You are on page 1of 11

64 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

PERANAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM


PENGEMBANGAN CIVIC SKILLS MAHASISWA
Kosasih
SMA Daarul Qur’an Bandung, email: kosasihkujang@gmail.com

ABSTRACT
The organisation of student of university holds the big role in developing students’civic skills to
preprare themselves into civilization. Based on the result of the observation and discussion, found
that: students’ motivation for “ormawa” is decreasing because of they are more intended on
academic area and dealt with the competition of life style which comes closer to the hedonism
than to civilization. University students’ organisation is using many kinds of media for socialize.
An effective media will make an easier way in receiving an information, also it can spread out the
information which is related to many kinds of activities that is done by “ormawa”quickly and
accurately. The role of “ormawa” towards skill development of the society of the students of
university is as the place of student aspiration and as a trigger of university students’ ways of
think for critically thinking, taking responsibe, and scientifically. The problems which “ormawa”
lives during the activity especially in civic skills development are about internal and external
problems. For instance, about finance, legalization, life style, communication and coordination,
students’ motivation, the difference of students’ background, facility, and administration. The
attempt to solve these problems are by doing develoving culture, designing program and an
attractive material, discipline, comprehendingconflict management, providing working
assessment or evaluation, and doing ormawa’s role in university as well as possible.
Keyword: Students, university students organisation, civic skill.

ABSTRAK
Organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan civic skills
mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
menghasilkan temuan bahwa: motivasi mahasiswa terhadap ormawa mengalami penurunan
karena lebih mengedepankan akademik dan dan dihadapkan tantangan gaya hidup yang mengarah
pada hedonisme. Bentuk sosialisasi yang dilakukan organisasi kemahasiswaan dengan
memanfaatkan berbagai media. Media yang efektif akan mempermudah dan menyebarluaskan
informasi terkait kegiatan yang dilakukan oleh ormawa secara cepat dan akurat. Peranan ormawa
terhadap pengembangan keterampilan kewarganegaraan mahasiswa yaitu sebagai wadah aspirasi
mahasiswa dan memacu pola pikir mahasiswa agar berpikir secara kritis, bertanggung jawab, dan
ilmiah. Kendala yang dihadapi ormawa selama pelaksanaan kegiatan terutama dalam
pengembangan civic skills yaitu ada kendala secara internal dan eksternal. Misalnya, mengenai
pendanaan, perizinan, gaya hidup, komunikasi dan koordinasi, kurangnya minat mahasiswa, latar
belakang mahasiswa yang berbeda, fasilitas, dan mengenai secretariat. Upaya yang dilakukan
ormawa yakni dengan melestarikan budaya, merancang program dan materi yang menarik,
berperilaku disiplin, memahami manajemen konflik, mengadakan penilaian kinerja atau evaluasi,
dan melaksanakan peran ormawa di universitas dengan sebaik mungkin.
Kata kunci: Mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, civic skills.

PENDAHULUAN jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab,


Mahasiswa sebagai pelaku utama dan dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan
agent of exchange dalam gerakan-gerakan dituntut tanggung jawab akademisnya dalam
pembaharuan memiliki makna yaitu menghasilkan buah karya yang berguna bagi
sekumpulan manusia intelektual yang kehidupan lingkungan. Oleh karena itu, A.M
memandang segala sesuatu dengan pikiran Fatwa dalam Syam (2005) menyatakan bahwa
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016. 65

mahasiswa merupakan kelompok generasi Dengan kreativitas dan daya kritis terse-
muda yang mempunyai peran strategis dalam but mahasiswa akan mampu mengemban peran
kancah pembangunan bangsa karena dengan baik.
mahasiswa merupakan sumber kekuatan moral Salah satu fungsi dari organisasi
(moral force) bagi bangsa Indonesia. kemahasiswaan adalah sebagai sarana
Mahasiswa sebagai cendekiawan mem- penunjang pendidikan dan sarana untuk
punyai tanggung jawab yang harus senantiasa mengembangkan kemampuan diri (soft skills).
dilaksanakan. Menurut Julian Benda dalam La Kemampuan diri (soft skills) penting bagi setiap
Trahison des Clercs (1972), tanggung jawab mahasiswa untuk dapat berbaur dan terjun
kecendekiaan didasarkan pada tiga tolak ukur, langsung dalam kehidupan masyarakat. Dalam
yaitu keadilan, kebenaran, dan rasio. Nampak perspektif pendidikan kewarngaraan, kemam-
jelas bahwa mahasiswa dituntut untuk senan- puan diri (soft skills) dikenal dengan istilah
tiasa mengupayakan tegaknya kebenaran dan kemampuan kewarganegaraan (civic skills).
keadilan yang dilandaskan rasionalitas. Di Keterampilan kewarganegaraan dikembangkan
sinilah tanggung jawab mendasar mahasiswa agar pengetahuan yang diperoleh menjadi
yang direfleksikan dengan berbagai aktivitas sesuatu yang bermakna, karena dapat
kemahasiswaan dan gerakan mahasiswa. dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk masalah kehidupan berbangsa dan bernegara.
merefleksikan berbagai aktivitas kemahasiswa- Civic skills mencakup intelectual skills
an dan gerakan mahasiswa harus ada wadah (keterampilan intelektual) dan participation
yang dapat menaungi dan menyalurkan skills (keterampilan partisipasi).
aspirasinya yaitu adanya organisasi yang berdiri Berkaitan dengan hal tersebut, keteram-
di perguruan tinggi. Organisasi dipandang pilan kewarganegaraan (civic skills) memiliki
sebagai wadah untuk mencapai tujuan yang beberapa indikator, seperti yang dikemukakan
ditetapkan sebelumnya. Organisasi pun oleh White (2005) yaitu berinteraksi dengan
merupakan wadah dari sekelompok orang individu lain untuk kepentingan bersama,
(group of people) yang mengadakan kerja sama melakukan aksi untuk merubah sistem politik,
untuk mencapai tujuan bersama. pemantauan acara-acara publik dan masalah-
Pemaparan di atas memberikan gambaran masalah dalam masyarakat, menerapkan
bahwa keberadaan organisasi kemahasiswaan putusan kebijakan tentang masalah-masalah
di perguruan tinggi merupakan hal penting dalam masyarakat, berunding dan membuat
dalam rangka pengembangan diri mahasiswa. keputusan tentang masalah-masalah masya-
Hal tersebut dipertegas dengan adanya Undang- rakat, dan mempengaruhi para pembuat putusan
Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun kebijakan tentang masalah-masalah masya-
2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 77 rakat. Oleh karena itu, mahasiswa harus
mengenai Organisasi Kemahasiswaan. memiliki civic skills dengan menerapkan
Pernyataan di atas memperjelas bahwa indikator yang dikemukakan oleh White
organisasi mahasiswa berfungsi untuk melatih tersebut. Hal tersebut memberikan nilai positif
mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat. bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri
Dalam organisasi kemahasiswaan, mahasiswa dalam kancah pembangunan bangsa.
dituntut untuk berani mengemukakan pendapat, Berkenaan dengan hal di atas, muncul
berani mengambil keputusan dengan cepat, permasalahan pada diri mahasiswa baik secara
memiliki kekuatan tanggung jawab, dan internal maupun eksternal terutama dalam
menumbuhkan keterampilan kewarganegaraan. memandang sebuah organisasi yang berdiri di
Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai perguruan tinggi. Fakta yang terjadi di lapangan
peran yang strategis untuk mewujudkan berbeda dengan teori-teori yang sudah
idealisme mahasiswa dan menjadi tempat dikemukakan sebelumnya. Hal ini disebabkan
mengembangkan potensi, baik akademis adanya paradigma mahasiswa dalam meman-
maupun organisasi. Sebagai mahasiswa yang dang sebuah organisasi berbeda-beda. Sebagian
progresif, kreatif, dan kritis harus mampu mahasiswa beranggapan bahwa organisasi itu
mengambil peran tersebut. penting untuk mengembangkan diri, tetapi ada
juga yang beranggapan bahwa organisasi itu
66 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

dapat memperlambat masa studi bahkan rangka pengembangan diri mahasiswa terutama
menganggap tidak penting ikut berorganisasi. dalam pengembangan keterampilan kewarga-
Hal ini menunjukkan ketidakselarasaan antara negaraan (civic skills). Hal tersebut diperkuat
teori dengan fakta yang terjadi di lapangan. dengan pernyataan Darmawan (dalam
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan adanya tulisannya “Kiat Sukses Manajemen Organisasi
data hasil pra penelitian yang dilakukan oleh Kemahasiswaan” (2001) bahwa: sebagai
peneliti terhadap beberapa mahasiswa dari organisasi, organisasi kemahasiswaan sudah
berbagai jurusan dan fakultas yang ada di barang tentu di dalamnya terdapat sumber daya
Universitas Pendidikan Indonesia. manusia yang beragam (karena organisasi
Berdasarkan data tersebut, tergambar adalah kumpulan manusia), sumber daya alam
jelas bahwa pandangan mahasiswa dalam dan lingkungan, tujuan yang hendak dicapai,
memandang organisasi sangat berbeda. Dengan dan sarana atau instrumen yang digunakan
beberapa pertanyaan yang diberikan, misalnya dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
pertanyaan terkait ketertarikan, manfaat, Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
dampak positif dan negatif, penting tidaknya disimpulkan bahwa organisasi kemahasiswaan
organisasi, dan keterkaitan organisasi dengan merupakan wahana atau sarana bagi mahasiswa
aktivitas studi mahasiswa. Hal tersebut dapat yang berfungsi sebagai penyalur aspirasi dan
disimpulkan bahwa jawaban setiap mahasiswa kreativitas dalam proses pengembangan diri
yang menjadi informan pra penelitian sangat terutama dalam proses pengembangan
bervariatif. Sebagian mahasiswa mengatakan keterampilan kewarganegaraan (civic skills).
organisasi penting dan sangat bermanfaat serta Selain itu, organisasi kemahasiswaan memiliki
memberikan dampak positif bagi mahasiswa itu peran yang sangat besar dalam pengembangan
sendiri terutama dalam mengembangkan soft civic skills mahasiswa karena dalam organisasi
skill yang tidak diajarkan di bangku kemahasiswaan mahasiswa dibina dan dibekali
perkuliahan secara formal. Selain itu, dapat agar siap terjun ke masyarakat. Selain itu,
menambah wawasan dan pengetahuan secara dalam organisasi kemahasiswaan dimunculkan
luas serta melatih diri dalam berinteraksi dan kemampuan civic skills sehingga mahasiswa
bersosialisasi dengan orang lain. dapat berpikir kritis, mengembangkan jiwa
Namun, tidak dimungkiri dari data kepemimpinan, baik dalam lingkup kecil
tersebut ada sebagian mahasiswa yang maupun yang lebih luas, berinteraksi dengan
mengatakan bahwa organisasi tidak penting dan individu lain, cepat dalam menanggapi dan
ketertarikan mahasiswa terhadap organisasi dapat memunculkan pemikiran-pemikiran
masih perlu ditingkatkan. Selain itu, ada positif dalam mengatasi beberapa permasalahan
dampak negatif yang dirasakan mahasiswa terkait keorganisasian.
ketika mengikuti organisasi yaitu menghambat Pemaparan tersebut diperkuat dengan
penyelesaian tugas mata kuliah, terbatasnya adanya asumsi bahwa mahasiswa dengan
waktu luang, perbedaan pendapat terkadang segudang idealismenya, tidak mengenal kata
menjadi perselisihan antarmahasiswa, dan akhir dalam mencapai kemajuan. Berkaitan
kurangnya manajemen waktu yang baik akan dengan itu, sikap kritis dan ketidakpuasan
mengganggu pencapaian prestasi dalam bidang terhadap sistem yang ada harus selalu melekat
akademik serta dapat memperlambat masa studi pada diri mahasiswa. Dengan sikap tersebut
mahasiswa tersebut. Pemaparan tersebut sama artinya mahasiswa telah menempatkan
ternyata merujuk pada sebuah kesimpulan diri sebagai oposisi nonstruktural yang bisa
bahwa titik permasalahan yang terjadi pada mendatangkan manfaat bagi keberlangsungan
mahasiswa adalah tingkat partisipasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika sikap
perilaku mahasiswa dalam berorganisasi masih oposisi ini dilakukan secara bersama-sama pasti
perlu ditingkatkan. Hal tersebut berdampak bisa mendatangkan kekuatan berlipat ganda
pada pengembangan keterampilan kewarga- untuk mempercepat perbaikan bangsa.
negaraan (civic skills) yang seharusnya dimiliki
oleh mahasiswa dalam mengembangkan diri. METODE PENELITIAN
Keberadaan organisasi kemahasiswaan di Penelitian tentang organisasi kemahasis-
perguruan tinggi merupakan hal penting dalam waan dalam pengembangan keterampilan
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016. 67

kewarganegaraan (civic skillss) menggunakan metode penelitian ilmu-ilmu sosial dan


pendekatan kualitatif. Creswell (2007) merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok
menyatakan: Qualitative research is penelitian berkenaan dengan how atau why.
“interpretive” research, in which you make a Peneliti berupaya untuk meneliti bagaimana
personal assessment as to a description that fits peran organisasi mahasiswa dalam pengem-
the situation or themes that capture the major bangan keterampilan kewarganegaraan (civic
categories of information. The interpretation skills). Lincoln dan Denzin (2009) menyatakan
that you make a transcript, for example, differs bahwa kasus adalah suatu sistem yang terbatas
from the interpretation that someone else abounded system. Oleh karena itu, alasan
makes. This does not mean that your peneliti menggunakan metode studi kasus yaitu
interpretation is better or more accurate; it karena metode ini dilakukan secara intensif,
simply means that you bring your own terperinci, dan mendalam terhadap proses
perspective to your interpretation. pengembangan keterampilan kewarganegaraan
Berdasarkan pendapat Creswell di atas (civic skillss) bagi mahasiswa.
dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif Berkenaan dengan hal tersebut Nazir
adalah proses penelitian untuk memahami (1999) menyatakan bahwa tujuan studi kasus
tradisi metodologi penelitian tertentu dengan adalah untuk memberikan gambaran secara
cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan
Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun
pendekatan naturalistik karena situasi lapangan status dari individu yang kemudian dari sifat-
penelitian bersifat natural atau alamiah, apa sifat yang khas di atas akan dijadikan suatu hal
adanya, dan tidak dimanipulasi. Selain itu yang bersifat umum.
menurut Moleong (2003) penelitian kualitatif Menurut Lincoln & Guba (dalam
merupakan prosedur penelitian yang meng- Mulyana, 2002) ada beberapa keistimewaan
hasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis studi kasus yaitu sebagai berikut:
maupun lisan dari perilaku orang-orang yang 1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi
diamati. Dengan menggunakan metode penelitian yakni menyajikan pandangan
penelitian kualitatif ini, peneliti akan subjek yang diteliti.
memperoleh data melalui observasi langsung 2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh
dan terlibat dalam penelitian secara langsung yang mirip dengan apa yang dialami
sesuai permasalahan yang akan diteliti yang pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
berhubungan dengan fenomena sosial. 3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk
Pendekatan penelitian kualitatif menurut menunjukan hubungan antara peneliti dan
Zuriah (2006) yaitu mengamati orang dalam responden.
lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, 4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk
berusaha memahami bahasa dan tafsiran menemukan konsistensi internal yang tidak
mereka tentang dunia sekitar. Hal tersebut hanya merupakan konsistensi gaya dan
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan
proses penelitian untuk memahami suatu (trustworthiness).
fenomena berdasarkan tradisi metodologi 5. Studi kasus memberikan uraian tebal yang
penelitian yang khas. Selain itu, untuk diperlukan bagi penilaian atas
menggali atau mengeksplorasi suatu masalah transferabilitas.
sosial. Pendekatan penelitian kualitatif ini 6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas
digunakan untuk meneliti kondisi objek kajian konteks yang turut berperan bagi
dalam keadaan yang sebenarnya di lapangan. pemaknaan atas fenomena dalam konteks
Peneliti sebagai instrumen penting dalam tersebut.
penelitian dengan mencari fakta melalui Sesuai dengan apa yang diungkapkan
kegiatan yang sebenarnya dalam organisasi Lincoln dan Guba di atas, diharapkan penelitian
kemahasiswaan. yang dilakukan secara komprehensif mampu
Metode yang digunakan dalam penelitian mengungkapkan fakta-fakta sehingga diperoleh
adalah metode studi kasus. Berdasarkan Robert fakta yang dapat dikaji dan dianalisis dalam
K. Yin (2013) studi kasus merupakan satu peran organisasi kemahasiswaan sebagai
68 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

pengembangan keterampilan kewarganegaraan bagian yang kurang penting. Selain itu, faktor
(civic skillss). pergaulan juga sangat mempengaruhi beberapa
informan mengemukakan bahwa mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN saat ini lebih cenderung ke gaya hidup
Motivasi Mahasiswa Terhadap Ormawa hedonisme. Penurunan motivasi mahasiswa
dalam Pengembangan Keterampilan dalam berorganisasi dewasa ini sangat
Kewarganegaraan (Civic Skills) Mahasiswa mengkhawatirkan sekali, di mana mereka
Para aktivis mahasiswa yang menjadi dibenturkan dengan persoalan akademik yang
informan dalam penelitian ini beranggapan menuntunya untuk memilih tidak berorganisasi
bahwa minat dan motivasi mahasiswa sudah yang di kambing hitamkan sebagai penghambat
mulai berkurang. Motivasi mahasiswa terhadap akademik terutama dalam hal kelulusan. Hal
ormawa dalam pengembangan keterampilan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
kewarganegaraan (civic skills) mahasiswa. organisasi kemahasiswaan dalam menarik
Motivasi dalam berorganisasi khususnya minat mahasiswa.
organisasi kemahasiswaan semakin hari
semakin menurun. Penurunan minat mahasiswa Bentuk Sosialisasi Organisasi Kemahasis-
dalam berorganisasi disebabkan karena waan Kaitannya Dengan Pengembangan
mahasiswa lebih memilih mengedepankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic
akademik dan tantangan gaya hidup yang Skills) Mahasiswa
mengarah pada hedonisme sehingga melupakan Bentuk sosialisasi organisasi kemahasis-
keorganisasian mahasiswa, padahal organisasi waan dengan memanfaatkan berbagai media.
mahasiswa merupakan kendaraan dan jalan Media yang efektif akan mempermudah dan
pembuka menuju masa depan bagi mahasiswa. menyebarluaskan informasi terkait kegiatan
Hasibuan (2004:219) mengemukakan yang dilakukan oleh ormawa secara cepat dan
bahwa motivasi adalah rangsangan keinginan akurat. Media sosial dianggap sebagai media
dan pemberian daya penggerak yang yang efektif dalam menyebarkan informasi.
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar Dengan mengikuti perkembangan zaman,
mau bekerja sama, bekerja efektif dan ormawa memilih media yang bersifat kekinian.
terintegrasi dengan segala upayanya untuk Misalnya, menggunakan media sosial. Media
mencapai kepuasan. tersebut dianggap akurat dalam menyebarkan
Berdasarkan pemaparan di atas, motivasi informasi karena mahasiswa zaman sekarang
merupakan suatu konsep yang menggambarkan sudah menggunakan alat komunikasi yang
dorongan-dorongan yang timbul pada atau di canggih. Pemanfaatan alat komunikasi sebagai
dalam diri sendiri seorang individu yang media komunikasi antarmahasiswa, ormawa
menggerakkan perilaku. Berkaitan dengan hal menjadikan media sosial sebagai media yang
tersebut, motivasi mahasiswa terhadap efektif. Misalnya, facebook, twitter, whatshapp,
organisasi kemahasiswaan saat ini mengalami web, blog, dan lain sebagainya. Namun, tidak
penurunan. menutup kemungkinan media lain pun
Motivasi dalam berorganisasi khususnya digunakan ormawa sebagai penunjang keber-
organisasi kemahasiswaan semakin hari hasilan dalam melaksanakan kegiatan.
semakin menurun. Penurunan minat mahasiswa Misalnya, spanduk, pamflet, poster, dan media
dalam berorganisasi disebabkan karena elektronik lainnya.
mahasiswa lebih memilih mengedepankan Bentuk sosialisasi yang digunakan
akademik dan tantangan gaya hidup yang organisasi kemahasiswaan dalam pengem-
mengarah pada hedonisme sehingga melupakan bangan civic skills mahasiswa berdasarkan hasil
keorganisasian mahasiswa, padahal organisasi penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa
mahasiswa merupakan kendaraan dan jalan setiap organisasi kemahasiswaan menggunakan
pembuka menuju masa depan bagi mahasiswa. media dalam melancarkan kegiatan yang
Salah satu faktor menurunnya motivasi dilaksanakannya. Berkaitan dengan hal
mahasiswa dalam berorganisasi adalah maha- tersebut, menurut Kantaprawira (1999:57)
siswa saat ini lebih mementingkan akademik media atau sarana dapat diselenggarakan antara
saja sehingga menganggap organisasi adalah lain melalui: pertama, bahan-bahan yang dapat
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016. 69

dibaca (readable, legible), seperti surat kabar, peningkatan sumber daya manusia di suatu
majalah dan lain-lain yang bersifat publikasi negara. Dalam lingkup yang sederhana yaitu
massa dan yang biasa membentuk pendapat organisasi kemahasiswaan, mahasiswa diha-
umum. Kedua, siaran seperti radio yang dapat rapkan dapat memiliki kompetensi tersebut. Hal
didengar (audible) dan televisi serta film yang itu ditunjang dengan adanya perkembangan
dapat dilihat dan didengar (bersifat audio- IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang
visual); dan ketiga, lembaga-lembaga asosiasi begitu pesat saat ini, sudah sepatutnya
dalam masyarakat, seperti masjid dan gereja mahasiswa memiliki keenam kompetensi
yang menyampaikan khotbah, serta kemung- tersebut. Terutama mahasiwa yang ikut serta
kinan juga melalui lembaga formal atau dalam organisasi kemahasiswaan sebagai upaya
informal. pengembangan keterampilan kewarganegaraan.
Pemaparan di atas, memperjelas bahwa Dengan demikian, dapat disimpulkan
media yang dapat digunakan oleh organisasi bahwa penggunaan media yang efektif akan
kemahasiswaan sangat beragam. Hal tersebut mempermudah mahasiswa dalam mengelola
dipertegas dengan adanya pernyataan dari organisasi kemahasiswaan yang dinaunginya.
beberapa narasumber yang diwawancarai Mengikuti perkembangan zaman, media yang
bahwa bentuk media yang paling efektif dan dipilih lebih banyak menggunakan media
sesuai dengan organisasi kemahasiswaan media sosial. Misalnya, facebook, twitter, whatshapp,
massa. Media tersebut digunakan oleh setiap dan lain sebagainya. Media tersebut dirasakan
organisasi kemahasiswaan terutama dalam kebermanfaatannya bagi mahasiswa. Dalam
upaya pengembangan keterampilan kewarga- proses pengembangan keterampilan kewarga-
negaraan. Berdasarkan beberapa pendapat negaraan setiap organisasi memiliki trik jitu
contoh media yang efektif yaitu dengan atau media andalan agar program yang dibuat
menggunakan media buletin, majalah, pamflet, dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Namun,
dan media online seperti blog, website atau tidak menutup kemungkinan media lain pun
jejaring sosial. digunakan ormawa dalam menunjang
Erat kaitannya dengan pemaparan di atas keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan.
bahwa sebagai mahasiswa tentu harus dibekali
dengan kompetensi atau kemampuan yang Peranan Organisasi Kemahasiswaan Sebagai
direfleksikan dalam sikap, perilaku atau Organisasi Intra Kampus terhadap Pengem-
perbuatan sebagai warga masyarakat dan warga bangan Keterampilan Kewarganegaraan
negara. Kompetensi sering diartikan sebagai (Civic Skills) Mahasiswa
suatu kemampuan yang direfleksikan dalam Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai
perilaku atau perbuatan sehari-hari. Dalam dengan fungsinya bahwa direktorat pembinaan
membentuk warga negara yang baik, kemahasiswaan merupakan unit pelaksana
mahasiswa harus menguasai kompetensi pembantu pimpinan yang bertugas menye-
kewarganegaraan yang memadai. Berkenaan lenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
dengan hal tersebut, Wuryan dan Syaifullah pembinaan organisasi kemahasiswaan, program
(2009:130) mengemukakan ada enam kompe- kemahasiswaan, dan kesejahteraan mahasiswa.
tensi warga negara yaitu: “(1) kemampuan Karena itu, peranan Dirmawa UPI dalam
memperoleh informasi dan menggunakan kaitannya dengan mengembangkan civic skills
informasi, (2) membina ketertiban, (3) mahasiswa yaitu dengan memberikan dukungan
membuat keputusan, (4) berkomunikasi, (5) dalam setiap kegiatan ormawa dan mahasiswa
menjalin kerjasama, serta (6) melakukan di UPI. Misalnya, dalam melaksanakan urusan
berbagai macam kepentingan secara benar”. pemberian izin/rekomendasi kegiatan ormawa
Melihat pemaparan di atas, maka setiap dan mengadakan pemantauan, pengumpulan,
warga negara dalam hal ini mahasiswa dituntut pengolahan, serta evaluasi pelaksanaan
harus memiliki keenam kompetensi tersebut. kegiatan kemahasiswaan. Selain itu, peranan
Hal ini karena kompetensi-kompetensi di atas Dirmawa adalah mengelola penyelenggaraan
dapat memberikan kontribusi bagi warga pertemuan ilmiah dan melakukan pembinaan,
negara dalam menunjang pembangunan di mengelola pelaksanaan pemilihan mahasiswa
segala bidang kehidupan, khususnya bagi berprestasi, pengajuan usulan penelitian
70 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

mahasiswa, mengusulkan kegiatan-kegiatan keterampilan-keterampilan. Misalnya, keteram-


ilmiah dan pemberian beasiswa serta berbagai pilan menembak, SAR, atau yang lainnya.
bantuan bagi mahasiswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan,
Bentuk kegiatan dalam program organisasi merupakan sekumpulan dari
organisasi kemahasiswaan terutama yang beberapa orang yang memiliki tujuan yang
berkaitan dengan peranan organisasi kemaha- sama. Selain itu, organisasi dibentuk dengan
siswaan sebagai upaya mengembangkan civic tujuan untuk mencapai kelancaran dan
skills mahasiswa, ormawa memiliki karak- kesuksesan. Demi mencapai kesuksesan dalam
teristik yang sesuai dengan organisasi berorganisasi diperlukan adanya pembagian
mahasiswa itu sendiri. Berkaitan dengan hal kerja dan tugas yang jelas serta adanya interaksi
tersebut, program dan materi yang dirancang yang baik antara sesama individu. Hal tersebut
diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan diperkuat dengan adanya pernyataan CEE
Anggaran Rumah Tangga (ART). Program dan (1999) dalam Winataputra dan Budimansyah
materi yang disusun diarahkan untuk dalam Yamanto (2014:13) bahwa seorang
mengembangkan keterampilan kewargane- warga negara yang ideal harus memiliki: “Skill:
garaan (civic skills) terbagi dalam beberapa Civic Participation” yakni keterampilan
tahapan. Diawali dengan tahap pengkaderan partisipasi sebagai warga negara”. Kemampu-
yang di dalamnya memuat kegiatan MOKAKU annya yang diperlukan adalah sebagai berikut.
UPI sebagai penyambutan mahasiswa baru a. Critical thinking skills: Gather and assess
yang dilaksanakan oleh BEM REMA UPI. information, Clarify and prioritize, Identify
Selanjutnya kegiatan kaderisasi atau ospek di and assess consequences, Evaluate, Reflect.
tingkat jurusan. Kegiatannya berisi MABIM b. Participation skills: Communicate, nego-
(masa bimbingan), PAB (penerimaan anggota tiate, Cooperate, Manage conflicts
baru), dan LKM (latihan dasar kepemimpinan peacefully and fairly, Reach consensus.
mahasiswa) di tingkat jurusan sampai tingkat Pemaparan di atas, memberikan gam-
universitas. baran bahwa mahasiswa sebagai warga negara
Selain itu, program yang disusun ormawa harus memiliki keterampilan berpartisipasi dan
yakni mengenai kajian-kajian ilmiah, membuat berpikir kritis. Karena itu, mahasiswa dalam
jaringan aspirasi mahasiswa, pelatihan keor- organisasi kemahasiswaan dituntut memiliki
ganisasian, pelatihan kepemimpinan, pelatihan skills yang baik di segala bidang. Setiap
keuangan, dan public speaking. Ada juga organisasi kemahasiswaan yang digeluti oleh
program yang mengarah pada Tri Darma mahasiswa tidak terlepas dari garis koordinasi
Perguruan Tinggi yakni pebelitian, pengabdian, dengan Dirmawa. Dalam hal ini Dirmawa
dan pendidikan. Pada pelaksanaan program memiliki peran terhadap organisasi
yang telah disusun oleh ormawa dilengkapi kemahasiswaan.
pula dengan materi-materi yang bervariatif. Berkaitan dengan hal tersebut, program
Materi yang disajikan dan dipelajari organisasi yang dilakukan Dirmawa UPI dalam kaitannya
kemahasiswaan yaitu tentang kepemimpinan, dengan mengembangkan civic skills mahasiswa
kedisiplinan, manajemen aksi, kerja sama, yaitu dengan memberikan dukungan dalam
peran organisasi mahasiswa, dan manajemen setiap kegiatan ormawa dan mahasiswa di UPI.
diri. Ada pula materi tentang kajian-kajian Misalnya, dalam melaksanakan urusan
intelektual yang bersifat ideologis, baik pemberian izin/rekomendasi kegiatan ormawa
ideologis keislaman atau ideologis kebangsaan, dan mengadakan pemantauan, pengumpulan,
serta kajian-kajian kontemporer. Materi lain pengolahan, serta evaluasi pelaksanaan
yang disampaikan dalam setiap kegiatan adalah kegiatan kemahasiswaan. Selain itu, program
tentang manajemen konflik, proses pegambilan yang dilaksanakan Dirmawa adalah mengelola
keputusan, aksi, dan advokasi (problem penyelenggaraan pertemuan ilmiah dan
solving) serta berfikir kritis. Selain itu, materi melakukan pembinaan, mengelola pelaksanaan
yang disampaikan dalam upaya pengembangan pemilihan mahasiswa berprestasi, pengajuan
civic skills tidak terlepas dari karakter disiplin usulan penelitian mahasiswa, mengusulkan
dan bentuk penanaman bela negara. Materi kegiatan-kegiatan ilmiah dan pemberian
tersebut ditunjang pula dengan materi tentang
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016. 71

beasiswa serta berbagai bantuan bagi berkecimpung dalam organisasi kemaha-


mahasiswa. siswaan. Indikator yang dijelaskan di atas
Organisasi kemahasiswaan memiliki menjadi faktor penting dalam proses
peranan yang penting dalam mengembangkan pengembangan keterampilan kewarganegaraan
keterampilan kewarganegaraan bagi maha- bagi mahasiswa. Pemaparan di atas, diperkuat
siswa. Hal tersebut ditunjang dengan adanya dengan adanya pendapat Hasibuan (2008) yang
program dan materi-materi yang disajikan menyatakan bahwa dalam mewujudkan suatu
dalam setiap kegiatan. Dengan demikian, organisasi yang baik, efektif, efisien, dan sesuai
mahasiswa lebih termotivasi dan tergugah dengan kebutuhan harus didasarkan pada asas-
hatinya untuk mengikuti kegiatan ormawa. asas (prinsip-prinsip) organisasi. Berikut asas
Pernyataan di atas diperkuat dengan (prinsip) yang harus dilakukan oleh suatu
pendapat Koontz & O’Donnel (Malayu S. P. organisasi agar menjadi lebih baik yakni asas
Hasibuan 2008:25) bahwa organisasi adalah tujuan organisasi, kesatuan tujuan, kesatuan
pembinaan hubungan wewenang dan dimak- perintah, rentang kendali, pendelegasian
sudkan untuk mencapai koordinasi yang wewenang, keseimbangan wewenang dan
struktural, baik secara vertikal, maupun secara tanggung jawab, pembagian kerja, penempatan
horizontal di antara posisi-posisi yang telah personalia, jenjang berangkai, asas efesiensi,
diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan kesinambungan, dan koordinasi. Karena itu,
untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi dalam mewujudkan organisasi yang baik dan
organisasi adalah hubungan struktural yang efektif harus berlandaskan asas atau prinsip
mengikat/menyatukan perusahaan dan kerangka berorganisasi yang sudah dipaparkan di atas.
dasar tempat individu-individu berusaha Asas tersebut akan menjadi penunjang
dikoordinasi. keberhasilan suatu organisasi kemahasiswaan
Setiap program yang dilakukan untuk yang ada di setiap perguruan tinggi terutama
mengembangkan keterampilan kewargane- dalam mewujudkan keterampilan kewarga-
garaan tentu memiliki beberapa indikator yang negaraan (civic skills).
ingin dicapai. Berkaitan hal tersebut, White Berdasarkan pemaparan di atas,
(2005) mengemukakan indikator dalam me- pelaksanaan program kerja di setiap himpunan
ngembangkan keterampilan kewarganegaraan ditunjang dengan adanya materi-materi yang
(civic skills) yaitu sebagai berikut: edukatif dan inspiratif. Dengan adanya program
a. berinteraksi dengan individu lain untuk kerja dan materi yang disajikan dalam setiap
kepentingan bersama (interacting with kegiatan di berbagai himpunan memberikan
other personal for commont interest); dampak positif pada pengembangan kete-
b. melakukan aksi untuk menambah sistem rampilan kewarganegaraan bagi mahasiswa.
politik (taking action to improve politica); Hal tersebut diperkuat dengan adanya
c. pemantauan acara-acara publik dan pernyataan Winataputra (2001) tentang
masalah-masalah masyarakat (monitoring kompetensi dasar keterampilan kewarga-
public events & public issues); negaraan (civic skills) yang setidaknya harus
d. menerapkan putusan kebijakan tentang dimiliki oleh mahasiswa.
masalah-masalah dalam masyarakat Pemaparan di atas, memperjelas bahwa
(implementing policy decisions on public organisasi mahasiswa berfungsi untuk melatih
issues); mahasiswa agar siap terjun ke masyarakat.
e. berunding dan membuat keputusan tentang Dalam organisasi kemahasiswaan, mahasiswa
masalah-masalah masyarakat (deliberating dituntut untuk berani mengemukakan pendapat,
& making decisions on about public policy berani mengambil keputusan dengan cepat,
issues); memiliki kekuatan tanggung jawab, dan dapat
f. memengaruhi para pembuat putusan menumbuhkan nilai-nilai keterampilan kewar-
kebijakan tentang maslah-masalah ganegaraan (civic skills). Menurut Murdiono
masyarakat (influencing policy decisionson (2008:7) keterampilan kewarganegaraan (civic
public issues). skills) yang dimiliki oleh mahasiswa, misalnya
Keenam indikator tersebut harus dimiliki dapat dilihat dari kemampuannya mengkritisi
oleh mahasiswa terutama mahasiswa yang kebijakan publik. Mahasiswa sebagai intelek-
72 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

tual muda seharusnya dapat memiliki kekritisan Berdasarkan data penelitian, dalam pelak-
terhadap setiap kebijakan publik yang sanaan kegiatan ormawa tentu menemukan
dikeluarkan oleh pemerintah, baik dalam skala berbagai hambatan yang berpengaruh pada
nasional maupun lokal. Dengan demikian, pengembangan keterampilan kewarganegaraan.
menurut Cholisin dalam Murdiono (2008:6) Dapat disimpulkan dari beberapa informan
menyatakan bahwa pengetahuan dan yang diwawancarai bahwa kendala yang
keterampilan kewarganegaraan merupakan dihadapi selama pelaksanaan kegiatan terutama
basis bagi terbentuknya karakter kewarga- dalam pengembangan keterampilan kewarga-
negaraan. Hal tersebut memperjelas bahwa negaraan yaitu hambatan yang datang secara
dalam berorganisasi mahasiswa harus memiliki internal atau eksternal. Misalnya, mengenai
karakter terutama dalam mengembangkan civic pendanaan, perizinan, gaya hidup, komunikasi
skills. dan koordinasi, kurangnya minat mahasiswa,
Selain itu, organisasi mahasiswa latar belakang mahasiswa yang berbeda,
mempunyai peran yang strategis untuk fasilitas, dan mengenai sekretariat. Kendala lain
mewujudkan idealisme mahasiswa dan menjadi terutama yang dirasakan oleh ormawa Menwa
tempat mengembangkan potensi, baik akademis yaitu terkait seragam yang belum difasilitasi
maupun organisasi. Dalam hal ini, sebagai oleh pihak universitas. Semua itu menjadi
mahasiswa yang progresif, kreatif, dan kritis kendala atau hambatan yang berarti bagi sebuah
harus mampu mengambil peran tersebut. organisasi kemahasiswaan.
Dengan memiliki kreativitas dan daya kritis Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang
mahasiswa akan mampu mengemban peran menjadi penghambat sebuah kegiatan yang
dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan
menurut Cholisin (2010: 1) menyatakan bahwa terutama yang erat kaitannya dengan
keterampilan kwarganegaraan dikembangkan pengembangan keterampilan kewarganegaraan.
agar pengetahuan yang diperoleh menjadi Hambatan tersebut dirangkum menjadi dua
sesuatu yang bermakna karena dapat yaitu hambatan secara internal dari diri
dimanfaatkan dalam menghadapi masalah- mahasiswa itu sendiri dan eksternal. Hambatan
masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. eksternal datang dari luar mahasiswa atau
Civic skills yang harus dimiliki mahasiswa organisasi tersebut. Contoh dari hambatan-
dalam berorganisasi mencakup keterampilan hambatan tersebut yaitu mengenai pendanaan,
intelektual (intellectual skills) dan keterampilan perizinan, gaya hidup, komunikasi dan
partisipasi (participation skills). koordinasi, kurangnya minat mahasiswa, latar
Program kerja yang baik ditunjang belakang mahasiswa yang berbeda, fasilitas,
dengan materi-materi yang bervariatif. Materi dan mengenai sekretariat. Semua itu menjadi
yang dimunculkan dan dipelajari pada setiap hambatan yang berarti bagi mahasiswa yang
organisasi kemahasiswaan yaitu tentang berkecimpung dalam dunia organisasi. Selain
kepemimpinan, kedisiplinan, manajemen aksi, itu, dalam organisasi kemahasiswaan Menwa
kerja sama, peran organisasi mahasiswa, dan yang menjadi kendala lain adalah mengenai
manajemen diri serta keterampilan- seragam yang belum difasilitasi oleh pihak
keterampilan. Selain itu materi kajian-kajian universitas sehingga pengurus atau anggota
intelektual yang bersifat ideologis, baik harus menyediakan sendiri.
ideologis keislaman atau ideologis kebangsaan,
serta kajian-kajian kontemporer. Materi lain
Upaya Organisasi Kemahasiwaan dalam
yang disampaikan dalam setiap kegiatan adalah
Mengatasi Hambatan Pelaksanaan
tentang manajemen konflik, proses pegambilan
Keterampilan Kewarganegaraan
keputusan, aksi, dan advokasi (problem Berbicara hambatan atau kendala yang
solving) serta berfikir kritis dihadapi setiap organisasi kemahasiswaan
terutama dalam pengembangan keterampilan
Kendala Organisasi Kemahasiswaan dalam kewarganegaraan, tentu ada solusi ataupun
Pengembangan Keterampilan Kewarga- upaya yang dapat dilakukan untuk meng-
negaraan bagi Mahasiswa antisipasi hal tersebut. Melihat permasalahan
yang dipaparkan di atas, berbagai upaya
JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016. 73

dilakukan yakni dengan melestarikan budaya syarat untuk mendapatkan beasiswa dapat
organisasi. Misalnya dengan cara membuat melampirkan surat keterangan aktif dalam
sistem pengkaderan yang kuat, baik secara organisasi. Dengan hal tersebut mahasiswa
formal maupun informal, menciptakan agenda tergugah hatinya untuk mengikuti organisasi.
dan program kerja yang dapat menarik minat Dengan keterlibatan lembaga inilah diharapkan
mahasiswa dalam berorganisasi, urgensi roda dan budaya berorganisasi akan semakin
berorganisasi, manfaat berorganisasi, dan diminati. Hal tersebut didukung pula dengan
menampung aspirasi mahasiswa agar bisa adanya Dirmawa sebagai unit pelaksana
diarahkan sesuai dengan minatnya. Selain itu, pembantu pimpinan yang bertugas menye-
upaya yang dilakukan ormawa yaitu lenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
mengadakan penggalangan dana dari berbagai pembinaan organisasi kmahasiswaan, program
donator untuk memenuhi kebutuhan dalam kemahasiswaan, dan kesjahteraan mahasiswa.
setiap kegiatan yang dilaksanakan. Namun, dari semua pemaparan itu peran
Upaya lain yaitu dengan mengedepankan ormawalah yang lebih penting dalam mengajak
dan mengarahkan minat serta kebutuhan dan menyosialisasikan bahwa betapa besar
mahasiswa saat ini. Hal tersebut dilakukan manfaat dalam berorganisasi. Tidak hanya
dengan cara yang lembut serta tidak menggurui. penting, tetapi organisasi menjadi kebutuhan
Lembagapun harus ikut berperan dalam proses bagi mahasiswa dalam mengembangkan diri
pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan terutama mahasiswa harus memiliki kete-
organisasi kemahasiswaan terutama dalam rampilan kewarganegaraan (civic skill). Setiap
mengembangkan civic skills. Misalnya, dalam aktivitas yang dilakukan ormawa pada
salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa prinsipnya adalah upaya melestarikan budaya
dapat melampirkan surat keterangan aktif berorganisasi. Dengan banyaknya ormawa di
dalam organisasi. Dengan hal tersebut UPI, hal tersebut menjadi bukti salah satu
mahasiswa tergugah hatinya untuk mengikuti upaya dalam melestarikan budaya berorgani-
organisasi. Selain itu, lembaga dapat sasi, mahasiswa diberikan pilihan untuk masuk
menyediakan sekretariat yang nyaman bagi dalam organisasi mana pun sesuai dengan
mahasiswa dan waktunya tidak terlalu dibatasi minat dan bakat masing-masing.
selama tempat tersebut digunakan untuk
kegiatan organisasi. DAFTAR PUSTAKA
Berbagai upaya dilakukan oleh organisasi Creswell, J. W. (1998). Research Design
kemahasiswaan dalam mengatasi permasalahan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
yang menghambat pelaksanaan keterampilan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
kewarganegaraan. Dapat disimpulkan bahwa Creswell, J. W. (2010). Qualitative inquiry and
berbagai upaya telah dilakukan organisasi research design : choosing among five
kemahasiswaan dalam melestarikan budaya tradition. London : Sage Publication
organisasi. Misalnya dengan cara membuat Denzin, NK dan Yvonna S. Lincoln (2009).
sistem pengkaderan yang kuat, baik secara Handbook of Qualitative Research.
formal maupun informal, menciptakan agenda Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dan program kerja yang dapat menarik minat Darmawan, C. (2009). Memahami Demokrasi:
mahasiswa dalam berorganisasi, urgensi Persepektif Teoretis dan Empiris.
berorganisasi, manfaat berorganisasi, dan Bandung: Pustaka Aulia Press.
menampung aspirasi mahasiswa agar bisa Ganda, Yahya. (2004) Petunjuk Praktis: Cara
diarahkan sesuai dengan minatnya. Selain itu, Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi.
organisasi harus bisa mengedepankan dan Jakarta: Grasindo.
mengarahkan minat serta kebutuhan mahasiswa Hasibuan, Malayu S. P. (2004). Organisasi dan
saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan cara Motivasi (Dasar Peningkatan
yang lembut serta tidak menggurui. Produktivitas). Jakarta: PT Bumi Aksara
Lembagapun harus ikut berperan dalam proses Kantaprawira, Rusadi. (2002). “ Sistem Politik
pelaksanaan program yang dilaksanakan Indonesia”. Bandung: Sinar Baru.
organisasi kemahasiswaan terutama berkenaan
dengan civic skill. Misalnya, dalam salah satu
74 Kosasih, Peranan organisasi kemahasiswaan dalam pengembangan…..

Moleong, Lexy. (2010). Metodologi Penelitian Cholisin. (2010). Penerapan Civic Skills dan
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Civic Dispositions dalam Mata
Rosdakarya. Murdiono, Mukhamad. (2008). Peningkatan
Mulyana, Dedi (2002). Metodologi Penelitian Keterampilan Kewarganegaraan
Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu (Civic Skills) Melalui Penerapan Strategi
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Pembelajaran Berbasis Masalah
Bandung : Remaja Rosda Karya (Problem Based Learning). Tersedia di:
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/13
Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito 2304487/B3-
Nazir, Muhammad (1999). Metode Penelitian. JURNAL%20PENELITIAN%20ILMU%
Jakarta: Ghalia Indonesia. 20PENDIDIKAN_1.pdf. Diakses 6
Robert K. Yin (2013). Studi Kasus Desain & Januari 2016.
Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Sapriya & Maftuh, B. (2005). Jurnal Civicus
Persada. Pembelajaran PKn melalui Pemetaan
Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Konsep. Bandung: Jurusan PKn FPIPS
Education: Konteks, Landasan, Bahan UPI.
Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Syam, Syaifullah. 2005. Pola Adaptasi
Program Studi PKn SPs UPI. Mahasiswa Baru Jurusan PMPKN FPIPS
Winataputra dan Saripudin Udin. (2001). UPI, Studi Analitis Pada Mahasiswa
Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Baru Jurusan PMPKN FPIPS UPI. Jurnal
Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Civicus1, (5), 372-382
Demokrasi. Desertasi Pascasarjana UPI. Yamanto, Redi. (2014). Peranan Pendidikan
Bandung: tidak diterbitkan Kewarganegaraan dalam
White, Charles. (2002). The Nature Of Membentuk Kesadaran Mahasiswa Sebagai
Civics Education.Makalah disajikan Warga Global. Jurnal FPIPS UPI.
dalam acara PELATIHAN DOSEN PKN Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2009
[CIVIC EDUCATION] TAHUN 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Hotel Millennium, Jakarta, Indonesia Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional
Wuryan, Sri, dan Syaifullah. (2008). Ilmu No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
Kewarganegaraan (Civics). Bandung Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Laboratorium Pendidikan Kewargane- 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
garaan UPI Tinggi
Zuriah, Nurul. (2006). Metedologi Penelitian
Sosial Dan Pendidikan (Teori Aplikasi).
Jakarta : PT Bumi Aksara.

You might also like