Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Base on the report of work akuntability the govermants on 2013 there were 75
cases of ship accidents happened in Indonesia. The accidents made victim loss
and material. To prevent the loss, emergency response plan is needed.
Emergency response plan consist of risk assessment, personil, facility of
emergency, drills, procedur of emergency, and share of information. Ship safety
and security regulated in SOLAS. The X passanger ship is belonge to PT PELNI
and it ever had a ground and man over board accident. The aim of this research
is to analize the emergency response plan implementation in the X passenger
ship.this is descriptive kualitative research with observation and depth interview.
The subject was 5 of main informan, and 2 informan triangulation. This researchs
result shows that the implementation of emergency response plan on X
passenger ship was enough to meet the regulation. Risk assessment has not
been applied, but they had did hazard identification. The personil having ability to
face emergency.The facility was ready to deal with emergency. The drills that
applied has meet the regulation. The information sharing was good, and can
support the emergency response plan.
478
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dibawah permukaan air, serta alat apung suatu rencana yang dibuat untuk
dan bangunan terapung yang tidak menggambarkan kepada pekerja tentang
2
berpidah-pindah. apa yang harus dilakukannya untuk
Menurut data Laporan Akuntabilitas menjamin keselamatan dari kebakaran
Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ataupun keadaan bahaya lainnya.8
diketahui bahwa jumlah kecelakaan kapal Tahapan yang dilakukan sebelum
di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 75 kecelakaan terjadi adalah assesment dan
kasus.3Pada tahun 2014, kecelakaan mitigasi.Pada tahap assesment salah satu
kapal Sewol di Korea Selatan kegiatan yang dilakukan adalah dengan
menyebabkan korban jiwa sebanyak 320 penilaian resiko. Dalam tahap mitigasi,
4
jiwa. Di Indonesia sendiri, pada tahun bisa dilakukan dengan kegiatan
2014 kecelakaan kapal Marina Baru mempersiapkan personil, menyediakan
menyebabkan korban jiwa sebanyak 63 fasilitas tanggap darurat, mengadakan
5
orang. Pada tahun 2015 kecelakaan pelatihan, membuat prosedur dalam
kapal Rafelia 2 menyebabkan korban jiwa menghadapi keadaan darurat, dan
sebanyak 6 orang.6 penyebaran informasi mengenai
Keselamatan dan peralatan untuk keselamatan.9
perlindungan diri di laut lebih diatur di Kapal penumpang X merupakan kapal
Konvensi Internasional SOLAS.Dalam milik PT.Pelni (Persero).Kapal
konvensi SOLAS terdapat 12 bagian yang penumpang X dibuat pada tahun 1985
mengatur mengenai keselamatan kapal dan sekarang berusia 31 tahun. Semakin
selama berada di laut.Pada bagian ke 2 tua usia kapal, membuat kapal rentan
membahas mengenai struktur bangunan untuk mengalami gangguan selama kapal
dari bagian-bagian yang ada di kapal, berlayar.10 Kapal penumpang X memiliki
serta proteksi kebakaran yang ada di panjang 100 m, dan lebar 18 m. Dengan
dalam kapal.Selanjutnya pada bagian ke berat kotor sebesar 1412 ton.Kapal
3, diatur mengenai peralatan-peralatan penumpang X memiliki 7 lantai, dan
keselamatan yang dibutuhkan selama di digunakan untuk kamar mesin, kamar
kapal. SOLAS mengatur keselamatan ABK, kamar perwira, kamar penumpang,
kapal berdasarkan jenis kapal, yaitu kapal anjungan, dapur, restoran, dan lantai
tanker, kapal barang, dan kapal untuk peletakan alat navigasi kapal. kapal
penumpang.7 penumpang X melayani jasa
Salah satu fasilitas keselamatan yang penyeberangan, dan wisata. Rute yang
ada adalah rencana tanggap darurat dilayani adalah Jakarta -Kumai – Pare-
(emergency response plan) yang Pare – Samarinda – Sampit – Semarang –
baik.Emergency Response Plan adalah Karimun Jawa – Surabaya. Jumlah awak
479
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu laki dan 1 orang perempuan.Masa kerja
secara sistematis, faktual dan akurat yang baru 1 – 2 tahun, namun ada juga
480
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kegiatan penilaian resiko di ABK sendiri awak kapal, setidaknya harus memiliki
belum merata.Hal ini bisa disebabkan sertifikat BST, Survival Craft and Rescue
karena masa kerja yang masih rendah, Boat (SCRB), Medical First Aid (MeFA),
Penilaian resiko memang tidak bisa bekerja di kapal.Selain itu, para awak
481
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
482
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dalam tangga di bagian luar, perlu diberi teroris. Latihan tersebut dilakukan secara
lampu emergency untuk mendukung rutin selama 1 minggu sekali, dan di ikuti
keselamatan penumpang dalam oleh semua awak kapal, dan juga
melakukan evakuasi ke muster station. penumpang yang ada.Latihan-latihan
Fasilitas keselamatan yang ada di tersebut memberikan manfaat dalam
kapal penumpang X dirawat dan kesigapan dan kesiapan awak kapal
diletakkan sesuai dengan peraturan yang dalam menghadapi keadaan darurat yang
ada.Petunjuk penggunaan dari setiap mungkin terjadi selama kapal berlayar.
fasilitas tanggap darurat yang ada sudah Jenis latihan yang dilakukan di kapal
harus dipahami oleh setiap ABK yang penumpang X sudah beragam dan sesuai
ada.Petunjuk penggunaan terdapat di dengan gangguan yang mungkin terjadi
SOLAS training manual yang ada di selama berlayar, diantarnya adalah latihan
kapal.Selain itu, petunjuk penggunaan penanggulangan kebakaran, latihan
fasilitas ini juga disediakan di dekap alat- meninggalkan kapal, latihan
alat keselamatan yang ada. Hal ini akan penanggulangan teroris, latihan ancaman
membantu mengurangi kepanikan saat pembajakan, dll. Dalam peraturan
akan menggunakan peralatan SOLAS, diatur mengenai pelaksanaan
keselamatan dalam menghadapi keadaan latihan dilakukan untuk semua jenis
darurat. kapal.sedangkan untuk kapal penumpang
Perawatan fasilitas tanggap darurat di sendiri belum diatur mengenai waktu
kapal penumpang X menjadi tanggung pelaksanaan latihan khusus untuk kapal
jawab Mualim IV dan dibantu dengan penumpang.
ABK.Perawatan dilakukan dengan Dalam melakukan latihan tanggap
pengecekan kondisi dari fasilitas yang ada darurat diikuti oleh ABK dan
setelah dilakukan latihan keadaan darurat. penumpang.ABK wajib untuk mengikuti
Jika ditemukan kerusakan pada fasilitas seluruh jenis keadaan darurat yang ada,
yang ada, akan segera di data untuk sedangkan untuk penumpang, hanya
diperbaiki. diikutkan dalam beberapa kegiatan dalam
483
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
484
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
485
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sindonews.com 2016;85:117–29.
486