You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP DARURAT


(EMERGENCY RESPONSE PLAN) PADA KAPAL
PENUMPANG X

Lintang Setyowati, Suroto, Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: lintang.osh@gmail.com

Abstract
Base on the report of work akuntability the govermants on 2013 there were 75
cases of ship accidents happened in Indonesia. The accidents made victim loss
and material. To prevent the loss, emergency response plan is needed.
Emergency response plan consist of risk assessment, personil, facility of
emergency, drills, procedur of emergency, and share of information. Ship safety
and security regulated in SOLAS. The X passanger ship is belonge to PT PELNI
and it ever had a ground and man over board accident. The aim of this research
is to analize the emergency response plan implementation in the X passenger
ship.this is descriptive kualitative research with observation and depth interview.
The subject was 5 of main informan, and 2 informan triangulation. This researchs
result shows that the implementation of emergency response plan on X
passenger ship was enough to meet the regulation. Risk assessment has not
been applied, but they had did hazard identification. The personil having ability to
face emergency.The facility was ready to deal with emergency. The drills that
applied has meet the regulation. The information sharing was good, and can
support the emergency response plan.

Keyword : Ship, Emergency response

A. Pendahuluan dilakukan pengangkutan barang, binatang


1. Latar Belakang atau manusia, baik di darat, melalui
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 terowongan, dipermukaan air, dalam air
diatur keselamatan kerja dalam segala maupun di udara.1
tempat kerja, baik di darat, di dalam Salah satu jenis angkutan laut adalah
tanah, di permukaan air, di dalam air kapal. Kapal adalah kendaraan air dengan
maupun di udara yang berada di dalam bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan
wilayah kekuasaan hukum Republik dengan tenaga mekanik, tenaga angin,
Indonesia. Dimana yang termasuk atau ditunda, termasuk kendaraan yang
didalamnya adalah tempat kerja dimana berdaya dukung dinamis, kendaraan

478
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dibawah permukaan air, serta alat apung suatu rencana yang dibuat untuk
dan bangunan terapung yang tidak menggambarkan kepada pekerja tentang
2
berpidah-pindah. apa yang harus dilakukannya untuk
Menurut data Laporan Akuntabilitas menjamin keselamatan dari kebakaran
Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ataupun keadaan bahaya lainnya.8
diketahui bahwa jumlah kecelakaan kapal Tahapan yang dilakukan sebelum
di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 75 kecelakaan terjadi adalah assesment dan
kasus.3Pada tahun 2014, kecelakaan mitigasi.Pada tahap assesment salah satu
kapal Sewol di Korea Selatan kegiatan yang dilakukan adalah dengan
menyebabkan korban jiwa sebanyak 320 penilaian resiko. Dalam tahap mitigasi,
4
jiwa. Di Indonesia sendiri, pada tahun bisa dilakukan dengan kegiatan
2014 kecelakaan kapal Marina Baru mempersiapkan personil, menyediakan
menyebabkan korban jiwa sebanyak 63 fasilitas tanggap darurat, mengadakan
5
orang. Pada tahun 2015 kecelakaan pelatihan, membuat prosedur dalam
kapal Rafelia 2 menyebabkan korban jiwa menghadapi keadaan darurat, dan
sebanyak 6 orang.6 penyebaran informasi mengenai
Keselamatan dan peralatan untuk keselamatan.9
perlindungan diri di laut lebih diatur di Kapal penumpang X merupakan kapal
Konvensi Internasional SOLAS.Dalam milik PT.Pelni (Persero).Kapal
konvensi SOLAS terdapat 12 bagian yang penumpang X dibuat pada tahun 1985
mengatur mengenai keselamatan kapal dan sekarang berusia 31 tahun. Semakin
selama berada di laut.Pada bagian ke 2 tua usia kapal, membuat kapal rentan
membahas mengenai struktur bangunan untuk mengalami gangguan selama kapal
dari bagian-bagian yang ada di kapal, berlayar.10 Kapal penumpang X memiliki
serta proteksi kebakaran yang ada di panjang 100 m, dan lebar 18 m. Dengan
dalam kapal.Selanjutnya pada bagian ke berat kotor sebesar 1412 ton.Kapal
3, diatur mengenai peralatan-peralatan penumpang X memiliki 7 lantai, dan
keselamatan yang dibutuhkan selama di digunakan untuk kamar mesin, kamar
kapal. SOLAS mengatur keselamatan ABK, kamar perwira, kamar penumpang,
kapal berdasarkan jenis kapal, yaitu kapal anjungan, dapur, restoran, dan lantai
tanker, kapal barang, dan kapal untuk peletakan alat navigasi kapal. kapal
penumpang.7 penumpang X melayani jasa
Salah satu fasilitas keselamatan yang penyeberangan, dan wisata. Rute yang
ada adalah rencana tanggap darurat dilayani adalah Jakarta -Kumai – Pare-
(emergency response plan) yang Pare – Samarinda – Sampit – Semarang –
baik.Emergency Response Plan adalah Karimun Jawa – Surabaya. Jumlah awak

479
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kapal yang ada di kapal penumpang X kapal penumpang X yang memenuhi


sebesar 60 orang. kriteria inklusi : (1) bersedia menjadi
Kapal penumpang X pernah informan, (2) tidak sedang pesiar, (3)
mengalami beberapa keadaan darurat, mengikuti 5 voyage (trip) terakhir.
diantaranya adalah pernah mengalami Sedangkan informan triangulasi
kandas, dan kejadian orang terjun kelaut. merupakan Nahkoda kapal penumpang X,
Berdasarkan kejadian-kejadian yang dan petugas penanggung jawab
pernah dialami kapal penumpang X, keselamatan yang ada di kapal
penulis tertarik untuk meneliti analisis penumpang X.
implementasi dari rencana tanggap Pengumpulan datadilakukan dengan
darurat yang ada di kapal penumpang X. cara observasi dan wawancara mendalam
2. Tujuan (indepth interview) dengan informan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah utama dan informan triangulasi sebagai
untuk menganalisis implementasi rencana penguat data.Selanjutnya diambil fakta
tanggap darurat (emergency response dari fenomena atau peristiwa – peristiwa
plan) yang ada di kapal penumpang X. yang ada, dan kemudian masuk pada
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah kesimpulan.
untuk menganalisis penilaian resiko, Keabsahan data dilakukan dengan
personil, fasilitas tanggap darurat, teknik triangulasi.Teknik triangulasi
prlatihan tanggap darurat, prosedur dengan sumber membandingkan dan
tanggap darurat, dan penyebaran mengecek baik derajat kepercayaan pada
informasi yang ada di kapal penumpang suatu informasi yang diperoleh melalui
X. waktu dan alat yang berbeda.

3. Metode B. Hasil dan Pembahasan


1. Karakteristik informan
Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif.Metode Informan utama adalah 4 orang laki-

penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu laki dan 1 orang perempuan.Masa kerja

metode penelitian yang menjelaskan informan utama sangat beragam, ada

secara sistematis, faktual dan akurat yang baru 1 – 2 tahun, namun ada juga

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu yang sudah 20 tahun.Usia kelima

individu, keadaan dan fenomena- informan utama yaitu 26 tahun, 24 tahun,

fenomena yang ada di masyarakat. 50 tahun, 19 tahun, 22 tahun. Seluruh


informan utama memiliki berbagai latar
Subjek penelitian ini sejumlah 5
belakang pendidikan. Informan triangulasi
informan utama, dan 2 informan
berjenis kelamin laki-laki dengan usia 26
triangulasi. Informan utama adalah ABK
Tahun dan 48 tahun dengan pendidikan

480
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terakhir S1. Masa kerja kedua informan survey11. Dalam pengawasan


penelitian yaitu 4 tahun dan 25 tahun. pelaksanaan keadaan ini dilakukan oleh

2. Analisis penilaian resiko nahkoda sebagai penanggung jawab


seluruh keadaan yang ada di kapal.
Hasil wawancara mendalam
Penelitian dari oil & gas UK,
mengenai penilaian resiko dapat diketahui
menjelaskan mengenai petunjuk
bahwa identifikasi potensi bahaya yang
dilakukannya survey terhadap keadaan
ada dikapal telah diketahui dengan baik 12
yang ada di kapal. penelitian mengenai
oleh para ABK maupun
vessel triage menyebutkan bahwa
nahkoda.Identifikasi peralatan-peralatan
penilaian resiko sendiri susah dilakukan di
dan fasilitas yang ada dilakukan dengan
kapal. hal ini karena pada saat kapal
menggunakan formulir
berlayar terdapat faktor eksternal yang
survey/checklist.Belum terdapat penilian
tidak bisa diprediksi dan akan
risiko dari potensi bahaya yang sudah
mempengaruhi dari hasil penilaian resiko
diketahui.Yang melakukan pengawasan 13
yang ada. faktor eksternal seperti
terhadap seluruh keadaan kapal yaitu
cuaca, tinggi gelombang dapat diketahui
bagian masing-masing, lalu melakukan
melalui pihak lain, atau melakukan
pelaporan.Selanjutnya nahkoda
pengukuran sendiri. Jika memang sudah
melakukan pengawasan terhadap
diketahui akan terjadi gangguan cuaca
kegiatan yang dilakukan.
pada saat kapal berlayar, nahkoda kapal
Dengan tidak dilakukannya penilaian
berhak untuk menunda perjalanan kapal,
risiko, sebenarnya membuat nahkoda
untuk memastikan keadaan yang ada.
ataupun awak kapal tidak bisa
3. Analisis personil
memperkirakan seberapa besar kerugian
ataupun kerusakan yang terjadi jika Hasil wawancara mendalam

bahaya itu terjadi.Selanjutnya dalam mengenai personil kapal penumpang X

pemahaman mengenai bagaiman diketahui bahwa untuk menjadi seorang

kegiatan penilaian resiko di ABK sendiri awak kapal, setidaknya harus memiliki

belum merata.Hal ini bisa disebabkan sertifikat BST, Survival Craft and Rescue

karena masa kerja yang masih rendah, Boat (SCRB), Medical First Aid (MeFA),

membuat pemahaman mengenai Seafarer designated on security duty

bagaimana pengawasan terhadap (SDSD).Buku pelaut, paspor, dan buku

penilaian resiko dilakukan. kesehatan merupakan syarat wajib untuk

Penilaian resiko memang tidak bisa bekerja di kapal.Selain itu, para awak

disyaratkan dalam peraturan SOLAS. kapal mengetahui peranannya dalam

Hanya disyaratkan untuk melakukan keadaan darurat.Pembagian tugas dalam


keadaan darurat juga diketahui

481
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berdasarkan sijil keselamatan yang ada di kapal penumpang X menunjukkan


pada setiap kapal.latihan-latihan yang bahwa awak kapal mengetahui dan
dilakukan di kapal disebutkan mempu mampu menyebutkan fasilitas
meningkatkan kemampuan dari awak keselamatan yang ada di kapal (fasilitas
kapal untuk siap dalam menghadapi keselamatan dan kebakaran). Pengaturan
keadaan darurat. peletakan fasilitas dilakukan sesuai
Tidak semua ABK memahami dengan kebutuhan yang dimiliki setiap
perannya dalam keadaan darurat.Masa ruangan yang ada di kapal penumpang X.
kerja ABK akan mempengaruhi Selain itu juga berdasarkan resiko bahaya
kemampuan dan pemahaman dari yang ada diruangan tersebut. Cara
personil dalam menghadapi keadaan penggunaan untuk beberapa peralatan
darurat. Dalam pembagian tugas yang ditunjukkan dengan pengumuman, dan
dilakukan di kapal penumpang X petunjuk di dekat alat tersebut.Perawatan
dilakukan sesuai dengan sijil keselamatan fasilitas keselamatan tersebut telah
yang ada.Pembagian tugas dalam dilakukan untuk menjaga kesiapan
keadaan darurat dilakukan sesuai dengan fasilitas tersebut untuk
sijil keselamatan yang sudah diketahui digunakan.Perawatan peralatan
oleh ABK. Kurang mengertinya ABK keselamatan dilakukan oleh Mualim IV.
dalam pembagian tugas dikarenakan Dari hasil observasi yang dilakukan
masa kerja ABK yang masih terhitung terhadap fasilitas tanggap darurat yang
baru di kapal penumpang X. ada, dapat diketahui bahwa fasilitas
Peningkatan kemampuan dari keselamatan yang dimiliki kapal
personil dalam memahami tugas dan penumpang X sudah memenuhi standar
perannya dalam keadaan darurat yang ditetapkan oleh SOLAS tahun
ditunjang dengan latihan-latihan keadaan 1974.Namun, masih ada beberapa hal
darurat secara rutin di kapal penumpang yang masih perlu diperhatikan, yaitu
X. dengan diadakannya latihan tersebut tentang lifejacket untuk penumpang
akan membuat ABK mampu anakperlu disediakan, karena penumpang
meningkatkan kemampuannya, dan anak juga ada dalam penumpang yang
melatih keterampilan, kepercayaan diri perlu diperhatikan
dalam menghadapi keadaan darurat yang keselamatannya.Peletakan lifejacket
mungkin terjadi dikapal penumpang X sebenarnya sudah diusahakan dekat

4. Analisis fasilitas tanggap darurat dengan penumpang, namun, perlu


diperhatikan perawatan dari lifejacket
Hasil wawancara mendalam
tersebut agar tidak digunakan secara
mengenai fasilitas keselamatan yang ada
sembarangan oleh penumpang.Selain itu,

482
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam tangga di bagian luar, perlu diberi teroris. Latihan tersebut dilakukan secara
lampu emergency untuk mendukung rutin selama 1 minggu sekali, dan di ikuti
keselamatan penumpang dalam oleh semua awak kapal, dan juga
melakukan evakuasi ke muster station. penumpang yang ada.Latihan-latihan
Fasilitas keselamatan yang ada di tersebut memberikan manfaat dalam
kapal penumpang X dirawat dan kesigapan dan kesiapan awak kapal
diletakkan sesuai dengan peraturan yang dalam menghadapi keadaan darurat yang
ada.Petunjuk penggunaan dari setiap mungkin terjadi selama kapal berlayar.
fasilitas tanggap darurat yang ada sudah Jenis latihan yang dilakukan di kapal
harus dipahami oleh setiap ABK yang penumpang X sudah beragam dan sesuai
ada.Petunjuk penggunaan terdapat di dengan gangguan yang mungkin terjadi
SOLAS training manual yang ada di selama berlayar, diantarnya adalah latihan
kapal.Selain itu, petunjuk penggunaan penanggulangan kebakaran, latihan
fasilitas ini juga disediakan di dekap alat- meninggalkan kapal, latihan
alat keselamatan yang ada. Hal ini akan penanggulangan teroris, latihan ancaman
membantu mengurangi kepanikan saat pembajakan, dll. Dalam peraturan
akan menggunakan peralatan SOLAS, diatur mengenai pelaksanaan
keselamatan dalam menghadapi keadaan latihan dilakukan untuk semua jenis
darurat. kapal.sedangkan untuk kapal penumpang
Perawatan fasilitas tanggap darurat di sendiri belum diatur mengenai waktu
kapal penumpang X menjadi tanggung pelaksanaan latihan khusus untuk kapal
jawab Mualim IV dan dibantu dengan penumpang.
ABK.Perawatan dilakukan dengan Dalam melakukan latihan tanggap
pengecekan kondisi dari fasilitas yang ada darurat diikuti oleh ABK dan
setelah dilakukan latihan keadaan darurat. penumpang.ABK wajib untuk mengikuti
Jika ditemukan kerusakan pada fasilitas seluruh jenis keadaan darurat yang ada,
yang ada, akan segera di data untuk sedangkan untuk penumpang, hanya
diperbaiki. diikutkan dalam beberapa kegiatan dalam

5. Analisis pelatihan tanggap darurat pelatihan.Yaitu untuk penggunaan


lifejacket, dan juga evakuasi ke muster
Hasil wawancara mendalam
station.Hal ini dikarenakan dalam keadaan
mengenai fasilitas keselamatan yang ada
darurat, tugas penumpang hanya
di kapal penumpang X diketahui bahwa
menggunakan alat keselamatannya
informan utama melakukan beberapa
dengan benar, dan mengikuti petunjuk
latihan keselamatan seperti latihan
dari ABK menuju ke muster station.Hal ini
kebakaran, sekoci, meninggalkan kapal,

483
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sudah sesuai dengan yang disyaratkan penanggulangan kebaran, dan prosedur


dalam SOLAS. meninggalkan kapal.hal ini dilakukan

6. Analisis prosedur tanggap darurat karena dalam keadaan darurat tersebut


melibatkan seluruh pihak yang ada di
Hasil wawancara mendalam yang
kapal, mulai dari ABK dan penumpang.
dilakukan mengenai prosedur tanggap
dengan penyebaran informasi berikut
darurat yang ada dikapal diketahui bahwa
dapat memberikan informasi dan
dalam keadaan darurat di kapal dipimpin
pemahaman mengenai prosedur yang
oleh nahkoda/kapten kapal.pembagian
digunakan untuk menangani keadaan
tugas mereka dilakukan berdasarkan sijil
darurat tersebut.
keselamatan yang ada di kapal.
Dalam melaksanakan respon
Pemberitahuan keadaan darurat tersebut
terhadap keadaan darurat, sebenarnya
dengan menggunakan system alarm yang
dibutuhkan prosedur untuk semua jenis
ada dikapal. Dengan adanya prosedur
keadaan bahaya.Hal ini yang belum
tersebut memudahkan para awak kapal
ditemukan di kapal penumpang X.
dalam melakukan tindakan dalam
Prosedur dalam melaksanakan semua
keadaan darurat.Membuat mereka
keadaan darurat yang ada di kapal
bekerja secara sistematis.Namun,
sebenarnya sudah ada, namun hanya
prosedur yang terdapat di sijil
tersedia di manual book, dan manual book
keselamatan hanya untuk keadaan
tersebut tidak disebarluaskan.
darurat kebakaran dan meninggalkan
Tidak disebarluaskannya prosedur
kapal.
keadaan darurat lainnya selain
Prosedur keadaan darurat dipimpin
penanggulangan kebakaran dan
oleh nahkoda kapal sebagai pemimpin
meninggalkan kapal adalah karena dalam
dan penanggung jawab umum di
menangani keadaan darurat tersebut bisa
kapal.dalam prosedur tanggap darurat
diatasi oleh ABK yang ada. Dimana ABK
terdapat pembagian tugas yang sesuai
sudah mengetahui apa yang harus
dengan sijil keselamatan yang ada. Sijil
dilakukan dalam keadaan darurat tersebut
keselamatan merupakan suatu daftar
selama menjalani pendidikan ataupun
pembagian tugas di kapal yang berisikan
pelatihan sebelum bekerja di kapal.
jabatan, dan tugasnya dalam keadaan
Dengan adanya prosedur untuk setiap
darurat.Selain itu, juga di jelaskan tanda-
keadaan darurat, maka akan membuat
tanda keadaan darurat dan garis komando
penanganan terhadap keadaan lebih
/ perintah yang ada.
berjalan dengan cepat dan efektif. Selain
Prosedur yang disebarluaskan di
itu, juga mampu memberikan petunjuk
kapal penumpang X baru prosedur
saat terjadi kepanikan.

484
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Analisis penyebaran informasi dilakukan sebagai tambahan terhadap


Hasil wawancara mendalam informasi keselamatan yang sebelumnya
mengenai penyebaran informasi yang dilakukan dengan menggunakan
dilakukan di kapal penumpang X video/pengeras suara/simbol-simbol
menunjukkan bahwa system alarm keselamatan yang ada.
digunakan untuk menyebarkan keadaan Penyebaran informasi untuk ABK
darurat di kapal. Penggunaan video, sendiri dilakukan dengan melakukan
pengumuman dengan pengeras suara evaluasi saat selesai melakukan latihan
merupakan cara untuk menyebarkan keadaan darurat pada setiap
informasi keselamatan kepada minggunya.Hal ini dirasakan kurang cukup
penumpang. Evaluasi kepada awak kapal untuk memberikan informasi keselamatan
dilakukan saat selesai latihan.Belum ada secara menyeluruh.Dikarenakan
briefing rutin/safety meeting untuk semua banyaknya informasi keselamatan
awak kapal. mengenai keadaan di kapal, keadaan
Penyebaran informasi mengenai cuaca, dll yang perlu diperhatikan oleh
keselamatan yang ada di kapal kepada semua ABK yang ada.
penumpang sudah baik dan sudah sesuai C. Penutup
dengan peraturan yang ada.Dimana 1. Kesimpulan
penyebaran informasi dilakukan dengan Implementasi rencana tanggap darurat di
menggunakan media video/pengeras kapal penumpang X perlu ditingkatkan
suara saat kapal berlayar.Namun, dalam dalam kesesuaiannya dengan peraturan
kapal penumpang X, jumlah TV yang yang berlaku.Hanya melakukan
tersedia terbatas untuk kamar penumpang identifikasi bahaya dan survey di kapal
dengan jumlah 100-200 penumpang.halini penumpang X. personil memiliki
akan membuat penumpang kurang kemampuan sesuai dengan peraturan
berkonsentrasi dan memahami informasi yang berlaku.Fasilitas keselamatan untuk
keselamatan yang diberikan. Terdapat anak belum terpenuhi (lifejacket sebesar
penjelasan yang kurang sesuai dengan 10 % dari jumlah penumpang.pelatihan
bagaimana informasi disebarluaskan di tanggap darurat yang dilakukan sudah
kapal penumpang X. Dimana penyebaran sesuai dengan peraturan yang
informasi dilakukan dengan latihan ada.Prosedur tanggap darurat yang
keadaan darurat, khususnya untuk disebarluaskan hanya prosedur
pemakaian lifejacket.Hal ini sebenarnya penanggulangan kebakaran dan
sebagai salah satu penyebaran informasi meninggalkan kapal.penyebaran informasi
dengan menggunakan metode praktek pada ABK belum optimal dalam
langsung oleh penumpang.hal ini pemerataannya.

485
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Saran International Maritime Organization.


a. Menyediakan fasilitas lifejacket untuk 2012;45:847–56. Available from:
penumpang anak http://dx.doi.org/10.1016/j.proeng.2
b. Memperbaharui sijil keselamatan 012.08.249
dengan tulisan yang lebih jelas 8. Indonesia R. UU Nomor 14 tahun
c. Melakukan penilaian resiko pada 1992 Tentang Lalu Lintas dan
resiko di kapal Angkutan Jalan. 1992.
d. Melakukan kegiatan safety meeting
9. FEMA. Developing and Maintaining
untuk ABK.
Emergency Operations Plans.
Daftar Pustaka 2010;(November).
1. Depnaker RI. Undang-Undang No. 10. Setiono, Beni Agus, Mudiyanto.
1 Tahun 1970 Tentang Pengaruh Safety Equipment
Keselamatan Kerja. 1970;(5). Terhadap Keselamatan Berlayar.
2. PP No. 51 Tahun 2002 Tentang Apl Pelayaran dan Kepelabuhan.
Perkapalan. 2002; 2010;1:69–78.

3. Laut DJP. LAKIP Direktorat 11. International Maritime Organization.


Jenderal Perhubungan Laut Tahun SOLAS - International Convention
2013. 2013; for the Safety of Life at Sea.

4. Yulianingsih T. 9 Hari Pencarian, SOLAS - Int Conv Saf Life Sea.

Korban Meninggal Sewol 180 1974;1–910.

Orang - News Liputan6 [Internet]. 12. UK O& G. Emergency Response &


2014. Available from: liputan6.com Rescue Vessel Survey Guidelines.

5. Hakim E. 63 Korban Tewas KM 2013;(6).

Marina Tenggelam Dievakuasi - 13. Nordström J, Goerlandt F, Sarsama


News Liputan6 [Internet]. 2015. J, Leppänen P, Nissilä M, Ruponen
Available from: liputan6.com P, et al. Vessel TRIAGE : A method

6. Sukiswanti P. Kapal Rafelia 2 for assessing and communicating

Diduga Tidak Laik Berlayar the safety status of vessels in

[Internet]. 2016. Available from: maritime distress situations.

sindonews.com 2016;85:117–29.

7. Tarelko W. 2012 International


Symposium on Safety Science and
Technology Origins of ship safety
requirements formulated by

486

You might also like