bahkan
PEMBAHASAN memelihara atau merawat orang tuanya yang
sudah lanjut usia. Selain itu, pada usia dewasa
1. Pelaksanaan Tugas Keluarga Dalam tengah ini hubungan antar generasi atau
Kesehatan hubungan kedekatan anak dan orang tua
Data pada variabel pelaksanaan tugas tampak semakin meningkat. Hubungan
keluarga dalam kesehatan menunjukkan kedekatan tersebut dapat dilihat pada lima
bahwa dari 40 responden yang diteliti tugas keluarga dalam kesehatan dimana nilai
didapatkan bahwa distribusi pelaksanaan tertinggi terdapat pada tugas menggunakan
tugas keluarga dalam kesehatan yaitu fasilitas kesehatan. Hal ini dikarenakan jarak
Ahsan, Hubungan Pelaksanaan Tugas... | 161

antara lokasi Dusun Bendungrejo dengan 2. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam


puskesmas cukup dekat yaitu sekitar 1 km, Memenuhi ADL
dan pelayanan di puskesmas tersebut adalah Data pada variabel tingkat kemandirian
24 jam, sehingga keluarga dan lansia dapat lansia dalam pemenuhan ADL didapatkan hasil
berkunjung ke puskesmas dengan mudah jika sebagian besar responden merawat lansia
sakit. Selain itu, di Dusun Bendungrejo juga dengan tingkat kemandirian pada kategori
terdapat posyandu lansia sehingga keluarga mandiri yaitu sejumlah 25 orang (62,5%) dan
bisa mengantarkan lansia ke posyandu tingkat kemandirian lansia pada kategori
tersebut untuk memeriksakan kesehatannya. bantuan total sejumlah 2 orang (5%).
Keluarga mempunyai peranan penting Sedangkan, hasil pengukuran aktivitas
bagi kehidupan lansia, khususnya ketika terjadi kemandirian lansia dalam ADL didapatkan
perubahan-perubahan pada lansia yang data nilai tertinggi terdapat pada kemampuan
meliputi fungsi fisik dan mental (Meiner & makan yaitu 38 lansia (95%), dan nilai
Lueckonette, 2006). Dengan adanya terendah pada kemampuan mandi yaitu 13
perubahan-perubahan tersebut, keluarga lansia (32,5%).
harus bisa merawat lansia dengan baik. Fungsi Menurut peneliti, sebagian besar lansia
perawatan kesehatan keluarga merupakan mandiri dalam pemenuhan ADL disebabkan
salah satu aspek dalam kehidupan keluarga, karena anggota keluarga sangat
namun keluarga mempunyai perbedaan memperhatikan dan peduli dengan kondisi
persepsi dan ide tentang sehat dan sakit, serta kesehatan lansia. Hal ini dibuktikan dengan
keputusan untuk mendiskusikan tentang kemampuan lansia pada aktivitas makan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia secara mandiri. Lansia akan merasa aman dan
(Kaakinen, dkk, 2010). Hal ini akan nyaman jika berada dekat dengan
membedakan keluarga dalam memberikan keluarganya. Akan tetapi pada poin pertama
perawatan dan pelayanan kesehatan pada mengenai kemampuan mandi dari lansia
lansia. didapatkan paling rendah karena faktor
Setiap keluarga mempunyai pola kemampuan fisik sangat berpengaruh
tersendiri dalam mengatasi masalah yang terhadap kemampuan pemenuhan kebutuhan
dihadapi oleh anggota keluarga termasuk mandi pada lansia. Sehingga dalam kondisi ini
masalah kesehatan pada lansia. Terkadang menjadikan lansia sangat tergantung pada
keluarga menyatakan telah melakukan tugas keluarga yang tinggal satu rumah dengan
dengan baik dan telah memenuhi kebutuhan lansia tersebut.
lansia sebagai anggota keluarga. Namun Sesuai dengan teori dimana lanjut usia
harus disadari bahwa lansia dengan sebagai individu sama halnya dengan klien
penurunan fungsi yang dialami akan yang digambarkan oleh Orem (2001), yaitu
mengalami banyak perubahan yang tentunya suatu unit yang juga menghendaki
membutuhkan perlakuan yang berbeda atau kemandirian dalam mempertahankan hidup,
perlakuan yang spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan, dan kesejahteraannya. Penelitian
yang dialami. ini juga didukung oleh penelitian Kobayashi
Penelitian yang dilakukan Wiyono (2009) yang menyatakan bahwa 64%
(2007) menyatakan bahwa, keluarga sangat responden lansia di institusi memiliki tingkat
membutuhkan pelayanan kesehatan, kemandirian yang tinggi dalam ADL.
khususnya dalam hal pemeliharaan kesehatan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
lansia di rumah, keterjangkauan pelayanan oleh Suhartini (2004) di Kelurahan Jambangan
yang dibutuhkan dan pelayanan yang Jawa Timur, menunjukkan bahwa sebagian
dilakukan secara berkala sehingga dapat besar responden mandiri dalam melaksanakan
meningkatkan pelaksanaan tugas keluarga aktivitasnya yaitu 73,1%. Kemandirian pada
dalam kesehatan. Menurut Sahar (2004) lanjut usia tergantung pada kemampuan status
bahwa keluarga yang memiliki tingkat fungsionalnya dalam melakukan aktivitas
pengetahuan dan keterampilan yang baik, sehari-hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi
maka akan memberikan perawatan yang baik kemandirian lansia adalah usia, imobilitas,
pada lansia. mudah jatuh, dan kondisi kesehatan
Berdasarkan hal tersebut berarti (Lueckenotte, 1996).
keluarga dengan pengetahuan yang cukup, Pemberian asuhan keperawatan pada
akan melaksanakan tugas keluarga dalam lansia yang sakit menjadi prioritas utama
kesehatan dengan baik. Pelaksanaan tugas dalam mempertahankan kondisi kesehatan
kesehatan yang baik akan meningkatkan serta kemampuan mereka yang telah lansia
tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan dengan perawatan dan pencegahan.
ADL dan diharapkan keluarga dapat Berdasarkan hal tersebut, kondisi kesehatan
memberikan pelayanan yang maksimal pada lansia yang prima, maka kemandirian lansia
lansia. juga semakin meningkat sehingga lansia dapat
melakukan ADL secara mandiri.

 
162 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 158-164

3. Hubungan Pelaksanaan Tugas Keluarga Perubahan–perubahan pada lansia


Dalam Kesehatan dengan Kemandirian umumnya mengarah pada kemunduran
Lansia Dalam Memenuhi ADL kesehatan fisik (fungsi organ) dan psikis, yang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pada akhirnya akan berpengaruh juga pada
jumlah responden yang melaksanakan tugas aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga
keluarga dalam kesehatan kategori baik kemunduran fisik dan psikis tersebut
dengan kemandirian lansia kategori mandiri menyebabkan lansia menjadi terbatas dalam
sebanyak 22 orang (55%). Responden yang melakukan aktivitasnya dan cenderung
melaksanakan tugas keluarga dalam tergantung dengan orang lain (Nugroho, 2008).
kesehatan kategori kurang baik dengan Ketergantungan yang paling nyata adalah
kemandirian lansia kategori sedang sebanyak ketergantungan lansia dalam memenuhi
1 orang (2,5%). Setelah dilakukan analisa aktivitas sehari-hari (activity of daily living).
antara pelaksanaan tugas keluarga dalam Ketergantungan lansia yang semakin
kesehatan dengan kemandirian lansia dalam meningkat membuktikan bahwa derajat
pemenuhan ADL dengan menggunakan uji kesehatan lansia menurun serta akan
statistik Rank Spearman didapatkan bahwa P- mempengaruhi kualitas hidup lansia tersebut.
value 0,000 < 0,05 yang berarti H0 di tolak dan Dalam kondisi ini, lansia seharusnya mendapat
H1 diterima. Artinya ada hubungan antara perhatian dari seluruh kalangan baik dari
pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan keluarga, masyarakat, maupun tenaga
dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan kesehatan terutama untuk meningkatkan
ADL, dimana semakin baik pelaksanaan tugas kualitas hidupnya, karena kualitas hidup lansia
keluarga dalam kesehatan semakin tinggi bisa dikatakan baik jika kesehatan fisik,
tingkat kemandirian dalam pemenuhan ADL. psikologis, dan sosialnya baik.
Menurut peneliti, seorang anggota
keluarga yang melaksanakan tugas keluarga KETERBATASAN PENELITIAN
dalam kesehatan dengan baik kepada lansia,
pasti kondisi kesehatan lansia juga semakin Desain penelitian ini menggunakan
baik. Dengan kondisi kesehatan lansia yang study cross sectional sehingga hasil
semakin baik, maka derajat kualitas hidup pengukuran hanya dilakukan satu kali pada
lansia juga akan semakin meningkat. saat itu saja tanpa memperhatikan faktor-faktor
Peningkatan kualitas hidup lansia dapat dilihat lain yang dapat mempengaruhi seperti kondisi
dari tingkat kemandirian lansia dalam lingkungan keluarga. Sedangkan, pengambilan
melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini data hanya dilakukan dengan menggunakan
disebabkan keluarga merupakan orang yang kuesioner tanpa melakukan observasi perilaku
paling dekat dengan lansia. Sehingga lansia keluarga terhadap lansia atau observasi
akan merasa nyaman ketika berada di dekat langsung pada lansia, sehingga akan
keluarganya. Jika kompetensi keluarga dalam memunculkan persepsi responden. Penelitian
melaksanakan tugas keluarga di bidang ini tidak memungkinkan dilaksanakan
kesehatan sangat baik, maka tingkat observasi karena keterbatasan waktu
kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas penelitian.
sehari-hari juga semakin membaik atau
dengan kata lain lansia tidak membutuhkan KESIMPULAN
bantuan orang lain.
Proses perkembangan lansia dapat Berdasarkan hasil penelitian dapat
dipengaruhi oleh berbagai stressor seperti disimpulkan sebagai berikut : Ada hubungan
faktor penuaan atau aging process yang yang sangat kuat antara pelaksanaan tugas
dialami lansia serta kompetensi keluarga keluarga dalam kesehatan dengan
dalam melaksanakan tugas di bidang kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas
kesehatan. Tugas keluarga pada lansia sehari-hari, dimana semakin baik pelaksanaan
(Friedman, 1998 dalam Mubarak, 2006) tugas keluarga dalam kesehatan semakin baik
meliputi mengenali masalah kesehatan pada pula tingkat kemandirian lansia dalam
lansia, membuat keputusan tindakan pemenuhan ADL. Pelaksanaan tugas keluarga
kesehatan yang tepat pada lansia, memberi baik yaitu pada tugas menggunakan fasilitas
perawatan pada lansia yang sakit, kesehatan. Tingkat kemandirian lansia
mempertahankan atau menciptakaan suasana dominan tingkat mandiri yaitu dalam aktivitas
rumah yang sehat, dan menggunakan fasilitas makan.
kesehatan yang tersedia. Dalam hal ini,
keluarga mempunyai peranan penting bagi SARAN
kehidupan lansia, khususnya ketika terjadi
perubahan-perubahan pada lansia yang Penelitian selanjutnya perlu dikaji
meliputi fungsi fisik dan mental (Meiner & terkait faktor berpengaruh terhadap
Lueckonette, 2006). pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan
Ahsan, Hubungan Pelaksanaan Tugas... | 163

dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan pemahaman terhadap tugas-tugas keluarga


ADL seperti faktor lingkungan keluarga dengan dalam rangka pemeliharaan kesehatan pada
metode observasi. Serta pelibatan keluarga lansia. Lansia terus meningkatkan kemampuan
dalam penyuluhan dan promosi kesehatan ADL dengan cara mengikuti penyuluhan
tentang kesehatan lansiasebagai upaya kesehatan dan secara teratur mengunjungi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan posyandu lansia.
cara merawat lansia serta meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Metodologi Penelitian Ilmu
Nuha Medika. Keperawatan. Jakarta : Salemba
Efendy, Ferry dan Makhfudi. 2009. Orem, D. E., 2001. Nursing : Concept of
Keperawatan Kesehatan Komunitas : Practice. (6th Ed.). St. Louis : Mosby
Teori dan Praktik dalam Inc.
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Parker, D. K. 2005. Menumbuhkan
Salemba Medika. Kemandirian dan Harga Diri Anak.
Effendi, S. 2006. Perubahan Struktur Keluarga Jakarta : Prestasi Pustakarya.
dalam Perspektif Pencapaian Potter, dan Perry. 2005. Buku Ajar
Keluarga Sejahtera. Dalam Fundamental Keperawatan : Konsep,
Dwiyanto, A., Faturochman, Molo, M. Proses, dan Praktik Vol. 1 (Edisi 4).
& Abdullah, I. (eds). Penduduk dan Cet. Pertama. Jakarta : EGC
Pembangunan. Yogyakarta : Aditya Potter, dan Perry. 2009. Fundamental
Media. Keperawatan Buku 1 Edisi 7.
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Jakarta: Salemba Medika
Erlangga. Primadi, Oscar. 2013. Gambaran usia Lanjut di
Kaakinen, J.R. et al., 2010. Family Health Care Indonesia . Buletin Jendela Data dan
Nursing : Theory Practice and Informasi Kesehatan. Pusat Data dan
Research (Fourth Edition). Informasi Kementerian Kesehatan
Philadelphia: T.A Davis Company. RI.
Kobayashi, N., Nurviyandari, D., Yamamoto, Pudjiastuti, Sri Surini & Budi Utomo. 2003.
M., Sugiyama, T., Sugai, Y., 2009. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta :
Severity of Dementia as a Risk Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Factor For Repeat Falls among the Sahar, J. 2004. Improvement of family carers
institutionalized elderly in Japan. knowledge, skill, and attitude in
Journal of Nursing and Health caring for older people following the
Science. 11 (3) 388-396. implementation of a family carers
Kuczynski, B, Jagust, W, Chui, HC., Reed, B training program in the community in
2009, “An Inverse Association of Indonesia. International Journal of
Cardiovascular Risk and Frontal Nursing Practice, 9 (4) 246-254.
Lobe Glucose Metabolism”, Santoso, Hana dan Andar Ismail. 2009.
Neurology, vol. 72, hal. 738–743. Memahami Krisis Usia Lanjut :
Maryam RS, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Uraian Medis dan Pedagogis
dan Perawatannya. Jakarta : Pastoral. Jakarta : Gunung Mulia.
Salemba Medika. Setiadi, 2008. Keperawatan Keluarga. Jakarta
Meiner, S.E., & Lueckonette, G.E. 2006. : Buku Kedokteran EGC.
Gerontologic Nursing (Third Edition). Setiati, Siti. 2000. Pedoman Praktis Perawatan
St. Louis: Mosby Elsevier Kesehatan Untuk Mengassuh Orang
Mubarak, WI., BA. Santoso, K. Rozikin, S. Usia Lanjut. Jakarta : PKUI
Patonah. 2006. Buku Ajar Ilmu Shelkey, Mary, dkk. 2012. Katz Index of
Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Independence in Activities of Daily
CV. Sagung Seto Living (ADL). Best Practice in
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Nursing Care to Older Adults.
Gerontik. Jakarta: EGC Diakses 25 November 2014.
Nugroho, W. 2008, Keperawatan Gerontik dan Suhartini R. 2009. Hubungan Status
Geriatrik. Jakarta : EGC Kesehatan, Ekonomi, dan Sosial
Terhadap Kemandirian Lanjut Usia.
Surabaya: Universitas Airlangga.

 
164 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.3, April 2018, hlm 158-164

Suhartini R. 2004. Faktor-faktor Yang Wiyono, J. 2007. Pengalaman keluarga Dalam


mempengaruhi Kemandirian Lanjut Merawat lansia Dengan Tingkat
Usia: Studi Kasus di Kelurahan Ketergantungan Tinggi Di Rumah
Jombangan Tahun 2004. Kota malang Jawa Timur : Studi
http://www.damandiri.or.id. Diakses, Fenomenologi. Tesis tidak
2 Maret 2015 dipublikasi, FIK Universitas
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Indonesia, Depok.
Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
S.Tamher, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia
Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika .

You might also like