You are on page 1of 6

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

(DEVELOPMENT OF NON-CASH PAYMENT SYSTEMS IN THE ERA OF


THE INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 IN INDONESIA)

ABSTRACT

Rapid technological developments make payment models and systems in economic


transactions continue to develop. The development of technology in the financial system has
replaced the role of cash (currency) as a means of paying into a form of non-cash payment
that is more efficient and cheaper. In its development, several countries have discovered and
used electronic payment products known as electronic money (eMoney). The presence of
non-cash payment instruments is not only due to innovations in the banking sector, but also
because of the public's need for convenient payment instruments that can facilitate the
implementation of transactions. This article aims to examine the effect of the development of
a non-cash payment system on the existence of cash in the digital economy era. Furthermore,
to minimize the risks that can be posed by the use of digital payment systems and prevent
inflation due to the large amount of cash in circulation. The method used in this study is
qualitative and based on a phenomenological approach. The results of this study indicate
that technological progress is unavoidable in the era of the digital economy (Industrial
Revolution 4.0), especially with the rapid development of digital payment systems. Digital
payment systems have advantages and disadvantages. But overall, the advantages of digital
payment systems outweigh the disadvantages. The existence of this digital payment system
does not mean eliminating the existence of cash. However, the existence of this digital
payment system can also reduce inflation due to the large amount of money circulating in
the community.

Keywords: Non-cash Payment System, Development, industrial revolution 4.0.

INTISARI
Perkembangan teknologi yang pesat membuat model dan sistem
pembayaran dalam transaksi ekonomi terus berkembang. Berkembangnya
teknologi pada sistem keuangan sudah menggantikan peran uang tunai (currency)
sebagai alat untuk membayar menjadi bentuk pembayaran non tunai yang lebih
efisien serta murah. Dalam perkembangannya, beberapa negara telah menemukan
dan menggunakan produk pembayaran elektronik yang dikenal dengan uang
elektronik (eMoney). Kehadiran alat pembayaran nontunai tersebut tidak hanya
karena inovasi di bidang perbankan, tetapi juga karena kebutuhan masyarakat
akan alat pembayaran yang nyaman yang dapat mempermudah pelaksanaan
transaksi. Artikel ini memiliki tujuan guna menelaah efek berkembangnya sistem
pembayaran non tunai terhadap adanya uang tunai pada era ekonomi digital.
Selanjutnya, untuk meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan
sistem pembayaran digital dan mencegah inflasi akibat besarnya jumlah uang tunai
yang beredar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
didasarkan pada pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dihindari di era ekonomi digital (Revolusi
Industri 4.0), terutama dengan perkembangan sistem pembayaran digital yang
semakin pesat. Sistem pembayaran digital memiliki kelebihan dan kekurangan.
Namun secara keseluruhan, kelebihan sistem pembayaran digital lebih besar
daripada kerugiannya. Adanya sistem pembayaran digital ini tidak berarti
menghilangkan keberadaan uang tunai. Namun, keberadaan sistem pembayaran
digital ini juga dapat meredam inflasi karena banyaknya uang yang beredar di
masyarakat.
Kata kunci: Sistem Pembayaran Non-tunai, Perkembangan, revolusi industri 4.0.

Pendahuluan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dunia (IPTEK) yang begitu
menakjubkan memang telah membawa manfaat yang sangat besar bagi kemajuan
peradaban manusia. Jenis pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan banyak kapasitas
fisik, kini dapat digantikan dengan relatif baik oleh mesin otomatis. Demikian juga
ditemukannya rumus baru kapasitas komputasi, yang memungkinkan bisa merubah
kedudukan kapasitas otak manusia pada banyak bidang ilmu serta aktivitas. Singkatnya,
kemajuan teknologi saat ini benar-benar diakui dan dirasakan membawa kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan manusia.

Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang berarti


menggambarkan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai sektor
kehidupan. Ia telah menjadi salah satu ciri terpenting ilmu pengetahuan kontemporer,
yang dalam kerangka umumnya sekaligus merupakan ciri umum dalam perkembangan
ilmu pengetahuan kontemporer. Satu hal yang tidak sulit untuk diterima adalah bahwa
hampir semua aspek kehidupan manusia modern telah dipengaruhi oleh berbagai dampak
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah sektor ekonomi
yang membutuhkan dan mendapatkan teknologi.

Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada perkembangan sistem pembayaran


dalam transaksi komersial, khususnya untuk menjaga kelangsungan hubungan komersial
para pihak. Sistem pembayaran yang merupakan salah satu pilar pendukung stabilitas
sistem keuangan yang dikembangkan , yang awalnya hanya menggunakan uang tunai, kini
telah memasuki sistem pembayaran digital atau bisa disebut dengan uang elektronik
(electronic money). Perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran telah mengubah
peran uang tunai (currency) sebagai alat pembayaran. dalam bentuk pembayaran yang
lebih efisien dan ekonomis, selain uang tunai. Pembayaran nontunai umumnya tidak
dilakukan dengan uang tunai sebagai alat pembayaran, tetapi melalui transfer antar bank
atau intrabank melalui jaringan internal bank. Selain itu, pembayaran non tunai juga dapat
dilakukan dengan kartu sebagai metode pembayaran, misalnya dengan kartu debit, kartu
debit dan kartu kredit.

Semakin bertambahnya kecanggihan teknologi yang mempengaruhi teknologi pada


bidang keuangan dengan macam-macam aplikasi pembayaran semakin terlihat di era
revolusi industry 4.0 ini. Aplikasi pembayaran digital yang saat ini sedang booming di
masyarakat antara lain OVO, GOPAY, dan DANA. Kegunaan aplikasi adalah untuk
mempermudah transaksi dalam berbagai aktivitas misalnya untuk pembayaran ojek
online, pesan antar makanan, pembayaran tagihan listrik/telepon, pembayaran PDAM dan
masih banyak lagi. Ditinjau berdasarkan banyaknya percobaan yang ada, sistem
pembayaran non tunai sangat efisien untuk dimanfaatkan. Namun, masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum menggunakan fasilitas ini. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya pengguna uang tunai untuk membayar barang atau jasa. Pelanggan
yang memakai sistem pembayaran non-tunai sekarang ini biasanya kebanyakkan ialah
kelompok menengah ke atas, dan mereka yang sudah biasa akrab dengan teknologi.
Program Less Monetary Society yang dicanangkan pemerintah sendiri merupakan bagian
dari persiapan masyarakat Indonesia menghadapi persaingan global, khususnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah disetujui sejak Januari 2016. Oleh karena
itu, meminimalkan penggunaan uang tunai adalah salah satu cara untuk mengurangi nilai
mata uang. jatuh dan tetap stabil.

Bahan dan Metode


Penelitian mengenai regulasi serta berkembangnya sistem pembayaran non-tunai di era
revolusi industri 4.0 di Indonesia yakni termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini
dianalisis dengan pendekatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologi digunakan untuk
mengkaji masalah berdasarkan fenomena yang ada. Secara fenomenologis, pengalaman
hidup nyata merupakan data fundamental dari realitas. Sehingga dalam studi
fenomenologi yang penting adalah pengembangan metode yang tidak memalsukan
fenomena, tetapi dapat menggambarkannya sebagaimana adanya.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode kualitatif. Kualitatif artinya
mengukur dan menguji data dengan konsep teoritis mengenai sistem pembayaran digital
di era revolusi industri 4.0. Dimana, dengan metode ini diharapkan diperoleh gambaran
yang jelas tentang materi pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis sistem
pembayaran digital di era revolusi industri 4.0. Selanjutnya, penulis juga menggunakan
metode retrospektif dalam analisis penelitian ini. Metode retrospektif mengkaji
permasalahan yang ada dan kemudian mencari solusi. Metode retrospektif digunakan
untuk menganalisis sistem pembayaran digital sebagai solusi alternatif di era revolusi
industri 4.0.

Hasil dan Pembahasan


Bank Indonesia sendiri pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia pasal 1 angka 6 juga telah medefinisikan secara tegas mengenai sistem
pembayaran yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari seperangkat aturan, lembaga,
mekanisme untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi kewajiban yang
timbul dari kegiatan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan alat pembayaran, prosedur
perbankan sehubungan dengan pembayaran dan juga sistem transfer dana antar bank yang
dipakai dalam proses pembayaran. Berbagai kendala dalam penggunaan uang tunai (kertas
dan logam) mendorong munculnya inovasi-inovasi baru dalam penciptaan alat
pembayaran yang bersifat non-tunai. Alat pembayaran non-tunai yang saat ini kita kenal
ada yang berbentuk paper based (Cek/BilyetGiro), card-based (Kartu Kredit, Kartu Debet)
dan electronic based.

Pada perekonomian masa kini, manusia dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan
perkembangan teknologi. Gagasan dan perwujudan tersebut menemukan solusi untuk
membantu mempermudah keinginan manusia agar mendapatkan kebutuhan.
Menjamurnya bisnis startup membuat para pelaku usaha ini berlomba-lomba melakukan
inovasi-inovasi dalam produk finansial digitalnya. Tak jarang, banyak waralaba yang
mengeluarkan terobosan baru agar tidak kalah saing untuk mendapatkan hati calon
pembelinya seperti peningkatan pelayanan, pengantaran barang hingga kerumah pembeli,
bahkan penambahan durasi. Agar dapat menunjang kebutuhan tersebut, pembeli juga
harus memiliki alat transaksi pembayaran yang memadai sehingga dapat digunakan dalam
pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, pembayaran digital sangat berperan penting untuk
mempermudah proses pemenuhan kebutuhan. Dengan munculnya uang elektronik akan
memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi finansial tanpa menggunakan uang
tunai.

Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dengan berbagai jenis produk yang
ditawarkan terkadang membuat manusia menjadi dilema atas apa yang akan dipilihnya.
Dalam hal prioritas tertentu, yang menyangkut hajat hidup manusia atau kebutuhan
primer yang mendesak tersebut harusnya diutamakan serta tidak boleh diabaikan.
Sedangkan kebutuhan kedua atau yang biasa disebut sebagai keinginan tersebut masih bisa
ditangguhkan. Kebutuhan pokok, wajib dipenuhi secepatnya jika tidak maka akan
menjadikan manusia menderita bahkan menggoncangkan sendi-sendi lahir dan batin.
Betapapun kuat mentalnya jika kebutuhan pokok tidak terpenuhi maka akan membuat
tersiksa, oleh sebab itu maka perlu didahulukan. Dengan adanya pembayaran digital
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia sebagai penopang
kelangsungan hidupnya.

Perkembangan infrastruktur pasar untuk sistem pembayaran digitalisasi transaksi


merupakan bagian dari perkembangan tren dalam treasury management. Fokus skema
pembayaran instan tidak hanya pada kecepatan, tetapi juga keamanan dan inovasi yang
lebih baik. Sehingga pembayaran digital dengan segala pembaharuannya dapat
mempermudah kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara
yang lebih efektif dan juga efesien. Pembayaran digital dapat dikatakan lebih efektif
dikarenakan dalam proses transaksi dapat dilakukan selama 24 jam selama terkoneksi oleh
jaringan internet, sehingga mempermudah calon konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa terpatok oleh waktu. Calon konsumen dapat melakukan transaki di
mana saja dan kapanpun dia mau hanya dengan melalui aplikasi yang dengan bebas bisa di
instal baik di smartphone maupun pada media elektronik lainnya. Pembayaran digital
dapat dikatakan lebih efesien dikarenakan dalam proses transaksi jarang di tambahkan
biaya admin, meskipun terdapat biaya admin itu pun lebih murah dibandingkan jika
datang ke gerai tempat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu pula, barang
barang yang dijual di dalam aplikasi memiliki selisih harga dibandingkan di toko-toko
karena langsung pada pihak pertama sehingga harga yang ditawarkan relatif murah.
Pembayaran digital ini jelas dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya agar menjadi lebih efektif dan juga efisien.

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti


mempunyai keuntungan. Dalam implementasinya sendiri pada dunia industri yang
penerapannya semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi
menjadi semakin dinamis dan global, namun lebih membentuk masyarakat yang lebih
praktis dalam melakukan transaksi. Munculnya pembayaran digital membuat dana yang
dikeluarkan menjadi lebih transparan tanpa adanya penggelapan dana dari oknum-oknum
tertentu dikarenakan setiap kali terjadinya transaksi pembelanjaan akan tercatat datanya
sehingga dapat dengan mudah dipantau pengeluaran yang digunakan dalam
pembelanjaan. Dalam hal ini, mempermudah pengecekan yang dilakukan untuk
mengetahui laju arus dana baik yang keluar maupun masuk ke dalam sistem pembayaran
digital. Data yang dihasilkan tidak dapat dimanipulasi, karena sistem telah menentukannya
secara otomatis terekam saat terjadi proses transaksi baik itu dalam kategori pemasukan
maupun pengeluaran beserta dengan tanggal dan jumlah dana nya.
Kesimpulan
Perkembangan sistem pembayaran selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Dahulu kala, kita mengenal istilah barter yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
satu sama lain. Sampai saat itu, mata uang dikeluarkan untuk menjadi dasar standar dalam
sistem perdagangan komoditas. Perkembangan pembayaran telah mengalami revolusi saat
ini dan telah ada sistem pembayaran digital berupa kartu (Cek/BilyetGiro), kartu (Kartu
Kredit, Kartu Debit) dan elektronik. Di luar tuntutan zaman, kebutuhan masyarakat yang
beragam menjadi salah satu landasan revolusi perkembangan pembayaran digital untuk
memudahkan manusia menjalani kehidupannya secara lebih efektif dan efisien serta
meminimalisir praktik wear and ghoror. dengan sistem transparan ini. Namun secara
umum, kelebihan sistem pembayaran digital ini lebih banyak daripada kekurangannya.
Kehadiran sistem pembayaran digital ini bukan berarti menghilangkan keberadaan uang
tunai. Namun dengan adanya sistem pembayaran digital ini juga dapat meminimalisir
terjadinya inflasi di negeri ini akibat banyaknya uang yang beredar di masyarakat.
Tentunya perkembangan sistem pembayaran digital ini harus diawasi agar tidak
mengandung unsur maisir, ghoror dan riba. Selain dengan adanya sistem pengembangan
sistem digital di era revolusi industri 4.0 dapat membantu tercapainya tujuan syariah
untuk kemaslahatan masyarakat.

Daftar Pustaka
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi aspek dan arah
perkembangan riset. J@ ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17-26.

Tarantang, J. (2018). Teori dan Aplikasi Pemikiran Kontemporer dalam Pembaharuan


Hukum Keluarga Islam. Jurnal Transformatif (Islamic Studies), 2(1), 27-46.

Tarantang, J., Awwaliyah, A., Astuti, M., & Munawaroh, M. (2019). Perkembangan Sistem
Pembayaran Digital Pada Era Revolusi Industri 4.0 Di Indonesia. Jurnal Al-Qardh, 4(1),
60-75.

Tazkiyyaturrohmah, R. (2018). Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan


Modern. Muslim Heritage, 3(1), 23-44.

Usman, R. (2017). Karakteristik uang elektronik dalam sistem pembayaran. Yuridika, 32(1),


134-166.

You might also like