You are on page 1of 12

Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No.

2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

ANALISIS MATRIKS USG (URGENCY, SERIOUSNESS AND GROWTH)


BANTEN MANGROVE CENTER BAGI MASYARAKAT KELURAHAN
SAWAH LUHUR KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG

Enggar Utari1*, dan Indria Wahyuni1


1
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

*
Cc: enggar.utari@untirta.ac.id

Abstract
Damaged of mangroves, and conversion of forests to other uses due, directly development of
population, it will pose a danger of sea intrusion from the sea towards slavery. Mangrove habitat
is damaging caused by natural factors and human factors. Efforts to save mangrove ecosystems
are a way to establish effective communication and coordination between together. Banten
Mangrove Center is organization used to save Mangrove Ecosystems in Banten Province with
less than 3,000 ha remaining. This research is a qualitative study conducted in January 2020. The
population of the study is the entire community of Sawah Luhur Village. The subjects of the
study were community leaders who lived around Sawah Luhur Sub-district, Kasemen, Serang
City, where mangrove forest habitat and communities outside the mangrove forest area used
USG Matrix Analysis. The results of the study stated that (1) priority issues in the old paradigm
in the community (Anthropocentric) are still attached, low understanding of the community
about mangrove conservation, high ecological pressure, priorities in areas near mangrove forests
and assistance for supervision of mangrove safety, (2) the shape of the Banten Mangrove Center
as an effort to save the Mangrove Ecosystem in Sawah Luhur Village, Kasemen.

Keywords: Banten Mangrove Center, USG matrix (Urgency, Seriousness and Growth)

Abstrak
Kerusakan hutan mangrove, dan konversi hutan untuk dijadikan tambak atau pengguna lainnya
akibat adanya perkembangan penduduk akan menimbulkan bahaya intrusi air laut dari laut ke
arah daratan. Kerusakan habitat mangrove ini diakibatkan oleh faktor alam dan faktor
manusia. Upaya-upaya penyelamatan ekosistem mangrove adalah bagaimana menjalin
komunikasi dan koordinasi yang efektif diantara para aktor. Banten Mangrove Center adalah
wadah yang digunakan untuk penyelamatan Ekosistem Mangrove di Provinsi Banten yang masih
tersisa kurang dari 3.000 ha. Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif yang dilaksanakan pada
bulan Januari 2020. Populasipenelitian adalahSeluruh Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur.
Adapun subyek penelitian adalah tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Kelurahan
Sawah Luhur kecamatan Kasemen Kota Serang , tempat habitat hutan mangrove dan masyarakat
di luar kawasan hutan mangrove dengan menggunakan Analisis Matriks USG. Hasil penelitian
menyatakan bahwa (1) isue prioritas masalah terdapat pada Paradigma lama di masyarakat
(Antrhoposentris) yang masih lekat, rendahnya pemahaman masyarakat tentang konservasi

31
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

mangrove, Tingginya tekanan ekologis, kerentanan pada Daerah dekat kawasan hutan mangrove
dan kurangnya komitmen penyelamatan lingkungan hutan mangrove, (2) perlu di bentuk Banten
Mangrove Center sebagai upaya penyelamatan Ekosistem Mangrove di Desa Sawah Luhur
Kecamatan Kasemen.

Kata Kunci: Banten Mangrove Center, matriks USG (Urgency, Seriousness and Growth)

Pendahuluan disebutkan bahwa setiap 1 ha luas hutan


Hutan pantai, hutan pasang surut, hutan mangrove, dapat menyimpan 4x karbon
payau atau hutan bakau dikenal dengan lebih banyak dibanding hutan terrestrial, dan
sebutan Hutan Mangrove. Hutan mangrove menyerap 20x lebih besar emisi CO2
merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, dibanding hutan tropis terrestrial. Fungsi
yang didominasi oleh beberapa spesies lain hutan mangrove yaitu sebagai pelindung
pohon mangrove yang mampu tumbuh dan abrasi, erosi, intrusi air laut dan kenaikan
berkembang pada daerah pasang-surut permukaan air laut serta berperan bagi
pantai berlumpur dan khas terdapat di ketahanan pangan. Berbagai diskusi
sepanjang pantai atau muara sungai yang menghasilkan kesepakatan bahwa jika
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hal penanaman mangrove dengan densitas 3.000
ini diperkuat oleh Bengen (2000) pohon/ha dan lebar 200 m, maka
menyatakan bahwa Hutan mangrove akanmampu mengurangi gelombang
merupakan komunitas vegetasi pantai tropis tsunami 50-60% dan kecepatan tsunami 40-
yang didominasi oleh beberapa jenis pohon 60%. Hal ini telah dibuktikan saat terjadinya
mangrove yang mampu tumbuh dan bencana tsunami di Donggala, Palu,
berkembang pada daerah pasang surut pantai Sulawesi Tengah.
berlumpur dan ditemukan pada pantai-pantai Dinas Lingkungan Hidup dan
teluk yang dangkal, estuaria, delta dan Kehutanan Provinsi Banten menyebutkan
daerah pantai terlindung. bahwa pemetaan potensi mangrove Banten
Dalam 5 tahun ini, berbagai hasil setiap tahunnya menunjukkan pengurangan
kajian memberikan informasi bahwa luasan yang cukup besar. Saat ini masih
mangrove berperan dalam mitigasi tersisa kurang dari 3.000 ha di seluruh
perubahan iklim, diantaranya yaitu bahwa Provinsi Banten.Faktor utama yang sering
mangrove di Indonesia menyimpan 1/3 dari dituding sebagai faktor penyebab
cadangan karbon dunia. Disamping itu berkurangnya area mangrove adalah

32
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

konversi/alih fungsi lahan mangrove untuk kemendesakan isu memiliki tingkatan yang
jalan, industri, dan pertambangan, serta lebih tinggi dibanding kegawatan isu dan
terjadinya abrasi, dan penebangan yang berkembangnya isu. Namun demikian,
tidak terkendali ataupun pemanfaatan yang ketiga indikator tersebut mampu
berlebihan. Dengan demikian, secara memberikan kepastian secara kualitatif
empiris kondisi potensi mangrove di bahwa permasalahan tentang Mangrove
Provinsi Banten semakin berkurang. sudah saatnya dapat diatasi.
Provinsi Banten merupakan provinsi
di Pulau Jawa yang belum mempunyai Metode Penelitian
mangrove center. Mangrove center adalah Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif
Pusat Informasi terkait penanganan dan yang dilaksanakan pada bulan Januari 2020.
pengelolaan ekosistem mangrove melalui Populasipenelitian adalahSeluruh
fasilitasi dan koordinasi perencanaan, Masyarakat Kelurahan Sawah Luhur.
rehabilitasi, konservasi dan pemanfaatan Adapun subyek penelitian adalah tokoh
ekosistem mangrove sekaligus destinasi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
wisata alam guna mendukung pengelolaan Kelurahan Sawah Luhur kecamatan
ekosistem mangrove secara lestari dan Kasemen Kota Serang , tempat habitat hutan
bermanfaat bagi masyarakat. Seperti dilansir mangrove dan masyarakat di luar kawasan
dalam berita online Badan Perencanaan dan hutan mangrove. Dengan demikian, maka
Pembangunan Daerah Provinsi Banten Subyek Penelitian terdiri dari masyarakat (1)
bahwa Rencana Pembangunan mangrove bertempat tinggal dan memanfaatkan hutan
center di Provinsi Banten (Banten Mangrove mangrove, (2) masyarakat yang bertempat
Center) merupakan wujud komitmen tinggal di pulau dua dan tidak
bersama dan langkah pemersatu dalam memanfaatkan hutan mangrove dan (3)
melaksanakan upaya konservasi mangrove. masyarakat yang tidak tinggal di pulau dua
Analisis Matriks USG adalah salah namun memanfaatkan hutan managrove dan
satu metode analisis sosial secara kualitatif (4) masyarakat yang tidak tinggal dan tidak
yang bisa digunakan untuk mengukur memanfaatkan hutan mangrove. Ke empat
apakah Banten Mangrove Centermeemiliki subyek penelitian tersebut sebagai key
derajat kemendesakan isu, kegawatan isu persons
dan berkembangnya isu. Derajat Teknik analisis data yang digunakan

33
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif- 1. Urgency (kemendesakan isu): masalah
kualitatif dengan menggali informasi dari harus segera dipecahkan berkaitan
subyek penelitian melalui wawancara dengan ketersediaan waktu
mendalam (depthinterview). Selanjutnya 2. Seriousness (kegawatan isu): seberapa
dilakukan analisis USG Banten Mangrove serius suatu masalah dapat menimbulkan
Center yang kemudian bisa dijadikan masalah lain yang lebih serius
sebagai model Model Solusi Strategis 3. Growth (berkembangnya isu):
pengelolaan hutan mangrove di Kota Serang kemungkinan masalah tersebut
. Adapun acuan dalam menganalisis data berkembangan semakin memburuk jika
menggunakan pendekatan need assessment tidak ditanggulangi
(Mundiharto.2000) dengan menentukan
peringkat/ranking dan skor 1 sampai 5
sesuai dengan kebutuhan, yaitu :

Hasil Penelitian
MATRIK USG PENENTUAN MASALAH SPESIFIK PEMAHAMAN HUTAN
MANGROVE
Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor

1. Jumlah penduduk yang padat, 2 3 2 7 6

2. Kebutuhan biaya hidup 5 4 4 13 3

3. Ketersediaan/keterbatasan lapangan
3 2 4 9 4
pekerjaan,

4. Tingkat Pendidikan, 4 4 4 12 5

5. Paradigma lama di
5 5 5 15 1
masyarakat(Antrhoposentris)

6. Paradigma Baru di Masyarakat (Ecosentris) 5 5 4 14 2

Analisis Matriks USG memberikan bahwa pandangan masyarakat di Kecamatan


hasil bahwa secara faktual (analisis USG) Sawah Luhur sangat dominan terhadap
34
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

paradigm lama di masyarakat. Paradigma karena itu, kepedulian moral tidak hanya
tersebutyaitu Anthroposentrisme. ditujukan pada makhluk hidup saja, tetapi
Antroposentris seperti yang diungkapkan untuk benda abiotik yang terkait pula.
oleh Ibrahim, A.M. (2006) merupakan Ekosisterisme memberikan pandangan
sebuah keyakinan bahwa manusia lingkungan harus diperhatikan karena
merupakan sebuah pusat dari segalanya. manusia hanyalah salah satu sub sistem atau
Manusia dianggap sebagai makhluk paling bagian kecil dari seluruh ekosistem.
istimewa dan paling mulia. Manusia Pandangan ekosentris umumnya dianut oleh
merupakan hal yang paling penting di alam manusia Timur, termasuk orang Indonesia,
semesta. Ditinjau dari sisi keberlanjutan, yang sangat menekankan hubungan erat
ketika Banten Mangrove Center ada di antara manusia dengan lingkungan
Kecamatan Sawah Luhur, maka upaya hidupnya. Manusia adalah mikro dari makro
upaya dalam mengedukasi masyarakat kosmos. Menurut pandangan ini bumi
tentang konservasi mangrove serta memiliki nilai hakiki (intrinsicvalue) yang
pengelolaan yang bijak harus tetap harus dihormati oleh manusia. Maka alam
dilaksanakan agar cara pandang atau lingkungan tidak boleh diperlakukan
Antroposentris sebagian masyarakat bisa semena-mena, karena bumi mempunyai
beralih dan menerima cara paandang nilainya yang luhur yang harus dijaga,
Ekosentris. dihormati dan dianggap suci.Gambaran
Paradigma Baru di Masyarakat tersebut sesuai dengan sebagian pandangan
berkait tentang Ekosentris menempati posisi masyarakat di kecamatan Sawahluhur.
kedua. Ekosentris merupakan sebuah Artinya, kesadaran serta kepedulian akan
keyakinan bahwa pandangan harus sejalan mangrove terhadap generasi mendatang
dengan ekologi atau lingkungan. Pandangan harus terus menerus diberikan. Upaya untuk
yang mengatakan bahwa setiap kegiatan kita penyelamatan lingkungan melalui Banten
harus memperhatikan lingkungan Mangrove Center adalah salah satu langkah
(Chapman, D., dan Sharma, K., 2001). Oleh yang strategis.

35
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

MATRIK USG PENENTUAN MASALAH SPESIFIK PRIORITAS DARI


MASALAHPENGELOLAAN HUTAN MANGROVE
Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor

1. Pendidikan rendah, 4 4 3 11 4

2. Keterampilan kurang, 4 4 4 12 3

3. Kemiskinan, 3 4 5 12 3

4. pemahaman tentang mangrove kurang, 5 4 4 13 2

5. pemahaman konservasi mangrove kurang 5 5 5 15 1

Matrik analisis USG memberikan burung air sebagai habitat dan tempat
hasil bahwa prioritas permasalahan yang persinggahan (Milton dan Marhadi, 1985).
menduduki peringkat pertama adalah Hasil penelitian Mariana
mengenai pemahaman konservasi mangrove Takandjandji1 dan/and Rozza Tri Kwatrina
yang masih kurang. Tujuan dari konservasi dan kawan kawan (2011) menyebutkan
mangrove adalah: Melestarikan contoh- Pengelolaan kawasan sekitar CA Pulau Dua
contoh perwakilan habitat dengan tipe-tipe di Kasemen Sawah Luhur tidak terlepas dari
ekosistemnya. Melindungi jenis-jenis biota pengelolaan kawasan budidaya milik
(dengan habitatnya) yang terancam punah. masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah
Mengelola daerah yang penting bagi daerah perlu merencanakan pengembangan
pembiakan jenis-jenis biota yang bernilai kawasan budidaya dan tambak menjadi
ekonomi. Diketahui bahwa Ekosistem habitat kedua dan kawasan persinggahan
Mangrove di Sawahluhur kecamatan burung air. Langkah tersebut dapat
Kasemen adalah bagian dari Cagar Alam dicapaimelalui pengaturan pemanfaatan dan
Pulau Dua. Kawasan sekitar CA Pulau Dua optimasi penggunaan ruang dan
merupakan kawasan yang penting bagi penambahan vegetasi terutama di pematang-
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan pematang, sempadan pantai dan di
hidupnya dan juga bagi satwa terutama sepanjang perbatasan dengan kawasan CA.

36
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Pengamatan di lapangan, rekomendasi bahwa penting dilakukan


tambaktambak milik masyarakat berbatasan penataan tambak termasuk saluran air ke
langsung dengan kawasan CA. Kondisi ini arah laut. Selain itu, sangat penting juga
dapat berdampak terhadap CA, yaitu adanya dilakukan penanaman vegetasi (upaya
kekhawatiran apabila masyarakat tindakan nyata dari konservasi) sebagai
menggunakan jenis bukan asli, yang penyangga antara kawasan CA dengan
kemudian lepas dan masuk ke dalam kawasan budidaya. Jalur hijau ini selain
kawasan CA. Penggunaan jenis yang bukan sebagai penyangga, dapat pula bermanfaat
asli bisa diakibatkan dari rendahnya bagi satwa dan burungburung di kawasan
pemahaman akan konservasi mangrove. tersebut.
Hasil analisis matriks USG memberikan

MATRIK USG PENENTUAN MASALAH SPESIFIK PRIORITAS DARI MASALAH


KRITERIA KASUS KERUSAKAN HUTAN MANGROVE
Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor
1. Lemahnya deteksi kerusakan hutan
3 4 2 9 3
mangrove

2. Tingginya tekanan ekologis 4 4 5 13 1

3. Tingginya alih fungsi kawasan mangrove 4 4 4 12 2

Matrik analisis USG memberikan hasil Meninkatnya tekanan ini berdampak kepada
bahwa prioritas dari masalah kriteria kasus kerusakan hutan mangrove, baik secara
kerusakan hutan mangrove adalah tingginya langsung (kegiatan penambangan dan
tekanan ekologis. Pertumbuhan penduduk koversi lahan) maupun secara tidak
yang tinggi dan meningkatkanya langsung (Pencemaran atau limbah perbagai
pembangunan di pesisir untuk berbagai kegiatan akibat kegiatan manusia).
peruntukan menyebabkan terjadinya tekanan Jumlah penduduk di Kecamatan
ekologis terhadap ekosistem pesisir, Kasemen (Pulau Dua terletak pada
khususnya ekosistem mangrove. Kecamatan Kasemen) berjumlah97.430

37
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

orang dengan perbandingan sex rasio 106 difungsikan sebagai tambak tumpangsari
(BPS, 2020) yang artinya bahwa penduduk yang tersebar di wilayah pesisir pantai
kecamatan Kasemen lebih banyak laki laki dengan luas kurang lebih 20 ha.
dibanding perempuan. Mata pencaharian Erosi pantai atau abrasi merupakan
penduduk di sekitar tempat kegiatan ancaman serius yang perlu diperhatikan
sebagian besar adalah petani dengan hasil dalam pelaksanaan penanaman mangrove,
utamanya adalah padi dan palawija, hanya terutama di daerah bibir pantai. Berdasarkan
sebagian kecil penduduk yang bermata pengamatan di lapangan, telah terjadi abrasi
pencaharian sebagai pedagang, tukang atau di wilayah buffer zone. Setelah dilakukan
buruh dan sisanya adalah pensiunan pegawai penanaman Rhizophora spp. dan Avecennia
negeri. Berdasarkan peruntukannya, tata spp., di lokasi buffer zone, pada tahun 2007,
guna tanah di Kecamatan Kasemen, maka sebagian telah hilang karena terkena
Kabupaten Dati II Serang terdiri dari sawah, abrasi. Wilayah ini memang rawan abrasi,
tegal atau kebun, pekarangan, ladang karena bentuk geomorfologi pantai yang
penggembalaan dan hutan. pendek dan sempit. Di wilayah buffer zone
Hasil Penelitian Dewi (1995) sangat penting dilakukan penanaman
menyatakan banyaak ditemui Tambak mangrove, terutama untuk mencegah
tumpansari (silvofishery) yaitu pola terjadinya abrasi, dan melindungi daerah
pemanfaatan hutan mangrove yang sekitarnya. Banten MangroveCenter menjadi
dikombinasikan dengan tambak/empang. salah satu model solusi strategis dalam
Sebagaimana tambak di Desa Sawah Luhur upaya pemulihan terhadap hutan mangrove
sebagian sudah dilakukan penanaman atau yang telah rusak.

MATRIK USG PENENTUAN MASALAH SPESIFIK PRIORITAS DARI MASALAH


KRITERIA GEOGRAFIS
Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor

1. Sumber daya alam kurang 1 1 1 3 3

2. Daerah dekat kawasan hutan mangrove


3 2 4 9 1
yang rentan

38
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor
3. Daerah di luar kawasan hutan mangrove
2 4 2 8 2
yang rentan

Matrik analisis USG memberikan hasil yang sangat baik.Namun seiring berjalannya
bahwa daerah yang rentan adalah daerah waktu, telah terjadi perubahan pemanfaatan
yang dekat dengan kawasan hutan lahan mangrove, menjadi lahan pertanian,
mangrove. Diketahui bahwa daerah yang pertambakan, dan pemukiman. Namun
dekat dengan kawasan mangrove banyak demikian, ditemui fakta bahwa pendapatan
menyimpan sumberdaya energi baik dari masyarakat di bidang pertambakan yang
hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu perlu sangat kurang, akibat terjadinya pencemaran
dilakukan penyelamatan hutan mangrove. air, dan fasilitas pengairan yang sangat
Hal ini perlu dilakukan dengan buruk. Masyarakat sudah mulai resah
mempertimbangkan kemampuan lingkungan dengan hal ini, dampak yang terjadi tidak
menyediakan berbagai sumberdaya energy, hanya di wilayah desa yang dekat dengan
lahan, hewan, tumbuhan yang bisa bibir pantai, tetap juga wilayah pertanian
digunakan untuk meningkatkan Desa Sawah Luhur.
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tidak Konflik kepentingan antara
akan melakukan pemanfaatan secara nyata kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
jika lingkungan tidak menunjukan konservasi mangrove menjadi hal pelik yang
kemampuan daya dukungnya. Pemaknaan tak kunjung reda. Banten Mangrove Center
hidup masyarakat terhadap alamnya juga diharapkan memiliki langkah yang solutif
dapat dipengaruhi oleh bagaimana alam dalam mengatasi permasalahan tersebut.
menyediakan kebutuhan hidup masyarakat. Kriteria geografis menjadi indikator dalam
Pada tahun 1970an wilayah Desa melakukan pemetaan kebutuhan masyarakat
Sawah Luhur memiliki hutan mangrove dan kebutuhan konservsi mangrove.

39
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

MATRIK USG PENENTUAN MASALAH SPESIFIK PRIORITAS DARI MASALAH


KEBIJAKAN PUBLIK
Total
Masalah Spesifik U S G Ranking
Skor
1. Peraturan daerah tentang pemanfaatan
5 4 4 13 2
hutan mangrove
2. Komitmen penyelamatan lingkungan hutan
mangrove yang rendah, 5 5 5 15 1

3. kurangnya pemahaman pada pemangku


5 3 3 11 3
kepentingan,
4. Informasi media yang sangat terbuka
3 3 3 9 4

Matriks USG menghasilkan bahwa Prioritas pengelolaan ekosistem mangrove


dari masalah kebijakan publik terletak padaa berkelanjutan yang merupakan bagian
Komitmen penyelamatan lingkungan hutan integral dari pengelolaan wilayah pesisir
mangrove. Komitmen tersebut dikuatkan yang terpadu.Hal ini dapat dilakukan
dengan membangun mangrove center. Oleh melalui Kelompok Kerja Mangrove Daerah
karen itu perludilakukan langkah-langkah (KKMD) Provinsi Banten yang telah
konkrit lainnya seperti penetapan kebijakan dibentuk, terakhir berdasarkan Keputusan
dan kerangka regulasi dalam pengelolaan Gubernur Banten Nomor:
ekosistem mangrove yang disesuaikan 522.75.05/Kep.81-Huk/2019 tanggal 1
dengan kondisi dan kearifan lokal, serta Februari 2019.
mendorong promosi manfaat mangrove yang Regulasi lain yang menguatkan yaitu
dapat meningkatkan perekonomian Peraturan Daerah Kota Serang No. 6 Tahun
masyarakat baik hasil hutan bukan kayu 2011. Perda tersebut antaralain berisi Desa
maupun jasa lingkungan. Selain itu Sawah Luhur memiliki daerah berhutan
koordinasi integrasi, sinkronisasi dan sinergi yang sekaligus berfungsi fungsi Cagar
lintas sektor instansi dan lembaga Alam. Cagar Alam yang dikenal dengan
diperlukan untuk menyelenggarakan Cagar Alam Pulau Dua atau disebut pula
40
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

dengan istilah Pulau Burung ini memiliki memiliki dampak yang nyata untuk
luas 30 hektar. Cagar Alam ini memiliki masyaarakat dan penyelamatan ekosistem
fungsi ganda yaitu pelindung habitat mangrove.
berbagai macam burung pantai dan
berfungsi sebagai daerah penyangga. KESIMPULAN
Selanjutnya penetapan Jalur hijau Hasil analisis matriks Urgency
merupakan suatu kebijakan yang ditetapkan (kemendesakan isu) , Seriousness
dari pemerintah daerah setempat untuk (kegawatan isu) dan Growth
mengelola suatu wilayah dengan tata ruang (berkembangnya isu) menunjukkan bahwa
yang seimbang. Tujuan dari adanya isue prioritas masalah terdapat
kebijakan pengelolaan kawasan pantai padaParadigma lama di masyarakat
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan (Antrhoposentris) yang masih lekat,
masyarakat yang kehidupannya tergantung rendahnya pemahaman masyarakat tentang
pada sumberdaya pesisir dan laut sekaligus konservasi mangrove, Tingginya tekanan
melindungi keanekaragaman hayatinya ekologis, kerentanan pada Daerah dekat
sehingga produktifitas sumberdaya tersebut kawasan hutan mangrove dan kurangnya
dapat terjaga secara berkelanjutan. komitmen penyelamatan lingkungan hutan
Dengan demikian, kebijakan publik mangrove. Perlu di bentuk Banten
sebagai salah satu komitmen pemerintah Mangrove Center sebagai upaya
daerah dalam penyelamatan hutan mangrove penyelamatan Ekosistem Mangrove di Desa
sudah ada. Permasalahannya adalah bahwa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen.
itu harus didukung oleh peran serta
masyarakat dengan turut serta melakukan Daftar Pustaka
penyelamataan Hutan Mangrove dengan Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Serang
memahami konservasinya, memahami Dalam Angka. Kota Serang
pengelolaannnya dan memahami Chapman, D., dan Sharma, K. (2001).
dampaknya jika hutan Mangrove tersebut Environmental attitudes and behaviour
mengalami kerusakan. Banten Mangrove of primary and secondary students in
Center diharapkan menjadi wahana dalam Asian cities: An overview strategy for
menyelaraskaan kebijakan publik serta implementing an eco-schools
implementsinya di lapangan sehingga

41
Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol. 15, No. 2, Tahun 2020
p-ISSN: 1907-087X; e-ISSN: 2527-4562

programme. The Environmentalist. 21. Reserve In Banten Province as


h. 265– 272. Important Value Ecosystem)*). Jurnal
Ibrahim, A.M. (2006). An anthropocentric Penelitian Hiutan dan Konservasi
approach to saving biodiversity: Alam. Vol. 8 No. 1 : 95-108, 2011
Kenyan pupils’ attitudes towards parks Rosyid, Novi Utami. 2020. Ekoliterasi
and wildlife. Applied Environmental Mangrove. Penerbit Guepedia.
Education and Communication. 5(1). Jakarta
h.21–32. https://bappeda.bantenprov.go.id/menanti-
Milton, R dan A. Marhadi. 1985. The bird terwujudnya-banten-mangrove-center
life of the nature reserve Pulau Dua.
Kukila 1985 (2). Indonesia
Ornithological Society. Jakarta.
Mariana Takandjandji1 dan/and Rozza Tri
Kwatrina2. Pengelolaan Cagar Alam
Pulau Dua Di Provinsi Banten Sebagai
Ekosistem Bernilai Penting
(Management of Pulau Dua Natural

42

You might also like