You are on page 1of 15

STRATEGI INDONESIA UNTUK MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI

LAUT MELALUI KEANGGOTAAN KERJASAMA REGIONAL


COORDINATING BODY IN THE SEAS OF EAST ASIA (COBSEA)

Oleh : Bhima Agung Segoro


bhmsegoro@gmail.com
Pembimbing: Drs. Idjang Tjarsono, M.Si.
Bibliografi: 30 Jurnal, 15 Buku, 2 Majalah, 35 Dokumen Resmi, 2 Skripsi,
40 Situs Web
Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28294
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The fact that Indonesia is the country that contributing marine plastic debris is the
second largest in the world were indeed unavoidable again. The problem of marine plastic
debris a threat so real and very contradictory for Indonesia who want to realizing the
realization of Indonesia's Vision as a World Maritime Axis Country.Referring to the
increasing intensity of marine plastic debris which gets higher throughout the year and not
balanced by treating good of plastic waste, several strategies to reducing marine plastic
debris are very much needed by Indonesia today, one of them by joining and conducting
regional cooperation with the Coordinating Body on the Seas of East Asia (COBSEA). This
research uses the theory of Sustainable Development Goals and supported by the concept of
Maritime Security. This study also uses descriptive qualitative research methods and uses
the Nation State as a level analysis . Research data is obtained through literature review
and all research data derived directly from government official websites and related
regional environmental agencies. Based on the results from analyzing of the researchers, it
can be concluded that the Indonesian government's strategy to reduce marine s by joining
and conducting regional cooperation with the Coordinating Body on the Seas of East Asia
(COBSEA) is to create and execute the Regional Action Plan of Marine Litter (RAP-MALI )
and dividing again the action plan into several systematic and directed strategies. This
research proves that the Indonesian government has a strong commitment and is trying to
reduce marine plastic debris in order to realize Indonesia as the World's Maritime Axis.

Keywords: Coordinating Body on the Seas of East Asia (COBSEA), Marine Plastic
Debris, Strategy, World’s Maritime Axis, Regional Cooperation.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


PENDAHULUAN pesisir yang berkelanjutan
Dalam kehidupan berbangsa dan 6. Perubahan iklim
bernegara, lautan tidak terlepas dari isu Masalah pencemaran laut telah
dan permasalahan yang menghubungkan menjadi permasalahan yang serius hingga
aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada beberapa era ke depan. Masalah ini tidak
satu daratan ke daratan lainnya baik hanya merusak keseimbangan ekosistem
mekanisme pengaturan lautnya bersifat laut dan ketersediaan stok pangan, tapi
nasional atau bahkan wilayahnya adalah akan menjadi ancaman bagi sektor lain
milik negara lain. Beranjak dari itu, perlu seperti industri pariwisata yang
adanya kegiatan kerjasama antar negara mengandalkan kesehatan ekosistem laut,
yang tujuannya untuk melancarkan dan permasalahan sektor kesehatan
kepentingan di dalam laut yang menjadi masyarakat yang ditimbulkan akibat
kebutuhan bersama pada suatu negara. Hal pencemaran laut.
ini berfungsi sebagai bentuk tanggung Fokus global saat sekarang ini
jawab bersama dalam menjaga kelestarian sedang mengarahkan perhatian penuh
lingkungan wilayah laut di dunia. kepada sampah plastik di laut yang dewasa
Terpilihnya Joko Widodo sebagai ini semakin meningkat, bersamaan pula
presiden Indonesia ke 7 Indonesia, dengan bencana di ekosistem yang saat ini
membuat Indonesia kembali bertekad mulai kerap dirasakan oleh manusia. Tidak
untuk menjadikan Indonesia sebagai poros dapat dipungkiri bahwa kebutuhan
maritim dunia. Perhatian akan keadaan di manusia sangat erat ketergantungannya
wilayah lautan lebih memiliki perhatian dengan benda yang terbuat dari plastik di
yang besar. “Indonesia sebagai Poros dalam kehidupan sehari-hari. Bermacam
Maritim Dunia” merupakan visi sifat plastik dimulai dari yang begitu
Kemaritiman 2045 dengan tujuan tahan lama, fleksibel, kuat, dan murah2
mewujudkan kesejahteraan bangsa secara sehingga membuat pemakaian benda yang
berkelanjutan di masa depan. Di tengah isu terbuat dari plastik telah melebihi batas
dan permasalahan sektor kelautan yang umum pemakaiannya. Lebih kurang
sangat kompleks dan dinamis, dengan sekitar 8,3 miliar ton plastik telah
kondisi global dan nasional yang penuh diproduksi secara massal sejak tahun 1950.
ketidakpastian, maka diperlukan Saat ini laut diperkirakan sudah
perencanaan strategi untuk mempersiapkan menampung 150 juta ton sampah plastik
diri dalam menghadapi berbagai situasi di dengan 250 ribu tonnya terfragmentasi
masa depan.1 menjadi 5 triliun potongan plastic dan laut
Pada praktiknya di lapangan diprediksi akan menampung 250 juta ton
terdapat enam tantangan nasional di sektor sampah plastik pada tahun 2050.3 Sifat
kelautan yang menjadi kemungkinan besar plastik yang persisten memungkinkan
akan dihadapi bangsa Indonesia saat ini kandungan plastik yang berada lama di
dan masa yang akan datang yang tentunya dalam tubuh makhluk hidup laut pindah ke
akan menghambat realisasi Indonesia
sebagai poros maritime dunia, diantaranya: 2
Repository IPB. Tinjauan Pustaka : Plastik.
1. Ketahanan pangan http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/12345678
2. Ketahanan energi 9/61830/2/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pd
f diakses pada 8 Oktober Pukul 20.41 WIB.
3. Pencemaran laut 3
Gallo, F., Fossi, C.,Weber, R., Santillo, D.,
4. Keanekaragaman hayati laut
Sousa, J., Ingram, I., Nadal, A., Romano, D.
5. Pengelolaan lingkungan (2018). “Marine Litter Plastics And Microplastics
And Their Toxic Chemicals Component : The Need
1
Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu For Urgent Preventive Measures”. Environmental
Pengetahan Indonesia. 2017.“FORESIGHT RISET Sciences Europe 30:13. DOI: 10.1186/ s12302-
KELAUTAN INDONESIA 2020–2035” , diakses pada 7 018-0139-z.
Oktober 2018.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


manusia melalui skema rantai makanan estimasi 0.48–1.29 juta metrik ton per
dan sampah plastik di laut pada akhirnya tahun7 , yang juga dibahas pada peringatan
menimbulkan kerugian ekonomi secara Hari Bumi pada 22 April 2018 lalu
global pada bidang perikanan, dan memilih tema sentral ‘End Plastic
perkapalan hingga mencapai 1,2 miliar Pollution’.8 Di beberapa forum
dolar Amerika.4 Hal ini tentunya internasional sebelumnya, seperti Marine
berdampak sangat besar bagi Indonesia Debris Summit kedua di Virginia, Worlds
yang sejatinya sejak dulu merupakan Ocean Summit yang keempat di Bali,
negara kepulauan yang sangat bergantung Konferensi Kelautan PBB New York, dan
pada laut.5 Bagi negara-negara yang G20 Summit di Bonn, permasalahan
penggunaan plastiknya telah melampaui sampah plastik di laut kini menjadi salah
kemampuan pengelolaan sampah di satu fokus bahasan penting yang
masing-masing negara tersebut seperti di didiskusikan. Melalui forum tersebut,
Indonesia, terdapat kekhawatiran nyata Indonesia pun telah menyampaikan
terhadap kesehatan dan kualitas hidup komitmen dan keseriusannya untuk
masyarakat akibat pencemaran sampah mengurangi 70% sampah plastik di laut
plastik di laut. pada 2025 mendatang.9
Diakibatkan dari kekhawatiran Fakta bahwa Indonesia
terhadap naiknya volume sampah plastik mendapatkan predikat sebagai kontributor
di laut yang sering terjadi secara masif dan sampah plastik di laut terbesar kedua di
membahayakan kehidupan laut, penelitian dunia setelah Tiongkok, tentu menjadi
yang dilakukan oleh University of Georgia suatu ironi yang tajam dikarenakan
di 192 negara yang memiliki garis pantai, Indonesia dikenal sebagai negara maritim
termasuk Indonesia menyebutkan bahwa dan memiliki cita-cita menjadikan laut
sebesar 2,5 miliar metrik ton sampah sebagai pusat pembangunan ekonomi,
dihasilkan oleh negara-negara tersebut, justru mengalami kendala dengan laut
dengan 275 juta metrik ton- nya (10%) yang penuh sampah. Hal ini tentunya
adalah plastik.6 Sebanyak 8 juta metrik mencoreng citra Indonesia dimata
ton sampah plastik tersebut telah pergaulan internasional dan sudah barang
mencemari laut. Hal yang mengejutkan tentu menghambat Indonesia untuk
sekaligus memprihatinkan adalah menjadi poros maritim dunia. Predikat
Indonesia ternyata dinyatakan sebagai memalukan tersebut sangat kontra-
kontributor sampah plastik ke laut terbesar produktif dengan visi Indonesia untuk
kedua di dunia, setelah Tiongkok, dengan menjadi negara terdepan disektor maritim

4
Majalah Laut Kita Edisi Januari 2018. Laut Kita
7
Masa Depan Bangsa. http://kkp.go.id/an- Jambeck, J.R, Geyer, R., Wilcox, C., Siegler,T.R,
component/media/upload-gambar- Perryman, M.,Andrady, A., Narayan, R., Law, K.L,
pendukung/kkp/DATA%20KKP/Majalah%20KKP “Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean,”
/Majalah%20Laut%20Kita%20Edisi%20Januari%2 Science, February 13, 2015,
02018.pdf diakses pada 8 Oktober 2018 Pukul Volume347,Number6223,pp.768–71,
20.55 WIB. sciencemag.org.
5 8
Teddy Prasetiawan. 2018. Strategi Mengatasi Kumparan.2018. Peringati Hari Bumi, 192
Sampah Plastik di Laut dalam “Bidang Negara Galakan Program End Plastic
Kesejahteraan Sosial Info Singkat”.Jakarta Pusat. Pollution.https://kumparan.com/redaksi-suara-
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Hal. 13. mahasiswa-ui/peringati-hari-bumi-192-negara-
6 galakan-program-end-plastic-pollution di akses
Media Neliti. 2016. Statistics of Marine and
Coastal Resources 2016. pada tanggal 06 Oktober 2018 – 17:50 WIB.
9
media.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F48 Komitmen tersebut tertuang dalam Rencana Aksi
274-ID-statistik-sumber-daya-laut-dan-pesisir- Nasional Pengelolaan Sampah Plastik di Laut
2016.pdf&usg=AOvVaw2GO- (2017-2025) disampaikan Menteri Koordinator
6QO7WXuardIXyGuJJKdiakses pada 8 Oktober Bidang Kemaritiman di UN Ocean Conference di
2018 pukul 21.00 WIB. New York, 5 Juni 2017.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


dengan pola produktif realisasi poros Rencana Aksi Regional COBSEA tentang
maritim dunia. Sampah Laut.
Dibeberapa konvensi internasional,
Indonesia telah menyampaikan KERANGKA DASAR TEORI
komitmennya untuk menurunkan 70% a. Teori Sustainable Development
sampah plastik di laut pada tahun 2025.10 (SDGs)
Guna mencapai target dari komitmen
tersebut, perlu distrategikan langkah- Dalam perkembangannya di dunia
langkah penanganan sampah plastik di laut hubungan internasional pembangunan
secara terukur, terintegrasi, dan terencana. berkelanjutan mengandung dua dimensi12,
Salah satunya dengan menggalakkan yaitu : Pertama adalah dimensi waktu
kerjasama dengan berbagai negara dan karena berkelanjutan sudah pasti
badan organisasi internasional. Senada menyangkut apa yang akanterjadi dimasa
dengan itulah, Indonesia bergabung yang akan datang. Kedua adalah dimensi
dengan Badan Koordinasi Laut Asia Timur interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
guna mengstrategikan pengurangan sumber daya alam dan lingkungan. Selain
sampah plastik yang ada di laut Indonesia itu, pembangunan berkelanjutan mencakup
yang juga merupakan termasuk kedalam tiga aspek, yaitu pembangunan ekonomi,
zona laut Asia Timur di dunia ini. Badan pembangunan sosial dan perlindungan
Koordinasi Laut Asia Timur atau lingkungan. Ketiga aspek tersebut tidak
Coordinating Body on the Seas of East bisa dipisahkan satu sama lain, karena
Asia (COBSEA) 11, merupakan badan ketiganya menimbulkan hubungan sebab-
lingkungan internasional untuk melindungi akibat. Aspek yang satu akan
dan mengembangkan lingkungan laut dan mengakibatkan aspek yang lainnya
wilayah pesisir laut Asia Timur dari terpengaruh. Hubungan antara ekonomi
pencemaran laut untuk kesehatan dan dan sosial diharapkan dapat menciptakan
kesejahteraan generasi sekarang dan hubungan yang adil (equitable). Hubungan
mendatang. antara ekonomi dan lingkungan
COBSEA telah memetakan tujuan, diharapkan dapat terusberjalan (viable).
sasaran, dan target regional untuk Sedangkan hubungan antara sosial dan
menangani permasalahan sampah di laut, lingkungan bertujuan agar dapat terus
sejalan dengan tujuan Pembangunan bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu
Berkelanjutan (SDGs) yang relevan. aspek ekonomi, sosial dan lingkungan
COBSEA dalam kerangka kerjanya akan akan menciptakan kondisi berkelanjutan.
memandu pengembangan dan Pada pertemuan tingkat tinggi di
implementasi kegiatan COBSEA untuk markas PBB pada September 2015,
mendukung negara-negara yang sebanyak 193 negara anggota PBB sepakat
berpartisipasi dalam menerapkan dan untuk menjadikan SDGs sebagai kerangka
melacak pencapaian dalam kaitannya agenda pembangunan dan kebijakan politis
dengan SDGs terkait laut dan inisiatif selama 15 tahun ke depan mulai 2016
regional sedang dikembangkan untuk hingga 203013. Pemerintah di setiap negara
anggota PBB baik negara kaya, menengah,
maupun miskin, baik negara maju maupun

10 12
BBC News. 2017. Bagaimana Indonesia Adinisngsih, Sri. 2009. Pembangunan
kurangi sampah plastik di laut sampai 70% pada Berkelanjutan di Indonesia Dari Aspek
2025?.https://www.bbc.com/indonesia/indonesia- Ekonomi.http://www.perwaku.org/, diakses pada 4
40318924 diakses pada tanggal 06 Oktober 2018 – April 2019.
17:54 WIB. 13
Sustainable Development Goals. 2019.
11
Website Resmi United Nations Environment http://theicph.com/id_ID/id_ID/icph/sustainable-
Programme : https://www.unenvironment.org/ , development-goals/ , diakses pada 4 April 2019
diakses pada 1 April 2019 Pukul. 17.20 WIB. pukul 21.41 WIB.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


berkembang memiliki tanggung jawab 1.Kemiskinan–Mengakhiri kemiskinan
mengimplementasikan SDGs untuk dalam segala bentuknya di setiap tempat.
mencapai SDGs. Negara adalah pihak 2.Pangan-Mengakhiri kelaparan,
yang memiliki tanggungjawab utama mencapai ketahanan pangan, perbaikan
dalam pembangunan sosial dan ekonomi, gizi, dan meningkatkan pertanian yang
pembuatan kebijakan nasional, berkelanjutan.
menentukan strategi pembangunan, yang 3. Kesehatan (Health) – Menjamin
diperlukan untuk tujuan mencapai hidup yang sehat dan meningkatkan
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah kesehatan / kesejahteraan bagi semua pada
semua negara diharapkan menerapkan semua usia.
agenda dan kebijakan politis pembangunan 4. Pendidikan (Education) –
ekonomi nasional, untuk meningkatkan Menjamin pendidikan yang berkualitas,
kemakmuran dan sekaligus melindungi inklusif dan adil, meningkatkan
planet bumi. kesempatan belajar sepanjang hayat bagi
SDGs secara eksplisit bertujuan semua.
memberantas kemiskinan dan kelaparan, 5. Perempuan (Women) – Mencapai
mengurangi ketimpangan dalam dan antar kesetaraan gender dan memberdayakan
negara, memperbaiki manajemen air dan semua wanita dan gadis.
energi, dan mengambil langkah urgen 6. Air (Water) – Menjamin
untuk mengatasi perubahan iklim. Berbeda ketersediaan dan pengelolaan air dan
dengan MDGs14, SDGs menegaskan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua.
pentingnya strategi mengakhiri kemiskinan 7. Energi (Energy) – Menjamin akses
agar dilakukan bersama dengan strategi terhadap energi yang terjangkau, andal,
strategis untuk meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan, dan modern, bagi semua.
ekonomi, menerapkan langkah kebijakan 8. Ekonomi (Economy) – Meningkat
sosial untuk memenuhi aneka kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
sosial (seperti pendidikan, kesehatan, dan inklusif; partisipasi penuh dalam
proteksi sosial, kesempatan kerja), dan pekerjaan yang produktif, jenis pekerjaan
langkah kebijakan untuk mengatasi yang layak bagi semua.
perubahan iklim dan proteksi 9. Infrastruktur (Infrastructure) –
lingkungan.SDG terdiri atas 17 tujuan dan Membangun infrastuktur (prasarana) yang
169 target , yang meliputi aneka isu awet dan kuat, meningkatkan
pembangunan berkelanjutan. industrialisasi yang inklusif dan
Daftar 17 tujuan dalam SDGs sebagai berkelanjutan, mendukung inovasi.
berikut : 10. Ketidaksetaraan (Inequality) –
Mengurangi ketidaksetaraan (inequality)
dalam dan antar negara.
14
Tujuan Pembangunan Milenium 11. Pemukiman (Habitation) –
(Millennium Development Goals atau disingkat Membangun kota dan pemukiman manusia
MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil yang inklusif, aman, awet/ kuat, dan
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189
berkelanjutan.
negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang
mulai dijalankan pada September 2000, berupa 12. Konsumsi (Consumption) –
delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun Menjamin pola konsumsi dan produksi
2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan yang berkelanjutan.
rakyat dan pembangunan masyarakat pada 13. Iklim (Climate) – Mengambil
2015.Target ini merupakan tantangan utama dalam langkah-langkah tindakan yang segera
pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam
Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara untuk mengatasi perubahan iklim dan
serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dampaknya.
dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat 14. Ekosistem Kelautan (Marine
Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan Ecosystem) – Melindungi dan
September 2000.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


menggunakan lautan, laut, dan untuk mengelola dan melindungi
sumberdaya kelautan secara berkelanjutan ekosistem laut dan pesisir secara
untuk pembangunan yang berkelanjutan. berkelanjutan dari polusi, serta mengatasi
15. Ekosistem (Ecosystem) – dampak pengasaman laut. Meningkatkan
Melindungi, memulihkan, dan konservasi dan penggunaan sumber daya
meningkatkan penggunaan ekosistem bumi berbasis laut secara berkelanjutan melalui
secara berkelanjutan, mengelola hutan hukum internasional juga akan membantu
secara berkelanjutan, menghentikan dan mengurangi beberapa tantangan yang
membalik degradasi (kerusakan) tanah, dihadapi lautan salah satunya adalah
dan kehilangan biodiversitas (keragaman sampah plastik.
hayati).
16. Kelembagaan (Institutions) – b. Tingkat Analisa: Negara – Bangsa
Menciptakan masyarakat yang damai dan Analisa negara bangsa berasumsi
inklusif untuk pembangunan yang bahwa setiap pembuat keputusan,
berkelanjutan, memberikan akses terhadap dimanapun berada, akan berperilaku yang
keadilan bagi semua, membangun lembaga sama jika menghadapi situasi yang sama
yang efektif, akuntabel (dapat pula. Analisa ini juga difokuskan pada
dipertanggungjawabkan), dan inklusif, proses pembuatan keputusan tentang
pada semua level.
Hubungan Internasional, melalui politik
17. Kemitraan Keberlanjutan
luar negeri suatu negara. Dengan
(Sustainability) – Memperkuat cara
implementasi dan merevitalisasi demikian, analisa ini menekankan pada
(menghidupkan kembali) kemitraan global perilaku negara bangsa karena Hubungan
untuk pembangunan yang berkelanjutan. Internasional pada dasarnya didominasi
Salah satu tantangan terbesar konsep oleh perilaku kedua objek ini. 1516
tersebut saat ini adalah menciptakan
Tingkat analisa negara bangsa
keberlanjutan, termasuk didalamnya
keberlanjutan sistem politik dan menekankan bahwa setiap tindakan yang
kelembagaan sampai pada strategi, terjadi di dunia yang diakibatkan oleh
program, dan kebijakan sehingga suatu keputusan pada akhirnya akan dapat
pembangunan yang berkelanjutan dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tindakan
terwujud. Tujuan Pembangunan tersebut merupakan tindakan yang
Berkelanjutan (SDG), atau dikenal sebagai mengatasnamakan negara atau dengan kata
Tujuan Global, adalah panggilan universal lain negara merupakan satu-satunya subjek
untuk bertindak untuk mengakhiri Internasional. Situasi yang dihadapi negara
kemiskinan, melindungi planet ini dan lain menjadi salah satu dasar tindakan bagi
memastikan bahwa semua orang suatu negara untuk dapat bertahan hidup
menikmati perdamaian dan kemakmuran. ataupun dalam upaya meningkatkan
17 Sasaran ini dibangun di atas
interaksi dengan negara lain. 17
keberhasilan Sasaran Pembangunan
Milenium, sambil memasukkan bidang- c. Konsep Keamanan Maritim
bidang baru seperti perubahan iklim,
ketimpangan ekonomi, inovasi, konsumsi
berkelanjutan, perdamaian dan keadilan, di 15
Singer, J.D. 1961. World Politics: The Level of
antara prioritas lainnya. Mengelaborasi 17 Analysis Problem in International Relations.
sasaran SDG dengan fokus permasalahan Theoritical Essay: Volume 14, No. 1, hal. 82 – 87.
padaa penelitian ini dikerucutkan lagi ke 16
Mohctar, Mas’oed. 1990. Ilmu Hubungan
sasaran 14 yakni Life Below Water yang Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta:
berhubungan dengan isu dan permasalahan LP3ES. Hal. 41.
17
Miriam, Budiardjo. 2008. Dasar – Dasar Ilmu
mengenai ekosistem laut, SDG bertujuan
Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka. Hal. 91.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


Konsep keamanan maritim kompleks mengenai sampah plastik di laut.
dahulunya jarang digunakan, sekalinya Hal ini merupakan ancaman bagi
digunakan hanya menjadi referensi untuk kedaulatan Indonesia dan masyarakatnya
pengendalian laut atas wilayah maritim dan telah dilakukan strategi sekuritisasi,
dalam konteks konfrontasi kekuatan super. terutama pada domain maritim.
Selama Perang Dingin, keamanan maritim Kedaulatan, dan potensi sumber daya
lebih sering digunakan sebagai referensi maritim Indonesia merupakan nilai yang
untuk pertimbangan geopolitik dalam sangat penting diperjuangkan oleh suatu
kegiatan klaim kedaulatan atas wilayah negara dalam usahanya untuk
maritim, status perairan pesisir, dan mempertahankan keberlangsungan
kendali atas zona maritim. Seiring dengan hidupnya.
perkembangan zaman, konsep keamanan Untuk mengatasi hal tersebut,
maritim semakin digunakan untuk Indonesia perlu meningkatkan kebijakan
menggambarkan langkah–langkah luar negerinya dengan cara meningkatkan
pencegahan yang dilakukan untuk dan mengumpulkan kekuatan, dengan cara
meminimalisir kegiatan ilegal di laut atau diplomasi maritim dan kerjasama pada
dari laut, yang termasuk sengketa antar fokus pengurangan sampah plastik di laut
negara terhadap batas maritim; terorisme dengan negara lain. Mengingat kategori
maritim; pembajakan kapal; perdagangan intensitas manajemen laut Indonesia masih
narkotika, orang dan barang terlarang berada pada fase membangun kekuatan
lainnya; penangkapan ikan ilegal; serta bersama dengan komponen yang ada di
pengerusakan terhadap lingkungan.18 pemerintahan.
Inti dari konsep keamanan maritim
adalah pertahanan atau perlindungan HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap negara yang menjelaskan dan GAMBARANUMUM
mengatur peran dan strategi tiap COORDINATING BODY ON THE
stakeholder dan kementrian atau lembaga SEAS OF EAST ASIA (COBSEA)19
yang terkait dengan kemaritiman.Hal ini
Wilayah Laut Asia Timur
tentu berkesinambungan mengenai
mencakup wilayah terpadat di dunia.
permasalahan sampah di laut
Wilayah Laut Asia Timur adalah rumah
dikategorikan sebagai pollutan yang dapat
bagi hampir 2 miliar orang, 60 persen
mengancam keamanan manusia pada
diantaranya terfokus di daerah pesisir.
gambar menurut Beuger. Struktur ini akan
Dalam dekade terakhir ini, wilayah Asia
menghasilkan 2 hal, dimana suatu negara
Timur telah menjadi pusat pertumbuhan
akan berusaha untuk mendominasi yang
ekonomi yang besar dan signifikan yang
lainnya; serta suatu negara akan berusaha
membawa peningkatan urbanisasi cukup
untuk meningkatkan keamanannya, namun
tinggi. Sekitar 300 juta orang di wilayah
bukan hanya meningkatkan kekuatan
ini sekarang tinggal di daerah perkotaan
militer saja, namun juga intesitas
pesisir.
diplomasi dan kerjasama.
Pada tahun 1977, United Nations
Situasi seperti inilah yang dirasa
Environment Programme (UNEP)
bahwa keamanan maritim terlebih
mendukung sepenuhnya pembentukan
keamanan manusia Indonesia yang telah
program laut regional di Asia Timur.
terancam dengan berkembangnya isu
Program Kerja Regional Kelautan oleh
negatif yang menempatkan Indonesia
UNEP pertama kali diluncurkan pada 1974
sebagai dalang utama permasalahan

18 19
Germond, Basil. 2014. The Geopolitical Data olahan penulis. Sumber : About COBSEA.
Dimension of Maritime Security. United 2018.
Kingdom: University of Lancaster (Marine Policy https://www.cobsea.org/aboutcobsea/background.ht
Journal), hal. 137 - 138 ml , diakses pada 1 April 2019 Pukul.17.24 WIB.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


bertepatan setelah Konferensi PBB tahun Sekretariat COBSEA sebenarnya adalah
1972 tentang Lingkungan Manusia yang badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa
diadakan di Stockholm. Program kerja ini untuk masalah lingkungan laut di Asia
bertujuan untuk mengatasi percepatan Timur, yang bertanggung jawab untuk
degradasi lautan dan wilayah pesisir dunia mengoordinasikan kegiatan pemerintah,
melalui pengelolaan berkelanjutan dengan LSM, PBB dan lembaga donor, dan
melibatkan negara-negara tetangga untuk individu dalam merawat lingkungan laut
melindungi lingkungan hidup kelautan kawasan Asia Timur.
secara bersama. Pada awalnya, lima Sebagai tindak lanjut dari Rencana
Negara di Asia Timur yaitu Indonesia, aksi tahun 1983 maka COBSEA kembali
Malaysia, Filipina, Singapura dan mengeluarkan Rencana Aksi yang sama
Thailand telah mengakui bahwa langkah- namun lebih disempurnakan. Sebagai
langkah nyata dan sistematis sangat bagian dari kegiatan persiapan untuk
diperlukan untuk merumuskan dan perumusan rencana aksi regional lanjutan,
membangun program ilmiah yang sejumlah besar survei, tinjauan, studi dan
melibatkan penelitian, pencegahan dan pertemuan disiapkan dan diselenggarakan
pengendalian pencemaran laut. Reaksi atas inisiatif UNEP, badan-badan PBB
yang di hasilkan dari aksi tersebut, lainnya dan Negara-negara kawasan. Pada
membuat Dewan Pimpinan United Nations awal 1979, sebuah misi eksplorasi menilai
Environment Programme (UNEP) kelayakan rencana aksi untuk Asia Timur
mendukung pembentukan program kerja dan rancangan pertama rencana tersebut
laut regional untuk Asia Timur di disiapkan oleh UNEP.
Indonesia pada tahun 1977, dengan badan Rancangan rencana aksi ditinjau
organisasinya disebut Badan Koordinasi dan disempurnakan oleh dua pertemuan
Laut Asia Timur atau Coordinating Body para ahli yang ditunjuk oleh Negara-
on the Seas of East Asia (COBSEA). negara kawasan (Baguio, Juni 1980 dan
Pada tahun 1983 Dewan Pimpinan Bangkok, Desember 1980).
United Nations Environment Programme Keputusan untuk merevisi Rencana
(UNEP) dan COBSEA resmi Aksi Laut Asia Timur yang baru muncul
mengeluarkan Rencana Aksi Regional pada pertemuan ke 10 Badan Koordinasi
yang pertama mengenai Perlindungan dan Laut Asia (COBSEA) yang diadakan di
Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Laut Bangkok, Thailand pada 9-10 Juli 1993.
dan Pesisir di Kawasan Asia Timur. Langkah semacam itu harus dilakukan
Lalu pada tahun 1994, keanggotaan sejalan dengan revisi Strategi Jangka
COBSEA bertambah dengan Panjang COBSEA yang harus
bergabungnyaAustralia,Kamboja, mempertimbangkan Bab 17 Agenda 21,
Tiongkok, Korea Selatan, dan Vietnam. dan semua perkembangan nasional dan
Badan Koordinasi Laut Asia Timur regional terkini mengenai Laut Asia
didirikan untukbekerjasamadengan Timur. Dua faktor utama yang memandu
organisasi kawasan yang non-pemerintah revisi semacam itu adalah perluasan
dan organisasi dibawah pemerintah serta COBSEA untuk memasukkan wilayah
program regional yang ada untuk Laut Asia Timur yang lebih luas, dan
meningkatkan koordinasi antara pihak perlunya Strategi Jangka Panjang untuk
yang bekerja pada lingkungan pesisir dan menjadi "berorientasi masalah dan
laut. Program Regional Laut Asia Timur digerakkan oleh manajemen" dan
telah mengarahkan kepada pembahasan terintegrasi dalam pendekatan, dengan
yang unik.Rencana Aksi Regional Laut tujuan akhir dari peningkatan aktual dan
Asia Timur dipimpin oleh Badan nyata dalam kualitas lingkungan pesisir
Koordinasi Laut Asia Timur (COBSEA) dan laut.
yang terdiri dari sepuluh negara anggota.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


Diperkirakan bahwa partisipasi Ancaman lingkungan yang muncul
untuk COBSEA akan diperluas untuk menimbulkan tantangan baru bagi negara-
mencakup semua negara yang berbatasan negara anggota COBSEA, seperti
dengan Laut Asia Timur. Mengingat hal permasalahan sampah plastik menjadi
ini, negara-negara yang pada awalnya fokus yang baru mengenai arah strategis
tidak berpartisipasi dalam COBSEA telah COBSEA (akan dibahas di subbab 2.3).
menghadiri pertemuan COBSEA antar Dalam banyak kasus ada penelitian
pemerintah yang lebih baru sebagai terbatas dan pemahaman tentang dampak
pengamat. dari isu-isu strategis dan yang muncul
Pada tahun 1996 , dikembangkan seperti pada lingkungan pesisir dan laut di
UNEPProject berjudul “Tren wilayah Laut Asia Timur.Sementara
Pengembalian Lingkungan di Laut Cina banyak program dan proyek yang telah
Selatan dan Teluk Thailand”. Proyek ini dikembangkan di kawasan Asia Timur
diprakarsai untuk mengatasi masalah Laut dimulai sebagai teknis / tanggapan
lingkungan dari lingkungan laut di Laut ilmiah untuk masalah lingkungan tertentu,
Tiongkok Selatan dan Teluk Thailand dan beberapa telah berkembang menjadi
mencakup tujuh dari sepuluh negara kebijakan tingkat struktur antar pemerintah
anggota COBSEA, yaitu yang harus diperhitungkan ketika
Kamboja,Tiongkok, Malaysia, Indonesia, mengembangkan sebuah arah baru
Filipina, Thailand, dan Vietnam. strategis untuk COBSEA.
Ringkasan proyek disahkan pada
Pertemuan ke-15 COBSEA pada tahun KEADAAN OBJEKTIF WILAYAH
2000 dan proyek tersebut mulai beroperasi ASIA TIMUR DAN INDONESIA
pada tahun 2002. Tujuan keseluruhan dari MENGENAI PERMASALAHAN
proyek ini adalah untuk menciptakan SAMPAH PLASTIK DI LAUT
lingkungan, di tingkat regional, di mana Situasi sampah plastik di laut di
kolaborasi dan kemitraan (antara semua Laut Asia Timur kemungkinan akan
pemangku kepentingan dan pada semua separah ini, jika tidak lebih buruk daripada
tingkat) dalam menangani masalah bagian dunia mana pun. Pengembangan
lingkungan di Laut Tiongkok Selatan industri dan perkotaan besar-besaran
dipupuk dan didorong dan untuk sedang berlangsung di zona pesisir di
meningkatkan kapasitas pemerintah yang wilayah ini, dikombinasikan dengan
berpartisipasi untuk mengintegrasikan pertumbuhan eksponensial dan
pertimbangan lingkungan ke dalam berkelanjutan dalam kegiatan pengiriman
pembangunan nasional perencanaan. yang melayani ekonomi Asia Timur yang
Pada tahun 2000 COBSEA berkembang pesat, dan kurangnya
mendukung Program Aksi Regional untuk tindakan pencegahan dan pengendalian
Perlindungan Lingkungan Laut dari Laut sampah plastik di laut yang efektif saat ini
Asia Timur dari Efek Kegiatan Berbasis di banyak negara Asia Timur, membuat
Lahan. sampah plastik di laut menjadi polusi dan
Pada Pertemuan ke-16 COBSEA permasalahan utama di wilayah Laut
pada tahun 2001 dan selanjutnya Timur Asia.
merupakan akibatnya padaPertemuan ke- Para ahli melaporkan bahwa
17 pada tahun 2004 , negara-negara sampah plastik di laut yang ditemukan
anggota COBSEA diberi tahu bahwa terakumulasi di banyak garis pantai di
dukungan keuangan dari UNEP Laut Asia Timur berasal dari sumber yang
Environment Fund akan berkurang. Di jauh, seringkali bahkan melintasi sisi lain
semua Program Laut Regional, dukungan samudera luas. Dalam mengembangkan
untuk sekretariat berasal dari negara- tindakan dan langkah-langkah untuk
negara anggota. mengatasi sampah plastik di laut, penting

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


bagi para ilmuwan, regulator dan industri dan laut. Hal ini juga diperparah dengan
untuk memiliki pemahaman tentang pola paradigma masyarakat : “laut dianggap
sirkulasi laut. masih dapat mengelola sampah”.
Perkembangan tentang isu sampah Kemudian, industri masih menganggap
plastik di laut Indonesia telah memasuki bahwa plastik adalah bahan yang murah,
babak baru. Pemerintah Indonesia terkejut mudah dibuat, dan tahan lama. Perubahan
sejak penelitian Jenna Jambeck, peneliti proses produksi dianggap tidak akan
dari Universitas Georgia, Amerika merilis mampu mengembalikan modal dalam
hasil penelitiannya20: Pertama bahwa jangka pendek.
Indonesia merupakan negara kedua Jika dilihat dari sirkulasi arus di
terbesar penyumbang sampah sebesar 3.2 perairan Indonesia, jumlah sungai, dan
juta ton. Kita hanya kalah dari negara sebaran penduduk, maka laut Jawa dapat
Tiongkok di peringkat pertama. Kedua dikatakan sebagai lumbung sampah,
bahwa dari 192 negara pesisir (termasuk walaupun kajian ini masih bersifat parsial.
Indonesia), setidaknya sudah membuang Arus laut Jawa yang disebut sebagai “giant
sampah ke laut sebesar 12.7 juta ton. river” mengindikasikan bahwa perairan ini
Dengan jumlah penduduk yang lebih hanya mengalir dari timur ke barat dan
sedikit dari India, negara tersebut masih sebaliknya. Di sebagian lokasi bahkan
jauh dibawah Indonesia dalam tidak mempunyai hulu dan hilir.
menyumbang sampah ke laut. Ketiga Kemudian, adalah wilayah selat Malaka
adalah prediksi kenaikan jumlah sampah dengan padatnya jalur pelayaran dan
yang masuk ke laut akan berlangsung perbatasan dengan negara lain. Wilayah
secara eksponensial jika infrastruktur di lain yang penting untuk dikaji adalah selat
darat tidak diperbaiki. Makassar bagian bawah yang berdekatan
Di tingkat global, Tiongkok dengan Masalembo hingga Bali dan NTT.
merupakan negara penghasil sampah
plastik terbesar di dunia. Kontribusi negeri STRATEGI INDONESIA SEBAGAI
tirai bambu mencapai 8,82 juta ton. ANGGOTA KERJASAMA
Disusul Filipina (1,88 juta ton), Vietnam REGIONAL COORDINATING BODY
(1,83 juta ton), Sri Lanka (1,59 juta ton), IN THE SEAS OF EAST ASIA
Thailand (1,03 juta ton), Mesir (0,97 juta (COBSEA) UNTUK MENGURANGI
ton), dan Malaysia (0,94 juta ton). SAMPAH PLASTIK DI LAUT
Jambeck, dkk (2015) mencatat, Indonesia
menyumbang sampah plastik sebesar 3,32 Inisiatif program kerja mengenai
juta ton atau berada di posisi kedua setelah sampah plastik di Laut Asia Timur dimulai
Tiongkok.21 oleh Coordinating on the Seas of East Asia
Sampah di laut Indonesia (COBSEA) pada tahun 2005 sebagai
diakibatkan oleh beberapa faktor. Secara bagian dari Program Global United
jelas, bahwa faktor pertama adalah Nations Environment Programme (UNEP)
konstelasi sebaran penduduk yang tentang Sampah plastik di laut. Inisiatif
sebagian besar berada pada tepian sungai mengenaistrategi pengurangan sampah
plastik di Laut Asia Timur ini mencakup
20
kegiatan tinjauan status dan dampak
Media Neliti. 2016. Statistics of Marine and
masalah sampah plastik di laut dan
Coastal Resources 2016.
media.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F48 langkah-langkah pengelolaan yang ada di
274-ID-statistik-sumber-daya-laut-dan-pesisir- wilayah Laut Asia Timur dan juga
2016.pdf&usg=AOvVaw2GO- pengembangan dokumen kerangka kerja
6QO7WXuardIXyGuJJKdiakses pada 8 Oktober tentang Rencana Aksi Regional untuk
2018 pukul 21.00 WIB. Pengelolaan Sampah plastik di laut yang
21
Jenna R. Jambeck, dkk.2015. SCIENCE, Vol.
berkelanjutan yang biasa disebut Regional
347, Isu 6223. Hlm.769.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


Action Plan of Marine Litter (RAP- berbasis darat sangat penting karena
MALI). sekitar 80% sampah plastik di laut berasal
dari darat. Poin utama dari komponen ini
Untuk mencapai maksud dan adalah mengurangi produksi sampah
tujuan dari RAP-MALI itu perlu untuk plastik di laut dan memasukkan sampah
COBSEA dan negara-negara yang plastik di laut ke dalam pengelolaan
berpartisipasi untuk melaksanakan strategi sampah plastik di laut terpadu. Dalam
dan kegiatan yang jelas dan terstruktur. bekerja untuk mencegah dan mengurangi
RAP-MALI memiliki rencana kerja sampah plastik di laut dari sumber-sumber
yangrinci yang meliputi setiap tindakan berbasis darat, COBSEA akan berusaha
dan aktivitas, timeline, tanggung jawab untuk bekerja sama dengan UNEP
dan anggaran yang telah diperkirakan. termasuk pendanaan bersama atau
Kekurangan dalam implementasi dan implementasi proyek-proyek yang sesuai.
penegakan peraturan dan standar
internasional, regional, nasional yang ada Mencegah dan Mengurangi Sampah
dapat memperbaiki situasi, Plastik di Laut dari Sumber yang
dikombinasikan dengan kurangnya Berbasis Aktivitas Laut
kesadaran di antara para pemangku
kepentingan utama dan masyarakat umum, Kegiatan untuk mengurangi dan
adalah alasan utama lainnya mengapa mencegah sampah plastik di laut dari
masalah sampah plastik di laut tidak hanya sumber-sumber berbasis laut harus
menjadi masalah nasional tetapi telah memastikan penyediaan fasilitas
meningkat menjadi permasalahan yang penerimaan yang memadai untuk semua
jenis sampah plastik di laut dan sisa
universal di seluruh dunia.
muatan yang dihasilkan oleh kapal,
Perlu dicatat bahwa dalam khususnya sampah plastik di laut padat
mengembangkan strategi dalam RAP- dan sampah, di pelabuhan, pelabuhan
MALI, para peserta dalam COBSEA penangkapan ikan, pelabuhan dan resor
sepakat bahwa, selalu mengingat wilayah pantai.
tersebut baru saja memulai menangani
masalah sampah plastik di laut, pada Mengurangi Dampak dan Akibat
awalnya perlu memfokuskan hanya pada Sampah Plastik di Laut
prioritas strategi, tindakan dan kegiatan Mengakui bahwa upaya untuk
dasar, yang akan meletakkan dasar untuk mencegah dan mengurangi sampah plastik
pengembangan lebih lanjut dari tindakan di laut dari semua sumber seperti yang
pencegahan dan tanggapan sampah plastik biasanya dilakukan tanpa adanya kerangka
di laut laut yang lebih canggih di masa kerja yang jelas tidak akan sepenuhnya
depan. efektif, dan mengingat kondisi parah saat
Sejalan dengan tujuan RAP-MALI, ini dan meningkatnya keparahan sampah
strategi-strategi yang dikembangkan plastik di Laut Asia Timur, tindakan dan
Indonesia berdasarkan kerjasama regional kegiatan juga diperlukan untuk
dengan COBSEA untuk mengurangi mengurangi sampah yang melakukan dan
sampah plastik di laut adalah sebagai akan terus memasuki lingkungan laut dan
pesisir di wilayah tersebut. Sebagai titik
berikut:
awal, di bawah RAP-MALI langkah
Mencegah dan Mengurangi Sampah mitigasi utama yang diusulkan adalah
Plastik di Laut dari Sumber yang pembersihan dan pembersihan sampah
Berbasis Daratan plastik di laut laut.
Mencegah dan mengurangi sampah Meningkatkan Kesadaran terhadap
plastik di laut dari komponen sumber Sampah di Laut

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


Tinjauan Regional Sampah plastik Jurnal:
di laut di wilayah Laut Asia Timur
mengidentifikasi kurangnya kesadaran Jambeck, J.R, Geyer, R., Wilcox, C.,
yang parah tentang masalah sampah Siegler, T.R, Perryman, M.,Andrady,
plastik di laut di antara semua tingkatan A., Narayan, R., Law, K.L, “Plastic
dan sektor masyarakat di Asia Timur, Waste Inputs from Land into the
sebagai mungkin satu-satunya penghalang Ocean,” Science, February 13, 2015,
terbesar untuk menangani masalah di Volume347, Number 6223,
wilayah ini. Oleh karena itu dianggap logis sciencemag.org.
dan bijaksana bahwa pengembangan dan
KEMENKO MARITIM. 2017. Laporan
implementasi kampanye komunikasi dan
Kinerja Deputi Bidang Kemaritiman
kesadaran bersama harus membentuk salah
Tahun 2017. Jakarta: Coordinating
satu tindakan prioritas tinggi, awal, dasar
Ministry For Maritime Affairs
dari RAP-MALI. Republic Of Indonesia.
Manajemen Informasi Searah Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Terhadap Sampah Plastik di Laut 2017. KKP Komitmen Tangani
Dampak Sampah Plastik di Wilayah
Sistem informasi sampah plastik di Pesisir dan Laut. Jakarta Pusat.
laut laut regional: Pertimbangkan manfaat National Oceanic and Atmospheric
membangun sistem informasi regional Administration. 2008. Interagency
pusat tentang sampah plastik di laut laut di Report on Marine Debris Sources,
Sekretariat COBSEA dan peran yang Impacts, Strategies &
diketahui oleh Knowledgebase Laut Asia Recommendations. Silver Spring,
Timur dan basis data lain yang ada, seperti MD.
database sampah plastik di laut laut yang Teddy Prasetiawan. 2018. Upaya
dikelola oleh NOWPAP Pusat Kegiatan Mengatasi Sampah Plastik di Laut
Regional Jaringan Data dan Informasi dalam “Bidang Kesejahteraan
(DINRAC), dapat diputar. Sosial Info Singkat”. Jakarta Pusat.
Jika dikembangkan, sistem Pusat Penelitian Badan Keahlian
informasi seperti itu dapat digunakan DPR RI.
untuk penyimpanan, pengelolaan, analisis, Buku:
dan interpretasi hasil survei sampah plastik Clark, R.B., 1986. Marine Pollution,
di laut laut nasional dan program Oxford University Press, Oxford.
pemantauan, serta pengembalian data dari hlm. 84.
acara ICC di wilayah tersebut dan sumber Coordinating Body On The Seas Of East
laut terkait lainnya. informasi sampah di Asia. 2018. Marine Litter in the
wilayah tersebut. Eat Asia Seas Region.
Haryanto, Agus dan Isman Pasha. 2016.
Sistem informasi seperti itu dapat Diplomasi Indonesia: Realitas
menyajikan output secara grafis pada GIS dan Prospek. Yogyakarta: CV.
berbasis petamenyediakan representasi Pustaka Ilmu Group.
visual dari penyebaran geografis masalah. Hetherington, Jane et. al., 2005. The
Ini akan menyediakan alat pemantauan Marine Debris Research,
yang kuat untuk menilai tingkat regional Prevention and Reduction Act: A
sebenarnya dari masalah, termasuk hot Policy Analysis, Columbia
spot regional, serta tren dari waktu ke University, New York. hlm. 18-
waktu dan keefektifan atau sebaliknya dari 19.
respons manajemen dan kontrol.
Referensi:

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Jeftic, Ljubomir, etc. 2009. United Nations https://www.bbc.com/indonesia/i
Environment Programme. Marine ndonesia-40318924 diakses pada
Litter: a Global Challenge. tanggal 06 Oktober 2018 – 17:54
Media Lainnya: WIB
Dokumen Resmi: Direktorat Jenderal Energi Baru
Konferensi Rio+20 Terbarukan dan Konservasi
UNEP Action Plan 1983 Energi (EBTKE). 2015. Potensi
UNEP Acttion Plan 1994 Energi Laut Indonesia Besar.
10th Meeting of The Coordinating Body on http://ebtke.esdm.go.id/post/2015/
The Seas of East Asia 06/19/880/potensi.energi.laut.indo
(COBSEA) nesia.besar, diakses pada 6 April
th
12 Meeting of The Coordinating Body on 2019 pukul 21.28 WIB.
The Seas of East Asia(COBSEA) Direktorat Jenderal Pengendalian
th
15 Meeting of The Coordinating Body on Perubahan Iklim. 2009. Rencana
The Seas of East Asia Aksi Nasional Penurunan Emisi
(COBSEA) Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
16th Meeting of The Coordinating Body on http://ditjenppi.menlhk.go.id/berit
The Seas of East Asia a-ppi/33-beranda/2646-rencana-
(COBSEA) aksi-nasional-penurunan-emisi-
17th Meeting of The Coordinating Body on gas-rumah-kaca-ran-grk.html,
The Seas of East Asia diakses pada 6 April 2019.
(COBSEA) Dinarto, Dedi Reformasi Tata Kelola
New Strategic Direction for COBSEA Keamanan Maritim Indonesia di
2008-2012 Era Presiden Joko Widodo. pdf
th
18 Meeting of The Coordinating Body on https://www.researchgate.net/publ
The Seas of East Asia (COBSEA) ication/309726899diakses pada
1st Coordinating Body on The Seas of East 22 Maret 2019
Asia (COBSEA) Marine Litter Natasasmita, Dias. 2016. Konsep dan
Workshop Pemahaman Indonesia sebagai
19th Meeting of The Coordinating Body on Negara Maritim dan Ranah
The Seas of East Asia (COBSEA) Kelautan.
National Action Plan Marine Plastic https://www.kompasiana.com/div
Debris Indonesia Summary eradios/konsep-dan-pemahaman-
indonesia-sebagai-negara-
Situs Web: maritim-dan-ranah-
kelautan_5819478f727a61ee0d7a
Alexander Parkles. d570, diaksespada 4 Maret 2018 –
http://www.historyofplastic.com/ 20:17 WIB.
plastic-inventor/alexander- Maritimnews. 2017. Diplomasi maritime
parkes/, diakses pada 7 April untuk kedaulatan Indonesia.
pukul 23.28 WIB. http://maritimnews.com/2017/05/
Association of Soth East Asian Nations : diplomasi-maritim-untuk-
https://asean.org/asean/external- kedaulatan-
relations/east-asia-summit-eas/, indonesia/diaksespadatanggal 08
diakses pada 5 April 2019 pukul Oktober 2018 – 15:00 WIB.
22.00 WIB. Kennethhttps://www.bsu.edu/academics/c
ollegesanddepartments/history/ab
BBC News. 2017. Bagaimana Indonesia out/faculty-
kurangi sampah plastik di laut staff/faculty/hallkenneth, diakses
sampai 70% pada 2025?.

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13


pada 6 April 2019 pukul 13.04 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
WIB. 2017. Inilah Tantangan
Kumparan. 2018. Peringati Hari Bumi, Pengelolaan Sumber Daya
192 Negara Galakan Program Maritim Indonesia.
End Plastic Pollution. http://lipi.go.id/berita/inilah-
https://kumparan.com/redaksi- tantangan-pengelolaan-sumber-
suara-mahasiswa-ui/peringati- daya-maritim-indonesia/17660,
hari-bumi-192-negara-galakan- diakses pada 6 April pukul 21.24
program-end-plastic-pollution di WIB.
akses pada tanggal 06 Oktober Lingkungan Hidup. 2016. Masalah
2018 – 17:50 WIB. Sampah Plastik di Indonesia dan
Kementrian Luar Negeri Republik Dunia.
Indonesia. 2017. Peluang https://lingkunganhidup.co/sampa
Indonesia sebagai Poros Maitim h-plastik-indonesia-dunia/,
Dunia. diakses pada 6 April 2019 pukul
https://www.kemlu.go.id/id/berita 21.35 WIB.
/Pages/Tantangan-dan-Peluang- Ocean Data View. 2017. Ocean Atlas.
Indonesia-sebagai-Poros- https://odv.awi.de/data/ocean/worl
Maritim-Dunia.aspx , diakses d-ocean-atlas/, diakses pada 6 April
pada 5 April 2019 pukul. 22.58 2019 pukul 13.30 WIB
WIB. Pramudianto , Andreas. 2014. Diplomasi
Kementerian Luar Negeri Republik Lingkungan Hidup.
Indonesia. 2014. Presiden Jokowi https://staff.blog.ui.ac.id/andreas.
Deklarasikan Indonesia Sebagai pramudianto/2009/07/29/diploma
Poros Maritim Dunia. si-lingkungan-hidup/, diakses
https://www.kemlu.go.id/id/berita pada 11 April 2019 pukul 15.15
/siaran-pers/Pages/Presiden- WIB.
Jokowi-Deklarasikan-Indonesia- Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS.
Sebagai-Poros-Maritim- 2015. Arah Strategi
Dunia.aspx, diakses pada 6 April Pembangunan Indonesia Sebagai
2019 pukul 21.46 WIB. Negara Maritim.
Kementrian Koordinator Bidang www.researchgate.net/profile/Tri
Kemaritiman Republik Indonesia doyo_Kusumastanto/...
https://maritim.go.id, diakses Arah_Strategi_P. (diakses pada 5
pada 11 April 2019 pukul 18.00 April 2019 pukul. 00.43 WIB)
WIB. Hukum , Iskar. Vania Zulfa, Milson Max,
Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Irfan Ilyas.2016. Jurnal Green
Republik Indonesia. 2017. Isu dan Growth dan Manajemen
Tema Permasalahan Kelautan. Lingkungan : Isu-Isu Kritis
http://www.maritim.go.id/ ., diakses Lingkungan Dan Perspektif
pada 11 April 2019 pukul 18.15 Global (Vol.5 No.1 Juli 2016)
WIB. https://media.neliti.com/media/pu
Letkol (Purn) TNI AL Djuanda Wijaya, blications/201881-isu-isu-kritis-
Membangun Kembali Kejayaan lingkungan-dan-perspektif.pdf,
Negara Maritim Nusantara, The diakses pada 11 April 2019 pukul
Global Review. 15.31 WIB.
http://www.theglobal-review. Triadmojo, Marsudi. UNEP dan
com/content_detail.php?lang=id& Perkembangan Hukum
id=17577&type=8, diakses pada 6 Lingkungan Regional di
April 2019 pukul 13.15 WIB. Kawasan Asia Tenggara. i-

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 14


lib.ugm.ac.id, diakses pada 11 uality_programs_international_ov
April 2019 pukul 15.24 WIB. erview.pdf.
Global Environment Facility. National Oceanic and Atmospheric
https://www.thegef.org/topics/lar Administration (2015). Marine
ge-marine-ecosystems, diakses Debris Program. 2015 Report on
pada 11 April 2019 pukul 16.30 the impacts of “ghost fishing” via
WIB. derelict fishing gear. Silver
MetroTv Spring, MD.
http://foto.metrotvnews.com/view http://marinedebris.noaa.gov/sites
/2017/03/03/666429/infografik-5- /default/files/publications-
pilar-poros-maritim, diakses pada files/Ghostfishing_DFG, diakses
11 April 2019 pukul 18.15 WIB. pada 12April 2019.
Media Neliti. 2016. Statistics of Marine S.B., Sheavly. 2005. “Marine Debris - An
and Coastal Resources 2016. Overview Of Critical Issue For
media.neliti.com%2Fmedia%2Fp Our Oceans.” Sixth Meeting of the
ublications%2F48274-ID- UN Open-Ended Informal
statistik-sumber-daya-laut-dan- Consultative Processes on
pesisir- Oceans & the Law of the Sea,
2016.pdf&usg=AOvVaw2GO- http://www.un.org/Depts/los/cons
6QO7WXuardIXyGuJJKdiakses ultative_process/consultative_pro
pada 8 Oktober 2018 pukul 21.00 cess.htm diakses pada tanggal 14
WIB. April 2019.
United Nations Environment Programme The Future We Want: Outcome Document
(2005). Marine Litter, an Adopted at Rio+20," http://
analytical overview. www.un.org/en/sustainablefuture/
http://www.unep.org/regionalseas , diaksespada 26 Maret 2019.
/marinelitter/publications/docs/anl
_oview.pd, diakses pada 12 april
2019.
UNESCO’s World Heritage Sites :
https://whc.unesco.org/en/list/,
diakses pada 6 April 2019 pukul
13.00 WIB
UNESCO (UNESDOC Database). 2017.
Global Science Report.
https://unesdoc.unesco.org/.,
diakses pada 17 April 2019.
World Ocean Review, 2010. Living with
The Oceans. – A Report on The
State Of The World’s Oceans.
http://wedocs.unep.org/handle/20.
500.11822/8734, diakses pada 12
April 2019.

World Resources Institute (2009). Water


Quality Trading Programs: An
International Overview, Issue
Brief no. 1,
http://pdf.wri.org/water_trading_q

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 15

You might also like